Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

BAB II
JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN)

2.1

Sejarah dan Pengertian Jaringan LAN
Konsep jaringan komputer lahir pada tahun 1940-an di Amerika dari sebuah

proyek pengembangan komputer MODEL I di laboratorium Bell dan group riset
Harvard University yang dipimpin profesor H. Aiken. Pada mulanya proyek tersebut
hanyalah ingin memanfaatkan sebuah perangkat komputer yang harus dipakai
bersama. Untuk mengerjakan beberapa proses tanpa banyak membuang waktu kosong
dibuatlah proses beruntun (Batch Processing), sehingga beberapa program bisa
dijalankan dalam sebuah komputer dengan kaidah antrian [1].
Ditahun 1950-an ketika jenis komputer mulai membesar sampai terciptanya
super komputer, karena mahalnya harga perangkat komputer maka ada tuntutan
sebuah komputer mesti

melayani beberapa terminal. Dari sinilah maka muncul

konsep distribusi proses berdasarkan waktu yang dikenal dengan nama TSS (Time

Sharing System), bentuk pertama kali jaringan (network) komputer diaplikasikan.
Bentuk jaringan TSS terlihat pada Gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1 Jaringan komputer model TSS
Pada sistem TSS beberapa terminal terhubung secara seri ke sebuah host/client
komputer. Dalam proses TSS mulai perpaduan teknologi komputer dan teknologi

6
Universitas Sumatera Utara

telekomunikasi yang pada awalnya berkembang sendiri-sendiri. Konsep ini
berkembang menjadi proses distribusi (Distributed Processing). Dalam proses ini
beberapa host komputer mengerjakan sebuah pekerjaan besar secara paralel untuk
melayani beberapa terminal yang tersambung secara seri disetiap host komputer.
Bentuk jaringan distribusi terlihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Jaringan komputer model distributed processing
Selanjutnya ketika harga-harga komputer kecil sudah mulai menurun dan
konsep proses distribusi sudah matang, maka penggunaan komputer dan jaringannya
sudah mulai beragam dari mulai menangani proses bersama maupun komunikasi antar

komputer (Peer to Peer System) saja tanpa melalui komputer pusat. Untuk itu
mulailah berkembang teknologi jaringan lokal yang dikenal dengan sebutan LAN
(Local Area Network). Demikian pula ketika internet mulai diperkenalkan, maka
sebagian besar LAN yang berdiri sendiri mulai berhubungan dan terbentuklah jaringan
raksasa ditingkat dunia yang disebut dengan istilah WAN (Wide Area Network) [1].
Berdasarkan standar IEEE, Local Area Network didefenisikan sebagai jaringan
komunikasi yang menghubungkan beberapa device, seperti personal computer, workstation,
printer, mainframe, dan data peripheral yang dapat mentransmisikan data dalam area yang

7
Universitas Sumatera Utara

terbatas. Jaringan LAN sangat cocok dibangun pada daerah gedung perkantoran, kampus,
rumah sakit, dan gedung-gedung lainnya [2].

2.2

Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah sejumlah komputer yang dikelompokkan dan


dihubungkan satu dengan yang lainnya menggunakan protocol komunikasi melalui
media transmisi atau media komunikasi, sehingga dapat saling berbagi data atau
informasi, program-program, penggunaan bersama piranti keras (printer, hardisk,
scanner, CD Room, serta piranti keras lainnya), dan memberikan layanan komunikasi
antar pemakai [3].
Dua komputer atau lebih dikatakan saling berhubungan (terkoneksi) bila saling
dapat bertukar informasi dan data. Hubungan antar komputer tersebut tidak terbatas
berupa kabel tembaga saja, namun bisa juga melalui fiber optic, gelombang mikro,
infrared, dan bahkan melalui satelit.
Dalam jaringan komputer, sebuah komputer dapat dinyatakan sebagai server.
Server merupakan komputer yang khusus digunakan sebagai pusat database, pusat
sistem, pusat penyimpanan file, atau yang lainnya. Tugasnya melayani semua
permintaan yang dilakukan oleh komputer lain yang disebut komputer klien (client).
Komputer klien biasanya digunakan untuk bekerja, sehingga sering disebut
workstation [4].
Namun demikian, keberadaan server dalam jaringan komputer tidak mutlak
harus ada. Tanpa server pun jaringan komputer bisa berjalan. Bila tidak ada server,
semua komputer mempunyai kedudukan yang sama. Penyimpanan file data bisa
diletakkan di setiap komputer atau di komputer tertentu [4].


8
Universitas Sumatera Utara

Bagi perusahaan atau organisasi, jaringan komputer dapat digunakan untuk
beberapa tujuan untuk [5]:
a. Berbagi pakai sumber daya (resorce sharing). Dengan resource sharing,
program, peralatan, atau data dapat digunakan oleh setiap orang yang ada
didalam jaringan, sekalipun jaraknya jauh.
b. Mendapatkan kehandalan tinggi (high reliability) dengan memiliki sumbersumber alternatif yang tersedia. Misalnya, semua file dapat disalin ke dua atau
tiga komputer, sehingga bila salah satu komputer tidak dapat dipakai, maka
salinan yang ada pada komputer lainnya dapat digunakan.
c. Penghematan uang (saving money). Dengan adanya jaringan komputer, setiap
komputer dapat saling mendukung sistem sehingga penggunaan komputer
mainframe yang harganya jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan
kecepatannya dapat dihindarkan.
d. Skalabilitas, yaitu kemampuan untuk meningkatkan kinerja sistem secara
berangsur-angsur sesuai dengan beban pekerjaan dengan hanya menambahkan
sejumlah processor.
Bagi masyarakat umum, jaringan komputer dapat menjadi daya tarik seperti :
a. Akses informasi yang berada ditempat yang jauh.

b. Komunikasi orang ke orang.
c. Hiburan interaktif.
Untuk memudahkan memahami jaringan komputer, para ahli kemudian
membagi

jaringan

komputer

berdasarkan

beberapa

klasifikasi,

diantaranya

berdasarkan hubungan antar komputer, jaringan komputer bisa dibedakan menjadi dua
macam yaitu [4]:
1.


peer to peer network
9
Universitas Sumatera Utara

2.

client-server network.
Sedangkan berdasarkan skala atau area, jaringan komputer dapat dibagi

menjadi 4 jenis, yaitu:
1. LAN (Local Area Network)
2. MAN (Metropolitan Area Network)
3. WAN (Wide Area Network)
4. Internet.
2.2.1

Peer To Peer Network
Peer to peer network merupakan salah satu model jaringan LAN dimana setiap


station atau terminal yang terdapat di dalam lingkungan jaringan tersebut bisa saling
berbagi. Gambar 2.3 menunjukkan jaringan peer to peer [5].

