DIKTIS | Website Resmi Direktorat Pendidikan Tinggi Islam - Ditjen Pendis Kemenag RI

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ……. TAHUN 2013
TENTANG
STATUTA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
Menimbang

: a. bahwa Keputusan Menteri Agama RI Nomor 93 Tahun
2007 tentang Statuta Universitas Islam Negeri Alauddin
tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan perkembangan
keadaan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, perlu menyusun Statuta Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.

Mengingat

: 1. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 47 Tahun 2003, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4286 Tahun 2003);
2. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 78 Tahun 2003, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301 Tahun 2003);
3. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2004, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355 Tahun 2004);
4. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 157 Tahun 2005, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4586 Tahun 205);
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2002 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 100
Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil
Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 33 Tahun 2002, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4194 Tahun 2002);
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2005, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496
Tahun 2005);
7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
1

(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 48 Tahun
2005, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4502 Tahun 2005);
8. Peraturan Pemerintah RI Nomor 55 Tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 124
Tahun 2007, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4769);
9. Peraturan Pemerintah RI Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 91 Tahun 2008, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4864 Tahun 2008);

10. Peraturan Pemerintah RI Nomor 37 Tahun 2009 tentang
Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 76 Tahun 2009, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5007);
11. Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus
Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Professor
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 85 Tahun
2009, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5016);
12. Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2010, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135
Tahun 2010);
13. Peraturan Pemerintah RI Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan
dan
Penyelenggaraan
Pendidikan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2010, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5105), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan
dan
Penyelenggaraan
Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 112
Tahun 2010, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5157);
14. Keputusan Presiden RI Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Presiden RI Nomor 72 Tahun 2004;
15. Peraturan Presiden RI Nomor 57 Tahun 2005 tentang
Perubahan Institut Agama Islam Negeri Sunan Gunung
Djati Bandung menjadi Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung dan Perubahan Institut Agama
Islam Negeri Alauddin Makassar menjadi Universitas

Islam Negeri Alauddin Makassar;
16. Peraturan Presiden RI Nomor 20 Tahun 2008 tentang
2

Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden RI Nomor 9
Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara
Republik Indonesia;
17. Peraturan Presiden RI Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedelapan atas Peraturan Presiden RI Nomor
10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon
I Kementerian Negara Republik Indonesia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4828);
18. Peraturan Presiden RI Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden RI
Nomor 91 Tahun 2011 tentang Pembentukan dan
Organisasi Kementerian Negara;

19. Peraturan Presiden RI Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden RI Nomor 92 Tahun 2011 tentang Kedudukan
Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;
20. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 45 Tahun 2006
tentang Tata Cara Pemilihan Calon Rektor, Calon
Pembantu Rektor, Calon Dekan, dan Calon Pembantu
Dekan di Lingkungan Institut Agama Islam Negeri dan
Universitas Islam Negeri;
21. Peraturan
Menteri
Keuangan
RI
Nomor
109/PMK.05/2007 tentang Dewan Pengawas Badan
Layanan Umum;
22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 85
Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Statuta
Perguruan Tinggi;

23. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 10 Tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama;
24. Peraturan
Menteri
Keuangan
RI
Nomor
330/PMK.05/2008 tentang Penetapan Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar sebagai Instansi Pemerintah
yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum;
25. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 407 Tahun 2000
tentang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian
dalam dan/atau dari Jabatan pada Perguruan Tinggi
Agama Negeri di Lingkungan Departemen Agama;
26. Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 045 Tahun 2002
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum;
27. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 492 Tahun 2003
tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Kuasa
Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian dalam

3

dan/atau dari Jabatan pada Perguruan Tinggi Agama
Negeri di Lingkungan Departemen Agama;
28. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 156 Tahun 2004
tentang Pedoman, Pengawasan, Pengendalian, dan
Pembinaan Program Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana
pada Perguruan Tinggi Agama Islam;
29. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 353 Tahun 2004
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi Agama Islam;
30. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 387 Tahun 2004
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Program Studi
pada Perguruan Tinggi Agama Islam.
Memperhatikan : 1. Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi dalam surat Nomor :
B/2718.1/M.PAN-RB/9/2012 tanggal 26 September 2012
tentang Rekapitulasi Unit Organisasi dan Eselon di
lingkungan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar;
2. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar;
3. Hasil Rapat Senat Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar tanggal 16 dan 28 Mei 2013.
MEMUTUSKAN
Menetapkan

: PERATURAN MENTERI AGAMA RI TENTANG
STATUTA
UNIVERSITAS
ISLAM
NEGERI
ALAUDDIN MAKASSAR.

PERTAMA

: Menetapkan Statuta Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan
ini.


KEDUA

: Segala ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan ini
dinyatakan tidak berlaku.

KETIGA

: Peraturan ini berlaku mulai pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 28 Mei 2013
MENTERI AGAMA RI,

SURYADARMA ALI
4

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ........TAHUN 2013
TENTANG
STATUTA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
ALAUDDIN MAKASSAR

BAB I
PENDAHULUAN
Bagian Pertama
Dasar Pemikiran
Pasal 1
Bismillahirrahmanirrahim
Usaha untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, diperlukan peningkatan kemampuan
sumber daya manusia yang andal sebagai agent of change. Untuk itu pendidikan
yang berfungsi sebagai pengendali masyarakat (social control), perekayasa sosial
(social engineering), atau penyejahtera sosial (social welfare) merupakan hal yang
sangat penting dalam rangka membangun masyarakat Indonesia yang berkualitas,
selaras, serasi, dan seimbang antara kehidupan jasmani dan rohani.
Secara objektif, sebagian besar masyarakat Indonesia menaruh harapan agar
pengembangan ilmu pengetahuan agama dengan ilmu pengetahuan dan teknologi,
seni dan/atau olahraga dijiwai oleh nilai-nilai keislaman. Harapan tersebut
mendorong untuk menghadirkan Universitas Islam Negeri yang mengembangkan
ilmu-ilmu keislaman secara terpadu dengan ilmu-ilmu umum merupakan suatu
keharusan yang tidak dapat terelakkan.
Sejalan dengan tuntutan dan harapan masyarakat yang semakin meningkat
akan peran penyelenggaraan pendidikan tinggi Islam, maka Pemerintah Republik
Indonesia sebagai penentu kebijakan dalam penyelenggaraan setiap pendidikan
merespons dengan memberikan pelayanan pendidikan sesuai dengan tuntutan dan
harapan masyarakat serta falsafah bangsa dan perundang-undangan yang berlaku,
sehingga Institut Agama Islam Negeri Alauddin Makassar melakukan pengembangan
secara Institusional menjadi sebuah Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar diharapkan dapat mendorong
dan melaksanakan usaha integrasi keilmuan yang pada gilirannya dapat
menghilangkan dikotomi antara ilmu pengetahuan agama dengan ilmu pengetahuan
umum. Oleh karena itu, secara spesifik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
akan menjadi wadah untuk mengkaji, menciptakan, mengembangkan, menerapkan
dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan/atau olahraga yang
bersumber dan dijiwai oleh nilai-nilai keislaman sehingga mampu menghasilkan
5

