Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terha (1)

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Tambang yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Periode 2008-2013)
Gilang Muhammad Akbar (F0312057), Jurusan Akuntansi
Universitas Sebelas Maret
Email: Gilanggma83@gmail.com

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi yang di tandai oleh kemajuan teknologi informasi
yang begitu pesat sehingga tidak adanya hambatan-hambatan perdagangan antar
negara, lalu lintas keuangan internasional, dan keluar masuknya arus modal dan
investasi, maka tidak terlalu berlebihan bila dikatakan bahwa perkembangan
ekonomi suatu negara secara sederhana dapat dinilai dari seberapa jauh
kesuksesan dan perkembangan pasar modalnya (Marli, Soemarsono, dan ismail,
2010). Dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat, banyak perusahaan
melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan modalnya dalam rangka
mengembangkan usahanya, salah satu caranya adalah dengan menambah jumlah
kepemilikan saham melalui penerbitan saham baru (Junaeni dan Agustian, 2013).
Salah satu faktor yang membuat para investor menanamkan modalnya saat
berinvestasi adalah return yag tinggi, dengan return yang tinggi maka investor
berharap akan mendapatkan imbalan yang tinggi atas investasi yang dilakukan

(Fidhayantiin dan Dewi, 2012). Semakin tinggi return yang di dapat investor
maka akan semakin tinggi pula harga sahamnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan semakin dipercaya sehingga nilai perusahaan semakin tinggi pula
(Fidhayatin dan Dewi, 2012).
Pada umumnya tujuan para investor menanamkan modalnya adalah untuk
memperoleh penghasilan atas investasinya. Untuk saham, bentuk penghasilannya
terdapat pada kenaikan harga saham dan pembagian dividen. Harga yang
diperdagangkan di pasar saham berubah setiap hari dan ini ditentukan oleh
permintaan dan penawaran (Saleem dkk, 2013). Beberapa faktor di balik
penurunan atau peningkatan permintaan dan penawaran saham bisa terjadi karena
perilaku pasar, fundamental perusahaan dan faktor eksternal (Kurihara, 2006).

Dikutip dari http://finance.detik.com/, salah satu 5 kesalahan umum investor
pemula adalah berspekulasi terhadap investasi. Spekulasi biasanya dilakukan
investor pemula karena minim informasi atau tidak mengerti benar mengenai
instrumen investasinya. Eugene, Head of Research PT Mega Capital Indonesia
berpendapat bahwa untuk berinvestasi saham, pertama-tama haruslah memiliki
trading plan. Trading plan ini biasa berisi apa saja yang dibutuhkan yang akan
menjadi sinyal beli/jual atas sebuah saham. Anda bisa menggunakan analisa
fundamental maupun analisa teknikal.

Menurut Carlo (2014) Analisis rasio merupakan alat untuk mengetahui
kelemahan suatu perusahaan. Interpretasi rasio lebih memberikan informasi yang
baik mengenai kondisi dan

prestasi keuangan daripada analisis yang tidak

berbentuk rasio (Hernendiastoro, 2005). Pemakaian rasio keuangan pada
penelitian terdahulu membuktikan bahwa terdapat pengaruh dan hubungan yang
kuat antara rasio keuangan dengan perubahan harga saham dan kegunaan rasio
keuangan dalam mengukur dan memprediksi kinerja keuangan (Susilawati, 2005).
Rasio keuangan memiliki hubungan dengan return saham (Fama dan
French, 1995). Setiap analis dan praktisi keuangan mempunyai pandangan
tersendiri untuk memprediksi harga saham di masa depan dengan penggunaan
rasio keuangan (Murekefu, 2012). Berbagai penelitian mengenai hubungan rasio
keuangan dengan return saham telah dilakukan dan terjadi inkonsistensi hasil,
salah satunya adalah rasio return on equity (ROE). ROE merupakan perbandingan
antara laba bersih suatu emiten dengan modal sendiri yang dimiliki. ROE yang
tinggi mencerminkan bahwa perusahaan berhasil menghasilkan keuntungan dari
modalnya sendirisendiri. (Carlo,2014) berpendapat bahwa peningkatan ROE akan
ikut mendongkrak nilai jual perusahaan yang berimbas pada harga saham,

