Strategi Dishub Banten untuk Mencegah Timbulnya Biaya Tinggi Angkutan Barang
STRATEGI DISHUBKOMINFO PROVINSI
BANTEN UNTUK MENCEGAH TIMBULNYA
BIAYA EKONOMI TINGGI DALAM
ANGKUTAN BARANG
REVRI AROES
KEPALA DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
PROVINSI BANTEN
25 Februari 2016
LANDASAN HUKUM
1. UU NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG LLAJ
2. PP NO. 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN
REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN
KEBUTUHAN LALU LINTAS
3. PP NO. 55 TAHUN 2012 TENTANG KENDARAAN
4. PP 80 TAHUN 2012 TTG TATA CARA PEMERIKSAAN
KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN
PELANGGARAN LLAJ
5. PP NO. 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LLAJ
6. PP NO. 74 TAHUN 2014 TENTANG ANGKUTAN
7. KM 69 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN
ANGKUTAN BARANG DI JALAN
2
GAMBARAN UMUM
1. LUAS WILAYAH = 9.662,92 KM2
2. WILAYAH ADMINISTRATIF = 8 KAB/KOTA
(Kota Serang, Kab. Serang, Kota Cilegon,
Kab. Pandeglang, Kab. Lebak, Kab.
Tangerang, Kota Tangerang dan Kota
tangerang Selatan)
3
RUAS JALAN PROVINSI BANTEN
Jl. Provinsi
RUAS JALAN NASIONAL PROVINSI BANTEN
SLIDE 15
Pasal 1 angka 3 UU No. 22 Tahun 2009
Angkutan adalah perpindahan orang dan/
barang dari satu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan kendaraan di ruang
lalu lintas jalan.
Perbandingan Jumlah Perjalanan Angkutan Barang Tiap Moda
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Sumatera
Jawa
Kalimantan
Sulawesi
Udara
0,0%
0,0%
0,0%
0,0%
Laut
2,7%
0,2%
58,8%
3,6%
KA
2,1%
0,1%
95,2%
99,7%
Jalan
Bali NT
Maluku-Papua
Rata-rata
0,0%
1,1%
0,2%
0,2%
79,7%
24,2%
1,1%
41,2%
96,4%
99,8%
10,2%
75,3%
Sumber : IndII (2014)
Investasi double track KA dan pengembangan kepelabuhan belum mendapat
respon signifikan bagi operator angkutan barang karena buruknya keterpaduan
jaringan prasarana dan pelayanan terminal alih moda transportasi barang.
7
1.
2.
3.
4.
SERING TERJADI OVER LOAD
KERUSAKAN JALAN AKIBAT OVERLOAD
PENYALAH GUNAAN JEMBATAN TIMBANG
SEBAGAI SUMBER PAD
PENEGAKAN HUKUM SECARA PARTIAL /
BELUM TERPADU
A.
JANGKA PENDEK
1.
MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS, SEPERTI :
PEMBATASAN
LOADING
DAN
UNLOADING
DI
PERKOTAAN BAIK TEMPAT MAUPUN WAKTU
ANGKUTAN BARANG DENGAN UKURAN TERTENTU
TIDAK BOLEH MASUK KE JALAN PROVINSI (JLN KLAS III ‹
8 TON)
PEMASANGAN PORTAL PADA JALAN PROVINSI
RANPERGUB RUTE LINTASAN ANGKUTAN BARANG
2.
3.
4.