sarjana yang memiliki integritas moral, kemantapan akidah, keluhuran akhlak,
keluasan ilmu pengetahuan dan kematangan profesional yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai pedoman dasar penyelenggaraan seluruh kegiatan perencanaan dan
pengembangan program serta kegiatan institusional dan operasional menuju tujuan
yang dicita-citakan, berkat rahmat Allah swt. dan berdasarkan Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2005 tentang Perubahan Institut Agama Islam
Negeri Alauddin Makassar menjadi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,
disusunlah Statuta Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar sebagai berikut.
Bagian Kedua
Dasar Hukum
Pasal 2
1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 430);
2. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4586);
3. Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 17 Tahun 2010 jo. Peraturan Pemerintah RI
Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 115,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3859);
5.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan
Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2003 tentang Pengangkatan Pegawai
Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4194);
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
7. Peraturan Pemerisntah RI Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen.
8. Peraturan Presiden RI Nomor 57 Tahun 2005 tentang Perubahan Institut Agama
Islam Negeri Sunan Gunung Jati Bandung menjadi Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Jati Bandung dan Perubahan Institut Agama Islam Negeri
Alauddin Makassar menjadi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar;
9. Peraturan Presiden RI Nomor 94 Tahun 2006 tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;
10. Peraturan Presiden RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketujuh Atas
Peraturan Presiden RI nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas
Eselon 1 Kementerian Negara Republik Indonesia;
11. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 25 Tahun 2013 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar;
6

12. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 045 Tahun 2002 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum;
13. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 45 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan
Calon Rektor, Calon Pembantu Rektor, Calon Dekan, dan Calon Pembantu
Dekan di Lingkungan Institut Agama Islam Negeri dan Universitas Islam Negeri
tanggal 28 Septermber 2006;
14. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 407 Tahun 2000 tentang Pengangkatan,
Pemindahan, dan Pemberhentian dalam dan/atau dari Jabatan pada Perguruan
Tinggi Agama Islam Negeri di Lingkungan Departemen Agama;
15. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 156 Tahu 2004 tentang Pedoman,
Pengawasan, Pengendalian dan Pembinaan Program Diploma, Sarjana dan
Pascasarjana pada Perguruan Tinggi Agama Islam;
16. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 353 Tahun 2004 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Agama Islam;
17. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 387 Tahun 2004 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pembukaan Program Studi pada Perguruan Tinggi Agama Islam;
18. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Agama;
19. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 25 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
20. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
21. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 93 Tahun 2007 tentang Statuta Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar.
Bagian Ketiga
Tujuan
Pasal 3
Statuta Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dimaksudkan sebagai acuan
dasar dan pedoman sivitas akademika dan tenaga kependidikan Universitas Islam
Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Bagian Keempat
Ruang Lingkup
Pasal 4
Statuta sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 3 menjadi acuan dasar dan
pedoman bagi penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi dan penyelenggaraan
administrasi pada Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

7

BAB II
KETENTUAN UMUM
Pasal 5
Dalam peraturan ini, yang dimaksud dengan:
1.
Statuta adalah Statuta Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
2. Universitas adalah Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
3. Kementerian adalah Kementerian Agama Republik Indonesia.
4. Menteri adalah Menteri Agama Republik Indonesia.
5. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pendidikan Islam.
6. Senat Universitas adalah Senat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
7. Senat Fakultas adalah Senat pada Fakultas dalam lingkungan Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
8. Rektor adalah Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
9. Dekan adalah Dekan Fakultas pada Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
10. Direktur adalah Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.
11. Ketua Lembaga adalah pemimpin Lembaga pada Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
12. Kepala Pusat adalah pemimpin pada Pusat di bawah Lembaga dan di bawah Unit
Pelaksana Teknis (UPT).
13. Dosen adalah dosen tetap dan tidak tetap Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.
14. Dosen Tetap adalah dosen Pegawai Negeri Sipil yang diangkat oleh pemerintah
melalui Kementrian Agama RI dan dosen yang non Pegawai Negeri Sipil yang
diangkat oleh Rektor;
15. Dosen Tidak Tetap adalah dosen yang tidak diangkat secara tetap oleh yang
berwenang tetapi diangkat oleh Dekan atau Rektor untuk mengajarkan mata
kuliah tertentu setiap semester.
16. Mahasiswa adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
17. Alumni adalah lulusan program akademik, profesi dan/atau vokasi pada
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
18. Sivitas Akademika adalah satuan yang terdiri dari dosen dan mahasiswa
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
19. Tenaga kependidikan adalah pegawai atau karyawan pada Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
20. Warga kampus adalah sivitas akademika dan tenaga kependidikan lainnya pada
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
21. Unit Pelaksana Teknis (UPT) adalah unsur penunjang pada Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar yang merupakan perangkat pelengkap di bidang
pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di luar
Fakultas dan Jurusan.
22. Pejabat struktural adalah PNS yang diberi tugas tambahan dalam struktural
universitas.
23. Pejabat non struktural adalah PNS yang memiliki jabatan fungsional dan
menduduki jabatan selain jabatan struktural.
24. Pejabat non eselon adalah jabatan dosen yang mendapat tugas tambahan dan
disetarakan dengan jabatan struktural.
8

25. Badan Non Struktural merupakan organ pertimbangan pada Universitas.
26. Jurusan atau nama lain yang sejenis adalah himpunan sumber daya pendukung
program studi dalam 1 (satu) rumpun disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan/atau olahraga.
27. Prodi adalah program yang mencakup kesatuan rencana belajar sebagai pedoman
penyelenggaraan pendidikan yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum
serta ditujukan agar peserta didik dapat menguasai pengetahuan, keterampilan
dan sikap sesuai dengan sasaran kurikulum.

