Pengaruh Liquidity, Size, Growth, Capital Adequacy Ratio, Dan Inflasi Terhadap Kinerja Keuangan : Studi Pada Bank Swasta Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

  

Pengaruh Liquidity, Size, Growth, Capital Adequacy Ratio, Dan Inflasi

Terhadap Kinerja Keuangan : Studi Pada Bank Swasta Yang Tercatat Di

Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

  PENDAHULUAN

  cukup dengan melihat historis harga dalam rangka untuk memprediksi tren pergerakan harga masa depan .Berdasar

  Terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi kinerja bank, antara lain adalah faktor fundamental dan faktor teknikal. Faktor fundamental merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi perusahaan yaitu kondisi manajemen organisasi sumber daya manusia, kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan analisis teknikal

  sebesar apa kinerja suatu bank yang mana kinerja bank tersebut juga mempengaruhi perekonomian di Indonesia.

  On Equity maka kita dapat mengukur

  (ROE). Dengan menggunakan Return

  Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas (Jumingan, 2006:293). ROE tidak hanya untuk mengukur profitabilitas perusahaan, namun juga efisiensi perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki. ROE yang meningkat dapat diartikan bahwa perusahaan mampu menghasilkan profit yang besar tanpa harus membesarkan modal. Perusahaan dapat dinilai efisien jika memiliki ROE yang meningkat karena tidak harus memiliki modal yang besar untuk menaikkan suatu profit. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, kinerja bank di Indonesia dapat diukur dengan menggunakan rasio Return On Equity

  berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan. Sedangkan inflasi berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. Kata kunci : liquidity, size, growth, capital adequacy ratio, inflasi, ROE.

  

Khoirul Ibad

Purwohandoko

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

  

adequacy ratio tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Size dan growth

  diukur menggunakan log natural total aset, growth diukur menggunakan perubahan total aset dari tahun sebelumnya, capital adaequacy ratio diukur dengan menggunakan total modal dibagi dengan aktiva tertimbang menurut resiko, dan inflasi diukur menggunakan indeks harga konsumen. Populasi penelitian ini adalah semua bankyang listing di BEI. Sampel dalam penelitian ini yaitu bank swasta yang listing di BEI tahun 2011-2014 dan mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini adalahliquidity dan capital

  to deposite ratio, size

  listing di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Liquidity diukur menggunakan loan

  

adequacy ratio , dan inflasi terhadap kinerja keuangan (ROE) pada bank swasta yang

  Penelitian ini bermaksud menguji pengaruh liquidity, size, growth, capital

  

ABSTRAK

  pada beberapa penelitian sebelumnya dan telah terbukti secara empiris, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan bank.Faktor tersebut antara lain adalah

  liquidity, size, growth, dan capital adequacy ratio, dan inflasi.Dari faktor-

  faktor tersebut ditemukan hasil yang berbeda.

  Liquidity adalah kemampuan

  bank untuk memenuhi berbagai macam kewajiban jangka pendek (hutang) dengan waktu jatuh tempo yang pendek (Oliver,1975). Dengan bahasa yang lebih mudah dapat diartikan bahwa likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk mengkonversi aset ke uang tunai. Aset yang likuid adalah aset yang dapat dikonversi menjadi uang tunai dengan cepat. Aset yang likuid diperlukan untuk memenuhi kewajiban keuangan terdahulu terdapat berbagai hasil penelitian likuiditas berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank (Return On Equity ), yang mana dilakukan oleh Al-Tamimi (2010), Defri (2012), dan Dewie et al (2015). Sedangkan dalam penelitian lain Alshatti (2014), dan Ayorinde (2014) mengungkapkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja bank. Sedangkan dalam penelitian ketiga Haider et al (2015), Bhatti (2010) dan Said & Tumin (2008) menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.