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUATAN LEBIH
PEMBENTUKAN FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
MULAI
2017
PENGELOLAAN
JEMBATAN
TIMBANG
DIALIHKAN KE PEMERINTAH PUSAT (UU 23 TAHUN 2014)
DENGAN DEMIKIAN SUDAH TIDAK ADA LAGI TARGET PAD
B. JANGKA MENENGAH
1. DIBANGUN
TERMINAL
ANGKUTAN
BARANG/DRY PORT/INLAND PORT
2. TERSEDIANYA PERGUDANGAN YANG
MELENGKAPI
SISTEM
ANGKUTAN
BARANG
3. REAKTIVASI JALUR KERETA API UNTUK
DAERAH SELATAN BANTEN
B. JANGKA PANJANG
LEBIH TERINTEGRASINYA SISTEM ANGKUTAN
BARANG ANTAR MODA (JALAN RAYA, KERETA
API DAN LAUT)
PANJANG RUAS JALAN PROVINSI BANTEN
PANJANG RUAS JALAN PROVINSI BANTEN
PANJANG RUAS JALAN PROVINSI BANTEN
SLIDE 5
PANJANG RUAS JALAN NASIONAL PROVINSI BANTEN
NO NOMOR RUAS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
001
001
001
002
002
002
002
002
002
002
003
003
003
003
003
004
005
005
006
007
007
008
009
11
12
K
K
11
12
16
17
18
19
K
K
K
K
K
K
12
13
14
15
11
K
K
K
K
K
11
1
2
K
NAMA RUAS
MERAK - BTS. KOTA CILEGON
JLN. RAYA MERAK (CILEGON)
JLN. RAYA CILEGON (CILEGON)
BTS. KOTA CILEGON - BTS. KOTA SERANG
JLN. RAYA SERANG (CILEGON)
JLN. RAYA CILEGON (SERANG)
JLN. LETNAN JIDUN (SERANG)
JLN. TB SUWANDI (SERANG)
JLN. ABDUL HADI (SERANG)
JLN. KH. ABDUL FATAH HASAN (SERANG)
BTS. KOTA SERANG - BTS. KOTA TANGERANG
JLN. SUDIRMAN (SERANG)
JLN. RAYA SERANG (TANGERANG)
JLN. OTISTA (TANGERANG)
JLN. KS. TUBUN (TANGERANG)
JLN. DAAN MOGOT (TANGERANG - BTS. DKI)
BTS. KOTA CILEGON - PASAURAN
JLN. RAYA ANYER (CILEGON)
PASAURAN - LABUAN
JL. A YANI (LABUAN)
LABUHAN - SP. LABUHAN
SIMP. LABUHAN - SAKETI
SAKETI - BTS. KOTA PANDEGLANG
PANJANG
RUAS (KM)
9,40
2,70
1,50
8,40
3,50
2,80
0,59
3,26
0,72
1,41
55,70
1,78
8,80
0,81
1,21
7,67
38,60
3,60
17,38
1,10
1,80
19,79
15,82
JAP (KM)
JKP -1 (KM)
9,40
2,70
1,50
8,40
3,50
2,80
0,59
3,26
0,72
1,41
53,70
1,78
8,80
0,81
1,21
7,67
38,60
3,60
17,38
1,10
1,80
19,79
15,82
PANJANG RUAS JALAN NASIONAL PROVINSI BANTEN
NO NOMOR RUAS
1
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
NAMA RUAS
- BTS.
