JPB Vol no 2 2016 (Iswanto, didi, dan Riyanto)
PEMBELA]ARAN
BIOLOGI
j
,u'
jj
1
I
I
i
Halaman
lnderalaya,
144-224
November 2016
JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI
Kajian Biologi dan Pembelajarannya
Ketua Penyunting
Riyanto
Wakil Ketua Penyunting
Yenny Anwar
Penyunting Pelaksana
Kodri Madang
Rahmi Susanti
Safira Permata Dewi
Pelaksana Tata Usaha
Rizky Permata Aini
Alamat Penyunting dan Tata Usaha: program St"@
MIPA, FKrP universitas sriwijaya; Telp. (0711) 580085; (0711) goruqzt
mail: pediloqiunsri@smail.com
Pendidikan
-
807044. E-
JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI diterbitka
Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya,
sejak
Mei2014. Dekan: Sofendi, Ketua Jurusan: Ismet. Ketua Program Studi: Kodri Madang
Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum
Naskah diketik di kertas HVS ,{4 dengan spasi ganda, panjang 12--15 halaman (lebih lanjut
baca
Petunjuk Bagi Penulis pada sampul dalam belakang). Naskah yang masuk dievaluasi oleh
penyunting ahli. Penyunting dapat melakukan perubahan tulisan yang dimuat untuk
keseragaman
format, tanpa mengubah maksud dan isinya.
Berkala ini diterbitkan di bawah pimpinan Uo
Sriwijaya. Pembina: Sofendi (Dekan). Penanggung Jawab: Hartono (pembantu Dekan I),
Ketua: Yosef, Sekretaris Bidang Jurnal: Kasmansyah, Pelaksan t Tzta Usaha Bidang
Jurnal: Rachmat Firdaus Falka dan Muhammad Ali Ramadhan.
trm
tffi
JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI
Kajian Biologi; dan Pemhelaiarannya
Votume 3, Nomor 2, November 2016' ISSN 2355'7192
DAFTABISI
(KOMUNITAS BAWAH' KAWASAN
KEAI{EKARAGAMAN
ilfr;";*^'ir"
SUMATEM
,,
SELATAN ",r*^"
DEMPo,
KorA
PAGARALAI\I'
104"115
''
'':ii
Iswantono, Didi Jaya Santri, Riyanto
PENGARUH BORAKS TNNH,q.DA.P MOTILITAS DAN INTEGRITAS
MEMBRAN SPERMA MENCIT (MUS MUSCULAS)
'r7*',',ili
o o o M n,* o, o
Ji,"
116-'127
PENGARIIH SIKAP TEREADAP KEMAMPUAN KOGNITIF
T28--I3I
*; ;; ;,i,
MAHASISWA PADA MATA KT]LIAH BIOLOGI I]MUM
Iing Dwi Lestari, Suratnti
--RI
SISTEM 132"t44
\ 1gr-nrrn.qFwtqg
COURSEWARE'PADA MATE
PENGEMBANGAI\
RESPIRASI UNTUK PEMBELAJARAI\FISIOLOGI IIEWAN
Adeng Slantet
STI]DI BIOLOGI KUTU DATIN (APHIS GOSSYPil GLOVER)
145-'151
(HEMIPTERA : APHIDIDAE)
Riyanto, Diunaidah Zen, Zainal Arifin
PENGARUII MODEL PEMBELAJARAN ACCELERATED LEARNING
(PEMBELAJARAN YANG DIPERCEPAT) TERIIADAP HASIL BELAJAR
SISWA KELAS )il MATERI SISTEM GERAK
Anisah Dwijayanti, Siti Huzaifah, Lucia Maria Santoso
T52'-167
:
PENGARIIE PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
168'-181
DARAH
BERBANTUAN EDMODO PADA MATERI SISTEM PEREDARAN
TERIIADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERT
Rieflca Annisa Prilyta, Rahmi Susanti, Lucia
Maria Santoso
PENGARIIH EKSTRAK DAIIN PEPAYA (Carica papaya t.) TERIIADAP
EFEK SEDASI PADA MENCIT (Mus muscttlus L.) DAN SIIMBANGANNYA
PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA
Dwi Prtspita Sari, Lucia Maria Santoso,'Kodri Madang
182--188
KEANEKARAGAMAI\ "KOMUI\-ITAS BAWAH'
.KAWASAN PERKEBT]NAN TEH
DI G[]NI]NG DEMPO, KOTA PAGARALAM, SIIMATERA SELAGA'N
Islantono, Didi Jaya Santri, Riyanto
(Jn iv e r s i ta s Sr iw ii aY a
Abstracfi The researclt on the species diversity of "tmder community" Tea plantations in
Region Pagaralam has done that ailns to identifi and describe the different types of
morphological characteristics of each species of plants and animals found. Re;earch using
descriptive methods. Sampling of plants wrls done by Sarnpling Purvosve Method. Sampling of
animals was done pitfall trap and ltght trap. Sampling The results of the qualitative analysis of
plants aild animals are founcl as mqny as 92 species consist of 39 species of plants and 53
of
species of animals. Plants were found to consist of 29 species of Magnoliophyta, 6 species
47
kinds of
Pteridophyta and Bryophyta 4 species. Animals were found to consist of
Arthropods, three species of chordates, two species of molluscs and species of annelids'
(Jnder Community,s existence is found to have a role as the respective components of the
I
are'
ecosystem such as producers, consumers and decomposers. The results of ihb study
arr, and information in:learning in high school biotogt class X
expected to be used.as
XO l.O O"signing a chart of the interactionbetween the components of the ecosystem andfood
i"ti"
networking that takes place in the ecosystem and presenting the results in various forms
of
media
Key words: diversity, under Comunity, tea Plantations Pagar Alam'
'
yang dapat membantu guru mengaitkan materi
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
PENDAHULUAN
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
sisrva dan mendorong siswa untuk membuat
ktrususnya biologi di Sekolah Menengah Atas
dikembangkan melalui kemampuan berfikir
hubungan antara Pengetahuan Yang
analisis, induktif, dan deduktif dengan
menggunakan prinsip dau konsep. Biologi
adalah iLnu yang dimanfaatkan oleh siswa
kehidupan mereka sehari-hari (Trianto, 2009).
dimilikinya dengan penerapannya
dalam
Pada proses pembelajaran biologi di
SMA, siswa dapat dilatih melalui berbagai
kegiatan pengamatan, pengalaman, dan
pemahaman secara langsung (Sulistyorini,
2009). Salah satu Kompetensi Dasar yang
agar memiliki kemampuan dan keterampilan
sehingga dapat bersikap dan bertindak secara
ilmiah dalam suatu permasalahan kehidupan
@udiati, 2009). . Dibutuhkan saat dimana
siswa mengkonsep dan membangun
membuttihkan
sistem
pembelajaran
kontekstual adalah pada kelas X KD 4.9
Mendesain bagan tentang interaksi antar
komponen ekosistem dan jejaring makanan
yang berlangsung dalam ekosistem dan
menyajikan hasilnya dalam berbagai bentuk
media. Pada Kompetensi Dasar tersebut
terdapat materi yang membuttrhkan contoh
pengetahuan awal mereka sendiri tentang apa
yang mereka pelajari sehingga pelajaran lebih
bermakna dan dapat diterapkan ke dunia
ryata. Sistem pemebelajaran seperti ini
:umumnya sering disebut dengan sistem
pembelajaran kontekstual. Pembelajaran
kontekstual merupakan suatu konsep belajar
104
Keanekaragaman "Konnfititas Bqwah", Iswanto, Didi Jaya Santri, Riyanto. 105
kontekstual mengenai klasifikasi tumbuhan
dan hewan. Seperti yang dikemukakan Wasis,
dkk. (2008), untuk menciptakan proses
pembelajaran IPA yang konstrrktivis, siswa
dituntut untuk mengemukakan konsep secara
mandiri melalui berbagai altivitas, misalnya
kegiatan penyelidikan lapangan, lab mini, dan
lain-lain.
Wilayah Sumatera Selatan rnerupakau
suatu provinsi yang memiliki luas wilayah
97.159,321cn2. Wilayah ini teraagi menjadi
dataran tinggi berupa gulung dan bukit-bukit
di sebelah barat, dan dataran rendah berupa
rawa-rawa payau yang luas ke arah timur.
Salah sahr lokasi efeltif untuk menerapkan
pernbelajaran kontekshral dalam pernbelajaran
biologi adalah kar,vasan perkebunan teh PTPN
VII di I(ota Pagal Alam Sumatera Selatan.
I(arvasau ini rnerupakan karvasan. yang
memiliki potensi keanekaragaman jenis
turnbuhan dan hervan yang cukup tiuggi, hal
ini didukung oleh ekosistem pegunungan dan
gambaran rantai makanan yang terdapat di
ekosistem tersebut. Hasil penelitian ihi
diharapkan dapat dijadikan informasi awal
mengenai keanekaragaman "komunitas
bawah" kawasan perkebunan teh di Pagar
Alam yang ditujukan keapada siswa ataupun
mahasiswa yang iogio melalarkan studi
mengenai keanekaragman hayati.
BAIIAN DAI\ METODE
1. Waktu dan TempatPenelitian
Penelitian dilaksanakan di Kawasan
Perkebunan Teh Kota Pagar Alam di
ketinggian 1000-1500 mdpl. pada bulan April
2015. Identifikasi dilakukan di Laboratorium
FKIP Univelsitas Sriwijaya Inderalaya, Ogan
Iltu.
2. Metodc Penelitian
Metode yang digunakan
penelitian
ini
dalam
tumbuhau dan hervan yang tinggi dikawasan
ini umumnya didominasi dari "komunitas
bawah'. Komunitas Blwah merupakan istilah
yairg digunakan pada sekelompok hewan atau
adalah metode deskriptif.
Pengarnbilan sampel tumbuhan dilakukan
dengau teknik pengambilan sampling
berhrjuan (pusposive sampling); Metode ini
dipilih karena memungkinkan digunakan pada
ekosistem perkebunan teh yang lokasi
penelitiannya d-ipengaruhi oleh ketinggian
lokasi. Pengambilan sampel Hewan
dilakukan dengan teloik penjebakan Pitfall
perkebunan teh. Perkebunaan teh adalah suatu
Light Trap.
3. AIat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian
ini antara lain adalah altimeter, termometer,
higrometer, meteran, patok kayu, tali rapia,
lampu emergency, baskom plastik, seng
penufup (atap), cairan detelgen, cangkir
plastik (pop mie cup), papan triplek
penghalang, plastik klip, toples, cutter, scrap,
masih merniliki hutan hujan alami yang
keasdannya masih terjaga. I(eberagaman jenis
tumbuhan yang berada di suatu lantai
ekosistem. Pada umuunya para pengunjung
yang datang tidak terlalu tertarik dengan
keberadaan komunitas tersebut. Minimnya
eksploitasi pada komunitas ini juga
disebabkan karena keberadaan komuniatas
tersebut yang tertutup tajuk dari tanamantanaman teh yaug tersebar luas di rvilayah
ekosistem yang berada pada ketiuggian di
atas 800 mdpl dengan penutupan tajulorya
bisa mencapaiSl % (Pratama dkk,2013).
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
keanekaragamarr jenis dari "komunitas
bawah" kau,asan perkebunan teh di Pagar
Alam sehingga dapat diketahui peranan jenisjenis organisme tersebut sebagai komponen
ekosistem. sehingga dapat
diperoleh
tuap dan
kamera digital, pinset, pena, label, dan
mikroskop stereo. Bahan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
sampel
"komunitas barvah" berupa turnbuhan dan
hewan, alkohol
7
0%o,
4. C*ttl(erja
a. Peninjauan
tisl dan akuades.
