Analisis Sistem Pendidikan Luar Sekolah

ANALISIS SISTEM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
PROGRAM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM)
ANALISIS LEMBAGA: TBM RW 11 JAGIR SURABAYA

Nama Kelompok:
INDRI AJENG SETYONINGRUM 14010034029
NISSAUL UTMAWATI

14010034055

MUHAMMAD ISMAIL SHOLEH 14010034048

Dosen Pengampu Mata Kuliah
DR. I KETUT ATMAJA JA, M.KES.

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2017

BAGAN ALUR ANALISIS SISTEM


Pendekatan
Pustakawan
Sumber belajar/media
Kurikulum kegiatan

INPUT

PROSE
S
Tokoh masyarakat
Masyarakat
Sarana prasarana
Lokasi
Mitra

OUTPU
T

OUTCOM

E

A. INPUT
1. Deskripsi program:
Berdasarkan pengertian dari buku Pedoman Penyelenggaraan Taman Bacaan
Masyarakat (2009:1), TBM merupakan sebuah tempat atau wadah yang didirikan dan
dikelola baik oleh masyarakat maupun pemerintah yang berfungsi sebagai sumber belajar
untuk memberikan akses layanan bahan bacaan yang sesuai dan berguna bagi masyarakat
sekitar. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) RW 11 Jagir ini adalah salah satu TBM yang
merupakan program pemerintah kota Surabaya dalam rangka penyediaan akses layanan
bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai salah satu sarana utama dalam perwujudan
konsep pembelajaran sepanjang hayat dan menciptakan kota literasi untuk mendukung
peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar TBM.
Pada tahun 2008 Pemerintah Kota Surabaya mencanangkan program untuk
membentuk TBM-TBM yang tersebar hampir di berbagai wilayah di kota Surabaya. Ada
TBM yang terletak di mall, rumah sakit, taman kota, serta TBM yang ditempatkan di
tingkat RW dan salah satunya adalah TBM RW 11 Jagir.
1

2. Tujuan program

a. meningkatkan kemampuan keberaksaraan dan keterampilan membaca;
b. menumbuhkembangkan minat dan kegemaran membaca;
c. membangun masyarakat membaca dan belajar;
d. mendorong terwujudkan masyarakat pembelajar sepanjang hayat;
e. mewujudkan kualitas dan kemandirian masyarakat yang berpengetahuan,
berketerampilan, berbudaya maju, dan beradab.
3. Fungsi Program
Berdasarkan Petunjuk Teknis TBM Rintisan yang dikeluarkan oleh Dirjen PAUDNI
dan DIKMAS (2013), fungsi TBM sebagai (a) sumber belajar, (b) sumber informasi,
dan (c) sarana rekreasi-edukasi.
a. Sebagai sumber belajar- TBM dengan menyediakan bahan bacaan utamanya buku
merupakan sumber belajar yang dapat mendukung masyarakat pembelajar
sepanjang hayat, seperti buku pengetahuan untuk membuka wawasan, juga
berbagai keterampilan praktis yang dapat dipraktikkan setelah membaca,
misalnya praktik memasak, budidaya ikan, menanam cabe dan lainnya.
b. Sebagai sumber informasi- TBM dengan menyediakan bahan bacaan berupa
koran, tabloid, referensi, booklet-leaflet, dan/atau akses internet dapat
dipergunakan masyarakat untuk mencari berbagai informasi.
c. Sebagai tempat rekreasi-edukasi- dengan buku-buku nonfiksi yang disediakan
memberikan hiburan yang mendidik dan menyenangkan. Lebih jauh dari itu,

TBM dengan bahan bacaan yang disediakan mampu membawa masyarakat lebih
dewasa dalam berperilaku, bergaul di masyarakat lingkugan.
Sedangkan fungsi TBM menurut Kalida (2012:3) yaitu sebagai sumber belajar
bagi masyarakat melalui program pendidikan nonformal dan informal, tempat yang
memiliki sifat rekreatif melalui bahan bacaan, memperkaya pengalaman belajar
masyarakat, latihan tanggungjawab melalui ketaatan terhadap aturan-aturan yang
ditetapkan, tempat pengembangan life skill dan sebagainya.

2

4. Sasaran program
Sasaran program TBM ini adalah untuk seluruh masyarakat Surabaya
khususnya warga RW 11 Kelurahan Jagir, Wonokromo, baik anak-anak, remaja,
dewasa, dan orang tua, baik laki-laki maupun perempuan.
Sedangkan, menurut Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Taman
Bacaan Masyarakat (2012) sasaran dan pengguna Taman Bacaan Masyarakat
adalah penduduk atau anak-anak yang memiliki kemampuan membaca rendah yaitu
(a) peserta didik berkeaksaraan rendah (b) peserta didik anak usia dini (c) penduduk
yang berlatar belakang dan/atau peserta didik pendidikan dasar dan masyarakat
umum.

