Makalah tugas teknologi bahan bangunan

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI
TULISAN ILMIAH

Aditya Wisnu Utama 4214210004
Amri Fatur Rahman 4214210011
Arthur Manuputy 4214210015
Bernardus Wetipo 42142110025
Atikah Mulya Fahmi 4214210016
Bahri Wahabi 4214210022
Enggar Pramudyantara 4214210033
Faiz Ramadhan 4214210036

Universitas Pancasila

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayahNya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikanmakalah mata kuliah “teknologi bahan konstruksi”. Kemudian
shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad
SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah teknologi bahan
konstruksi di program studi teknik sipil Fakultas teknik pada Universitas
pancasila. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada ir Imam Hagni Puspito,mt selaku dosen pembimbing mata
kuliah teknologi bahan konstruksi dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangankekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
jakarta, januari 2015

Penulis

BAB I

1.1 Latar Belakang
Sebagai mana yang kita ketahui bahan konstruki bangunan jalan adalah
aspal. semua masyarakat tahu akan material pembuat jalan seperti aspal. Akan
tetapi tidak semua material bangunan jalan itu terbuat dari aspal. mengenai
aspal . aspal memiliki berbagai macam jenis dan memiliki struktur dari material
tersebut dimana kita sebagai pengguna jalan harus tahu dan paham akan

material yang digunakan.

1.2 Permasalahan
Banyak permasalahan jalan yang menggunaka material aspal adalah
keretakan dan lain lain dan itu bias di cegah dan ada cara untuk menanganinya .

1.3 Makud dan Tujuan
Tujuan dari makalah Ini adalah ingin menshering apa yang kita tahu akan
bahan material bangunan tentang jalan.

BAB II

2.1. PENGERTIAN dan DEFINISI
Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive),
berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga
disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang
dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan lentur. Aspal berasal
dari aspal alam (aspal buton} atau aspal minyak (aspal yang berasal dari minyak
bumi). Berdasarkan konsistensinya, aspal dapat diklasifikasikan menjadi aspal
padat, dan aspal cair.

Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa
hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai
bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal
akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspal
merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara kimia belum dikarakterisasi
dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak
jenuh, alifatik dan aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150 per
molekul. Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal
adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif,
biasanya 80% massa aspal adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan
sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium.
Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas aspalten (yang massa molekulnya
kecil) dan malten (yang massa molekulnya besar). Biasanya aspal mengandung
5 sampai 25% aspalten. Sebagian besar senyawa di aspal adalah senyawa
polar.

2.2. JENIS ASPAL
Aspal Alam :- Aspal Gunung (Rock Asphalt)
ex : Aspal P. Buton
- Aspal Danau (Lake Asphalt)

ex : Aspal Bermudez, Trinidad
Aspal alam ada yang diperoleh di gunung-gunung seperti aspal di pulau buton,
dan ada pula yang diperoleh di pulau Trinidad berupa aspal danau. Aspal alam
terbesar di dunia terdapat di Trinidad, berupa aspal danau. Indonesia memiliki
aspal alam yaitu di Pulau Buton, yang terkenal dengan nama Asbuton (Aspal
Pulau Buton). Penggunaan asbuton sebagai salah satu material perkerasan jalan
telah dimulai sejak tahun 1920, walaupun masih bersifat konvensional. Asbuton
merupakan batu yang mengandung aspal. Asbuton merupakan material yang
ditemukan begitu saja di alam, maka kadar bitumen yang dikandungnya sangat
bervariasi dari rendah sampai tinggi.
Produk asbuton dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu :1) Produk asbuton
yang masih mengandung material filler, seperti asbuton kasar,asbuton
halus,asbuton mikro, dan butonite mastik asphalt.2) Produk asbuton yang telah
dimurnikan menjadi aspal murni melalui proses ekstrasi atau proses kimiawi
Aspal Buatan :Aspal Minyak
Merupakan hasil destilasio minyak bumi
Berdasarkan jenis bahan dasarnya
 Asphaltic base crude oil
 Bahan dasar dominan aspaltic
 Parafin base crude oil

 Bahan dasar dominan parafin
 Mixed base crude oil

 Bahan dasar campuran asphaltic dan parafin

Berdasarkan bentuknya
 Aspal keras/panas (Asphalt cemen)

Aspal yang digunakan dalam keadaan panas dan cair, pada suhu ruang
berbentuk padat
*) Aspal keras pada suhu ruang (250 – 300 C) berbentuk padat
*) Aspal keras dibedakan berdasarkan nilai penetrasi (tingkat kekerasannya).
*) Aspal keras yang biasa digunakan :
- AC Pen 40/50, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 40 – 50
- AC pen 60/70, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 60 – 79
- AC pen 80/100, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 80 – 100
- AC pen 200/300, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 200-300
*) Aspal dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas, volume
lalu lintas tinggi.
*) Aspal dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah bercuaca dingin, lalu

lintas rendah.
*) Di Indonesia umumnya digunakan aspal penetrasi 60/70 dan 80/100.

 Aspal dingin / Cair (Cut Back Asphalt)

Aspal yang digunakan dalam keadaan dingin dan cair, pada suhu ruang
berbentuk cair
*) Aspal cair merupakan campuran aspal keras dengan bahan pencair dari hasil
penyulingan minyak bumi
*) Pada suhu ruang berbentuk cair
*) Berdasarkan bahan pencairnya dan kemudahan penguapan bahan pelarutnya,
aspal cair dibedakan atas :

1. RC (Rapid curing cut back )
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan bensin (premium), RC
merupakan curback asphal yang paling cepat menguap.
RC cut back asphalt dugunakan sebagai:
- Tack coat (Lapis perekat)
- Prime Coat (Lapis resap pengikat)
2. MC (Medium Curing cut back)

Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan minyak tanah (Kerosine). MC
merupakan cutback aspal yang kecepatan menguapnya sedang.
3. SC (Slow Curing cut back)
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan solar, SC merupakan cut back
asphal yang paling lama menguap.
SC Cut back asphalt digunakan sebagai:
- Prime coat
- Dust laying (lapis pengikat debu)
Cut back aspal dibedakan berdasarkan nilai viscositas pada suhu 600 (makin
kental)
ex :
RC 30 – 60

MC 30 – 60

SC 30 – 60

RC 70 – 140

MC 70 – 140


SC 70 - 140

 Aspal emulsi (emulsion asphalt)

Aspal yang disediakan dalam bentuk emulsi dandigunakan dalam kondisi dingin
dan cair.
*) Aspal emulsi adlah suatu campuran aspal dengan air dan bahan pengemulsi.
*) Emulsifer agent merupakan ion bermuatan listrik (Elektrolit), (+) Cation ; (-)
Annion.
*) Emulsifer agent berfungsi sebagai stabilisator.

*) Partikel aspal melayang-layang dalam air karena partikel aspal diberi muatan
listrik.
*) Berdasarkan muatan listriknya, aspal emulsi dapat dibedakan atas ;
1. Kationik
Disebut juga aspal emulsi asam, merupakan aspal emulsi yang bermuatan arus
listrik posirif.
2. Anionik,
Disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan aspal emulsi yang bermuatan

negative.
3. Nonionik,
Merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti tidak
mengantarkan listrik.
*) Yang umum digunakan sebagai bahan perkerasan jalan adalah aspal emulsi
anionik dan kationik.
*) Berdasarkan kecepatan pengerasannya aspal emulsi dibedakan atas
- Rapid Setting (RS), aspal yang mengandung sedikit bahan pengemulsi
sehingga pengikatan cepat terjadi. Digunakan untuk
Tack Coat
- Medium Setting (MS), Digunakan untuk Seal Coat
- Slow Seeting (SS), jenis aspal emulsi yang paling lambat menguap,
Digunakan Sebagai Prime coat
 Aspal Buton

Aspal buton merupakan aspal alam yang berasal dari pulau buton,
Indonesia. Aspal ini merupakan campuran antara bitumen dengan bahan
mineral lainnya dalam bentuk bantuan. Karena aspal buton merupakan
bahan alam maka kadar bitumennya bervariasi dari rendah sampai tinggi.
Berdasarkan kadar bitumennya aspal buton dibedakan atas B10, B13, B20,

B25, dan B30 (Aspal Buotn B10 adalah aspal buton dengan kadar bitumen
rata-rata 10%).

Fungsi Aspal Dalam Konstruksi Perkerasan Jalan
*) Sebagai Bahan Pengikat:
Memeberikan ikatan yang kuat antara aspal dengan agregat dan antara aspal
itu sendiri
*) Bahan Pengisi
Mengisi rongga antara butir-butir agregat dan pori-pori yang ada antara
agregat itu sendiri.
Langkah langkah pembuatan jalan aspal
pembersihan dan perataan lahan
Sebelum jalan raya dibangun, lahan dibersihkan dahulu dari sampah maupun
pepohonan kemudian diratakan. untuk membersihkan lahan dan menggali
maupun mengurug tanah

Excavator
setelah lahan dibersihkan kemudian dilakukan pekerjaan perataan tanah
dengan menggunakan alat bulldozer


bulldozer untuk memindahkan tanah bekas galian maka digunakan dump truk.
Penghamparan material pondasi bawah
Penghamparan material pondasi bawah berupa batu kali menggunakan alat
transportasi dump truk kemudian diratakan dan dipadatkan dengan
menggunakan alat tandem roller

Tandem roller
pekerjaan perataan dengan tandem roller di lakukan lagi pada saat
penghamparan lapis pondasi atas, dan lapir permukaan. Pada saat
penghamparan material pondasi dilakukan pekerjaan pengukuran elevasi urugan
dengan alat teodolit dan perlengkapanya.
Penghamparan lapis asphalt
setelah lapisan pondasi bawah selesai dikerjakan, proses selanjutnya adalah
penghamparan asphalt yang sebelumya sudah dipanaskan terlebih dahulu
sehingga mencair. untuk menghamparkan asphalt digunakan alat asphalt finisher

setelah asphalt berhasil dihamparkan dengan elevasi jalan raya yang sudah
diukur menggunakan theodolit sesuai perencanaan pekerjaan selanjutnya adalah
pemadatan dengan buldozer hingga memenuhi kepadatan dan elevasi yang
direncanakan

pekerjaan selanjutnya adalah finishing pemadatan dan perataanjalan raya
dengan alat peneumatic roller
jalan raya sudah jadi dengan konstruksi sebagai berikut:

Kelebihan jalan aspal
 Jalan lebih halus, mulus dan tidak bergelombang sehingga enak dalam

berkendara.
 Warna hitam aspal memepengaruhi psikologi pengendara menjadi lebih

teduh dan nyaman.
 Untuk penggunaan pada jalan dengan lalu lintas kendaraan ringan, jalan

aspal lebih murah dibanding konstruksi jalan beton.
 Proses perawatan lebih mudah karena tinggal mengganti pada area jalan

aspal yang rusak saja, dengan cari menggali dan mengganti dengan
yang baru pada area jalan yang rusak.

Kekurangan jalan aspal
 Tidak tahan terhadap genangan air, sehingga memerlukan saluran

drainase yang baik untuk proses pengeringan jalan aspal pasca hujan
atau banjir.
 Pada struktur tanah yang buruk harus dilakukan perbaikan tanah terlebih

dahulu sebelum ditumpangi oleh konstruksi jalan aspal.

BAB III

Masalah:
 Menurut Manual Pemeliharaan 1alam No : 03/MN/B/1983 yang

dikeluarkan oleh Direktorat 1enderal Bina Marga, kerusakan jalan dapat
dibedakan at as :
1 Retak (cracking)
2 Distorsi (distortion)
3 Cacat permukaan (disintegration)
4 Pengausan (polished aggregate)
5 Kegemukan (bleeding orflushing)
6. Penurunan pada bekas penanaman utilitas (utility cut depression)
Retak (cracking) dan penyebabnya Retak yang terjadi pada lapisan
permukaan jalan dapat dibedakan atas:
Retak halus (hair cracking), lebar celah lebih kecil atau sarna dengan 3 mm,
penyebab adalah bahan perkerasan yang kurang baik, tanah dasar atau bagian
perkerasan di bawah lapis permukaan kurang stabil. Retak halus ini dapat
meresapkan air ke dalam lapis permukaan. Untuk pemeliharaan dapat
dipergunakan lapis latasir, atau buras. Dalam tahap perbaikan sebaiknya
dilengkapi dengan perbaikan sistem drainase. Retak rambut dapat berkembang
menjadi retak kulit buaya.
Retak kulit buaya (alligator cracks), lebar celah lebih besar atau sarna dengan 3
mm. Saling merangkai membentuk serangkaian kotak-kotak kecil yang
menyerupai kulit buaya. Retak ini disebabkan oleh bahan perkerasan yang
kurang baik, pelapukan permukaan, tanah dasar atau bagian perkerasan di
bawah lapis permukaan kurang stabil, atau bahan lapis pondasi dalam keadaan

jenuh air (air tanah baik). Umumnya daerah dimana terjadi retak kulit buaya tidak
luas. Jika daerah dimana terjadi retak kulit buaya luas, mungkin hal ini
disebabkan oleh repetisi beban lalulintas yang melampaui beban yang dapat
dipikul oleh lapis an permukaan tersebut. Retak kulit buaya untuk sementara
dapat dipelihara dengan mempergunakan lapis burda, burtu, ataupun lataston,
jika eelah~ 3 mm. Sebaiknya bagian perkerasan yang telah mengalami retak kulit
buaya akibat air yang merembes masuk ke lapis pondasi dan tanah dasar
diperbaiki dengan eara dibongkar dan membuang bagian-bagian yang basah,
kemudian dilapis kembali dengan bahan yang sesuai. Perbaikan harus disertai
dengan perbaikan drainase di sekitarnya. Kerusakan yang disebabkan oleh
beban lalulintas harus diperbaiki dengan memberi lapis tambahan. Retak kulit
buaya dapat diresapi oleh air sehingga lama kelamaan akan menimbulkan
lubang-lubang akibat terlepasnya butir-butir.
Retak pinggir (edge cracks), retak memanjang jalan dengan atau tanpa cabang
yang mengarah ke bahu jalandan terletak dekat bahu. Retak ini disebabkan oleh
tidak baiknya sokongan dari arah samping, drainase kurang baik, terjadinya
penyusutan tanah, atau terjadinya settlement di bawah daerah tersebut. Akar
tanaman yang tumbuh di tepi perkerasan dapat pula menjadi sebab terjadinya
retak pinggir ini. Di lokasi retak, air dapat meresap yang dapat semakin merusak
lapis permukaan.Retak dapat diperbaiki dengan mengisi celah dengan campuran
aspal cair dan pasir. Perbaikan drainase harus dilakukan, bahu jalan diperlebar
dan dipadatkan. Jika pinggir perkerasan mengalami penurunan, elevasi dapat
diperbaiki dengan mempergunakan hotmix. Retak ini lama kelamaan akan
bertambah besar disertai dengan terjadinya lubang-Iubang.
Retak sambungan bahu dan perkerasan (edge joint cracks), retak memanjang
yang umumnya terjadi pada sambungan bahu dengan perkerasan. Retak dapat
disebabkan dengan kondisi drainase di bawah bahu jalan lebih buruk dari pada
di bawah perkerasan, terjadinya settlement di bahu jalan, penyusutan material

bahu atau perkerasanjalan, atau akibat lintasan trucklkendaraan berat di bahu
jalan. Perbaikan dapat dilakukan seperti perbaikan retak refleksi.
Retak sambungan jalan (lane joint cracks), retak memanjang yang terjadi pad a
sambungan 2lajur lalulintas. Hal ini disebabkan tidak baiknya ikatan sambungan
kedua lajur. Perbaikan dapat dilakukan dengan memasukkan campuran aspal
cair dan pasir ke dalam celah-celah yang terjadi. Jika tidak diperbaiki, retak
dapat berkembang menjadi lebar karen a terlepasnya butir-butir pada tepi retak
dan meresapnya air ke dalam lapisan.
Retak sambungan pelebaranjalan (widening cracks), adalah retak memanjang
yang terjadi pada sambungan antara perkerasan lama dengan perkerasan
pelebaran. Hal ini disebabkan oleh perbedaan daya dukung di bawah bagian
pelebaran dan bagian jalan lama, dapat juga disebabkan oleh ikatan antara
sambungan yang tidak baik. Perbaikan dilakukan dengan mengisi celah-celah
yang timbul dengan campuran aspal cair dengan pasir. Jika tidak diperbaiki, air
dapat meresap masuk ke dalam lapisan perkerasan melalui celah-celah, butirbutir dapat lepas dan retak bertambah besar.
Retak refleksi (reflection cracks), retak memanjang, melintang, diagonal, atau
membentuk kotak. Terjadi pada lapis tambahan (overlay)yang menggambarkan
pol a retakan di bawahnya. Retak refleksi dapat terjadi jika retak pada
perkerasan lama tidak diperbaiki secara baik sebelum
pekerjaan overlay dilakukan. Retak refleksi dapat pula terjadi jika gerakan
vertikal/horozontal di bawah lapis tambahan sebagai akibat peru bah an kadar air
pada jenis tanah yang ekspansif.Untuk retak memanjang, melintang, dan digonal
perbaikan dapat dilakukan dengan mengisi celah dengan campuran aspal cair
dan pasir. Untuk retak berbentuk kotak perbaikan dilakukan dengan
membongkar dan melapis kembali dengan bahan yang sesuai.

Retak susut (shrinkage cracks), retak yang saling bersambungan membentuk
kotakkotak besar dengan sudut tajam. Retak disebabkan oleh perubahan volume
pada lapisan permukaan yang memakai aspal dengan penetrasi rendah, atau
perubahan volume pada lapisan pondasi dan tanah dasar. Perbaikan dapat
dilakukan dengan mengisi celah dengan campuran aspal cair dan pasir dan
melapisi dengan burtu.
Retak selip (slippage cracks), retak yang bentuknya melengkung seperti bulan
sabit. Hal ini terjadi disebabkan oleh kurang baiknya ikatan antara lapis
permukaan dengan lapis di bawahnya. Kurang baiknya ikatan dapat disebabkan
oleh adanya debu, minyak, air, atau bend a non-adhesif lainnya, atau akibat tidak
diberinya tack coat sebagai bahan pengikat di antara kedua lapisan. Retak selip
pun dapat terjadi akibat terlau banyaknya pasir dalam campuran lapisan
permukaan, atau kurang baiknya pemadatan lapis permukaan. Perbaikan dapat
dilakukan dengan membongkar bagian yang rusak dan menggantikannya
dengan lapisan yang lebih baik.
Solusi;
Solusi pertama
Dipisah antara saluran drainase jalan dan saluran pembuangan air kotor
pemukiman mungkin sulit diterapkan karena selain keterbatasan juga umumnya
masalah tersebut terjadi pada daerah terbangun yang cukup padat. Untuk desain
pembanguan drainase jalan atau perbaikan drainase jalan perlu memperhatikan
kondisi tata guna lahan disekitarnya. Konsekuensinya jika melakukan perbaikan
drainase jalan di kawasan padat, perlu dipertimbangkan untuk membuat yang
lebih dalam, termasuk sistem inlet-nya untuk mereduksi aliran sampah ikut
masuk ke dalam drainase.
2. Sekarang jalan-jalan baru dibuat dari bahan beton.

Untuk mengatasi masalah air, memang akhirnya solusinya dengan beton.
Musuh utama aspal adalah air, sedangkan air buat beton adalah teman. Dengan
air, semen bisa mengeras dan merekat. Kalau di Sipil, ada istilah proses
pematangan semen bereaksi dengan air sehingga menjadi beton yang kuat.
Proses ini secara konvensional memerlukan waktu dua minggu lebih. Jadi pada
selama itu, beton itu harus dalam keadaan basah, agar proses pematangannya
baik. Kalau airnya kurang, kekuatan beton menjadi kurang.
Untuk jalan-jalan yang sering kebanjiran, solusinya adalah menggunakan jalan
beton. Walaupun menurut saya pribadi itu ironis. Kenapa bukan sistem
drainasenya yang diperbaiki, tapi malah jalannya yang dibeton. Perbaikan
drainase, selain membuat jalan menjadi lebih awet juga membuat lingkungan
menjadi bebas banjir. Jalan dibeton memang jadi awet tapi tetap saja kebanjiran.
Ironi kan?
Sebenarnya dengan memperbaiki sistem drainase banjirnya bisa hilang, jalannya
tetap baik. Ini lebih baik. Tapi mungkin pemerintah punya pendapat yang lain ya.
Untuk masalah drainase ini bukan tanggung jawab bina marga. Di situ ada dinas
pengairan, tata kota, dan lain-lain. Artinya, untuk urusan drainase di kota itu
sudah urusan multi-instansi. Nah, kalau sudah banyak yang terkait seperti ini
susah. Kelemahan birokrasi kita adalah masalah koordinasi antar instansi.
Kalau kita tinjau lagi, beton itu bagus, tahan banjir, bahkan relatif murah biaya
pemeliharaannya. Lamanya proses pembuatan jalan dengan beton menjadi
masalah, khususnya di jalan-jalan di kota padat seperti Bandung ini.
Pembuatan jalan menggunakan aspal mulai dari penghamparan sampai siap
untuk dilewati kendaraan hanya membutuhkan waktu sekitar dua-tiga jam. Tapi
kalau jalan beton, normalnya secara teori dapat lebih dari dua minggu.
Penambahan zat adiktif pada beton agar prosesnya berjalan lebih cepat pun
hanya mempercepat satu minggu. Akibatnya, selama itu jalan akan ditutup.

Macet akan bertambah. Inilah kendalanya. Jadi untuk betonisasi, pemda harus
mikir dua kali juga. Jangan sampai ada social cost akibat kemacetan yang
bertambah karena penutupan jalan dan pengalihan lalu lintas.
Jadi, kembali lagi. Mengapa bukan penyebab kerusakan jalan yang diperbaiki,
yaitu perbaikan drainase jalan dan ditingkatkan kontrol kualitas pekerjaan dan
material.

BAB IV

4.1. KESIMPULAN
Material bangunan jalan seperti aspal memiliki suatu komposisi serta struktur
tertentu sehingga memiliki karakteristik tertentu .baik dalam hal kekuatan
maupun ketahanan hingga berapa lama . dan dalam pemasangan aspal di jalan
menggunakan berbagai macam alat berat. Lalu aspal memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan .

4.2. SARAN
Untuk di jembatan aspal sangat cocok digunakan karena komponennya lebih
ringan ketimbang beton, sedangkan untuk di jalan raya aspal memiliki kelibihan
dengan permukaannya yang lebih rata katimbang beton yang memiliki
permukaan tidak sehalus aspal.

DAFTAR PUSTAKA

dangzt iman. 2014. Jenis- Jenis Aspal.
http://civilkitau.blogspot.com/2014/03/jenis-jenis-aspal.html
dangzt iman. 2014. Komposisi, Kandungan secara fisik, Fungsi, dan Sifat-sifat
Aspal. http://civilkitau.blogspot.com/2014/03/komposisi-kandungan-secara-fisikfungsi-dan-sifat-sifat-aspal.html
Endarwati setyaningrum. 2011. JENIS KERUSAKAN PADA PERKERASAN
LENTUR.http://hanyasebatascatatan.blogspot.com/2011/12/terusan-2.html
Mr.moera.2014. Nama-nama Alat Berat Pembuat Jalan Raya dan
Prosesnya.http://www.kaskus.co.id/thread/52e22ce80d8b4612298b463e/namanama-alat-berat-pembuat-jalan-raya-dan-prosesnya
Pt arti sentral global . 2014. Langkah langkah proses pembuatan jalan aspal .
http://www.alatberat.com/blog/langkah-langkah-proses-pembuatan-jalan-aspal/
Sipil, media. 2009-2014.Perbandingan jalan beton dan aspal.
http://www.ilmusipil.com/perbandingan-jalan-beton-dan-aspal
Sipil, media. 2009-2014 . Proses pembuatan jalan raya. http://www.ilmusipil.com/
proses-pembuatan-jalan-raya
Sugeng . 2013. Contoh susunan makalah yang baik dan benar .
http://dilihatya.blogspot.com/2014/05/contoh-susunan-makalah-yang-baikdan.html
Wikipedia bahasa Indonesia. 2013. Aspal . http://id.wikipedis
a.org/wiki/Aspal