sehingga hal ini berkorelasi dengan peningkatan return saham. Penelitian dari
Carlo (2014), Fidhayanti dan Dewi (2012), Wadiran (2013), berpendapat bahwa
variable ROE memiliki pengaruh terhadap return saham. Namun berbeda dengan
penelitian Harjito dan Aryayoga (2009), Susilowati dan Turyanto (2011),
Hutauruk, dkk (2014) yang berpandapat bahwa variabel ROE tidak memiliki
pengaruh pada return saham.

Rasio keuangan lain yang masih mengalami masalah inkonsistensi hasil
penelitian adalah Return On Asset (ROA). ROA menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba atas aktiva yang dipergunakan. ROA atau
pengembalian aktiva dapat dihitung dengan cara yaitu laba sebelum pajak
dibahagi total aktiva dan dikalikan 100%. Perusahaan selalu berupaya agar ROA
dapat selalu ditingkatkan, hal ini disebabkan karena semakin tinggi ROA
menunjukkan semakin efektif perusahaan memanfaatkan aktivanya untuk
menghasilkan laba bersih setelah pajak, dengan semakin meningkatnya ROA
maka profitabilitas perusahaan semakin baik (Wadiran, 2013). Penelitian yang
dilakukan oleh Marlina dan Danica (2009), Hernendiastro (2005), Wadira (2013)
berpendapat bahwa ROA berpengaruh terhadap return saham perusahaan. Hal ini
berbeda dengan penelitian Setyarini (2011), Susilowati dan Taryanto (2011),
Harjito dan Aryayoga (2009) berpendapat bahwa ROA tidak berpengaruh

terhadap return saham.
Selain ROA dan ROE, adapun rasio lain yang menjadi salah satu
pertimbangan dalam menganalisis pergerakan harga saham demi memaksimalkan
return yang diharapkan adalah Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio
(DER) merupakan rasio hutang terhadap modal. Rasio ini mengukur seberapa jauh
perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi nilai rasio ini
menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan. Peningkatan hutang
pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi
para pemegang saham termasuk dividen yang diterima karena kewajiban untuk
membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian dividen (Marlina dan
Danica, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Marlina dan Danica (2009),
Susilowati dan Turyanto (2011) berpendapat bahwa DER berpengaruh positif
terhadap return saham. Hal ini berbeda dengan penelitian Hernendiastro, (2005)
yang berpendapat DER berpengaruh negatif terhadap return saham.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Kinerja Perusahaan Terhadap Return Saham Perusahaan
Tambang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut :


1. Apakah ROE berpengaruh terhadap return saham perusahaan tambang
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah ROA berpengaruh terhadap return saham perusahaan tambang
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah DER berpengaruh terhadap return saham perusahaan tambang
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
4. Rasio apa yang paling berpengaruh terhadap return saham perusahaan
tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti rasio-rasio keuangan yang
diperkirakan mempengaruhi return saham pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta.
Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi bagi pihak-pihak berikut :
1. Bagi perusahan pertambangan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
beberapa rasio yang berperan penting dalam mempengaruhi return saham
perusahaan tambang.
2. Bagi para investor saham
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para
investor saham dalam menganalisa kinerja perusahaan sebelum berinvestasi
di perusahaan tambang.


LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
Signaling Theory
Menurut (Susilowati dan Turyanto, 2006) teori sinyal merupakan kegiatan
perusahaan dalam memberikan informasi kepada investor tentang prospek return
masa depan yang substansial. Fidhayatin dan Dewi (2012) juga berpendapat Teori
sinyal merupakan dorongan perusahaan untuk memberikan informasi kepada
pihak eksternal. Dorongan ini disebabkan karena terjadi asimetri informasi antara
pihak manajemen dan pihak eksternal dimana pihak manajemen lebih mengetahui
informasi keuangan perusahaan dibanding pihak eksternal. Untuk mengurangi
asimetri hendaknya perusahaan mengungkapkan informasi yang dimiliki oleh
perusahaan, yaitu informasi keuangan maupun non keuangan. Jika informasi laba
tersebut relevan bagi para pelaku pasar modal, maka informasi tersebut akan
digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan nilai saham perusahaan
(Fidhayatin dan Dewi, 2012).
Teori Sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah
perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan (Susilowati
dan Turyanto, 2006). Sinyal tersebut berupa informasi mengenai kondisi
perusahaan kepada pemilik ataupun pihak yang berkepentingan. Sinyal yang

diberikan dapat juga dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti
laporan keuangan, laporan yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk
merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta
informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada
perusahaan lain.
(Fama dan French, 1995) berpendapat bahwa rasio keuangan memiliki
hubungan dengan return saham. Seorang manajer dapat memberikan informasi
perusahaannya dengan cara menerbitkan sebuah laporan keuangan. Didalam
laporan keuangan tersebut terdapat berbagai macam informasi keuangan.
Informasi tersebut dapat berupa tingkat laba, utang, dan modal yang dapat diukur
dengan rasio-rasio keuangan. Apa bila rasio-rasio keuangan tersebut dinilai baik
oleh para investor, maka akan berdampak pada kenaikan harga saham tersebut.

Dengan semakin meningkatnya harga saham, maka akan memberikan return
berupa kenaikan harga saham kepada para pemilik saham sebelumnya.
Penurunan dalam proporsi kepemilikan saham dari pemilik lama yang
ditunjukkan oleh penawaran saham baru kepada investor luar adalah signal yang
negatif sebaliknya semakin tinggi persentase saham yang ditahan oleh pemilik
lama, merupakan signal positif bagi pasar (Junaeni dan Agustian, 2013).


Return Saham
Return saham (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh
pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya (Hernendiastro,2005).keuntungan
tersebut dapat berupa deviden yang dibayar oleh perusahaan maupun capital gain
yaitu selisih antara harga jual dan harga beli saham (Harjito dan Aryayoga, 2009).
Dalam penentuan return saham selain dipengaruhi oleh kinerja perusahaan juga
dipengaruhi faktor eksternal. Faktor eksternal tersebut meliputi faktor
makroekonomi dan termasuk faktor eksternal lainnya, seperti adanya krisis
ekonomi (Kurniadi, Achsani, dan Sasongko, 2013). (Hartono,1998 dalam
Hernendiastro, 2005) membedakan konsep return menjadi dua kelompok yaitu
return realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi merupakan return yang
terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan merupakan pengukur kinerja
perusahaan setelah periode pengamatan sedangkan return ekspektasi return yang
diperkirakan akan terjadi untuk periode selanjutnya. Dalam penelitian
Chairakwattana dan Nathaphan, (2014) dikatakan bahwa sudah banyak peneliti
yang melakukan prediksi terhadap return saham, Namun hasil empiris tidak secara
eksplisit menunjukkan variabel yang harus dimasukkan sebagai prediktor dalam
regresi prediksi dan ada kekhawatiran tentang data yang kurang tepat. Oleh karena
itu dalam penelitian kali ini return yang akan digunakan penulis adalah return
realisasi. Karena return realisasi sudah jelas terjadi dan memungkinkan untuk

melihat trend perusahaan.