Area Sampling
dan
Pengambilan Sampel
Kegiatan peninjauan lokasi ilii
3, NOMOR2' NOVEMBER 2016
106 JURNAL PEMBEI}UARAN BIOLOGI, VOLUME
merupakan kegiatan awal penelitian yang
bertujuan untuk mengamati
langsung
kondisi lokasi yang akan dijadikan tempat
penelitian dan objek yang akan diteliti'
Peninjaun lokasi telah dilakukan pada
bulan Februai2015.
b. Penentuan Area
Lokasi Penelitian ini
disepanjang
adalah
jalan utama utama meuuju
l'ugu Rimau pada ketinggian 1000-1500
mdpl. Titik awal. Area peuelitian dibagi
berdasarkan ketinggian per 100 urdpl'
c. Pcmbuatan Plot
Lokasi pengarnbilan sampel yaitu
pada ketinggian 1000-1500 rndpl yang
dibagi rnenjadi 5 area utama yang masing'
terdiri dari 3 buah plot berukuran 5 x 5
meter dengan iuterval 100
rneter
ketinggian. Pembuatan plot menggunakan
patok kayu dengan pembatas berupa tali
plastik. Pengambilan sampel tumbuhan
dan hewan akan dilaL'ukan di dalarn area
setiap plot. Pengambilan sampel berupa
tumbuhan diambil dengan menggunakan
tangan secata langsung, cutter dan scrap,
sedangkan pengambilan sampel hewan
dilakukan dengan menangkap secara
langsung dengan tangan
atau
menggunakan alat bantu seperti insect net'
Pitfal trap dan light trap juga akan
diposisikan di dalam plot dengan tujuan
agar waktu dan usaha dalam penelitian ini
menjadi lebih efisien. Pembagian area
penelitian clapat dilihat pada tabel'
'
d. Pembufiin Pitfall TraP
Pitfalt traP meruPakan salah satu
cara penjebakkan yang paling mudah
(Pataug, 2011). ' Perangkap ini dibuat
dengan menggali 5 lubang samPai
keadalaman * 10 cm. I(edalam lubang
dimasukkan cangkir plastik (pop rnie cup)
12 cm, mulut caugkir
dengan diameter
sejajar dengan permukaan tanah lalu diisi
afu + detergen cair sebanyak 1/10 bagian'
t
Pada bagian atas cangkir diletakkan 4
papan penghalang (barrier) sepanjang + 1
meter. Penjebakan ini dilakukan pada tiga
periode, yaitu siang, petang, dan malam
e. Light Trap
Lisht trap meruPakan cara
penjebakkan yang memanfaatkan
ketertarikan serangga terhadap cahaya
pada malam hari (Aditama dan Kurniawan,
dibuat dengan
Perangkap
ini
2013).
merentangkan lembaran plastik bening 0,3
0,5 meter (barrier) Pada bambu
2
x
penahan. Pada bagian samping plastik
diberi lampu listrik sebagai penarik
serangga dan bagian bawah Plastik
dihubungkau dengan wadah penamplulg
berupa baskom plastik * cairan detergen.
Penjebakan ini dilakukan Pada dua
periode, yaitu Petang
dan malam.
Penjebakkan petang hari pada pukul
17.00-18.45 dan penjebakkan malam hari
pada pukul 1 9.00-06.00.
f.
Pengkoleksian
Pada penelitian ini pengkoleksian
dibedakau menjadi dua golongan, yaitu
pengkoleksian
untuk tumbuhan
dan
pengkoleksian untuk hewan.
i. Pengkoleksian Tumbuhan
Sebelum dikoleksi, tumbuhan
beserta subshatnya difoto kemudian
diambil menggunakan tangan, cutter
atau scrap dengan hati-hati agar tidak
rusak.Bagian yang dikoleksi meliputi
seluruh bagian turnbuhan. Setelah
dibersihkan dari rnaterial Yang
mengganggu, tumbuhan dimasukkan
kedalarn plastik transparan dan diberi
alkohol 70%. Plastik diberi label yang
berisi keterangan mengenai lokasi
pengumPulan, tanggal PengumPulan,
nama kolektor, sifat-sifat spesimen
dalam keadaan segar, dan nomor
koleksi @e Vogel, 1987). Serasah pada
plot diambil dan dimasukkan kealam
wadah.
ii.
Pengkoleksian Hewan
Hewan-hewan
Yang
telah
Keanekoragantan "Kotnunitas Bowah", Iswanto, Didi Joya Santri, Riyanto. 107
identifikasi Jenis-jenis Serangga, Bright
(1976) untuk identifikasi jenis-jenis
Laba-laba. Selain itu ada juga
ditauggkap melalui beberapa metode
penangkapan, yaitu pitfall frap, light
trap dan penangkapan secara langsung
dikumpulkau terlebih dahulu.Hewauhewan beserta serasah yang telah
dikurnpulkan difoto kemuclian diambil
menggrrnakan tangan. Hervan dan
serasah dimasukkan ke dalam wadah
plastik berisi alkohol 7 0%.
iii. Analisis Data
Sampel yang cliperoleh akan
dianalisis secara deskliptif berdasarkan
ciri-ciri ruorfologi yang dimiliki yang
lnengacu pada pustaka yang ada rurtuk
diidentifikasi. Identifikasi tumbuhan
dau hervan yang dipeloleh dilakukan
secara langsung di lapangan atau di
laboratorinm Biologi FKIP Uusri
berdasarkan buku yang ada seperti
Heyne. (i987) untuk identifikasi, buku
Tjirosupomo (1993) untuk identifikasi
hewan, Borror et al (1992) untuk
jurnaVskipsi/tesis karangan Dayat
(2000), Pasaribu (2014), Kurnia (2014).
internet
Serta beberapa
situs
Buguide.net dan Beetle-diversity.com.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yarg
dilakukan, telah berhasil di identifikasi jenisjenis turnbuhan yaug diternukan di Karvasan
Perkebunan Teh di I(ota Pagar Alam pada
ketinggian 1000-1500 rndpl sebanyak 39 jeuis
yang tergolong dalarn 3 Divisi, 6 Kelas, 21
Bangsa, 31 Suku. Hervan yang ditemukan
sebanyak 52 jenis yang tergolong dalam 4
Filum, 9 I(elas, 22 Bangsa, 31 Suku. Data
lrasil identifikasi dituliskan pada tabel 1 dan2.
Tabel.l Data Hnsil Identifikasi Tumbuhan di Kawasan Pcrkebunan Tch
di Kota Pagar Alam pada hetinggian 1000-1500 mdpl.
Divisi
Iftlas
Bangsa
Suku
Nama Ilmiah
Bryophyta
Jungerntauiopsida
Jungermana
Plagiochilace
Plagiochila
Les
ae
spinulosa
Grymmiales
Grymrniacea
Grimmia
Bryopsida
Nama
Indonesia
Lumut
Lumut
pulvinata
[Iypnales
Pterydophyta
selaginellopsida
Pteridopsida
Anrblystegiace
Arublystegiunt
ae
sp.
I{ypnaceae
Hypnum sp.
Lumut
Paku
Selaginellace
Selagiltella
Les
ae
opacal
Polypodiales
Thelypteridace
Cyclosorus
aridus
Paku
Aspleniaceae
Selliguea
stenophylla
Paku
Blechnaceae
Blechnunt sp.
Paku
Polypodiaceae
Selliguea sp.
Paku
Gleichenia
Gleicheniace
Dicranopteris
Paku
les
ae
dichotoma
Piperales
Piperaceae
Piperomia
Selaginella
ae
Magnoliophyta
Magnoliopsida
Lumtrt
Tumpangan
NW JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI, VOLUME 3, NOMOR2, NOVEMBER 2016
pellucida
Caryophylla
Amaranthace
les
ae
Malvales
Air
GompherinaSp.
Caryophyllace
Drymaria
ae
cordata
Malvaceae
Hibiscus rosa-
Randa Runut
Mawar
smensts
Violales
Sida acuta
Galunggang
Passifloraceae
Borreia laevis
Rumput
Kancing
Theaceae
Cammelia
Balseminaceae
Impatiens
Ungu
Ericales
Teh
sinensis
Pacar
Air
balsernina
Apiales
Apiaceae
Polygalaceae
kuda
Polygala
AkarWangi
paniculata
Fabales
Myrtales
Fabaceae
Mimosa pudica
Putri Malu
Melastomate
Clidemia hirta
Haredong
Myrtaceae
Psidium
guaiava
Jambu
Euphorbiaceae
Euphorbia
pulcherrima
Plantago major
Kastuba
Bulu
ae
Euphorbiales
Daun kaki
Centella
asiatica
Plantaginaceae
Biji
Daun
Sendok
Lamidles
Lamiaceae
Hyptis brevipes
Rubiales
Rubiceae
Spermacoce
Asterales
Asteraceae
Ageratum
Boborongan
latifolia
Bandotan
conyzoides
Emiliq
Tempuh
sconchifolia
Wiyung
Eupatorium
Teklan
riparium
Bidens pilosa
Ketul
Mikania
micrantha
Liliopsida
Commelina ' Commelinace
Wedelia brflora
Seruni
Aur-aur
Rumput
les
ae
Commelina
difusa
Cyperales
Cyperaceae
Cyperus
Poaceae
rotundus
Teki
Kyllinga
nemoralis
Rumput
Kenop
Elusine indica
Rumput
Belulang
Keanekaraganlatx "Konnillitas Bmttah", I$vanto, Didi Jaya santri, Riyanto.
Orchidales
Orchidaceae
Digitaria
Rurnput
sanguinalis
Pangola
Acriopsis sp.
anggrek
lo9
Taliel.2 Data Hasil rclcntifihasi rumbuhan di r*rwasan perkebunan Teh
di I(ota Pagar AIam pada lietinggian 1000-1500 mdpt.
Fihrm
Iftlas
Bangsa
Suku
Nama
Annelida
Clitellata
Flirudinea
Haemadipsidae
Haemadipsa sp.
Pacet
Arthropoda
Insecta
Odonata
Libellulidae
Ortltetnnn
Capung
Orthoptera
Acrididae
Itniah
Nama
daerah
Sabina
Chloealtis sp.
Belalang
Tettigoniidea
Sadderiafurcata
Belalang
Gryllidae
Eunemobius
Belalang
carolints
Gryllidae
Acheta
Jangkrik
dontestictts
Gryllidae
Gryllus
pennsylvanicus
Orongorong
Phasmatodea
Diaphernmerinae
Diopheromera sp.
Belalang
Derutaptera
Labiidae
Labia rninor
Cocopet
Blattellidae
Blauella
Kecoa
Ranting
Blattodea
Hemiptera
ashahinai
Blattidae
Blattu sp.
Kecoa
Pentatomoidea
Euschistus sp.
Kepik
Rhyparocluomi
Myodocha sp.
Kepik
Membracidae
Campylenchia
latipes
Kepik
Coreidea
Leptoglossus
Kepik
dae
dentqtus
Coccinellidae
Cycloneda sp.
Scarabaeidae
Sericct sp.
Kumbang
Scarabaeidae
Trox sp.
Kumbang
Scarabaeidae
Phyllophaga sp.
Kumbang
I(umbang
Koksi
Coleoptera
Darur
Tinja
Carabeidae
Bradycellus sp.
Kumbang
Tenebrionidae
l-Ielops leohts
Kumbans
Formicidae
I{yrnenopte
ra
Odontoponera
Semut
dentiailata
Hitam
Forrnicidae
Anoplolepis
Senrut
Fonnicidae
Senrut
Bethylidae
Anochehts sp.
Betlrylus sp.
Apidae
Amegilla sp.
Lebah
Semut
1JA JURNAL PEMBELAJAMN BIOLOGI, VOLUME 3, NOMOR2, NOVEMBER 2016
Berbelang
Kuning
Lymantriidae
Crarnbidae
Lepidoptera
Ngengat
Ngengat
Erebidae
ZaLe sp.
