Analisis Kepemimpinan berdasarkan Teori (2)

“Analisis Kepemimpinan berdasarkan Teori Perilaku dan Teori Penerimaan ”
Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Kepemimpinan dan Kependidikan Islam

Dosen Pengampu :
Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I
Disusun Oleh:
1. Eny Winarsih

16160098

JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2017

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Dalam penyususnan makalah ini penulis banyak melibatkan beberapa pihak, mengingat hal

itu dengan segala hormat saya sampaikan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Ponorogo Drs.H.Sulton, M.SI.
2. Direktur Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Ponorogo Anip Dwi Saputro
M.Pd.
3. Pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam Dr. Afiful Ihwan M.Pd.I
4. Seluruh pihak yang ikut serta dalam penyelesaian makalah ini.
Atas segala bantuan dan bimbingannya saya ucapkan banyak terimaksih. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Ada kurang
lebihnya penyusun mengharapkan kritik dan saran demi sempurnanya makalah selanjutnya.
Terima kasih.

Penulis

1

DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. LatarBelakang Masalah ..........................................................................1
B. RumusanMasalah....................................................................................2
C. Tujuan Masalah.......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................4
A. Analisis Teori Perilaku........................................................7
B. Analisis Teori Penerimaan..................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................10
Kesimpulan............................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................11

BAB I
2

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tercapainya tujuan dari pendidikan, khususnya dalam pendidikan islam adalah
sebuah harapan dari semua pihak, baik dari penyelenggara pendidikan, peserta didik
dan masyarakat luas. Oleh karena itu, diperlukan sinergi yang baik di antara ketiga
pihak tersebut. Masyarakat luas yang notabene adalah konsumen atau pihak yang

membutuhkan jasa pendidikan bagi anak-anak mereka, tentu akan sangat selektif
dalam memilih lembaga pendidikan. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi lembaga
pendidikan khususnya lembaga pendidikan islam dewasa ini. Sebab, lembaga
pendidikan islam masih sering dipandang sebelah mata oleh karena masih adanya
ketidak maskimalan dalam pengelolaannya. Tak pelak, hal ini menjadikan masingmasing lembaga pendidikan Islam berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas, baik
dari segi sarana prasarana, tenaga pendidikan, dan metode, serta segala sesuatu yang
dibutuhkan dalam penyelenggaraan pendidikan.
Islam memandang bahwa kepemimpinan harus dipegang oleh sosok yang
mampu dan dapat menempatkan diri sebagai pembawa obor kebenaran. Dalam asas
dan prinsip ajaran Islam; pemimpin adalah hamba Allah, membebaskan manusia dari
ketergantungan kepada siapa pun, melahirkan konsep kebersamaan antar manusia,
menyentuh aspek hubungan manusia dengan manusia dengan manusia dan alam
sekitar, membenarkan seseorang taat kepada pemimpin selama tidak bermaksiat dan
melanggar aturan Allah, mengajarkan bahwa kehidupan dunia adalah bagian dari
perjalanan akhirat, memandang kekuasaan dan kepemimpinan adalah bagian integral
ibadah. Kepemimpinan merupakan tanggung beban dan tanggung jawab, bukan
kemuliaan.Bagaimana cara seorang pemimpin itu memimpin bawahannya dan
bagaimana seorang pemimpin memerintah dan menjalankan perannya
Peran seorang pemimpin dalam sebuah lembaga atau organisasi menjadi kunci
pokok. Yaitu, seorang pemimpin lembaga yang mempunyai visi dan misi yang

berorientasi ke depan serta mempunyai karakter yang mampu menjadi contoh bagi
orang-orang yang dipimpinnya. Kepemimpinan pendidikan islam harus mampu
memberikan kontribusi signifikan minimal tawaran konsep bagi problematika
kependidikan instusional dan nasional terlebih dalam pendidikan islam. 1Makalah Ini
memfokuskan pembahasan tentang kepemimpinan berdasarkan teori perilaku dan
teori penerimaan
1 Baharuddin & Umiarso. Kepemimpinan Pendidikan Islam Antara Teori dan Praktik.(Jogjakarta: ArRuzz Media,2012), Hlm. 13.