KOTA CILEGON
CIGADUNG
- CIPACUNG
K MERAK
BTS. KOTA PANDEGLANG - BTS. KOTA RANGKASBITUNG
010
JLN. BY PASS RANGKASBITUNG (JLN. SOEKARNO HATTA RANGKASBITUNG)
010
BTS. KOTA RANGKASBITUNG-CIGELUNG (BTS. PROV. JABAR)
011
011 12 K JLN. RAYA CIPANAS (RANGKASBITUNG)
SP. LABUAN-CIBALIUNG
012
CIBALIUNG-CIKEUSIK-MUARA BINUANGEN
013
MUARA BINUANGEN - SIMPANG
014
SIMPANG - BAYAH
015
BAYAH - CIBARENOK - BTS. PROV. JABAR
016
BTS. KOTA SERANG - BTS. KOTA PANDEGLANG
017
017 13 K JLN. RAYA PANDEGLANG (SERANG)
017 14 K JLN. RAYA SERANG (PANDEGLANG)
BTS. DKI/BANTEN - GANDARIA/BTS. DEPOK/TANGERANG (CIPUTAT-BOGOR)
018
018 13 K JLN. RAMBUTAN (CIPUTAT)
018 14 K JLN. OTISTA (CIPUTAT)
JLN. AKSES TOL MERAK
019
CIKANDE-RANGKASBITUNG
020
JLN. RAYA CIKANDE (JLN. OTTO ISKANDARDINATA RANGKASBITUNG)
020
CIBALIUNG-SUMUR
021
CITERUP-TANJUNG LESUNG
022
023SLIDE 6SERDANG-BOJONEGARA-MERAK
TOTAL PROVINSI BANTEN
001
009 13
PANJANG
RUAS (KM)
9,40
10,64
11,70
3,88
35,42
3,92
48,67
37,32
16,85
32,11
34,50
16,64
0,77
1,45
9,01
0,30
0,50
4,20
26,71
0,80
22,30
6,10
34,85
564,89
JAP (KM)
JKP -1 (KM)
9,40
10,64
11,70
3,88
35,42
3,92
48,67
37,32
16,85
32,11
34,50
16,64
0,77
1,45
9,01
0,30
0,50
4,20
112,36
26,71
0,80
22,30
6,10
34,85
452,52
RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN
KERETA API
RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN
RENCANA PENGEMBANGAN BANDAR UDARA
1
2
3 Pembangunan kembali jaringan prasarana yang
tidak dioperasikan yang menghubungkan kawasan
wisata di wilayah Banten Selatan:
Lintas Labuan - Saketi - Malingping - Bayah
Lintas Saketi - Rangkasbitung
Lintas Ciwandan - Anyer Kidul
4 Pembangunan jaringan prasarana baru yang
menghubungkan secara langsung jaringan wilayah
Barat dengan jaringan wilayah Tengah pada lintas
Parung Panjang - Serpong - Citayam - Nambo –
Cikarang
5 Pembangunan lintas baru Anyer Kidul - Labuan –
Panimbang
6 Pengembangan jalur kereta api (double track)
Jakarta - Kota Tangerang
7 Peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan
prasarana pada lintas Merak - Cilegon - Serang Tangerang – Jakarta
3
4
5
6
BANTEN UNTUK MENCEGAH TIMBULNYA
BIAYA EKONOMI TINGGI DALAM
ANGKUTAN BARANG
REVRI AROES
KEPALA DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
PROVINSI BANTEN
25 Februari 2016
LANDASAN HUKUM
1. UU NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG LLAJ
2. PP NO. 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN
REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN
KEBUTUHAN LALU LINTAS
3. PP NO. 55 TAHUN 2012 TENTANG KENDARAAN
4. PP 80 TAHUN 2012 TTG TATA CARA PEMERIKSAAN
KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN
PELANGGARAN LLAJ
5. PP NO. 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LLAJ
6. PP NO. 74 TAHUN 2014 TENTANG ANGKUTAN
7. KM 69 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN
ANGKUTAN BARANG DI JALAN
2
GAMBARAN UMUM
1. LUAS WILAYAH = 9.662,92 KM2
2. WILAYAH ADMINISTRATIF = 8 KAB/KOTA
(Kota Serang, Kab. Serang, Kota Cilegon,
Kab. Pandeglang, Kab. Lebak, Kab.
Tangerang, Kota Tangerang dan Kota
tangerang Selatan)
3
RUAS JALAN PROVINSI BANTEN
Jl. Provinsi
RUAS JALAN NASIONAL PROVINSI BANTEN
SLIDE 15
Pasal 1 angka 3 UU No. 22 Tahun 2009
Angkutan adalah perpindahan orang dan/
barang dari satu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan kendaraan di ruang
lalu lintas jalan.