  Ferry dan Jones (1979), mengatakan bahwa ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata

  Pertumbuhan perusahaan yang tinggi membutuhkan pendanaan yang besar dari pihak eksternal dan biaya untuk hutang lebih rendah dibandingkan dengan biaya penerbitan saham (Brigham dan Gapensky, 1996:196). Berdasarkan pernyataan tersebut maka ukuran perusahaan mempengaruhi kebjikan hutang lewat fleksibilitasnya. Menurut Boaheneet al. (2012), dalam penelitiannya menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan bank berpengaruh positif terhadap return on equity. Namun lain halnya dengan Bouheni (2013) yang menyatakan bahwa growth berpengaruh signifikan negatif terhadap return on

  • –rata total penjualan dan rata –rata total aktiva. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan. Disini dapat diartikan bahwa ukuran suatu bank dapat dilihat dari besarnya aset yang dimiliki oleh bank yang didapat dari total laba operasionalnya. Sedangkan menurut Riyanto (2008:303), suatu perusahaan yang besar yang sahamnya tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengendalian dari pihak yang dominan terhadap perusahaan bersangkutan. Sebaliknya, perusahaan yang kecil, dimana sahamnya tersebar hanya di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan.Untuk ukuran bank jika ditinjau dari penelitian terdahulu dari Anafoet al (2015) dan Bilal et al (2013) terdapat hasil dimana ukuran bank berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank. Lalu dalam penelitian lain memaparkan bahwa ukuran bank berhubungan signifikan negatif terhadap kinerja bank penelitian yang lainnya yang dilakukan oleh Haideret al (2015), dan Said & Tumin (2008), menyatakan bahwa ukuran bank tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank.

  equity. Sedangkan Bhatti (2010), dan

  Anafoet al (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa growth tidak berpengaruh signifikan terhadap return on equity.

  Capital adequacy ratio

  merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Semakin besar rasio tersebut akan semakin baik posisi modal (Achmad dan Kusuno, 2003). Sejalan dengan standar yang ditetapkan Bank of International Settlements (BIS), seluruh bank yang ada di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR (Kuncoro dan Suhardjono, 2002:21). Dalam penelitian terdahulu, capital adequacy ratio (CAR) juga terdapat tiga hasil yang berbeda. Bilal et al (2013) dan Ongore & Kusa (2013) menyatakan bahwa CAR berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank. Selanjutnya Tomuleasa et

  al (2014) menyatakan bahwa CAR

  berpengaruh signifikan negativeterhadap kinerja bank. Namun lain halnya dengan Haider et al (2015) danBhatti (2010) berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank.

  Secara luas Inflasi dapat dikatakan sebagai kenaikan harga yang terus menerus sehingga mengakibatkan daya beli dari masyarakat pun menjadi menurun, hal ini disebabkan karena jumlah uang yang ada di tangan masyarakat tidak sebanding dengan tingkat kenaikan harga yang terjadi. Gerald et al (2002) menyatakan bahwa inflasi adalah keadaan yang menggambarkan perubahan tingkat harga dalam sebuah perekonomian. Namun tidak bisa dikatakan bahwa setiap ada kenaikan harga adalah inflasi.Bila kenaikan hanya terjadi hanya pada satu atau dua barang saja tidak dapat disebut dengan inflasi.Namun bila kenaikan barang tersebut meluas (atau mengakibatkan kenaikan terhadap barang-barang lainnya) dapat dikatakan sebagai inflasi.Dan variable inflasi yang mana dalam penelitian terdahulu juga terdapat hasil yang berbeda.Tomuleasaet

  al (2014) menyatakan bahwa inflasi

  berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank.Sedangkan dalam penelitian oleh Bouheni (2013) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja bank. Sedangkan lain halnya dengan Rahmanet al (2015), yang menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank.

  Rata-rata nilai ROE bank pemerintah pada tahun 2011 terletak pada nilai 14.15%, sedangkan pada bank swasta rata-rata ROE terletak pada angka 8.04%. Selanjutnya pada tahun 2012 bank pemerintah mengalami kenaikan sehinggga menempati nilai 16.04%, begitu pula bank swasta yang mengalami kenaikan menjadi 8.85%. Pada tahun selanjutnya yaitu pada tahun 2013 bank pemerintah sedikit mengalami kenaikan sebesar 0.47% menjadi 16.51%. Namun pada bank swasta, nilai kinerja mengalami penurunan yang cukup besar sebesar 2.93% sehingga menjadi 5.92%. Dan pada tahun terakhir, kedua kelompok penurunan pada masing-masing kelompoknya menjadi 14.68% untuk bank pemerintah dan bank swasta menjadi 3.74%. Berdasarkan data tersebut,maka penelitian ini memilih jenis bank swasta sebagai objek penelitian karena pada tahun 2012 sampai dengan 2014, jenis bank tersebut terus mengalami penurunan kinerja dibanding dengan bank pemerintah. Padahal penurunan kinerja kauangan bank mempengaruhi fungsi bank sebagai lembaga intermediasi penyalur dana di masyarakat.

