Pembuatan Papan Partikel Berbahan Dasar Sabut Kelapa (Cocos nucifera L.)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki areal perkebunan kelapa (Cocos nucifera L) yang
cukup luas. Pada tahun 2013, luas areal perkebunan kelapa seluas 3.781.649 ha
dengan produksi kelapa sebanyak 3.189.897 ton pada tahun tersebut.
Produktivitas kelapa adalah sebanyak 1.157 kg/ha (Kementrian Pertanian, 2013).
Sabut kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari berat keseluruhan buah
kelapa, apabila per tahunnya dihasilkan sekitar 3,1 juta ton kelapa maka
dihasilkan sekitar 1 juta ton sabut kelapa.
Petani tradisional di bidang perkebunan kelapa masih belum maksimal
dalam pengolahan limbah kelapa terutama sabutnya, hanya beberapa penduduk
yang menggunakan sabut kelapa sebagai keperluan rumah tangga seperti keset,
sapu, dan sebagainya. Potensi sabut kelapa yang sangat besar ini harus
dimanfaatkan seoptimal mungkin. Salah satu pemanfaatannya adalah untuk bahan
baku pembuatan papan partikel. Menurut Maloney (1993) Papan partikel
merupakan salah satu jenis produk komposit atau panel kayu yang terbuat dari
partikel-partikel kayu atau bahan-bahan berlignoselulosa lainnya, yang diikat
dengan perekat atau bahan pengikat lain kemudian dikempa panas.
Penelitian papan partikel telah banyak dilakukan dengan bahan baku kayu,
seperti pada penelitian Putra (2011) dengan kayu jabon, Partini (2003) dengan
kayu sengon, dan Safrika (2008) dengan kayu karet. Selain itu penelitian papan
partikel juga dilakukan dengan menggunakan bahan baku non-kayu, seperti pada
penelitian Fuadi (2009) dengan tandan kosong kelapa sawit, Setiawan (2008)
1
Universitas Sumatera Utara
2
dengan sekam padi, dan Riska (2015) dengan kulit durian. Setiap bahan baku
yang digunakan menghasilkan kualitas papan partikel yang berbeda-beda pula.
Penelitian papan partikel menggunakan sabut kelapa sebelumnya sudah
dilakukan oleh Ariyani (2009) yaitu dengan variasi campuran serat dan serbuk
kelapa dan variasi kadar perekat untuk face dan core (10;12%, 12;14, 14;16).
Selain itu, Amelia (2009) melakukan penelitian menggunakan sabut kelapa
dengan metode perendaman panas dan perendaman dingin serta menggunakan
tiga jenis perekat yang berbeda (UF,MF dan MUF). Secara umum hasil penelitian
belum memenuhi standar JIS A 5908-2003, yaitu nilai MOE dan sebagian besar
nilai fisis yang dihasilkan. Pada kedua penelitian dapat disimpulkan juga bahwa
jenis perekat tidak memberi pengaruh nyata terhadap kualitas papan.
Pembuatan papan pertikel membutuhkan perekat, dalam penelitian ini
perekat yang digunakan adalah perekat isosianat.
Marra (1992) menyatakan
bahwa ada beberapa keuntungan dalam penggunaan perekat isosianat dalam
pembuatan papan partikel antara lain: dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit
untuk memproduksi papan dengan kekuatan yang sama, dapat digunakan suhu
yang lebih rendah, memungkinkan penggunaan kempa yang lebih sedikit, lebih
toleran pada partikel berkadar air tinggi, membutuhkan energi untuk pengeringan
lebih sedikit, stabilitas dimensi papan yang dihasilkan lebih stabil, tidak ada emisi
formaldehida, dan dapat mengeras tanpa bantuan panas.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian Pembuatan Papan
Partikel Berbahan Dasar Sabut Kelapa dengan menggunakan perekat isosianat.
Diharapkan penelitian ini dapat menghasilkan kualitas papan partikel yang lebih
baik.
Universitas Sumatera Utara
3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar perekat
isosianat terhadap sifat fisis dan mekanis papan partikel serta untuk mengetahui
kadar perekat optimal dalam pembuatan papan partikel berbahan dasar sabut
kelapa (Cocos nucifera L)
Kegunaan Penelitian
1. Bagi penulis yaitu bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat
untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai pembuatan papan partikel.
3. Bagi masyarakat, sebagai sumber informasi bagi masyarakat tentang
pentingnya pengolahan limbah sabut kelapa menjadi bahan yang berguna
dan bernilai ekonomi tinggi.
Batasan Penelitian
Penelitian ini memiliki batasan yaitu pembuatan papan partikel berbahan
dasar sabut kelapa dan pengujian sifat fisik yaitu kerapatan, kadar air,
pengembangan tebal dan daya serap air serta pengujian sifat mekanis terdiri atas
keteguhan lentur dan keteguhan patah.