B. PROSES
INVIRONMENT:
1. Pendekatan melalui promosi
Promosi TBM yang dimaksud dalam hal ini yaitu bagaimana pengelola
TBM menginformasikan kepada masyarakat sekitar mengenai eksistensi TBM,
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh TBM, maupun koleksi-koleksi yang
terdapat di TBM. Beberapa metode promosi menurut Baker & Wallace (2002:180)
meliputi: (a) Personal selling; yaitu dengan cara menggunakan dirinya untuk
mempromosikan produk taman bacanya, misalnya dengan cara menyarankan
buku-buku

baru

atau

koleksi

kepada

masyarakat tertentu; (b)


Mass-media

promotion; promosi TBM melalui media lokal atau internet; (c) Targeted information
pieces; yang dimaksud dalam hal ini yaitu mempromosikan TBM melalui brosur,
poster, tanda yang ditempatkan baik di dalam maupun di luar TBM. Pengelola TBM
melakukan promosi TBM melalui brosur, SNS, maupun gethok tular. Promosi TBM
melalui brosur yaitu dilakukan oleh pengelola TBM dengan cara membuat
sendiri brosur dan pamflet secara sederhana, kemudian menyebarkan dengan
mendatangi rumah warga satu persatu. Sedangkan promosi TBM melalui SNS yaitu
lebih kepada mengupload foto hasil kegiatan yang telah dilakukan bersama
anak-anak TBM, serta promosi TBM melalui gethok tular yaitu dengan menyebarkan
aktivitas TBM secara lisan kepada para pengguna dan pengunjung yang datang
ke TBM. Selain itu, TBM juga mempromosikan taman bacanya serta kegiatan
yang ada melalui bantuan perangkat desa, sosialisasi ke PAUD dan ibu-ibu PKK,
3

serta menawarkan peminjaman buku kepada masyarakat secara datang langsung.
Upaya ini dilakukan di awal awal pembukaan TBM untuk lebih mengenalkan
program TBM pada masyarakat RW 11 Jagir.

2. Struktural organisasi
Program TBM “RW 11 Jagir” ini merupakan salah satu dari 9 TBM yang
terhimpun dalam TBM se-Jagir dan pengorganisasiannya berada di bawah Badan
Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya bersama TBM-TBM lainnya di seluruh
wilayah kota Surabaya.
Pada setiap TBM ditempatkan 1 petugas pengelola dengan penanggungjawab
yang diemban oleh ketua RW setempat.
Struktur Pengelola:
Penanggungjawab

: ketua RW 11 Jagir

Pengelola TBM

: 1 orang

Pengelolaan

TBM


se-Jagir

seluruh

pengelola

masing-masing

TBM

membentuk tim untuk bekerja sama dalam kegiatan rutin setiap bulan. Dalam tim ini
terdapat struktural anggota diantaranya:
Penanggung jawab: Ardi Putra (pengelola TBM RW 06)
Sekretaris

: Antika (pengelola TBM RW 11)

Bendahara

: Nurhayati (pengelola TBM RW 10)


Klasifikasi Tugas dan Tanggungjawab
Penanggungjawab (ketua RW):
 bertanggungjawab atas tempat yakni balai RW 11 Jagir
 mengatur pembagian waktu kegiatan yang dilakukan dibalai RW
 memotivasi masyarakat RW 11 untuk gemar membaca dan berkunjung ke
TBM
Petugas/pengelola:
 Laporan rekap pengunjung dan peminjaman selama satu bulan
 Mencatat jurnal kegiatan
 Mengelola buku-buku dan media lainnya
 Tutor bimbingan belajar
4

 Mengembangkan sarana TBM
 Membimbing anak-anak dalam permainan edukasi seperti bermain puzzle,
menggambar, mewarnai, merangkum, dsb.
Struktural anggota TBM se-Jagir:
Penanggungjawab:
 bertanggungjawab atas kegiatan gabungan

 mengkoordinasi anggota
Sekretaris:
 mendata masyarakat yang mengikuti kegiatan
 mencatat segala administrasi yang dibutuhkan selama kegiatan
Bendahara:
 mengelola keuangan iuran rutin anggota
 mengelola keuangan yang dibutuhkan selama kegiatan
Koordinasi antar struktural anggota
Penanggungjawab – pengelola:
 Antara penanggungjawab dan pengelola terdapat koordinasi mengenai tempat
TBM yakni balai RW 11 Jagir. Banyak kegiatan yang dilaksanakan di balai ini
diantaranya PAUD Terpadu di pagi hari, TBM di siang hari serta kegiatan
insidental warga yang dilakukan secara berkala. Dalam hal ini ketua RW
sebagai penanggungjawab mengkoordinasikan acara-acara atau kegiatan yang
akan dilakukan di balai kepada pengelola TBM sehingga pada saat tersebut
pengelola harus mengkondisikan tempat.
Antar anggota tim TBM se-Jagir:
 Para anggota tim pengelola mengadakan pertemuan rutin untuk membahas
perkembangan di masing-masing TBM.
 Koordinasi kegiatan yang akan dilakukan secara gabungan mulai dari

persiapan, pelaksanaan hingga evaluasi.
Menurut buku Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (2009:3),
kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh pengelola TBM disesuaikan dengan
5

