S SOS 1001609 Chapter3

(1)

37

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara dimana peneliti dapat memperoleh data sesuai tujuan awal penelitian. Sebagaimana dikemukakan Sugiyono (2013, hlm. 2) bahwa, “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Lebih lanjut (Achmadi, hlm. 2) memberikan penjelasan mengenai metodologi penelitian, yakni sebagai berikut:

Metodologi penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan/mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis, sampai menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah.

Melihat permasalahan yang akan dijadikan sumber data dalam penelitian, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2012, hlm. 4) mendefinisikan, „Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.‟

Selanjutnya Cresswel (2010, hlm. 4) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif merupakan, “...metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.” Akan sangat relevan jika penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, karena berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti.

Penelitian kualitatif selalu memandang sesuatu hal sebagai sesuatu yang utuh, karena dalam pelaksanaannya metode kualitatif harus bisa menggambarkan hasil penelitian secara menyeluruh. Moleong (2012, hlm. 6) mengemukakan bahwa:


(2)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialamki oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Pendekatan kualitatif dipilih karena permasalahan yang diteliti dalam penelitian pola interaksi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah di Desa Jalatrang membutuhkan sejumlah data lapangan untuk mengungkap fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Penelitian ini sendiri menggunakan metode penelitian deskriptif. Pemilihan metode deskriptif ini tentu harus sesuai dengan tujuan penelitian, seperti di kemukakan oleh Mayer dan Greenwood (dalam Silalahi, 2010, hlm 27) membedakan dua jenis deskripsi, yakni deskripsi kualitatif dan deskripsi kuantitatif. Sebagaimana penjelasannya sebagai berikut:

Deskripsi kualitatif semata-mata mengacu pada identifikasi sifat-sifat yang membedakan atau karakteristik sekelompok manusia, benda atau peristiwa. Pada dasarnya, deskripsi kualitatif melibatkan proses konseptualisasi dan menghasilkan pembentukan skema-skema klasifikasi.

Dalam penelitian deskriptif, peneliti berusaha untuk menjelaskan pemecahan masalah yang diteliti, seperti yang dikemukakan Achmadi (2007, hlm. 44) bahwa, “Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis, dan menginterpensi.”

Adapun alasan peneliti menggunakan metode deskriptif dalam penelitian ini karena tujuan peneliti sendiri ingin menggambarkan pola interaksi pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah di Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis dan bukan igin menguji sebuah hipotesis.


(3)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. SUBJEK DAN LOKASI PENELITIAN

1. Subjek Penelitian

Pada penelitian kualitatif, data atau informasi diperoleh dari sumber yang memberikan informasi mengenai permasalahan yang ditanyakan peneliti dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Subjek penelitian adalah orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Seperti dikemukakan Silalahi (2010, hlm. 250) bahwa:

Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang yang padanya melekat data tentang objek penelitian. Oleh karena itu, subjek penelitian memiliki kedudukan sentral dalam penelitian karena data tentang gejala atau variabel atau masalah yang diteliti berada pada subjek penelitian.

Adapun pemilihan subjek penelitian berdasarkan pada tujuan penelitian dengan tidak mengambil subjek secara acak, karena pihak yang akan dijadikan subjek harus memudahkan peneliti. Seperti yang dikemukakan Moleong (2012, hlm. 224) bahwa, ”...pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sample).” Subjek dalam penelitian ini adalah setiap keluarga yang bertempat tinggal terpisah yang ada di Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis. Penentuan subjek penelitian berdasarkan purposive ini dianggap bahwa subjek penelitian yang terpilih mewakili masyarakat yang bersifat homogen. Diharapkan dengan adanya subjek penelitian yang diambil secara (purposive) atau bertujuan dapat menyajikan data yang valid tentang pola interaksi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah di Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan hal yang sangat penting. Tanpa ada lokasi, peneliti akan sulit untuk menemukan dan memecahkan masalah. Penelitian ini dilakukan di Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis, peneliti menganggap wilayah ini memenuhi syarat untuk dijadikan tempat penelitian.


(4)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lokasi penelitian berkaitan dengan judul skripsi yang penulis ambil, dilihat dari sisi sejarah wilayah ini sudah sejak dahulu didiami oleh keluarga yang mendukung untuk dijadikan subjek penelitian. Desa Jalatrang sendiri memiliki lima wilayah Dusun yang berbeda, dari kelima wilayah tersebut tentu seluruh Dusun dijadikan lokasi penelitian.

Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah dusun yang didiami oleh subjek penelitian yang akan diteliti sehingga penulis akan mendapatkan hasil yang maksimal, diantaranya Dusun Desa, Dusun Cimanggu, Dusun Cikandung, Dusun Babakan, dan Dusun Cidoyang.

C. DEFINISI OPERASIONAL

1. Pola Interaksi

Pola interaksi disini diartikan sebagai suatu hubungan timbal balik diantara sesama anggota keluarga dimana adanya suatu tatanan, aturan, cara, serta hal-hal yang mendukung berlangsungnya suatu kehidupan di dalam sebuah kelompok atau keluarga yang dimaksudkan dalam penelitian.

2. Interaksi Keluarga

Interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi ketika satu, dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide efek dua arah ini penting dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari hubungan satu arah pada sebab akibat. Kombinasi dari interaksi-interaksi sederhana dapat menuntun pada suatu fenomena baru yang mengejutkan. Dalam hal ini interaksi keluarga berarti suatu hubungan yang dilakukan sesama anggota keluarga agar keberlakuan dari fungsi keluarga dapat berjalan dan dilakukan oleh masing-masing anggota keluarga.

3. Pasangan Suami Istri

Pasangan suami istri diartikan sebagai pasangan yang terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan yang hidup bersama mengarungi bahtera rumah tangga setelah adanya suatu ikatan yang sah dan tentunya telah melaksanakan pernikahan secara sah baik menurut hukum agama maupun hukum negara.


(5)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Pasangan Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Pasangan yang bertempat tinggal terpisah berarti pasangan suami istri yang telah menikah namun pada kehidupannya mereka harus bertempat tinggal terpisah karena adanya suatu hal, dalam hal ini suami yang berperan sebagai kepala keluarga harus rela pergi merantau ke kota untuk mencari nafkah dan harus bertempat tinggal terpisah dengan keluarganya, tentu akan banyak persoalan diantaranya saja pola asuh, keberlangsungan fungsi keluarga, kebersamaan keluarga, dan lain sebagainya.

Jadi, berdasarkan definisi tersebut, inti permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian adalah pola interaksi keluarga di dalam keluarga yang pada kenyataannya harus bertempat tinggal terpisah karena adanya tuntutan suatu kewajiban yang lain, meskipun pasangan suami istri pada umunya hidup bersama dalam suatu lingkungan.

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Penelitian kualitatif tidak bisa melepaskan peneliti sebagai instrumennya, sebagaimana dikemukakan oleh Moleong (2012, hlm. 163) bahwa, “...ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperanserta, namun peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan sekenarionya.” Moleong (2012, hlm. 168) mengemukakan bahwa, “...kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya.”

Adapun Suyanto dan Sutinah (2005, hlm. 186) lebih lanjut mengemukakan bahwa, “...dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen. Validitas dalam metode-meotde kualitatif banyak bergantung pada keterampilan, kemampuan dan kecermatan orang yang melakukan kerja lapangan.” Dalam hal ini peneliti mempunyai peranan penting dari awal hingga akhir penelitian. Sebagai intrumen, peneliti melakukan pengamatan, pengumpulan data, hingga pelaporan. Untuk


(6)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan data sendiri diperlukan pedoman wawancara yang disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian.

E. PROSEDUR PENELITIAN

Pada pelaksanaan penelitian, untuk mempermudah penelitian, maka harus dilakukan berdasarkan prosedur penelitian. Adapun prosedur penelitian ialah sebagai berikut:

1. Persiapan Penelitian

Dalam tahap persiapan penelitian, peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk penelitian. Pada tahap ini peneliti memfokuskan suatu permasalahan yang akan diteliti. Ketika permasalahan sudah dianggap fokus, peneliti selanjutnya mengajukan judul dan proposal skripsi sesuai dengan fokus permasalahan yang akan diteliti.

Setelah proposal dan rancangan skripsi disetujui oleh dosen pembimbing skripsi, maka peneliti melakukan pra penelitian untuk memperoleh gambaran awal subjek dan lokasi penelitian.

