PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK ANAK TENTANG PENJUALAN ANAK

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK ANAK
TENTANG PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI
ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

Ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan BangsaBangsa pada tanggal 25 Mei 2000
Negara-negara dalam Protokol ini,
Menimbang bahwa untuk mencapai tujuan Konvensi
tentang Hak-hak Anak dan penerapan aturanaturannya lebih lanjut, khususnya pasal 1, 11, 21, 32,
33, 34, 35, dan 36 maka harus diambil langkahlangkah oleh negara pihak yang dianggap perlu guna
menjamin perlindungan anak terhadap praktik
penjualan anak, prostitusi anak dan pornografi anak,
Menimbang pula bahwa Konvensi tentang Hak-hak
Anak memberikan perlindungan pula terhadap hakhak anak terhadap eksploitasi ekonomi dan
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sekiranya
membahayakan atau mengganggu pendidikan, atau
membahayakan kesehatan anak atau perkembanagn
fisik, mental, spritual, moral, dan sosial anak.
Benar-benar mengkhawatirkan semakin maraknya
dan meningkatnya lalu lintas perpindahan anak untuk
tujuan penjualan anak, prostitusi anak dan pornografi
anak,


Sangat mengkhawatirkan meluasnya dan berlanjutnya
praktik wisata seks, yang mana anak-anak sangat
rentan terhadapnya, karena praktik ini secara
langsung mendukung terjadinya penjualan anak,
prostitusi anak dan pornografi anak,
Menyadari bahwa jumlah kelompok khusus yang
rentan termasuk anak perempuan, menghadapi resiko
yang lebih tingggi terhadap eksploitasi seksual, dan ia
tidak diwakili secara proporsional di antara mereka
yang secara seksual dieksploitasi,
Memperhatikan
bertambahnya
jumlah
pornografi anak di internet dan teknologi lain yang
berkembang, dan mengingat kesimpulan akhir
Konferensi Internasional Memerangi Pornografi Anak
di Internet yang diselenggarakan di Wina pada tahun
1999
bahwa

semua
tindakan
memperoduksi,
distribusi, pengiriman, ke luar negeri, tranmisi,
pengiriman dari luar negeri, kepemilikan yang
dikehendaki dan pengiklanan pornografi anak,
dianggap sebagai tindakan kriminal di seluruh dunia,
serta menekankan pentingnya kerja sama dan
kemitraan yang lebih erat antara Pemerintah dan
industri internet.
Meyakini bahwa untuk menghapus penjualan anak,
prostitusi
anak
dan
pornografi
anak,
akan
menggunakan pendekatan holistik yang ditujukan
kepada faktor pendorong termasuk keterbelakangan,
kemiskinan, kesenjangan ekonomi, kesenjangan

struktur sosio-ekonomi, disfungsi keluarga, kurangnya
Instrumen Hukum HAM Internasional

pendidikan, migrasi desa-kota, diskriminasi gender,
perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab,
praktik-praktik tradisional yang merugikan, konflik
bersenjata dan perdagangan anak,
Meyakini bahwa usaha meningkatkan kesadaran
publik diperlukan untuk mengurangi tuntutan
konsumen atas penjualan anak, prostitusi anak dan
pornografi
anak,
serta
meyakini
pentingnya
memperkuat kemitraan global semua pihak dan
meningkatkan penerapan hukum pada tingkat
nasional,
Memperhatikan
pernyataan

instrumen
hukum
internasional yang relevan dengan perlindungan anakanak, termasuk Konvensi Den Haag tentang
Perlindungan Anak dan Kerjasama dalam Hal Agopsi
Antar-Negara, Konvensi den Haag tentang Aspekaspek Perdata tentang Penculikan Anak Internasional,
Konvensi Den hag tentang Yurisdiksi, Hukum yang
Berlaku, Pengakuan, Penegakan, dan Kerja Sama
dalam Hal Tanggung Jawab Orang Tua dan Langkahlangkah Perlindungan Anak, dan Konvensi Organisasi
Buruh Internasional No. 182 tentang Pelarangan dan
Tindakan
Segera
Penghapusan
Bentuk-bentuk
Pekerjaan Terburuk Untuk Anak,
Didorong oleh besarnya dukungan terhadap Konvensi
tentang Hak-hak Anak menunjukkan komitmen yang
tinggi untuk melaksanakan dan melindungi hak-hak
anak,

