makalah model pembelajaran quantum teach

QUANTUM TEACHING
(makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
Matematika)

disusun oleh:
Kelompok II
1. Muhamad Faizal Fatoni

130210101075

2. Via Okta Yudha Utomo

130210101105

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

KATA PENGANTAR


Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Quantum Teaching”
tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas Strategi Belajar Mengajar Matematika.
Makalah ini tidak dapat mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya pihak-pihak yang
mendukung oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen matakuliah Strategi Belajar Mengajar Matematika bapak Erfan
2. Teman-teman mahasiswa program studi pendidikan matematika angkatan 2013.
3. Serta semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses
penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya, tiada manusia yang sempurna begitu pula kami selaku penanggung jawab
atas makalah ini mengharapkan kritik dan saran serta masukan untuk perbaikan serta
penyempurnaan lebih lanjut pada masa yang akan datang.

Jember, 9 September 2012
Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1


Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa perubahan
hampir di semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Oleh karena itu dunia
pendidikan perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah berkaitan dengan tuntutan
untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, sebab melalui proses
pendidikan akan terlahir generasi muda yang berkualitas yang diharapkan mampu
mengikuti perubahan dan perkembangan kemajuan zaman di segala aspek kehidupan.
Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan misi pendidikan yang tertera di dalam
Undang-undang 1945, sehingga menjadi tanggung jawab guru professional.
Mengajar bukan lagi kegiatan menyalurkan ilmu pengetahuan kepada siswa,
melainkan

usaha

menciptakan

lingkungan

belajar


secara

optimal.

Mengajar

membutuhkan strategi belajar mengajar yang sesuai. Di dalam proses pembelajaran
terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa, ketika guru menyampaikan bahan
pelajaran kepada siswa di kelas. Mutu pengajaran bergantung pada pemilihan strategi
yang tepat dalam upaya mengembangkan kreativitas siswa. Untuk itu guru harus mampu
menerapkan strategi pembelajaran dengan model-model pembelajaran yang tepat, guna
mencapai tujuan pembelajaran.
Quantum Teaching menunjukan kepada anda menjadi guru yang baik. Quantum
Teaching cara-cara yang baru yang memudahkan proses belajar lewat pemanduan unsur
seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang anda ajarkan.
Dan dengan menggunakan metode Quantum Teaching anda akan dapat menggabungkan
keistimewaan-keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pelajaran yang akan
melejitkan prestasi siswa (Porter, 2000: 3).
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pembelajaran Quantum Teaching?
2. Apa saja prinsip-prinsip pembelajaran Quantum Teaching?
3. Apa unsur-unsur pembelajaran Quantum Teaching?
4. Apa saja komponen-komponen pembelajaran Quantum Teaching?
5. Bagaimana penerapan pembelajaran Quantum Teaching di kelas matematika?

1.3

Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian pembelajaran Quantum Teaching
2. Mengetahui apa saja prinsip-prinsip pembelajaran Quantum Teaching
3. Mengetahui unsur-unsur pembelajaran Quantum Teaching

4. Mengetahui komponen-komponen pembelajaran Quantum Teaching
5. Mengetahui penerapan pembelajarn Quantum Teaching di kelas matematika

BAB II
PEMBAHASAN
2.1


Pengertian Quantum Teaching
Pembelajaran kuantum (Quantum Teaching) diciptakan berdasarkan teori-teori