2. Perizinan Penelitian

Perizinan dilakukan agar peneliti tidak menemukan kesulitan di lapangan ketika akan melakukan penelitian. Adapun perizinan tersebut diproses mulai dari tingkat program studi hingga pihak fakultas untuk selanjutnya surat izin dikeluarkan oleh pihak kampus (Universitas Pendidikan Indonesia) yang ditujukan kepada pemerintah Desa Jalatrang. Setelah mendapat surat izin penulis melakukan penelitian di tempat yang telah ditentukan yaitu Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis.

3. Pelaksanaan Penelitian

Tahapan ini merupakan tahap inti dari penelitian yang dilakukan, dimana peneliti mulai terjun ke lapangan untuk mencari jawaban-jawaban atas masalah yang menjadi fokus penelitian. Pada tahap pelaksanaan ini peneliti pada awalnya menghubungi pihak pemerintahan Desa Jalatrang untuk meminta informasi dan izin untuk melaksanakan penelitian. Kemudian mendatangi keluarga yang


(7)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi subjek penelitian untuk dilaksanakan wawancara. Ketika pengambilan data dianggap selesai maka peneliti membuat catatan hasil wawancara maupun mengenai hal yang dianggap penting yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

4. Pengolahan dan Analisis Data

Pada tahap ini, peneliti mengolah data yang diperoleh dari proses pengumpulan data. Selanjutnya data yang diolah dianalisis untuk mendapatkan kebenaran dalam menjawab fokus permasalahan.

5. Penyusunan Laporan

Bagian akhir penelitian, peneliti melaporkan hasil penelitiannya dengan laporan yang tersusun secara rapih sesuai dengan sistematika penulisan skripsi. Penulis menggabungkan seluruh bagian bab yang telah ditulis oleh peneliti.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan tahap paling menentukan dalam penelitian, karena tujuan penelitian adalah mendapatkan data. Sugiyono (2013, hlm. 225) menjelaskan bahwa, “...bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.”

Sedangkan menurut Suyanto dan Sutinah (2005, hlm. 186) menyebutkan bahwa ada tiga macam pengumpulan data secara kualitatif, “...pertama adalah wawancara mendalam, kedua adalah observasi, ketiga adalah penelaahan terhadap dokumen tertulis.” Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yakni observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi.

a. Observasi

Suyanto & Sutinah (2005, hlm. 186) mengemukakan bahwa:

Data yang didapat melalui observasi langsung terdiri dari pemerian rinci tentang kegiatan, perilaku, tindakan orang-orang, serta juga keseluruhan


(8)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemungkinan interaksi interpersonal, dan proses penataan yang merupakan bagian dari pengalaman manusia yang dapat diamati.

Kemudian Nasution dalam (Sugiyono, 2013, hlm. 226) menyatakan bahwa, „...observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.‟

Dengan melakukan observasi, peneliti bisa melihat secara langsung pola interaksi keluarga pada pasangan suami istri bertempat tinggal terpisah di Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis. Selain itu, dengan teknik observasi peneliti akan lebih mampu memahami konteks data secara keseluruhan, serta dapat melihat hal-hal yang kurang atau belum diamati oleh peneliti. Observasi akan terus dilakukan sampai informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan awal penelitian dapat terpenuhi dan tercapai.

b. Wawancara

Moleong (2012, hlm. 186) mengemukakan bahwa:

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Sementara Suyanto dan Sutinah (2005, hlm. 186) mengemukakan bahwa dengan wawancara, “...data yang diperoleh terdiri dari kutipan langsung dari orang-orang tentang pengalaman, pendapat, perasaan, dan pengetahuan.”

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi dari informan sebagai subjek penelitian mengenai permasalahan yang ditanyakan. Dengan menggunakan teknik ini informan diharapkan mampu menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Wawancara dilakukan seiring dengan berlangsungnya penelitian, peneliti melakukan wawancara kepada keluarga yang suaminya pergi merantau ke kota sehingga keluarga tersebut dapat dikatakan sebagai keluarga yang bertempat tinggal terpisah.


(9)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Dokumentasi

Sugiyono (2013, hlm. 240) mengemukakan, “...dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.” Sementara Suyanto & Sutinah (2005, hlm. 186) mengemukakan bahwa:

Data yang diperoleh dari metode ini berupa cuplikan, kutipan, atau penggalan-penggalan dari catatan organisasi, klinis, atau program; memorendum-memorendum dan korespondensi; terbitan dan laporan resmi; buku harian pribadi; dan jawaban tertulis yang terbuka terhadap kuesioner dan survey.

