HALAMAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.D G2P1A UMUR 30 TAHUN HAMIL 10 +5 MINGGU DENGAN ABORTUS IMMINENS DI RSU ASSALAAM GEMOLONG, SRAGEN
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. DG
2 P
1 A UMUR 30 TAHUN HAMIL 10 +5 MINGGU DENGAN
ABORTUS IMMINENS DI RSU ASSALAAM
GEMOLONG SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Novita Arinia Vionita
NIM B.12 032
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.D G
2 P
1 A UMUR 30 TAHUN HAMIL 10 +5 MINGGU DENGAN
ABORTUS IMMINENS DI RSU ASSALAAM
GEMOLONG, SRAGEN
DiajukanOleh : Novita Arinia Vionita
NIM B.12 032 Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal Juni 2015 Pembimbing
Anis Nurhidayati S,ST. M.Kes NIK. 200685025
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.D G
2 P
1 A +5 UMUR 30 TAHUN HAMIL 10 MINGGU DENGAN ABORTUS IMMINENS DI RSU ASSALAAM GEMOLONG SRAGEN
Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh :
Novita Arinia Vionita NIM B.12 032
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada Tanggal 6 Juli 2015 PENGUJI I PENGUJI II
Ambarsari, S.ST Anis Nurhidayati, S.ST. M.Kes
NIK. 201087048 NIK. 200685025Tugas Akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul“ Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. D G
2 P
1 A Umur 30
- 5
tahun Hamil 10
Minggu dengan Abortus Imminens di RSU Assalaam Sragen” untuk memenuhi syarat tugas akhir sebagai syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Prodi D-III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ka.Prodi DIII-Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Anis Nurhidayati, S.ST, M. Kes, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Dr. Wiwiek Irawati, M.Kes selaku Direktur RSU Assalaam Gemolong Sragen, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5. Ny. D yang telah bersedia menjadi pasien dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan studi kasus selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2015 Penulis Prodi D-III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Novita Arinia Vionita B.12032
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.D G
2 P
1 A UMUR 30 +5
TAHUN HAMIL 10 MINGGU DENGAN ABORTUS IMMINENS
DI RSU ASSALAAM GEMOLONG, SRAGEN
Xii + 87 halaman + 13 lampiran
INTISARI
Latar Belakang : Angka kematian ibu di Indonesia yaitu 359 per 100.000
kelahiran hidup (SDKI, 2012). Penyebab kematian maternal di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan (27%), eklampsi (23%), infeksi (11%), partus lama (5%), abortus (5%), dan lain-lain (11%). Abortus imminens adalah suatu abortus yang dicurigai bila terdapat pengeluaran vagina yang mengandung darah atau perdarahan pervaginam pada trimester pertama kehamilan. Abortus
imminens masih mungkin berlanjut atau dapat dipertahankan, ditandai dengan
perdarahan bercak terhenti, servik tertutup, uterus sesuai usia gestasi. Jumlah ibu hamil di RSU Assalaam Gemolong Sragen pada bulan September 2013- September 2014 jumlah ibu hamil sebanyak 989 orang, ibu hamil dengan abortus imminens 50 orang (20,5%).
- 5
Tujuan : Melaksanakan asuhan pada ibu hamil Ny. D G2P1A0 Hamil 10 minggu dengan abortus imminens dengan menerapkan 7 langkah Varney.
Metode Studi Kasus : Jenis studi kasus menggunakan metode deskriptif, lokasi
studi kasus di RSU Assalaam Gemolong, subyek studi kasus ibu hamil Ny. D
- 5
G2P1A0 umur 30 tahun hamil 10 minggu dengan abortus imminens, studi kasus dilaksanakan tanggal 4 - 13 April 2015, teknik pengumpulan meliputi data primer yang meliputi pemeriksaan fisik, wawancara dan observasi, serta data sekunder yang meliputi studi dokumentasi, dan studi kepustakaan.
Hasil Studi Kasus :Hasil yang diperoleh setelah dilakukan asuhan di rumah sakit
selama 4 hari dan kontrol ulang 1 hari, diperoleh hasil ibu mengatakan sudah tidak mengeluarkan flek-flek darah, ibu mengatakan perasaannya sudah tenang karena perdarahan sudah berhenti dan kehamilan dapat dipertahankan.
- 5
minggu
Kesimpulan : Pada kasus hamil Ny.D G2P1A0 umur 30 tahun hamil 10
dengan abortus imminens penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik di lahan yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan.