pendidikan seperti Accelerated Learning dari Lozanov, Multiple Intelegences dari Garder,
Neuro-Linguistic Programming dari Grinder dan Bandler, Experiental Learning dari Hahn,
Socratic Inquiry, Cooperative Learning dari Johnson dan Johnson, dan Element of Effective
Instruction dari Hanter (Porter, 2003: 4). Pembelajaran kuantum adalah pengubahan belajar
yang meriah dengan segala nuansanya. Kata quantum berarti interaksi yang mengubah energi
menjadi cahaya, dengan demikian quantum teaching adalah pengubahan bermacam-macam
interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencangkup
unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi
ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat
bagi mereka sendiri dan bagi orang lain (Porter, 2000: 4).
Menurut Hobri, quantum learning adalah model belajar yang dapat dilakukan oleh
setiap individu dalam mencapai keefektifan belajar yang dapat dilakukan dimana saja,
sedangkan quantum teaching adalah model pembelajaran yang mengacu dan berdasar pada
quantum learning yang diterapkan di ruang kelas. Tetapi jika ditelusuri lebih jauh, apabila
guru menerapkan metode quantum teaching di kelas dengan konsisten maka seluruh anggota
kelas tersebut akan dapat membiasakan diri belajar dengan metode quantum learning, karena
di dalam quantum teaching secara otomatis guru mengajarkan metode belajar quantum

learning yang harus diterapkan siswanya saat belajar.
2.2

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Quantum Teaching
Quantum teaching memiliki 5 prinsip. Prinsip-prinsip tersebut antara lain.
1. segalanya berbicara artinya segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh
guru, semuanya dapat mengirimkan pesan tentang belajar baik itu pesan positif
maupun negative. Sehingga menyadari akan hal itu maka pengajar dalam
quantum teaching harus benar-benar dapat mengatur pembelajaranya sedemikian
rupa agar dapat memberikan pesan positif untuk belajar pada pemikiran siswa.
2. Segalanya bertujuan artinya semua metode quantum teaching yang diterapkan di
kelas memiliki tujuan.
3. Pengalaman sebelum pemberian nama artinya proses belajar paling baik terjadi
ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk
apa yang mereka pelajari.

4. Akui setiap usaha artinya siswa patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan
kepercayaan diri mereka dalam proses pembelajaran. Mengakui disini dapat
dengan memberikan pujian pada siswa bukan hanya siswa yang menjawab dengan
benar tetapi juga siswa yang menjawab salah, karena dengan menjawab

pertanyaan guru menunjukkan bahwa mereka memperhatikan dan peduli pada
pembelajaran yang sedang berlangsung.
5. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Hal ini karena perayaan
memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi positif
dengan belajar. Perayan disini tidak harus berupa pesta yang meriah, tetapi dapat
berupa pemberian sesuatu hadiah kecil (misalnya: alat tulis yang tidak terlalu
mahal, atau snack kecil seperti “silver queen”) pada siswa yang dapat menjawab
pertanyaan dengan benar atau yang hasil testnya tertinggi. Hal ini bertujuan untuk
memberikan semangat belajar bagi siswa serta untuk mempererat jalinan antara
pengajar dengan siswa sehingga dapat memperlancar proses pembelajaran
berikutnya. Mengadakan perayaan bagi siswa akan mendorong siswa memperkuat
rasa tanggung jawab dan mengamati proses belajar sendiri. Perayaan tersebut akan
mengajarkan siswa mengenai motivasi belajar, kesuksesan, langkah menuju
kemenangan. Pujian yang didapatkan akan mendorong siswa agar tetap dalam
keadaan bersemangat dalam proses belajar mengajar. Biasanya pada saat siswa
mencapai sesuatu, siswa hanya melanjutkan kegiatan selanjutnya, tanpa
menciptakan daya pendorong untuk mengulangi keberhasilan itu. Sebagai guru,
kiranya menanamkan bibit kesuksesan, dan selalu menghubungkan belajar dengan
perayaan. Perayaan tersebut dapat dilakukan dengan tepuk tangan, pujian dan
memberi penilaian (Hobri, 2009: 115-116).

2.3

Unsur-Unsur Pembelajaran Quantum Teaching
Model Quantum Teaching hampir sama dengan sebuah simfoni. Dalam sebuah

simfoni terdapat unsur-unsur musik yang berbeda yang apabila disatukan akan menjadi
sebuah pengalaman musik yang harmonis. Quantum Teaching juga memiliki unsur-unsur
yang terbagi dalam konteks dan isi.
a. Konteks
Didalam unsur konteks, ada beberapa hal esensial, yaitu :
1.

