Analisis Regulasi Batasan Defisit Anggar

ANALISIS REGULASI BATASAN DEFISIT ANGGARAN
Ahmad Yusuf
Mahasiswa Program D-IV Akuntansi Kurikulum Khusus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Email : [email protected]
ABSTRAK
The Indonesian government set a deficit budget structure to exploit the momentum of economic
growth. Budget deficit for 2014 is set at 1.49% of Gross Domestic Product. This figure is still below
the upper limit of 3% budget deficit contained in Law No. 17 of 2003 on State Finance. This paper
aims to provide an analysis of why the deficit needs to be limited.
Keywords : anggaran defisit, Indonesia, PDB, batasan

I. Pendahuluan
Defisit anggaran merupakan salah satu
bentuk kebijakan fiskal yang dijalankan
pemerintah untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi yang diharapkan. Umumnya defisit
tersebut dibiayai dengan menggunakan
instrumen utang baik berasal dari dalam
maupun luar negeri. Utang ini akan
menimbulkan cost of capital berupa belanja
bunga yang harus dibayar setiap periode.

Dalam Nota Keuangan 2014, anggaran belanja
bunga tersebut mencapai lebih dari Rp119
Triliun atau hampir setara dengan 9,7% dari
anggaran belanja pemerintah pusat atau
6,55% dari nilai total belanja negara.
Jika defisit anggaran meningkat maka
semakin besar pula pembiayaan utang yang
akan diperlukan untuk menutupinya. Hal ini
berarti belanja bunga juga akan semakin
meningkat. Jumlah belanja bunga yang besar
akan membebani anggaran sehingga ruang
fiskal untuk pembangunan infrastruktur
semakin kecil. Lantas bagaimana cara
mengendalikan risiko bunga utang untuk
menjaga fleksibilitas anggaran?

II. Rumusan Masalah
Bagaimana pemerintah mengendalikan
risiko bunga utang terhadap fleksibilitas
anggaran.


III.

Metodologi

Tulisan
ini
akan
menggunakan
metodologi studi pustaka dan pengolahan data
empiris.

IV.

Tujuan Penulisan

Tulisan ini bertujuan untuk menganalisa
alasan defisit anggaran perlu dikendalikan.

V. Pembahasan

Struktur Anggaran
Struktur anggaran suatu negara dapat
berbentuk defisit, surplus maupun berimbang
sesuai dengan kebijakan fiskal yang dijalankan
oleh negara yang bersangkutan. Anggaran
berimbang pernah digunakan dalam sistem
keuangan Indonesia sebelum masa reformasi
keuangan negara yang ditandai dengan
terbitnya Undang-undang Nomor 17 tahun
2003 tentang Keuangan Negara, Undangundang Nomor 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara serta Undang-undang
Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara. Kelemahan dari sistem anggaran
berimbang yang dijalankan Indonesia waktu
itu adalah tidak adanya pemisahan yang jelas
antara penerimaan dan pembiayaan sehingga

menimbulkan kerancuan kapasitas fiskal
Indonesia waktu itu.

Sebagai
pengganti
dari
anggaran
berimbang
tersebut,
pemerintah
menggunakan anggaran defisit. Defisit
merupakan kondisi dimana jumlah belanja
negara lebih besar daripada penerimaannya.
Hal ini diatasi melalui pembiayaan. Pengertian
pembiayaan menurut Undang-undang Nomor
17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran
yang bersangkutan maupun tahun tahun
anggaran berikutnya. Jika konteksnya adalah
defisit maka pembiayaan yang dimaksud
adalah dengan menggunakan instrumen

utang.
Diagram 1
Defisit anggaran terhadap PDB

Sumber : diolah dari Nota Keuangan 2014

Berlawanan dengan anggaran defisit,
anggaran suplus merupakan kondisi dimana
pendapatan negara lebih besar daripada
belanja negara. Anggaran jenis ini banyak
ditemui pada negara negara Timur Tengah
yang mayoritas merupakan negara penghasil
minyak mentah dunia.
Diagram 2
Negara negara pengguna Surplus Anggaran 2013