Menyadari

pentingnya
pelaksanaan
ketentuanketentuan dalam Program Aksi untuk Pencegahan
Penjualan Anak, Prostitusi Anak, dam Pornografi Anak
dan Deklarasi dan Agenda Aksi yang ditetapkan di
Kongres
Dunia
melawan
Eksploitasi
Seksual
Komersial Anak-anak, diadakan di Stocklhom dari
tanggal 27 hingga 31 Agustus 19996, dan putusanputusan serta rekomendasi-rekomendasi lain dari
lembaga internasional terkait,
Mempertimbangkan pentingnya nila-nilai tradisi dan
buadaya tiap orang untuk perlindungan dan
perkembangan anak yang selaras,
Menyetujui hal-hal sebagai berikut ;
Pasal 1
Negara pihak harus melarang penjulan anak,
pornografi anak dan pornografi seperti yang terdapat

dalam protokol ini.
Pasal 2
Protokol ini menerangkan bahwa :
a) Penjualan anak berarti setiap tindakan atau
transaksi
yang
aman
seorang
anak
dipindahkan kepada orang lain oleh orang lain
atau
sekelompok orang-orang
untuk

Instrumen Hukum HAM Internasional

memperoleh pembayaran atau pertimbangan
lainnya,
b) Prostitusi anak berarti menggunakan seorang
anak

dalam
kegiatan
seksual
untuk
memperoleh pembayaran atau pertimbangan
lainnya,
c) Pornografi anak berarti penampilan apapun,
dengan acara apa pun, yang melibatkan anak
di dalam aktivitas seksual eksplisit yang nyata
atau simulasi atau penampilan apapun dari
bagain seksual tubuh demi tujuan-tujuan
seksual.
Pasal 3
1)

Tiap negara pihak harus menjamin bahwa
sebagai standar minimum, perbuatan dan kegiatan
berikut ini dianggap sebagai tindak kriminal atau
melanggra hukum pidana, apakah kejahatan
tersebut dilakukan di dalam negeri atau antar

negara atau berbasis individu atau teroganisir:
a) Dalam lingkup penjualan anak-anak seperti
yang didefinisikan dalam pasal 2:
(1) Menawarkan,
mengantarkan
menerima, dengan acara, untuk
berikut :
i.

Eksploitasi seksual anak

atau
tujuan

ii.
iii.

Mengambil organ tubuh anak untuk
suatu keuntungan
Keterlibatan anak dalam kerja paksa


(2) Secara tidak pantas membujuk untuk
memperoleh
izin
sebaga
perantara,
mengadopsi
seorang
anak
dengan
melanggar instrumen hukum yang berlaku
tentang adposi
b) Menawarkan, mendapatkan, mengadakan atau
menyediakan anak untuk prostitusi anak seperti
yang didefinisikan dalam pasal 2
c) Memproduksi,
mengirimkan, menyebarkan,
mengimpor, mengekspor, menawarkan, menjual
atau memiliki untuk tujuan pornogarfi anak
dengan tujuan di atas seperti yang didefinisikan

dalam pasal 2
2) Dengan mempertimbangkan ketentuan hukum
nasioanl negara pihak, hal yang sama akan berlaku
terhadap percobaan untuk melakukan setiap
tindakan-tindakan tersebut dan penyertaan atau
keterlibatan
dalam
setiap
tindakan-tindakan
tersebut.
3) Tiap-tiap negara pihak harus menghukum
kejahatan ini dengan hukuman-hukuman yang
pantas
yang
mempertimbangkan
beratnya
kejahatan-kejahatan tersebut.
4) Dengan
memperhatikan
ketentuan

hukum
nasionalnya, negara pihak harus mengambil
Instrumen Hukum HAM Internasional