BAB III
VISI, MISI, DAN TUJUAN
UNIVERSITAS
Bagian Pertama
Visi
Pasal 6
Pusat Pencerahan dan Transformasi Ipteks Berbasis Peradaban Islam.
Bagian Kedua
Misi
Pasal 7
Universitas mempunyai misi:
a. Menciptakan atmosfir akademik yang kondusif bagi peningkatan mutu perguruan
tinggi dan kualitas kehidupan bermasyarakat;
b. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat yang merefleksikan kemapanan integrasi antara nilai ajaran Islam
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks);
c. Mewujudkan universitas yang mandiri, berkarakter, bertatakelola baik, dan
berdaya saing menuju universitas riset dengan mengembangkan nilai spiritual
dan tradisi keilmuan.
Bagian Ketiga
Tujuan
Pasal 8
Universitas memiliki tujuan:
a. Menghasilkan produk intelektual yang bermanfaat dan terbangunnya potensi
insani yang kuat dengan mempertimbangkan kearifan lokal;
b. Terwujudnya kampus sebagai pusat pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat yang berbasis integrasi keilmuan;
c. Terciptanya sistem manajemen, kepemimpinan, dan kelembagaan yang sehat
serta terwujudnya tata ruang, lingkungan, dan iklim kampus yang islami; dan
9

d. Terwujudnya jejaring kerjasama dengan lembaga lokal, nasional, dan
internasional.

BAB IV
IDENTITAS
Bagian Pertama
Nama, Tempat, dan Tanggal Pendirian
Pasal 9
(1) Universitas ini bernama Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, disingkat
UIN Alauddin Makassar;
(2) UIN Alauddin Makassar bertempat di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa,
Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.
(3) UIN Alauddin sebelumnya bernama Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Alauddin Makassar yang berdiri pada tanggal 10 November 1965 berdasarkan
Keputusan Menteri Agama Nomor 79 tanggal 28 Oktober 1965;
(4) Konversi IAIN Alauddin menjadi UIN Alauddin pada tanggal 10 Oktober 2005
bertepatan dengan tanggal 6 Ramadhan 1426 H berdasarkan Peraturan Presiden
RI Nomor 57 Tahun 2005 tentang Perubahan Institut Agama Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung menjadi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung dan Perubahan Institut Agama Islam Negeri Alauddin Makassar
menjadi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar;
Bagian Kedua
Asas dan Dasar
Pasal 10
Universitas berasaskan Islam dan berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI Tahun
1945.
Bagian Ketiga
Pola Ilmiah Pokok
Pasal 11
Pola Ilmiah Pokok Universitas adalah Kajian al-Qur’an, Hadis, Ipteks, berbasis
Perdamaian dan Peradaban.

10

Bagian Keempat
Filosofi Pendidikan
Pasal 12
Universitas didasari oleh filosofi yang berkenaan dengan hakikat manusia, hakikat
pembangunan nasional, tujuan pendidikan nasional, dan usaha untuk mencapai
tujuan universitas dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, telah dilengkapi berbagai
potensi dan kemampuan. Potensi dan kemampuan itu pada hakikatnya adalah
karunia Allah kepada manusia yang semestinya dimanfaatkan dan dikembangkan
serta tidak boleh disia-siakan. Pendidikan dan pengajaran pada umumnya
berfungsi untuk mengembangkan potensi dan kemampuan tersebut sesuai dengan
sifat, karakteristik, tingkat, dan jenis yang berbeda-beda agar menjadi aktual
dalam kehidupan sehingga berguna bagi orang yang bersangkutan, masyarakat,
dan bangsanya serta menjadi bekal untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang
Maha Esa;
b. Dalam Pembangunan Nasional, manusia memiliki peranan yang strategis yakni
sebagai subyek pembangunan. Untuk dapat memainkan perannya sebagai subyek
pembangunan, manusia Indonesia perlu dikembangkan menjadi manusia yang
utuh dan paripurna melalui upaya pendidikan yang berkelanjutan yang
dilaksanakan secara terus menerus sampai kepada jenjang pendidikan tinggi,
sehingga dengan demikian manusia Indonesia mampu memekarkan potensinya
seoptimal mungkin untuk manjadi sumber daya pembangunan yang berkualitas,
handal, dan professional;
c. Pendidikan nasional diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta
tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Pemerintah berusaha
memberikan kesempatan yang sama (equal opportunity) dan seluas-luasnya
kepada semua warga negara untuk mendapatkan dan menikmati pendidikan
dalam kerangka mewujudkan salah satu tujuan nasional yang tercantum dalam
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional yang berkesinambungan
pada akhinya akan dibatasi oleh kondisi obyektif peserta didik itu sendiri, yakni
kesiapan dan kemauannya untuk berkembang dan mencapai keunggulan
pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan upaya tidak hanya memberikan
kesempatan yang sama, tetapi juga memberikan perlakuan yang sesuai dengan
kondisi objektif peserta didik sehingga tujuan pendidikan dapat terwujud yakni
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Bagian Kelima
Lambang
Pasal 13
Universitas memiliki lambang yang terdiri dari unsur-unsur dengan inti pengertian:
11