Teknik dokumentasi tentu akan mempermudah peneliti untuk bisa menyimpan atau menemukan sumber data yang stabil, terpercaya, dan akurat. Dalam penelitian ini studi dokumentasi yang akan digunakan berupa foto, profil desa, serta catatan hasil wawancara.

2. Analisis Data

Analisis data diperlukan untuk mendapatkan informasi yang berarti agar dapat mengungkapkan permasalahan yang diteliti. Nasution (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 245) menyatakan, „...analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.‟ Sementara analisis data kualitatif dijelaskan oleh Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2012, hlm. 248) bahwa:

Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskaan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Tahapan yang dilakukan untuk melakukan analisis data menurut Miles & Huberman (dalam Silalahi, 2010, hlm.339) mengemukakan bahwa, „...kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.‟ Dengan mengacu pendapat diatas, maka proses data yang dilakukan adalah sebagai berikut:


(10)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Reduksi Data

“Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.” (Silalahi, 2010, hlm. 339). Pada penelitian ini, data yang terkumpul diseleksi untuk kemudian dirangkum dan disesuaikan dengan fokus yang telah ditetapkan. Data dikelompokkan berdasarkan tema dan rumusan masalah yang dibuat.

b. Penyajian Data

Menurut Silalahi (2010, hlm. 340) penyajian data yaitu, “...sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.” Dengan adanya data yang disajikan, peneliti melihat dan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan, menganalisis kembali ataukah mengambil tindakan atas pemahaman yang didapat dari penyajian data.

c. Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Menurut Silalahi (2010, hlm. 341) mengemukakan bahwa:

Kesimpulan final mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data berakhir, bergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan pemberi dana.

Untuk itu perlu adanya verifikasi untuk menguji kebenaran data-data yang telah diperoleh. Silalahi (2010, hlm. 341) mengemukakan verifikasi harus dilakukan ketika, “...makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekukuhannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya.” Maka ketika akan menyimpulkan data-data yang diperoleh, peneliti akan melakukan verifikasi untuk menguji validitasnya. Kesimpulan awal dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti yang kuat dan dapat dilakukan tahap pengumpulan data berikutnya. Makna


(11)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang muncul dari data harus diuji kebenarannya serta kecocokannya dengan tujuan awal penelitian.

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dari penelitian yang dilakukan tentu harus dipilih dan dipilah mana yang dianggap paling memenuhi tujuan awal penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan sehingga data tidak penting akan diabaikan. Selanjutnya dapat dilakukan penginterpretasian data dengan mendeskripsikan hasil penelitian. Setelah data dipahami maka tahap selanjutnya adalah penarikan kesimpulan. Dari data tersebut dapat dilihat gambaran pola interaksi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah.

G. Pengujian Keabsahan Data

Untuk memeriksa keabsahan data yang diperoleh maka harus melakukan uji kredibilitas data. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 270) bahwa:

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck.

Pada penelitian ini untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan dua cara, yakni member check dan triangulasi. Sebagaimana dipaparkan oleh Sugiyono (2008, hlm. 263) yaitu sebagai berikut:

a. Member check yaitu pengecekan atau verifikasi data kepada subjek yang diteliti. Tujuan member check agar data atau informasi yang didapat sesuai dengan apa yang dimaksud oleh sumber data atau informan; b. Triangulasi, yaitu pengecekan kebenaran data yang diperoleh dari

berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi berfungsi untuk mengecek validasi data dengan menilai kecukupan data dari sejumlah data yang beragam.

Pada penelitian ini member check dilakukan untuk mengecek ulang atau verifikasi data yang sudah diperoleh peneliti kepada subjek peneliti sebagai informan agar tidak terjadi kesalahpahaman dan tidak berpengaruh terhadap penarikan kesimpulan yang akan dilakukan peneliti. Peneliti menggunakan pertanyaan-pertanyaan dari pedoman wawancara agar informasi yang diperoleh


(12)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

benar-benar jelas dan peneliti akan lebih mengerti tentang apa yang dimaksud oleh informan.

Triangulasi dilakukan dengan tujuan untuk menggabungkan data yang peneliti dapatkan dari observasi, wawancara, dan studi dokumentasi sehingga peneliti akan mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Triangulasi dilakukan pada teknik pengumpulan data. Secara berturut-turut peneliti akan melakukan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Observasi Wawancara

Dokumentasi

Gambar 3.1 Triangulasi teknik pengumpulan data Sumber Sugiyono (2013, hlm. 273)

Berikut telah dipaparkan pengujian keabsahan data yang akan digunakan dalam penelitian ini. Peneliti harapkan dengan menggunakan teknik pengujian keabsahan data yang digunakan akan membantu peneliti menjawab permasalahan dan menghasilkan data yang credible serta memenuhi kriteria keabsahan data.