Gambar 2.3 Jaringan Peer to Peer
Setiap PC dapat mengakses semua peripheral yang tersambung dengan LAN,
seperti halnya printer,

disk, drives, CD. Drive dan semua PC yang lain dapat

mengggunakan peripheral yang tersambung dengan PC tersebut. Setiap PC pada jaringan
peer to peer dilengkapi dengan software yang memungkinkan PC itu bertindak sebagai nondedicated server.
Dalam hal ini setiap komputer berlaku sebagai server yang bisa diakses oleh
komputer lain. Keuntungan dari peer to peer ini adalah tidak dibutuhkannya

10
Universitas Sumatera Utara

administrator khusus yang mengelola jaringan dan tidak dibutuhkannya komputer
yang khusus diberlakukan sebagai server. Jadi jika salah satu komputer mati atau
down, maka tidak akan mengganggu kinerja komputer yang lain dan juga tidak

memerlukan biaya implementasi jaringan yang cukup mahal.
Kelemahan sistem ini adalah pemakaian bersama yang dapat mempengaruhi
kestabilan kinerja komputer yang sedang diakses secara bersama-sama tersebut.
Sebagai contoh, jika pemakai lokal sedang menggunakan komputer tertentu dan
kemudian pada saat yang sama komputer tersebut diakses oleh beberapa pemakai lain
untuk kegiatan-kegiatan yang memerlukan memori besar, maka pemakai lokal
tersebut akan dapat merasakan bahwa kemampuan kinerja komputernya menurun.
Kelemahan lain yang dapat dirasakan adalah adanya keamanan data yang kurang
terjamin karena pada model ini tidak dapat dibuat hak akses yang bertingkat terhadap
satu jenis station. Peer to peer network ini lebih banyak digunakan untuk pemakaian ringan
dan dibatasi pada LAN skala kecil yang jumlah simpulnya terbatas [5].

11
Universitas Sumatera Utara

2.2.2

Client-Server Network
Berbeda dengan model jaringan peer to peer, pada model client server network


ini dapat diberlakukan hak akses yang bertingkat pada setiap station-nya. Sistem ini
menggunakan satu atau lebih komputer yang khusus digunakan sebagai server yang
bertugas

melayani

kebutuhan komputer-komputer lain

yang

berperan

sebagai

client/workstation. Komputer server menyediakan fasilitas data dan sumber daya
seperti hard disk, printer, CD drive dan sebagainya yang dapat diakses oleh komputerkomputer lain sebagai workstation [5].
Keunggulan model client server adalah kemampuan dalam menjalankan
database multiuser dan adanya hak akses bertingkat yang akan lebih menjamin
keamanan data dari setiap station-nya. Model client server ini banyak digunakan
untuk menangani data yang memiliki kapasitas besar dan relatif lebih aman. Jaringan

client server ditunjukkan pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Jaringan Client Server

12
Universitas Sumatera Utara

2.2.3

LAN (Local Area Network)
LAN merupakan jaringan milik pribadi didalam sebuah kantor, gedung atau

kampus yang berjarak sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk
menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu
perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumber daya (resource,
misalnya printer) dan saling bertukar informasi. Suatu jaringan LAN ditunjukkan
pada Gambar 2.5 [6].

Gambar 2.5 Local Area Network
2.2.4


MAN (Metropolitan Area Network)
Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN

yang berukuran lebih besar dan menggunakan teknologi yang sama dengan LAN.
MAN sering digunakan untuk menghubungkan kantor-kantor perusahaan atau instansi
yang letaknya berjauhan, misalnya dari satu kota dengan kota yang lain. MAN mampu
menunjang komunikasi data dan suara, bahkan dapat dihubungkan dengan jaringan
televisi kabel. Jaringan MAN ditunjukkan pada Gambar 2.6 [4].

13
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.6 Metropolitan Area Network
2.2.5

WAN (Wide Area Network)
Wide Area Network (WAN) jangkauannya meliputi wilayah yang lebih luas,

mencakup beberapa provinsi, antar pulau, antar negara, bahkan antar benua. WAN
terdiri dari kumpulan komputer dan peralatan pendukungnya, sehingga dapat
menjalankan program-program aplikasi pemakai. Sebuah WAN menyediakan
transmisi data, suara, gambar, dan video dalam jarak jauh atas area-area geografis
yang luas. Jaringan WAN ditunjukkan pada Gambar 2.7 [4].

Gambar 2.7 Wide Area Network
2.2.6

Internet
Internet adalah interkoneksi jaringan-jaringan komputer yang ada di dunia.

Sehingga cakupannya sudah mencapai satu planet, bahkan tidak menutup
kemungkinan antar planet. Koneksi antar jaringan komputer dapat dilakukan berkat
dukungan protokol yang khas, yaitu IP (Internet Protocol) [4].

14
Universitas Sumatera Utara

Ada banyak jaringan komputer di dunia ini, yang seringkali menggunakan
perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda-beda. Akibatnya, jaringan satu
dengan yang lain terkadang menjadi tidak kompatibel. Agar mereka bisa saling
terhubung dalam jaringan internet, diperlukan sarana yang disebut gateway guna
menjembatani komunikasi. Jaringan internet ditunjukkan pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Jaringan Internet
2.3

Topologi Jaringan Local Area Network (LAN)
Topologi adalah istilah yang digunakan untuk menguraikan cara bagaimana

komputer terhubung dalam suatu jaringan. Berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis
topologi yang sering digunakan dalam jaringan LAN [6].
2.3.1

Topologi Bus
Topologi Bus termasuk konfigurasi multi titik. Seluruh stasiun terhubung

melalui suatu interface perangkat keras yang disebut tap yang langsung terhubung
kesuatu jalur transmisi linier, seperti yang terlihat pada Gambar 2.9 [6].

15
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.9 Topologi Bus
Pada Gambar 2.9 diatas terlihat bahwa, topologi bus ini mudah dipasang dan
murah. Namun bila terjadi sesuatu terhadap salah satu komputer, maka komputer
lainnya kemungkinan akan terganggu. Kecepatan yang bisa dicapaipun sangat terbatas
yaitu hanya 10 Mbps.
Topologi ini sangat cocok untuk pembangunan jaringan skala kecil. Jumlah
terminal dapat dikurang dan ditambah secara fleksibel. Namun demikian, jumlah
stasiun hendaknya perlu dibatasi, karena jika stasiun yang terhubung sangat banyak
maka kinerja jaringan akan turun drastis [6].
2.3.2

Topologi Cincin (Ring)
Hubungan yang terdapat pada topologi cincin adalah topologi point to point

dalam suatu loop tertutup seperti pada Gambar 2.10 [6].