Sumber : Macroeconomy Meter

Batasan Defisit Anggaran


Batasan defisit anggaran belanja diatur
dalam penjelasan pasal 12 ayat 3 Undangundang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara. Defisit anggaran ini
ditetapkan maksimal sebesar 3% dari Produk
Domestik Bruto (PDB). Untuk pemerintah
daerah, pasal 17 ayat 3 Undang-undang
tersebut juga memberikan batasan maksimal
sebesar 3% dari Produk Regional Bruto.
Batasan
defisit
anggaran
tersebut
menggunakan pembanding PDB karena
Pemerintah mengeluarkan anggaran belanja
defisit adalah untuk tujuan menjaga
momentum pertumbuhan ekonomi (NK 2014)
yang diukur dengan indikator PDB.
Untuk pemerintah daerah, Menteri
Keuangan menerbitkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 125/PMK.07/2013 yang

menetapkan batas maksimal kumulatif defisit
APBD tahun anggaran 2014 adalah 0,3% dari
proyeksi PDB 2014. Defisit untuk tiap-tiap
Pemernitah daerah berbeda tergantung
kapasitas fiskal tahun anggaran 2013. Untuk
jumlah utang, ratio jumlah utang pemerintah
pusat ditambah dengan pemerintah daerah
dibandingkan dengan PDB maksimal 60%.
Tabel 1
Batas Defisit Dan Kategori Kapasitas Fiskal

Kapasitas Fiskal
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah

Defisit terhadap APBD
(%)
6,5

5,5
4,5
3,5

Sumber : PMK 125/2013

Pembatasan defisit tersebut merupakan
bentuk pengendalian melalui regulasi untuk
menjaga
kesinambungan
fiskal
yaitu
kemampuan
pemerintah
untuk
mempertahankan
kebijakan
saat
ini
pengeluaran, pajak, dan lainnya dalam jangka

panjang tanpa mengancam solvabilitas
pemerintah atau default pada beberapa
kewajiban atau pengeluaran yang dijanjikan
(M. Irfan). Risiko kesinambungan fiskal diukur
melalui rasio utang terhadap PDB. Rasio utang
terhadap PDB ini menggambarkan beban
pembayaran kembali utang (solvency concept)

terhadap perekonomian negara. Semakin
rendah rasionya, menunjukkan semakin baik
juga kesinambungan fiskal negara. Konsep ini
hampir sama dengan konsep solvabilitas
dalam analisa laporan keuangan perusahaan.
Defisit perlu dikendalikan karena defisit
menimbulkan utang baru yang dalam
penyelesaiannya memunculkan kewajiban
pokok ditambah bunga yang wajib dibayar.
Ratio utang terhadap PDB merupakan salah
satu indikator investor dalam memilih tujuan
investasi karena negara dengan utang tinggi

mempunyai risiko yang tinggi pula. Risiko
tersebut muncul dari karakteristik utang itu
sendiri, contohnya utang dalam bentuk kurs
asing maka akan ada juga risiko nilai tukar
akibat kurs rupiah yang fluktuatif.
Dari tahun 2000 sampai tahun 2012, ratarata utang pemerintah Indonesia dibanding
GDP adalah 47,7%, mencapai titik tertinggi
sepanjang waktu dari 95,1 persen pada bulan
Desember 2000 dan rekor terendah 23,1
persen pada bulan Desember 2012. Umumnya,
utang pemerintah sebagai persentase dari
PDB digunakan oleh investor untuk mengukur
kemampuan negara untuk melakukan
pembayaran di masa depan utang,
sehingga mempengaruhi biaya pinjaman
negara dan imbal hasil obligasi
pemerintah.

Indonesia. Hal ini diperkuat dengan rating
lembaga lembaga pemeringkat investasi

dunia.
Bank Indonesia menyatakan bahwa
Rating and Investment Information, Inc. (R&I),
lembaga
pemeringkat
asal
Jepang,
mempertahankan
peringkat
investasi
Indonesia (Sovereign Credit Rating) pada
BBB-/stable outlook. Analis R&I menyatakan
bahwa di tengah tekanan terhadap nilai tukar,
Indonesia mampu mempertahankan kekuatan
cadangan devisa untuk memenuhi kewajiban
Utang Luar Negeri Jangka Pendeknya.
Peringkat BBB berati bahwa Indonesia
dipandang sebagai Negara yang memiliki
fundamental ekonomi yang kuat, stabilitas
politik dan keamanan jangka panjang yang
kondusif serta memiliki manajemen anggaran
pemerintah serta kebijakan moneter yang
bijaksana dan penuh kehati-hatian sehingga
memiliki defisit anggaran yang rendah, rasio
hutang yang rendah serta inflasi yang
terkendali.
Tabel 2
Peringkat Investasi Indonesia dari Lembaga
Pemeringkat Investasi