ketersediaan SDM, dan lebih baik jika pengelola TBM adalah sarjana atau seseoran
yang berpengalaman di bidang perpustakaan. Di samping itu, disebutkan juga bahwa
peran pengelola TBM harus bersifat serba bisa atau multitasking yang mampu
menjalankan berbagai tugas atau peran. Oleh karena itu, perlu adanya suatu kegiatan
atau aktivitas yang mampu meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, dalam
hal ini yaitu pengelola TBM, diantaranya melalui pendidikan, pelatihan, dan
pengembangan (Lasa Hs, 2008:75). Hal ini sejalan dengan yang terjadi di dalam TBM
RW 11 Jagir, bahwa pengelola merupakan sarjana serta mendapatkan pelatihan
selama 1 bulan sebelum resmi ditugaskan turun ke lapangan. Selanjutnya yaitu
diadakan pelatihan secara berkala khususnya mengenai kemampuan story telling,
komunikasi, dan presentasi di depan masyarakat umum.
Sedangkan

dalam

Juknis

Penyelenggaraan

TBM

Rintisan

(2013),

tercantumkan bahwa sekurang-kurangnya terdapat 3 orang yang duduk dalam susunan
organisasi yang melaksanakan pengelolaan TBM, terdiri atas: 1 orang Ketua, 1 orang
yang mengurusi adminstrasi dan teknis pemeliharaan, dan 1 orang memberikan
layanan kepada masyarakat. Dengan kata lain, susunan organisasi TBM sekurangkurangnya terdiri atas:
1) Ketua, mempunyai tugas: (a) memimpin TBM, (b) menyusun dan menetapkan
program, (c) memajukan dan mengembangkan TBM, (d) melakukan hubungan
kerjasama, dan (e) mengelola keuangan,
2) Urusan Administrasi dan Teknis, mempunyai tugas: (a) mengurus administrasi
dan surat menyurat, (b) mengadakan seleksi dan pengadaan bahan bacaan, (c)
melaksanakan pengolahan bahan bacaan, dan (d) melaksanakan pengembangan
bahan bacaan,
3) Urusan Layanan, mempunyai tugas: (a) membuat tata tertib, (b) memberikan
layanan TBM, dan (c) melaksanakan administrasi keanggotanaan.
Menurut Buku Pedoman Pengelolahan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 23)
Pengelola Taman Bacaan Masyarakat harus memiliki:
a. Pengelola TBM yang diselenggarakan oleh masyarakat harus memiliki sikap
peduli tanpa pamrih (relawan) untuk membantu melayani bahan bacaan dan
pembimbing masyarakat membaca, berbeda dengan TBM yang dikelola oleh
pemerintah.
6

b. Pengelola diutamakan berlatar pendidikan bidang komunikasi atau pendidikan
yang memahami berbagai bahan bacaan serta responsif gender dan berkomitmen
untuk mengembangkan minat baca masyarakat.
c. Pengelola TBM diutamakan memiliki usaha ekonomi ditempat TBM, misalnya
warung kopi, wartel, counter HP, dll.
Kekurangan dari TBM yang ada di kota Surabaya ini adalah dalam hal tenaga
kerja, yang hanya memperkerjakan 1 pengelola di setiap TBM. Mereka melaksanakan
tugas secara ganda sehingga dalam melakukan pelayanan kurang maksimal. Apalagi
saat ini, pengelola TBM juga bertugas sebagai pendamping perpustakaan di sekolahsekolah dasar sehingga waktu pelayanan TBM berkurang dan kurang maksimal.
Selain itu kualifikasi pengelola TBM diambil dari segala jenis bidang (segala
jurusan).
3. Sumber belajar/media
Penentuan produk atau koleksi apa yang sesuai dengan pengguna, pengelola
TBM harus memiliki pengetahuan mengenai kebutuhan masyarakat dan sejauh mana
koleksi tersebut mampu menarik minat pengguna. Menurut Lasa Hs., (2008:8) ada
beberapa macam bahan informasi, diantaranya yaitu buku teks, buku rujukan, kamus,
ensiklopedia, terbitan berkala, karya fiksi dan non fiksi, dan sebagainya. Sumber
belajar yang tersedia di TBM ini lumayan lengkap, berupa bahan Bacaan berupa buku
fisik meliputi buku anak, buku ajar, buku pengetahuan umum dan media bermain dan
belajar untuk anak-anak meliputi puzzle, dan ular tangga. Namun koleksi terbitan
berkala (koran dan majalah) yang dimiliki oleh TBM bersifat kurang update karena
banyak ditemui majalah-majalah lama.
Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 04)
Jumlah koleksi TBM minimal 300 judul, terdiri atas buku, majalah, surat kabar,
leaflet, dan bahan aodio visual. Dalam rangka pengembangan dan pembinaan minat
baca masyarakat maka diharapkan koleksi terbesar dari 1 (satu) unit TBM adalah 40%
bahan bacaan hiburan, 30% ilmu pengetahuan praktis, sedang sisanya 30% adalah
ilmu-ilmu lainnya seperti agama, politik, kesenian, hukum, pendidikan, (disesuaikan
dengan kondisi lingkungan setempat).
Menurut Amrin (2011: 17) koleksi pada taman bacaan masyarakat harusnya
disesuaikan dengan kebutuhan warga setempat, misalnya masyarakat yang ada di
daerah pertanian sawah, kebutuhan sarana bacaanya adalah berbeda dengan
7

