S PPB 1006775 Appendix1

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI DAN SOSIAL SEBAGAI UPAYA
PREVENTIF PERILAKU MEROKOK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1
ANYER-BANTEN TAHUN AJARAN 2015/2016

1. Rasional
Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah siswa yang berada
pada fase remaja. Menurut Hurlock (1980, hlm.207) fase remaja adalah masa
peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
Remaja adalah suatu masa dimana “pemiliknya” adalah orang-orang yang
sangat besar keinginannya untuk trial and error. Segala hal baru ingin dicobanya
sekaligus sebagai media untuk memperkenalkan diri kepada lingkungan sekitarnya
bahwa mereka sudah bukan anak-anak kecil lagi. Mereka tidak akan memikirkan hal
yang mereka lakukan itu hal positif atau negatif, selama mereka merasa itu bisa
mewakili jati dirinya dan diterima dilingkungannya akan mereka lakukan. Telah
dipahami bersama bahwasnnya perilaku remaja seringkali tidak lepas dari peran
model atau figur yang dianggap representative untuk ditiru oleh mereka. Itu
sebabnya mengapa remaja seringkali dianggap sebagai golongan yang masih labil
dalam pengelolaan emosinya, karena cenderung belum memiliki pegangan yang kuat
untuk mengantisipasi setiap pengaruh yang ditimbulkan oleh lingkungan
pergaulannya, sehingga mereka cenderung lebih sering meniru perilaku orang lain
dalam menghadapi suatu situasi.

Sekarang ini para produsen rokok lebih pintar lagi dalam memikat hati
konsumennya, apalagi konsumen dikalangan remaja. Hal itu dibuktikan dengan cara
mereka mengemas iklan yang kini lebih mencitrakan perilaku merokok sebagai
symbol keberanian, keterampilan, maskulintas, jiwa muda, dan intelektual. Perilaku
merokok telah masuk ke dalam sendi-sendi kehidupn remaja melalui perantara
model-model orang dewasa. Remaja melihat orangtua mereka merokok, gurugurunya mempertontonkan cara mereka merokok, begitu juga para remaja
menyaksikan tokoh-tokoh hero yang mereka idolakan merokok dengan cara yang

Fajar Aris Andriani, 2016
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PERILAKU MEROKOK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

impresif, terutama pada saat sang hero sedang menghadapi kondisi-kondisi yang
menegangkan. Dari situ remaja mulai mencoba mengidentifikasi dirinya dengan
tokoh-tokoh yang di idolakannya dalam menghadapi situasi yang menegangkan
dengan mencontoh perilakunya, yaitu merokok. Oleh karena itu figur orangtua
sebagai model bagi anak-anaknya akan membawa pengaruh besar bagi perilaku
remaja, walaupun dari hasil penelitian didapatkan faktor pengaruh teman adalah
yang paling tinggi.
Fenomena perilaku merokok tidak dapat didiamkan begitu saja karena

perilaku merokok mereka masih dapat dirubah. Hal ini dapat terlihat pada sebagian
dari mereka yang mengkonsumsi rokok hanya untuk dianggap dan diakui oleh
teman. Itu artinya mereka merokok bukan karena keinginan sungguh-sungguh dari
dalam dirinya, sehingga masih bisa diubah perilakunya, karena bila perilaku
merokok pada remaja atau siswa tersebut dibiarkan begitu saja tanpa adanya upaya
pencegahan secara sistematis, maka akan sangat membahayakan kehidupannya kelak
(Efendi, 2005 hlm.635).
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka dibuatlah rumusan suatu
program bimbingan pribadi sosial yang merujuk pada temuan objektif dilapangan,
analisis empiric yang ditinjau dari analisis kebutuhan peserta didik yakni angket
kecenderungan perilaku merokok. Dari hasil rumusan tersebut, diharapkan bisa
mencegah perilaku merokok peserta didik dengan cara mengakomodasi dan
memfasilitasi kebutuhan peserta didik untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya.

2. Deskripsi Kebutuhan
Program bimbingan pribadi sosial berdasarkan gambaran perilaku merokok
peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Anyer-Banten Tahun Ajaran 2015/2016
disusun berdasarkan hasil Need Assessment dengan instrument angket perilaku
merokok yang mengungkap mengenai kebutuhan-kebutuhan peserta didik di sekolah


Fajar Aris Andriani, 2016
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PERILAKU MEROKOK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara nyata. Pengolahan data menggunakan software IBM SPSS statistics 16,
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 1.1
Data Pengkonsumsi Rokok
Jumlah Peserta Didik

Mengkonsumsi Rokok

211 Siswa

10 Siswa

Tidak Mengkonsumsi
Rokok
201 Siswa


Tabel 1.2
Deskripsi Kebutuhan Siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyer-Banten Tahun
Ajaran 2015/2016
No