langkah-langkah,
bilamana sesuai
untuk
menetapkan tanggung jawab subjek-subjek hukum
atas kejahatan yang dilakukan seperti yang
disebutkan pada ayat 1 pasal ini. Dengan
memperhatikan prinsip-prinsip hukum tiap negara
pihak, pertanggungjawaban subjek hukum ini
dapat
berbentuk
kriminal,
perdata
atau
administratif.
5) Negara-negara pihak harus mengambil tindakan
administratif dan hukum yang sesuai untuk
memastikan bahwa setiap orang yang terlibat di
dalam adopsi seorang anak bertindak sesuai
dengan instrumen hukum internasional yang
berlaku.
Pasal 4
1) Tiap negara pihak harus mengambil tindakan yang
dianggap perlu untuk menegakan yurisdiksi atas
kejahatan-kejahatan yang terdapat pada pasal 3
ayat 1, jika kejahatan tersebut dilakukan di
wilayah atau di kapal atau di pesawat yang
terdaftar di negara tersebut.
2) Tiap-tiap negara harus mengambil tindakan yang
dianggap perlu untuk menegakan yurisdiksi atas
kejahatan-kejahatan yang terdapat pada pasal 3
ayat 1, dalam hal-hal berikut ini :
a) Jika tersangka atau pelaku kejahatan adalah
warga negara atau perorangan yang bertempat
tinggal di wilayah negara tersebut
b) Jika korban adalah warga negara tersebut

3) Tiap negara pihak harus mengambil tindakan
yang dianggap perlu untuk menegakkan yurisdiksi
atas kejahatan-kejahatan yang tersebut di atas jika
tersangka pelaku kejahatan berada di wilayah
kekuasaanya dan ia tidak mengekstradisi ke
negara pihak lain dengan alasan bahwa kejahatan
tersebut telah dilakukan oleh salah seorang warga
negaranya.
4) Protokol ini tidak mengesampingkan yurisdiksi
kriminal yang berlaku sesuai dengan hukum
internasional
Pasal 5
1) Kejahatan-kejahatan seperti yang terdapat pada
pasal 3 ayat 1 harus dianggap sebagai kejahatan
yang dapat diekstradisi sesuai dengan perjanjian
ekstradisi yang berlaku antar negara-negara pihak
dan harus dianggap sebagai kejahatan yang dapat
diekstradisi sesuai dengan perkanjian ekstradisi
yang berlaku sesudahnya, sesuai dengan kondisi
yang tercantum di dalam perjanjian tersebut.
2) Jika suatu negara pihak yang memberlakukan
ekstradisi berdasarkan persyaratan adanya suatu
perjanjin menerima permintaan untuk ekstradisi
dari negara pihak lainnya yang dengannya ia tidak
memiliki
perjanjian
ekstradisi,
ia
dapat
mempertimbangkan protokol ini sebagai dasar
hukum untuk ekstradisi dalam hal kejahatan
semacam itu. Ekstradisi harus tunduk pada
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam hukum
negara yang diminta.
Instrumen Hukum HAM Internasional

3) Negara-negara pihak yang tidak memperlakuakn
ekstradisi berdasarkan persyaratan adanya sutau
perjanjian harus mengakui kejahatan tersebut
sebagai kejahatan yang dapat diekstradisi di
anatara mereka dengan tunduk pada ketentuanketentuan yang terdapat dalam hukum negara
yang diminta.
4) Untuk tujuan ekstradisi antar negara pihak,
kejahatan-kejahatan tersebut harus dianggap tidak
hanya dilakukan di tempat terhadinya kejahatan,
namun juga dianggap dilakukan di wilayah negara
yang diminita untuk melaksanakan yurisdiksinya
sesuai dengan pasal 4.
5) Jika mempertimbangkan ekstradisi dikelurakan
untuk kejaahatan yang tercantum dalam pasal 3
ayat 1, dan negara pihak yang diminta tidak atau
tidak akan melakukan ekstradisi berdasarkan
kewarganegaraan pelaku kejahatan, maka negara
tersebut harus mengambil tindakan yang sesuai
untuk menyerahkan kasus tersebut kepada pihak
yang
berwenang
untuk
meneruskan
penuntutannya.
Pasal 6
1) Negara-negara pihak harus saling membatu
sedapat mungkin dalam proses penyidikan atau
acara pidana atau ekstardisi terhadap kejahatan
yang dilakukan seperti yang terdapat dalam pasal
3 ayat 1, termasuk bantuan dalam mencaru bukti-