masyarakat yang ada di daerah perkebunan kelapa sawit. Atau masyarakat yang ada di
pegunungan dengan masyarakat di pantai atau masyarakat yang tinggal diperkotaan
akan sangat berbeda dengan kebutuhan sarana bacaannya.
Koleksi TBM juga harus berkembang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Menurut Lasa Hs. (2005:122) bahan informasi atau koleksi yang disediakan di
perpustakaan harus dipertimbangkan berdasarkan beberapa hal, 5 diantaranya yaitu
relevansi, kemutakhiran, kualitas, objek keilmuan, serta kebutuhan koleksi. Di TBM
sendiri, pembaruan koleksi dilakukan setiap 3-4 bulan sekali sebanyak kurang lebih
150 sampai dengan 200 koleksi yang diberikan oleh pihak BARPUS, selain itu
ditambah pula dengan koleksi yang diperoleh dari donasi masyarakat sekitar, serta
pembelian sendiri oleh pengelola TBM.
Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan oleh suatu lembaga informasi
guna melengkapi koleksi yang ada di TBM. Menurut Sutarno, 2004:162 hal-hal pokok
yang harus dilakukan berkaitan dengan pengembangan koleksi TBM diantaranya
adalah: (1) perumusan kebijakan koleksi; survey minat pemakai; survey bahan
pustaka; menyeleksi bahan pustaka. Hasil penelitian yang dilakukan penulis melalui
wawancara dan kuesioner kepada responden, TBM telah melakukan mulai survei
bahan pustaka melalui kuesioner yang diberikan untuk TBM dari BARPUS dan diisi
oleh dua orang pengunjung TBM guna mengetahui kebutuhan informasi masyarakat
sekitar TBM. Di samping itu, penyeleksian bahan pustaka juga dilakukan oleh TBM
jika terdapat koleksi yang tidak sesuai dengan TBM. Koleksi yang tidak lolos seleksi
tersebut tidak di-display oleh pengelola TBM, dan hanya dibiarkan dalam kardus dan
juga mengembalikan koleksi tersebut ke BARPUS untuk diproses lebih lanjut
oleh pihak BARPUS sendiri.
Kemudian pengembangan koleksi dalam hal ini termasuk juga menambah dan
melakukan pengadaan koleksi-koleksi baru guna memenuhi kebutuhan pengguna.
Menurut Sutarno, 2004:149 pembaruan koleksi bahan pustaka

dapat

dilakukan

dengan beberapa cara, antara lain: (a) pembelian, baik pembelian langsung mapun
melalui pihak ketiga, (b) melakukan tukar menukar,

(c)

mendapatkan

bantuan/sumbangan, (d) menggandakan, misalnya membuat fotokopi, duplikasi, CD,
dan sebagainya, (e) menerbitkan, termasuk di dalamnya membuat kliping koran. Di
TBM sendiri, yang dilakukan oleh pengelola TBM guna menambah dan memperbarui
koleksi yang ada yaitu dengan cara mencari donasi, baik dari suatu lembaga, badan,

8

atau komunitas tertentu, masyarakat sekitar, serta melakukan rotasi koleksi antar
TBM, dan pengelola juga membeli buku sendiri.
4. Kurikulum kegiatan
Kurikulum kegiatan yang dimaksud dalam hal ini yaitu berupa rancangan,
pedoman, atau acuan yang telah ditentukan sebelumnya untuk melaksanakan suatu
kegiatan di TBM. Kurikulum kegiatan selalu dibuat secara rutin, khususnya
kurikulum kegiatan bulanan, dimana selalu ada kegiatan gabungan dengan TBM lain
untuk mengadakan kegiatan besar

dan ditentukan sendiri oleh pengelola TBM,

pengelola TBM juga menentukan sendiri kegiatan-kegiatan yang akan diadakan oleh
TBM tersebut selama beberapa hari ke depan.
Kegiatan yang dilaksanakan di TBM RW 11 Jagir tidak terangkum dalam
kurikulum yang baku, melainkan inovasi dari pengelola TBM sendiri yang meliputi:
Kegiatan rutin:
a. Layanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi yaitu suatu layanan dimana pengguna dapat membaca dan
meminjam buku untuk dibawa pulang kerumah. Hal tersebut dijelaskan pula oleh
Sutarno, 2005:73 bahwa layanan sirkulasi merupakan kegiatan melayani pemakai
jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman, dan pengembalian bahan
pustaka

beserta penyelesaian

administrasinya.