a. Bentuk lambang adalah garis lengkung membentuk lima sudut melambangkan
sila-sila dari Pancasila;
b. Dua bulu angsa yang pangkalnya berbentuk pena melambangkan keilmuan;
c. Konfigurasi kubah masjid yang dibentuk oleh lengkungan bulu angsa dan pita
melambangkan keislaman;
d. Kitab al-Qur’an yang terbuka melambangkan dasar keilmuan Islam;
e. Tujuh belas garis vertikal pada pita, delapan lembar pada kitab al-Qur’an, dan
empat puluh lima helai pada kedua tangkai bulu angsa melambangkan hari
kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
f. Tiga simpul pada pangkal tangkai bulu angsa melambangkan kesatuan iman,
Islam, dan ihsan;
g. Warna dasar hijau daun melambangkan kedamaian dan warna kuning pada garis
lengkung melambangkan kemuliaan dan kebesaran jiwa;
h. Gambar perahu pinisi dengan dua tiang dan tujuh layar terkembang yang terletak
di antara al-Qur’an dan tiga simpul pada pangkal tangkai bulu angsa merupakan
ciri khas daerah tempat universitas berada; dan
i. Tulisan UIN Alauddin Makassar berwarna hijau terletak di tengah-tengah pita.

Lambang Universitas

Bagian Keenam
Mars dan Hymne
Pasal 14
(1) Mars Universitas merupakan lagu bernada sedang (bariton), tinggi (sopran), dan
rendah (bas) berkombinasi, bertempo, agung, tenang, optimis, berjiwa Pancasila,
dan mencerminkan cita-cita Universitas.
Mars Universitas
5 5
3 . 3
4 3 4 6 5 . 0. 5
Bangkitlah-bangkit ma ha sis wa
bangsa Um mat

3 . 3 5 5 4 3 4 . 0 2 1
U
I
N ha ra pan
12

7 5 7 2 4 5 4 3 2 . 5 6 5 5 4 4 3 3 2 2 3 . 0 5 5 3.3
sedang menunggu bimbinganmu Menuju ke arah medan nan jaya
Ga li mi lik
4 3 4 6 5 .
ro ha ni Is lam
menanti

0 5 5

3 . 3 5 5 4 3 4 . 0 2 1 7 5 7 2
Kembangkan di per sa da bun da
Nusa

4 5 4 3 2 5 6 5 5 4 4 3 3 2 2 1 .
darma bak ti mu Membangun masyarakat Indonesia
Ref :
Il mu

0 1 1 6 . 5 4 1 4 6 5 . 0 5 5
Kembangkan daya ijtihad mu
0 5 5

1 7

1 3 3

6 . 6

4 . 6 1 1 7 6 7 .
Dalam se mu a se gi

5 5 5

6 6 6

7 7 6 7

1 .

0
Uni

ver si

tas

Is

lam Ne gri Hi dup lah ke kal

sla ma la ma nya
(2) Hymne Universitas merupakan lagu bernada sedang (bariton), bertempo lembut
(adante), berwibawa, mengandung makna pujian, berjiwa Pancasila, dan
mencerminkan cita-cita Universitas.
Hymne Universitas
Do = C (4/4)
Dinyanyikan dengan penuh khidmat
5 1 1 5 1 2 3 4 5 6 5 . 3 4 3 2 1 2 . .
U I
N harumlah namamu Is lam pusat kajianmu
2 2 2 32 12 31 2 5 5 4 3 2 1 7 6 5 . .
Menja di lambang
keagungan bangsa Berasas Panca si la
2 2 2 32 12 31 2 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 6
Pembangun jiwa serta penggali Api Islam yang hak dan

seja ti

5. . 5 5 5 .3 5 66 6 . 4 6 77 7 6 5 4 3 2 . 3 4
Ref : Pe ngembang
jiwa patriot
nusa
Tanah
a i r minta bak ti
mu

3 2 34 5 3 43 45 6 6 5 3 4 3 2 1. . .
Jayalah ne ga ra jayalah bangsa U I N bakti nya

ta
13

Bagian Ketujuh
Bendera
Pasal 15
(1) Bendera Universitas:
a. Bendera Universitas berbentuk empat persegi panjang dengan lebar dua
pertiga dari panjangnya;
b. Bendera Universitas berwarna dasar hijau tua, melambangkan perjuangan
menegakkan kebenaran dan pembangunan nasional;
c. Di tengah bendera Universitas terpampang lambang universitas; dan
d. Di bawah lambang Universitas terdapat tulisan UIN Alauddin Makassar.
(2) Bendera Fakultas dan Pascasarjana:
a. Bendera Fakultas dan Pascasarjana berbentuk empat persegi panjang dengan

lebar dua pertiga dari panjangnya;
b. Warna dasar bendera Fakultas dan Pascasarjana adalah:
1. Fakultas Syariah dan Hukum berwarna hitam, melambangkan keteguhan
iman dan amal kebajikan.
2. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan berwarna hijau muda, melambangkan
harapan masa depan.
3. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat berwarna biru muda, melambangkan
kejernihan jiwa.
4. Fakultas Adab dan Humaniora berwarna kuning, melambangkan
kemuliaan dan hubungan universal.
5. Fakultas Dakwah dan Komunikasi berwarna coklat muda, melambangkan
ajakan kepada kebenaran.
6. Fakultas Sains dan Teknologi berwarna biru laut, melambangkan
kedalaman dan keluasan ilmu pengetahuan.
7. Fakultas Ilmu Kesehatan berwarna putih, melambangkan kesucian dan
keikhlasan.
8. Pascasarjana berwarna merah hati, melambangkan semangat
pengembangan ilmu.
c. Di tengah bendera Fakultas dan Pascasarjana terpampang lambang
universitas.
d. Di bawah lambang Universitas terdapat tulisan nama tiap fakultas dan
pascasarjana berikut kotanya.
Bagian Kedelapan
Busana Akademik
Pasal 16
(1) Busana akademik di lingkungan Universitas terdiri atas toga jabatan dan toga
wisudawan.
(2) Toga jabatan adalah jubah yang dikenakan oleh Rektor, Wakil Rektor, Dekan
Fakultas, Direktur Pascasarjana, Ketua Lembaga, Profesor, dan Anggota Senat.
14