Ngengat
Erebida.e
Ngengat
Alctiidae
Eucltaetes sp.
Haploa lecontei
Ngengat
Culicidae
Culex sp.
Nyamuk
Culicidae
Angarotipula sp.
Calliphora sp.
Nyamuk
l?obustagranuna
Lalat
Calliphoridae
Diptera
Lymantria sp.
Trypotyza nivella
Sphaeroceridae
Lalat Bitu
sp.
Muscidae
ArrnadilliCiiclae
It4alecos
traca
Oniscidae
Oniscus asellus
Kutu Kayu
Eutichuridae
Ateiracsnthimn
Laba-laba
Philodromidae
Philodronrus sp.
Laba-laba
Nephilidae
Nephih
Laba-laba
Thomisidae
Mecaplrcsa sp.
Theridiidae
Steatoda grossa
Laba-laba
Theridiidae
Steutoda sp.
Laba-laba
Scolopendridae
Scolopendra
Kelabang
Geophilomorpha
Geophilidae
Polydesmida
Paracloxosotuati
obsctra
Geopltihs sp.
Oxidus gracillis
Lipan
Tahi
sp.
da
Araneae
Scolopendroruorpha
da
Diplopo
Basommatophora
Laba-laba
Bintang
liigoniuliclae
Spirobolida
Gastropo
sp..
clae
da
Mollusca
Lalat
I(utu Kayu
vulgare
Isopoda
Arachni
Chilopo
Phaonia sp.
Arnmdilliditun
I-Iedylopsidae
Irigoniuhts
IftKi
corallitzus
Seribu
Iledylopsis sp.
Keong
Tanah
da
r\cochlidioid,ea
Planorbidae
I-Ielisonta sp.
I(eong
Scincidac
Mobuya
multifasciata
Itudal
Soricidae
Sunats etnscus
Celurut
Caniclae
Canis sp.
Anjing
Tanah
Chordata
Reptilia
Mammal
ia
Sqnamata
Soricomor
Gunuug
Pha
Camivora
Hubungan Antar l\{alihluk Hidup di
Korvasan Perliebunan Tch di I(ota
Pagaralam
Tumbuhan-tumbuhan
tersebut
umumnya bemaung dibawah pohon tanaman
teh, dalam hal ini jenis tumbuhan tersebut
seperti Bidens pilosa, Eupatorium ripariurn,
Wedelia blifora dau lain-lain, namun ada
belberapa jenis hunbuhan yang mampu
hrmbuh di tempat lewat atau jalan bagi para
pemetik daun teh, tumbuhan ini termasuk
dalarn golongan nrmput seperti Digitaria
sangunalis, Ehisine indica, Cyperus rotundus
dan I(yllinga
nemoralis. I(eberadaan
tumbuhan tersebut dikarenakan struktur
aratominya yang kokoh. Selain itu ada juga
Keanekaraganxan "Kotntmitas Baval't", fswanto, Didi Jaya Santri, Riyanto'
beberapa tumbuhan efrpit yang tumbuh pada
permukaan batang tanaman teh atau batang
tumbuhan lainnya, tumbuhan tersebut berasal
dari golongan . paku dan iumut seperti
Selliguea sp, Hypnum sp, Grimrnia affis dan
beberapa tumbuhan lainnYa.
Jenis-jenis hewan yang ditemukan di
Kawasan Perkebunan Teh di Kota Pagar Alam
didominasi oleh hewan-hervan yang berasal
dari Filum Arthropoda. yaitur sebanyak 50
jenis, climana 35 jenis berasal dali I(elas
Serangga, 6 jenis dari Kelas Arachnida, 2
jenis Diplopoda, 2 jeuis Chilopoda, 2 jenis
Malacostraca, 1 jenis Reptilia dan 2 jenis
Mamalia. Selain itu ditemukan 2 jenis hervan
yang berasal clari filum Moliusca dan 1 jenis
clari f,rlum Annelida. Jenis-jenis hcwan yang
ciiperoleh berasal dari 9 kelas yaitu kelas
Insekta, Arachnida, Malacostraca, Chilopoda,
Diplopoda, Gastropoda, Clitellata, Reptilia
dan Mamalia.
Hewan-hewan tersebut
umurmya ditemui hinggap pada tumbuhaututnbuhan yang ada di sekitar perkebunan teh
seperti dari golongan Serangga dan Laba-laba,
namun ada juga yang diternui diatas
pemukaan tanah atau dalam tumpukkan
s.rusuh, seperti Kelabang, kaki Seribu, keong,
kadal, tikus, pacet, dan beberapa hewan
teresterial lainnya. Selain itu ditemukan
hervan yang aktif bergerak di sekitar jalan
utama kawasau perkebunan teh yang berasal
dari I(elas Mamalia yaitu Canis sp. (anjing).
Hutan Pegunungan troPis
termasuk
hutan pegunungan Sumatera Selatan rnerniliki
kekayaan komunitas organisme Yaqg lebih
besar dibandingkan daerah lainnya (Isrnaini
dkk., 2015). Berdasarkan hasii penelitian di
Kawasan Perkebunan Teh PTPN VII di I(ota
Pagar Alarn, diketahui bahrva karvasan
perkebunan teh ini rnasilr memiliki
keanekaragaman tumbuhau dan hewan yaug
lll
Tumbuhan meruPakan jenis malfiluk
hidup yang bererirn sebagai produsen yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi
bagi organisme lainnya (Widyati, 20t3)'
Dalam
hal ini,
tumUotra,
kawasan
VII Kota
Pagar Alam
bagian tumbuhan yang masih hidup
perkebunan teh PTPN
Laik
Ai
maupuu yang telah gugur memiliki peran
penting dalam ekosistem tersebut' Tumbuhanturnbuhan yang sedang berbunga di kawasan
tersebut merupakan sumber makanan dari
berbagai ire*on golongan insekta, terutama
dari bangsa Lepidoptera, Hymenoptera dan
I{emiptera. Selain itu tumbuhan dari jenis
lumut berperan sebagai surnber makanan bagi
hervan dari Bangsa Gastropoda, seperti keong'
Gugurau daun, biji, batang dan bagian lainnya
dari tumbuhan yang sering disebut serasah
dirnanfaatkan sebagai sumber makanan bagi
berbagai mesofauna seperti Cocopet, Tahi
bintang, dan beberapa jenis Kutu kayu'
Mesofauna sebagai organisme perornbak awal
bahan makanan, serasah, dan bahan organik
lairnya (seperti kayu dan akar) mengkonsumsi
bahan-bahan tersebut dengan cara melumat,
mengunyah dan mencampurkan dengan sisasisa bahan organik lainnya, sehingga menjadi
fragmeu berukuran kecil yang siap untuk
didekomposisi
oleh rnikrobio
tanah
(Ralrmarvati,2004).
Hewan-hewan Yang ditemukan di
kawasan perkebunan teh PTPN VII I(ota
Pagar AIam ini memiliki peranan penting
dalam proses aliran enelgi pada rantai
rnakanan. Peranan hewan
di sekitar
kawasan
perkebunan teh PTPN VII I(ota Pagar Alam
cliantaranya sebagai konsumer, dekornposer
clan detlitivor. Pada umunuya jenis hewan
yang ditemtrkan di kawasan perkebunan teh
avertebrata yairg
berasal dari I(elas Serangga yang terdiri dari
ini belasal dari golongan
hervan yang beragam di karvasan perkebunau
teh ini memiliki hubungan satu sama lain di
beberapa bangsa dirnana setiap bangsa
memiliki peranamya masing-masing'
Berdasarkan Penjelasan mengenai
dalam proses perubahan aliran energi dalam
rantai makanan.
di I(awasan Perkebunan Teh PTPN VII di
cukup tinggi. Keberadaan tumbultan
dan
peranan tumbuhan dan hewan yaug ditemukan
II2
JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI, VOLUME 3, NOMOR2, NOVEMBER 2016
Kota Pagar Alam diatas dapat dibentuk suatu
hubungan antara satu jenis organisme dengan
jenis organisme lainnya dalam proses makan
dan dimakan atau lebih dikenal dengan
sebutan raintai makanan. I(eberadaan
tumbuhan dan hewan di kawasan tersebut
saling memiliki hubungan yang dapat dilihat
berdasarkan tingkatan trofiknya. Tingkatan
trofik pertama berperan sebagai produsen
ditempati oleh tumbuhan-tumbuhan yang
berada di ekosistem tersebut. Tingkatan trofik
kedua yang berperan sebagai konsumen
tingkat pertama di tempati oleh hewan-hewan
dari kelas
herbivora
Serangga seperti
Belalang, Sernut, Lebah, Kumbang, Ngengat
dan Kepik, namrul beberapa berasal dari kelas
lain seperti Keong, Tahi Bintang dan Kutu
Kayu. Tingkatan trofik ketiga yang berperan
sebagai konsumen tingkat
2
ditempati oleh
hewan-hewan seperti Capung, Cocopet, Pacet,
I-aba-laba, Kelabang dan Kaki Seribu.
Sementara itu
untuk hervan "dari
baugsa
Soricomorpha atau Celurut dapat dimasukkan
kedalam tingkat trofik kedua dan ketiga
karena merupakan omnivora. Kemudian
trofik teraktrir di
?erkebunan Teh di Kota Pagar
Tingkatan
L
i
ti
t.
,r
i.
i
Kawasan
Alam ini
berasal dari Bangsa Carnivora yaitu Anjing
karena hewan ini memiliki peran sebagai
predator puncak atau konsumen tingkat 3.
Dari penjelasan tingkatan trofik di tersebut,
maka dapat dibuat suatu jaring-jaring
makanan yang terdapat di ekosistem
perkebunan teh PTPN VII di I(ota Pagar Alam
dengan I(ekayaan Jenis organisme
Gradien elelasi membentuk tiga pola
utama dalam keanekaragaman hayati. Pola
pertama adalah pola meningkat, yakni terjadi
jumlah peningkatan
shaped, dimana terdapat Puncak
keanekaragaman hayati pada elevasi
intermediat ini. Sedangkan pola ketiga adalah
pola konstan yang diikuti penurunan drastis
pada elevasi pertengahan ke elevasi tinggi
(Rahbek, 1995, 2005 dikutip Wang dkk.,
2OO7: 845). Dari ketiga pola ini yang paling
umum adalah pola hump-shaped (Wang dkk.,
2007). Pembahasan mengenai sub bab ini
dibahas dengan membandingkan hasil
keanekaragaman turnbuhan dan hewan pada
lima tipe ekosistem yang berbeda
ketinggiannya. I(elima ekosistem ini
merupakal karvasan yang membentang dari
ujung timur hingga keujung barat provinsi
Sumatera Selatan, yaitu Ekosistem Pesisii
Tanjung Api-api, Ekosistem Rawa Lebak Kec.
Indralaya Utara, dan tiga Ekosistem yang
berada di Kawasan Gunung Dempo pada
ketinggian 1100 mdpl-2500 mdpl. Data
perbandingan jumlah jenis tumbuhan dan
hewan pada 5 tipe ekosistem tersebut
ditunjukkan pada Gambar 2.
f
,-'-.".***;;--:
Jenis Tnmbuhfln Dfln
Hewan Pnda 5 Tipe
Ekosistem Yang
Berbeda
pada ketinggian 1100-1500 mdpl yang dapat
dilihat pada gambar 1.