bukti yang tersedian yang diperlukan dalam
proses-proses tersebut.
2) Negara-negara
pihak
harus
melakukan
kewajibannya seperti yang tercantum dalam ayat 1
pasal ini sesuai dengan perjanjian internasional
atau
pengaturan-pengaturan
lain
mengenai
bantuan hukum timbal balik yang mungkin berlaku
di antara mereka. Dalam hal ini tidak terdapat
perjanjian atau pengaturan semacam itu, negara
pihak harus saling memberikan bantuan sesuai
dengan hukum nasionalnya.
Pasal 7
Negara-negara
pihak
dengan
memperhatikan
ketentuan-ketentuan dalam hukum nasional mereka,
harus :
(a) Mengambil langkah-langkah untukm mengatur
tentang pengambilan atau penyitaan sepanjang
sesuai atas :
(1) Benda-benda, seperti bahan-bahan, asset dan
peralatan
lain
yang
digunakan
untuk
melakukan
atau
memfasilitasi
kejahatan
seperti yang tercantum dalam protokol ini
(2) Pembayaran yang diperoleh dari kejahatankejahatan tersebut
(b) Melaksanakan permohonan negara pihak lain
untuk mengambil atau menyita barang-barang
atau pembayaran sebagaiman dimaksud dalam sub
Instrumen Hukum HAM Internasional

ayat
(a)
(c)

mereka
dipengaruhi,
sesudai
dengan
ketentuan-ketentuan beracara dalam hukum
nasional

Mengambil tindakan yang ditujukan untuk
menutup tempat-tempat yang digunakan untuk
melakukan kejahatan tersebut, baik sementara
atau selamanya.
Pasal 8

1) Negara-negara pihak harus mengambil tindakantindakan yang perlu guna melindungi hak-hak dan
kepentingan anak yang menjadi korban dari
praktik-praktik yang dilarang oleh protokol ini
dalam setiap tahap proses peradilan kriminak,
khususnya dengan :
a) Menyadari rentanya korban anak dana
menetapkan
prosedur
untuk
mengakui
keperluan-keperluan khusus mereka, termasuk
keperluan khusus sebagaisaksi
b) Menginformasikan kepada para korban anak
mengenai hak-hak mereka, peran dan lingkup
mereka, pemilihan waktu dan perkembangan
penyelesaian kasus mereka
c) Menyertakan pandangan, kebutuhan dan
kepentingan
para
korban
anak
untuk
dikemukan dan perimbangan dalam proses
beracara yang mana kepentingan pribadi

d) Memberikan dukungan pelayanan yang layak
kepada korban anak selama proses hukum
e) Memberikan perlindungan, sepanjang sesuai,
terhadap hak pribadi dan identitas korban
anak dan mengambil tindakan-tindakan yang
perlu sesuai dengan hukum nasional untuk
menghindari menyebarnya informasi yang
menyebabkan korba anak dapat dikenali
f) Mengatur dalam hal-hal tertentu, keselamatan
para korban anak, dan para keluarganya dan
para saksi di pihak mereka, dari intimidasi dan
tindakan balasan
g) Menghindari penundaan yang tidak perlu
dalam proses kasus dan pelaksanaan hukuman
atau keputusan yang menjamin ganti rugi para
korban anak.
2) Negara-negara pihak harus menjamin bahwa
ketidakpastian tentang usia korban sesungguhnya
tidak menghalangi dilaksanakannya penyidikan
kasus kriminal, termasuk penyidikan yang
bertujuan untuk menentukan usia korban.

Instrumen Hukum HAM Internasional

3) Negara-negara pihak harus memastikan bahawa
dalam sistem peradilan kriminal, perlakuan
terhadap anak-anak yang menjadi korban
kejahatan yang disebutkan di dalam Protokol ini
harus
dilakukan
dengan
pertimbanagn
kepentingan terbaik untuk anak.
4) Negara-negara
pihak
harus
memberikan
pelatihan-pelatihan yang memadai, khususnya
pelatihan hukum dan psikologi, kepada orangorang yang bekerja dengan para korban kejahatan
yang dilarang berdasarkan protokol ini.
5) Dalam hal-hal tertentu, negara-negara pihak
harus mengambil tindakan untuk melindungi
keselamatan dan keutuhan orang-orang dan/atau
organisasi yang terlibat di dalam pencegahan
dan/atau perlindungan serta rehabilotasi para
korban kejahatan ini.
6) Tidak ada satu pun dalam pasal ini yang
ditafsirkan merugikan atau tidak konsisten
dengan hak-hak terdakwa atas pengadilan yang
adil dan tidak memihak.
Pasal 9
1) Negara-negara pihak harus memberlakukan,
memperkuat,
melaksanakan
dan
menyebarluaskan hukum, tindakan administratif,
kebijakan dan program sosial, untuk mencegah
terhadinya tindak kejahatan yang tercantum