B. Pengembangan Hipotesis
I.

Pengaruh Return on Aset (ROA) Terhadap Return Saham
Perusahaan Tambang
Banyak orang menganggap bahwa return on assets sama dengan
return on investment, namun sebenarnya kedua rasio tersebut berbeda,
karena dalam Investment hanya ada unsur modal, yaitu pinjaman
jangka panjang dan ekuitas, sedangkan assets dibiayai dari sumber
pinjaman jangka panjang, ekuitas, dan hutang jangka pendek
(Susilawati, 2012). Return On Assets adalah salah satu rasio
profitabilitas (Susilawati, 2012). Rasio ini sering disebut sebagai
rentabilitas

ekonomis,

yaitu


merupakan

ukuran

kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut. Semakin tinggi nilai ROA, dapat
diartikan bahwa perusahaan telah efisien dalam menciptakan laba
dengan cara mengolah dan mengelola semua aset yang dimilikinya
(Susilawati 2012). Dengan meningkatnya ROA berarti kinerja
perusahaan semakin baik dan sebagai dampaknya harga saham
perusahaan semakin meningkat (Susilowati dan Turyanto, 2011).
Dengan meningkatnya harga saham, maka return saham perusahaan
yang bersangkutan juga meningkat. Penelitian Marlina dan Danica
(2009), Hernendiastro (2005), Wadira (2013) berpendapat bahwa ROA
berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan. Hal ini
dikarenakan semakin tinggi ROA yang dihasilkan, mengindikasikan
semakin besar laba yang diperoleh perusahaan dan akan berdampak
pada return yang diterima oleh investor. Dengan demikian ROA

berhubungan positif terhadap return saham. Berdasarkan keterangan
diatas, maka penulis menyimpulkan hipotesis sebagai berikut :
H1 : ROA berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan
tambang.

II.

Pengaruh Return on Equity (ROE) Terhadap Return Saham
Perusahaan Tambang
Return on equity (ROE) merupakan ukuran kemampuan
perusahaan (emiten) dalam menghasilkan keuntungan dengan
menggunakan modal sendiri, sehingga ROE ini sering disebut sebagai
rentabilitas modal sendiri (Susilowati dan Turyanto, 2011). Rasio ini
diperoleh dengan membagi laba setelah pajak dengan rata-rata modal
sendiri. Jika harga saham semakin meningkat maka return saham juga
akan meningkat, maka secara teoritis, sangat dimungkinkan ROE
berpengaruh positif terhadap return saham (Susilowati dan Turyanto,
2011). Banyak analis dan investor cenderung berfokus pada ROE
sebagai ukuran utama mereka dalam mengukur kinerja keuangan
perusahaan (Katchova dan Enlow, 2013). Hal tersebut juga sudah
dibuktikan oleh penelitian Marli, Soemarsono, dan ismail (2010) yang
menyimpulkan bahwa ROE merupakan faktor paling dan berpengaruh
positif terhadap harga saham dengan menggunkan metode PER. Tetapi
berdasarjan penelitian Djamil, dkk (2013) ROE memiliki pengaruh
negatif terhadap return saham. Berdasarkan uraian diatas, maka
dikembangkan hipotesis sebagai berikut :
H2: ROE berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan
tambang.

III.

Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham
Perusahaan Tambang
DER merupakan rasio perbandingan antara hutang dan Equity,
semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar dana yang digunakan
sebagai pembiayaan yang berasal dari pihak luar. Hal ini menunjukkan
bahwa

struktur

modal

lebih

banyak

memanfaatkan

hutang

dibandingkan dengan modal sendiri. Menurut Riyanto dalam
Susilowati (2011), “rasio utang dimaksudkan sebagai kemampuan
suatu perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya (baik
hutang jangka pendek maupun utang jangka panjang)”. Pembiayaan

dengan utang, memiliki 3 implikasi penting (1) memperoleh dana
melalui utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan
pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas, (2)
kreditur melihat ekuitas, atau dana yang disetor pemilik, untuk
memberikan margin pengaman, sehingga jika pemegang saham hanya
memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka risiko
perusahaan sebagian besar ada pada kreditur; (3) jika perusahaan
memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang
dibiayai dengan dana pinjaman dibanding pembayaran bunga, maka
pengembalian atas modal pemilik akan menjadi lebih besar. Akan
tetapi, jika pengembalian yang diperoleh atas investasi yang dibiayai
dengan