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh liquidity,

  size, growth, capital adequacy ratio , dan

  inflasi terhadap kinerja keuangan bank swasta yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Penelitian Terdahulu

  Said & Rumin (2008) telah melakukan penelitian tentang kinerja bank yang diberi judul “Performance

  and Financial Ratios of Commercial Banks in Malaysia and China

  ”. Dalam penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa variable liquidity, credit risk,

  capital, operating expanse, dan size

  menunjukkan hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap variable dependen yaitu adalah kinerja bank.

  Al-Tamimi (2010) dalam penelitian faktor yang mempengaruhi kinerja bank syariah dan konvensional di Uni Emirat Arab dengan judul “Factor Infuencing Performance Of The

  UEA Islamic and Convencional National Bank ” menyatakan bahwa financial development, cost¸ serta branch tidak berpengaruh signifikan

  Effect of the Liquidity Management on Profitability in the Jordanian Commercial Banks

  asset profile, operating efficiency, dan liquidity

  berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja bank. Lalu untuk variabel credit risk menyatakan hasil kinerja bank. Penelitian tersebut dilakukan pada bank di Nigeria.

  Tomuleasa et al (2014) meneliti tentang kinerja bank yang ada di eropa dengan judul “Measuring The Financial

  Performance Of The European Systemically Important Bank

  ”. Dari penelitian terssebut dijelaskan bahwa inflasi berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank.Sedangkan capital

  adequacy ratio menyatakan berpengaruh

  signifikan negatif terhadap kinerja bank yang ada di benua eropa.

  Selanjutnya Alshatti (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “The

  ” dengan variable dependen investment ratio, net credit

  Post Consolidation Performance of Banks in Nigeria ” menyatakan bahwa capital structure berpengaruh signifikan

  facilities, capital ratio, liquidity, dan quick acid ratio . Penelitian tersebut

  mendapatkan hasil bahwa investment

  ratio,

  dan quick acid ratio menyatakan berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank. Sedangkan tiga variable lainnya antara lain adalah net credit

  facilities, capital ratio, dan liquidity

  mendapatlan hasil berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja bank.

  Haider et al (2015) melakukan penelitian pada sektor perbankan di Pakistan. Penelitian yang berjudul “Impact Of Merger On Performance On

  Banking Sector In Pakistan

  positif terhadap kinerja bank. Sedangkan

  Ayorinde & Aworemi (2014) yang melakukan penelitian dengan judul “The Strategic Decisions that Influenced

  terhadap kinerja bank. Sedangkan variabel bank concentration dan

  total loan, NPL, credit risk, size, growth¸ dan total debt to total asset

  liquidity berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank.

  Bhatti (2010) melakukan penelitian pada bank umum di Pakistan dengan variabel dependen concentration

  ratio, market share, lending to asset ratio, lending to deposit ratio, CAR, LDR, LAR, dan growth. Diantara

  memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank adalah

  concentration ratio, lending to asset ratio, CAR, LAR, dan growth.Sedangkan

  untuk variabel market share, lending to

  deposit ratio, dan LDR memiliki pengaruh signifikan negatif.

  Berikutnya, penelitian dilakukan oleh Boahene et al (2012) meneliti tentang kinerja pada sejumlah bank di Ghana. Dari penelitian tersebut dihasilkan bahwa variabel net changeof

  berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank di negara Ghana.

  ”, menyatakan bahwa size berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank. Sedangkan inflasi berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja bank.Penelitian tersebut dilakukan pada bank yang ada di negara- negara di benua eropa.