(3) Toga jabatan dikenakan pada upacara akademik, yakni upacara dies natalis,
wisuda sarjana, pengukuhan profesor, promosi doktor, dan penganugerahan gelar
kehormatan.
(4) Toga jabatan terbuat dari bahan/kain wol polos yang berwarna hitam, berukuran
besar sampai ke bawah lutut, dengan bentuk lengan panjang melebar ke arah
pergelangan tangan. Pada pergelangan tangan, dilapisi bahan beludru berwarna
sesuai dengan warna fakultas selebar kurang lebih 12 cm. Pada bagian atas
lengan sebelah luar dan pada bagian punggung toga terdapat lipatan (ploi). Leher
toga dan sepanjang garis pembuka dilapisi beludru dengan warna:
a. Hijau tua untuk toga Rektor, Wakil Rektor, dan Ketua Lembaga;
b. Kuning emas untuk toga Profesor; dan
c. Toga jabatan lainnya disesuaikan dengan warna masing-masing fakultas dan
pascasarjana.
(5) Toga jabatan dilengkapi dengan topi jabatan dan kalung jabatan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Topi jabatan adalah penutup kepala terbuat dari bahan berwarna hitam
berbentuk segi lima sisi masing-masing 20 cm; di tengahnya terdapat hiasan
kuncir lilitan benang. Warna kuncir dan warna leher/garis pembuka toga sama
dengan warna universitas, fakultas, atau pascasarjana;
b. Kalung jabatan Rektor dikenakan di atas toga jabatan, berbentuk rangkaian
lambang UIN terbuat dari logam tipis berwarna kuning emas;
c. Kalung jabatan Wakil Rektor, Dekan Fakultas, Direktur Pascasarjana, dan
Ketua Lembaga dan Ketua Dewan Besar sama dengan kalung jabatan rektor
tetapi dalam ukuran yang lebih kecil dan berwarna putih perak;
d. Kalung jabatan profesor terbuat dari pita selebar 10 cm sesuai dengan warna
fakultas.
e. Kedua ujung pita kalung jabatan dipertemukan dengan lambang Universitas
yang terbuat dari bulatan logam tipis garis tengah 10 cm dan berwarna kuning
emas.
(6) Toga wisudawan adalah jubah yang dikenakan pada upacara wisuda oleh para
wisudawan yang telah menyelesaikan studi di lingkungan Universitas baik
program diploma, sarjana, magister, doktor, atau program profesi.
(7) Toga wisudawan terbuat dari kain berwarna hitam, ukuran besar, panjang, dan
rata sampai ke bawah lutut. Terdapat lipatan (ploi) pada lengan atas dan
punggung toga. Tampak bagian belakang berbeda pada lebar toga antara jenjang
studi: sarjana persegi empat; Magister segi tiga pendek ukuran kurang lebih 40
cm; doktor segitiga panjang ukuran 55 cm; program profesi berbentuk bundar.
(8) Kelengkapan toga bagi wisudawan adalah topi wisudawan yang terbuat dari
bahan berwarna hitam berbentuk segi lima sisi masing-masing 20 cm. Di
tengahnya terdapat hiasan kuncir lilitan benang. Warna kuncir dan warna
leher/garis pembuka toga sama dengan warna fakultas atau warna pascasarjana.
(9) Pin yang terbuat dari emas berupa lambang UIN yang dikenakan pada waktu
upacara akademik/resmi.

15

BAB V
ORGANISASI PENGELOLA
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 17
(1) UIN Alauddin Makassar adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh
Kementerian Agama RI yang dipimpin oleh Rektor, berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Agama RI.
(2) UIN Alauddin Makassar secara teknis fungsional dalam bidang ilmu agama
dibina oleh Menteri Agama melalui Direktur Jenderal Pendidikan Islam. Adapun
pembinaan bidang ilmu umum secara teknis akademis dilaksanakan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Pasal 18
UIN Alauddin Makassar mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan tinggi
yang meliputi program akademik, vokasi dan/atau profesi, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi keagamaan Islam
dan ilmu umum untuk mendukung program bidang ilmu agama Islam.
Pasal 19
UIN Alauddin Makassar dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
pasal 18, menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan dan penetapan visi, misi, kebijakan teknis, dan perencanaan program;
b. Penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan akademik, vokasi dan/atau profesi;
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi keagamaan Islam dan ilmu umum;
c. Pelakasanaan pembinaan sivitas akademika;
d. Pelaksanaan administrasi dan pelaporan;
Pasal 20
Organisasi UIN Alauddin Makassar terdiri dari organ pengelola, organ pertimbangan,
dan organ pengawasan.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi Pengelola
Pasal 21
Organisasi pengelola UIN Alauddin Makassar terdiri atas:
a. Rektor dan Wakil Rektor;
b. Fakultas:
1) Syariah dan Hukum;
2) Tarbiyah dan Keguruan;
3) Ushuluddin, Filsafat dan Politik;
4) Adab dan Humaniora;
5) Dakwah dan Komunikasi;
16

c.
d.
e.
f.
g.

h.

6) Sains dan Teknologi;
7) Ilmu Kesehatan;
8) Ekonomi dan Bisnis Islam; dan
9) Pendidikan Kedokteran.
Pascasarjana;
Rumah Sakit Pendidikan;
Biro:
1) Biro Administasi Umum, Perencanaan dan Keuangan;
2) Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama;
Lembaga Penjaminan Mutu:
1) Pusat Pengembangan Standar Mutu;
2) Pusat Audit dan Pengendalian Mutu;
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat:
1) Pusat Penelitian dan Penerbitan;
2) Pusat Pengabdian pada Masyarakat;
3) Pusat Studi Gender dan Anak;
4) Pusat Kajian Islam, Sains dan Teknologi; dan
5) Pusat Peradaban Islam Sulawesi Selatan;
Unit Pelaksana Teknis:
1) Pusat Perpustakaan;
2) Pusat Pengembangan Bahasa;
3) Pusat Tekonologi Informasi dan Pangkalan Data;
4) Pusat Pengembangan Bisnis;
5) Pusat Pengembangan Karakter (character building center); dan
6) Pusat International Office.

