PERANCANGAN STASIUN KERJA ERGONOMI JURNA

  PERANCANGAN STASIUN KERJA ERGONOMI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PADA LAUNDRY EXITO Dara Qurrotu Aini

  Prodi S1 Desain Produk Email :

  ABSTRAK Dalam suatu pekerjaan, stasiun kerja merupakan komponen penting yang harus diperhatikan karena berhubungan dengan peningkatan produktivitas dan kualitas kerja.

  Kondisi dan pergerakan pada proses kerja yang tidak memperhatikan kenyamanan, keselamatan dan kesehatan kerja akan sangat mempengaruhi produktivitas kerja manusia. Dalam perancangan ulang atau redesain suatu stasiun kerja, tentunya harus memperhatikan peranan dan fungsi pokok dari komponen-komponen sistem kerja manusia itu sendiri, peralatan dan lingkungan fisik stasiun kerja. Stasiun kerja yang tidak ergonomis akan menimbulkan postur-postur tubuh yang tidak sesuai, sehingga kualitas kerja manusia akan menurun, tidak efektif dan efisien. Kesalahan postur tubuh dapat menyebabkan kelelahan yang lebih cepat dibandingkan dengan kondisi yang ergonomis. Oleh karena itu analisis tentang stasiun kerja pada laundry ini dibuat. Pada stasiun kerja laundry ini banyak ditemukan hal yang tidak ergonomis. Berdasarkan analisis dari kondisi kerja tersebut maka akan dilakukan suatu redesain terhadap stasiun kerja laundry pakaian exito ini. Kata kunci : Ergonomi, Produktivitas, Efektif, Efisien, Redesain, Stasiun Kerja

  I. PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Laundry Exito. Laundry Exito adalah sebuah tempat yang menyediakan jasa cuci dan setrika. Mulai dari cuci setrika baju, cuci bed cover/ selimut, cuci karpet, sepatu, bantal/guling, keset, tas, dan boneka. Mengapa saya membahas masalah laundry? Karena laundry adalah tempat yang sangat dibutuhkan jasanya dan merupakan jasa yang sangat dibutuhkan oleh setiap mahasiswa yang hidup dikos – kosan. Banyak sekali permasalahan yang terjadi pada pekerja yang bekerja dilaundry, salah satunya adalah pada proses penyetrikaan baju. Maka saya membahas permasalahan pada proses kerja tersebut.

  I.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1) menemukan dan mengetahui permasalahan apa saja yang terjadi

  3) mengetahui stasiun kerja saat proses penyetrikaan.

  1.3 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

  1. Memperoleh data tentang pengaruh stasiun dan posisi kerja terhadap kualitas kerja pekerja laundry.

  2. Memperoleh solusi dari permasalahan ergonomi pekerja laundry

  1.4 Permasalahan Permasalahan yang sering ditemukan Saat menyetrika baju adalah bagian baju yang kusut lagi saat kita menyetrika bagian yang lain. Lalu waktu yang dibutuhkan untuk menyetrika satu baju cukup lama dan melipat dan menyetrika sebuah baju membutuhkan proses yang cukup rumit dan membuat punggung dan pinggang sakit dan pegal.

  1.5 Urgensi Penelitian Permasalahan utama yang dibahas adalah bagaimana merancang atau redesain stasiun kerja yang ergonomis untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja pekerja laundry dalam menyetrika pakaian.

  II. TINJAUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI

  2.1 Produktivitas Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan masukan (input). Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal. Produktivitas dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu industri atau UKM dalam menghasilkan barang atau jasa. Sehingga semakin tinggi perbandingannya, berarti semakin tinggi produk yang dihasilkan. Ukuran- ukuran produktivitas bisa bervariasi, tergantung pada aspek-aspek output atau input yang digunakan sebagai agregat dasar, misalnya: indeks produktivitas buruh, produktivitas biaya langsung, produktivitas biaya total, produktivitas energi, produktivitas bahan mentah, dan lain-lain

  Ada empat tahap sebagai satu siklus yang saling terhubung dan tidak terputus:

  1. Pengukuran

  2. Evaluasi

  3. Perencanaan

  4. Peningkatan produktif. Keempat kegiatan tersebut sudah menjadi dasar industri dalam melakukan peningkatan produktivitas. Siklus produktivitas digunakan sebagai dasar perbaikan masalah produksi terutama pada skala industri.

  II.2Motion & Time Study Motion and time study adalah suatu studi tentang gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannnya. Studi ini bertujuan memperoleh gerakan- gerakan standard untuk penyelesaian suatu pekerjaan, yaitu rangkaian gerakan-gerakan yang efektif dan efisien. Studi mengenai ini dikenal sebagai studi ekonomi gerakan yaitu studi yang menitik beratkan pada penerapan prinsip-prinsip ekonomi gerakan. (Sritomo W , 1995 : 107).