Mengorkestrasi Suasana yang menggairahkan

Untuk mencapai sebuah suasana yang menggairahkan seorang guru perlu
memperhatikan bahasa yang dipilihnya dalam proses pembelajaran di ruang kelas,

cara menjalin rasa simpati dengan siswa, pandangannya terhadap belajar dan
pembelajaran. Suasana yang penuh kegembiraan membawa kegembiraan pula
dalam belajar. Seorang guru matematika harus mampu menciptakan suasana kelas

yang menggairahkan. Tak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan siswa sangat
menghindari matematika. Mengapa demikian? karena memang kebanyakan guru
matematika mengajar dengan tegang dan tak jarang ada yang menakutkan siswa.
Apalagi ketika mengajarkan tentang integral. Siswa diperlakukan seperti kutu mati
yang tak dapat mengekspresikan dirinya. Untuk itu penting sekali guru
matematika menjalin rasa simpati dengan siswa. Dengan demikian suasana belajar
akan menggairahkan. Sejauh mana kita memasuki dunia siswa, sajauh itu pula
pengaruh yang kita miliki didalam kehidupan mereka.
2.

Mengorkestrasi Landasan yang Kukuh

Landasan yang kukuh berbicara tentang kerangka kerja yang solid. Kerangka
kerja itu meliputi : tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan
aturan bersama yang memberi guru dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja
dalam komunitas belajar. Misalnya dalam matematika ada satu materi tentang
Pertidaksamaan Linear. Dalam materi tersebut guru harus membuat kesepakatan
terlebih dahulu tentang aturan arsiran. Jika tandanya kurang dari () maka arsirannya kebawah. Hal-hal
semacam ini perlu untuk disepakati bersama dalam ruang kelas agar tidak terjadi
kesalahpahaman konsep dalam diri siswa.

3.

Mengorkestrasi Lingkungan yang Mendukung.

Lingkungan yang mendukung mencakup cara seorang guru menata ruang kelas :
pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik dan semua hal
yang mendukung proses belajar. Sesekali dalam pembelajaran matematika seorang
guru dapat menghandirkan musik-musik slow yang bisa mendorong siswa untuk
berpikir. Jika pembelajaran matematika pada saat itu dalam bentuk permainan,
dapat dihadirkan musik yang sedikit cepat. Musik yang dipilih juga harus sesuai
dengan materi yang dipelajari pada saat itu.
4.

Mengorkestrasi Perancangan Pengajaran yang Dinamis

Perancangan pembelajaran memudahkan guru untuk dapat menyeberang ke dunia
siswa dan membawa siswa ke dunia guru, kedalam proses pembelajaran.
Rancangan pembelajaran yang dinamis membuat proses belajar tidak monoton
tetapi ada sesuatu yang berbeda dari waktu ke waktu. Tentunya hal ini


membutuhkan kekreatifan dari guru itu sendiri. Untuk masuk dalam dunia siswa
guru tentunya harus mengenal modalitas yang dimiliki oleh seorang siswa.
Modalitas tersebut mencakup Visual, Auditorial, dan Kinestetik. Kerangka
perancangan quantum teaching adalah TANDUR, yaitu Tumbuhkan, Alami,
Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Selain itu pembelajaran juga dapat
dilakukan dengan SLIM-N-BIL, yaitu Spasias Visual, Linguistik Verbal,
Interpersonal, Musikal-Ritmik, Naturalis, Badan-Kinestetik, Intrapersonal, LogisMatematis. Penggunaan Metafora, perumpamaan dan Sugesti juga dapat
dimasukan dalam sebuah rancangan pembelajaran.
b. Isi
Dalam unsur isi ada 4 hal pokok, yaitu :
1. Mengorkestrasi Presentasi/Penyajian yang prima
Seorang guru harus mampu mengorkestrasi pembelajaran sesuai dengan modalitas
( Visual, Auditorial, Kinestetik ) dan gaya pelajarnya. Dalam mengajar guru harus
mengajarkan keterampilan hidup ditengah-tengah keterampilan akademis,
mencetak atribut mental/fisik/spiritual para siswanya. Guru harus mendahulukan
interaksi dalam lingkungan belajar, memperhatikan kualitas interaksi antar pelajar,
antar pelajar dan guru, antar pelajar dan kurikulum. Komunikasi nonverbal pun
harus diperhatikan, baik itu kontak mata, ekspresi wajah, nada suara, gerak tubuh,
maupun sosok(postur). Guru matematika sering dikenal sebagai guru yang killer.
Mengapa? karena guru matematika sering mengahdirkan suasana pembelajaran
yang tegang. Hal ini dapat menghanbat siswa dalam mempelajari matematika.
Untuk itu seorang guru matematika harus mampu menyeimbangkan setiap
komunikasi verbal maunpun non verbal agar siswa dapat menghidupi pelajaran
itu.
2.

