Persahabatan Antaretnis dalam Novel Menjadi Djo Karya Dyah Rinni: Pendekatan Sosiologi Sastra

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Karya sastra merupakan suatu bentuk hasil pemikiran pengarang yang
berupa pengalaman, ide, dan hasil pengamatannya yang dituangkan dalam suatu
karya dengan menggunakan bahasa-bahasa yang indah dan dapat diterima oleh
masyarakat. Menurut Sapardi Djoko Damono (dalam Siswanto, 2008:92), karya
sastra adalah karya yang dimaksudkan oleh pengarangnya sebagai karya sastra,
berwujud karya sastra, dan diterima oleh masyarakat sebagai karya sastra.
Karya sastra dibagi menjadi dua bagian yaitu karya sastra fiksi dan
nonfiksi. Karya sastra fiksi yang sering disebut dengan cerita rekaan/cerita
khayalan merupakan karya yang menceritakan sesuatu hal yang bersifat rekaan,
khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh sehingga tidak
perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata. Sedangkan karya nonfiksi adalah
karya yang dapat dibuktikan kebenarannya dalam dunia nyata atau bersifat
faktual. Salah satu karya sastra fiksi yaitu berupa novel.
Novel telah menyebar luas ke segala kalangan dan cakupannya tidak
terbatas oleh waktu, umur, maupun tempat. Masyarakat bisa melihat dunia lebih
luas lagi atau menambah wawasan dan ikut merasakan problema sosial yang
terjadi di tengah-tengah masyarakat hanya dengan membaca hasil karya

pengarang yang berupa novel tersebut. Novel menjadi sarana hiburan tersendiri
bagi pembaca dan juga menjadi tempat pengarang menuangkan isi pikiran atau
kreativitasnya. Seperti pendapat Rahmanto (1998:27), dilihat dari jumlah
1

halamannya yang lebih banyak, novel memungkinkan untuk mengemukakan
sesuatu secara bebas, lebih banyak, lebih rinci, lebih mendalam, dan lebih banyak
melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks.
Dalam

novel

pengarang

berupaya

untuk

mengekspresikan


hasil

pemikirannya untuk menyampaikan pesan ataupun kesan tersendiri kepada para
pembaca. Dengan adanya licentia poetica, pengarang memiliki kebebasan untuk
dapat menyimpang dari aturan atau kenyataan yang ada untuk menghasilkan suatu
karya yang jauh lebih menarik dan menjadi sorotan bagi masyarakat. Menurut
(Siswanto, 2008:21), licentia poetica adalah kebebasan pengarang untuk
menyimpang dari kenyataan, dan dari bentuk/aturan untuk mencapai suatu efek.
Pada kesempatan ini, penulis akan menganalisis sebuah novel yang tentu
sangat menarik untuk dibahas yaitu Menjadi Djo karya Dyah Rinni. Novel ini
menceritakan tentang persahabatan antaretnis yang dialami oleh tokoh utama
sebagai etnis Tionghoa dengan sahabat-sahabatnya yang beretnis Jawa, Batak, dan
Betawi. Pada saat ini, persahabatan yang terdapat di dalam novel menjadi
cerminan terhadap masyarakat tentang gambaran persahabatan antara etnis yang
berbeda tetapi masih tetap bisa hidup rukun dan damai dengan segala suka dan
duka yang mereka alami di dalam persahabatannya. Setiap orang pasti ingin
memiliki sahabat sejati, tetapi tidak semua orang bisa mendapatkannya. Banyak
orang yang telah menikmati indahnya persahabatan yang telah dijalin sekian lama
namun harus putus dan hancur akibat penghianat dari sahabatnya sendiri.
Persahabatan diibaratkan seperti kepompong yang berubah menjadi kupukupu. Untuk menjadi kupu-kupu yang indah, haruslah terlebih dahulu