Perbandingan Jumlah Perjalanan Angkutan Barang Tiap Moda
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Sumatera
Jawa
Kalimantan
Sulawesi
Udara
0,0%
0,0%
0,0%
0,0%
Laut
2,7%
0,2%
58,8%
3,6%
KA
2,1%
0,1%
95,2%
99,7%
Jalan
Bali NT
Maluku-Papua
Rata-rata
0,0%
1,1%
0,2%
0,2%
79,7%
24,2%
1,1%
41,2%
96,4%
99,8%
10,2%
75,3%
Sumber : IndII (2014)
Investasi double track KA dan pengembangan kepelabuhan belum mendapat
respon signifikan bagi operator angkutan barang karena buruknya keterpaduan
jaringan prasarana dan pelayanan terminal alih moda transportasi barang.
7
1.
2.
3.
4.
SERING TERJADI OVER LOAD
KERUSAKAN JALAN AKIBAT OVERLOAD
PENYALAH GUNAAN JEMBATAN TIMBANG
SEBAGAI SUMBER PAD
PENEGAKAN HUKUM SECARA PARTIAL /
BELUM TERPADU
A.
JANGKA PENDEK
1.
MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS, SEPERTI :
PEMBATASAN
LOADING
DAN
UNLOADING
DI
PERKOTAAN BAIK TEMPAT MAUPUN WAKTU
ANGKUTAN BARANG DENGAN UKURAN TERTENTU
TIDAK BOLEH MASUK KE JALAN PROVINSI (JLN KLAS III ‹
8 TON)
PEMASANGAN PORTAL PADA JALAN PROVINSI
RANPERGUB RUTE LINTASAN ANGKUTAN BARANG
2.
3.
4.
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUATAN LEBIH
PEMBENTUKAN FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
MULAI
2017
PENGELOLAAN
JEMBATAN
TIMBANG
DIALIHKAN KE PEMERINTAH PUSAT (UU 23 TAHUN 2014)
DENGAN DEMIKIAN SUDAH TIDAK ADA LAGI TARGET PAD
B. JANGKA MENENGAH
1. DIBANGUN
TERMINAL
ANGKUTAN
BARANG/DRY PORT/INLAND PORT
2. TERSEDIANYA PERGUDANGAN YANG
MELENGKAPI
SISTEM
ANGKUTAN
BARANG
3. REAKTIVASI JALUR KERETA API UNTUK
DAERAH SELATAN BANTEN
B. JANGKA PANJANG
LEBIH TERINTEGRASINYA SISTEM ANGKUTAN
BARANG ANTAR MODA (JALAN RAYA, KERETA
API DAN LAUT)
PANJANG RUAS JALAN PROVINSI BANTEN
PANJANG RUAS JALAN PROVINSI BANTEN
PANJANG RUAS JALAN PROVINSI BANTEN
SLIDE 5
PANJANG RUAS JALAN NASIONAL PROVINSI BANTEN
NO NOMOR RUAS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
001
001
001
002
002
002
002
002
002
002
003
003
003
003
003
004
005
005
006
007
007
008
009
11
12
K
K
11
12
16
17
18
19
K
K
K
K
K
K
12
13
14
15
11
K
K
K
K
K
11
1
2
K
NAMA RUAS
MERAK - BTS. KOTA CILEGON
JLN. RAYA MERAK (CILEGON)
JLN. RAYA CILEGON (CILEGON)
BTS. KOTA CILEGON - BTS. KOTA SERANG
JLN. RAYA SERANG (CILEGON)
JLN. RAYA CILEGON (SERANG)
JLN. LETNAN JIDUN (SERANG)
JLN. TB SUWANDI (SERANG)
JLN. ABDUL HADI (SERANG)
JLN. KH. ABDUL FATAH HASAN (SERANG)
BTS. KOTA SERANG - BTS. KOTA TANGERANG
JLN. SUDIRMAN (SERANG)
JLN. RAYA SERANG (TANGERANG)
JLN. OTISTA (TANGERANG)
JLN. KS. TUBUN (TANGERANG)
JLN. DAAN MOGOT (TANGERANG - BTS. DKI)
BTS. KOTA CILEGON - PASAURAN
JLN. RAYA ANYER (CILEGON)
PASAURAN - LABUAN
JL. A YANI (LABUAN)
LABUHAN - SP. LABUHAN
SIMP. LABUHAN - SAKETI
SAKETI - BTS. KOTA PANDEGLANG
PANJANG
RUAS (KM)
9,40
2,70
1,50
8,40
3,50
2,80
0,59
3,26
0,72
1,41
55,70
1,78
8,80
0,81
1,21
7,67
38,60
3,60
17,38
1,10
1,80
19,79
15,82
JAP (KM)
JKP -1 (KM)
9,40
2,70
1,50
8,40
3,50
2,80
0,59
3,26
0,72
1,41
53,70
1,78
8,80
0,81
1,21
7,67
38,60
3,60
17,38
1,10
1,80
19,79
15,82
PANJANG RUAS JALAN NASIONAL PROVINSI BANTEN
NO NOMOR RUAS
1
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
NAMA RUAS
- BTS.