16
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.10 Topologi Cincin (Ring)
Pada Gambar 2.10 di atas terlihat bahwa suatu LAN bertopologi ring
menggunakan port fisik dan kabel terpisah untuk mentransmisikan dan menerima
data. Setiap informasi yang diperoleh akan diperiksa alamat oleh stasiun yang
dilewatinya, jika bukan untuknya informasi dilewatkan sampai menemukan alamat
yang benar. Setiap stasiun dalam jaringan lokal yang terhubung dengan topologi ring
saling tergantung satu sama lain sehingga jika terjadi kerusakan pada suatu stasiun
maka seluruh jaringan akan terganggu. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan
cincin (ring) ganda dengan salah satu cincin back-up seperti yang dipakai pada
jaringan ring berteknologi FDDI [6].
2.3.3

Topologi Bintang (Star)
Dalam topologi bintang, sebuah elemen pusat (misalnya hub, bridge, atau

switch) bertindak sebagai pengatur dan pangendali semua komunikasi data yang
terjadi, seperti Gambar 2.11 [6].

17
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.11 Topologi Bintang (Star)
Pada Gambar 2.11 diatas terlihat bahwa, pengiriman data dari satu stasiun ke
stasiun lainnya harus melalui elemen pusat tersebut. Terminal pusat akan
menyediakan jalur komunikasi khusus antara dua stasiun yang akan berkomunikasi.
Topologi ini mudah untuk dikembangkan, baik untuk penambahan maupun
untuk pengurangan terminal. Banyaknya terminal yang dapat terhubung tergantung
pada jumlah port yang tersedia pada hub atau switch yang digunakan. Pada topologi
bintang star ini, hub atau switch yang digunakan akan menjadi titik kritis sehingga
perlu adanya perhatian dan pemeliharaan terhadap hub tersebut [6].
2.3.4

Topologi Mesh
Topologi mesh adalah topologi jaringan dimana semua perangkatnya

terhubung satu sama lain. Akibatnya dalam topologi mesh setiap perangkat dapat
berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju. Pada topologi mesh masingmasing perangkat tidak hanya berfungsi sebagai penerima data bagi dirinya sendiri
tapi juga sebagai penyedia data bagi perangkat yang lain [7].
Ada dua tipe yang dikenal dalam topologi jenis ini yaitu full connected dan
partial connected. pada tipe full connected semua perangkat dalam sebuah jaringan
saling terhubung satu sama lain. sedangkan pada partial connected hanya beberapa
18
Universitas Sumatera Utara

berangkat saja yang saling berhubungan. Untuk lebih jelasnya ditunjukkan pada
Gambar 2.12 dan Gambar 2.13 [7].

Gambar 2.12 Gambar topologi Mesh jenis full connection

Gambar 2.13 Gambar topologi mesh jenis partial connection
2.3.5

Topologi Pohon (Tree)
Topologi Tree pada dasarnya merupakan bentuk yang lebih luas dari topologi

star. Seperti halnya topologi star, perangkat (node, device) yang ada pada topologi
tree juga terhubung kepada sebuah pusat pengendali (central hub) yang berfungsi
mengatur traffic di dalam jaringan. Meskipun demikian, tidak semua perangkat pada
topologi tree terhubung secara langsung ke central hub. Sebagian perangkat memang
terhubung secara langsung ke central hub, tetapi sebagian lainnya terhubung melalui
secondary hub. Topologi tree ditunjukkan pada Gambar 2.14 [6].
19
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.14 Topologi Pohon (Tree)
Pada Gambar 2.14 diatas terlihat bahwa, topologi tree terdapat dua atau lebih
hub yang digunakan untuk menghubungkan setiap perangkat ke dalam jaringan.
Keseluruhan hub tersebut berdasarkan fungsinya terbagi menjadi dua bagian yaitu
Active hub dan Passive hub.
Active HUB berfungsi tidak hanya sekedar sebagai penerus sinyal data dari
satu komputer ke komputer lainnya, tetapi juga memiliki fungsi sebagai Repeater.
Sedangkan Passive HUB hanya berfungsi sebagai penerus sinyal data dari satu
komputer ke komputer lainnya.
2.3.6

Keuntungan dan Kerugian Masing-masing Topologi
Selain faktor biaya, lingkungan, ukuran, dan konektivitas, perlu diperhatikan

keuntungan dan kerugian dari masing-masing jenis topologi yang ada, seperti yang
dijelaskan pada Tabel 2.1.

20
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1 Keuntungan dan Kerugian Masing-masing Topologi
TOPOLOGI
BUS

RING

STAR

MESH

TREE

2.4

KEUNTUNGAN
KERUGIAN
1. Hemat kabel
1. Deteksi dan isolasi
2. Layout kabel sederhana
kesalahan terbatas
3. Mudah dikembangkan
2. Kepadatan lalu lintas
4. Tidak butuh kendali pusat
transmisi data tinggi
akan mengurangi kinerja
jaringan
3. Kecepatan menurun jika
pemakai bertambah.
4. Keamanan data kurang
terjamin jika terjadi
tubrukan
1. Hemat kabel
1. Pengembangan jaringan
2. Penataan kabel sederhana
lebih kaku
3. Dapat melayani lalu
2. Kerusakan pada media
lintas yang padat
pengirim atau media
terminal dapat
melumpuhkan kerja
seluruh jaringan
3. Lambat, karena
pengiriman menunggu
giliran token
1. Paling fleksibel
1. Jika node tengah
2. Pemasangan/perubahan
mengalami
stasiun sangat mudah dan
kerusakan, maka seluruh
tidak mengganggu bagian
jaringan akan terhenti
jaringan lain
2. Boros kabel
3. Kontrol terpusat
4. Kemudahan deteksi dan
isolasi
kesalahan/kerusakan
5. Kemudahaan pengelolaan
jaringan
1. Dapat menghubungkan
1. Konfigurasi jaringan
semua komputer secara
yang rumit.
langsung tanpa melalui
2. Boros kabel
komputer lain.
2. Tingkat keamanan yang
tinggi.
1. Dapat terbentuknya suatu 1. Apabila salah satu tidak
kelompok yang
berfungsi, maka
dibutuhkan pada setiap
kelompok dibawahnya
saat.
menjadi tidak efektif
2. Koneksi lambat

Perangkat Local Area Network (LAN)
21
Universitas Sumatera Utara

Untuk membangun jaringan lokal, ada dua jenis perangkat yang dibutuhkan,
yaitu perangkat lunak (sistem operasi jaringan) dan perangkat keras. Perangkat keras
standar untuk membangun LAN sederhana adalah server, stasiun (station), Network
Interface Card (NIC), hub, kabel dan konektor. Sedangkan untuk LAN yang skalanya
lebih luas, biasanya dibutuhkan perangkat tambahan untuk menghubungkan segmensegmen jaringannya yaitu bridge, switch, dan router [5].
2.4.1

Server
Server merupakan komputer yang berfungsi sebagai penyedia layanan untuk

seluruh pemakai (user). Komputer ini memiliki spesifikasi yang lebih tinggi dari pada
komputer workstation yang terhubung adanya. Berikut adalah beberapa aspek yang
harus diperhatikan dalam memilih komputer server [5]:
a. Tempat penyimpanan yang besar. Tempat yang besar bukan hanya dibutuhkan
untuk menampung data berbagai aplikasi yang hendak disimpan tetapi juga
untuk menampung data aplikasi antarmuka jaringan.
b. Random Access Memory (RAM) yang besar. RAM dalam jumlah besar
dibutuhkan untuk menyimpan instruksi pemrosesan data dalam jumlah besar.
c. Kecepatan yang tinggi. Banyaknya tugas yang harus dilaksanakan oleh server,
maka dibutuhkan kecepatan pemrosesan yang tinggi agar tetap diperoleh
waktu tanggap yang memadai.