80,
W
&
*/
4+U
*\*
t '**f* t
diiib
M
lle
t
ffi ffii @ffi
Eubungan Gradien Elevasi WilaYah
!enis
turxbuhan
r
20i
ffiHW*W"*W
qt
E&IB
"*&*.Iumlah
5si
*t
,*\
ffiffiffiffi@
keanekaragaman
tumbuhan pada elevasi rendah. Pola kedua,
pada elevasi intermediet berbentuk hump-
c\1^ .!^r'
It
-\, $
t{' q-t
-{*.lurnlah
txt3()
lenls
I
t
Berdasarkan gambar diatas daPat
dilihat terjadi peningkatan jumlah jenis
organisme dari daerah yang memiliki
Keanekaragaman "Komunitas Bowah", Iswanto, Didi Jaya Santri, Riyanto.
ketinggian terendah hingga ke daerah yang
memiliki ketinggian 1600 mdpl - 2000 mdpl,
namun terjadi penurunan pada ketinggian
2000-2500 mdpl. Perubahan pola grafik
diatas terjadi karena pada prinsipnya setiap
tumbuhan memiliki kisaran tertentu terhadap
faktor lingkungannya. Prinsip tersebut
dinyatakan sebagai Hukum Toleransi
Shelford, yang berbunyi "setiap organisme
mempunyai suatu minimum dan maksimum
ekologis, yang merupakan batas bawah dan
batas atas dari kisaran toleransi organism itu
terhadap kondisi factor lingkungannya"
@harmawan, 2005).
Pada Ekosistem Pesisir Tanjung Apiapi ditemukan 8 jenis tumbuhan dau 26 jenis
hewan, jumlah
ini
paling sedikit jika
dibandingkan ekosistem yang lainnya hal ini
dikarenakan kawasan tersebut memiliki
faktor lingkungan yang umumnya berbeda
dari ekosistem lain, yaitu adanya unsrlr
salinitas dan suhu sehingga menyebabkan
hanya organisme-organisme tertentu saja
yang mampu hidup disana dari golongan
tumbuhan seperti bakau, nipah, paku laut,
beberapa tumbuhan lainnya, sedangkan dari
golongan hewan seperti, kepiting, keong,
kerang, ikan dan beberapa jenis hewan
lainnya. Pada Ekosistem Rawa Lebak di
Kec. Indralaya Utara ditemukan 6 jenis
tumbuhan dan 34 jenis hewan. Jumlah jenis
tumbuhan dan hewan di kawasan ini sedikit
lebih tinggi dari pada jumlah jenis tumbuhan
dan hewan di ekosistem Tanjung Api-apr,
namun masih rendah jika dibandingkan
dengan ekosistem pegunungan, hal
dikarenakan faktor lingkungan seperti pH
yang terdapat dikawasan tersebut cukup
rendah (asam) yaitu sekitar 4,8 sehingga
berdampak pada jumlah jenis tumbuhan
ll3
tumbuhan dan hewan pada ketinggian 1100
mdpl-l500mdpl adalah 39 jenis tumbuhan
dan 53 jenis hewan, sedangkan Pada
ketinggian 1600 mdpl-2000 mdpl adalah 72
jenis hewan dan 54 jenis tumbuhan.
Terjadinya peningkatan jumlah jenis
tumbuhan dan hewan ini dikarenakan faktorfaklor lingkungannya seperti intensistas
cahaya, kelem-baban
dan att
cukuP
mendukung bagi berbagai jenis tumbuhan
untuk dapat bertahan hidup, keberagaman
jenis tumbuhan ini berbanding lurus dengan
keberagaman jenis hewan yang adaP
dikawasan tersebut, hal ini dikarenakan
peran tumbuhan sebagai produsen. Pada
ekosistem gunung dempo ketinggian 2000
mdpl-2500 mdpl terjadi penurunan jumlah
jenis tumbuhan dan hewan yang disebabkan
oleh faklor suhu yang mengalami penunman
yang cukup tajam yaitu sekitar 15oC-18oC
sehingga hanya beberapa tumbuhan saja
yang dapat bertahan hidup. Hasil ini juga
bersesuaian dengan pendapat
Fr. Junghuhn
(1809-1864), seorang penyelidik dari bangsa
Jerman yarg mengatakan blhwa Tingkat
tropis setinggi 700 m terdiri atas tumbuhtumbuhan hopis, tingkat subfropis hingga
1.000 m sudah mulai tidak ada tumbuhtumbuhan hutan dataran rendah, ketinggian
m
terdapat tumbuh-tumbuhan
dari iklim sedang pohon-pohonnya telah
ditumbuhi lumut (hutan kabui dan hutan
lumut), dan pada ketinggian lebih tinggi dari
2.000 m hanya sedikit pohon dan hanya
1.000-2.000
terdapat belukar dan rumput.
ini
disana yang paling sedikit dibandingkan ke
empat ekosistem lainnya. Pada ekosistem
pegunungan ketinggian 1100 mdpl-l500
mdpl dan ketingggian 1600 mdpl-2000 mdpl
terjadi penigkatan jumlah jenis tumbuhan
dan hewan yang signifftan. Jumlah jenis
SIMPULAI\ DAN SARAN
Simpulan
1.
Jenis "komunitas bawah"
beruPa
tumbuhan yang dapat ditemukan di
Kawasan Perkebunan Teh di Kota Pagar
Alam pada ketinggian 1000-1500 mdpl
sebanyak 39 jenis yang tergolong dalam
3 Divisi, 6 Kelas, 21 Bangsa, 31 Suku
dan 39 marga.
I14
JUKNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI. YOLUME 3, NOMOR2, NOTTEMBER 2016
2. Jenis "komunitas balah" berupa hewan
yang ditemukan di kawasan perkebunan
teh di Kota Pagar Alam pada ketinggian
1000-1500 rndpl sebanyak 52 jenis yang
tergolong dalam 4 Filum, 9 Kelas, 22
Bangsa,31 Suku dat52 marga.
3. Tumbuhan dan her,van yang terdapat cli
Karvasan Perkebunan Teh Kota
Pagaralam memiliki peran masingmasing sebagai komponen ekosistem.
Saran
Kawasan perkebunan teh PTPN
Kota Pagar Alam kaya
Budiati, Herni. 2009. Biologi unruk SMA dan
MA Kelas X. Jakarta: CV. Gema Ilmu:
Cambell, Neil A., Ree0e, Jane 8., dan
Mitchell, Lawrance G..Biologi Edisi
kelima Jilid ke-3. Dialihbahasakan
oleh Wasmen Manalu. 2004. Jakarta:
Erlangga.
Cronquist, Arthur. 2005. Images and
Description of Flowering Plant
Families.
VII di
i:ttp:/lwww.botiur,v.haw;rii.eitru/lircul t;i,'
akan
carritpfa:::ilies.htm. Diakses tanggal
keanekaragaman hayati biota lantainya.
Saran bagi pemerintahan kabupaten Lahat
agar lebih memperhatikan sarana prasarana
yang ada disana sehingga dapat membuat
para pengunjrurg rnenjadi lebih nyaman dan
lebih tertarik untuk berkunjung. Saran bagi
peneliti untuk melakukan penelitian lanjut
deirgan cakupan lokasi penelitian yang lebih
luas dan lebih
menyebar. Kepada
masyarakat, guru dan siswa, agar dapat
berpartisipasi menjaga dan rnernanfaatkan
kawasan ini sebagai salah satu lokasi wisata
edukatif.
12 Oktober 2015.
Dayat, Endang. 2010. Sfudi Floristik
Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di
Hutan Lindung Gunung Dempo
Sumatera Selatan. Thesis: Institut
Pertanian Bogor.
De Vogel, E. F. 1987. Manual of Herbarium
Taxonomy Theory and Practice.
Jakarta: IINESCO.
Dharmawan, Agus., dkk. (2005). Ekologi
Hetuan. Malang: UM Press.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Candra Rudi., Kurniawan, Nia.
2013. Struktur Komunitas Serangga
Nokturnal Areal Pertanian Padi
Organik pada Musim Penghujan di
. Kecamatan Lawang, I(abupaten
Malang. Jurual Biotropika.l (4): 186-
Ismaini, Lily., Lailati, Masfiro.,Rustandi.,
dan Sunandar, D adang. 20 1 5. Analisis
I(omposisi
Tumbuhan
Dan
di
Keanekaragama:r
Gunung
Dempo,
Sumatera Selatan. Pros Sem Nas Masy
Biodiv Indon. | (6): 1397-1402.
190.
Aflah. 2016. Keanekaragaman "Komunitas
Bawah" Kawasan Hutan Hujan Tlopis
di I(ota Pagar Alam
dan
Sumbangannya terhadapat Mata
Pelajaran Biologi SMA. Slcripsi.
Indralaya: Fakultas Keguruan dan
Ilmu
Pendididkan
Sriwijaya.
Universitas
Kurnia. 2015. Keanekaragaman Bryophyta
di Perkebunan Teh PTPN VII Kota
Pagaralam dan Sunrbangannya pada
Mata Pelajaran Biologi SMA.
^S/rrrpsr.
Pendidikan Biologi
Universitas
Sriwijaya: Inderalaya.
Knrriawan. 2016. Keanekaragaman
"I(omunitas Bawah" I(awasan
Perkebunan Teh dan Hutan Hujan
Keanekaragaman "Komtmitas Bovvah", Iswdnto, Didi Jaya Santri, Riyanto.
Tropis Gunung DemPo di Kota Pagar
Alam dan SumbangannYa terhadaPat
Mata Pelajaran Biologi SMA. S/nrpsr.
Ii,rdralaya: Fakultas Keguruan dan
ILnu Pendididkan Universitas
Sriwijaya.
P, O. 2013. Strukm Dan
' Produktivitas RerumPutan Di
Pasaribu,
Kawasan Danau . Toba Desa Togu
Domu Nauli Kecamatan Dolok
Pardamean KabuPaten Simalungun
Sumatera lJtara. Slvipsi: FMIPA
USU.
.
L.,
2015. Keanekaragaman
Hayati Biota I;antai Hutan Mangrove
di Daerah Pesisir Tanjung APi-APi
Sumatera Selatan dan Sumbangannya
Terhadap Pembelajaran di SMA.
Slvipsi. Pendidikan Biologi
Universitas Sriwijaya: Inderalaya.
Sulistyorini, fui. 2009. Biologi I untuk
Sekolah Menengalt Atas/Madrasah
.
Aliyah Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Trianto. 2009. Mendisain
Pasaribu. 2015: Jenis-Jenis Tumbuhan di
Kawasan Perkebunan Teh PTPN VII
Pagaralam
Satria, Rigo
ll5
dan
SumbangannYa
terhadap Pelajaran Biologi SMA.
Sbipsi. Pendidikan Biolggi
Universitas Sriwijaya: Inderalaya.
Patang, Fatniawati. 201L.
Berbagai
Kelompok Serangga Tanah Yang
Tertangkap di Hutan Koleksi
Kebun RaYa Unmul Samarinda
Dengan Menggunakan 5 Macam
Larutan.' Mulawarman Scientifie. 10
(2): t39-1a2
Model
Pembelaiaran Inovatif-progresif.
Surabaya: Kencana Predana Media
Grup.
Wasis, Sukarmin, Elok SudibYo, UtiYa
Azizah, Heru Kuswanto. 2008.
Contextual Teaching and Learning
IJmu Pengetahuan Alam Sekolah
Menengah Pertama. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Widyati, Enny. 2013.
PentingnYa
Keragaman Fungsional Organisme
Tanah Terhadap Produktivitas Lahan.
Rahmawaty. 2004. Studi Keanekaragaman
Mesofauna Tanah di Kawasan Hutan
Wisata I Alam Sibolangit (Desa
Sibolangit, Kecamatan Sibolangit,
Kabupaten aerah Tingkat II Deli
Serdang, Propinsi Sumatera Utara). eUS(I Repository.
Saputro. 2016, Keanekaragaman Flora dan
Fauna Lantai Rarva Lebak di
.
Kecamatan InderalaYa Utara dan
Sumbangannya
terhadap
di
Sekolah
Pembelajaran Biologi
Menengah Atas. Slcripsi. Indralaya:
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendididkan Universitas Sriwijaya.