Diagram 2
Perkembangan Ratio Hutang Terhadap GDP
Indonesia
Sumber : http://www.bi.go.id

Sumber : http://www.tradingeconomics.com

Perkembangan debt to GDP ratio
Indonesia pada diagram 2 menjadikan
Indonesia
menjadi
negara
dengan
pertumbuhan ekonomi dalam kategori
emerging market yang akan banyak menarik
investasi asing untuk berinvestasi di

Kebijakan pembatasan defisit tidak hanya
diterapkan Indonesia saja. Uni Eropa (UE)
melakukan pembatasan defisit sama dengan
Indonesia yaitu maksimal 3% dari PDB negara
tersebut (Iran Indonesia Radio). Hal ini
dilakukan melalui traktat Lisbon yang
mewajibkan anggaran defisit maksimal 3%
kepada seluruh negara UE bukan hanya
negara pengguna Euro. Kebijakan ini
dilakukan karena goncangan ekonomi yang
melanda negara anggota UE seperti Yunani

terkait dengan hutang negara yang membuat
krisis di Eropa.
Selain kawasan Eropa defisit anggaran
dengan pembatasan juga jamak dilakukan di
negara negara berkembang. Rata-rata defisit
anggaran 2011 menurut World Bank adalah
5,4%.
Tabel 3
Rataan Defisit Anggaran Berdasarkan Zona Negara
dan Lembaga

Sumber : World Bank

VI. Simpulan
Defisit
Anggaran
menggambarkan
pertumbuhan ekonomi yang ekspansif..
Defisit anggaran banyak dipakai negaranegara di dunia kecuali negara-negara
dengan pendapatan yang sangat besar
seperti negara-negara Timur Tengah. Untuk
mempertahankan momentum pertumbuhan,
defisit anggaran perlu untuk dibatasi terkait
dengan jumlah pembiayaan utang yang akan
menimbulkan
risiko
terhadap
kesinambungan fiskal suatu negara. Selain
itu, pembatasan tersebut juga terkait dengan
indeks investasi yang didasarkan pada ratio
utang pada GDP

VII. Daftar Pustaka
Pemerintah Republik Indonesia. Undangundang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara.
Pemerintah Republik Indonesia. Undangundang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara.

Pemerintah Republik Indonesia. Undangundang Nomor 15 tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
125/PMK.07/2013
tentang
Batas
Maksimal Kumulatif Defisit Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah, Batas
Maksimal Defisit Anggaran Pendapatan
Dan Belanja Daerah, Dan Batas
Maksimal Kumulatif Pinjaman Daerah
Tahun Anggaran 2014.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Nota Keuangan 2014.
Bank Indonesia. Lembaga Pemeringkat Diakui
BI.
http://www.bi.go.id/id/perbankan/lem
bagapemeringkat/Contents/Default.aspx
diakses 15 Pebruari 2014.
Bank Dunia. Cash surplus/deficit (% of GDP).
http://data.worldbank.org diakses 15
Pebruari 2014.
Macroeconomy Meter. Budget surplus (+) or
deficit
(-)

Kuwait.
http://mecometer.com/whats/kuwait/
budget-surplus-deficit/
diakses
15
pebruari 2014.
http://www.tradingeconomics.com diakses 15
Pebruari 2014.
Iran Indonesia Radio. Dilema Inggris, Antara
Tetap di Uni Eropa atau Keluar.
http://indonesian.irib.ir/wawancara//asset_publisher/Fhq5/content/dilemainggris-antara-tetap-di-uni-eropa-ataukeluar diakses 15 Pebruari 2014.
Rosyadi, Muhammad irfan. Ketahanan Fiskal.
http://muhammadirfanrosyadi4.blogsp
ot.com/2013/02/ketahanan-fiskal.html
diakses 15 Pebuari 2014.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63