22
Universitas Sumatera Utara

2.4.2

Stasiun (Station)
Dalam suatu jaringan terdapat beberapa komputer yang berfungsi sebagai

stasiun atau terminal akses (workstation). Komputer-komputer ini digunakan oleh
pemakai (user) untuk mengirim dan menerima data dari jaringan [5].
2.4.3

NIC (Network Interface Card)
NIC merupakan peralatan jaringan yang langsung berhubungan dengan

komputer dan didesain agar komputer-komputer dalam jaringan dapat saling
berkomunikasi dan juga menyediakan akses ke media fisik jaringan. NIC bekerja pada
layer fisik OSI. NIC akan menghasilkan bit-bit data yang sebenarnya besaran fisis
berupa listrik, gelombang elektromagnetik atau cahaya. Besaran fisis inilah yang
kemudian di transmisikan melalui media jaringan. Sebuah NIC ditunjukkan pada
Gambar 2.15 [4].

Gambar 2.15 Network Interface Card
2.4.4

Media Transmisi
Dalam suatu transmisi data, media transmisi merupakan jalur fisik di antara

pengirim dan penerima. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan media transmisi, di antaranya adalah kapasitas, keandalan, tipe data yang
didukung dan jarak. Semakin tinggi kecepatan data dan semakin jauh jaraknya, akan
semakin baik [5].
Secara mendasar, kabel dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
23
Universitas Sumatera Utara

a. Kabel Baseband (Base), yang hanya dapat mengirim satu sinyal.
b. Kabel Broadband yang dapat mengirim beberapa sinyal sekaligus dengan
frekuensi yang berbeda.
Sebagai contoh untuk jenis topologi ring umumnya menggunakan kabel fiber
optik (walaupun ada juga yang menggunaakan twisted pair). Topologi bus banyak
menggunakan kabel coaxial. Kesulitan utama dari penggunaan kabel coaxial adalah
sulit untuk mengukur apakah kabel coaxial yang dipergunakan benar-benar matching
atau tidak. Karena kalau tidak sungguh-sungguh diukur secara benar akan merusak
NIC (Network Interface Card) yang dipergunakan dan kinerja jaringan menjadi
terhambat, tidak mencapai kemampuan maksimalnya. Topologi jaringan star banyak
menggunakan jenis kabel UTP. Topologi jaringan dan jenis kabel yang umum
digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Topologi jaringan dan jenis kabel yang sering digunakan
Topologi Jaringan
Topologi Bus
Topologi Star
Topologi Ring

Jenis Kabel yang Umum Digunakan
Coaxial, Twisted Pair, Fiber
Twisted Pair, Fiber
Twisted Pair, Fiber

Ada tiga media kabel yang umum digunakan untuk transmisi data, khususnya
LAN, yaitu kabel coaxial, twisted pair dan fiber optic.
2.4.4.1 Kabel Coaxial
Kabel coaxial terdiri dari dua konduktor, yaitu kawat tembaga keras dan kaku
sebagai inti dan konduktor silindris yang berbentuk jalinan anyaman. Konduktor
bagian luar kabel ditutup dengan pelindung plastik yang aman. Kabel coaxial
memiliki jarak jangkau yang relatif jauh, yaitu 200 meter dengan kecepatan 10 Mbps.
Kabel ini hampir tidak terpengaruh oleh noise. Penggunaan kabel ini tidak aman,

24
Universitas Sumatera Utara

karena konektor-T dapat digunakan untuk membuat percabangan pada kabel. Terdapat
dua jenis kabel coaxial, yaitu coaxial baseband dengan impedansi karakteristik 50
Ohm yang digunakan untuk transmisi digital dan broadband dengan impedansi 75
Ohm untuk transmisi analog. Gambar kabel coaxial dapat dilihat pada Gambar 2.16
[5].

Gambar 2.16 Kabel Coaxial
2.4.4.2 Kabel Twisted Pair
Twisted pair adalah media transmisi yang paling hemat dan paling banyak
digunakan. Sebuah twisted pair terdiri dari dua kawat yang disekat yang disusun
dalam sebuah pola lilitan yang beraturan. Ada dua jenis kabel twisted pair yaitu
Unshielded Twisted Pair (UTP) dan Shielded Twisted Pair (STP). Gambar kabel
twisted pair ditunjukkan pada Gambar 2.17 [4].

Gambar 2.17 Kabel Twisted Pair
Kecepatan kabel UTP sekarang ini sudah semakin meningkat. Berdasarkan
kecepatan transfer data, kabel UTP dibagi atas 7 kategori, yaitu [5]:

25
Universitas Sumatera Utara

a. Kategori 1 yaitu kabel UTP yang digunakan untuk komunikasi suara (voice)
dan digunakan untuk kabel telepon dirumah-rumah.
b. Kategori 2 terdiri dari empat pasang kabel UTP dan digunakan untuk
komunikasi data sampai kecepatan 4 Mbps.
c. Kategori 3 digunakan untuk transmisi data dengan kecepatan sampai 10 Mbps
dan digunakan untuk protokol Ethernet.
d. Kategori 4 digunakan untuk transmisi data mencapai 16 Mbps.
e. Kategori 5 yaitu kabel UTP yang dapat menangani transmisi data dengan
kecepatan hingga 100 Mbps.
f. Kategori 6 memiliki kecepatan transfer data mencapai 1 Gbps.
g. Kategori 7 adalah kabel UTP yang dengan kecepatan 10 Gbps.
2.4.4.3 Kabel Fiber Optic
Serat optik (fiber optic) adalah suatu pemandu gelombang cahaya (light wave
guide) yang berupa suatu kabel tembus pandang (transparant), yang mana
pemampang dari kabel tersebut terdiri dari tiga bagian, yaitu : bagian tengah yang
disebut core dan bagian luar yang disebut cladding dan coating ( jacket). Cladding
pada serat optik membungkus atau mengelilingi core. Indeks bias bahan core harus
lebih besar dari indeks bias bahan cladding. Coating (jacket) berfungsi sebagai
pelindung core dan cladding dari tekanan fisik luar dan terbuat dari bahan plastik
yang berkualitas [12].
Bahan core tidak harus terbuat dari bahan yang sejenis dengan cladding, jadi
serat optik (fiber optic) bisa terbuat dari selembar senar transparant yang berfungsi
sebagai core dengan cladding udara, sebuah air sebagai core dan udara sebagai
claddingnya, dan lain sebagainya.