  Dalam penelitian berikutnya dilakukan oleh Bilal et al (2013). Dalam penelitiannya terhadap kinerja bank di Pakistan, digunakan variable dependen antara lain adalah size, capital ratio, non

  performing loan, debt to total asset, dan net interest margin

  . Diantara lima variable dependen tersebut, dinyatakan bahwa variable size, capital ratio, dan

  net interest margin berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank.

  Sedangkan dua variable lain yaitu non

  performing loan, dan debt to total asset

  menyatakan hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank.

  Bouheni (2013) melakukan penelitian yang berjudul “The Effect of

  Supervision on Banking European Evidence Performance

  menggunakan variable liquidity, Tabel 1 Variabel Penelitian

  Hipotesis Berdasarkan pemaparan latar belakang, maka didapat hipotesis sebagai berikut : H1 : Liquidity berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan H2 : Size berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan positif terhadap kinerja keuangan H4 : Capital Adequacy Ratio berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan H5 : Inflasi berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan

  Dan yang terakhir adalah penelitian dari Rahman et al (2015) melakukan terhadap kinerja bank di negara Bangladesh. Dalam penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa variable capital adequacy ratio, non

  Liquidity (X1) LDR (Loan to Deposit Ratio) = Ln total asset

  Kinerja Keuangan (Y) ROE (Return on Equity) = laba bersih setelah pajak/total ekuitas

  Variabel Proksi

  leverage, Capital Adequacy Ratio,

  kepemilikan¸ size, liquidity, GDP, dan inflasi mwnyatakan hasil yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank.

  performing loan, credit risk, strukur

  adalah semua variabel berpengaruh kecuali variabel growth . Dalam penelitian ini, variabel growth tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank.

  GROWTH = (total aset tahun t

  growth . Hasil dari penelitian tersebut

  ”. Penelitian tersebut menggunakan variabel dependen STDA, LDTA, size, dan

  Profitability of Banks Listedon the Ghana Stock Exchange

  Penelitian yang dilakukan oleh Anafo et al (2015) yang diberi judul “The Impact of Capital Structure on

  Pakistan.Dalam penelitian yang menggunakan metode analisis regresi berganda tersebut menyatakan hasil bahwa seluruh variable tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank.

  size . Penelitian tersebut dilakukan di

  dan

  Pertumbuhan perusahaan (X2)

  • – total aset tahun t-1)/ total aset tahun t-1

  Profitabilitas (X3) ROE = Laba setelah pajak/ total ekuitas

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan data sekunder. Perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pada sektor pertanian yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014 dan memiliki laporan keuangan lengkap. Penelitian ini menggunakan model persamaan regresi liner berganda sebagai berikut: Dimana : Y = Struktur Modal a = Konstanta β 1 – β 3

  = Koefisien regresi variabel independen

  X 1 = Ukuran Perusahaan

  X 2 = Pertumbuhan Perusahaan

  X 3 = Profitabilitas e = Residual Pengujian Hipotesis Pengaruh Ukuran perusahaanTerhadap Struktur Modal

  Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya suatu perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar aktiva suatu perusahaan maka akan semakin besar pula modal yang ditanam, semakin besar total penjualan suatu perusahaan maka akan semakin banyak juga perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan dikenal masyarakat (Hilmi dan Ali, 2008)

  Ukuran perusahaan menggambarkan besar atau kecilnya perusahaan tersebut. Banyak hal yang dapat dilihat untuk menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Antara lain adalah dengan melihat total penjualan, dan total asset. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Ferry dan Jones (1979), ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total penjualan dan rata

  • –rata total aktiva. Menurut Gathogo dan Ragui (2014), Gul et al (2013), Yusuf et al (2013), dan Prabansari & Kusuma (2005) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. Karena semakin tinggi ukuran aset perusahaan maka akan semakin tinggi peluang perusahaan menggunakan tingkat hutangnya. Pengaruh Pertumbuhan PerusahaanTerhadap Struktur Modal Aset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar aset, diharapkan hasil operasi yang dihasilkan oleh perusahaan juga semakin besar pula.Menurut Halim (2005) pertumbuhan perusahaan adalah perubahan (tingkat pertumbuhan) tahunan dari total aktiva. Total aktiva akan berubah pada setiap periode tergantung dengan kondisi perekonomian baik internal maupun eksternal perusahaan. Pertumbuhan perusahaan juga berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini sependapat dengan Gul et al (2013), Shieh et al (2014), Kariuki & Kamau (2014) serta Prabansari & Kusuma (2005) yang

  dalam penelitiannya menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. Penyebab dari hal ini adalah karena semakin tinggi pertumbuhan perusahaan, maka akan semakin tinggi peluang perusahaan untuk menggunakan tingkat hutangnya.

