Laporan Hasil Observasi Pengadaan Sarana

LAPORAN HASIL OBSERVASI PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN SMK NEGERI 26 PEMBANGUNAN JAKARTA TIMUR

Tugas ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Sarana dan Prasarana Dosen Pengampu : Dr. Wahyu Sri Ambar Arum, M.A

Disusun oleh : Kelompok 2 Manajemen Pendidikan B Diki Iskandar

1445140102 Imam Muttaqin

1445143168 Nur Aini Nilam Sari

1445143175 Sella Br Sembiring

1445145539 Reni Anggraini Siregar

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang hingga saat ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kita semua untuk menikmati segala karunia-Nya dan berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sarana dan Prasarana.

Dalam penulisan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, baik yang berupa materi maupun dukungan moril.

Penulis menyadari selama menulis makalah ini banyak pihak yang telah membantu, oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada:

1. Kedua orang tua yang telah mendidik serta membantu penulis sampai saat ini.

2. Dr. Wahyu Sri Ambar Arum, M.A selaku dosen mata kuliah Manajemen Sarana dan Prasarana yang selalu memberikan materi serta motivasi kepada kami, selalu rela serta ikhlas membimbing kami di mata kuliah Manajemen Sarana dan Prasarana.

3. Teman-teman Manajemen Pendidikan 2014 yang selalu membantu memberikan saran dan kritik dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk di masa yang akan datang agar karya ilmiah ini menjadi lebih baik lagi. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Jakarta, Oktober 2015

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan diberlakukannya kurikulum baru, yakni Kurikulum 2013, maka selama kegiatan belajar mengajar berlangsung peserta didik dituntut untuk lebih aktif dari tenaga pendidik. Harapan ini tentunya tidak akan mampu tercapai tanpa bantuan alat-alat pembelajaran yang memadai. Menurut Keputusan Menteri Nomor 053/U/2001 tentang Standar Pelayanan Minimal, sekolah wajib memenuhi Standar Pelayanan Minimal untuk penyelenggaraan sekolah dengan lengkap dan cukup, seperti luas lahan, perabot pengajaran, sarana olahraga, UKS, dan lain sebagainya. Dengan demikian, maka diperlukan sarana dan prasarana yang tepat lagi memadai.

Dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 45 ayat (1) disebutkan bahwa, setiap satuan pendidikan menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,

sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. 1 Mengingat bahwa pemerintah sudah menganggarkan angka yang cukup besar dari APBN

untuk sektor pendidikan dan kewenangannya telah diberikan kepada masyarakat, semestinya masalah pengadaan sarana dan prasarana tidaklah rumit lagi berbelit. Pengadaan sarana dan prasarana merupakan suatu hal yang perlu dilakukan mengingat kebutuhan terhadap pelayanan dan fasilitas pendidikan semakin meningkat.

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan komponen penting dalam pendidikan dan menjadi salah satu dari delapan Standar Nasional Pendidikan. Begitu pentingnya sarana dan prasarana pendidikan seingga setiap institusi berlomba-lomba untuk memenuhi standar sarana dan

1 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 45 ayat (1) 1 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 45 ayat (1)

pendidikan merupakan salah satu daya tarik bagi calon peserta didik. 2

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Negeri 26 Jakarta?

2. Apa saja fungsi dari adanya sarana dan prasarana di SMK Negeri 26 Jakarta?

3. Apa saja hal yang dapat mempengaruhi pengadaan sarana dan prasarana di SMK Negeri 26 Jakarta?

4. Jenis pengadaan sarana dan prasarana apa saja yang terdapat di SMK Negeri 26 Jakarta?

5. Bagaimana tata cara, prosedur, dan kegiatan pengadaan sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Negeri 26 Jakarta?

6. Bagaimana tanggung jawab Kepala Sekolah dan Guru dalam pengadaan sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Negeri 26 Jakarta?