26
Universitas Sumatera Utara

Dalam bidang komunikasi optik, bahan serat optik (fiber optic) dibuat dari
bahan silica yang murni, baik sebagai core maupun cladding. Untuk membedakan
antara indeks bias core dan cladding, bahan silica murni tersebut diberi campuran
yang kadarnya berbeda untuk core dan cladding. Bentuk penampang kabel serat optik
(fiber optic) yang berbentuk lingkaran diameter standarnya adalah 125 μm (10-6
meter) atau sekitar 1/8 mm. Kabel serat optik ditunjukkan pada Gambar 2.18 [12].

Gambar 2.18 Kabel Fiber Optik
Serat optik sangat baik jika digunakan sebagai media transmisi pada LAN
khususnya jaringan tulang punggung (backbone). Berikut adalah beberapa kelebihan
yang dimiliki oleh serat optik [5]:
a. Redaman transmisi yang kecil.
b. Bidang frekuensi yang lebar.
c. Ukurannya kecil dan ringan.
d. Kebal terhadap interferensi elektromagnetik.
e. Tidak ada hubungan elektrik antara pengirim dan penerima.
f. Tingkat keamanannya tinggi.
2.4.5

Perangkat Tambahan LAN
Perangkat tambahan LAN merupakan perangkat penghubung yang digunakan

dalam instalasi jaringan LAN, seperti hub, bridge, switch dan router.

27
Universitas Sumatera Utara

1. Hub
Hub merupakan perangkat yang dapat menggandakan frame data yang berasal
dari salah satu komputer ke semua port yang terdapat pada hub tersebut. Sehingga
semua komputer yang terhubung dengan port hub akan menerima data juga. Hub
sangat mempengaruhi proses koneksi antar komputer sehingga jika hub mengalami
kerusakan maka seluruh jaringan komputer akan terputus dan terganggu. Hub bekerja
pada lapisan 1 OSI (Physical Layer). Sehingga dia hanya bekerja tak lebih sebagai
penyambung atau concentrator saja, dan hanya menguatkan sinyal di kabel UTP. Hub
tidak mengenal MAC Addressing / Physical Addressing sehingga tidak bisa memilih
data yang harus ditransmisikan sehingga tabrakan tidak bisa dihindari. Sebuah hub
ditunjukkan pada Gambar 2.19 [8].

Gambar 2.19 Hub
2. Bridge
Bridge merupakan perangkat jaringan yang digunakan untuk memperluas atau
memecah jaringan. Bridge berfungsi menghubungkan dan menggabungkan segmen
jaringan-jaringan di lapisan kedua OSI (data link). Bridge berbeda fungsinya dengan
hub dimana bridge tidak menyalin trafik dan mencampurnya ke semua port, bridge
akan mengetahui MAC Address yang dapat dijangkau melalui port-port tertentu.
Setelah bridge mengetahui port dan alamat yang dituju, bridge akan mengirimkan
trafik ke alamat tersebut hanya ke port yang dituju. Bridge tidak mengirimkan data ke
semua port, kecuali port yang berhak menerima data tersebut [9].
28
Universitas Sumatera Utara

Bridge

dapat

menghubungkan

jenis

jaringan

yang

sama,

misalnya

menghubungkan dua jaringan Ethernet seperti terlihat pada Gambar 2.20, dan jenis
jaringan yang berbeda, misalnya menghubungkan jaringan Ethernet dengan token ring
seperti yang terlihat pada Gambar 2.21 [5].

Gambar 2.20 Bridge menghubungkan tipe jaringan yang sama

Gambar 2.21 Bridge menghubungkan tipe jaringan yang berbeda
3. Switch
Switch merupakan perangkat jaringan yang bekerja pada lapisan 2 OSI (Data
Link). Switch bekerja sebagai penyambung dalam jaringan. Switch mengenal MAC
Addresing sehingga bisa memilih paket data yang akan diteruskan. Switch juga
digunakan sebagai repeater/ penguat serta berfungsi menghubungkan kabel-kabel
UTP komputer yang satu dengan komputer yang lainnya [8].

29
Universitas Sumatera Utara

Switch merupakan pengembangan dari konsep bridge. Ada dua jenis switch
berdasarkan arsitektur dasarnya, yaitu cut-through switch dan store-and-forwatd
switch. Cut-through switch memiliki kelebihan disisi kecepatan karena ketika sebuah
paket datang, switch hanya memperhatikan alamat tujuannya sebelum meneruskan
paket ke segmen tujuan. Sedangkan store-and-forward switch adalah switch yang
menerima paket dan menganalisa isi paket terlebih dahulu sebelum meneruskannya ke
alamat tujuan. Untuk memeriksa paket butuh waktu, tapi hal ini memungkinkan
switch untuk mengetahui adanya kerusakan pada paket dan mencegahnya agar tidak
mengganggu kerja jaringan. Switch ditunjukkan pada Gambar 2.22.

Gambar 2.22 Switch

30
Universitas Sumatera Utara

4. Router
Router adalah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan beberapa
jaringan, baik jaringan yang sama maupun berbeda dari segi teknologinya dan
merupakan sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau
internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing.
Proses routing terjadi pada lapisan 3 OSI (Network). Router berfungsi sebagai
penghubung antara dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan
ke jaringan lainnya. Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan
kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork atau
untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk
meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya. Biasanya router
digunakan pada jaringan berskala luas seperti Metropolitan Area Network (MAN),
Wide Area Network (WAN), ataupun jaringan publik internet. Simbol router
ditunjukkan pada Gambar 2.23 [11].

Gambar 2.23 Router Cisco
2.5

Routing
Routing adalah proses pengiriman data maupun informasi dengan meneruskan

paket data yang dikirim dari jaringan satu ke jaringan lainnya.
Dalam suatu jaringan lokal atau LAN, maka umumnya semua piranti jaringan
terhubung dengan satu atau beberapa switch dengan menggunakan kabel LAN.

31
Universitas Sumatera Utara

Koneksi jaringan antar LAN melalui WAN mereka masing-masing terhubung lewat
router dan routing protocol [14].
Konsep dasar routing bahwa dalam jaringan WAN kita sering mengenal yang
namanya TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol) sebagai alamat
sehingga pengiriman paket data dapat sampai ke alamat yang dituju (host tujuan).
TCP/IP membagi tugas masing-masing mulai dari penerimaan paket data sampai
pengiriman paket data dalam sistem. Sehingga, jika terjadi permasalahan dalam
pengiriman paket data dapat dipecahkan dengan baik.
Di dalam jaringan, router adalah perangkat yang digunakan untuk melakukan
routing trafik. Agar kita bisa melakukan routing paket, sebuah router membutuhkan
informasi sebagai berikut [15]:
1.

Alamat tujuan.

2.

Router-router tetangga (neighbor routers) dari mana sebuah router bisa
mempelajari tentang network remote.

3.

Route yang mungkin ke semua network remote.

4.

Route terbaik untuk setiap network remote.

5.

Bagaimana menjaga dan memverifikasi informasi routing.

Routing Protocol adalah protocol yang digunakan dalam dynamic routing.
Routing protocol mengizinkan router-router untuk berbagi informasi tentang jaringan
dan koneksi antar router [19].
Router dapat saling bekerja sama (dengan sesama router) berkat keberadaan
protokol routing. Protokol routing bersifat connectionless, dan proses routing
sepenuhnya ditentukan oleh jaringan. Pengirim tidak memiliki kendali terhadap paket
yang dikirimkannya. Router-lah yang memutuskan kemana paket data akan diteruskan
[20].
32
Universitas Sumatera Utara

Untuk membantu mencapai tujuan diperlukan peta jalan. Hal yang sama terjadi
juga dalam jaringan WAN. Jaringan WAN dibagi menjadi berbagai segmen dan
jaringan dengan jalur yang berbagai macam. Supaya suatu paket dapat mencapai
tujuannya, diperlukan suatu peralatan untuk mengatur paket-paket tersebut agar
mencapai tujuannya dengan jalan yang tersingkat. Agar router dapat mengetahui
bagaimana meneruskan paket-paket ke alamat yang dituju dengan menggunakan jalur
yang baik, router menggunakan peta atau tabel routing.
Tabel Routing pada umumnya berisi informasi tentang:
1. Alamat Network Tujuan
2. Interface Router yang terdekat dengan network tujuan
3. Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network
tujuan. Metric tesebut menggunakan teknik berdasarkan jumlah lompatan (Hop
Count).

Gambar 2.24 Tabel Routing

Pada layer TCP/IP, router dapat menggunakan protocol routing untuk
membentuk routing melalui suatu algoritma yang dapat menentukan path yang paling
optimal. Setelah rute ditentukan, maka informasi akan disimpan pada table routing.
Selanjutnya, router-router saling komunikasi melalui pertukaran informasi (exchange
messages) untuk memelihara dan meng-update table routing. Update table routing
terjadi ketika terjadi perubahan toplogi jaringan. Algoritma routing akan mengisi table
33
Universitas Sumatera Utara

routing dengan berbagai informasi. Informasi yang paling penting adalah informasi
next hop. Next hop merupakan “jalan” berikutnya yang bisa ditempuh oleh paket data
(yang sudah diforward oleh sebuah router) [20].
Secara umum ada dua jenis algoritma yang digunakan oleh protokol routing,
yaitu [20]:
1. Distance vector
2. Link state
Routing distance vector bertujuan untuk menentukan arah atau vector dan
jarak ke link-link lain dalam suatu internetwork. Informasi routing hanya diperoleh
dari router terdekat (tetangganya). Contohnya RIP (Routing Information Protocol),
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol), EIGRP (Enhanced Interior Gateway
Routing Protocol), BGP (Border Gateway Protocol). Sedangkan link-state bertujuan
untuk menciptakan kembali topologi yang benar pada suatu internetwork. Contohnya
OSPF (Open Short Path First).
2.5.1

Routing Statis
Static routing (routing statis) adalah jenis routing

yang merutekan jalur

spesifik yang ditentukan oleh user untuk meneruskan paket dari sumber ke tujuan.
Pada routing statis router meneruskan paket dari sebuah network ke network yang
lainnya berdasarkan rute yang ditentukan oleh administrator. Rute pada static routing
tidak berubah, kecuali jika diubah secara manual oleh administrator. Static routing ini
dapat dipakai pada jaringan sederhana yang hanya menggunakan beberapa buah
router dan berfungsi untuk menghemat penggunaan bandwidth [16].
Cara kerja routing statis ada 3 bagian, yaitu [15]:
1.

Konfigurasi router yang dilakukan oleh admin jaringan

34
Universitas Sumatera Utara

2.

Router melakukan routing berdasarkan informasi yang diterima dari tabel
routing

3.

Admin Jaringan menggunakan perintah ip route secara manual untuk
konfigurasi router dengan routing statis dan routing statis berguna untuk
melewatkan paket data yang ada pada jaringan.
Keuntungan menggunakan routing static yaitu [15]:

1. Static route lebih aman
2. Static route kebal dari segala usaha hacker untuk tujuan membajak traffic.
Kerugian Menggunakan routing static yaitu [15]:
1. Administrator jaringan harus mengetahui semua informasi dari masing-masing
router yang digunakan
2. Hanya dapat digunakan untuk jaringan berskala kecil
3. Admisnistrasinya cukup rumit, terlebih jika banyak router yang harus
dikonfigurasi secara manual
4. Rentan terhadap kesalahan saat entri data routing statis yang dilakukan secara
manual.

35
Universitas Sumatera Utara

2.5.2 Routing Dinamis
Routing dinamis merupakan routing yang mempelajari sendiri rute yang
terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke
network lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh
paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router
mempelajari paket, masing-masing router akan saling memberikan informasi kepada
router tetangganya dan bersama-sama membentuk suatu routing table, kemudian
router mempelajarinya sendiri [17].
Aktifitas routing dinamis yaitu [17]:
1. Automatic network discovery
2. memelihara dan meng-update table routing
Network discovery adalah kemampuan routing protokol untuk membagi
informasi tentang jaringan dengan router lainnnya dengan menggunakan routing
protokol yang sama. Daripada mengkonfigurasi router secara statis, routing dinamis
dapat secara otomatis membaca jaringan dari router-router lainnya. Pemilihan jalur
terbaik pada setiap jaringan terdapat pada tabel routing dengan menggunakan routing
dinamis. Setelah mengenal jaringannya, routing dinamik akan selalu meng-update dan
menentukan jalur-jalurnya pada tabel routingnya. Routing dinamis tidak hanya
membuat jalur terbaik ke jaringan yang berbeda, routing dinamis juga akan
menentukan jalur baru yang baik jika tujuannya tidak tersedia (jika topologinya
berubah).
Kelebihan routing dinamis [18]:
1.

Hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung dengan routernya (kakikakinya).

2.

Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.
36
Universitas Sumatera Utara

3.

Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router
mengkonfigurasi. Hanya router-router yang berkaitan saja.

4.

dinamic routing akan secara otomatis membagi informasi routingnya kepada
router yang lain dan menyesuaikan dengan topologi yang berubah tanpa
pengaturan dari seorang admin jaringan.
Kerugian routing dinamis diantaranya [18]:

1.

Beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui IP table pada setiap
waktu tertentu.

2.

Kecepatan pengenalan dan kelengkapan IP table terbilang lama karena router
membroadcast ke semua router sampai ada yang cocok sehingga setelah
konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua
alamat IP yang ada.