(1)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi subjek penelitian untuk dilaksanakan wawancara. Ketika pengambilan data dianggap selesai maka peneliti membuat catatan hasil wawancara maupun mengenai hal yang dianggap penting yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

4. Pengolahan dan Analisis Data

Pada tahap ini, peneliti mengolah data yang diperoleh dari proses pengumpulan data. Selanjutnya data yang diolah dianalisis untuk mendapatkan kebenaran dalam menjawab fokus permasalahan.

5. Penyusunan Laporan

Bagian akhir penelitian, peneliti melaporkan hasil penelitiannya dengan laporan yang tersusun secara rapih sesuai dengan sistematika penulisan skripsi. Penulis menggabungkan seluruh bagian bab yang telah ditulis oleh peneliti.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan tahap paling menentukan dalam penelitian, karena tujuan penelitian adalah mendapatkan data. Sugiyono (2013, hlm. 225) menjelaskan bahwa, “...bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi

dan gabungan keempatnya.”

Sedangkan menurut Suyanto dan Sutinah (2005, hlm. 186) menyebutkan

bahwa ada tiga macam pengumpulan data secara kualitatif, “...pertama adalah wawancara mendalam, kedua adalah observasi, ketiga adalah penelaahan terhadap

dokumen tertulis.” Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yakni observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi.

a. Observasi

Suyanto & Sutinah (2005, hlm. 186) mengemukakan bahwa:

Data yang didapat melalui observasi langsung terdiri dari pemerian rinci tentang kegiatan, perilaku, tindakan orang-orang, serta juga keseluruhan


(2)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemungkinan interaksi interpersonal, dan proses penataan yang merupakan bagian dari pengalaman manusia yang dapat diamati.

Kemudian Nasution dalam (Sugiyono, 2013, hlm. 226) menyatakan bahwa,

„...observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh

melalui observasi.‟

Dengan melakukan observasi, peneliti bisa melihat secara langsung pola interaksi keluarga pada pasangan suami istri bertempat tinggal terpisah di Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis. Selain itu, dengan teknik observasi peneliti akan lebih mampu memahami konteks data secara keseluruhan, serta dapat melihat hal-hal yang kurang atau belum diamati oleh peneliti. Observasi akan terus dilakukan sampai informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan awal penelitian dapat terpenuhi dan tercapai.

b. Wawancara

Moleong (2012, hlm. 186) mengemukakan bahwa:

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Sementara Suyanto dan Sutinah (2005, hlm. 186) mengemukakan bahwa dengan wawancara, “...data yang diperoleh terdiri dari kutipan langsung dari orang-orang tentang pengalaman, pendapat, perasaan, dan pengetahuan.”

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi dari informan sebagai subjek penelitian mengenai permasalahan yang ditanyakan. Dengan menggunakan teknik ini informan diharapkan mampu menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Wawancara dilakukan seiring dengan berlangsungnya penelitian, peneliti melakukan wawancara kepada keluarga yang suaminya pergi merantau ke kota sehingga keluarga tersebut dapat dikatakan sebagai keluarga yang bertempat tinggal terpisah.


(3)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Dokumentasi

Sugiyono (2013, hlm. 240) mengemukakan, “...dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.” Sementara Suyanto & Sutinah (2005, hlm. 186) mengemukakan bahwa:

Data yang diperoleh dari metode ini berupa cuplikan, kutipan, atau penggalan-penggalan dari catatan organisasi, klinis, atau program; memorendum-memorendum dan korespondensi; terbitan dan laporan resmi; buku harian pribadi; dan jawaban tertulis yang terbuka terhadap kuesioner dan survey.

Teknik dokumentasi tentu akan mempermudah peneliti untuk bisa menyimpan atau menemukan sumber data yang stabil, terpercaya, dan akurat. Dalam penelitian ini studi dokumentasi yang akan digunakan berupa foto, profil desa, serta catatan hasil wawancara.