Bagian Ketiga
Rektor dan Wakil Rektor
Pasal 22
(1) Rektor mempunyai tugas memimpin dan mengelola penyelenggaraan pendidikan
tinggi sebagaimana pasal 18 dan pasal 19 Statuta ini.
(2) Rektor adalah pembantu Menteri Agama RI dalam penyeleggaraan Tridharma
perguruan tinggi di Universitas.
(3) Rektor bertanggung jawab kepada Menteri Agama.
(4) Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Agama setelah melalui
mekanisme pemilihan dan/atau pertimbangan Senat Universitas.
(5) Rektor adalah pemimpin dan penanggung jawab tertinggi universitas.
(6) Rektor bertanggung jawab atas:
a. Tercapainya visi, misi, dan tujuan universitas; serta
b. Tercapainya standar mutu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat yang telah ditetapkan.
(7) Masa jabatan Rektor 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa
jabatan berikutnya dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa
jabatan.
17

Pasal 23
(1) Rektor dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 4 (empat) orang Wakil Rektor
yang bertanggung jawab kepada Rektor.
(2) Wakil Rektor terdiri atas:
a. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, mempunyai
tugas dan tanggung jawab membantu Rektor dalam memimpin pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat
serta pengembangan kelembagaan.
b. Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan,
mempunyai tugas dan tanggung jawab membantu Rektor dalam memimpin
pelaksanaan kegiatan dalam bidang administrasi umum, perencanaan,
pembinaan, dan keuangan.
c. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, mempunyai tugas dan
tanggung jawab membantu Rektor dalam memimpin pelaksanaan pembinaan,
pelayanan kesejahteraan mahasiswa, pemberdayaan alumni, dan kerjasama.
d. Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Hubungan Masyarakat, mempunyai
tugas dan tanggungjawab membantu dan/atau mewakili Rektor dalam
memimpin pelaksanaan kerjasama dan hubungan masyarakat.
Pasal 24
(1) Wakil Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Rektor setelah melalui mekanisme
pemilihan dan/atau pertimbangan Senat Universitas.
(2) Masa jabatan Wakil Rektor adalah 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali
untuk masa jabatan berikutnya dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua)
kali masa jabatan.
Bagian Keempat
Fakultas
Pasal 25
(1) Fakultas adalah unsur pelaksana akademik universitas yang melaksanakan tugas
dan fungsi universitas yang menyelenggarakan pendidikan akademik, vokasi
dan/atau profesi dalam 1 (satu) rumpun disiplin ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni.
(2) Fakultas mempunyai tugas menghasilkan lulusan yang bermutu dan berdaya
saing tinggi dalam salah satu rumpun ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni.
Pasal 26
Pimpinan Fakultas dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 25,
menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan visi, misi, tujuan dan kebijakan teknis;
b. Pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan akademik pada tingkat Sarjana,
Magister, Doktor, pendidikan vokasi dan/atau profesi di lingkungan fakultas;
c. Pelaksanaan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidang
tugas fakultas;
d. Pelaksanaan pengembangan standar mutu pendidikan;
18

e. Pembinaan civitas akademika, tenaga kependidikan, dan kerjasama dengan
lembaga-lembaga lain;
f. Pelaksanaan administrasi dan manajemen fakultas;
g. Pelaksanaan evaluasi kinerja dan pelaporan.
Pasal 27
Organisasi Fakultas terdiri atas:
a. Dekan dan Wakil Dekan;
b. Jurusan;
c. Laboratorium; dan
d. Bagian Tata Usaha.
Pasal 28
(1) Fakultas dipimpin oleh seorang Dekan yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Rektor.
(2) Dekan mempunyai tugas memimpin dan mengelola penyelenggaraan kegiatan

yang menjadi tugas dan fungsinya sebagaimana pasal 25 dan 26 Statuta ini sesuai
dengan kebijakan Rektor.
(3) Dekan bertanggung jawab atas mutu hasil pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh fakultas yang dipimpinnya.
(4) Dekan diangkat oleh Rektor setelah melalui mekanisme pemilihan dan/atau
pertimbangan Senat Fakultas.
(5) Masa jabatan Dekan 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa
jabatan berikutnya dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa
jabatan.
Pasal 29
(1) Dekan dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana pasal 28 ayat (2) dibantu oleh
tiga (3) orang Wakil Dekan.
(2) Wakil Dekan terdiri atas:
a. Wakil Dekan Bidang Akademik;
b. Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan; dan
c. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.
Pasal 30
(1) Wakil Dekan Bidang Akademik mempunyai tugas membantu Dekan dalam
penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
(2) Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan
mempunyai tugas membantu Dekan dalam pelaksanaan kegiatan bidang
perencanaan, dan pelaksanaan anggaran, akuntansi dan pelaporan keuangan,
pengelolaan sarana dan prasarana, kepegawaian, serta ketatausahaan dan
kerumah tanggaan.
(3) Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama mempunyai tugas
membantu Dekan dalam pelaksanaan kegiatan di bidang kemahasiswaan dan
kerjasama.