Telorc Hutan Tanaman. 6
(l):29 -37.
BIOLOGI
j
,u'
jj
1
I
I
i
Halaman
lnderalaya,
144-224
November 2016
JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI
Kajian Biologi dan Pembelajarannya
Ketua Penyunting
Riyanto
Wakil Ketua Penyunting
Yenny Anwar
Penyunting Pelaksana
Kodri Madang
Rahmi Susanti
Safira Permata Dewi
Pelaksana Tata Usaha
Rizky Permata Aini
Alamat Penyunting dan Tata Usaha: program St"@
MIPA, FKrP universitas sriwijaya; Telp. (0711) 580085; (0711) goruqzt
mail: pediloqiunsri@smail.com
Pendidikan
-
807044. E-
JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI diterbitka
Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya,
sejak
Mei2014. Dekan: Sofendi, Ketua Jurusan: Ismet. Ketua Program Studi: Kodri Madang
Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum
Naskah diketik di kertas HVS ,{4 dengan spasi ganda, panjang 12--15 halaman (lebih lanjut
baca
Petunjuk Bagi Penulis pada sampul dalam belakang). Naskah yang masuk dievaluasi oleh
penyunting ahli. Penyunting dapat melakukan perubahan tulisan yang dimuat untuk
keseragaman
format, tanpa mengubah maksud dan isinya.
Berkala ini diterbitkan di bawah pimpinan Uo
Sriwijaya. Pembina: Sofendi (Dekan). Penanggung Jawab: Hartono (pembantu Dekan I),
Ketua: Yosef, Sekretaris Bidang Jurnal: Kasmansyah, Pelaksan t Tzta Usaha Bidang
Jurnal: Rachmat Firdaus Falka dan Muhammad Ali Ramadhan.
trm
tffi
JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI
Kajian Biologi; dan Pemhelaiarannya
Votume 3, Nomor 2, November 2016' ISSN 2355'7192
DAFTABISI
(KOMUNITAS BAWAH' KAWASAN
KEAI{EKARAGAMAN
ilfr;";*^'ir"
SUMATEM
,,
SELATAN ",r*^"
DEMPo,
KorA
PAGARALAI\I'
104"115
''
'':ii
Iswantono, Didi Jaya Santri, Riyanto
PENGARUH BORAKS TNNH,q.DA.P MOTILITAS DAN INTEGRITAS
MEMBRAN SPERMA MENCIT (MUS MUSCULAS)
'r7*',',ili
o o o M n,* o, o
Ji,"
116-'127
PENGARIIH SIKAP TEREADAP KEMAMPUAN KOGNITIF
T28--I3I
*; ;; ;,i,
MAHASISWA PADA MATA KT]LIAH BIOLOGI I]MUM
Iing Dwi Lestari, Suratnti
--RI
SISTEM 132"t44
\ 1gr-nrrn.qFwtqg
COURSEWARE'PADA MATE
PENGEMBANGAI\
RESPIRASI UNTUK PEMBELAJARAI\FISIOLOGI IIEWAN
Adeng Slantet
STI]DI BIOLOGI KUTU DATIN (APHIS GOSSYPil GLOVER)
145-'151
(HEMIPTERA : APHIDIDAE)
Riyanto, Diunaidah Zen, Zainal Arifin
PENGARUII MODEL PEMBELAJARAN ACCELERATED LEARNING
(PEMBELAJARAN YANG DIPERCEPAT) TERIIADAP HASIL BELAJAR
SISWA KELAS )il MATERI SISTEM GERAK
Anisah Dwijayanti, Siti Huzaifah, Lucia Maria Santoso
T52'-167
:
PENGARIIE PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
168'-181
DARAH
BERBANTUAN EDMODO PADA MATERI SISTEM PEREDARAN
TERIIADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERT
Rieflca Annisa Prilyta, Rahmi Susanti, Lucia
Maria Santoso
PENGARIIH EKSTRAK DAIIN PEPAYA (Carica papaya t.) TERIIADAP
EFEK SEDASI PADA MENCIT (Mus muscttlus L.) DAN SIIMBANGANNYA
PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA
Dwi Prtspita Sari, Lucia Maria Santoso,'Kodri Madang
182--188
KEANEKARAGAMAI\ "KOMUI\-ITAS BAWAH'
.KAWASAN PERKEBT]NAN TEH
DI G[]NI]NG DEMPO, KOTA PAGARALAM, SIIMATERA SELAGA'N
Islantono, Didi Jaya Santri, Riyanto
(Jn iv e r s i ta s Sr iw ii aY a
Abstracfi The researclt on the species diversity of "tmder community" Tea plantations in
Region Pagaralam has done that ailns to identifi and describe the different types of
morphological characteristics of each species of plants and animals found. Re;earch using
descriptive methods. Sampling of plants wrls done by Sarnpling Purvosve Method. Sampling of
animals was done pitfall trap and ltght trap. Sampling The results of the qualitative analysis of
plants aild animals are founcl as mqny as 92 species consist of 39 species of plants and 53
of
species of animals. Plants were found to consist of 29 species of Magnoliophyta, 6 species
47
kinds of
Pteridophyta and Bryophyta 4 species. Animals were found to consist of
Arthropods, three species of chordates, two species of molluscs and species of annelids'
(Jnder Community,s existence is found to have a role as the respective components of the
I
are'
ecosystem such as producers, consumers and decomposers. The results of ihb study
arr, and information in:learning in high school biotogt class X
expected to be used.as
XO l.O O"signing a chart of the interactionbetween the components of the ecosystem andfood
i"ti"
networking that takes place in the ecosystem and presenting the results in various forms
of
media
Key words: diversity, under Comunity, tea Plantations Pagar Alam'
'
yang dapat membantu guru mengaitkan materi
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
PENDAHULUAN
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
sisrva dan mendorong siswa untuk membuat
ktrususnya biologi di Sekolah Menengah Atas
dikembangkan melalui kemampuan berfikir
hubungan antara Pengetahuan Yang
analisis, induktif, dan deduktif dengan
menggunakan prinsip dau konsep. Biologi
adalah iLnu yang dimanfaatkan oleh siswa
kehidupan mereka sehari-hari (Trianto, 2009).
dimilikinya dengan penerapannya
dalam
Pada proses pembelajaran biologi di
SMA, siswa dapat dilatih melalui berbagai
kegiatan pengamatan, pengalaman, dan
pemahaman secara langsung (Sulistyorini,
2009). Salah satu Kompetensi Dasar yang
agar memiliki kemampuan dan keterampilan
sehingga dapat bersikap dan bertindak secara
ilmiah dalam suatu permasalahan kehidupan
@udiati, 2009). . Dibutuhkan saat dimana
siswa mengkonsep dan membangun
membuttihkan
sistem
pembelajaran
kontekstual adalah pada kelas X KD 4.9
Mendesain bagan tentang interaksi antar
komponen ekosistem dan jejaring makanan
yang berlangsung dalam ekosistem dan
menyajikan hasilnya dalam berbagai bentuk
media. Pada Kompetensi Dasar tersebut
terdapat materi yang membuttrhkan contoh
pengetahuan awal mereka sendiri tentang apa
yang mereka pelajari sehingga pelajaran lebih
bermakna dan dapat diterapkan ke dunia
ryata. Sistem pemebelajaran seperti ini
:umumnya sering disebut dengan sistem
pembelajaran kontekstual. Pembelajaran
kontekstual merupakan suatu konsep belajar
104
Keanekaragaman "Konnfititas Bqwah", Iswanto, Didi Jaya Santri, Riyanto. 105
kontekstual mengenai klasifikasi tumbuhan
dan hewan. Seperti yang dikemukakan Wasis,
dkk. (2008), untuk menciptakan proses
pembelajaran IPA yang konstrrktivis, siswa
dituntut untuk mengemukakan konsep secara
mandiri melalui berbagai altivitas, misalnya
kegiatan penyelidikan lapangan, lab mini, dan
lain-lain.
Wilayah Sumatera Selatan rnerupakau
suatu provinsi yang memiliki luas wilayah
97.159,321cn2. Wilayah ini teraagi menjadi
dataran tinggi berupa gulung dan bukit-bukit
di sebelah barat, dan dataran rendah berupa
rawa-rawa payau yang luas ke arah timur.
Salah sahr lokasi efeltif untuk menerapkan
pernbelajaran kontekshral dalam pernbelajaran
biologi adalah kar,vasan perkebunan teh PTPN
VII di I(ota Pagal Alam Sumatera Selatan.
I(arvasau ini rnerupakan karvasan. yang
memiliki potensi keanekaragaman jenis
turnbuhan dan hervan yang cukup tiuggi, hal
ini didukung oleh ekosistem pegunungan dan
gambaran rantai makanan yang terdapat di
ekosistem tersebut. Hasil penelitian ihi
diharapkan dapat dijadikan informasi awal
mengenai keanekaragaman "komunitas
bawah" kawasan perkebunan teh di Pagar
Alam yang ditujukan keapada siswa ataupun
mahasiswa yang iogio melalarkan studi
mengenai keanekaragman hayati.
BAIIAN DAI\ METODE
1. Waktu dan TempatPenelitian
Penelitian dilaksanakan di Kawasan
Perkebunan Teh Kota Pagar Alam di
ketinggian 1000-1500 mdpl. pada bulan April
2015. Identifikasi dilakukan di Laboratorium
FKIP Univelsitas Sriwijaya Inderalaya, Ogan
Iltu.
2. Metodc Penelitian
Metode yang digunakan
penelitian
ini
dalam
tumbuhau dan hervan yang tinggi dikawasan
ini umumnya didominasi dari "komunitas
bawah'. Komunitas Blwah merupakan istilah
yairg digunakan pada sekelompok hewan atau
adalah metode deskriptif.
Pengarnbilan sampel tumbuhan dilakukan
dengau teknik pengambilan sampling
berhrjuan (pusposive sampling); Metode ini
dipilih karena memungkinkan digunakan pada
ekosistem perkebunan teh yang lokasi
penelitiannya d-ipengaruhi oleh ketinggian
lokasi. Pengambilan sampel Hewan
dilakukan dengan teloik penjebakan Pitfall
perkebunan teh. Perkebunaan teh adalah suatu
Light Trap.
3. AIat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian
ini antara lain adalah altimeter, termometer,
higrometer, meteran, patok kayu, tali rapia,
lampu emergency, baskom plastik, seng
penufup (atap), cairan detelgen, cangkir
plastik (pop mie cup), papan triplek
penghalang, plastik klip, toples, cutter, scrap,
masih merniliki hutan hujan alami yang
keasdannya masih terjaga. I(eberagaman jenis
tumbuhan yang berada di suatu lantai
ekosistem. Pada umuunya para pengunjung
yang datang tidak terlalu tertarik dengan
keberadaan komunitas tersebut. Minimnya
eksploitasi pada komunitas ini juga
disebabkan karena keberadaan komuniatas
tersebut yang tertutup tajuk dari tanamantanaman teh yaug tersebar luas di rvilayah
ekosistem yang berada pada ketiuggian di
atas 800 mdpl dengan penutupan tajulorya
bisa mencapaiSl % (Pratama dkk,2013).
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
keanekaragamarr jenis dari "komunitas
bawah" kau,asan perkebunan teh di Pagar
Alam sehingga dapat diketahui peranan jenisjenis organisme tersebut sebagai komponen
ekosistem. sehingga dapat
diperoleh
tuap dan
kamera digital, pinset, pena, label, dan
mikroskop stereo. Bahan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
sampel
"komunitas barvah" berupa turnbuhan dan
hewan, alkohol
7
0%o,
4. C*ttl(erja
a. Peninjauan
tisl dan akuades.