Aspek

Deskripsi
Siswa kurang mengetahuan mengenai hal-hal
negatif yang ditimbulkan oleh rokok yang
akan membentuk seseorang menjadi seorang
perokok. Hal ini dapat dilihat dari pertanyaan

1

Tahapan menjadi perokok

nomor


5

mengkonsumsi

mengenai
rokok

alasan
yang

untuk

menentukan

berada dalam tahapan mana peserta didik
tersebut. Dan 95% atau 201 peserta didik tidak
menjawab apapun.
Siswa tidak mampu memahami perasaan
tentang keinginan didalam dirinya sendiri


2

Faktor yang mempengaruhi
untuk merokok

sehingga dengan mudah meniru perilaku dari
model yang dilihatnya tanpa tahu hal itu baik
atau buruk. Hal ini dapat terlihat dari alasan
peserta didik yang merokok karena melihat
orangtuanya mengkonsumsi rokok dan agar

Fajar Aris Andriani, 2016
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PERILAKU MEROKOK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diakui dalam kelompok bertemannya.

Siswa kurang dalam pengetahuan dan
kepercayaan mengenai rokok sehingga tidak
dapat mengendalikan dirinya untuk tidak

3

Dampak negatif dari rokok

mengkonsumsi rokok. Hal ini dapat dilihat
dari jawaban paserta didik yang tidak percaya
akan dampak-dampak negatif yang
ditimbulkan oleh rokok pada soal nomor 17
dan 18.

3. Visi dan Misi Sekolah dan Program
Visi dan misi pada SMP Negeri 1 Anyer-Banten adalah sebagai berikut ini :
Visi

:

Cerdas, Andal, Nasionalis, Trampil, Iman dan Taqwa serta menjadi
kebanggaan masyarakat (CANTIK)

Misi


:

a. Melaksanakan pembelajaran secara efektif,
b. menumbuhkan semangat guru dan siswa untuk terpacu dalam
peningkatan prestasi dan kompetensi ditengah dunia global,
c. Menumbuhkan semangat kekeluargaan, kebersamaan, dan keikhlasan
sehingga mencapai hasil pendidikan yang maksimal.
d. Meningkatnya kemampuan siswa dalam IPTEK yang berlandaskan
IMTAQ,

Fajar Aris Andriani, 2016
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PERILAKU MEROKOK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Meningkatnya Inovasi dan Kreatifitas KBM, menandai tingginya
dedikasi dalam pembaharuan pendidikan bagi guru dan siswa
sehingga mengharumkan nma baik sekolah dan masyarakat,
f. Terciptanya Wiyata Mandala yang bersih, sehat, tertib dan aman.


Visi dan misi dari dibuatnya program bimbingan pribadi sosial ini adalah
sebagai berikut :
Visi

:

Membantu peserta didik untuk mampu mengembangkan segala potensi
dirinya dan mencapai tugas-tugas perkembangannya.

Misi

:

Misi program bimbingan pribadi sosial sebagai upaya preventif perilaku
merokok di SMP Negeri 1 Anyer-Banten ini adalah membantu
pengembangan diri peserta didik secara optimal dan membantu
memandirikan agar peserta didik dapat berkembang secara efektif. Untuk
itulah perlu diupayakan :

a. Membantu peserta didik dalam mengetahui hal-hal negatif yang

ditimbulkan oleh rokok,
b. Membantu peserta didik dalam memahami keinginan didalam dirinya,
dan
c. Membantu

peserta

didik

untuk

mendapatkan

pengetahuan

dan

kepercayaan mengenai rokok sehingga dapat mengendalikan dirinya
untuk tidak merokok.


4. Tujuan Program
Tujuan program merupakan layanan bimbingan yang akan dicapai dalam
pelaksanaan layanan tersebut. Tujuan program merupakan hasil dari analisis
kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah tersebut yang akan dilaksanakan.

Fajar Aris Andriani, 2016
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PERILAKU MEROKOK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun tujuan umum dari program bimbingan pribadi sosial adalah untuk mereduksi
kecenderungan perilaku merokok peserta didik.
Bila secara lebih khusus lagi, tujuan dari dibuatnya program ini adalah
sebagai berikut :
a. Siswa

mendapatkan

pengetahuan

mengenai

hal-hal

negative

yang

ditimbulkan oleh rokok yang akan membentuk seseorang menjadi seorang
perokok,
b. Siswa mampu memahami perasaan tentang keinginan didalam dirinya sendiri
sehingga dapat memilih baik dan buruk dari perilaku yang akan ditirunya,
dan
c. Siswa mendapatkan pengetahuan dan kepercayaan mengenai rokok sehingga
dapat mengendalikan dirinya untuk tidak merokok.