Mengorkestrasi Fasilitasi yang Luwes dan Elegan

Fasilitas dalam Quantum Teaching dipahami sebagai seni dan ilmu untuk
memaksimalkan saat belajar dengan bekerja bersama siswa. Dengan kata lain,
melompat masuk kedalam kepala dan hati mereka untuk membuka dan
menjelajahi cara mereka menyajikan dan memahami apa yang mereka pelajari.
Fasilitas adalah bagian yang membawa guru melampaui penyebaran informasi
menuju penciptaan ilmu pengetahuan dan pembentukan kehidupan. Didalam
Fasilitas itu terdapat sebuah strategi yang luwes untuk memudahkan siswa dalam
belajar. Didalam fasilitas itu juga ada interaksi yang hidup dalam lingkungan

pembelajaran sehingga tetap menjaga minat pembelajar. Bagaimana menjaga
minat pembelajar ? ada 3 prinsip yang dapat diperhatikan, yaitu KEG ( Know it:
Ketahui hasilnya, Explain it: Jelaskan hasilnya, Get it : Dapatkan hasilnya). KEG
dapat diberlakukan pada pembelajaran matematika dalam bentuk permainan.
Ketika seorang guru matematika meminta siswanya untuk mengerjakan sebuah
soal, guru tersebut sudah harus mengerjakannya terlebih dahulu. Jelaskan kepada
siswa beberapa petunjuk/aturan yang tidak boleh dilanggar untuk mendapatkan
hasil tersebut. Jika siswa yang telah menemukan beritahukan kepada mereka
tentang hasilnya dan jangan lupa memberikan umpan balik.
3.

Mengorkesrtasi Ketrampilan Belajar

Dalam sebuah simfoni, ketrampilan musik yang yang banyak akan semakin
menambah pengalaman music yang menakjubkan pula. Begitu juga dengan
belajar. Semakin banyak ketrampilan belajar, semakin banyak pengalaman belajar
yang bisa didapatkan. Ketrampilan yang dapat merangsang belajar, yaitu
konsentrasi terfokus, cara mencatat, organisasi dan persiapan tes, membaca cepat,
dan teknik mengingat. Ketrampilan belajar ini dapat disimulasikan kedalam
beberapa aktivitas, yaitu SLANT , Mind Mapping (Peta pikiran), Circuit Learning
(belajar memutar). SLANT merupakan sebuah pandangan baru dalam belajar yang
merupakan singkatan dari Sit up their chair (duduk tegak di kursi mereka), Lean
forward (condong kedepan), Ask questions (bertanya), Nod their Heads
(Menganggukan kepala), dan Talk to their teacher (Berbicara dengan guru). Peta
pikiran merupakan metode mencatat kreatif yang memudahkan siswa mengingat
banyak informasi. Matematika dapat dihadirkan dalam bentuk Peta Pikiran,
misalnya materi Aljabar, Statistika ataupun materi-materi matematika lainnya.
Semua itu dapat diatur sesuai kekreatifan seorang guru.
4.