Area Sampling
dan
Pengambilan Sampel
Kegiatan peninjauan lokasi ilii
3, NOMOR2' NOVEMBER 2016
106 JURNAL PEMBEI}UARAN BIOLOGI, VOLUME
merupakan kegiatan awal penelitian yang
bertujuan untuk mengamati
langsung
kondisi lokasi yang akan dijadikan tempat
penelitian dan objek yang akan diteliti'
Peninjaun lokasi telah dilakukan pada
bulan Februai2015.
b. Penentuan Area
Lokasi Penelitian ini
disepanjang
adalah
jalan utama utama meuuju
l'ugu Rimau pada ketinggian 1000-1500
mdpl. Titik awal. Area peuelitian dibagi
berdasarkan ketinggian per 100 urdpl'
c. Pcmbuatan Plot
Lokasi pengarnbilan sampel yaitu
pada ketinggian 1000-1500 rndpl yang
dibagi rnenjadi 5 area utama yang masing'
terdiri dari 3 buah plot berukuran 5 x 5
meter dengan iuterval 100
rneter
ketinggian. Pembuatan plot menggunakan
patok kayu dengan pembatas berupa tali
plastik. Pengambilan sampel tumbuhan
dan hewan akan dilaL'ukan di dalarn area
setiap plot. Pengambilan sampel berupa
tumbuhan diambil dengan menggunakan
tangan secata langsung, cutter dan scrap,
sedangkan pengambilan sampel hewan
dilakukan dengan menangkap secara
langsung dengan tangan
atau
menggunakan alat bantu seperti insect net'
Pitfal trap dan light trap juga akan
diposisikan di dalam plot dengan tujuan
agar waktu dan usaha dalam penelitian ini
menjadi lebih efisien. Pembagian area
penelitian clapat dilihat pada tabel'
'
d. Pembufiin Pitfall TraP
Pitfalt traP meruPakan salah satu
cara penjebakkan yang paling mudah
(Pataug, 2011). ' Perangkap ini dibuat
dengan menggali 5 lubang samPai
keadalaman * 10 cm. I(edalam lubang
dimasukkan cangkir plastik (pop rnie cup)
12 cm, mulut caugkir
dengan diameter
sejajar dengan permukaan tanah lalu diisi
afu + detergen cair sebanyak 1/10 bagian'
t
Pada bagian atas cangkir diletakkan 4
papan penghalang (barrier) sepanjang + 1
meter. Penjebakan ini dilakukan pada tiga
periode, yaitu siang, petang, dan malam
e. Light Trap
Lisht trap meruPakan cara
penjebakkan yang memanfaatkan
ketertarikan serangga terhadap cahaya
pada malam hari (Aditama dan Kurniawan,
dibuat dengan
Perangkap
ini
2013).
merentangkan lembaran plastik bening 0,3
0,5 meter (barrier) Pada bambu
2
x
penahan. Pada bagian samping plastik
diberi lampu listrik sebagai penarik
serangga dan bagian bawah Plastik
dihubungkau dengan wadah penamplulg
berupa baskom plastik * cairan detergen.
Penjebakan ini dilakukan Pada dua
periode, yaitu Petang
dan malam.
Penjebakkan petang hari pada pukul
17.00-18.45 dan penjebakkan malam hari
pada pukul 1 9.00-06.00.
f.
Pengkoleksian
Pada penelitian ini pengkoleksian
dibedakau menjadi dua golongan, yaitu
pengkoleksian
untuk tumbuhan
dan
pengkoleksian untuk hewan.
i. Pengkoleksian Tumbuhan
Sebelum dikoleksi, tumbuhan
beserta subshatnya difoto kemudian
diambil menggunakan tangan, cutter
atau scrap dengan hati-hati agar tidak
rusak.Bagian yang dikoleksi meliputi
seluruh bagian turnbuhan. Setelah
dibersihkan dari rnaterial Yang
mengganggu, tumbuhan dimasukkan
kedalarn plastik transparan dan diberi
alkohol 70%. Plastik diberi label yang
berisi keterangan mengenai lokasi
pengumPulan, tanggal PengumPulan,
nama kolektor, sifat-sifat spesimen
dalam keadaan segar, dan nomor
koleksi @e Vogel, 1987). Serasah pada
plot diambil dan dimasukkan kealam
wadah.
ii.
Pengkoleksian Hewan
Hewan-hewan
Yang
telah
Keanekoragantan "Kotnunitas Bowah", Iswanto, Didi Joya Santri, Riyanto. 107
identifikasi Jenis-jenis Serangga, Bright
(1976) untuk identifikasi jenis-jenis
Laba-laba. Selain itu ada juga
ditauggkap melalui beberapa metode
penangkapan, yaitu pitfall frap, light
trap dan penangkapan secara langsung
dikumpulkau terlebih dahulu.Hewauhewan beserta serasah yang telah
dikurnpulkan difoto kemuclian diambil
menggrrnakan tangan. Hervan dan
serasah dimasukkan ke dalam wadah
plastik berisi alkohol 7 0%.
iii. Analisis Data
Sampel yang cliperoleh akan
dianalisis secara deskliptif berdasarkan
ciri-ciri ruorfologi yang dimiliki yang
lnengacu pada pustaka yang ada rurtuk
diidentifikasi. Identifikasi tumbuhan
dau hervan yang dipeloleh dilakukan
secara langsung di lapangan atau di
laboratorinm Biologi FKIP Uusri
berdasarkan buku yang ada seperti
Heyne. (i987) untuk identifikasi, buku
Tjirosupomo (1993) untuk identifikasi
hewan, Borror et al (1992) untuk
jurnaVskipsi/tesis karangan Dayat
(2000), Pasaribu (2014), Kurnia (2014).
internet
Serta beberapa
situs
Buguide.net dan Beetle-diversity.com.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yarg
dilakukan, telah berhasil di identifikasi jenisjenis turnbuhan yaug diternukan di Karvasan
Perkebunan Teh di I(ota Pagar Alam pada
ketinggian 1000-1500 rndpl sebanyak 39 jeuis
yang tergolong dalarn 3 Divisi, 6 Kelas, 21
Bangsa, 31 Suku. Hervan yang ditemukan
sebanyak 52 jenis yang tergolong dalam 4
Filum, 9 I(elas, 22 Bangsa, 31 Suku. Data
lrasil identifikasi dituliskan pada tabel 1 dan2.
Tabel.l Data Hnsil Identifikasi Tumbuhan di Kawasan Pcrkebunan Tch
di Kota Pagar Alam pada hetinggian 1000-1500 mdpl.
Divisi
Iftlas
Bangsa
Suku
Nama Ilmiah
Bryophyta
Jungerntauiopsida
Jungermana
Plagiochilace
Plagiochila
Les
ae
spinulosa
Grymmiales
Grymrniacea
Grimmia
Bryopsida
Nama
Indonesia
Lumut
Lumut
pulvinata
[Iypnales
Pterydophyta
selaginellopsida
Pteridopsida
Anrblystegiace
Arublystegiunt
ae
sp.
I{ypnaceae
Hypnum sp.
Lumut
Paku
Selaginellace
Selagiltella
Les
ae
opacal
Polypodiales
Thelypteridace
Cyclosorus
aridus
Paku
Aspleniaceae
Selliguea
stenophylla
Paku
Blechnaceae
Blechnunt sp.
Paku
Polypodiaceae
Selliguea sp.
Paku
Gleichenia
Gleicheniace
Dicranopteris
Paku
les
ae
dichotoma
Piperales
Piperaceae
Piperomia
Selaginella
ae
Magnoliophyta
Magnoliopsida
Lumtrt
Tumpangan
NW JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI, VOLUME 3, NOMOR2, NOVEMBER 2016
pellucida
Caryophylla
Amaranthace
les
ae
Malvales
Air
GompherinaSp.
Caryophyllace
Drymaria
ae
cordata
Malvaceae
Hibiscus rosa-
Randa Runut
Mawar
smensts
Violales
Sida acuta
Galunggang
Passifloraceae
Borreia laevis
Rumput
Kancing
Theaceae
Cammelia
Balseminaceae
Impatiens
Ungu
Ericales
Teh
sinensis
Pacar
Air
balsernina
Apiales
Apiaceae
Polygalaceae
kuda
Polygala
AkarWangi
paniculata
Fabales
Myrtales
Fabaceae
Mimosa pudica
Putri Malu
Melastomate
Clidemia hirta
Haredong
Myrtaceae
Psidium
guaiava
Jambu
Euphorbiaceae
Euphorbia
pulcherrima
Plantago major
Kastuba
Bulu
ae
Euphorbiales
Daun kaki
Centella
asiatica
Plantaginaceae
Biji
Daun
Sendok
Lamidles
Lamiaceae
Hyptis brevipes
Rubiales
Rubiceae
Spermacoce
Asterales
Asteraceae
Ageratum
Boborongan
latifolia
Bandotan
conyzoides
Emiliq
Tempuh
sconchifolia
Wiyung
Eupatorium
Teklan
riparium
Bidens pilosa
Ketul
Mikania
micrantha
Liliopsida
Commelina ' Commelinace
Wedelia brflora
Seruni
Aur-aur
Rumput
les
ae
Commelina
difusa
Cyperales
Cyperaceae
Cyperus
Poaceae
rotundus
Teki
Kyllinga
nemoralis
Rumput
Kenop
Elusine indica
Rumput
Belulang
Keanekaraganlatx "Konnillitas Bmttah", I$vanto, Didi Jaya santri, Riyanto.
Orchidales
Orchidaceae
Digitaria
Rurnput
sanguinalis
Pangola
Acriopsis sp.
anggrek
lo9
Taliel.2 Data Hasil rclcntifihasi rumbuhan di r*rwasan perkebunan Teh
di I(ota Pagar AIam pada lietinggian 1000-1500 mdpt.
Fihrm
Iftlas
Bangsa
Suku
Nama
Annelida
Clitellata
Flirudinea
Haemadipsidae
Haemadipsa sp.
Pacet
Arthropoda
Insecta
Odonata
Libellulidae
Ortltetnnn
Capung
Orthoptera
Acrididae
Itniah
Nama
daerah
Sabina
Chloealtis sp.
Belalang
Tettigoniidea
Sadderiafurcata
Belalang
Gryllidae
Eunemobius
Belalang
carolints
Gryllidae
Acheta
Jangkrik
dontestictts
Gryllidae
Gryllus
pennsylvanicus
Orongorong
Phasmatodea
Diaphernmerinae
Diopheromera sp.
Belalang
Derutaptera
Labiidae
Labia rninor
Cocopet
Blattellidae
Blauella
Kecoa
Ranting
Blattodea
Hemiptera
ashahinai
Blattidae
Blattu sp.
Kecoa
Pentatomoidea
Euschistus sp.
Kepik
Rhyparocluomi
Myodocha sp.
Kepik
Membracidae
Campylenchia
latipes
Kepik
Coreidea
Leptoglossus
Kepik
dae
dentqtus
Coccinellidae
Cycloneda sp.
Scarabaeidae
Sericct sp.
Kumbang
Scarabaeidae
Trox sp.
Kumbang
Scarabaeidae
Phyllophaga sp.
Kumbang
I(umbang
Koksi
Coleoptera
Darur
Tinja
Carabeidae
Bradycellus sp.
Kumbang
Tenebrionidae
l-Ielops leohts
Kumbans
Formicidae
I{yrnenopte
ra
Odontoponera
Semut
dentiailata
Hitam
Forrnicidae
Anoplolepis
Senrut
Fonnicidae
Senrut
Bethylidae
Anochehts sp.
Betlrylus sp.
Apidae
Amegilla sp.
Lebah
Semut
1JA JURNAL PEMBELAJAMN BIOLOGI, VOLUME 3, NOMOR2, NOVEMBER 2016
Berbelang
Kuning
Lymantriidae
Crarnbidae
Lepidoptera
Ngengat
Ngengat
Erebidae
ZaLe sp.