Selain itu layanan

sirkulasi

menurut Lasa Hs., 2005:215 juga bertujuan untuk: (a) agar para pemakai mampu
memanfaatkan koleksi perpustakaan secara optimal; (b) agar mudah diketahui
identitas peminjaman, buku yang dipinjam, dan waktu pengembalian; (c) untuk
menjamin pengembalian pinjaman dalam waktu yang telah ditentukan; (d) untuk
memperoleh data kegiatan pemanfaatan koleksi suatu perpustakaan; (e) untuk
mengontrol jika terdapat pelanggaran.
b. Layanan Informasi
Layanan informasi yang disediakan TBM dalam hal ini yaitu pengelola TBM
memberikan

konsultasi

kepada

pengguna

terkait

hal-hal

yang

mereka

butuhkan. Konsultasi yang dimaksud disini sifatnya luas, mulai dari anakanak yang mengalami kesulitan dalam sekolahnya, serta juga beberapa orang
tua yang banyak membicarakan mengenai anaknya, khususnya dalam hal
pendidikan. Menurut Sutarno, 2004:72 layanan informasi yaitu menyediakan dan
memberikan informasi-informasi yang diperlukan oleh pengguna.
9

Sedangkan

terkait fasilitas serta sarana dan prasarana dalam suatu lembaga informasi
merupakan semua barang, perlengkapan, dan perabot ataupun inventaris yang
harus disediakan di perpustakaan (Sutarno, 2005:65). Salah satu fasilitas yang
dimiliki oleh TBM ini yaitu adanya papan pengumuman yang berfungsi untuk
memberi informasi kepada pengguna khususnya terkait kegiatan yang akan
diadakan di TBM tersebut. Sedangkan untuk fasilitas berupa komputer dan
internet, belum tersedia.
Adapun layanan TBM yang sesuai dengan Juknis Pelaksanaan TBM Rintisan
meliputi
 membaca di tempat, dengan menyediakan ruangan yang nyaman didukung dengan
variasi bahan bacaan bermutu sesuai dengan kebutuhan pengunjung. Untuk dapat
menyediakan bahan bacaan sesuai dengan kebutuhan perlu berupaya untuk
menemukenali minat dan karakteristik pengunjung;
 meminjamkan buku, artinya buku dapat dibawa pulang untuk dibaca di rumah, dan
dalam waktu tertentu dan peminjam wajib mengembalikan buku;
 pembelajaran, dengan menggunakan berbagai pendekatan, misalnya:
a. membimbing teknik membaca cepat (scanning dan skimming);
b. menemukan kalimat dan kata kunci dari bacaan;
c. Belajar efektif;
 Praktik keterampilan
Dengan buku keterampilan yang ada, masyarakat/pengunjung diajak untuk
mempraktikkan bersama, seperti memasak.
 Kegiatan literasi
Melaksanakan kegiatan literasi yang menyenangkan dan bermanfaat seperti: bedah
buku, diskusi isu yang sedang berkembang, temu penulis, belajar menulis cerpen.
 Melaksanakan lomba-lomba
Lomba kemampuan membaca (menceriterakan kembali buku yang telah dibaca),
cerdas cermat,
TBM RW 11 Jagir telah melaksanakan beberapa kegiatan penunjang yakni
kegiatan incidental, diantaranya:
 Pelatihan ibu ibu PKK
10

Pelatihan berupa keterampilan membuat kerajinan tangan untuk ibu-ibu PKK
yang dengan tutorial dari buku keterampilan yang ada di TBM
 Panggung boneka untuk TK
Dilaksanakan bergilir di TBM se-Jagir
 Cerdas cermat anak
Dilaksanakan bergilir di TBM se-Jagir
 Satu bulan sekali diadakan kegiatan kunjungan perpustakaan, wisata buku,
bermain di taman sambil membaca buku, atau lomba jelajah buku yang diadakan
bersama-sama TBM se-Jagir.
Selain itu, untuk mendorong masyarakat mau dan mampu membaca dengan
berbagai inovasi dan kreasi kegiatan TBM berikut.
a. Mengenali masyarakat dan berbagai kebutuhannya
Agar dapat mengajak masyarakat mau membaca di TBM perlu mengenal lebih dahulu
masyarakat di sekitar TBM sebagai sasarannya dengan maksud untuk mengetahui
sosial–budayaekonomi, agama, potensi lingkungan, latar belakang pendidikan, serta
kebutuhan nyata yang diperlukan. Hal ini penting sekali sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan, juga penting dalam penyediaan
koleksi bahan-bahan bacaan yang akan disediakan.
b. Melakukan sosialisasi TBM dan memberi kesadaran arti pentingnya kepada
masyarakat TBM sebagaimana perpustakaan, memberikan layanan di bidang bahan
bacaan kepada masyarakat, dengan jumlah bahan bacaan yang terbatas baik jumlah
maupun jenisnya perlu dioptimalkan pemanfaatnya dengan cara mengenalkan TBM
kepada masyarakat melalui sosialisasi keberadaan TBM, dan sekaligus memberi
kesadaran terhadap manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan membaca. Kegiatan
membaca ibaratnya mengasah otak sehingga meningkatkan kemampuan diri
seseorang, demikian pula belajardalah identik dengan membaca, karena biasanya
kegiatan belajar dilakukan dengan cara belajar. Dengan membaca maka terbukalah
jendela dunia, terbukalah wawasan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak terampil menjadi terampil.
Pendek kata: ”Tahu dan Bisa karena Membaca”
c. Membentuk kelompok sasaran berdasarkan kemampuan baca/kebutuhan
Membentuk kelompok sasaran berdasarkan kemampuan baca/kebutuhan dengan
maksud untuk mempermudah melakukan pendekatan dan bimbingan. Seperti
11