  Pada awalnya motion and time study digunakan hanya untuk hal-hal yang sangat spesifik dan dalam ruang lingkup yang sangat sempit saja. Kedua bidang studi tersebut pertama kali ditemukan dan dikembangkan masing-masing oleh Frederick Taylor untuk Time study dan Gilbreths untuk Motion study yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja perusahaannya. Walaupun dikembangkan dan ditemukan dalam kurun waktu yang hampir bersamaan, pada awalnya hanya time study dan penurunan insentif upah buruh yang lebih berkembang dibandingkan dengan motion study. Keinginan untuk mendapatkan metode kerja yang lebih baik menggema pada kurun waktu 1930an yang kemudian mengakibatkan perkembangan keilmuan teknik industri untuk mengkombinasikan time study dengan motion study yang dapat menghasilkan metode kerja yang lebih baik dan lebih dekat dengan kata ideal. Sekarang ini permasalahan mendasar adalah menemukan solusi dan metode yang paling tepat diterapkan, mengingat pada masa lalu terlalu menekankan pada perbaikan metode yang telah ada, dibandingkan mendefinisikan permasalahan, menyusun fakta-fakta, dan menemukan solusi yang tetap.

  II.3Micromotion Study Study gerakan adalah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Sehingga diharapkan gerakan-gerakan yang tidak efektif dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan yang nantinya diperoleh penghematan dalam waktu kerja, selanjutnya dapat pula menghemat pemakaian fasilitas-fasilitas yang tersedia untuk pekerjaan tersebut. Untuk memudahkan penganalisaan terhadap elemen gerakan kerja yang dipelajari, perlu dikenal dahulu gerakan - gerakan dasar. Seorang tokoh yang telah meneliti gerakan - gerakan dasar secara mendalam adalah Frank B. Gilberth beserta istrinya yang menguraikan gerakan ke dalam 17 gerakan dasar atau elemen gerakan yang dinamai Therblig (Sutalaksana, 1979).

  III. HASIL PENELITIAN

  3.1 LAUNDRY EXITO House of Laundry 5W + 1H  What?

  Laundry Exito. Laundry Exito adalah sebuah tempat yang menyediakan jasa cuci dan setrika. Mulai dari cuci setrika baju, cuci bed cover/ selimut, cuci karpet, sepatu, bantal/guling, keset, tas, dan boneka.

  • apa permasalahan yang terjadi saat menyetrika baju?

  Permasalahan yang sering terjadi saat menyetrika baju adalah bagian baju yang kusut lagi saat kita menyetrika bagian yang lain. Lalu waktu yang dibutuhkan untuk menyetrika satu baju cukup lama dan melipat dan menyetrika sebuah baju membutuhkan proses yang cukup rumit dan membuat punggung dan pinggang sakit dan pegal.

   Where? Dimana alamatnya? Laundry ini berlokasi di jalan sukapura Telkom University terusan Buah Batu

  Kavling Sukapura. Laundry ini memiliki lokasi yang strategis, karena berlokasi di daerah wilayah kampus dan dekat dengan kos kosan mahasiswa.

   Who? Siapa yang menggunakan jasa laundry ini? Orang – orang yang menggunakan jasa Laundry Exito biasanya adalah mahasiswa dan mahasiswi yang bertempat tinggal di kos – kosan sekitar jalan Sukapura. Selain mahasiswa – dan mahasiswi masyarakat kalangan sekitar juga ada walaupun tidak banyak yang menggunakan jasa laundry exito.

   When? Kapan Laundry ini beroperasi? Laundry Exito beroperasi setiap hari dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB

   Why? Permasalahan – permasalahan tersebut terjadi? Permasalahan – permasalahan tersebut terjadi karena alat setrika manual yang sangat sederhana dan membuat proses menyetrika menjadi ribet dan susah. Saat menyetrika punggung dan pinggang menjadi sakit, karena posisi menyetrika yang dilakukan sambil duduk atau berdiri dalam jangka waktu yang panjang, dan meja alas yang digunakan saat menyetrika terlalu rendah.

   How? Bagaimana proses kerja saat menyetrika baju? disediakan. Menyetrika baju bagian kerah atau leher terlebih dahulu. Lalu bagian lengan depan dan belakang, lengan bagian kiri dan kanan. Lalu menyetrika bagian belakang baju. Setelah itu lipat baju bagian kanan ketengah lalu disetrika dan begitu juga sebaliknya pada baju bagian kiri. Lalu lipat baju menjadi dua. Setrika bagian depan dan belakang lipatan. Ulangi proses – proses tersebut berkali kali sesuai dengan jumlah baju yang ingin disetrika. Lalu tumpuk baju yang sudah disetrika menjadi satu.