5. Komponen Program
Pengembangan program bimbingan pribadi sosial berdasarkan gambaran
perilaku merokok adalah peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Anyer-Banten Tahun
Ajaran 2015/2016, yang mengacu pada bimbingan dan konseling komperhensif
perkembangan yang terdiri dari empat komponen utama yaitu : (1) Komponen
Layanan Dasar; (2) Komponen Layanan Responsif; (3) Komponen Layanan
Perencanaan Individual; dan (4) Komponen Dukungan Sistem.
a. Layanan Dasar
Rancangan program bimbingan pribadi sosial yang akan diarahkan
sebagai upaya preventif pemberian informasi dan pencegahan terhadap
perilaku merokok pada peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Anyer-Banten
Tahun Ajaran 2015/2016. Layanan dasar bimbingan dalam program ini
bertujuan membantu peserta didik memperoleh pengetahuan dan keyakinan
akan dampak yang dihasilkan dari mengkonsumsi rokok. Pelaksanaan
layanan dasar dalam program ini dilakukan dengan menggunakan strategi
bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok dalam setting klasikal

Fajar Aris Andriani, 2016
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PERILAKU MEROKOK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan teknik diskusi, dan simulasi. Siswa diberikan informasi
mengenai rokok, dan diyakinkan akan hal-hal negative yang dapat
ditimbulkan dari rokok, sehingga siswa dapat dengan tepat memilih model
yang akan ditirunya. Sebagian dari mereka mengkonsumsi rokok karena
meniru teman, sehingga penulis membantu peserta didik agar mengenal
dirinya baik keinginan, hal baik dan buruk yang dimilikinya.
b. Layanan Responsif
Dalam layanan responsif lebih ditekankan pada pemberian layanan
bimbingan kelompok. Dimana peneliti mengangkat tema-tema yang menarik
untuk dijadikan permainan sebagai upaya memberikan informasi kepada
peserta didik mengenai dampak-dampak negatif yang ditimbulkan oleh
rokok. Permainan didesain semenarik mungkin dan sejelas mungkin, dengan
tujuan peserta didik mau memperhatikan dan memahami dengan benar inti
dari diadakannya permainan tersebut.
c. Layanan Perencanaan Individual
Pada layanan perencanaan individual para peserta didik diajak menarik
kesimpulan dari diadakannya bimbingan klasikal dan kelompok. Kemudian
peneliti menyerahkan kembali pendapat kepada para peserta didik sendiri
mengenai rokok tersebut dan membiarkan mereka memutuskan dan
merencanakan akan perilaku yang akan dilakukannya untuk mengkonsumsi
rokok dengan bermacam-macam bahaya yang akan ditimbulkan atau
menghindari rokok untuk menciptakan pola hidup sehat.
d. Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
personel bimbingan dan konseling yang berada disekolah yang secara tidak
langsung dapat membantu memfasilitasi kelancaran pelaksanaan program
bimbingan secara menyeluruh melalui kerjasama yang terjalin dari setiap
personel baik itu antar personel yang berada di sekolah; guru pembimbing
dengan kepala sekolah, pembantu kepala sekolah (wakasek), guru mata

Fajar Aris Andriani, 2016
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PERILAKU MEROKOK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelajaran, walikelas atau staf tata usaha; atau hubungan antara personel BK
disekolah dengan pihak masyarakat yang lebih luas; koordinasi dengan
komite seklah dan orang tua peserta didik yang bertujuan untuk
memantapkan, memelihara, dan mengembangkan program layanan melalui
sumber daya dengan penyediaan lingkungan dan memperlancar proses
layanan bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan.
Bentuk dari diberikannya dukungan system dalam pemberian layanan
menyangkut kegiatan yang meliputi :
1. Melakukan pertemuan rutin dengan orangtua siswa sebanyak 2 bulan
sekali, sebagai cara dalam bertukar informasi mengenai perkembangan
peserta didik,
2. Melakukan pengumpulan data dari guru mata pelajaran dan wali kelas
selama sebulan sekali khususnya mengenai perilaku merokok siswa.
Dengan tujuan mengetahui sejauh mana peserta didik mengkonsumsi
rokok, sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan dan membantu
menghentikan aktifitas merokok tersebut pada peserta didik yang sudah
terlanjur mengkonsumsi rokok.

6. Deskripsi Kerja Personil Sekolah
Program bimbingan pribadi sosial sebagai upaya preventif perilaku merokok
tentunya membutuhkan banyak kalangan untuk terlibat didalamnya agar program ini
dapat berjalan dengan baik. Berikut ini beberapa deskripsi kerja dari beberapa
personil sekolah, diantaranya adalah :
a. Kepala Sekolah
Kepala sekolah tentunya dapat membantu dengan memfasilitasi akan
keperluan-keperluan yang diperlukan peneliti. Tentunya tanpa fasilitas yang
memadai, sebagus apapun program tersebut tidak dapat berjalan dengan baik.