  Pengaruh Profitabilitas Perusahaan Terhadap Struktur Modal

  Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba baik dari penjualan maupun investasi perusahaan dengan memanfaatkan sumber dananya baik dari internal atau eksternal. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam maupun modal sendiri.

  Dalam keterkaitannya profitabilitas memiliki hubungan yang negatif terhadap struktur modal. Semakin tinggi profitabilitas sebuah perusahaan maka semakin cepat tingkat pengembalian investasinya.Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gathogo dan Ragui (2014), Gul et al (2013), Shieh et al (2014), Tarus et al (2014), Esperanca et al (2003), dan Suresha & Mehta (2013)menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal. Hal ini sejalan dengan pendapat Brigham and Houston (2001), yang mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi akan menggunakan utang relatif kecil. Jadi semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka tingkat hutang perusahaan juga akan semakin kecil pula.

  Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meneliti di pasar modal dimana pasar modal adalah lembaga dan perorangan yang melakukan kegiatan secara terus- menerus di pasar modal.Dan penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan sektor pertanian yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia tahun 2011- 2014.Pemilihan Bursa Efek Indonesia karena data keuangan yang disajikan

  Dari ketiga variabel bebas diatas ukuran perusahaan (size), pertumbuhan perusahaan (growth), dan profitabilias, terdapat satu variabel yang memenuhi syarat signifikansi 5% yaitu variabel profitabilitas. Berdasar tabel 3, dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi dari ukuran perusahaan (size) adalah sebesar 0,583 dan tingkat signifikansi dari pertumbuhan perusahaan (growth) sebesar 0,108 dan nilai signifikansinya >0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh antara variabel ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan (growth) terhadap struktur modal (long term debt equity ratio). Sedangkan tingkat signifikansi dari variabel profitabilitas (ROE) sebesar 0,002. Karena nilai signifikansi variabel profitabilitas tersebut kurang dari 0,05 dan nilai koefisien sebesar-0,481 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh negatif antara variabel profitabilitas (ROE) terhadap struktur modal (long

  14 Sumber Data Data sekunder yang digunakan bersumber dari data laporan keuangan perusahaan yang dipublikasi di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan adalah data laporan keuangan tahunan perusahaan selama 4 tahun yaitu mulai dari periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.

  0,148 Keterangan : *Signifikan dibawah 5% level signifikansi Sumber: data yang diiolah penulis (2016)

  Ad R 2 Square

  4,188 0,010*

  f-statistic

  VIF SIZE -3,926 -0,552 0,583 1,008 GROWTH 0,493 1,636 0,108 1,026 PROF

  Variabel Coefficients t-statistic Probability

  Tabel 3. Hasil Uji Regresi

  Uji Hipotesis Dalam hal ini dipaparkan hasil pengujian hipotesis umtuk mengetahui hasil H1, H2, dan H3.

  HASIL

  6 Total Sampel

  lengkap.Dan meneliti pada sektor pertanian karena perusahaan-perusahaan pada sektor pertanian masih berkembang serta terdapat fenomena peningkatanLTDER yang berbanding lurus dengan peningkatan ROE. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi struktur modal pada perusahaan-perusahaan di sektor pertanian periode 2011-2014. Sampel

  2 Perusahaan sektor pertanian yang tidak memiliki laporan lengkap selama periode 2011-2014

  20

  1 Perusahaan sektor pertanian yang tercatat di Bursa Efek Indonesia secara terus menerus selama periode 2011-2014

  Jumlah

  Tabel 2 Kriteria Sampel No Kriteria

  mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang memiliki laporan keuangan lengkap pada sektor pertanian yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia periode 2011- 2014.