dalam protokol ini. Perhatian khusus juga harus
diberikan untuk melindungi anak-anak yang
rentan terhadap parktik kejahatan ini.
2) Negara-negara
pihak
harus
meningkatkan
kesadaran publik pada umumnya, termasuk
kepada anak-anak, melalui informasi dengan
media yang sesuai, pendidikan dan pelatihan,
mengenai tindakan pencegahan dan dampak yang
merugikan dari kejahatan yang tercantum dalam
protokol ini, Untuk memenuhi kewajibankewajiban dalam pasal ini, negara-negara pihak
harus mendorong partisipasi masyarakat dan
khsusnya anak-anak dan korban anak, dala
program informasi dan pendidikan serta pelatihan
tersebut, termasuk dalam tingkat internasional.
3) Negara-negara pihak mengambil tindakan yang
memungkinkan untuk menjamin bantuan yang
sesuai kepada para korban kejahatan ini,
termasuk reintegrasi sosial mereka secara penuh,
dan pemulihan fisik dan psikologis mereka secara
penuh.
4) Negara-negara pihak harus menjamin bahwa
setiap anak korban kejahatan yang tercantum
dalam protokol ini mendapatkan akses terhadap
prosedur yang memadai untuk memperoleh ganti
rugi dari pihak-pihak yang bertanggung jawab
secara hukum, tanpa adanya diskriminasi.
5) Negara-negara pihak harus mengambil tindakan
yang sesuai untuk secara efektif melarang
Instrumen Hukum HAM Internasional

produksi dan penyebaran bahan-bahan yang
mengiklakan kejahatan yang tercantum dalam
Protokol ini.
Pasal 10
1) Negara-negara pihak harus mengambil langkahlangkah yang diperlukan untuk memperkuat
kerjasama internasional melalui kesepakatan
multilateral, regional, dan bilateral untuk
mencegah, menemukan, menyelidiki, mengadili
dan menghukum meraka yang bertanggung jawab
atas tindakan-tindakan yang melibatkan penjualan
anak, prostitusi anak, pornografi anak dan wisata
seks
anak.
Negara-negara
pihak
harus
meningkatan
kerjasama
dan
koordinasi
internasional antara pihak yang berwenang,
organisasi
non
pemerintah
nasional
dan
internasional dana organisasi ineternasional.
2) Negara-negara pihak juga harus meningkatkan
kerjasama internasional untuk membantu korban
anak dalam pemulihan fisik dan psikologis
mereka, reintegrasi sosial, dan memulangkan
mereka ke tempat asal.
3) Negara-negara pihak juga harus meningkatkan
kerjasama
internasional
untuk
mengatasi
penyebab
utama,
seperti
kemiskinan
dan
keterbelakangan, yang menyebabkan rentannya
anak-anak terhadap penjualan anak, prostitusi
anak, pornografi anak dan wisata seks anak.

4) Negara-negara pihak yang melaksanakan hal-hal
tersebut harus menyediakan bantuan keuangan,
teknisi, atau bantuan lain melalauimprogram
multilateral, regional, blateral atau yang lainnya.
Pasal 11
Tidak satu pun ketentuan dalam protokol yang
berdampak terhadap setiap ketentuan yang lebih
kondusif dalam perwujudan hak-hak anak yang
mungkin terdapat pada :
a) Hukum dari negara pihak
b) Hukum internasional yang
negara tersebut.

berlaku

terhadap

Pasal 12
1) Tiap negara pihak, dalam dua tahun sesudah
berlakunya Protokol ini berlaku terhadapnya
harus menyerahkan laporan kepada Komite Hak
Anak
yang
memberikan
informasi
yang
komprehensif
dalam
pelaksanaan
tindakantindakan yang telah diambil dalam melaksanakan
ketentuan-ketentuan
yang
terdapat
dalam
Protokol ini.
2) Sesudah
menyerahkan
laporan
yang
komprehensif, negara pihak harus mencantumkan
informasi lebih lanjut ke dalam laporan tersebut
Instrumen Hukum HAM Internasional

yang diserahkan kepada Komite Hak Anak
mengenai pelaksanaan protokol ini sesuai dengan
ketentuan pasal 44 Konvensi. Negara-negara
pihak
lain
harus
menyerahkan
laporan
setiap lima tahun sekali.
3) Komite Hak Anak dapat meminta informasi lebih
lanjut yang relevan mengenai pelaksanaan
Protokol ini kepada negara-negara pihak lain.