Kata kunci : Asuhan Kebidanan, Hamil, Abortus Imminens. Kepustakaan : 19 literatur (2006- 2014)
MOTTO
1. Allah mencintai orang yang cermat dalam meneliti soal-soal yang meragukan dan tidak membiarkan akalnya dikuasai oleh nafsunya.
2. Kemarin adalah masa lalu, hari ini adalah kenyataan dan esok adalah perjuangan meraih mimpi apa yang kamu inginkan.
3. Jangan menunda pekerjaan sampai besok selama hari ini kita masih bisa mengerjakannya.
4. Kesuksesan tidak akan datang bila kita tidak mengawalinya.
5. Jangan pernah menengok kebelakang karena masalalu akan mempengaruhi keadaan yang akan datang.
6. Kebenaran hari ini belum tentu benar esok hari jangan puas terhadap hasil yang telah kita peroleh saat ini karena belum tentu dapat kita peroleh diwaktu yang akan datang
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan:
1. Ayah dan mama terima kasih untuk segalanya yang telah memberi semangat, membiayai, memberi dukungan dan mendoakan sampai aku melangkah sejauh ini.
2. Kakak ku dan adik ku yang selalu memberi semangat dan suport dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini.
3. Bu Yunia Renny Andikhatias, S.ST selaku pembimbing akademik yang telah membimbing saya selama 3 tahun
4. Bu Anis Nurhidayati, S.ST, M.Kes, selaku pembimbing KTI yang telah memberikan bimbingan kepada saya dalam menyelesaikan KTI.
5. Kampus STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan banyak pengalaman, kenangan, dan banyak ilmu dan pengetahuan.
6. Kelas 3A yang selama ini berjuang bersama-sama selama 3 tahun.
CURICULUM VITAE
Nama : Novita Arinia Vionita Tempat/ Tanggal Lahir : Sragen, 29 November 1993 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Sidikan Rt 16/ Rw 07, Pelemgadung,
Karangmalang, Sragen Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Mojo Sragen LULUS TAHUN 2006
2. SLTP Negeri 1 Sragen LULUS TAHUN 2009
3. SMA Negeri 1 Sragen LULUS TAHUN 2012
4. Prodi D-III Kebidanan STIKes Kusuma Husada angkatan 2012
DAFTAR ISI
Halamani HALAMAN JUDUL ...................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
iii HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
vi INTISARI ....................................................................................................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vii
viii CURICULUM VITAE ................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................ 1 B. Perumusan Masalah ................................................................ 3 C. Tujuan Studi Kasus................................................................. 4 D. Manfaat Studi Kasus............................................................... 5 E. Keaslian Studi Kasus .............................................................. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis ........................................................................... 8
1. Kehamilan Normal ......................................................... 8
2. Abortus ........................................................................... 18
3. Abortus imminens .......................................................... 24
B. Teori Manajemen Kebidanan ............................................... 26
C. Landasan Hukum ................................................................. 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Studi ........................................................................... 47 B. Lokasi Studi Kasus ............................................................... 47 C. Subyek Studi Kasus ............................................................. 47 D. Waktu Studi Kasus ............................................................... 48
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 48
G. Alat- alat yang dibutuhkan ................................................... 51
H. Jadwal Penelitian .................................................................. 52
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus ..................................................................... 53 B. Pembahasan ......................................................................... 77 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................... 84 B. Saran .................................................................................... 86 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Jadwal penelitian Lampiran
2 Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran
3 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran
4 Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran
5 Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran
6 Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran
7 Surat Persetujuan Responden Lampiran
8 Lembar Pedoman Wawancara Lampiran
9 Lembar Observasi Lampiran
10 Satuan Acara Penyuluhan Lampiran
11 Leaflet Lampiran
12 Dokumentasi Studi Kasus Lampiran
13 Lembar Konsultasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka
kematian ibu (AKI). Pada tahun 2012 AKI melonjak sangat signifikan dari angka kematian ibu 228 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Angka Kematian Ibu di Jawa Tengah 116,34/100.000 kelahiran hidup. Tigginya Angka Kematian Ibu menunjukkan keadaan sosial ekonomi yang rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan antenatal dan obstetri yang rendah pula (Depkes RI, 2012). Penyebab kematian maternal di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan (27%), eklampsi (23%), infeksi (11%), partus lama (5%), abortus (5%), dan lain-lain (11%) (DepkesRI, 2012).