Universitas Sumatera Utara
Latar Belakang
Indonesia memiliki areal perkebunan kelapa (Cocos nucifera L) yang
cukup luas. Pada tahun 2013, luas areal perkebunan kelapa seluas 3.781.649 ha
dengan produksi kelapa sebanyak 3.189.897 ton pada tahun tersebut.
Produktivitas kelapa adalah sebanyak 1.157 kg/ha (Kementrian Pertanian, 2013).
Sabut kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari berat keseluruhan buah
kelapa, apabila per tahunnya dihasilkan sekitar 3,1 juta ton kelapa maka
dihasilkan sekitar 1 juta ton sabut kelapa.
Petani tradisional di bidang perkebunan kelapa masih belum maksimal
dalam pengolahan limbah kelapa terutama sabutnya, hanya beberapa penduduk
yang menggunakan sabut kelapa sebagai keperluan rumah tangga seperti keset,
sapu, dan sebagainya. Potensi sabut kelapa yang sangat besar ini harus
dimanfaatkan seoptimal mungkin. Salah satu pemanfaatannya adalah untuk bahan
baku pembuatan papan partikel. Menurut Maloney (1993) Papan partikel
merupakan salah satu jenis produk komposit atau panel kayu yang terbuat dari
partikel-partikel kayu atau bahan-bahan berlignoselulosa lainnya, yang diikat
dengan perekat atau bahan pengikat lain kemudian dikempa panas.
Penelitian papan partikel telah banyak dilakukan dengan bahan baku kayu,
seperti pada penelitian Putra (2011) dengan kayu jabon, Partini (2003) dengan
kayu sengon, dan Safrika (2008) dengan kayu karet. Selain itu penelitian papan
partikel juga dilakukan dengan menggunakan bahan baku non-kayu, seperti pada
penelitian Fuadi (2009) dengan tandan kosong kelapa sawit, Setiawan (2008)
1
Universitas Sumatera Utara
2
dengan sekam padi, dan Riska (2015) dengan kulit durian. Setiap bahan baku
yang digunakan menghasilkan kualitas papan partikel yang berbeda-beda pula.
Penelitian papan partikel menggunakan sabut kelapa sebelumnya sudah
dilakukan oleh Ariyani (2009) yaitu dengan variasi campuran serat dan serbuk
kelapa dan variasi kadar perekat untuk face dan core (10;12%, 12;14, 14;16).
Selain itu, Amelia (2009) melakukan penelitian menggunakan sabut kelapa
dengan metode perendaman panas dan perendaman dingin serta menggunakan
tiga jenis perekat yang berbeda (UF,MF dan MUF). Secara umum hasil penelitian
belum memenuhi standar JIS A 5908-2003, yaitu nilai MOE dan sebagian besar
nilai fisis yang dihasilkan. Pada kedua penelitian dapat disimpulkan juga bahwa
jenis perekat tidak memberi pengaruh nyata terhadap kualitas papan.
Pembuatan papan pertikel membutuhkan perekat, dalam penelitian ini
perekat yang digunakan adalah perekat isosianat.
Marra (1992) menyatakan
bahwa ada beberapa keuntungan dalam penggunaan perekat isosianat dalam
pembuatan papan partikel antara lain: dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit
untuk memproduksi papan dengan kekuatan yang sama, dapat digunakan suhu
yang lebih rendah, memungkinkan penggunaan kempa yang lebih sedikit, lebih
toleran pada partikel berkadar air tinggi, membutuhkan energi untuk pengeringan
lebih sedikit, stabilitas dimensi papan yang dihasilkan lebih stabil, tidak ada emisi
formaldehida, dan dapat mengeras tanpa bantuan panas.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian Pembuatan Papan
Partikel Berbahan Dasar Sabut Kelapa dengan menggunakan perekat isosianat.
Diharapkan penelitian ini dapat menghasilkan kualitas papan partikel yang lebih
baik.
Universitas Sumatera Utara
3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar perekat
isosianat terhadap sifat fisis dan mekanis papan partikel serta untuk mengetahui
kadar perekat optimal dalam pembuatan papan partikel berbahan dasar sabut
kelapa (Cocos nucifera L)
Kegunaan Penelitian
1. Bagi penulis yaitu bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat
untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai pembuatan papan partikel.
3. Bagi masyarakat, sebagai sumber informasi bagi masyarakat tentang
pentingnya pengolahan limbah sabut kelapa menjadi bahan yang berguna
dan bernilai ekonomi tinggi.
Batasan Penelitian
Penelitian ini memiliki batasan yaitu pembuatan papan partikel berbahan
dasar sabut kelapa dan pengujian sifat fisik yaitu kerapatan, kadar air,
pengembangan tebal dan daya serap air serta pengujian sifat mekanis terdiri atas
keteguhan lentur dan keteguhan patah.
Universitas Sumatera Utara