19

Pasal 31
(1) Wakil Dekan diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Dekan setelah
melalui mekanisme pemilihan dan/atau pertimbangan Senat Fakultas.
(2) Wakil Dekan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Dekan.
(3) Masa jabatan Wakil Dekan 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk
masa jabatan berikutnya dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali
masa jabatan.
Bagian Kelima
Jurusan
Pasal 32
(1) Jurusan adalah satuan pelaksana akademik pada Fakultas yang melaksanakan
pendidikan akademik, vokasi dan/atau profesi.
(2) Jurusan mempunyai tugas menyelenggarakan program studi dalam 1 (satu)
disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
(3) Penyelenggaraan Program Studi pada tingkat Magister dan Doktor dapat dibuka
berdasarkan persyaratan yang berlaku dan berbasis Program Studi pada Fakultas.
(4) Jurusan bertanggung jawab atas mutu lulusan.
Pasal 33
Organisasi Jurusan terdiri atas:
a. Ketua Jurusan;
b. Sekretaris Jurusan; dan
c. Dosen.
Pasal 34
(1) Jurusan dipimpin oleh seorang Ketua Jurusan yang dipilih melalui mekanisme
pemilihan di Senat Fakultas.
(2) Ketua Jurusan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Dekan;
(3) Ketua jurusan mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyelenggaraan
program studi sebagamana dimaksud dalam pasal 32 ayat (2) berdasarkan
kebijakan Dekan.
(4) Ketua Jurusan bertanggung jawab atas mutu hasil pendidikan yang dilaksanakan
pada jurusan yang dipimpinnya.
(5) Ketua Jurusan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang Sekretaris
Jurusan yang diangkat oleh Dekan atas pertimbangan Ketua Jurusan.
(6) Sekretaris Jurusan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua
Jurusan.
(7) Sekretaris Jurusan mempunyai tugas membantu Ketua Jurusan dalam
melaksanakan urusan administrasi umum, keuangan, kepegawaian, dan
pelaporan.
(8) Masa jabatan Ketua dan Sekretaris Jurusan 4 (empat) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk masa jabatan berikutnya dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2
(dua) kali masa jabatan.

20

(1)
(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Pasal 35
Penambahan Jurusan pada setiap fakultas dapat dilakukan setelah mendapat
pertimbangan Senat Universitas dan ditetapkan oleh Rektor
Penambahan Program Studi pada setiap jurusan dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian
Agama RI atau Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI.
Permohonan izin penyelanggaraan Program Studi dilakukan melalui tahapan
berikut:
a. Dekan membentuk tim untuk mengkaji kemungkinan pembukaan Program
Studi baru berdasarkan persyaratan yang ditetapkan Direktur Jenderal
Pendidikan Islam/Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. Hasil kajian ini
berupa usulan pembukaan Program Studi baru yang diajukan oleh Rektor.
b. Dekan mengajukan usulan pembukaan Program Studi kepada Rektor setelah
mendapat persetujuan Senat Fakultas; dan
c. Rektor mengajukan permohonan izin pembukaan Program Studi kepada
Direktur Jenderal Pendidikan Islam/Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
setelah mendapat persetujuan Senat Universitas.
Program Studi yang sudah tidak memenuhi syarat maka ditutup oleh Direktur
Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI atau Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atas usul Rektor
setelah mendapatkan pertimbangan Senat Fakultas.
Pembukaan Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hanya dapat
dilakukan Rektor selama izin penyelenggaraan dari Direktur Jenderal Pendidikan
Islam/Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi untuk Jurusan dan Program Studi
yang bersangkutan masih berlaku.
Izin penyelenggaraan Program Studi dapat dicabut oleh Direktur Jenderal
Pendidikan Islam/Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi apabila dinilai telah
melanggar ketentuan peraturan perundanng-undangan yang berlaku.
Bagian Keenam
Laboratorium

Pasal 36
(1) Laboratorium adalah perangkat penunjang pelaksanaan pendidikan pada Fakultas
dalam penyelenggaran pendidikan akademik, profesi dan/atau vokasi yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Dekan.
(2) Laboratorium dipimpin oleh seorang Kepala yang berasal dari tenaga fungsional
sesuai dengan bidangnya.
(3) Kepala Laboratorium dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Dekan.
(4) Kepala Laboratorium diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Dekan.
(5) Penambahan dan penutupan Laboratorium ditetapkan oleh Rektor, setelah
mendapat persetujuan Senat Universitas.
(6) Khusus Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) pada Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan ditetapkan adanya Laboratory School yang dipimpin oleh
seorang Direktur yang diangkat oleh Rektor atas usul Dekan.
21

(7) Pada Fakultas Adab dan Humaniora dibentuk Museum Sejarah dan Kebudayaan
Islam Sulawesi Selatan.
Bagian Ketujuh
Bagian Tata Usaha
Pasal 37
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan administrasi umum, pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta pembinaan pelayanan
kemahasiswaan dan alumni, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, perencanaan,
keuangan, dan pelaporan di lingkungan Fakultas.
Pasal 38
(1) Bagian Tata Usaha dalam melaksanaan tugasnya menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan perencanaan program dan keuangan di lingkungan Fakultas;
b. Pelaksanaan administrasi kepegawaian, ketatausahaan, kerumahtanggaan,
barang milik negara dan sistem informasi di lingkungan Fakultas;
c. Pelaksanaan administrasi akademik, kemahasiswaan, dan alumni di
lingkungan Fakultas; dan
d. Pelaksanaan pelaporan Fakultas.
(2) Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang kepala dan berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Dekan.
(3) Pengangkatan dan pemberhentian Kepala Bagian Tata Usaha melalui mekanisme
Baperjakat Universitas.
Pasal 39
Bagian Tata Usaha pada Fakultas Syariah dan Hukum; Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan; Fakultas Ushuluddin dan Filsafat; Fakultas Adab dan Humaniora,
Fakultas Dakwah dan Komunikasi; Fakultas Sains dan Teknologi; Fakultas Ilmu
Kesehatan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, dan Fakultas Pendidikan
Kedokteran, terdiri atas:
a. Subbagian Administrasi Umum;
b. Subbagian Perencanaan, Akuntansi, dan Keuangan; dan
c. Subbagian Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni.
Pasal 40
(1) Subbagian Administrasi Umum mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan,

layanan administrasi kepegawaian, hubungan masyarakat, pengelolaan barang
milik negara, kerumahtanggaan dan sistem informasi Fakultas.
(2) Subbagian Perencanaan, Akuntansi, dan Keuangan mempunyai tugas
melaksanaan penyusunan rencana dan anggaran perbendaharaan, akuntansi,
pelaporan keuangan dan pelaporan Fakultas.
(3) Subbagian Umum dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan,
layanan administrasi kepegawaian, hubungan masyarakat, pengelolaan barang
milik negara, kerumahtanggaan, sistem informasi Fakultas, penyusunan rencana
dan anggaran, perbendaharaan, akuntansi, pelaporan keuangan dan pelaporan
Fakultas.
22