dana

pinjaman

dibandingkan

dengan

bunga,

maka

pengembalian atas modal pemilik semakin kecil.
Penelitian yang dilakukan oleh Marlina dan Danica (2009),
Susilowati dan Turyanto (2011) berpendapat bahwa DER berpengaruh
positif terhadap return saham. (Susilowati dan Turyanto 2011)
berpendapat DER berpengaruh positif terhadap return saham
dikarenakan investor justru memandang bahwa perusahaan yang
tumbuh pasti akan memerlukan hutang sebagai dana tambahan untuk
memenuhi pendanaan pada perusahaan yang tumbuh. Perusahan
tersebut memerlukan banyak dana operasional yang tidak mungkin
dapat dipenuhi hanya dari modal sendiri yang dimiliki perusahaan.
Kondisi ini menyebabkan kemungkinan berkembangnya perusahaan
dimasa yang akan datang yang berujung pada meningkatnya return
saham. Berdasarkan uraian diatas, maka dikembangkan hipotesis
sebagai berikut :
H3: DER berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan
tambang

C. Skema Konseptual Penelitian
Variabel Independen Penelitian ini menguji pengaruh variable independen
terhadap variabel dependen. Return saham merupakan variabel dependen
sedangkan kinerja keuangan yang terdiri dari ROA,ROE, dan DER merupakan
variabel independen. Pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari ROA, ROE,
dan DER mempunyai pengaruh positif terhadap return perusahaan.
Kinerja

ROA

H1(+)

Perusahaan

ROE

H2(+)

DER

Return Saham Perusahaan
Tambang yang terdaftar di Bursa
efek indonesia (BEI) H3(+)

Metode Penelitian
A. Sampling
Populasi penelitian ini terdiri dari perusahaan-perusahaan tambang yang
telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2008-2013.
Perusahaan Tambang yang terdaftar di BEI terdiri dari sub sektor batubara,
Minyak dan gas bumi, Logam dan Mineral Lainnya, Batu-batuan, dan Sektor
lainnya dengan total populasi sebesar (47 x 6) 282 perusahaan. Dari total 282
perusahaan tersebut, dipilih (26 x 6) 156 perusahaan sebagai sample penelitian.
Jumlah ini sudah sesuai dengan pendapat Umar Sekaran bahwa jumlah sample
minimal terdiri dari 10-20 sample per variabel. Sample diambil dengan metode
purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel yang terbatas pada jenis
tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan entah karena satusatunya yang memiliki atau memenuhi kriteria-kriteria yang ditentukan oleh
peneliti (Sekaran, 2013). Penulis memilih sample berdasarkan kriteria yang telah
penulis tetapkan. Kriterianya adalah (1) perusahaan tersebut telah menerbitkan
laporan keuangan tahunan secara rutin selama rentang waktu 2008-2013. (2)
Tanggal IPO perusahaan harus sebelum 1 januari 2008. Pemilihan rentang waktu

2008-2013 diambil dikarenakan penulis ingin mengetahui trend perusahaan,
keadaan perusahaan setelah krisis ekonomi tahun 2008-2009 dan penelitian
diharapkan merupakan penelitian terbaru. Tahun 2014 tidak di ambil dikarenakan
beberapa perusahaan tambang belum/tidak menerbitkan laporan keuangan
tahunannya. Data yang digunakan berupa data sekunder yaitu harga saham,
dividen dan data rasio keuangan yang berupa ROA, ROE, dan DER yang
didapatkan dari laporan keuangan tahunan (2008-2013) yang di posting oleh BEI,
www.idx.co.id.
B. Definisi operasional dan pengukuran
Penelitian ini menggunakan beberapa variabel untuk menguji hipotesis. Penelitian
ini menggunakan satu variabel terikat (dependen) dan tiga variabel bebas
(independen). Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah return
saham dan variabel bebas dalam penelitiann ini adalah return on asset (ROA),
return on equity (ROE), dan deb to equity ratio (DER).
I. Variabel Dependen
Return saham merupakan pendapatan yang diterima oleh pemegang saham berupa
deviden yang dibayar oleh perusahaan maupun capital gain yaitu selisih antara
harga jual dan harga beli saham. Ada dua jenis penghitungan return, yaitu return
realisasi dan return yang di prediksi . Return realisasi ini nantinya dapat dijadikan
sebagai acuan untuk menentukan return prediksi. Untuk menghitung return saham
ini penulis menggunakan return realisasi. yaitu:
RS ¿