membentuk kelompok sasaran: (a) pelajar, (b) mahasiswa, (c) petani/nelayan, (d)
pedagang/wiraswasta; (e) religius, dan (f) pegawai/karyawan.
d. Membimbing dan meningkatkan kemampuan baca kelompok sasaran
Salah satu faktor penyebab masyarakat Indonesia belum berbudaya baca antara lain
kemampuan membaca yang rendah. Kemampuan membaca dalam arti: a) memahami
isi bacaan, b) menginterpretasikan bacaan, atau c) mengkombinasikan bacaan satu
dengan yang lain. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pengelola TBM perlu sekali
meningkatkan kemampuan membaca dengan cara membimbing dan mengajarkan
teknik membaca yang efektif dan efisien.
e. Menyelengarakan kegiatan yang bermanfaat
Agar TBM dapat melakukan tugas dan fungsinya, pengelola dituntut untuk kreatif
menciptakan kegiatan sebagai upaya untuk menarik masyarakat untuk berkunjung dan
memanfaatkan TBM. TBM berfungsi sebagai sarana pembelajaran, sumber informasi,
dan rekreasi-edukatif, bahan bacaan apapun jenisnya dapat menjadi penunjang dalam
pembelajaran.
Praktik keterampilan dari buku-buku yang tersedia di TBM dengan cara pengelola
mencarikan narasumber teknis di bidang keterampilan tertentu misalnya membuat
sampho, sabun cuci, kecap, atau minyak kelapa dengan cara demo. Demo
membuatsabun cuci ini akan memotivasi masyarakat untuk membaca penjelasan
lengkap melalui buku. Beberapa contoh kegiatan yang bisa dipadukan dengan bahan
bacaan antara lain:
1) Mempraktikan isi buku (keterampilan), seperti praktik memasak, budi daya ikan,
dan bercocok tanam;
2) Mendiskusikan isi buku baru;
3) Lomba-lomba, seperti:
 lomba menulis sinopsis, caranya peserta lomba disuruh untuk mengambil satu
buku yang ada dan membaca pada waktu tertentu. Selanjutnya diminta untuk
membuat sinopsis dari buku yang dibaca tersebut. Sinopsis sederhana tidak
perlu terlalu panjang tetapi disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan latar
belakang pendidikan masyarakat. Lomba ini sangat bermanfaat bagi
masyarakat yang baru melek huruf karena tidak saja melatih keterampilan
membaca tetapi juga menulis sehingga akan menjaga ketarmpilan yang sudah
diperolehnya tidak akan hilang/lupa;

12

 lomba memasak, caranya peserta lomba diminta untuk membaca resep
masakan, selanjutnya diminta untuk mempraktikkan sesuai dengan resep yang
telah dibaca. Memasak dengan bahan sederhana yang mudah diperoleh di
lingkungan masyarakat setempat. Kegiatan ini baik juga bila melibatkan PKK;
 mengadakan acara cerdas cermat dengan pertanyaan seputar buku yang sudah
disediakan oleh TBM. Acara cerdas cermat ini bisa diadakan sebulan sekali
tergantung keperluan dan respon masyarakat. Acara ini akan menumbuhkan
rasa bersaing dalam kegiatan membaca pada masing-masing kelompok
peserta. Tentu saja diusahakan ada hadiah yang diberikan kepada pemenang
lomba sebagai daya tarik. Hadiah bisa dicarikan dengan mencari donatur atau
sponsor. Untuk kegiatan ini pihak pengelola harus merangkul berbagai pihak,
seperti karang taruna.
5. Peraturan dan TataTertib TBM
Agar TBM dapat berjalan dengan baik maka diperlukan peraturan atau tata
tertib TBM. Tata tertib ini dibuat oleh pengelola TBM untuk ditaati, baik oleh para
pengguna maupun pengelola TBM.
Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 18)
peraturan dan tata tertib TBM meliputi:
a. Keanggotaan
Warga masyarakat yang berdomisili di sekitar lokasi TBM dianjurkan menjadi
anggota TBM.
b. Hari dan jam buka TBM
Hari dan jam buka hendaknya disesuaikan dan mempertimbangkan aktivitas kerja
anggota dan masyarakatnya. Idealnya jam buka TBM dilakukan sore hari bahkan
malam hari karena pagi hari anggota dan masyarakat pada umumnya mencari
nafkah. Apabila kelompok warga masyarakat yang dilayani bekerja pada sore
atau malam hari, jam layanan TBM dilakukan pada pagi hari.
c. Lama dan waktu peminjaman
Lama waktu peminjam harus ditetapkan, misalnya 3 hari, 7 hari atau 2 minggu
untuk sekali meminjam dengan mempertimbangkan jumlah bahan bacaan yang
ada di TBM.
d. Jumlah pinjaman
13

Sebutkan bahan pustaka/bacaan yang boleh dipinjam dalam jangka waktu sekali
peminjaman. Misalnya 1 eksemplar atau 2 eksemplar. Sebutkan juga jenis koleksi
yang dapat dipinjamkan. Majalah dan surat kabar serta buku refrensi pada
umumnya tidak dipinjamkan. Jadi yang dapat dipinjamjakn adalah buku bacaan.
e. Sanksi pelanggaran
Sanksi pelanggaran juga disebutkan, misalnya skorsing tidak boleh pinjam buku
beberapa hari, denda uang, atau mengganti dengan buku yang sama apabila buku
yang terpinjam hilang pleh pengguan. Sanksi diberikan bukan dengan tujuan
menghukum, tapi merupakan bagian dari proses pendidikan dan penegakan
disiplin.
Dalam penyelenggaraan TBM RW 11 Jagir, ada peraturan yang dibuat sesuai
dengan ketentuan di atas, namun juga ada yang tidak, diantaranya; jumlah
pinjaman maksimal 2 eksemplar buku dalam 7 hari, namun tidak ada sanksi untuk
pelanggarannya.