3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan beberapa
rumusan masalh sebagai berikut:
1. Bagaimanakan analisis kepemimpinan berdasarkan teori perilaku?
2. Bagaimanakah analisis kepemimpinan berdasarkan teori penerimaan?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis menuliskan tujuan
masalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui analisis kepemimpinan berdasarkan teori perilaku
2. Untuk mengetahui analisis kepemimpinan berdasarkan teori penerimaan


BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologi, kepemimpinan berasal dari kata dasar pemimpin. Dalam bahasa
inggris, leadership yang berarti kepemimpinan, dari kata dasar leader berarti pemimpin dan
akart katanya to lead yng terkandung berarti arti yang sling erat berhubungan adalah bergerak
lebih awal, berjalan di awal, mengambil langkah awal, berbuat paling dulu, memelopori,

4

mengasahkan mengarahkan pikiran pendapat orang lain, membimbing, menuntut dan
menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya. 2
Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan sehingga
kemampuan pemimpin secara efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi. Maka, esensi
kepemimpinan adalah kepengikutan kemauan orang lain untuk mengikuti keinginan
pemimpin.3Sudarwan Danim sendiri mendefinisikan kepemimpinan adalahsetiap tindakan
yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah
kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
Dari berbagai pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa kepemimpinan adalah

kemampuan seseorang dalam untuk mempengaruhi orang lain agar orang tersebut mau
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan telah dipelajari melalui berbagai cara yang berbeda-beda, tergantung
pada konsepsi kepemimpinan dan pilihan metodologi para penelitiannya. Sehingga studi
kepemimpinan hanya memperlakukan atau dihadapkan pada satu aspek yang sempit, seperti
pengaruh bawahan atau sifat pribadi atau perilaku. Makalah ini membahas terkait analisis
kepemimpinan berdasarkan teori perilaku dan teori penerimaan yang akan di uraikan sebagai
berikut:
A.

Analisis kepemimpinan berdasarkan teori perilaku
Dalam penelitian mengenai perilaku pemimpin telah didominasi oleh suatu
fokus pada sejumlah kecil aspek dari perilaku. Kebanyakan studi mengenai perilaku
kepemimpinan selama periode tersebut menggunakan kuesioner untuk mengukur
perilaku yang berorientasi pada tugas dan yang berorientasi pada hubungan. Beberapa
studi telah dilakukan untuk melihat bagaimana perilaku tersebut dihubungkan dengan
kriteria tentang efektivitas kepemimpinan seperti kepuasan dan kinerja bawahan.
Peneliti-peneliti lainnya menggunakan eksperimen laboratorium atau lapangan untuk
menyelidiki bagaimana perilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan dan kinerja
bawahan.

Teori perilaku kepemimpinan (behavioral theory of leadership) ini didasari
pada keyakinan bahwa pemimpin yang hebat merupakan hasil bentukan atau dapat
2 Mangunharjana.Kepemimpinan, ( Yogjakarta: Kanisius, 2004), hlm.1.
3 Wahjosumidjo.Kepemimpinan Kepala Sekolah. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2008), hlm.4

5

dibentuk,

bukan

dilahirkan

(leader

aremade,

nor

born).


Berakar

pada

teori behaviorisme,teori kepemimpinan ini berfokus pada tindakan pemimpin, bukan
pada kualitas mental atau internal. Menurut teori ini, orang bisa belajar untuk menjadi
pemimpin, misalnya, melalui pelatihan atau observasi.4
Dalam pendekatan perilaku ini memandang bahwa kepemimpinan dapat
dipelajari dari pola tingkah laku, dan bukan dari sifat-sifat (traits) pemimpin. Alasannya
sifat seseorang sukar untuk diidentifikasi. Beberapa ahli berkeyakinan bahwa perilaku
dapat dipelajari, hal ini berarti orang yang dilatih dalam perilaku kepemimpinan yang
tepat akan dapat memimpin secara efektif.5 Namun demikian, keefektifan perilaku
kepemimpinan ini dipengaruhi oleh beberapa variabel. Jadi perilaku tidak mutlak
menentukan keberhasilan suatu kepemimpinan.
Konsep perilaku kepemimpinan ini muncul karena menganggap bahwa konsep
sifat kepemimpinan tidak mampu menghasilkan kepemimpinan yang efektif, karena
sifat sulit untuk diidentifikasi. Yulk sebagaimana yang dikutip Marno dkk, menjelaskan
bahwa perilaku pemimpin terhadap bawahan ada 4 bentuk perilaku, yaitu:
1. ada yang lebih menekankan pada tugas