Ngengat
Erebida.e
Ngengat
Alctiidae
Eucltaetes sp.
Haploa lecontei
Ngengat
Culicidae
Culex sp.
Nyamuk
Culicidae
Angarotipula sp.
Calliphora sp.
Nyamuk
l?obustagranuna
Lalat
Calliphoridae
Diptera
Lymantria sp.
Trypotyza nivella
Sphaeroceridae
Lalat Bitu
sp.
Muscidae
ArrnadilliCiiclae
It4alecos
traca
Oniscidae
Oniscus asellus
Kutu Kayu
Eutichuridae
Ateiracsnthimn
Laba-laba
Philodromidae
Philodronrus sp.
Laba-laba
Nephilidae
Nephih
Laba-laba
Thomisidae
Mecaplrcsa sp.
Theridiidae
Steatoda grossa
Laba-laba
Theridiidae
Steutoda sp.
Laba-laba
Scolopendridae
Scolopendra
Kelabang
Geophilomorpha
Geophilidae
Polydesmida
Paracloxosotuati
obsctra
Geopltihs sp.
Oxidus gracillis
Lipan
Tahi
sp.
da
Araneae
Scolopendroruorpha
da
Diplopo
Basommatophora
Laba-laba
Bintang
liigoniuliclae
Spirobolida
Gastropo
sp..
clae
da
Mollusca
Lalat
I(utu Kayu
vulgare
Isopoda
Arachni
Chilopo
Phaonia sp.
Arnmdilliditun
I-Iedylopsidae
Irigoniuhts
IftKi
corallitzus
Seribu
Iledylopsis sp.
Keong
Tanah
da
r\cochlidioid,ea
Planorbidae
I-Ielisonta sp.
I(eong
Scincidac
Mobuya
multifasciata
Itudal
Soricidae
Sunats etnscus
Celurut
Caniclae
Canis sp.
Anjing
Tanah
Chordata
Reptilia
Mammal
ia
Sqnamata
Soricomor
Gunuug
Pha
Camivora
Hubungan Antar l\{alihluk Hidup di
Korvasan Perliebunan Tch di I(ota
Pagaralam
Tumbuhan-tumbuhan
tersebut
umumnya bemaung dibawah pohon tanaman
teh, dalam hal ini jenis tumbuhan tersebut
seperti Bidens pilosa, Eupatorium ripariurn,
Wedelia blifora dau lain-lain, namun ada
belberapa jenis hunbuhan yang mampu
hrmbuh di tempat lewat atau jalan bagi para
pemetik daun teh, tumbuhan ini termasuk
dalarn golongan nrmput seperti Digitaria
sangunalis, Ehisine indica, Cyperus rotundus
dan I(yllinga
nemoralis. I(eberadaan
tumbuhan tersebut dikarenakan struktur
aratominya yang kokoh. Selain itu ada juga
Keanekaraganxan "Kotntmitas Baval't", fswanto, Didi Jaya Santri, Riyanto'
beberapa tumbuhan efrpit yang tumbuh pada
permukaan batang tanaman teh atau batang
tumbuhan lainnya, tumbuhan tersebut berasal
dari golongan . paku dan iumut seperti
Selliguea sp, Hypnum sp, Grimrnia affis dan
beberapa tumbuhan lainnYa.
Jenis-jenis hewan yang ditemukan di
Kawasan Perkebunan Teh di Kota Pagar Alam
didominasi oleh hewan-hervan yang berasal
dari Filum Arthropoda. yaitur sebanyak 50
jenis, climana 35 jenis berasal dali I(elas
Serangga, 6 jenis dari Kelas Arachnida, 2
jenis Diplopoda, 2 jeuis Chilopoda, 2 jenis
Malacostraca, 1 jenis Reptilia dan 2 jenis
Mamalia. Selain itu ditemukan 2 jenis hervan
yang berasal clari filum Moliusca dan 1 jenis
clari f,rlum Annelida. Jenis-jenis hcwan yang
ciiperoleh berasal dari 9 kelas yaitu kelas
Insekta, Arachnida, Malacostraca, Chilopoda,
Diplopoda, Gastropoda, Clitellata, Reptilia
dan Mamalia.
Hewan-hewan tersebut
umurmya ditemui hinggap pada tumbuhaututnbuhan yang ada di sekitar perkebunan teh
seperti dari golongan Serangga dan Laba-laba,
namun ada juga yang diternui diatas
pemukaan tanah atau dalam tumpukkan
s.rusuh, seperti Kelabang, kaki Seribu, keong,
kadal, tikus, pacet, dan beberapa hewan
teresterial lainnya. Selain itu ditemukan
hervan yang aktif bergerak di sekitar jalan
utama kawasau perkebunan teh yang berasal
dari I(elas Mamalia yaitu Canis sp. (anjing).
Hutan Pegunungan troPis
termasuk
hutan pegunungan Sumatera Selatan rnerniliki
kekayaan komunitas organisme Yaqg lebih
besar dibandingkan daerah lainnya (Isrnaini
dkk., 2015). Berdasarkan hasii penelitian di
Kawasan Perkebunan Teh PTPN VII di I(ota
Pagar Alarn, diketahui bahrva karvasan
perkebunan teh ini rnasilr memiliki
keanekaragaman tumbuhau dan hewan yaug
lll
Tumbuhan meruPakan jenis malfiluk
hidup yang bererirn sebagai produsen yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi
bagi organisme lainnya (Widyati, 20t3)'
Dalam
hal ini,
tumUotra,
kawasan
VII Kota
Pagar Alam
bagian tumbuhan yang masih hidup
perkebunan teh PTPN
Laik
Ai
maupuu yang telah gugur memiliki peran
penting dalam ekosistem tersebut' Tumbuhanturnbuhan yang sedang berbunga di kawasan
tersebut merupakan sumber makanan dari
berbagai ire*on golongan insekta, terutama
dari bangsa Lepidoptera, Hymenoptera dan
I{emiptera. Selain itu tumbuhan dari jenis
lumut berperan sebagai surnber makanan bagi
hervan dari Bangsa Gastropoda, seperti keong'
Gugurau daun, biji, batang dan bagian lainnya
dari tumbuhan yang sering disebut serasah
dirnanfaatkan sebagai sumber makanan bagi
berbagai mesofauna seperti Cocopet, Tahi
bintang, dan beberapa jenis Kutu kayu'
Mesofauna sebagai organisme perornbak awal
bahan makanan, serasah, dan bahan organik
lairnya (seperti kayu dan akar) mengkonsumsi
bahan-bahan tersebut dengan cara melumat,
mengunyah dan mencampurkan dengan sisasisa bahan organik lainnya, sehingga menjadi
fragmeu berukuran kecil yang siap untuk
didekomposisi
oleh rnikrobio
tanah
(Ralrmarvati,2004).
Hewan-hewan Yang ditemukan di
kawasan perkebunan teh PTPN VII I(ota
Pagar AIam ini memiliki peranan penting
dalam proses aliran enelgi pada rantai
rnakanan. Peranan hewan
di sekitar
kawasan
perkebunan teh PTPN VII I(ota Pagar Alam
cliantaranya sebagai konsumer, dekornposer
clan detlitivor. Pada umunuya jenis hewan
yang ditemtrkan di kawasan perkebunan teh
avertebrata yairg
berasal dari I(elas Serangga yang terdiri dari
ini belasal dari golongan
hervan yang beragam di karvasan perkebunau
teh ini memiliki hubungan satu sama lain di
beberapa bangsa dirnana setiap bangsa
memiliki peranamya masing-masing'
Berdasarkan Penjelasan mengenai
dalam proses perubahan aliran energi dalam
rantai makanan.
di I(awasan Perkebunan Teh PTPN VII di
cukup tinggi. Keberadaan tumbultan
dan
peranan tumbuhan dan hewan yaug ditemukan
II2
JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI, VOLUME 3, NOMOR2, NOVEMBER 2016
Kota Pagar Alam diatas dapat dibentuk suatu
hubungan antara satu jenis organisme dengan
jenis organisme lainnya dalam proses makan
dan dimakan atau lebih dikenal dengan
sebutan raintai makanan. I(eberadaan
tumbuhan dan hewan di kawasan tersebut
saling memiliki hubungan yang dapat dilihat
berdasarkan tingkatan trofiknya. Tingkatan
trofik pertama berperan sebagai produsen
ditempati oleh tumbuhan-tumbuhan yang
berada di ekosistem tersebut. Tingkatan trofik
kedua yang berperan sebagai konsumen
tingkat pertama di tempati oleh hewan-hewan
dari kelas
herbivora
Serangga seperti
Belalang, Sernut, Lebah, Kumbang, Ngengat
dan Kepik, namrul beberapa berasal dari kelas
lain seperti Keong, Tahi Bintang dan Kutu
Kayu. Tingkatan trofik ketiga yang berperan
sebagai konsumen tingkat
2
ditempati oleh
hewan-hewan seperti Capung, Cocopet, Pacet,
I-aba-laba, Kelabang dan Kaki Seribu.
Sementara itu
untuk hervan "dari
baugsa
Soricomorpha atau Celurut dapat dimasukkan
kedalam tingkat trofik kedua dan ketiga
karena merupakan omnivora. Kemudian
trofik teraktrir di
?erkebunan Teh di Kota Pagar
Tingkatan
L
i
ti
t.
,r
i.
i
Kawasan
Alam ini
berasal dari Bangsa Carnivora yaitu Anjing
karena hewan ini memiliki peran sebagai
predator puncak atau konsumen tingkat 3.
Dari penjelasan tingkatan trofik di tersebut,
maka dapat dibuat suatu jaring-jaring
makanan yang terdapat di ekosistem
perkebunan teh PTPN VII di I(ota Pagar Alam
dengan I(ekayaan Jenis organisme
Gradien elelasi membentuk tiga pola
utama dalam keanekaragaman hayati. Pola
pertama adalah pola meningkat, yakni terjadi
jumlah peningkatan
shaped, dimana terdapat Puncak
keanekaragaman hayati pada elevasi
intermediat ini. Sedangkan pola ketiga adalah
pola konstan yang diikuti penurunan drastis
pada elevasi pertengahan ke elevasi tinggi
(Rahbek, 1995, 2005 dikutip Wang dkk.,
2OO7: 845). Dari ketiga pola ini yang paling
umum adalah pola hump-shaped (Wang dkk.,
2007). Pembahasan mengenai sub bab ini
dibahas dengan membandingkan hasil
keanekaragaman turnbuhan dan hewan pada
lima tipe ekosistem yang berbeda
ketinggiannya. I(elima ekosistem ini
merupakal karvasan yang membentang dari
ujung timur hingga keujung barat provinsi
Sumatera Selatan, yaitu Ekosistem Pesisii
Tanjung Api-api, Ekosistem Rawa Lebak Kec.
Indralaya Utara, dan tiga Ekosistem yang
berada di Kawasan Gunung Dempo pada
ketinggian 1100 mdpl-2500 mdpl. Data
perbandingan jumlah jenis tumbuhan dan
hewan pada 5 tipe ekosistem tersebut
ditunjukkan pada Gambar 2.
f
,-'-.".***;;--:
Jenis Tnmbuhfln Dfln
Hewan Pnda 5 Tipe
Ekosistem Yang
Berbeda
pada ketinggian 1100-1500 mdpl yang dapat
dilihat pada gambar 1.