  III.2 Denah Ruangan Laundry Exito Ket :

  = Meja Setrika = Mesin Cuci = Pintu = Tangga = Meja Kasir = Timbangan = Rak Pakaian a. Flow Chart (Garis Besar)

  = Meja Setrika = Mesin Cuci = Tangga = Pintu = Timbangan = Kasir

  = Tumpukan kain yang = Rak Baju akan dicuci = Tumpukan kain kotor dari pelanggan

  Keterangan garis :

  = Pelanggan datang menaruh baju kotor dan ditimbang = Baju kotor dipindahkan ke ember ember

= Baju kotor pada ember dimasukkan kemesin cuci

= Dari jemuran diangkat, ditumpuk, dan disetrika

  

= Dari mesin cuci dibawa kelantai 2 untuk dijemur = Dari timbangan dipindahkan kearea tumpukan baju kotor

= setelah dipack dipindahkan kerak rak pakaian III.3 Sistem Kerja Penyetrika Baju

  Dapat kita perhatikan dari gambar di atas, bahwa sistem kerja tersebut adalah :

  • Menyetrika dengan posisi berdiri
  • Meja atau alas setrika terlalu rendah
  • ruang untuk menyetrika terlalu sempit
  • meja atau alas setrika kurang luas - peletakan setrika yang tidak aman.

  3.4 Penelitian Berdasarkan Micromotion Study

  b. Process Chart

  • Proses Penyetrikaan Distance Time

  Keterangan 85 cm 5’’ Meletakkan baju

  3’’ Melipat lengan kiri - 20 cm 1’’

  Mengambil Pewangi

  • 2”
  • 2’’

  • 5’’
  • 6”
  • 4”
  • 6”
  • 1”
  • 6”
  • 5”
  • 1”
  • 4”
  • 6”
  • 7”
  • 1”
  • 1”
  • 12”

  Menyemprotkan pewangi

  Membalikkan baju

  menyetrika 46 cm 1” Meletakkan setrika

  Melipat baju 20 cm 1” Mengambil pewangi dan menyemprotkan

  menyetrika

  Mengambil setrika

  Merapikan baju

  Mengambil setrika dan menyetrika

  Melipat baju bagian kanan 20 cm 2” Menyemprotkan pewangi 46 cm 5”

  Meletakkan setrika

  menyetrika

  Melipat lengan kiri 46 cm 1” Mengambil setrika

  menyetrika

  1 Menyemprot pewangi

  Menunggu setrika panas 20 cm 1’’

  Meletakkan setrika dan mengecek suhu

  Menyemprot pewangi 46 cm 1’’ Meletakkan pewangi dan mengambil setrika

  menyetrika

  • 1”
  • 1”
  • Operation Chart W Tangan kiri TH TH Tangan kanan W

  4

  9 Melipat baju P P, RL Melipat baju dan meletakkan setrika

  6

  5 6 diam R U,H Mengambil dan menyetrika

  5 Merapikan Pn Pn merapikan

  8

  8 Memegang baju dan menyemprotkan pewangi G, U, H U,H menyetrika

  7

  7 Melipat baju P P Melipat baju

  7

  7 Memegang baju G U, H menyetrika

  1

  3 Merapikan lengan kiri Pn Pn Merapikan lengan kiri 3 1 diam R TE Mengambil setrika

  1

  1 Diam R RL Meletakkan setrika

  4 Diam R U menyetrika

  20 cm 1” Menyemprotkan pewangi 46 cm

  1

  1 Menyemprotkan pewangi U G Memegang setrika

  1

  1 Mengambil pewangi H H Mengambil setrika

  6

  6 Melipat baju P P Melipat baju

  1 Deskripsi : pada proses ini operator menyiapkan dan menunggu setrika yang masih dingin menjadi panas sesuai dengan kebutuhan suhu yang diperlukan. Operator menggunakan setrika yang standar. Baju diberi pewangi pakaian berulangkali. Proses penyetrikaan bajupun dilakukan dengan gerakan yang diulang berkali – kali hingga akhirnya baju menjadi benar – benar rapi dan tidak kusut lagi.