2. ada yang lebih mementingkan pada hubungan.
3. ada yang mementingkan kedua-duanya
4. ada yang mengabaikan kedua-duanya.6
Ada juga peneliti yang mengatakan bahwa perwujudan perilaku pemimpin
dengan orientasi bawahan:
1. penekanan pada hubungan atasan-bawahan,
2. perhatian pribadi pimpinan pada pemuasan kebutuhan para bawahannya
3. menerima perbedaan-perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku yang terdapat
dalam diri dari para bawahan.
Pemimpin berusaha keras tidak menyakiti bawahannya. Penjabaran perilaku
pemimpin terhadap bawahan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1.

High-high berarti pemimpin tersebut memiliki hubungan tinggi dan orientasi tugas
yang tinggi juga.

4Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hal.
91
5Ibid.,92
6Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung: Refika

Abditama, 2008), hal. 39

6

2. High task-low relation, pemimpin tersebut memiliki orientasi tugas yang tinggi, tetapi
rendah hubungan terhadap bawahan.
3. Low task-high relation, pemimpin tersebut lebih mementingkan hubungan dengan
bawahan, dengan sedikit mengabaikan tugas. Teori ini disebut dengan Konsiderasi
yaitu kecenderungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab
dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti: membela bawahan,
memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan
4. Low task-low relation, orientasi tugas lemah, hubungan dengan bawahan juga lemah.7
B.

Analisis kepemimpinan berdasarkan teori penerimaan
Pendekatan

kepemimpinan

berdasarkan


penerimaan

menganggap

bahwa

kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi perilaku para bawahan
sedemikian rupa sehingga mereka mau dan mampu dan bahkan menyenangi bertindak
sesuai dengan keinginan dan ahrapan pimpinan dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi.8 Agar pimpinan mampu mempengaruhi perilaku para bawahannya, ia perlu
mengenali karakteristik, kepentingan, kebutuhan, kecenderungan perilaku dan
kemampuan mereka. Melakukan hal tersebut jelas sulit.
Dewasa ini telah umum diterima sebagai kebenaran ilmiah bahwa manusia adalah
makhluk sangat kompleks. Karena kali ini sengaja dilakukan pembatasan dari materi
yaitu hanya pada berbagai kepentingan dan kebutuhan manusia dikaitkan dengan
kepemimpinan. Kepentingan tersebut terbagi atas kepentingan politik, kepentingan
ekonomi, dan kepentingan social
Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan.
Untuk berbagai usaha dan kegiatannya diperlukan upaya yang terencana dan sistematis
dalam melatih dan mempersiapkan pemimpin baru. Oleh karena itu, banyak studi dan
penelitian dilakukan orang untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan
yang menghasilkan berbagai teori tentang kepemimpinan. Teori kepemimpinan
merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep
kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya

7Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung: Refika
Abditama, 2008), hal. 39
8Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan. (Jakarta: Rajawali Pers,2011),26.