ENVIRONMENT:
1. Tokoh masyarakat
Tokoh masyarakat yang berperan dalam program ini adalah ketua RW 11 Jagir
yang memiliki peran sebagai penanggungjawab TBM di wilayahnya. Beliau
berwenang dalam tanggungjawab atas tempat yakni balai RW 11 Jagir, mengatur
pembagian waktu kegiatan yang dilakukan dibalai RW, serta memotivasi masyarakat
RW 11 untuk gemar membaca dan berkunjung ke TBM
2. Masyarakat
Masyarakat memiliki peran aktif sebagai warga belajar dalam program TBM
ini. Masyarakat RW 11 Jagir memberi respon yang positif terhadap adanya program
ini dengan kunjungan-kunjungan rutin mereka ke TBM, khususnya anak-anak dan
remaja.
3. Sarana prasarana
Agar dapat melaksanakan peran dan fungsinya TBM didukung oleh sumber
daya untuk menjamin eksistensi dan mampu memberikan layanan kepada masyarakat
dengan baik dan bermutu. Secara kelembagaan sumber daya TBM salah satunya
14

meliputi: sumber daya fisik, baik sumber daya fisik utama maupun penunjang yang
berupa sarana prasarana.
Sumber daya pendukung, adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk
mendukung pengelolaan TBM, antara lain: rak/lemari buku, display buku baru, rak
majalah, gantungan koran, meja kerja, perangkat peralatan elektronik, dan lain-lain.
Sarana prasarana penunjang yang terdapat di TBM belum sepenuhnya lengkap yakni
meliputi meja kursi pengunjung, meja kerja, karpet, almari, kipas angin, dan papan
tulis.
4. Lokasi
TBM ini terletak di Balai RW 11 Jagir, Wonokromo, Surabaya. Tidak ada
tempat khusus yang disediakan di wilayah RW tersebut sehingga pengelola
memanfaatkan atau menumpang tempat dibalai RW yang juga digunakan untuk
PAUD Terpadu serta berbagai kegiatan rukun warga sekitar. Jadi tempat TBM
digunakan secara bergantian dengan PAUD. PAUD dilaksanakan di pagi hari,
sedangkan TBM buka mulai pukul 13.00-16.00.
5. Pendanaan

6. Mitra
Membangun kemitraan dan kerjasama merupakan salah satu modal dasar yang
perlu dibina dan dikembangkan terutama dengan struktur lembaga dan masyarakat,
seperti rukun tetangga, rukun wilayah, karang taruna, remaja masjid, dan PKK sekitar
TBM. Banyak manfaat dari kemitraan ini, misalnya, kebiasaan arisan ibu-ibu adalah
potensi untuk digunakan menyebarkan kebiasaan membaca, dengan cara membawa
buku keterampilan memasak dan melakukan praktik memasak di tempat arisan. Selain
itu, jaringan dengan perpustakaan, sesama TBM, sekolah (SD dan SLTP), meminta
agar sekolah mewajibkan para siswanya untuk membaca buku, misal membaca satu
buku dalam seminggu dan membuat resumenya. Hal ini akan melatih dan mendidik
para siswa tersebut cinta buku dan gemar membaca. Dengan kegemaran membaca
akan mendukung siswa rajin belajar.
Membangun kerjasama ataupun kemitraan dengan lembaga lain memiliki
keuntungan diantaranya yaitu dapat mempermudah serta memperoleh nilai tambah
15