Abortus ialah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sperma) pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin dapat hidup diluar kandungan (Nugroho, 2011). Angka kejadian abortus spontan di Indonesia adalah 10- 15% dari 6 juta kehamilan setiap tahunnya atau 600.000-900.000 orang, sedangkan abortus buatan sekitar 750.000-1,5 juta orang setiap tahunnya, 2500 orang diantaranya berakhir dengan kematian (Mahdiyah, 2013). Macam-macam abortus yaitu abortus imminens, abortus insipien, abortus incompletus, dan abortus completus (Mufdillah, 2009).
Abortus imminens adalah suatu abortus yang dicurigai bila terdapat pengeluaran vagina yang mengandung darah, atau perdarahan pervaginam pada trimester pertama kehamilan. Abortus imminens dapat atau tanpa disertai rasa mules ringan,sama dengan pada waktu menstruasi atau nyeri pinggang bawah. Perdarahan pada abortus imminens seringkali hanya sedikit, namun hal tersebut berlangsung beberapa hari/minggu (Mufdillah, 2009). Dalam kondisi seperti diatas, kehamilan masih mungkin berlanjut atau dapat dipertahankan, ditandai dengan perdarahan bercak terhenti, serviks tertutup, uterus sesuai gestasi, nyeri melilin karena kontraksi tidak ada (Rukiyah, 2014). Asuhan yang diberikan untuk ibu hamil dengan abortus imminens yaitu istirahat baring merupakan unsur penting karena dapat menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsangan mekanik (Rukiyah, 2014). Petugas kesehatan khususnya bidan, diharapkan lebih meningkatkan keterampilan agar dapat mendeteksi sedini mungkin terjadinya abortus imminens sehingga komplikasi dapat diatasi dengan baik (Hamidah, 2013).
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 9 Oktober 2014 di RSU Assalaam Gemolong, Sragen diperoleh data pada bulan September 2013- September 2014 jumlah ibu hamil sebanyak 989 orang. Jumlah ibu hamil normal sebanyak 745 orang, jumlah ibu hamil dengan komplikasi sebanyak 244 orang. Jumlah ibu hamil dengan abortus incompletus 113 orang (46,3%), jumlah ibu hamil dengan abortus imminens 50 orang (20,5%), jumlah ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum 38 orang (15,6%), jumlah ibu hamil dengan pre eklampsi berat 15 orang (6,1%), jumlah ibu hamil dengan KET 9 orang (3,7%), jumlah ibu hamil dengan anemia 8 orang (3,3%), jumlah ibu hamil dengan abortus insipien 7 orang (2,9%), jumlah ibu hamil dengan missed abortion 4 orang (1,6%).
Berdasarkan data diatas angka kejadian abortus imminens masih cukup tinggi dibanding dengan abortus jenis lainnya dan kehamilan masih mungkin berlanjut atau dapat dipertahankan, sehingga penulis tertarik mengambil studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Ny.D G
2 P
1 A Umur 30
- 5
Tahun Hamil 10 Minggu dengan Abortus Imminens di RSU Assalam Gemolong, Sragen”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam studi kasus adalah “Bagaimana asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny.D G
2 P
1 A Umur 30
- 5
Tahun Hamil 10 Minggu dengan abortus imminens di RSU Assalaam Gemolong Sragen dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney ?”
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum Melaksanakan Asuhan kebidanan pada ibu hamil pada Ny.D G
2 P
1 A
- 5
Umur 30 Tahun Hamil 10 Minggu dengan abortus imminens di RSU Assalaam Gemolong, Sragen dengan menerapkan manajemen 7 langkah varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu :
2 P
1 A Umur 30 Tahun
1) Melakukan pengkajian pada ibu hamil Ny.D G
- 5
Hamil 10 Minggu dengan abortus imminens di RSU Assalaam Gemolong, Sragen.
2) Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah, kebutuhan pada ibu hamil Ny.D G
2 P
1 A Umur 30 Tahun
- 5
Hamil 10 Minggu dengan abortus imminens di RSU Assalaam Gemolong, Sragen.
2 P
1 A Umur
3) Merumuskan diagnosa potensial pada ibu hamil Ny.DG
- 5
30 Tahun Hamil 10 Minggu dengan abortus imminens di RSU Assalaam Gemolong, Sragen.
4) Mengidentifikasi kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan pada ibu hamil
- 5
Ny.D G P A Umur 30 Tahun Hamil 10 Minggu dengan abortus
2
1 imminens di RSU Assalaam Gemolong, Sragen.