2

bermetamorfosis dengan sempurna supaya sesuai dengan apa yang diharapkan.
Sama seperti persahabatan, untuk mencapai tahap persahabatan membutuhkan
proses yang panjang dari teman biasa kemudian berubah menjadi sahabat dengan
memelihara kesetiaan tanpa adanya niat jahat untuk memanfaatkannya atas
kepentingan pribadi. Dalam persahabatan A Guan yang merupakan etnis
Tionghoa tidaklah demikian. Segala perbedaan antara dirinya dengan sahabatsahabatnya yang beretnis Jawa, Batak, ataupun Betawi yang berupa perbedaan
kebudayaan, ciri fisik, kepercayaan, dan sebagainya tidak menjadi penghalang
untuknya menjalin persahabatan yang sejati. Justru dengan adanya perbedaan
tersebut menjadikan persahabatan itu menarik dengan segala keunikan masingmasing etnis dalam menjalin hubungan yang lebih dekat.
Hubungan yang baik haruslah dijalin dengan siapa aja, di mana saja, dan
kapan saja. Tidak perlu untuk membatasi diri dengan cara membuat sekat yang
tidak bisa untuk dimasuki oleh orang lain. persahabatan yang berbeda etnis
mengajarkan untuk lebih banyak meluangkan waktu untuk berbagi cerita atau
pengalaman terhadap sahabat, bersifat toleransi dalam beragama, menerima
kebudayaan antaretnis yang berbeda, dan menghargai nilai-nilai kebudayaan etnis
lainnya. Persahabatan itu terbentuk karena adanya faktor yang menunjukkan suatu
proses yang membentuk ikatan dari pertemanan biasa kemudian berubah menjadi

persahabatan sebagaimana yang diharapkan. Terdapat beberapa faktor pembentuk
persahabatan seperti: adanya faktor kesamaan minat atau bakat, faktor lingkungan
tempat tinggal, sekolah, tempat kerja, atau tempat bermain yang sama, dan faktor
lainnya.

3

Persahabatan tidaklah selalu berjalan mulus dan tanpa rintangan. Kadang
kala persahabatan itu diterpa masalah untuk menggoyahkan keteguhan dalam
persahabatan tersebut. Itulah sebabnya persahabatan itu harus saling menguatkan
dan harus bisa melewati setiap rintangan/cobaan untuk mendapatkan persahabatan
yang sejati. Pada saat proses menjalani hubungan persahabatan tersebut akan
terlihat gambaran atau bentuk dari persahabatan itu. Bersifat sukarela, timbal
balik, dan memprioritaskan persahabatan merupakan sebahagian dari bentuk
persahabatan supaya bisa tetap bertahan dan abadi.
Novel Menjadi Djo karya Dyah Rinni belum pernah dikaji oleh orang lain.
Kelihaian pengarang dalam menggambarkan keadaan dan jalannya cerita dan juga
penceritaan tentang persahabatan antaretnis yang berbeda tersebutlah yang
menarik perhatian penulis untuk menganalisis novel tersebut. Untuk lebih mudah
memahami pesan dan makna dari novel Menjadi Djo karya Dyah Rinni, penulis

akan menganalisis bentuk persahabatan antaretnis dalam novel dan faktor
pembentuk persahabatan antaretnis yang dialami oleh tokoh utama dan sahabatsahabatnya.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah bentuk persahabatan antaretnis yang dialami tokoh dalam
novel Menjadi Djo karya Dyah Rinni?
2. Apa sajakah faktor pembentuk persahabatan antaretnis yang dialami
tokoh dalam novel Menjadi Djo karya Dyah Rinni?

4

1.3 Batasan Masalah
Pembahasan terhadap bentuk dan faktor pembentuk persahabatan
antarernis yang dialami oleh A Guan sebagai tokoh utama yang merupakan etnis
Tionghoa hanya dibatasi pada etnis Jawa, etnis Batak, dan etnis Betawi.

1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka penelitian ini
difokuskan untuk mencapai tujuan yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan bentuk persahabatan antaretnis dalam novel
Menjadi Djo karya Dyah Rinni.
2. Untuk mendeskripsikan faktor pembentuk persahabatan antaretnis dalam
novel Menjadi Djo karya Dyah Rinni.

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan, masukan, serta gambaran yang
lebih luas mengenai bentuk persahabatan antaretnis dan faktor
pembentuk persahabatan yang sering kita lihat dalam kehidupan seharihari.
b. Menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya, terutama dalam menganalisis
bentuk persahabatan antaretnis dan faktor pembentuk persahabatan yang
ada dalam karya sastra.

5

2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca tentang
persahabatan antaretnis yang terdapat dalam novel Menjadi Djo karya

Dyah Rinni.
b. Hasil penelitian ini dapat membantu pembaca untuk memahami dan
menikmati novel Menjadi Djo karya Dyah Rinni.

6