2.5.3 Routing Distance Vector
Protokol routing distance vector biasanya menggunakan sebuah algoritma
routing dimana setiap router secara periodik mengirimkan update routing kepada
semua tetangga (neighbor) dengan cara mem-broadcast seluruh isi tabel routing.
Algoritma Distance Vector memiliki ciri-ciri umum, yaitu:
1. Update Periodik
Update periodik berarti pada setiap rentang waktu tertentu, setiap router akan
mengirimkan update routing. Perlu diperhatikan disini, jika frekuensi update terlalu
sering, traffik bisa jadi terlalu padat dan membebani CPU router, jika frekuensi terlalu
jarang, convergence time jadi terlalu lama.

37
Universitas Sumatera Utara

2. Neighbors
Tetangga (Neighbor) bagi sebuah router berarti router lain yang berada pada
data link yang sama. Protokol routing distance vector mengirimkan update-nya
kepada router-router neighbor-nya dan bergantung pada neighbor untuk mengirimkan
informasi update kepada neighbor mereka yang lain. Karena alasan inilah, routing
distance vector disebut menggunakan update hop-by-hop.
3. Update Broadcast
Ketika router pertama kali aktif dalam network, bagaimana cara router
tersebut menemukan router-router yang lain dan memberitahukan keberadaan dirinya
sendiri. Cara paling sederhana adalah dengan mengirimkan update dengan tujuan
address broadcast (255.255.255.255). Router-router tetangga yang menggunakan
protokol routing yang sama akan menerima paket broadcast ini dan dapat mulai
bertukar informasi sebagai neighbor.
4. Update Seluruh Tabel Routing
Kebanyakan protokol routing distance vector mengambil cara paling mudah
untuk memberitahu neighbor semua yang diketahui dengan cara mem-broadcast
keseluruhan isi tabel routing. Neighbor yang menerima update ini akan
mengumpulkan informasi-informasi yang mereka butuhkan dan mengabaikan yang
lainnya.
Gambar 2.25 berikut menunjukkan cara kerja algoritma distance vector. Dalam
contoh ini, metric yang digunakan adalah hop count. Pada saat t0 Semua router baru
saja aktif. Dengan melihat tabel routing pada baris paling atas, pada saat t0 informasi
yang dimiliki oleh keempat router hanyalah network-network yang terhubung
langsung (directly connected). Pada tabel hal ini diindikasikan dengan entri yang tidak

38
Universitas Sumatera Utara

memiliki router next-hop dan hop count nya sama dengan 0. Setiap router akan membroadcast informasi ini pada setiap link yang terhubung pada masing-masing router.

Gambar 2.25 Tabel Routing Distance Vector
Pada saat t1, update pertama telah diterima dan diproses oleh semua router.
Kita lihat pada tabel routing A, update dari router B pada A mengatakan bahwa
Router B dapat mencapai network 10.1.2.0 dan 10.1.3.0, keduanya sejauh 0 hop. Jika
network sejauh 0 hop dari B, berarti network tersebut sejauh 1 hop dari A. Router A
menaikkan nilai hop sejauh 1 satuan dan memasukkan dalam tabel routing. Router A
sudah mengetahui network 10.1.2.0 dengan hop count 0, jadi Router A mengabaikan
informasi network 10.1.2.0 dengan hop count 1 (lebih besar dari hop count yang sudah
diketahui Router A).
Tetapi, network 10.1.3.0 merupakan informasi yang baru bagi A, jadi
informasi tersebut akan dimasukkan kedalam tabel routing-nya. Address source dari
paket update tersebut adalah interface router B (10.1.2.2), dengan begitu, informasi
yang dimasukkan akan memiliki address next-hop 10.1.2.2 dengan hop count sebesar

39
Universitas Sumatera Utara

1. Router-router yang lain juga melakukan operasi yang sama pada saat yang sama
(t1).
a. Route Invalidation Timers
Kini network pada gambar diatas telah convergence secara sempurna, Jika
network 10.1.5.0 down, maka jawabnya adalah mudah, Router D pada update yang
dijadwalkan akan memberikan tanda unreachable (tidak dapat dicapai) pada network
tersebut dan mengirimkan informasi tersebut pada update.
Tetapi, bagaimana jika router D yang mengalami kegagalan (down)? Router
A,B,dan C masih memiliki entri informasi network 10.1.5.0 pada tabel routing
mereka; padahal informasi tersebut tidak valid lagi, tetapi tidak ada router yang
menginformasikan hal ini. Router-router lain akan tetap memforward paket pada
network yang tidak dapat dicapai (inreachable) tanpa mengetahui fakta yang terjadi.
Problem ini dapat ditangani dengan cara menyetting route invalidation timer
untuk setiap entri dalam tabel routing. Misalnya, ketika C pertama kali mengenali
network 10.1.5.0 dan memasukkan informasi network tersebut kedalam tabel routing,
router C akan memberikan timer (pengukur waktu) untuk entri route tersebut. Setiap
update rutin yang diterima dari Router D, C akan mengabaikan informasi network
10.1.5.0 yang telah dikenali dan pada saat yang sama mereset timer pada entri route
tersebut.
Saat router D mengalami kegagalan, C tidak lagi mendapatkan update
mengenai network 10.1.5.0. Timer akan terus berjalan dan akan berakhir, C akan
menandai route sebagai unreachable (tidak dapat dijangkau) dan mengirimkan
informasi tersebut pada update berikutnya.

40
Universitas Sumatera Utara

b. Split Horizon
Split horizon adalah salah satu mekanisme untuk mencegah terjadi reverse
route diantar 2 router. Sebuah update route yang diberikan kembali kepada router
dimana paket informasi didapatkan disebut reverse route.
Fungsi terpenting dari protokol routing dinamik adalah untuk mendeteksi dan
mengatasi problem perubahan pada topologi network jika jalur terbaik pada network
tidak lagi dapat dijangkau, protokol harus mencari jalur terbaik berikutnya.
Kita lihat kembali pada network yang telah convergence pada gambar diatas,
dan misalkan network 10.1.5.0 mengalami kegagalan atau down. Router D akan
mendeteksi hal ini, dan menandai network sebagai unreachable (tidak dapat
dijangkau), dan mengirimkan informasi tersebut kepada Router C pada interval update
berikutnya. Akan tetapi, sebelum D mengirimkan update, update dari C tiba lebih
dulu, dan meng-klaim bahwa router D dapat menjangkau network 10.1.5.0 sejauh 1
hop. Router C akan menaikkan hop count dan memasukkan informasi tersebut
kedalam tabel routing yang mengindikasikan bahwa network 10.1.5.0 dapat dijangkau
melalui interface Router C 10.1.4.1 sejauh 2 hop.
Kini paket yang ditujukan untuk address 10.1.5.3 tiba pada router C, yang
kemudian akan memforward paket tersebut pada router D. Router D , dari informasi
didalam tabel routing akan memforward paket tersebut ke Route C, C kembali ke D,
dan begitu seterusnya. Terjadilah routing loop. Dengan mengimplementasikan split
horizon kemungkinan terjadinya routing loop dapat dicegah.
Ada 2 kategori split horizon, yaitu simple split horizon dan split horizon with
poisoned reverse. Atura pada simple split horizon adalah pada saat mengirimkan
update keluar melalui suatu interface, jangan pernah menyertakan informasi-informasi
network yang didapatkan dari update pada interface tersebut.
41
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.26 Simple Split Horizon
Aturan pada split horizon with poisoned reverse adalah, ketika mengirim
keluar update melalui suatu interface, maka setiap informasi network yang didapatkan
dari interface tersebut ditandai sebagai unreachable.