P A
2
1
5) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny.D G
+5
Umur 30 Tahun Hamil 10 Minggu dengan abortus imminens di RSU Assalaam Gemolong, Sragen.
2 P
1 A Umur
6) Melaksanakan rencana tindakan pada ibu hamil Ny.D G
- 5
30 Tahun Hamil 10 Minggu dengan abortus imminens di RSU Assalaam Gemolong, Sragen.
7) Melaksanakan evaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu
- 5
hamil Ny.D G
2 P
1 A Umur 30 Tahun Hamil 10 Minggu di RSU Assalaam Gemolong, Sragen.
b. Mampu mengidentifikasi dan menganalisis kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat pada
- 5
ibu hamil Ny.D G
2 P
1 A Umur 30 Tahun Hamil 10 Minggu dengan abortus imminens.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Penulis pengetahuan dan wawasan penulis dalam a. Meningkatkan memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus
imminens.
b. Meningkatkan keterampilan penulis dalam memberikan asuhan kebidanan ibu hamil dengan abortus imminens.
2. Bagi Profesi Bagi profesi studi kasus ini dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan sebagai pertimbangan dalam pengembangan asuhan kebidanan serta meningkatkan ketrampilan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus imminens.
3. Bagi Institusi Pendidikan Bagi pendidikan dapat digunakan sebagai sumber bacaan atau referensi khususnya tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus
imminens.
4. Bagi Instansi Rumah Sakit Bagi rumah sakit dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus
imminens.
E. Keaslian Studi Kasus
Laporan kasus kebidanan pada ibu hamil dengan abortus imminens pernah dilakukan oleh :
1. Anik Hariyani, STIKes Kusuma Husada Surakarta, dengan judul “Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny.S G3P2A0 Umur Kehamilan 11 minggu dengan Abortus Imminens di RSU Assalaam Gemolong Sragen 2013.” Jenis studi kasus yang digunakan dengan metode deskriptif. Asuhan diberikan kepada Ny. S yaitu : pemasangan infus RL 20 tetes per menit, pemberian asam mefenamat 500mg 3x1, amoxilin 500 mg 3x1,Vit K 10 mg 1x1. Hasil studi kasus didapatkan bahwa setelah dilakukan perawatan selama 5 hari, keadaan pasien baik, tidak ada infeksi, flek darah berhenti, HB 13,1 gr%, dan kehamilan dapat dipertahankan.
2. Riski Kusuma, STIKes Kusuma Husada Surakarta, dengan judul “Asuhan
Kebidanan Ibu Hamil Ny.T G1P0A0 Dengan Abortus Imminens di RSUD Sragen 2012”. Kasus ini berbentuk studi kasus dan menggunakan metode
dekriptif. Asuhan yang diberikan pada Ny. T yaitu preabor 50 mg 2x1,
asam mefenamat 500 mg 3x1, asam folat 400 mg 2x1, dan infus RL 20 tpm. Hasil studi kasus dilaporkan bahwa setelah dilakukan perawatan selama 4 hari, keadaan umum pasien baik, pengeluaran flek-flek sudah berhenti, abortus tidak berlanjut, dan kehamilan ibu masih dapat dipertahankan.
3. Erwin Setyaningsih, STIKes PKU Muhammadiyah Surakarta, dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny.S Usia 34 Tahun G3P2A0 Hamil 10 Minggu dengan Abortus Imminens Di RSUD Karanganyar 2012”. Kasus ini berbentuk studi kasus dan menggunakan metode
deskriptif. Asuhan yang diberikan pada Ny. S yaitu asam traneksamat per
oral 500 mg 3x1, asam folat per oral 4 mg 2x1, premaston per oral 5mg 2x1. Hasil studi kasus dilaporkan bahwadilakukan perawatan selama 4 hari, keadaan umum pasien baik dan tenang, tidak ada pengeluaran pervaginam berupa flek-flek, kehamilan dapat dipertahankan. Perbedaan Karya Tulis Ilmiah ini dengan keaslian diatas yaitu lokasi, waktu, dan subyek studi kasus. Sedangkan persamaan dengan keaslian diatas yaitu lama asuhan dan perawatan asuhan pada ibu hamil dengan abortus imminens
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi kehamilan normal akan berlangsung 40 minggu atau 9 bulan. Kehamilan terbagi 3 trimester, trimester I berlangsung dalam 12 minggu, trimester II 15 minggu (minggu ke 13- 27), trimester III 13 minggu (minggu ke 28-40) (Prawirohardjo, 2009).