(4) Subbagian Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni mempunyai tugas
melaksanakan layanan administrasi akademik, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, kemahasiswaan, serta pembinaan alumni.
Pasal 41
(1) Subbagian pada Bagian Tata Usaha Fakultas berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha.
(2) Pengangkatan dan pemberhentian Kepala Subbagian Fakultas melalui
mekanisme Baperjakat Universitas.
Bagian Kedelapan
Pascasarjana
Pasal 42
(1) Pascasarjana adalah unsur pelaksana akademik Universitas yang melaksanakan
pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di
tingkat pascasarjana.
(2) Pascasarjana mempunyai tugas menyelenggarakan program pendidikan
Magister, Spesialis, dan Doktor.
Pasal 43
(1) Pascasarjana menyelenggarakan fungsi pelaksanaan pendidikan dan pengajaran,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, pembinaan sivitas akademika,
serta kerjasama dengan Fakultas, dan/atau lembaga-lembaga lain dalam dan luar
negeri.
(2) Penyelenggaraan Pascasarjana dapat dibuka pada Fakultas atau Program Studi
yang memenuhi syarat.
Pasal 44
(1) Susunan organisasi Pascasarjana terdiri atas:

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

a. Direktur dan Deputi Direktur;
b. Program Studi dan Konsentrasi;
c. Bagian Tata Usaha/Subbagian;
d. Divisi Penjaminan Mutu; dan
e. Perpustakaan;
Pascasarjana dipimpin oleh seorang Direktur.
Direktur Pascasarjana bertanggung jawab atas mutu hasil pendidikan dan
pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan
oleh Pascasarjana yang dipimpinnya.
Direktur Pascasarjana mengkoordinasikan semua Program Studi dan/atau
Konsentrasi pada Pascasarjana yang dipimpinnya untuk menjamin standar mutu
pendidikan.
Masa jabatan Direktur Pascasarjana 4 (empat) tahun, dan dapat dipilih kembali
untuk masa jabatan berikutnya dengan ketentuan tidak boleh lebih dari dua kali
masa jabatan.
Direktur Pascasarjana dalam melaksanakan tugasnya, dibantu oleh 2 (dua) orang
Deputi Direktur.
23

(6) Deputi Direktur Akademik dan Kemahasiswaan berfungsi membantu dan/atau
mewakili Direktur memimpin pelaksanaan pendidikan dan pengajaran,
penelitian, pengabdian kepada masyarakat, kemahasiswaan, dan alumni.
(7) Deputi Direktur Bidang Administrasi Umum mempunyai tugas membantu
dan/atau mewakli direktur dalam memimpin pelaksanaan perencanaan,
pembinaan dan pengembangan SDM, kerjasama, keuangan, dan administrasi
umum, IBMN dan rumah tangga.
(8) Deputi Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Direktur
setelah melalui mekanisme pemelihan dan/atau pertimbangan Senat Universitas.
(9) Masa jabatan Deputi Direktur Pascasarjana 4 (empat) tahun, dan dapat dipilih
kembali untuk masa jabatan berikutnya dengan ketentuan tidak boleh lebih dari
dua kali masa jabatan.
Pasal 45
Bagian Tata Usaha Pascasarjana mempunyai tugas melaksanakan administrasi
pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta
pembinaan pelayanan kemahasiswaan dan alumni, organisasi dan tatalaksana, tata
usaha, dan administrasi umum.
Pasal 46
(1) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 45, Bagian Tata Usaha
Pascasarjana menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan administrasi pendidikan dan pengajaran, pengajaran, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat
b. Pelaksanaan administrasi organisasi, tatalaksana;
c. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan
d. Pelaksanaan administrasi kemahasiswaan dan alumni.
(2) Bagian Tata Usaha Pascasarjana dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat
oleh Rektor dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur.
(3) Bagian Tata Usaha Pascasarjana terdiri atas:
a. Subbagian Akademik dan Kemahasiswa
b. Subbagian Administrasi Umum.
(4) Pembinaan bagian Tata Usaha secara teknis dilakukan oleh Deputi Direktur
Bidang Administrasi Umum.
(5) Kepala Subbag pada Pascasarjana bertanggung jawab kepada Kepala Bagian
Tata Usaha Pascasarjana.
(6) Pengangkatan dan pemberhentian Kepala Bagian Tata Usaha dan Kepala
Subbagian Pascasarjana melalui mekanisme Baperjakat.
Pasal 47
(1) Program Studi Pascasarjana adalah unit pelaksana akademik yang melaksanakan
pendidikan akademik dan/atau profesi.
(2) Program Studi Pascasarjana mempunyai tugas menghasilkan lulusan yang
bermutu dan berdaya saing tinggi dalam satu atau seperangkat cabang ilmu
pengetahuan, ilmu agama Islam, sains dan teknologi, dan/atau seni.
Pasal 48
(1) Program Studi Pascasarjana terdiri atas:
24

a. Program Studi Dirasah Islamiah;
b. Program Studi lain dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan.
(2) Program Studi Dirasah Islamiah terdiri atas konsentrasi:
a. Konsentrasi Tarbiyah dan Keguruan;
b. Konsentrasi Syariah dan Hukum Islam; serta
c. Konsentrasi-konsentrasi lainnya dapat dibentuk sesuai kebutuhan melalui
pertimbangan Rektor atas usul Direktur setelah mendapat persetujuan Senat
Universitas. Selama belum dibentuk konsentrasi baru, maka tanggung jawab
pengelolaan konsentrasi tersebut berada di bawah Program Studi Dirasah
Islamiah.
(3) Program Studi Dirasah Islamiah terdiri atas: Program Magister dan Program
Doktor;
(4) Program Studi Pascasarjana dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat oleh
Rektor a