7

kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan
fungsinya serta etika profesi kepemimpinan.9
Kepemimpinan tidak akan terjadi dalam satu kevakuman sosial atau lingkungan.
Para pemimpin mencoba melakukan pengaruhnya kepada anggota kelompok dalam
kaitannya dengan situasi yang spesifik.Karena situasi dapat sangat bervariasi sepanjang
dimensi yang berbeda, oleh karenanya hanya masuk akal untuk memperkirakan bahwa
tidak ada satu gaya atau pendekatan kepemimpinan yang akan selalu terbaik. Namun,
sebagaimana telah kita pahami bahwa strategi yg paling efektif mungkin akan bervariasi
dari satu situasi ke situasi lainnya
Penerimaan kenyataan dasar ini melandasi teori tentang efektifitas pemimpin yang
dikembangkan oleh Fiedler, yang menerangkan teorinya sebagai Contingency
Approach.Asumsi sentral teori ini adalah bahwa kontribusi seorang pemimpin kepada
kesuksesan kinerja oleh kelompoknya adalah ditentukan oleh kedua hal yakni
karakteristik pemimpin dan dan oleh berbagai variasi kondisi dan situasi. Untuk dapat
memahami secara lengkap

efektifitas

pemimpin, kedua

hal tersebut harus

dipertimbangkan.10
1. Aturan Penerimaan
Jika penerimaan dari satu pemecahan oleh para bawahan adalah penting dan
terdapat suatu ketidakpastian tentang akan diterimanya suatu keputusan otokratik.
2. Aturan Konflik
Jika penerimaan dari suatu pemecahan oleh kelompok adalah pening dan jika
suatu keputusan otokratik tidak akan diterima, dan jika ada kemungkinan
ketidaksetujuan anatara bawahan yang berusaha memecahkan persoalan, maka
gaya kepemimpinan harus memberikan kesempatan kepada pihak – pihak yang
tidak setuju untuk mengatasi perbedaan mereka, dan memberikan kepada mereka
pengetahuan selengkapnya dari persoalan.
3. Aturan kewajaran
Jika penerimaan oleh kelompok penting tetapi mutu dari keputusan tdak penting,
maka gaya kepemimpinan harus memberikan peluan kepada bawahan untuk
berinteraksi dan berunding tentang apa pemecahan yang wajar.
4. Aturan prioritas penerimaan
Jika penerimaan dari pemecahan penting, tidak dapat dipastikan sebagai hasil dari
suatu keputusan otokratik, dan jika bawahan berkemauan untuk mengarah ke
9Ibid.,27.
10Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan. (Jakarta: Rajawali Pers,2011),29.

8

tujuan organisasi dalam mencarai suatu pemechan, maka gaya kepemimpinan
yang diinginkan adalah yang memberikan kesamaan hak kepada anggota tanpa
merugikan mutu pemecahan, karena ini akan menghasilkan penerimaan yang lebih
besar dari keputusan.

BAB III
KESIMPULAN
Teori perilaku kepemimpinan (behavioral theory of leadership) didasari pada
keyakinan bahwa pemimpin yang hebat merupakan hasil bentukan atau dapat dibentuk,
bukan dilahirkan (leader aremade, nor born). Berakar pada teori behaviorisme, teori
kepemimpinan ini berfokus pada tindakan pemimpin, bukan pada kualitas mental atau
internal. Menurut teori ini, orang bisa belajar untuk menjadi pemimpin, misalnya, melalui
pelatihan atau observasi.
Pendekatan

kepemimpinan

berdasarkan

penerimaan

menganggap

bahwa

kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi perilaku para bawahan sedemikian
rupa

sehingga

mereka

sesuai dengan keinginan

mau
dan

dan

ahrapan

mampu

dan

pimpinan

bahkan

dalam

menyenangi

rangka

bertindak

pencapaian

tujuan

organisasi. Agar pimpinan mampu mempengaruhi perilaku para bawahannya, ia perlu
mengenali karakteristik, kepentingan, kebutuhan, kecenderungan perilaku dan kemampuan
mereka. Melakukan hal tersebut jelas sulit
9

DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
Kartono, Kartini. 2011. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Pers.
Marno, Triyo Supriyatno. 2008. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, Bandung:
Refika Abditama, 2008
Muslimin,Imam. 2013. Pemimpin Perubahan Model Kepemimpinan dalam Transisi
Perubahan Kelembagaan. Malang : UIN – MALIKI PRESS.
Raihani. 2010. Kepemimpinan Sekolah Transformatif. Yogjakarta : PT LKIS Printing
Cemerlang
Wahyosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

10

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63