  sampling dilakukan dengan cara

  . Metode purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Purposive

  sampling

  Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive

  • 0, 481 -3,306 0,002* 1,024

  term debt equity ratio) . Hasil tabel 3

  menunjukkan bahwa nilai adjusted

  Rsquare

  adalah sebesar 0,148. Hal ini menunjukkan bahwa variasi variabel independen secara bersama-sama variabel dependen, sedangkan sisanya yaitu 85,2% dijelaskan oleh variabel lain seperti likuiditas, tangibilty non-hutang pajak, pengaruh tingkat produksi, variabilitas produk, dan struktur kepemilikan diluar model regresi. Hasil Uji H1

  Ukuran perusahaan (size) tidak berpengaruh terhadap struktur modal

  (long term debt equity ratio) . Hal ini

  dibuktikan dengan nilai signifikansi variabel size yang melebihi 0,05 yaitusebesar 0,583. Hasil ini sesui dengan penelitian Zhang (2010), Pontoh & Ilat (2013), dan Suresha & Mehta (2013) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Menurut Pontoh &Ilat (2013) perusahaan besar akan mengutamakan pendanaan internal. Hal ini bertujuan untuk membuat aliran kas yang lebih stabil. Disamping itu, untuk menghadapi resiko bisnis, perusahaan besar akan lebih menjaga struktur modalnya dan tidak menggunakan hutang. Sehingga ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

  Hasil uji H2 Nilai signifikansi variabel pertumbuhan perusahaan sebesar 0,108 dan lebih besar dari 0,05. Terbukti bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hasil ini sesuai dengan penelitian Zhang (2010), Pontoh & Ilat (2013), dan Gathogo dan Ragui (2014) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Hasil penelitian Gathogo dan Ragui (2014) menyatakan bahwa pertumbuhan investasi di negara- negara berkembang tidaklah besar seperti di negara-negara maju dimana tujuan perusahaan Negara maju adalah ke pasar global. Dengan demikian, perusahaan tidak memerlukanbanyak dana untuk memenuhipertumbuhan investasi. Selain itu, karena perusahaan- perusahaan di Indonesia cenderung investasi. Sehingga disimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

  Hasil uji H3 Berdasar hasil pengujian, nilai signifikansi profitabilitas kurang dari

  0,05 dan nilai koefisien sebesar -0,002 maka terbukti bahwa terdapat pengaruh negatif antara variabel profitabilitas (ROE) terhadap struktur modal (long

  term debt equity ratio). Hal ini sesuai

  dengan penelitian Gathogo dan Ragui (2014), Gul et al (2013), Shieh et al (2014), Tarus et al (2014), Esperanca et al (2003), dan Suresha & Mehta (2013) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal. Brigham and Houston (2001) mengatakan bahwa perusahaandengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi akan menggunakanutang relatif kecil. Jadi semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka tingkat hutang perusahaan juga akan semakin kecil pula.

  KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh pada struktur modal (long term debt equity

  ratio

  Yogyakarta. Sugiyarso, G., & Winarni, F. (2005).

  Pontoh, W., & Ilat, V. (2013).

  Determinant Capital Structure and Profitability Impact (Study of Listed Company in Indonesian Stock Exchange).

  Research Journal of Finance and Accounting .

  Prabansari, Y., & Kusuma, H. (2005).

  Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go

  Sinergi. Edisi Khusus On Finance .

  Riyanto, B. (2011).

  Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: BPFE

  Manajemen Keuangan (Pemahaman Laporan Keuangan, Pengelolaan Aktiva, Kewajiban dan Modal Serta Pengukuran Kinerja Perusahaan). Yogyakarta:

  ) perusahaan sektor pertanian yang

  Disarankan pada penelitian berikutnya untuk menambahkan variabel independen lainnya seperti likuiditas, tingkat produksi, variabilitas produk, dan struktur kepemilikan yang mempengaruhi struktur modal atau melakukan variasi terhadap proxy dari setiap variabel. Diharapkan pada penelitian selanjutnya menggunakan sampel yang lebih besar atau menggunakan sampel dari sektor lainnya agar adanya variasi yang mempengaruhi struktur modal pada sektor lainnya.

  listing di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

  berpengaruh negatif pada struktur modalperusahaan sektor pertanianyang

  term debt equity ratio), profitabilitas

  berpengaruh pada struktur modal (long

  ratio), pertumbuhan perusahaan tidak

  Secara parsial hasil dari penelitian ini diuraikan sebagai berikut: ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada struktur modal (long term debt equity

  listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode penelitian 2011-2014.