b. Tanda dan Gejala Kehamilan Menurut Romauli (2011), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Tanda tidak pasti kehamilan
a) Amenorhoe (tidak dapat haid) Kehamilan menyebabkan dinding dalam uterus (endometrium) tidak dilepaskan sehingga amenorhoe atau tidak datang nya haid dianggap sebagai tanda kehamilan.
b) Mual dan muntah
Mual dan muntah merupakan gejala umum mulai dari rasa sering dikenal morning sickness karena munculnya sering kali dipagi hari.
c) Mastodinia
Rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan payudara membesar.
d) Quickening
Persepsi gerakan janin pertama biasanya disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu.
e) Gangguan kencing Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam, disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan oleh uterus ke cranial.
f) Konstipasi Konstipasi terjadi karena efek relaksasi progesterone atau dapat juga karena perubahan pola makan.
g) Perubahan berat badan Pada kehamilan 2 sampai 3 bulan sering terjadi penurunan berat badan karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah.
h) Perubahan warna kulit Perubahan ini antara lain cloasma yakni warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi, punggung, hidung dan kulit daerah tulang pipi terutama pada wanita dengan warna kulit gelap.
i) Mengidam Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama.
2) Tanda kemungkinan hamil
a) Perubahan pada uterus Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dan konsistensi.
b) Tanda piskacek’s Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tertentu.
c) Suhu basal
o
Suhu basal yang sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2
C-
o
37,8 C.
d) Perubahan-perubahan pada serviks (1) Tanda hegar
Tanda ini berupa pelunakan pada daerah itsmus uteri, sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan uterus mudah difleksikan dapat diketahui melalui pemeriksaan bimanual.
(2) Tanda gondell’s Servik terasa lebih lunak.
(3) Tanda chadwick Adanya hipervaskularasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide). Warna portio tampak livide. (4) Tanda mc donald
Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan satu sama lain dan tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan.
e) Pembesaran abdomen Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke 16, karena pada saat itu uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut.
f) Kontraksi uterus Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.
g) Pemeriksaan test biologis kehamilan Pada pemeriksaan ini hasil positif .
3) Tanda pasti hamil
a) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar pada umur kehamilan
18-20 minggu dengan memakai doppler atau linex
b) Pada primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada usia kehamilan 18 minggu sedangkan pada multigravida pada usia kehamilan 16 minggu.
c) Pada umur kehamilan 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat diraba secara obyektif oleh pemeriksaan dan bagian-bagian janin dapat diraba pada usia kehamilan tua.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
Menurut Astuti (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan adalah :
1) Faktor Fisik
a) Status kesehatan Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit yang dialami ibu hamil yaitu : (1) Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan.
Termasuk dalam klasifikasi ini adalah hyperemesis
gravidarum, pre-eklampsia/eklampsia, kelainan lamanya
kehamilan, kehamilan ektopik, kelainan plasenta atau selaput janin, perdarahan antepartum, dan gemeli.
(2) Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan.
Terdapat hubungan timbal balik dimana penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi kehamilan atau penyakit ini dapat dipengaruhi oleh kehamilan.
b) Status gizi (a) Berkaitan dengan berat badan dari hamil sampai dengan persalinan, trimester I kenaikan kurang lebih 1 kg, trimester
II kenaikan kurang lebih 3 kg, trimester III kenaikan kurang lebih 6 kg.
(b) KEK (Kekurangan Energi Kronik), standar minimal LILA untuk wanita dewasa adalah 23,5 cm.
(c) Kadar hemoglobin, Hb normalnya diatas 11 gr%
c) Faktor-faktor gaya hidup
(a) Kebiasaan minum jamu (b) Mitos (c) Aktivitas seksual (d) Pekerjaan atau aktivitas sehari-hari (e) Senam hamil (f) Perokok
2) Faktor Psikologis
a) Stressor internal Meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat, tidak percaya diri, perubahan penampilan, peran sebagai orang tua, takut tehadap kehamilan, persalinan, kehilangan pekerjaan.
b) Stressor eksternal Meliputi relationship, kasih sayang, support keluarga,support mental, dan broken home.
c) Dukungan keluarga Peran keluarga bagi ibu hamil sangatlah penting, psikologis ibu hamil yang cenderung lebih labil dari pada wanita yang tidak hamil memerlukan banyak dukungan dari keluarga terutama suami. d) Substance abuse Perilaku yang merugikan atau membahayakan bagi ibu hamil, termasuk penyalahgunaan atau penggunaan obat atau zat-zat tertentu yang membayakan ibu hamil.
e) Partner abuse Kekerasan dapat terjadi baik secara fisik, psikis, ataupun sexual sehingga dapat terjadi rasa nyeri dan trauma. Efek kekerasan pada ibu hamil bisa dalam bentuk langsung maupun tidak langsung antara lain : trauma dan kerusakan fisik pada ibu dan bayinya misalnya solusio plasenta, fraktur tulang, ruptur uteri dan perdarahan.