maka protokol akan diberlakukan satu bulan
setelah tanggal penyerahan instrumen ratifiksi
atau eksesinya.
Pasal 15
1)

Pasal 13
1) Protokol ini terbuka untuk ditandatangani oleh
setiap negara yang menjadi pihak pada konvensi
atau yang telah menandatanganinya.
2) Protokol ini harus diratifikasi dan terbuka untuk
diaksesi oleh setiap negara yang menjadi pihak
pada
Konvensi
atau
yang
telah
menandatanganinya.
Instrumen-instrumen
ratifikasi atau aksesi akan disimpan oleh
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa.

2)

Pasal 14
1) Protokol ini mulai berlaku tiga bulan setelah
penyerahan instrumen ratifikasi atau aksesi yang
kesepuluh.
2) Untuk negara yang meratifikasi protokol ini atau
yang mengaksesi setelah berlaku secara efektif,

Tiap negara pihak dapat menarik diri dari
protokol ini setiap saat dengan pemberitahuan
tertulis kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan
Bangsa-Bangsa
yang
selanjutnya
akan
memberitahukan negara pihak lain pada Konvensi
dan seluruh negara yang telah menandatangani
Konvensi. Penarikan diri mulai berlaku satu tahun
setelah tanggal diterimanya pemberitahuan oleh
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Penarikan diri tidak mengakibatkan lepasnya
negara pihak dari kewajibannya berdasarkan
protokol sehubungan dengan setiap kejahatan
yang terjadi sebelum tanggal penarikan diri mulai
berlaku efektif. Penarikan diri tersebut juga tidak
mengurangi dalam berbagai hal kelanjutan
pertimbangan atau setiap permasalahan yang
tengah dipertimbangkan oleh Komite sebelum
tanggal penarikan diri mulai berlaku efektif.
Pasal 16

1)

Setiap negara pihak dapat mengajukan susatu
usulan amandemen dan menyampaikannya
kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan BangsaBangsa. Sekretaris Jenderal Perserikatan BangsaBangsa akan memberitahukan usulan amademen
Instrumen Hukum HAM Internasional

2)

3)

kepada
negara-negara
pihak
dengan
menanyakan apakah mereka perlu mengadakan
konferensi negara-negara pihak yang bertujuan
untuk membahas amandemen dan mengadakan
pengambilan suara. Apabila dalam jangka waktu
empat bulan sejak tanggal pemberitahuan
tersebut sedikitnya sepertiga dari jumlah negara
pihak
tersbeut
menghendaki
diadakan
konferensi, Sekretaris Jenderal Perserikatan
Bangsa-Bangsa akan mengadakan konferensi
dengan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Setiap amandemen yang ditetapkan oleh suara
mayoritas negara pihak yang hadir dan
memberikan suaranya dalam konferensi harus
diserahkan kepada Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa untuk disetujui.
Suatu amandemen yang dibuat berdasarkan ayat
1 pasal ini akan berlaku secara efektif seelah
disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa dan diterima mayoritas dua
pertiga negara-negara pihak.

2)

keaslian yang sama, disimpan dalam arsip
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa
harus mengirimkan salinan Protokol ini yang
resmi kepada semua negara pihak dan negara
pihak konvensi dan negara-negara yang telah
menandatangani konvensi.
Sumber: www.elsam.or.id

Ketika amandemen berlaku efektif, ia akan
mengikat negara-negara yang mengetujuinya,
negara-negara pihak lainnya yang masih terikat
dengan
ketentuan-ketentuan
Protokol
dan
amandemen-amandemen yang disepakati.
Pasal 17

1)

Protokol ini ditulis dalam bahasa Arab, China,
Inggris, Prancis, Rusia, dan Spanyol memiliki
Instrumen Hukum HAM Internasional