KOTA CILEGON
CIGADUNG
- CIPACUNG
K MERAK
BTS. KOTA PANDEGLANG - BTS. KOTA RANGKASBITUNG
010
JLN. BY PASS RANGKASBITUNG (JLN. SOEKARNO HATTA RANGKASBITUNG)
010
BTS. KOTA RANGKASBITUNG-CIGELUNG (BTS. PROV. JABAR)
011
011 12 K JLN. RAYA CIPANAS (RANGKASBITUNG)
SP. LABUAN-CIBALIUNG
012
CIBALIUNG-CIKEUSIK-MUARA BINUANGEN
013
MUARA BINUANGEN - SIMPANG
014
SIMPANG - BAYAH
015
BAYAH - CIBARENOK - BTS. PROV. JABAR
016
BTS. KOTA SERANG - BTS. KOTA PANDEGLANG
017
017 13 K JLN. RAYA PANDEGLANG (SERANG)
017 14 K JLN. RAYA SERANG (PANDEGLANG)
BTS. DKI/BANTEN - GANDARIA/BTS. DEPOK/TANGERANG (CIPUTAT-BOGOR)
018
018 13 K JLN. RAMBUTAN (CIPUTAT)
018 14 K JLN. OTISTA (CIPUTAT)
JLN. AKSES TOL MERAK
019
CIKANDE-RANGKASBITUNG
020
JLN. RAYA CIKANDE (JLN. OTTO ISKANDARDINATA RANGKASBITUNG)
020
CIBALIUNG-SUMUR
021
CITERUP-TANJUNG LESUNG
022
023SLIDE 6SERDANG-BOJONEGARA-MERAK
TOTAL PROVINSI BANTEN
001
009 13
PANJANG
RUAS (KM)
9,40
10,64
11,70
3,88
35,42
3,92
48,67
37,32
16,85
32,11
34,50
16,64
0,77
1,45
9,01
0,30
0,50
4,20
26,71
0,80
22,30
6,10
34,85
564,89
JAP (KM)
JKP -1 (KM)
9,40
10,64
11,70
3,88
35,42
3,92
48,67
37,32
16,85
32,11
34,50
16,64
0,77
1,45
9,01
0,30
0,50
4,20
112,36
26,71
0,80
22,30
6,10
34,85
452,52
RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN
KERETA API
RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN
RENCANA PENGEMBANGAN BANDAR UDARA
1
2
3 Pembangunan kembali jaringan prasarana yang
tidak dioperasikan yang menghubungkan kawasan
wisata di wilayah Banten Selatan:
Lintas Labuan - Saketi - Malingping - Bayah
Lintas Saketi - Rangkasbitung
Lintas Ciwandan - Anyer Kidul
4 Pembangunan jaringan prasarana baru yang
menghubungkan secara langsung jaringan wilayah
Barat dengan jaringan wilayah Tengah pada lintas
Parung Panjang - Serpong - Citayam - Nambo –
Cikarang
5 Pembangunan lintas baru Anyer Kidul - Labuan –
Panimbang
6 Pengembangan jalur kereta api (double track)
Jakarta - Kota Tangerang
7 Peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan
prasarana pada lintas Merak - Cilegon - Serang Tangerang – Jakarta
3
4
5
6