( Hs' −Hs)+ Dt
Hs

Dimana :
RS: Return Saham
Dt: Dividen akhir periode
Hs: Harga saham awal periode
Hs1: Harga saham akhir periode

II. Variabel Independen

I. ROA (Return on Asset)
Return on Assets (ROA) sering digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat
pengembalian atas total aktiva setelah beban bunga dan pajak, (Brigham, 2001:
109). Semakin tinggi Return On Assets (ROA) maka akan semakin baik
perusahaan tersebut (Heikal, Khaddafi, dan Ummah, 2014).

ROA =

Lababersih
Rata−rata Total Aktiva

Rata−rata Total Aset=

Total Aset t +Total Aset t−1
2

Keterangan :
Laba Bersih: Laba Komprehensif tahun berjalan
Total Asett: total aset periode akhir
Total Asett-1: total aset periode awal

II. ROE (Return on Equity)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba dari modal yang
tersedia.
ROE =

Laba bersih
Total Ekuitas

Keterangan :
Laba Bersih: Laba komprehensif tahun berjalan
Total Ekuitas: Total ekuitas yang digunakan selama tahun berjalan
III. DER (Debt to Equity Ratio)
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal sendiri.
Rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang dibanding
dengan modal sendiri.

DER=

Total utang
Total Ekuitas

C. Alat Statistik
Alat statistik yang diggunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda. Analisis regresi merupakan suatu cabang metodologi statistik
mengenai hubungan sebuah variabel dependen (Y) terhadap pengaruh dari
variabel independen (X). Tujuannya adalah untuk membuat sebuah model yang
baik yang memungkinkan untuk menaksir Y bagi nilai-nilai tertentu X dan
mengerjakannya dengan perkiraan kesalahan yang kecil. Karena kemampuan dari
uji analisis regresi ini sesuai dengan tujuan penelitian, maka penulis memutuskan
untuk menggunakan alat statistik tersebut dalam penelitian ini. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah anilisis regresi linier berganda, dikarenakan
jumlah variabel independen dalam penelitian ini lebih dari dua.
Ri = α + β1ROA + β2ROE + β3DER + ε
Keterangan :
Ri

: Kinerja Perusahaan

ROA

: Return on Aset

ROE

: Return on Equity

DER

: Debt to Equity Ratio

α

: Konstanta

β1- β3

: Koefisien Regresi

ε

: Error Term

Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk memeperoleh hasil apakah hipotesis
dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Uji hipotesis ini terdiri dari uji F, uji
koefisien determinasi (R2), dan uji t.
Uji F
Uji statistik F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2012). Pengujian dilakukan dengan
menggunakan signifikansi level 0,05 (α = 5%). Penerimaan atau penolakan
hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
Apabila nilai signifikansi f 0,05 maka Hₒ diterima atau Ha ditolak, yang

2.

berarti koefisien regresi tidak signifikan. Hal ini berarti variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel independen.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pada model regresi berganda, koefisien determinasi (R 2) digunakan untuk
mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variasi pada variabel
dependen (Ghozali, 2012). Nilai koefisien determinasi menunjukkan seberapa
besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Namun nilai
R2 memilihi kelemahan mendasar yaitu adanya bias terhadap jumlah variabel
independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel
independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
Uji t
Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2012). Pengujian ini menguji signifikansi koefisien variabel
independen dalam memprediksi variabel dependen. Tingkat signifikansi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05 (α= 5%). Penerimaan dan penolakan
hipotesis akan dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1.