3) Faktor Lingkungan, Sosial, Budaya, dan Ekonomi
a) Kebiasaan Adat Istiadat Terbentuknya janin dan kelahiran bayi merupakan suatu fenomena yang wajar dalam kelangsungan kehidupan manusia, namun berbagai kelompok masyarakat dengan kebudayaannya diseluruh dunia memiliki aneka persepsi, interpretasi, dan respon dalam menghadapinya.
b) Fasilitas kesehatan Untuk mencapai suatu kondisi yang sehat diperlukan adanya sarana dan prasarana (fasilitas kesehatan) yang memadai.
c) Ekonomi
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proes kehamilan yang sehat. Berkaitan dengan pendapatan dan penghasilan .
d. Perubahan fisiologis dan psikologis pada wanita hamil
Perubahan fiiologis dan psikologis pada wanita hamil menurut Romauli (2011), yaitu sebagai berikut :
1) Perubahan fisik dan psikologis pada trimester I
a) Perubahan Fisik
(1) Morning sickness,mual dan muntah (2) Pembesaran payudara (3) Sering buang air kecil (4) Konstipasi/sembelit (5) Nyeri pada bagian punggung (6) Perubahan berat badan
b) Perubahan Psikologis:
(1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang benci terhadap kehamilannya.
(2) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan.
(3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah dia benar-benar hamil.
2) Perubahan fisik dan psikologis pada ibu hamil trimester II
a) Perubahan Fisik (1) Rasa panas diperut (2) Perut semakin membesar (3) Sakit perut bagian bawah (4) Pusing (5) konstipasi
b) Perubahan Psikologis (1) Ibu merasa sehat (2) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya (3) Merasakan gerakan anak (4) Libido meningkat (5) Menuntut perhatian dan cinta (6) Terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
3) Perubahan fisik dan psikologis pada ibu hamil trimester III
a) Perubahan Fisik
(1) Sering buang air kencing (2) Konstipasi (3) Sakit bagian tubuh belakang (4) Kontraksi perut (5) Varices (6) Kram pada kaki
b) Perubahan Psikologis
(1) Takut akan sakit dan bahaya yang timbul pada saat persalinan (2) Khawatir bayi akan lahir dalam keadaan tidak normal (3) Libido menurun (4) Perasaan mudah terluka (5) Merasa kehilangan perhatian (6) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak menarik.
e. Komplikasi dan penyulit kehamilan
Menurut Rukiyah (2014), komplikasi dalam kehamilan diantaranya :
a) Anemia kehamilan Suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal.
b) Hiperemesis Gravidarum Mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil.
c) Abortus Keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram dan umur kehamilan kurang dari 28 minggu.
d) Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) Implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi diluar endometrium kavum uteri (Nugroho, 2012).
2. Abortus
a. Pengertian Abortus ialah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Prawirohardjo, 2009).
Abortus ialah berakhirnya suatu kehamilan (oleh karena akibat- akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan (Maryunani, 2009).
b. Macam-macam abortus Berdasarkan macamnya, abortus dibagi menjadi 3,yaitu :
1) Abortus spontan
Menurut Mufdilah (2009), abortus spontan terjadi karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma. Berdasarkan jenisnya, abortus spontan dibagi menjadi :
a) Abortus Imminens adalah suatu abortus yang dicurigai bila terdapat pengeluaran vagina yang mengandung darah,atau perdarahan pervaginam pada trimester pertama kehamilan.
b) Abortus insipien adalah suatu abortus yang tidak dapat dipertahankan lagi ditandai dengan pecahnya selaput janin dan adanya pembukaan servik. c) Abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus.
d) Abortus kompletus adalah semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan dan tidak ada yang tertinggal didalam uterus.
e) Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
f) Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi berturut-turut yang terjadi sebanyak tiga kali atau lebih.
2) Abortus provokatus
Menurut Nugroho (2012), abortus provokatus ialah abortus yang disengaja, baik menggunakan obat-obatan maupun alat medis.