  Ozkan, A. (2001). Determinants Of Capital Structure And Adjusment To Long Run Target: Evidence From UK Company Panel Data. Journal Business Finance & Accounting .

DAFTAR PUSTAKA

  Dryden Press. Halim, A. (2005). Analisis Investasi.

  Media Pressindo. Sujoko, & Soebiantoro. (2007).

  Vol. 3, No. 4, 999-1005. Esperanca, J. P., Gama, A. P., & Gulamhussen, M. A. (2003).

  International Journal of Innovation and Applied Studies ,

  Determinants of Capital Structure in Nigeria.

  Jurnal Akinyomi, O. J., & Olagunju, A. (2013).

  Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.

  Weston, J., & Brigham. (1994). Dasar

  Manajemen dan Kewirausahaan .

  Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal

  Buku Ali, & Hilmi. /(2008). Analisis Faktor- faktor Yang Mempengaruhi

  Intermediate Finance Management. Harbor Drive: The

  Ketepatan Waktu Laporan Keuangan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi .

  Ang, R. (1997). Buku Pintar Pasar

  Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia.

  Brigham, E. F. (1983). Fundamentals of

  Financial Management, ThirdEdition. Holt-Saunders

  Japan: The Dryden Press. Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2001).

  Manajemen Keuangan, Edisi Delapan. Jakarta: Salemba

  Empat. Brigham, E., & Gapenski. (1996).

  Jakarta: Salemba Empat.

  Corporate Debt Policy of Small Firms: an empirical re(examination). Journal of

  , Vol. 4, No. 3, 49-62. Shieh, W.-S., Ou, J.-N., & Wang, J.-C.

  International Journal of Business and Management , Vol.

  Zhang, Y. (2010). The Product Category Effects on Capital Structure: Evidence from the SMEs of British Manufacturing Industry.

  International Journal of Social, Management, Economics and Business , Vol. 7, No. 6, 675- 680.

  Z. (2013). Determinants of Capital Structure in Malaysia Electrical and Electronic Sector.

  Yusuf, M. M., Yunus, M., & Supaat, N.

  European Journal of Business and Management , Vol.6, No.28.

  Size and Liquidity Affect Capital Structure? Evidence from Kenyan Listed Firms.

  , Vol.7, No.24. Tarus, T. K., Nehemiah, C., & Geoffrey,

  Business and Management

  Determinants of Capital Structure –Evidence from Listed Information Technology Firms in India. European Journal of

  No. 11. Suresha, & Mehta, S. N. (2015).

  International Journal of Economics and Finance , Vol. 6,

  (2014). The Impact of Anti-Thin Capitalization Rules on Capital Structure in Taiwan.

  International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and Management Science

  Small Business and Enterprise Development , Vol. 10, No. 1.

  Determinants of Corporate Capital Structure Among Private Manufacturing Firms in Kenya: A Survey of Food and Beverage Manufacturing Firms.

  Kariuki, S. N., & Kamau, C. G. (2014).

  Business and Management , Vol 4, No.12.

  Gul, S., Khan, M. B., Razzaq, N., & Saif, N. (2012). How Firm Characteristics Affect Capital Structure in Banking and Insurance Sectors (The Case of Pakistan). European Journal of

  Elsevier Science , 16(1993), 125- 160.

  Association Between The Investment Opportunity Set and Corporate Financing, Dividend, and Pompensation Policies.

  Gaver, J. J., & Gaver, K. M. (1993).

  Research Journal of Finance and Accounting , Vol.5, No.5.

  Capital Structure of Kenyan Firms: What Determines It?

  01 XXXXIV (3). Gathogo, G., & Ragui, D. M. (2014).

  Journal Of Finance ,

  Determinants of Financial Structure: A new Methodological Approach.

  Ferry, M., & Jones, W. (1979).

  5, No. 8. Internet www.idx.co.id