Alternatif Kebijakan untuk Mengangkat Pa

Alternatif Kebijakan untuk Mengangkat Pariwisata
sebagai Pendorong Ekonomi Kepri
Oleh Seti Gautama (Pemerhati Wisata di Tanjungpinang)

Pariwisata belum dijadikan andalan ekonomi Kepri. Hal ini tercermin dari data Kajian Fiskal
Regional Triwulan II 2017 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau. Alokasi
belanja pemerintah untuk pariwisata dan budaya hanya Rp1,25milyar pada tahun 2017,
dengan realisasi Rp0,35 milyar atau 39%. Bobot alokasi pariwisata dan budaya hanya 0.02%
dari seluruh alokasi APBN Kepri 2017 yang seluruhnya adalah Rp6.522,69 milyar.
Sedangkan pada data APBD 2016 gabungan Pemda pada Prov Kepri yang dihimpun Ditjen
Perimbangan Keuangan, fungsi pariwisata dan budaya hanya mendapat alokasi Rp85,9
milyar atau 0,99% dari seluruh alokasi anggaran. Dengan situasi keuangan pemerintah ini,
pengembangan pariwisata akan sangat sulit mengandalkan pendanaan pemerintah.
Pada sisi lain, pertumbuhan ekonomi Kepri selama 2 tahun terakhir cenderung turun. Per
Triwulan II 2017, pertumbuhan PDRB hanya tumbuh 1,52%(c-to-c), inflasi 4,73% (yoy), dan
kemiskinan di Kepri mencapai 6,06% (Maret 2017). Pertumbuhan ekonomi Kepri sejak 2012
pada umumnya di atas 5%, tertinggi di tahun 2013 yang mencapai 7,38% dan terendah di
tahun 2017 (Tw II) yang hanya mencapai 1,04% (yoy). Penyebab utamanya adalah gejolak
ekonomi global yang berdampak pada volume perdagangan Kepri. Bank Indonesia mencatat
net ekspor 2016 hanya tumbuh 8,27%, sedangkan 2015 masih dapat tumbuh 20,19%.
Struktur ekonomi Kepri bertumpu pada 3 pilar pada saat ini. Industri pengolahan, konstruksi,

dan pertambangan merupakan penyumbang 68% ekonomi Kepri. Sementara itu, ketiga sektor
tersebut seluruhnya mengalami penurunan, sehingga berdampak besar pada ekonomi Kepri.
Selain itu, persaingan kawasan industri meningkat di ASEAN. Situasi birokrasi daerah yang
kurang mendukung, membuat banyak pelaku industri Batam pindah ke Vietnam. Hal ini
diungkap oleh Panusunan Siregar, Kepala BPS Prov Kepri, pada Rakorda Pelaksanaan
Anggaran Semester I 2017 yang diselenggarakan oleh Kanwil DJPb Prov Kepri pada 28
Agustus 2017 .
Pada sisi lain, pariwisata tumbuh secara konsisten setiap tahun. BPS mencatat bahwa jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara pada bulan April 2017 naik 6.91% menjadi 170.270
kunjungan dibanding bulan sebelumnya sebanyak 167.679 kunjungan atau tumbuh 8,76%
yoy. Peningkatan ini berdampak positif pada tingkat penghunian kamar (TPK) hotel
berbintang di Kepri. TPK rata-rata pada bulan April 2017 adalah 50,32%, naik 2,98 poin
dibanding TPK Maret 2017 yang hanya mencapai 47,34%.
Lalu, bagaimana supaya pariwisata dapat membantu mendorong ekonomi Kepri khususnya
Tanjungpinang? Di sisi lain, pemerintah tentu lebih memprioritaskan belanja untuk 3 sektor
utama, sehingga pendanaan untuk pariwisata sulit ditambah dalam waktu dekat. Sumber dana
apa yang dapat dipakai?

Dalam Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2017, Kanwil Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Prov
Kepri memberikan rekomendasi agar sektor penyediaan akomodasi untuk pariwisata dapat

didorong dengan promosi yang tepat sasaran dan terintegrasi. Pemda lingkup Kepri sebaiknya
melakukan promosi secara bersama agar jangkauan dan kualitas promosi bisa lebih baik.
Selain itu, travel agent di Kepri sebaiknya didorong untuk menciptakan paket pariwisata
lintas Kabupaten/Kota. Rekomendasi tersebut membutuhkan komitmen yang kuat dari
pemerintah. Dan untuk melakukan promosi, pemerintah perlu menambah alokasi dana,
dimana hal ini relatif sulit dilaksanakan pada periode saat ini.
Adakah alternatif lain untuk mendorong pariwisata? Ya, salah satunya adalah penyediaan
transportasi berbasis daring (online).
Kepri memiliki sangat banyak objek wisata yang tersebar, dan sudah didukung promosi even
yang cukup gencar. Namun, transportasi umum yang tersedia tidak memadai untuk
mengantar kita ke sana.
Jika anda adalah wisatawan ke Tanjungpinang, lalu anda mendarat baik di pelabuhan Sri
Bintan Pura atau Bandara Raja Haji Tanjungpinang, anda akan sulit untuk mendapat akses ke
lokasi wisata yang ada di peta wisata Tanjungpinang. Transportasi yang tersedia pada
pelabuhan atau bandara adalah taksi dengan biaya perjalanan yang relatif mahal, tidak
nyaman, dan dapat diragukan keandalannya. Solusinya, anda harus merental mobil secara
harian, dimana anda sebagai wisatawan mungkin tidak memiliki informasi yang memadai
tentang tempat rental dan besaran sewa hariannya.
Demikian juga jika anda adalah warga lokal di Tanjungpinang. Misalnya, anda tertarik untuk
berwisata ke Lagoi, anda akan kesulitan untuk mencapai resort berkenaan, jika anda tidak