Abortus ini terbagi menjadi :
a) Abortus Medisinalis Abortus ini dilakukan karena tindakan kita sendiri,dengan alasan apabila kehamilan dipertahankan akan membahayakan diri orang yang bersangkutan (Rukiyah, 2014).
b) Abortus Kriminalis Abortus yanng disengaja karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak bersangkutan dengan indikasi medis (Rukiyah, 2014).
c. Etiologi Abortus
Menurut Rukiyah (2014), ada beberapa faktor yang menyebabkan abortus antara lain : 1) Faktor Janin, faktor janin penyebab keguguran adalah kelainan genetik, faktor kelainan yang paling sering dijumpai pada abortus adalah gangguan pertumbuhan embrio, zigote, janin atau plasenta.
2) Faktor ibu
a) Kelainan endokrin, misalnya kekurangan tyroid,kencing manis b) Faktor imunologi, pada penyakit lupus
c) Infeksi, diduga dari beberapa virus seperti cacar air, campak, herpes, toksoplasma d) Kelainan bentuk rahim
3) Faktor bapak, kelainan kromosom dan infeksi sperma diduga dapat menyebabkan abortus.
4) Faktor genetik, sekitar 3-5 % pasangan yang memiliki riwayat abortus spontan yang berulang salah satunya dari pasangan tersebut membawa sifat kromosom yang abnormal. 5) Faktor imunologi, terdapat antibodikardiolipid yang mengakibatkan pembekuan darah dibelakang ari-ari sehingga mengakibatkan kematian janin karena kurangnya aliran darah dari ari-ari tersebut.
6) Faktor nutrisi, malnutrisi yang sangat berat memiliki kemungkinan paling besar menjadi predisposisi abortus 7) Faktor psikologis, dibuktikan bahwa ada hubungan antara abortus berulang dengan keadaan mental dimana wanita yang belum matang secara emosisonal dan sangat penting dalam menyelamatkan kehamilan.
d. Patofisiologi Abortus Pada awal abortus terjadi perdarahan pada desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus, kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, janin biasanya dikeluarkan seluruhnya kedalam vili korialis belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan 8-14 minggu vili korialis menembus desidua secara mendalam, plasenta tidak dilepaskan sempurna sehingga banyak perdarahan pada kehamilan diatas 14 minggu, setelah ketuban pecah, janin yang telah mati akan dikeluarkan dalam bentuk kantung amnion kosong dan kemudian plasenta (Maryunani, 2009).
e. Diagnosis Abortus dapat diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami haid terlambat,sering pula terjadi rasa mulas.
Kecurigaan tersebut dapat diperkuat dengan ditentukannya kehamilan muda pada pemeriksaan bimanual dan dengan tes kehamilan secara biologis atau imunologi bilamana hal tersebut dikerjakan. Harus diperhatikan macam dan banyaknya perdarahan, pembukaan serviks dan adanya jaringan dalam cavum uterus atau vagina (Mufdillah, 2009)
f. Komplikasi Abortus
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan, perforasi, infeksi, syok (Rukiyah, 2014).
1) Peradarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa- sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian tranfusi darah.
Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2) Perforasi pada uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hipertrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparotomi, dan tergantung luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi/perlu histerektomi. Perforasi pada uetus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan persoalan gawat karena perlakuan uterus lebih luas, mungkin pula terjadi perlukaan pada kandung kemih atau uterus.
3) Infeksi dalam uterus dan adexa dapat terjadi dalam setiap abortus, tetapi biasanya didapatkan pada abortus inkomplit yang berkaitan erat dengan suatu abortus yang tidak aman (unsafe abortion).
4) Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat (syok endoseptik).
g. Penanganan Abortus
Secara umum penanganan dilakukan sebelum melakukan penanganan secara khusus/spesifik melakukan penanganan awal terlebih dahulu yang terkena abortus antara lain : 1) Melakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termasuk tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernafasan,dan suhu). 2) Memeriksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik kurang dari 90 mmHg, nadi lebih cepat lebih dari 112kali/menit). 3) Jika dicuriga terjadi syok, segera mulai penanganan syok. Jika tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi wanita karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat.
4) Jika pasien dengan keadaan syok pikirkan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu.
5) Pasang infus dengan jarum besar (16G atau lebih besar), berikan larutan garam fisiologik atau ringer laktat dengan tetesan cepat (500 ml dalam 2 jam pertama). Kemudian setelah diketahui abortus apa yang terjadi lakukan penangaan yang spesifik sesuai abortus yang terjadi (Rukiyah, 2014).