2. Analisis Data

Analisis data diperlukan untuk mendapatkan informasi yang berarti agar dapat mengungkapkan permasalahan yang diteliti. Nasution (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 245) menyatakan, „...analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai

penulisan hasil penelitian.‟ Sementara analisis data kualitatif dijelaskan oleh Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2012, hlm. 248) bahwa:

Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskaan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Tahapan yang dilakukan untuk melakukan analisis data menurut Miles & Huberman (dalam Silalahi, 2010, hlm.339) mengemukakan bahwa, „...kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.‟ Dengan mengacu pendapat diatas, maka proses data yang dilakukan adalah sebagai berikut:


(4)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Reduksi Data

“Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.” (Silalahi, 2010, hlm. 339). Pada penelitian ini, data yang terkumpul diseleksi untuk kemudian dirangkum dan disesuaikan dengan fokus yang telah ditetapkan. Data dikelompokkan berdasarkan tema dan rumusan masalah yang dibuat.

b. Penyajian Data

Menurut Silalahi (2010, hlm. 340) penyajian data yaitu, “...sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.” Dengan adanya data yang

disajikan, peneliti melihat dan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan, menganalisis kembali ataukah mengambil tindakan atas pemahaman yang didapat dari penyajian data.

c. Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Menurut Silalahi (2010, hlm. 341) mengemukakan bahwa:

Kesimpulan final mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data berakhir, bergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan pemberi dana.

Untuk itu perlu adanya verifikasi untuk menguji kebenaran data-data yang telah diperoleh. Silalahi (2010, hlm. 341) mengemukakan verifikasi harus dilakukan ketika, “...makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekukuhannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan

validitasnya.” Maka ketika akan menyimpulkan data-data yang diperoleh, peneliti akan melakukan verifikasi untuk menguji validitasnya. Kesimpulan awal dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti yang kuat dan dapat dilakukan tahap pengumpulan data berikutnya. Makna


(5)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang muncul dari data harus diuji kebenarannya serta kecocokannya dengan tujuan awal penelitian.

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dari penelitian yang dilakukan tentu harus dipilih dan dipilah mana yang dianggap paling memenuhi tujuan awal penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan sehingga data tidak penting akan diabaikan. Selanjutnya dapat dilakukan penginterpretasian data dengan mendeskripsikan hasil penelitian. Setelah data dipahami maka tahap selanjutnya adalah penarikan kesimpulan. Dari data tersebut dapat dilihat gambaran pola interaksi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah.

G. Pengujian Keabsahan Data

Untuk memeriksa keabsahan data yang diperoleh maka harus melakukan uji kredibilitas data. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 270) bahwa:

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck.

Pada penelitian ini untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan dua cara, yakni member check dan triangulasi. Sebagaimana dipaparkan oleh Sugiyono (2008, hlm. 263) yaitu sebagai berikut:

a. Member check yaitu pengecekan atau verifikasi data kepada subjek yang diteliti. Tujuan member check agar data atau informasi yang didapat sesuai dengan apa yang dimaksud oleh sumber data atau informan; b. Triangulasi, yaitu pengecekan kebenaran data yang diperoleh dari

berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi berfungsi untuk mengecek validasi data dengan menilai kecukupan data dari sejumlah data yang beragam.

Pada penelitian ini member check dilakukan untuk mengecek ulang atau verifikasi data yang sudah diperoleh peneliti kepada subjek peneliti sebagai informan agar tidak terjadi kesalahpahaman dan tidak berpengaruh terhadap penarikan kesimpulan yang akan dilakukan peneliti. Peneliti menggunakan pertanyaan-pertanyaan dari pedoman wawancara agar informasi yang diperoleh


(6)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

benar-benar jelas dan peneliti akan lebih mengerti tentang apa yang dimaksud oleh informan.

Triangulasi dilakukan dengan tujuan untuk menggabungkan data yang peneliti dapatkan dari observasi, wawancara, dan studi dokumentasi sehingga peneliti akan mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Triangulasi dilakukan pada teknik pengumpulan data. Secara berturut-turut peneliti akan melakukan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Observasi Wawancara

Dokumentasi

Gambar 3.1 Triangulasi teknik pengumpulan data Sumber Sugiyono (2013, hlm. 273)

Berikut telah dipaparkan pengujian keabsahan data yang akan digunakan dalam penelitian ini. Peneliti harapkan dengan menggunakan teknik pengujian keabsahan data yang digunakan akan membantu peneliti menjawab permasalahan dan menghasilkan data yang credible serta memenuhi kriteria keabsahan data.