Mengorkestrasi Ketrampilan Hidup

Seorang guru yang terampil membagikan ketrampilan hidupnya dengan siswa
akan membuat dia dan pelajaran yang dibawakannya dinanti-nantikan siswa. Satu
keteladanan yang diberikan oleh seorang guru lebih berharga daripada seribu
perkataan yang dikeluarkannya. Sebagai seorang guru, Pemberian terbaik yang
dapat diberikan kepada siswa adalah keyakinan bahwa kita berpihak pada
mereka, bahwa kita ingin mereka sukses dan motivasi bahwa mereka pasti sukses
dalam belajar. Mempersiapkan siswa, segala usia untuk menjadi pelajar seumur

hidup adalah tujuan terpuji. Demi keberhasilan suatu proses belajar semua
ketrampilan hidup patut diusahakan.
2.4

Komponen-Komponen Pembelajaran Quantum Teaching
Komponen-komponen Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching)
a. Sintaks
Kerangka rancangan pembelajaran kuantum dik enal dengan istilah TANDUR,
yang di dalamnya memiliki 6 tahap atau fase yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan (Porter, 2003:88). Tumbuhkan berarti
menumbuhkan minat belajar siswa dengan cara memberitahukan manfaat materi yang
akan dipelajari. Alami berarti guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memperoleh pengalaman -pengalaman umum
yang dapat dimengerti oleh mereka. Namai berarti guru menyediakan katakata kunci,
konsep, rumus yang merupakan materi utama y ang menjadi pesan pembelajaran.
Demonstrasikan berarti guru menyediakan kesempatan bagi siswa untuk dapat
menunjukkan kemampuannya. Ulangi berarti guru menunjukkan kepada siswa cara
-cara mengulang materi dan menegaskan bahwa mereka benar-benar tahu akan apa
yang dipelajar i. Rayakan berarti guru memberikan pengakuan atas upaya yang telah
dilakukan siswa dalam menampilkan penyelesaian, partisipasi, pemerolehan
keterampilan, dan ilmu pengetahuannya.
b. Prinsip Reaksi
Dalam pembelajaran kuantum ada lima prinsi dasar yang mempengaruhi
terciptanya lingkungan belajar yang kondusif (Porter, 2003:56). Adapun kelima
prinsip dasar tersebut adalah: (1) Prinsip segalanya berbicara berarti seluruh
lingkungan kelas membawa pesan ke pebelajar. (2) Prinsip segalanya bertujuan berarti
semua pembelajaran haruslah mempunyai tujuan -tujuan yang jelas. (3) Prinsip
pengalaman sebelum pemberian nama berarti sebelum mendefinisikan, membedakan,
siswa terlebih dahulu telah memiliki atau telah diberikan pengalaman informasi yang
terkait dengan upaya pemb erian nama tersebut. (4) Prinsip akui setiap usaha berarti
apapun usaha yang telah dilakukan siswa haruslah mendapat pengakuan dari guru
maupun siswa lainnya. (5) Prinsip jika layak dipelajari maka layak dirayakan berarti
setiap usaha belajar yang dilakukan layak untuk dirayakan untuk memberi umpan
balik dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.

c. Sistem Sosial
Pembelajaran kuantum dibangun berdasarkan asas “Bawalah Dunia Mereka ke
Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka” (Porter, 2003: 6),
memberikan pengertian bahwa hubungan antara guru dengan siswa harus saling
mendukung. Guru memasuki dunia siswa sebagai upaya memperoleh ijin untuk
memimpin, menuntun, dan memudahkan siswa untuk memahami ilmu pengetahuan.
Upaya ini dilakukan antara lain dengan mengaitkan secara langsung konsep-konsep
yang akan dikaji dengan peristiwa sehari -hari atau dari pengalaman sehari-hari
mereka. Dengan pengertian yang lebih luas dan mendalam berdasarkan interaksi
tersebut, siswa akan dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dalam dunia
mereka dan menerapkannya dalam situasi baru.
2.5
No.

Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching di kelas matematika
Rancangan
Pembelajaran Dalam
Quantum Learning

Aplikasinya Dalam Matematika
Misalnya pada materi pengukuran, berikan kesempatan
kepada siswa untuk memikirkan apa saja pengalaman
mereka tentang pengukuran tanpa memberitahu terlebih
dahulu tentang pengukuran. Carilah sebuah kata kunci

1.