memiliki mobil. Singkatnya, Tanjungpinang atau Kepri secara umum tidak memiliki
angkutan umum yang murah dan layak untuk perjalanan wisata. Dengan kondisi tersebut,
bagaimana pariwisata dapat tumbuh lebih tinggi lagi?
Jika saya boleh berpendapat bahwa sulitnya perjalanan wisata dapat diatasi dengan
pembukaan ijin angkutan umum berbasis daring (online). Dalam kondisi saat ini, alokasi dana
pemerintah untuk pengembangan bus wisata tentu sulit. Namun jika akses angkutan umum
berbasis daring dibuka, pemerintah tidak perlu mengalokasikan dana untuk penyediaan
angkutan umum. Masyarakat akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan angkutan
umum secara mandiri dan memadai bahkan untuk kebutuhan wisata. Pemerintah perlu
membuka mekanisme pasar yang memudahkan semua orang baik calon pengguna ataupun
calon penyedia angkutan umum. Sistem angkutan daring cukup memadai untuk menyediakan
mekanisme pasar yang dibutuhkan.
Sistem angkutan daring akan mengatasi beberapa hal, yaitu interkoneksi antara titik
keramaian dan resort wisata dapat teratasi; tersedia ruangan kerja baru bagi pemilik mobil
dan sepeda motor yang memenuhi kualifikasi angkutan daring; biaya angkutan secara umum
akan turun; dan kebutuhan parkir dapat ditekan. Selain itu, kegiatan ekonomi angkutan daring
terbukti mengurangi angka kemiskinan, sebagaimana laporan BPS DKI Jakarta pada tahun
2015.

Pada sisi lain, angkutan daring juga memiliki hal negatif, yaitu kecemburuan dari pengusaha

angkutan umum yang saat ini sudah ada di pasar. Perlu dicermati, pemerintah seharusnya
melindungi kepentingan terbesar. Penyedia layanan angkutan umum yang saat ini ada, belum
dapat memuaskan kebutuhan pasar. Salah satu cirinya, penduduk Kepri lebih memilih
angkutan pribadi masing-masing dari pada bertahan dengan angkutan umum yang tersedia.
Sehingga dampak secara umum, usaha angkutan umum cenderung menurun profitabilitasnya
dan jalan raya akan semakin macet dengan kendaraan pribadi.
Dengan kondisi demikian, apa perlu terus memproteksi penyedia angkutan umum yang tidak
andal dan tidak sesuai selera pasar? Terdapat kepentingan konsumen yang lebih penting
untuk dilindungi. Konsumen juga “wong cilik” yang berhak mendapatkan layanan sebaik
mungkin atas uang yang mereka belanjakan.
Resistensi penyedia angkutan umum konvensional saat ini dapat disikapi dengan
pendampingan. Penyedia angkutan umum konvensional wajib meremajakan armadanya dan
diintegrasikan dengan angkutan daring. Disnaker dapat membentuk asosiasi pengemudi untuk
memudahkan negosiasi dengan operator sehingga dapat diperoleh harga yang wajar dan
terkendali. Selain itu, asosiasi dapat membantu pelatihan sopir terhadap peraturan jalan raya
serta penggunaan aplikasi. Penyediaan smartphone dapat menggunakan mekanisme KUR
sehingga lebih terjangkau.
Transportasi memang bukan satu-satunya aspek dalam pengembangan pariwisata.
Masyarakat bersama pemerintah dan swasta perlu bekerjasama untuk penyediaan fasilitas
wisata yang memadai misalnya souvenir yang berkualitas, paket wisata yang murah dan

tersusun rapi, dan penyediaan petugas yang memahami berbagai bahasa asing yang cukup.
Namun tanpa tranportasi yang baik, seluruh simpul-simpul wisata tadi tidak akan terhubung
sehingga kepuasan wisatawan yang berkunjung ke Kepri akan berkurang. Dalam jangka
panjang, rendahnya kepuasan wisatawan akan menggerus reputasi Kepri sebagai objek wisata
di Indonesia, ASEAN, bahkan mungkin dunia.
Saat ini ekonomi Kepri dalam tekanan, dan pariwisata dapat menjadi kunci pertumbuhan
ekonomi baru, namun perlu dukungan kita semua. Kita dapat yakini bahwa penyediaan akses
angkutan daring tidak memerlukan pendanaan pemerintah yang signifikan, namun berdampak
maksimal bagi pengembangan pariwisata Kepri, yang selanjutnya dapat meningkatkan
kontribusi ekonomi pariwisata lebih tinggi lagi.

Penulis:

Curriculum vitae

Nama
NIP
Tempat dan tanggal lahir
Alamat Rumah


:
:
:
:

Telepon
Email
Pekerjaan

:
:
:

Alamat Kantor

:

Seti Gautama Adi Nugroho, SE. MPA.
197810112000121001
Semarang, 11 Oktober 1978

Jalan Ngesrep Timur V Gang Sahabat No. 15, Kelurahan Sumurboto,
Kecamatan Banyumanik,
Semarang
081316561235
Mas_gout@kemenkeu.go.id/ gautamaseti@gmail.com
Kepala Seksi Supervisi Proses Bisnis,
Bidang Supervisi KPPN dan Kepatuhan Internal,
Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau
Jalan Raja Haji Fisabilillah Blok B Km 8 Atas No. 1-5, Tanjungpinang
29241
Telepon (0771) 7335770, 7335771, 7335773
Faksimile (0771) 7335772