Fajar Aris Andriani, 2016
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PERILAKU MEROKOK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Wakil Kepala Sekolah
Dalam hal ini wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah merealisasikan
fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan tersebut agar benar-benar ada dan dapat membantu
dalam berjalannya program. Wakil kepala sekolah juga harus tetap mengawasi akan
berjalannya program tersebut, agar dapat berlangsung sesuai dengan harapan semua
pihak.
c. Wali Kelas
Dalam hal ini wali kelas membantu memberikan informasi mengenai
karakteristik dan perilaku sehari-hari para peserta didiknya. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana siswa mengenal rokok serta sejauh mana siswa perlu
diarahkan mengenai bahaya yang ditimbulkan oleh rokok.
d. Koordinator BK
Koordinator BK membantu dalam pelaksanaan program ini dalam
mengarahkan, memberikan informasi, dan masih banyak lagi yang tentunya dapat
lebih membantu agar program ini terlaksana dengan baik.
e. Guru BK
Dalam hal ini Guru BK berpengaruh besar, karena Guru BK dituntut untuk
dapat menjalankan program dengan baik sesuai dengan visi, misi dan tujuan yang
ingin dicapai dari dibuatnya program terebut.

7. Rencana Operasional (Action Plain)
Pelaksanaan program bimbingan pribadi sosial untuk mereduksi perilaku
merokok siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyer-Banten Tahun Ajaran 2015/2016.
Berikut ini adalah agenda kegiatan operasional program bimbingan secara
keseluruhan :

8.

Fajar Aris Andriani, 2016
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PERILAKU MEROKOK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9. Evaluasi dan Tindak Lanjut
Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengukur pelaksanaan dan
keberhasilan program bimbingan dan konseling.Evaluasi menjadi umpan balik secara
berkesinambungan bagi semua tahap pelaksanaan program. Evaluasi ini bertujuan
untuk memperoleh data yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan, baik untuk
perbaikan maupun pengembangan program di masa yang akan datang.
Evaluasi yang digunakan dalam pelaksanaan program bimbingan dan
konseling ini adalah

penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses

dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana keefektifan layanan bimbingan
untuk menmbantu siswa dalam memenuhi tugas-tugas perkembangan dilihat dari
prosesnya. Untuk melakukan evaluasi proses ini, dibuat format umpan balik
(feedback) terhadap setiap layanan yang dilaksanakan.
Adapun aspek yang dinilai baik dari proses maupun hasil antara lain:
1. Kesesuaian antara program yang disusun dengan pelaksanaan.
2. Keterlaksanaan program.
3. Hambatan-hambatan yang ditemui.
4. Dampak layanan bimbingan dan konseling terhadap kegiatan belajar
mengajar
5. Respon siswa, personil sekolah, dan orang tua terhadap layanan bimbingan
dan konseling.
6. Perubahan kemajuan siswa dilihat dari tujuan pencapaian layanan bimbingan
dan konseling dalam pencapaian tugas-tugas perkembangan, hasil belajar dan
keberhasilan siswa setelah menyelesaikan sekolah baik pada studi lanjutan
ataupun pada kehidupan masyarakat.
Evaluasi yang dilaksanakan oleh guru Bimbingan dan Konseling ini
diharapkan dapat memberikan informasi yang mendukung pengembangan program
selanjutnya yang akan dirancang agar informasi dapat didokumentasikan.

Fajar Aris Andriani, 2016
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PERILAKU MEROKOK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.4
Format Evaluasi Program Bimbingan Pribadi Sosial berdasarkan Perilaku
Merokok Peserta Didik Kelas IX SMP Negeri 1 Anyer-Banten
No

Aspek yang Dievaluasi

Ketercapaian
Ya
Tidak

Catatan

Keterangan

A. Pendekatan Konteks
1 Pengumpulan data/informasi
Hasil
analisis
need
2
assessment
3 Tujuan program
Kesesuaian program dengan
4
kebutuhan peserta didik
B. Pendekatan Input
5 Ketetapan sasaran bimbingan
Ketetapan
pelaksanaan
6
program
Kelayakan
sarana
dan
7
prasarana
C. Pendekatan proses
8 Kegiatan sosialisasi program
9 Proses kegiatan bimbingan
Metode penyampaian materi
10
dan penggunaan media
D. Pendekatan Produk
Perubahan sikap pada peserta
11
didik
12 Ketercapaian tujuan RPLBK
Manfaat
dan
13
penyelenggaraan program
Saran Penyempurnaan Program

Fajar Aris Andriani, 2016
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PERILAKU MEROKOK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN

Fajar Aris Andriani, 2016
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PERILAKU MEROKOK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu