Makalah dampak akibat kenaikan harga bar

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Definisi barang menurut Wikipedia, yaitu sebagai suatu produk fisik (berwujud, tangible) yang dapat diberikan pada seorang pembeli dan melibatkan perpindahan kepemilikan dari penjual ke pelanggan, sedangkan pengertianpokokyaitu utama atau keutamaan. Maka dapat diartikan bahwa kebutuhanpokokadalah barang produksi yang paling utama bagi masyarakat. Pembahasan ini berjudul Dampak kenaikan harga barang pokok bagi konsumen dari kalangan menengah ke-bawah sampai kalangan menengah ke-atas, yang membahas tentang kenaikan harga yang menimbulkan beberapa dampak bagi konsumen secara umumnya. Kenaikan harga merupakan ketetapan dari pemerintah yang kadang kala dapat menimbulkan efek bagi masyarakat. Kenaiakan harga bagi kalangan menengah ke-atas mungin sesuatu yang tidak terlalu mengejutkan, namun kita harus melihat pada kalangan menengah ke-bawah kenaikan harga barang pokok kadang membuat mereka kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan setiap harinya. Namun apa boleh buat semua tergantung dari pemerintah yang menanganinya dan menjalankan semua peraturan demi kelangsungan Negara dan warga negaranya.

Mengapa kenaikan harga barang pokok dapat menimbulkan dampak ? Karena barang pokok merupakan barang utama yang merupakan pendamping bagi kelangsungan hidup manusia sehingga kenaikan harga barang pokok seringkali mengakibatkan kericuhan / kerusuhan yang dapat merusak beberapa fasilitas umum. Kerusakan tersebut tidak lain diakibatkan oleh masa yang berdemo, dan pada akhirnya pemerintah harus membenahi kembali fasilitas yang rusak tersebut.

Dampak dari kenaikan harga barang pokok dapat menimbulkan beberapa masalah, namun semua keputusan itu kembali kepada Pemerintah yang menanganinya. Jika warga tidak setujui atas keputusan pemerintah warga pun tidak akan segan - segan untuk berunjuk rasa dan tak sedikit pula merusak fasilitas umum. Seperti hal nya kemarin, rencana pemerintah pada bulan April akan menaikan harga BBM, namun kerusuhan terjadi dimana - mana sehingga pemerintah menunda dahulu kenaikan tersebut. Kenaikan harga barang pokok memang dianggap berap bagi sebagian masyarakat, karena kebutuhan manusia ketergantungan kepada barang pokok .

B. Tujuan

 Memahami dampak akibat kenaikan harga barang pokok yang ditimbulkan dari kalangan menengah ke-bawah sampAi kalangan menengah ke-atas.


(2)

BAB II

KENAIKAN HARGA A. Kenaikan Harga

Kenaikan harga adalah masalah ekonomi atau masalah kenaikan harga dapat dikatakan masalah ekonomi makro. Mengapa kenaikan harga ini menjadi suatu masalah? Hal ini karena kenaikan harga dapat mempengaruhi kesejahteraan konsumen dan produsen, termasuk pemerintah.

Jika dilihat dari segi konsumen maka dengan adanya kenaikan harga maka daya beli konsumen akan menurun dengan syarat pendapatan tidak naik. Masalah daya beli konsumen berarti masalah kemampuan konsumen dalam membeli barang atau jasa yang dibutuhkan dan diinginkan yang harganya mengalami kenaikan tersebut. Jadi jika suatu barang dan jasa mengalami kenaikan pada harganya maka jumlah yang diminta terhadap barang atau jasa tersebut akan menurun dengan asumsi faktor lain dianggap tetap, ceteris paribus. Karena berkurangnya jumlah barang atau jasa yang dibeli yang mengalami kenaikan harga maka kepuasan konsumen terhadap barang atau jasa tersebut menjadi berkurang juga. Contohnya, jika harga beras mengalami kenaikan maka konsumen yang mengkonsumsi beras akan mengurangi pembelian terhadap beras (walaupun elastisitasnya kecil) dan hal ini jelas sekali terjadi pada masyarakat kebanyakan terutama pada masyarakat yang berpendapatan rendah.

Kasus yang ada adalah bahwa masyarakat tersebut mulai mensiasatinya dengan nasi aking atau menambah ubi pengganti kekurangan beras. Dalam hal ini secara riil sebenarnya kepuasan konsumen telah menurun. Begitu juga dengan efek kenaikan harga suatu bahan baku yang mempengaruhi rentetan produk yang dihasilkan selanjutnya. Misalnya terjadi kenaikan harga kedelai maka harga tahu dan tempe akan mengalami kenaikan. Sehingga para pecinta tahun dan tempe akan dirugikan dalam hal ini. Hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan harga merugikan konsumen. Dari segi produsen. Maka produsen akan dapat juga dirugikan jika terjadi kenaikan harga. Kenaikan harga ini akan mempengaruhi pendapatan produsen dan turut mempengaruhi kesejahteraan produsen. Contohnya, jika terjadi kenaikan harga kedelai, maka para penjual kedelai akan siap dirugikan karena permintaan terhadap kedelai akan menurun. Hal ini karena konsumen akan membeli produk subtitusi atau mengurangi pembelian kedelai dan mengalihkannya pada yang lain. Hal ini akan merugikan produsen kedelai. Begitu juga dengan produk rentetan dari bahan kedelai. Misalnya produsen tahu dan tempe, pedagang gorengan tahu dan tempe, pasti akan mengalami efek kerugian akibat kenaikan harga kedelai. Jumlah kinsumen akan mengalami penurunan. Padahal konsumen adalah kunci dari bertahan dan berkembangnya suatu bisnis.

Fakta menunjukkan banyak pebisnis yang bangkrut akibat kenaikan harga pada bahan baku atau produk yang mereka jual. Untuk pemerintah, masalah-masalah yang diakibatkan oleh adanya kenaikan harga ini adalah masalah-masalah yang


(3)

menjadi tanggung jawab dari pemerintah, itu seharusnya. Rakyatmiskinyang bertambah penderitaannya akibat kenaikan harga adalah tanggung jawab pemerintah untuk mengatasinya. Berikutnya, pabrik atau bisnis-bisnis yang bangkrut atau terjadinya pengurangan pekerja yang berarti terciptanya pengangguran maka hal ini adalah masalah ekonomi makro yang menjadi masalah pada pemerintah. Jadi kenaikan harga akan berdampak negatif pada suatu negara yang meliputi kosumen, produsen dan pemerintah itu sendiri.

B. Mensiasati Kenaikan Harga a. Untuk konsumen

Dalam mensiasati kenaikan harga maka konsumen dapat menggunakan barang subtitusi. Barang subtitusi adalah barang yang dapat mengganti fungsi dari barang lain. Konsumen dapat membeli barang subtitusi dan menurunkan pembelian terhadap barang yang mengalami kenaikan harga. Contoh, terjadi kenaikan harga tahu. Maka para konsumen tahu dapat menurunkan pembelian terhadap tahu dan untuk menutupi kerugian karena berkurangnya tahu yang dibeli maka dapat dibeli barang subtitusinya. Misalnya menurunkan pembelian tahu dan membeli telur. Atau jika terjadi kenaikan harga minyak goreng maka mengalihkan membuat masakan yang jenis gulai. Konsumen dituntut kreatif dalam mensiaati kenaikan harga. Pikirkan alternatif-alternatif lain yang memungkinkan yang membuat kantong konsumen tidak tipis akibat kenaikan harga suatu barang. Dengan berpikir, berpikir dan berpikir maka konsumen dapat mengatasi masalah kenaikan harga. Atau bila terjadi kenaikan terhadap beras maka konsumen dapat menurunkan membeli beras dan meningkatkan pembelian barang subtitusi seperti ubi , menambah sayur-sayuran, atau beras dijadikan lontong. Konsumen jangan sok-sok kaya dan gengsi memakan ubi padahal ubi bisa mengenyangkan. Saya sendiri pernah berkali-kali cuma makan nasi satu kali sehari pada malamnya dan siangnya cuma makan lontong yang murah atau cuma makan tahu goreng sebanyak 4 unit. Orangmiskindengan penderitaannya akibat kenaikan harga beras malah dapat berpikir kreatif otaknya untik membuat nasi aking. Hal ini dapat anda lihat di program berita di televisi. Orang China rela makan bubur encer dalam rangka berhemat. Konsumen tidak mempunyai daya untuk menentukan harga suatu komoditi jadi inisiatif dan kreatifitas konsumen dituntut dalam hal ini untuk mensiasati kenaikan harga. Yang kedua yang dapat dilakukan konsumen adalah dengan cara menambah pendapatannya. Kenaikan harga sangat merugikan orang-orang yang berpendapatan rendah dan berpendapatan tetap. Karena itu jika konsumen mampu untuk menambah penghasilannya maka dengan penghasilan tambahan tersebut maka mereka dapat memenuhi kebutuhannya yang berkurang akibat kenaikan harga.

Mengingat kesejahteraan itu relatif sifatnya maka walaupun ada penggantian konsumsi terhadap barang-barang tertentu maka bila konsumen


(4)

memiliki konsep kesejahteraan tersendiri maka masalah kesejahteraan akibat kenaikan harga dapat teratasi.

b. Untuk Produsen

Produsen dapat menurunkan kapasitas produk. Produsen dapat menurunkan kepadatan atau ukuran dari produknya. Misalnya, pedagang gorengan dapat mengurangi ukuran atau kepadatan dari gorengan yang dijualnya. Hal iini memang akan menurunkan jumlah konsumen tapi penurunan jumlah konsumen lebih kecil dibanding jika pedagang tersebut mempertahankan ukuran dan kepadatan gorengan seperti biasanya tapi menaikkan harga. Hal ini disebabkan konsumen yang lebih peka terhadap harga yang naik dibanding dengan penurunan ukuran atau kepadatan produk. Memang produsen akan mengalami penurunan jumlah konsumen (akibat pengalihan konsumsi oleh konsumen) , laba produsen dapat mengalami penurunan juga. Tapi yang jelas produsen jangan sampai mengalami kebangkrutan. Untuk mengatasi masalah penurunan jumlah konsumen dan laba ini maka podusen dituntut kreatif dan inovatif. Produsen dituntut kreatif dan inovatif dalam mengolah komposisi bahan baku dan bahan pelengkap alternatif. Produsesn dapat mengganti komposisi bahan produknya sehingga biayanya dapat lebih terjangkau dan harga yang ditetapkan juga dapat terjangkau oleh konsumen.

Produsen hendaknya jangan terlalu kaku dengan sisitem yang telah ada. Mau tidak mau yang namanya perubahanitu pasti ada di dunia ini dan bisnis harus bisa mengatasinya agar tidak dirugikan oleh perubahan. Jika terjadi kenaikan harga maka produsen dapat berpikir positif dengan menjadikan kondisi tersebut sebagai kesempatan untuk berkreasi dan berinovasi dalam pembuatan produk. Misalnya pedagang tahu dapat mengganti produknya menjadi ubi goreng spesial, kentang goreng spesial dan lain-lain. Yang penting kekreatifan dan inovatif dalam mensiasati kenaikan harga. Selanjutnya produsen dapat menurunkan jumlah produksi produk yang mengalami kenaikan harga.dan meningkatkan atau membuat produk tambahan untuk menambah penghasilan sebagai solusi atas kerugian yang ditimbulkan pada produk yang mengalami kenaikan harga yang menurunkan jumlah konsumen. Misalnya, pedagang tahu goreng tetap memproduksi tahu goreng dengan adanya pengurangan jumlah produksi dan membuat produk lain sebagai tambahan seperti kentang atau ubi goreng. Sekali lagi kekreatifan dan keinovatifan tetap diperlukan dalam hal ini. Mari berpikir,berpikir dan berpikir untuk mengatasi masalah apapun.

c. Untuk Pemerintah

Campur tangan pemerintah sangat diperlukan dalam mengatasi masalah kenaikan harga. Depresi tahun 1930-an menyatakan mekanisme


(5)

pasar bebasnya ekonomiklasik tidak dapat mengatasi masalah tersebut. Ahli Ekonomi Keynes mengatakan bahwa peran pemerintah dapat mengatasi masalah-masalah ekonomi pada suatu negara termasuk kenaikan harga. Menurut Keynes, masalah kenaikan harga dapat diatasi bila adacampur tangan pemerintah melalui kebijakannya, begitu juga dengan masalah-masalah ekonomi lainnya karena masalah-masalah-masalah-masalah ekonomi bila dibiarkan saja seperti pada prinsip mekanisme pasar bebas makatidak dapat mengatasi masalah-masalah tersebut dan hal ini terbukti pada depresi tahun 1930-an. Karena itu dalam mensiasati kenaikan harga, apalagi untuk kebutuhan pokok maka sangat diperlukan peran pemerintah. Pemerintah harus segeramatia-matian, berpikir dan bekerja keras untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini untuk kesejahteraanmasyarakat dan negara itu sendiri. Pemerintah harus betul-betul mencari akar masalah kenaikan harga tersebut dan segera mencari solusi dan membuat kebijakan untukmengatasinya dimana kebijakan tersebut jangan sampai merugikan salah satu pelaku ekonomi seperti konsumen dan produsen. Kebijakan-kebijakan tersebut dapat berupa kebijakan tarif, pajak, subsidi, suplai, demand, atau kebijakan harga.

Pada prinsipnya kenaikan hargamenyebabkan menyebabkan masalah pada masyarakat dan pemerintah. Tapi hal ini juga harus jadi pelajaran untuk masyarakat danpemerintah. Untuk masyarakat, dengan kenaikan harga maka kekreatifan dan keinovatifan sangat diperlukan untuk mengatasi kenaikan harga. Untuk pemerintah, pemikiran, usaha yang maksimal dalam bentuk kebijakan pemerintah sangat diperlukan. Pemerintah haruscepat tanggap dalam mengatasi kenaikan harga. Dengan adanya usaha dari masyarakat itu sendiri yang dibarengi dengan usaha pemerintah maka kenaikan harga dapat diatasi.


(6)

BAB III

DAMPAK KENAIKAN HARGA A. DAMPAK INFLASI

 Pekerja dengan gaji tetap sangat dirugikan dengan adanya Inflasi.

 Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali ( hiperinflasi ), keadaan perekonomianmenjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja , menabung, ataumengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu kewaktu.  Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan.

Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha , tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.

 Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga , namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat .

 Bagi orang yang meminjam uang dari bank ( debitur ), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur ,nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jikadibandingkan pada saat peminjaman.  Bagi produsen , inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh

lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya(biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk


(7)

meneruskan produksinya. Produsenbisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).

 Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yangbersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat .

B. PENYEBAB INFLASI

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar)dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi). [ rujukan? ] Untuk sebabpertama lebih dipengaruhi dari perannegara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.

Inflasi tarikan permintaan ( Ingg : demand pull inflation ) terjadi akibat adanya permintaan total yangberlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasarsehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksiitu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasiyang terjadi di sektor industri keuangan.

Inflasi desakan biaya ( Ingg : cost push inflation ) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, ataujuga karena terbentuknya posisi nilaikeekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai


(8)

hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.

Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu : kenaikan harga, misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.

C. EFEK BURUK INFLASI

Menurut Sukirno (2004: 338), efek-efek buruk dari inflas i yaitu sebagai berikut :

 Inflasi dan Perkembangan Ekonomi

Inflasi yang tinggi tingakatnya akan menghambat perkembangan ekonomi . Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan terwujud.

Kenaikan harga-harga juga menimbulkan efek buruk pula ke atas perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-barangNegara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional, selanjutnya ekspor akan menurun. Sebaliknya, harga-harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan barang-barang impor relatif murah, maka lebih banyak impor yang dilakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti oleh impor yang bertambah menyebabkan ke tidak seimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk.

 Inflasi dan Kemakmuran Rakyat

Disamping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi Negara inflasi juga akan menimbulkan efek-efek terhadap individu dan masyarakat.  Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan

tetap.

Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-harga. Maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-individu yang berpendapatan tetap. Sehingga daya beli masyarakat juga akan menurun.  Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.

Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi berlaku


(9)

 Memperburuk pembagian kekayaan

Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemorosotan dalam nilai riil pandapatnya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya. Juga sebagian penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan diantara golongan berpendapatan tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjadi semakin tidak merata.


(10)

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Kenaikan harga adalah masalah ekonomi atau masalah kenaikan harga dapat dikatakan masalah ekonomi makro. Kenaikan harga dapat mempengaruhi kesejahteraan konsumen dan produsen, termasuk pemerintah. Kenaikan harga pula dapat berdampak dan menyebabkan efek buruk kepada masyarakat, baik itu kalangan menengah ke-bawah maupun kalangan menengah ke-atas. Ketidak setujuan masyarakatterhadap inflasi dapat disalurkan dengan beberapa cara contohnya adalah dengan berdemokrasi. Iflasi pada bahan pokok dapat menylitkankehidupan ekonomi masyarakat menengah ke-bawah. Jika kebutuhanpokok tidak dapat terpenuhi dengan baik, kelangsungan hidup manusia akan terhambat.

B. Saran

Sebaiknya sebelum melakukan inflasi masyarakat terlebih dahulu harus memperimbangkan dahulu kondisi rakyat, apakah mereka siap menerima ataukan belumnya. Jika masyarakat tidak siap atau tidak setuju atas inflasi yang dilakukan pemerintah, masyarakat tidak akan segan – segan untuk menunjukan ketidak setujuannya misalnya dengan berdemonstasi dan berunjukrasa bahkan sampai merusak fasilitas umum yang seharusnya kita rawat. Dengan demikian pemerintah harus membenahi kembali fasilitas yang rusak, dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu pemerintah harus mengerti kondisi dan keadaan rakyat sebelum mengambil langkan, namun rakyat juga harus mengerti keadaan pemerintah. Pada intinya untuk menciptakan suasana yang damai kita harus senantiasa saling mengerti kondisi dan keadaan.


(11)

DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. “Teori Pengantar Makro Ekonomi” . PT Raja Grafindo Persada. Jakarta, 2004.

http://aguswibisono.com/2010/produk-komoditas-produk-dan-jasa/ http://ekonomi.kabo.biz/2011/12/efek-buruk-inflasi.html


(1)

BAB III

DAMPAK KENAIKAN HARGA A. DAMPAK INFLASI

 Pekerja dengan gaji tetap sangat dirugikan dengan adanya Inflasi.

 Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali ( hiperinflasi ), keadaan perekonomianmenjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja , menabung, ataumengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu kewaktu.  Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan.

Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha , tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.

 Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga , namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat .

 Bagi orang yang meminjam uang dari bank ( debitur ), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur ,nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jikadibandingkan pada saat peminjaman.  Bagi produsen , inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh

lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya(biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk


(2)

meneruskan produksinya. Produsenbisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).

 Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yangbersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat .

B. PENYEBAB INFLASI

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar)dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi). [ rujukan? ] Untuk sebabpertama lebih dipengaruhi dari perannegara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.

Inflasi tarikan permintaan ( Ingg : demand pull inflation ) terjadi akibat adanya permintaan total yangberlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasarsehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksiitu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasiyang terjadi di sektor industri keuangan.

Inflasi desakan biaya ( Ingg : cost push inflation ) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, ataujuga karena terbentuknya posisi nilaikeekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai


(3)

hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.

Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu : kenaikan harga, misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.

C. EFEK BURUK INFLASI

Menurut Sukirno (2004: 338), efek-efek buruk dari inflas i yaitu sebagai berikut :

 Inflasi dan Perkembangan Ekonomi

Inflasi yang tinggi tingakatnya akan menghambat perkembangan ekonomi . Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan terwujud.

Kenaikan harga-harga juga menimbulkan efek buruk pula ke atas perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-barangNegara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional, selanjutnya ekspor akan menurun. Sebaliknya, harga-harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan barang-barang impor relatif murah, maka lebih banyak impor yang dilakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti oleh impor yang bertambah menyebabkan ke tidak seimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk.

 Inflasi dan Kemakmuran Rakyat

Disamping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi Negara inflasi juga akan menimbulkan efek-efek terhadap individu dan masyarakat.  Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan

tetap.

Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-harga. Maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-individu yang berpendapatan tetap. Sehingga daya beli masyarakat juga akan menurun.  Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.

Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi berlaku


(4)

 Memperburuk pembagian kekayaan

Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemorosotan dalam nilai riil pandapatnya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya. Juga sebagian penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan diantara golongan berpendapatan tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjadi semakin tidak merata.


(5)

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Kenaikan harga adalah masalah ekonomi atau masalah kenaikan harga dapat dikatakan masalah ekonomi makro. Kenaikan harga dapat mempengaruhi kesejahteraan konsumen dan produsen, termasuk pemerintah. Kenaikan harga pula dapat berdampak dan menyebabkan efek buruk kepada masyarakat, baik itu kalangan menengah ke-bawah maupun kalangan menengah ke-atas. Ketidak setujuan masyarakatterhadap inflasi dapat disalurkan dengan beberapa cara contohnya adalah dengan berdemokrasi. Iflasi pada bahan pokok dapat menylitkankehidupan ekonomi masyarakat menengah ke-bawah. Jika kebutuhanpokok tidak dapat terpenuhi dengan baik, kelangsungan hidup manusia akan terhambat.

B. Saran

Sebaiknya sebelum melakukan inflasi masyarakat terlebih dahulu harus memperimbangkan dahulu kondisi rakyat, apakah mereka siap menerima ataukan belumnya. Jika masyarakat tidak siap atau tidak setuju atas inflasi yang dilakukan pemerintah, masyarakat tidak akan segan – segan untuk menunjukan ketidak setujuannya misalnya dengan berdemonstasi dan berunjukrasa bahkan sampai merusak fasilitas umum yang seharusnya kita rawat. Dengan demikian pemerintah harus membenahi kembali fasilitas yang rusak, dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu pemerintah harus mengerti kondisi dan keadaan rakyat sebelum mengambil langkan, namun rakyat juga harus mengerti keadaan pemerintah. Pada intinya untuk menciptakan suasana yang damai kita harus senantiasa saling mengerti kondisi dan keadaan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. “Teori Pengantar Makro Ekonomi” . PT Raja Grafindo Persada. Jakarta, 2004.

http://aguswibisono.com/2010/produk-komoditas-produk-dan-jasa/ http://ekonomi.kabo.biz/2011/12/efek-buruk-inflasi.html