80,
W
&
*/
4+U
*\*
t '**f* t
diiib
M
lle
t
ffi ffii @ffi
Eubungan Gradien Elevasi WilaYah
!enis
turxbuhan
r
20i
ffiHW*W"*W
qt
E&IB
"*&*.Iumlah
5si
*t
,*\
ffiffiffiffi@
keanekaragaman
tumbuhan pada elevasi rendah. Pola kedua,
pada elevasi intermediet berbentuk hump-
c\1^ .!^r'
It
-\, $
t{' q-t
-{*.lurnlah
txt3()
lenls
I
t
Berdasarkan gambar diatas daPat
dilihat terjadi peningkatan jumlah jenis
organisme dari daerah yang memiliki
Keanekaragaman "Komunitas Bowah", Iswanto, Didi Jaya Santri, Riyanto.
ketinggian terendah hingga ke daerah yang
memiliki ketinggian 1600 mdpl - 2000 mdpl,
namun terjadi penurunan pada ketinggian
2000-2500 mdpl. Perubahan pola grafik
diatas terjadi karena pada prinsipnya setiap
tumbuhan memiliki kisaran tertentu terhadap
faktor lingkungannya. Prinsip tersebut
dinyatakan sebagai Hukum Toleransi
Shelford, yang berbunyi "setiap organisme
mempunyai suatu minimum dan maksimum
ekologis, yang merupakan batas bawah dan
batas atas dari kisaran toleransi organism itu
terhadap kondisi factor lingkungannya"
@harmawan, 2005).
Pada Ekosistem Pesisir Tanjung Apiapi ditemukan 8 jenis tumbuhan dau 26 jenis
hewan, jumlah
ini
paling sedikit jika
dibandingkan ekosistem yang lainnya hal ini
dikarenakan kawasan tersebut memiliki
faktor lingkungan yang umumnya berbeda
dari ekosistem lain, yaitu adanya unsrlr
salinitas dan suhu sehingga menyebabkan
hanya organisme-organisme tertentu saja
yang mampu hidup disana dari golongan
tumbuhan seperti bakau, nipah, paku laut,
beberapa tumbuhan lainnya, sedangkan dari
golongan hewan seperti, kepiting, keong,
kerang, ikan dan beberapa jenis hewan
lainnya. Pada Ekosistem Rawa Lebak di
Kec. Indralaya Utara ditemukan 6 jenis
tumbuhan dan 34 jenis hewan. Jumlah jenis
tumbuhan dan hewan di kawasan ini sedikit
lebih tinggi dari pada jumlah jenis tumbuhan
dan hewan di ekosistem Tanjung Api-apr,
namun masih rendah jika dibandingkan
dengan ekosistem pegunungan, hal
dikarenakan faktor lingkungan seperti pH
yang terdapat dikawasan tersebut cukup
rendah (asam) yaitu sekitar 4,8 sehingga
berdampak pada jumlah jenis tumbuhan
ll3
tumbuhan dan hewan pada ketinggian 1100
mdpl-l500mdpl adalah 39 jenis tumbuhan
dan 53 jenis hewan, sedangkan Pada
ketinggian 1600 mdpl-2000 mdpl adalah 72
jenis hewan dan 54 jenis tumbuhan.
Terjadinya peningkatan jumlah jenis
tumbuhan dan hewan ini dikarenakan faktorfaklor lingkungannya seperti intensistas
cahaya, kelem-baban
dan att
cukuP
mendukung bagi berbagai jenis tumbuhan
untuk dapat bertahan hidup, keberagaman
jenis tumbuhan ini berbanding lurus dengan
keberagaman jenis hewan yang adaP
dikawasan tersebut, hal ini dikarenakan
peran tumbuhan sebagai produsen. Pada
ekosistem gunung dempo ketinggian 2000
mdpl-2500 mdpl terjadi penurunan jumlah
jenis tumbuhan dan hewan yang disebabkan
oleh faklor suhu yang mengalami penunman
yang cukup tajam yaitu sekitar 15oC-18oC
sehingga hanya beberapa tumbuhan saja
yang dapat bertahan hidup. Hasil ini juga
bersesuaian dengan pendapat
Fr. Junghuhn
(1809-1864), seorang penyelidik dari bangsa
Jerman yarg mengatakan blhwa Tingkat
tropis setinggi 700 m terdiri atas tumbuhtumbuhan hopis, tingkat subfropis hingga
1.000 m sudah mulai tidak ada tumbuhtumbuhan hutan dataran rendah, ketinggian
m
terdapat tumbuh-tumbuhan
dari iklim sedang pohon-pohonnya telah
ditumbuhi lumut (hutan kabui dan hutan
lumut), dan pada ketinggian lebih tinggi dari
2.000 m hanya sedikit pohon dan hanya
1.000-2.000
terdapat belukar dan rumput.
ini
disana yang paling sedikit dibandingkan ke
empat ekosistem lainnya. Pada ekosistem
pegunungan ketinggian 1100 mdpl-l500
mdpl dan ketingggian 1600 mdpl-2000 mdpl
terjadi penigkatan jumlah jenis tumbuhan
dan hewan yang signifftan. Jumlah jenis
SIMPULAI\ DAN SARAN
Simpulan
1.
Jenis "komunitas bawah"
beruPa
tumbuhan yang dapat ditemukan di
Kawasan Perkebunan Teh di Kota Pagar
Alam pada ketinggian 1000-1500 mdpl
sebanyak 39 jenis yang tergolong dalam
3 Divisi, 6 Kelas, 21 Bangsa, 31 Suku
dan 39 marga.
I14
JUKNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI. YOLUME 3, NOMOR2, NOTTEMBER 2016
2. Jenis "komunitas balah" berupa hewan
yang ditemukan di kawasan perkebunan
teh di Kota Pagar Alam pada ketinggian
1000-1500 rndpl sebanyak 52 jenis yang
tergolong dalam 4 Filum, 9 Kelas, 22
Bangsa,31 Suku dat52 marga.
3. Tumbuhan dan her,van yang terdapat cli
Karvasan Perkebunan Teh Kota
Pagaralam memiliki peran masingmasing sebagai komponen ekosistem.
Saran
Kawasan perkebunan teh PTPN
Kota Pagar Alam kaya
Budiati, Herni. 2009. Biologi unruk SMA dan
MA Kelas X. Jakarta: CV. Gema Ilmu:
Cambell, Neil A., Ree0e, Jane 8., dan
Mitchell, Lawrance G..Biologi Edisi
kelima Jilid ke-3. Dialihbahasakan
oleh Wasmen Manalu. 2004. Jakarta:
Erlangga.
Cronquist, Arthur. 2005. Images and
Description of Flowering Plant
Families.
VII di
i:ttp:/lwww.botiur,v.haw;rii.eitru/lircul t;i,'
akan
carritpfa:::ilies.htm. Diakses tanggal
keanekaragaman hayati biota lantainya.
Saran bagi pemerintahan kabupaten Lahat
agar lebih memperhatikan sarana prasarana
yang ada disana sehingga dapat membuat
para pengunjrurg rnenjadi lebih nyaman dan
lebih tertarik untuk berkunjung. Saran bagi
peneliti untuk melakukan penelitian lanjut
deirgan cakupan lokasi penelitian yang lebih
luas dan lebih
menyebar. Kepada
masyarakat, guru dan siswa, agar dapat
berpartisipasi menjaga dan rnernanfaatkan
kawasan ini sebagai salah satu lokasi wisata
edukatif.
12 Oktober 2015.
Dayat, Endang. 2010. Sfudi Floristik
Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di
Hutan Lindung Gunung Dempo
Sumatera Selatan. Thesis: Institut
Pertanian Bogor.
De Vogel, E. F. 1987. Manual of Herbarium
Taxonomy Theory and Practice.
Jakarta: IINESCO.
Dharmawan, Agus., dkk. (2005). Ekologi
Hetuan. Malang: UM Press.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Candra Rudi., Kurniawan, Nia.
2013. Struktur Komunitas Serangga
Nokturnal Areal Pertanian Padi
Organik pada Musim Penghujan di
. Kecamatan Lawang, I(abupaten
Malang. Jurual Biotropika.l (4): 186-
Ismaini, Lily., Lailati, Masfiro.,Rustandi.,
dan Sunandar, D adang. 20 1 5. Analisis
I(omposisi
Tumbuhan
Dan
di
Keanekaragama:r
Gunung
Dempo,
Sumatera Selatan. Pros Sem Nas Masy
Biodiv Indon. | (6): 1397-1402.
190.
Aflah. 2016. Keanekaragaman "Komunitas
Bawah" Kawasan Hutan Hujan Tlopis
di I(ota Pagar Alam
dan
Sumbangannya terhadapat Mata
Pelajaran Biologi SMA. Slcripsi.
Indralaya: Fakultas Keguruan dan
Ilmu
Pendididkan
Sriwijaya.
Universitas
Kurnia. 2015. Keanekaragaman Bryophyta
di Perkebunan Teh PTPN VII Kota
Pagaralam dan Sunrbangannya pada
Mata Pelajaran Biologi SMA.
^S/rrrpsr.
Pendidikan Biologi
Universitas
Sriwijaya: Inderalaya.
Knrriawan. 2016. Keanekaragaman
"I(omunitas Bawah" I(awasan
Perkebunan Teh dan Hutan Hujan
Keanekaragaman "Komtmitas Bovvah", Iswdnto, Didi Jaya Santri, Riyanto.
Tropis Gunung DemPo di Kota Pagar
Alam dan SumbangannYa terhadaPat
Mata Pelajaran Biologi SMA. S/nrpsr.
Ii,rdralaya: Fakultas Keguruan dan
ILnu Pendididkan Universitas
Sriwijaya.
P, O. 2013. Strukm Dan
' Produktivitas RerumPutan Di
Pasaribu,
Kawasan Danau . Toba Desa Togu
Domu Nauli Kecamatan Dolok
Pardamean KabuPaten Simalungun
Sumatera lJtara. Slvipsi: FMIPA
USU.
.
L.,
2015. Keanekaragaman
Hayati Biota I;antai Hutan Mangrove
di Daerah Pesisir Tanjung APi-APi
Sumatera Selatan dan Sumbangannya
Terhadap Pembelajaran di SMA.
Slvipsi. Pendidikan Biologi
Universitas Sriwijaya: Inderalaya.
Sulistyorini, fui. 2009. Biologi I untuk
Sekolah Menengalt Atas/Madrasah
.
Aliyah Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Trianto. 2009. Mendisain
Pasaribu. 2015: Jenis-Jenis Tumbuhan di
Kawasan Perkebunan Teh PTPN VII
Pagaralam
Satria, Rigo
ll5
dan
SumbangannYa
terhadap Pelajaran Biologi SMA.
Sbipsi. Pendidikan Biolggi
Universitas Sriwijaya: Inderalaya.
Patang, Fatniawati. 201L.
Berbagai
Kelompok Serangga Tanah Yang
Tertangkap di Hutan Koleksi
Kebun RaYa Unmul Samarinda
Dengan Menggunakan 5 Macam
Larutan.' Mulawarman Scientifie. 10
(2): t39-1a2
Model
Pembelaiaran Inovatif-progresif.
Surabaya: Kencana Predana Media
Grup.
Wasis, Sukarmin, Elok SudibYo, UtiYa
Azizah, Heru Kuswanto. 2008.
Contextual Teaching and Learning
IJmu Pengetahuan Alam Sekolah
Menengah Pertama. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Widyati, Enny. 2013.
PentingnYa
Keragaman Fungsional Organisme
Tanah Terhadap Produktivitas Lahan.
Rahmawaty. 2004. Studi Keanekaragaman
Mesofauna Tanah di Kawasan Hutan
Wisata I Alam Sibolangit (Desa
Sibolangit, Kecamatan Sibolangit,
Kabupaten aerah Tingkat II Deli
Serdang, Propinsi Sumatera Utara). eUS(I Repository.
Saputro. 2016, Keanekaragaman Flora dan
Fauna Lantai Rarva Lebak di
.
Kecamatan InderalaYa Utara dan
Sumbangannya
terhadap
di
Sekolah
Pembelajaran Biologi
Menengah Atas. Slcripsi. Indralaya:
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendididkan Universitas Sriwijaya.
Telorc Hutan Tanaman. 6
(l):29 -37.