TANDUR

yang

berhubungan

dengan

pengukuran

kemudian

mintalah siswa sendiri yang menamainya. Setelah semua
itu dipahami, demonstasikan/paparkan konsep-konsep
pengukuran berdasarkan pengalaman mereka. Terus
ulangi hingga siswa benar-benar mengerti. Jika siswa

2.

SLIM-N-BIL

telah benar-benar memahami rayakanlah hal itu.
S : Permainan menebak gambar ( Mis, Puzzle Segitiga)
L : Permainan mencari kata ( dapat digunakan dalam
Statistika, Misalnya untuk membedakan populasi dan
Sampel)
I : Diskusi Kelompok
M : Matematika dapat dihadirkan dalam bentuk lagu
N : Kegiatan dialam (Misalnya dapat melihat lingkaran
tahun pada pohon sebagai pengantar untuk belajar tentang
lingkaran.
B : Tarian atau kegiatan atletik ( konsep kubus dapat

disajikan dalam tarian “Lompat Kotak” )
I : Refleksi ( Misalnya persegi memiliki sisi yang sama
panjang. Refleksikan dalam diri siswa apakah seluruh sisi
kehidupan mereka sudah seimbang, entah itu kehidupan
dengan sesama maupun dengan Sang Pencipta)
L : Matematika dapat di hadirkan dalam bentuk teka-teki
sehingga menolong siswa untuk berpikir kritis dan logis
Matematika dapat disajikan dalam bentuk cerita lucu,
3.

Metafora,
Perumpamaan dan
Sugesti

cerita dramatis yang diperankan oleh siswa sendiri. Soal
matematika juga dapat disulap dalam bentuk sebuah
perumpamaan.

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
1. Quantum teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di
dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini unsur-unsur belajar
2.

3.
4.

5.

efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa.
Prinsip-prinsip pembelajaran Quantum Teaching ada 5 yaitu:
a. Segalanya berbicara
b. Segalanya bertujuan
c. Pengalaman sebelum pemberian nama
d. Akui setiap usaha
e. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan
Unsur-unsur pembelajaran Quantum Teaching yaiut:
a. Konteks
b. isi
Komponen-komponen pembelajaran Quantum Teaching yaitu:
a. Sintaks
b. Prinsip reaksi
c. Sistem sosial
Penerapan pembelajaran Quantum Teaching di kelas matematika dengan
menggunakan metode:
a. TANDUR yang dapat diterapkan pada materi pengukuran, dengan menyuruh
siswa berfikir semua hal yang berkaitan dengan pengukuran.
b. SLIM-N-BIL yang dapat diterapkan pad pembelajaran matematik dengan
bermacam-macam kegiatan. Misalnya, matematika dihadirkan dalam bentuk
lagu dan bermain teka-teki yang dapat membantu siswa berpikir dengan logis.
c. Metafora perumpamaan dan sugesti, misalnya: Matematika dapat disajikan
dalam bentuk cerita lucu atau soal-soal matematika disajikan dalam bentuk
perumpamaan.

3.2 Saran
a. Sebaiknya model pembelajaran Quantum Teaching ini dapat membantu guru dalam
mengajar dan memberikan variasi-variasi gaya pembelajaran guna menciptakan
kondisi belajar yang kondusif.

DAFTAR PUSTAKA
Porter,Bobbi dan Mike Hernachi.terjemahan Alwiyah Abdurrahman.2000.Quantum
Teaching:Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas.Bandung:Kaifa
Hobri. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jember : Center for Society Studies.
Anonin.2014.http://media.kompasiana.com/buku/2014/04/13/quantum-teaching-strategipembelajaran-646640.html.(akses: 8 September 2014,15.00 WIB)
Anonim.2011. http://keziamoanley.blogspot.com/2012/09/quanrum-learning.html(akses: 8
September 2014,15.00 WIB)