Apabila nilai signifikansi (sig) lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak.

2.

Apabila nilai signifikansi (sig) lebih kecil atau sama dengan 0,05 maka
hipotesis diterima.

Daftar Pustaka

Alexander, Nico dan Destriana, Nicken. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Return Saham. Dalam jurnal Bisnis dan Akuntansi, 5(2): h: 123132.
Alya, Angga. 5 Kesalahan Umum Investor Pemula. 10 januari 2012.
http://finance.detik.com/read/2012/01/10/082022/1811092/479/5-kesalahanumum-investor-pemula.
Brigham Eugene F. dan Houston Joel F, 2005, Manajemen Keuangan, Edisi
kesepuluh, Buku Satu, (Terjemahan Ali Akbar Yulianto). Erlangga : Jakarta.
Carlo, M.A. 2014. Pengaruh Return On Equity, Dividend Payout Ratio, dan Price
to Earnings Ratio pada Return saham. Dalam E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 7(1): h: 150-164.
Chairakwattana, K. dan Nathaphan, S. 2014. Stock Return Predictability by
Bayesian Model Averaging: Evidence from Stock Exchange of Thailand
dalam International Journal of Economic Sciences, 3(1): h: 47-63
Djamil, A.B., dkk. 2013. The Impact of Intellectual Capital on a Firm’s Stock
Return: Evidence from Indonesia. dalam Journal of Business Studies
Quarterly, 5(2): h: 176-183
Fama, Eugene.F., dan French, Kenneth.R. 1995. Size and Book-to-Market Factors
in Earnings and Returns. Dalam The Journal Of The American Finance
Association, 5(1): h: 131-155.
Fama, Eugene F., dan French, Kenneth R. (1992). The cross-section of expected
returns., Dalam The Journal of FinanceJournal of Finance, 47(2): h: 427465.
Fidhayatin, S.K., Dewi, N.H.U. 2012. Analisis Nilai Perusahaan, Kinerja
Perusahaan dan Kesempatan Bertumbuh Perusahaan terhadap Return Saham
Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di bei. Dalam The Indonesian
Accounting Review, 2(2): h: 203-214.
Ghozali, I. (2003). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi Edisi 7. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Harjito, D.A dan Aryayoga, R. 2009. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dan
Return Saham di Bursa Efek Indonesia. Dalam Fenomena, 7(1): h: 13-21.

Heikal, M., Khaddafi, M., dan Ummah, A., (2014), Influence Analysis of Return
on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt
To Equity Ratio (DER), and current ratio (CR), Against Corporate Profit
Growth In Automotive In Indonesia Stock Exchange. Dalam International
Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 4(12): h :
101-114.
Hernendiastoro, Andre. 2005. Pengaruh Kinerja Perusahaan dan Kondisi Ekonomi
Terhadap Return Saham Dengan Metode Intervalling (studi kasus pada
saham-saham lq 45). Tesis pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro Semarang.
Huber, J dan Kirchler, M. 2013. Corporate Campaign Contributions and
Abnormal Stock Returns After Presidential Elections. Dalam Springer, 285307.
Hutauruk, Martinus R., dkk., (2014), Influence of Fundamental Ratio, Market
Ratio and Business Performance to The Systematic Risk and Their Impacts
to The Return on Shares at The Agricultural Sector Companies at The
Indonesia Stock Exchange for The Period of 2010 -2013. Dalam Academic
Research International, 5(5): h: 149-168.
Ibrahim T.H., dan Agbaje O.M. 2013. The Relationship Between Stock Return and
Inflation in Nigeria. Dalam European Scientific Journal, 9(4):h :146-157.
http://www.indoalpha.com/, Information, insight, Research for Indonesia Stock
Market.
Junaeni, I., dan Rendi A. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial
Public Offering di bei. Dalam Jurnal Ilmiah WIDYA, 1(1): h: 52-59.
Katchova, A.L., dan Enlow, S.J. 2013. Financial performance of publicly-traded
agribusinesses. Dalam www.emeraldinsight.com/0002-1466.htm.
Kurihara, Y. (2006). The Relationship between Exchange Rate and Stock Prices
during the Quantitative Easing Policy in Japan. Dalam international
Journal of Business, 11(4): ISSN: 1083- 4346.
Marli., Soemarsono., dan Munawar I. 2010. Analisis Variabel yang
Mempengaruhi Price Earning Ratio Dalam Penilaian Harga Saham di Bursa
Efek Jakarta (tahun 1998 – 2001). Dalam WACANA,13(2): h: 260-275.
Marlina, L dan Danica,C.2009. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity
Ratio, dan Return on Assets Terhadap Dividend Payout Ratio. Dalam Jurnal
Manajemen Bisnis, 2(1): h: 1-6.
Murekefu, Tymothy M. 2012. The Relationship Between Dividend Payout and
Firm Performance: A Study of Llisted Companies in Kenya. Dalam
European Scientific Journal, 8(9):h : 199-215.