3. Abortus Imminens
a. Pengertian Abortus imminens adalah abortus tingkat permulaan terjadi perdarahan pervaginam, sedangkan jalan lahir masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik didalam uterus (Maryunani, 2009).
Abortus imminens adalah perdarahan vagina pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu. Pada keadaan ini terjadi ancaman proses keguguran, namun produk kehamilan belum keluar (Nugroho, 2012).
b. Tanda dan Gejala Menurut Maryunani (2009), tanda dan gejala abortus imminens antara lain :
1) Perdarahan sedikit/ bercak 2) Kadang disertai rasa mules/ kontraksi 3) Periksa dalam belum ada pembukaan 4) Palpasi : tinggu fundus uteri sesuai usia kehamilan 5) Hasil tes kehamilan (+)/ positif
c. Diagnosis
Diagnosis abortus imminens biasanya diawali dengan keluhan perdarahan pervaginam pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu. Penderita mengeluh mulas sedikit atau tidak ada keluhan sama sekali kecuali perdarahan pervaginam. Ostium uteri masih tertutup, besarnya uterus masih sesuai umur kehamilan, dan tes kehamilan urin masih positif (Prawirohardjo, 2009).
d. Prognosis Kehamilan dipertimbangkan terancam sering kali terjadi perdarahan pervaginam selama pertengahan pertama kehamilan.
Abortus imminens dapat disertai dengan nyeri punggung bagian bawah tetapi terkadang juga tidak nyeri. Prognosis pada kehamilaan menjadi buruk jika seorang wanita mengalami kombinasi perdarahan dan nyeri. Untuk menentukan sumber perdarahan dan memulai terapi, jika memang diperlukan evaluasi kehamilan dengan melakukan pemeriksaan fisik, serum B-hcg,dan progesteron serta ultrasonografi (Varney, 2007).
e. Penatalaksanaan Menurut Nugroho (2011), penatalaksanaan abortus imminens adalah :
1) Istirahat ditempat tidur, agar aliran darah ke uterus meningkat dan rangsang mekanik kurang.
3) Penderita bisa pulang setelah perdarahan pervaginam berhenti dengan hasil dari pemeriksaan kehamilan baik.
4) Bila perlu diberi penenang phenobarbital 3 x 30 mg/ hari,dan spasmolitika misalnya papaverin atau tokolitik per infus atau peroral. 5) Menganjurkan untuk kontrol kembali 2 minggu kemudian.
B. Teori Manajemen Kebidanan
Manajemen Kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Proses penatalaksanaan asuhan kebidanan atau manajemen kebidanan merupakan langkah-langkah yang berurutan dimulai dari pengumpulan data dasar dan diakhiridengan evaluasi (Rismalinda, 2014). Dalam penyusunan studi kasus ini, penulis akan menerapkan manajemen kebidanan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil dengan abortus imminens menggunakan 7 langkah varney yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang terjadi dan bagaimana asuhan yang diberikan kepada ibu hamil dengan abortus imminens. Proses menurut Varney memiliki 7 langkah yang dimulai dari pengumpulan data dasar sampai pada evaluasi asuhan yang diberikan. Dimana 7 langkah Varney tersebut adalah :
1. Langkah I : PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah pertama yang dipakai dalam menerapkan asuhan kebidanan yang bertujuan untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien (Rismalinda, 2014).
a. Data Subyektif
Data subyektif adalah data yang berhubungan atau masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhan yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis (Rismalinda, 2014).
Data subyektif pada kasus abortus imminens adalah ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah, mules-mules, dan mengeluarkan darah sedikit-sedikit (Rukiyah, 2014).
1) Identitas Klien dan suami menurut (Romauli,2011)
a) Nama Untuk dapat mengenal atau memanggil nama ibu dan bapak untuk mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama.
b) Umur Dalam waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun.
c) Agama Dalam hal ini berhubungan dengan perawatan penderita yang berkaitan dengan ketentuan agama.
d) Suku bangsa Untuk mengetahui kondisi sosial budaya ibu yang mempengaruhi perilaku kesehatan. e) Pendidikan Untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
f) Pekerjaan Hal ini untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi agar nasehat kita sesuai.
g) Alamat Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada ibu yang namanya bersamaan.
2) Keluhan utama Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (Romauli, 2011).