Gambar 2.27 Split Horizon With Poisoned Reverse
c. Counting to Infinity
Split horizon akan dapat mencegah loop yang terjadi antar neighbor, tetapi
tidak dapat menghentikan loop yang terjadi dalam network seperti pada gambar
dibawah ini. Misalkan network 10.1.5.0 down. Router D mengirimkan update yang
sesuai pada semua neighbornya, Router C (dengan tanda panah putus-putus) dan
Router B (dengan tanda panah biasa). Router B akan menandai jalur via D sebagai
unreachable, tetapi Router A meng-advertise jalur terbaik berikutnya untuk mencapai
10.1.5.0 yang adalah sejauh 3 hop. B memasukkan informasi ini pada tabel routing.

42
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.28 Router Dalam Melakukan Counting-to-infinity
B kini memberitahukan D bahwa B memiliki jalur alternatif untuk network
10.1.5.0. D memasukkan informasi ini dan mengupdate C dengan mengatakan bahwa
D memiliki jalur sejauh 4 hop. C memberi tahu pada A jalur 10.1.5.0 sejauh 5 hop. A
memberitahu pada B network tersebut sejauh 6 hop.
B mengganti nilai hop count menjadi 7 dan mengupdate D, dan berputar terus
seperti itu. Situasi ini disebut masalah counting-to-infinity karena hop count menuju
10.1.5.0 akan terus bertambah tak terbatas. Semua router mengimplementasikan split
horizon tetapi tidak dapat membantu mengatasi masalah ini.
Umumnya, protokol distance vector mendefinisikan infinity sebesar 16 hop.
Seiring dengan update yang terus berputar antar router pada gambar diatas, hop count
pada network 10.1.5.0 pada semua router akhirnya akan mencapai nilai 16. Pada saat
itu, network akan dianggap unreachable.
d. Triggered Updates
Triggered update, atau disebut juga flash update, sebenarnya sangat sederhana.
Jika terdapat perubahan metric lebih baik atau lebih buruk, router akan langsung
mengirimkan update tanpa menunggu periode update yang telah dijadwalkan. Reconvergence akan lebih cepat terjadi daripada jika semua router harus menunggu
untuk mengirimkan update pada waktu yang telah dijadwalkan seperti biasanya,

43
Universitas Sumatera Utara

masalah counting-to-infinity juga dapat dikurangi, walaupun tidak bisa dihilangkan
secara sempurna. Update regular masih bisa terjadi bersama dengan triggered update.
Karena itu setelah menerima update yang benar dari triggered update, router masih
dapat menerima informasi route yang salah dari router yang belum re-convergence.
e. Holddown Timers
Jika hop count dari suatu network bertambah, router akan mengeset holddown
timer untuk route network tersebut. Sampai timer tersebut berakhir, router tidak akan
mau menerima update baru untuk route tersebut. Efek sampingnya, waktu untuk reconvergence jadi lebih lama. Tidak seperti timer yang lain, holddown timer harus di
set secara hati-hati. Jika periode holddown timer terlalu pendek, akan jadi tidak
effektif, jika terlalu lama, akan mempengaruhi proses routing normal.
2.5.4

RIP (Routing Information Protokol)
Routing Information Protocol (RIP) merupakan routing protokol yang

menggunakan algoritma distance vector, yaitu algortima Bellman-Ford dan juga
merupakan sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN
(Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network) [19].
RIP bekerja dengan menambahkan satu angka metrik kepada routing apabila
melewati satu gateway. Satu kali data melewati satu gateway maka angka metriknya
bertambah satu. Metrik berdasarkan pada jumlah lompatan (hop count) utuk pemilihan
jalur, jika hop count lebih dari 15, maka paket dibuang. Jadi hop count yang ke-16
tidak dapat tercapai dan router akan memberikan pesan error destination is
unreachable (tujuan tidak tercapai).
Setiap router dengan algoritma distance-vector, ketika pertama kali dijalankan
hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak

44
Universitas Sumatera Utara

mengetahui topologi jaringan tempatnya berada. Router kemudian mengirimkan
informasi lokal tersebut dalam bentuk distance-vector ke semua link yang terhubung
langsung dengannya. Router yang menerima informasi routing menghitung distancevector, kemudian menambahkannya dengan metric link tempat informasi tersebut
diterima, dan memasukkannya ke dalam entri forwarding table jika dianggap
merupakan jalur terbaik. Informasi routing setelah penambahan metrik kemudian
dikirim lagi ke seluruh interface router, dan ini dilakukan setiap selang waktu tertentu.
Demikian seterusnya sehingga seluruh router di jaringan mengetahui topologi
jaringan tersebut.
Cara krja RIP sebagai berikut:
1. Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update routing dari gateway.
2. Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika menerima update
routing .
3. Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing table .Jika rute
sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai acuan.
4. Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada update dari gateway
tersebut dalam waktu tertentu
5. Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing pada alamat
broadcast di setiap network yang terhubung
Aktivitas kerja routing dinamis RIP dapat dilihat pada Gambar 2.29.

45
Universitas Sumatera Utara

mulai

setiap router mulai dengan sebuah vector jarak ke
semua tabel routing router-router yang terhubung
ke jaringan intern

setiap router memberitahukan besar vector
yang tersedia ke router tetangga

menghitung jarak lompatan yang ditempuh ke x
kemudian menyertakan ke dalam perhitungan
jarak ke x dari router tetangga

jarak ke x
diketahui

router memperbaharui
panjang jarak ke x

semua router
ke x sudah
diperiksa

selesai

Gambar 2.29 Alur Kerja Routing Dinamis RIP

46
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Routing Dinamis Degan Teknik OSPF(Open Shortest Path First) Pada Topologi Mesh Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

2 79 119

Implementasi Grid Computing Pada LAN ( Local Area Nework ).

3 79 55

Konfigurasi Routing Protocol Rip (Routing Information Protocol) Pada Jaringan Wide Area Network (Wan) Melalui Simulasi Dengan Packet Tracer 5.0

2 95 120

Analisis Kinerja Jaringan Local Area Network (LAN) Menggunakan Aplikasi Cisco Packet Tracer

10 67 97

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

0 1 16

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

0 0 1

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

0 0 5

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer Chapter III V

0 0 34

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

0 2 4

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

0 0 15