Saleem, Faiza., dkk. (2012). Long Run Relationship Between Inflation and Stock
Return: Evidence From Pakistan. Dalam Social Sciences and Humanities,
4(2): h: 407-415.
Setiyorini, P.I. 2011. Pengaruh Perbandingan Economic Value Added dan Rasio
Profitabilitas Terhadap Return Saham. Dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis,
5(3): h: 191-208.
Susilawati, C.D.K. 2012. Analisis Perbandingan Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas
dan Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ 45. Dalam
Jurnal Akuntansi, 4(2): ISSN: 2085-8698
Susilowati, Yeye dan Turyanto. 2011. Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio
Solvabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan. Dalam Dinamika
Keuangan dan Perbankan, 3(1): h: 17-37.
Uma Sekaran, Roger Bougie, (2013), Research Methods for Business: A SkillBuilding Approach, 6th Edition. John wiley & Sons ltd: Uniteed Kingdom.
Wadiran, M.M. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Expected Return Saham
Pada Pertambangan Batu Bara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2007-2011. Dalam Jurnal EMBA, 1(3): h: 1129-1139.
Yulfita, Ulfa. 2013. Penilaian Harga Saham Sektor Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (Periode 2009 - 2011). Dalam Jurnal Emba, 1(3): h:
1089-1099.

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN
PROPOSAL PENELITIAN
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham
Perusahaan Tambang yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (Periode 2008-2013)

Gilang Muhammad Akbar

F0312057

Catatan :
ROA sebagai alat ukur tradisional memiliki kelemahan utama, yaitu tidak
menggunakan biaya modal. Kelemahan ini berdampak tidak diketahui
apakah perusahaan telah menciptakan nilai atau tidak (Irwansyah, 2001).
14-04-2015 Pengerjaan sampai di Hipotesis ROA !!
Signaling theory lihat di Jurnalnya Susilowati !!
Cari sumber asli Susilowati. ROA!!
Precision = sample harus bisa mewakili populasi.
Regresi linier berganda -----ada jumlah minimal sample.
Definisi operasional ----- bagaimana cara ngukurnya.
Variabel dependen = Kinerja keuangan. Kinerja keuangan diukur dengan ROA,
ROE, DER,
Dalam Teori harus sesuai dengan Penelitian. Lihat penelitian terdahulu dan jurnal
mengenai teori tersebut.
Pendahuluan harus di benarkan terlebih dahulu. Teori (Bab 2) harus di revisi
terlebih dahulu sebelum menginjak bab 3.
Regresi Linier Berganda berguna untuk ? menolak hipotesisnya bagaimana ?

Uji t untuk menentukan rata-rata 2 sampel yang berbeda memiliki rata-rata nilai
yang berbeda.
Jelaskan hubungan variabel dependen dengan variabel independennya!!
Teori apa yang digunakan ?
Mengapa teori tersebut dipilih ?
Bagaimana menggunakan teori itu ?

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63