dari hasil kerjasama dan kemitraan tersebut. Menurut Sutarno, 2004:81, terdapat
beberapa jenis pembinaan mitra kerja, diantaranya: (a) kerjasama dalam hal
pengadaan koleksi bahan pustaka, (b) kerjasama pengolahan koleksi, (c)
kerjasama layanan antar sesama perpustakaan, melalui sistem silang layanan, (d)
kerjasama promosi dan publikasi.
TBM RW 11 Jagir berada di bawah naungan Badan Arsip dan Perpustakaan
kota Surabaya. Barpus memberi modal awal berupa buku sebanyak 50 eksemplar.
Barpus juga memberikan pembinaan kepada para pengelola TBM, briefing
monitoring serta evaluasi.
Briefing dilaksanakan setiap hari BARPUS oleh seluruh petugas TBM dimana
akan diberikan pengarahan dan laporan singkat perkembangan TBM setiap harinya
sebelum petugas mulai bertugas di TBM masing-masing. Briefing ini seperti apel
yang dilaksanakan setiap pagi.
7. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dilaksanakan oleh pihak Badan Arsip dan Perpustakaan Kota
Surabaya yang dilakukan dengan cara sidak (inspeksi mendadak) sebanyak 2 atau 3
bulan sekali, dan sangat tergantung dari kinerja pengelola BARPUS itu sendiri. Sidak
dilakukan tidak hanya sekedar mengecek keberadaan pengelola TBM, keramaian
pengunjung, serta kegiatan yang dilakukan hari itu saja, melainkan juga ada beberapa
poin penting lain seperti kebersihan TBM dan juga sharing mengenai kendala atau
kesulitan apa yang dialami oleh pengelola TBM.
Sedangkan evaluasi diadakan setiap hari Senin pagi. BARPUS mewajibkan
pengelola TBM untuk menyerahkan laporan administrasi yang meliputi laporan
kegiatan tiap minggu, laporan statistik pengunjung, serta laporan peminjaman buku.
BARPUS juga memberikan evaluasi kinerja petugas TBM setiap bulan. Terdapat
sanksi ketika petugas TBM tidak menjalankan tugasnya dengan baik di lapangan,
sanksi yang dijatuhkan mulai dari surat peringatan hingga pemecatan.

C. OUTPUT:
Output dalam TBM merupakan hasil dari penggunaan sumber daya yang
terdapat di TBM. Output dalam hal ini juga dapat diukur salah satunya berdasarkan
jumlah kegiatan yang diadakan oleh taman baca tersebut. TBM RW 11 Jagir memiliki
16

lebih dari 5 kegiatan setiap minggunya. Disamping itu, pembaruan kegiatan juga
dilakukan secara berkala guna menghindari kejenuhan, terutama kegiatan-kegiatan
gabungan yang dilakukan dengan TBM lain setiap bulan. Dan yang terakhir yaitu
mengenai jumlah pengguna yang hadir pada kegiatan kegiatan yang diadakan
oleh TBM. Kegiatan yang dilakukan selalu dihadiri oleh 10 orang, bahkan lebih,
Selain itu, output dari pelaksanaan program TBM diantaranya:
1. Menghasilkan literasi untuk masyarakat
Literasi disini artinya ilmu dari buku yang disediakan dalam TBM ini sangat berguna
bagi mereka yang membaca, masyarakat dapat membaca buku-buku yang disediakan.
Dengan kata lain literasi dapat menjadi budaya di masyarakat dengan adanya TBM
ini.
2. Mewujudkan masyarakat gemar membaca dan belajar.
Masyarakat sekarang bergantung sekali dengan adanya teknologi yang semakin maju,
yaitu adanya internet yang dapat mempermudah masyarakat untuk membaca. Tetapi
dengan adanya TBM ini masyarakat sadar bahwa buku ini fungsinya juga tidak kalah
dengan internet. Dengan adanya TBM ini masyarakat dapat belajar langsung dari
literatur yaitu buku.
3. Memperkaya pengalaman belajar dan pengetahuan bagi masyarakat.
4. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri
5. Membantu pengembangan kecakapan membaca
6. Terwujudnya Kota Surabaya sebagai Kota Literasi
D. OUTCOME:
1. Outcome adalah hasil dalam jangka panjang. Hasil yang akan didapat dari TBM
dalam jangka panjang disini adalah dengan adanya TBM masyarakat khususnya
Indonesia ini dapat menumbuhkan kembali minat baca sehingga di jaman modern ini
tidak melupakan kegiatan membaca dalam kehiduan sehari-hari. Seperti halnya di
negara-negar lannya yang dalam kegiatan apapun mereka mash menyempatkan untuk
membaca buku.
2. Yang kedua adalah masyarakat Indonesia dapat mengetahui pengetahuanpengetahuan dari pakar ahli yang dimuat di dalam sebuah buku, artinya mereka tidak
lagi kudet (kurang update) tentang informasi-informasi yang datang dari dalam
maupaun luar.
17

3. Melalui

buku-buku

keterampilan

yang

ada

di

TBM,

masyarakat

dapat

mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menjadikannya sebagai
peluang usaha untuk meningkatkan ekonomi.

18

Referensi
Kalida, Muhsin. 2012. Fundraisng Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Yogyakarta:
Cangkruk Publishing.
Kemendikbud, 2012. Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Penyelenggaraan
Keaksaraan Dasar, Keaksaraan Usaha Mandiri dan Taman Bacaan Masyarakat
Rintisan.

Jakarta:

Kemendikbud.

Tersedia

di

http://pkbmindonesia.com/yahoo_site_admin/assets/docs/juknis_penyelenggar
aan_kaksaraan_dasar_kum_dan_tbm_rintisan_dekonsentrasi_2012.184203130
.pdf. Diakses pada 2 April 2017.
Kemendikbud, 2013. Petunjuk Teknis Taman Bacaan Masyarakat Rintisan. Jakarta:
Kemendikbud.
Lasa, Hs. 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.
Sutarno, NS. 2006. Manajemen Perpustakaan (Suatu Pendekatan Praktik).
Sagung Seto.
Sutarno, NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.

19

Jakarta:

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63