  1 Storage =

  1 Delay =

  9 Inspection =

  19 Transportation =

  Mematikan setrika Operation =

  Meletakkan setrika

  10” setrika

  9 dan meletakkan

  3 Membalikkan dan merapikan baju P P Membalikkan dan merapikan baju

  5 Memegang baju G U, H Mengambil dan menyetrika

  9 Inspection

  19 Transportation

  Operation

  Berikut data rekapitulasi proses : Proses Simbol Jumlah

  1. Analisis Berdasarkan penelitian yang dilakukan, telah ditemukan beberapa kekurangan pada sistem lama sehingga menimbulkan banyak permasalahan yang berdampak pada sistem kerja menyetrika baju pada laundry Exito ini. Mulai dari masalah area stasiun kerja, masalah meja operator, hingga kesulitan pekerja dalam menyetrika sehingga menyebabkan pemakaian waktu yang tidak efisien . Hal ini berdampak sangat besar bagi operator karena dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan pembuangan tenaga berlebih yang sebenarnya bisa dikurangi.

  IV. PEMBAHASAN

  Kursi operator Operator tidak menggunakan kursi ketika menyetrika pakaian dalam jumlah yang banyak dan jangka waktu yang panjang.

  c. Tabel temuan ergonomi Meja operator Meja yang digunakan operator untuk menyetrika terlalu rendah hal ini membuat sang operator mudah merasa capek dan pegal ketika menyetrika pakaian

  1

  2 1 diam R RL Mematikan setrika

  2 Merapikan baju P RL Meletakkan setrika

  5

  2

  3

  2 Memutar baju P P Memutar baju

  6

  1 6 diam R U menyetrika

  1 Meletakkan pewangi RL R diam

  1

  1 Mengambil dan menyemprotkan pewangi H, U U Mengambil setrika

  5

  5 Melipat lengan P P Melipat lengan

  10

  10 Meletakkan pewangi RL H menyetrika

  3

  3 Mengambil dan menyemprotkan pewangi H,U U Mengambil setrika

  1 Storage

  1 Total Proses

  31 Total Waktu 1 menit 30 detik Kekurangan sistem lama : waktu penyetrikaan tidak efisien karena menyetrika satu pakaian dibutuhkan waktu yang lama yaitu 1 menit 30 detik bahkan bisa lebih lama dari itu. Hal ini terjadi karena proses penyetrikaan yang dilakukan dengan gerakan yang diulang berulang kali dikarenkan pakaian yang tidak mudah rapi dan mudah sekali kusut bila terkena gerakan lain. Lalu meja yang digunakan operator terlalu rendah hal ini membuat operator menjadi membungkuk ketika sedang menyetrika. Operator juga tidak menggunakan kursi saat sedang menyetrika. Penggunaan pewangi pakaian berulang kali memperlambat proses penyetrikaan. Penyetrikaan yang dilakukan secara manual dengan setrika biasa membuat proses menyetrika menjadi lebih lama.

  2. Solusi 1) Work design

  Stasiun kerja lama :

  Pewangi

Meja Setrika

  Tempat Setrika

  Pada stasiun kerja lama ini operator tidak menggunakan kursi dan baju yang telah selesai disetrika ditumpuk diatas meja untuk menyetrika hal ini mengganggu proses penyetrikaan. Tempat diletakkannya pewangi juga diatas meja sehingga hal ini memakan tempat dan mengganggu proses penyetrikaan.

  Rancangan stasiun kerja baru :

  MEJA Tumpukan baju Mesin Press yang rapi

  Baju Kusut Dengan stasiun kerja ini proses menyetrika lebih efisien, aman dan nyaman.

  b) Product design Produk ini adalah alat untuk menyetrika dengan cara yang lebih mudah dan praktis.

  Operator hanya harus menyesesuaikan posisi pakaian dan mempressnya dalam alat press setrika ini dan dengan praktis baju akan menjadi rapi tanpa perlu repot menyetrika dengan cara manual. Alat ini adalah alat setrika dengan sistem press dengan suhu yang dapat disesuaikan sesuai dengan jenis kain dari pakaian yang akan disetrika. Alat ini akan membuat pekerjaan menyetrika menjadi lebih efisien.

  V. KESIMPULAN Dalam melakukan pengamatan untuk menganalisis produktivitas sebuah workstatiom dan sistem kerja, tekhnik micromotion studi dengan video sangat berguna karena tehknik ini memungkinkan peneliti dapat mengamati pergerakan operator dengan sangat teliti. Kelebihan

  Workstation dan sistem kerja pada barbershop sangat berpengaruh terhadap waktu. Jika memiliki sedikit kesalahan pada cara kerja maupun waktu maka akan mempengaruhi produktivitas. Oleh karena itu, dengan melakukan analisis maka ditemukan solusi untuk yang dapat meningkatkan produktivitas kerja

  VI. DAFTAR PUSTAKA

  

  link Video :

  VII. LAMPIRAN

  1. Per- proses

  2. Foto pengamatan