7. Apa saja kendala atau masalah yang ada dalam pengadaan sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Negeri 26 Jakarta?

C. Tujuan Observasi

1. Untuk mengetahui sarana dan prasarana apa saja yang terdapat di SMK Negeri 26 Jakarta.

2. Untuk mengetahui fungsi dari sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Negeri 26 Jakarta.

3. Untuk mengetahui hal apa saja yang dapat mempengaruhi pengadaan sarana dan prasarana di SMK Negeri 26 Jakarta.

2 Barnawi dan Muhammad Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, Yogyakarta : Ar- Ruzz Media, 2012, hal. 7

4. Untuk mengetahui jenis pengadaan sarana dan prasarana apa saja yang terdapat di SMK Negeri 26 Jakarta.

5. Untuk mengetahui bagaimana tata cara, prosedur, dan kegiatan pengadaan sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Negeri 26 Jakarta.

6. Untuk mengetahui tanggung jawab Kepala Sekolah dan Guru dalam pengadaan sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Negeri 26 Jakarta.

7. Untuk mengetahui apa saja kendala atau masalah yang ada dalam pengadaan sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Negeri 26 Jakarta.

D. Kegunaan Observasi

Manfaat dari diadakannya observasi ini adalah penulis menjadi tahu bagaimana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan berdasarkan fakta yang ada di lapangan sebagai suplemen pelengkap pembelajaran di samping pembelajaran teori di kelas. Meliputi perencanaan, tata cara, prosedur, dan kegiatan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, hal apa saja yang mempengaruhi serta kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh SMK Negeri 26 Jakarta. Di samping itu, manfaat dari diadakannya observasi ini adalah, kami sebagai tim penulis menjadi paham terkait bagaimana sistem informasi manajemen yang ideal, sehingga pada akhirnya sistem informasi manajemen yang baik pun dapat kami jadikan sebagai bahan diskusi dengan rekan-rekan di kelas.

Selain itu manfaat dari kegiatan observasi ini yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang berharga, serta memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan kesesuaian pendidikan dan kenyataan yang ada di luar sekolah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Pengadaan Sarana dan Pasarana Pendidikan

Menurut Thai, “procurement is the process of acquiring goods works, and services”. 3 Artinya, pengadaan adalah proses memperoleh

barang, karya dan sebuah pelayanan. Menurut Gunawan, pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan

pelaksanaan tugas. 4 Sedangkan menurut Subagya, pengadaan adalah segala kegiatan

dari usaha untuk menambah dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada.

Pengadaan dapat dikatakan sebagai proses kegiatan menciptakan barang, karya, jasa yang belum ada menjadi ada berdasarkan peraturan yang berlaku. Menurut Soetjipto dan Kosasi, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan diartikan sebagai kegiatan untuk menghadirkan sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka menunjang pelaksanaan

tugas –tugas sekolah. 5 Sedangkan menurut Ambar Arum pengadaan sarana dan

prasarana pendidikan merupakan keseluruhan kegiatan yang dilakukan dengan cara menghadirkan atau dari tidak ada menjadi ada sarana dan

prasarana pendidikan berdasarkan hasil perencanaan. 6 Dapat disimpulkan bahwa pengadaan sarana dan prasarana

pendidikan merupakan keseluruhan kegiatan yang menghadirkan sarana

3 Khi V. Thai. International Handbook of Public Procurement, United States , Taylor Group, 2009), h.674

4 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta : Pustaka Cipta, 2011, h.135

5 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta : Rineka Cipta, 2009, h.171 6 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, Jakarta : Multi Karya

Mulia, 2007, h.46 Mulia, 2007, h.46

B. Fungsi Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Mengatur dan menyelenggarakan terpenuhinya sarana dan prasarana yang dibutuhkan baik menyangkut jenis, jumlah, kualitas,

tempat dan waktu yang dikehendaki. 7

C. Tujuan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan untuk mengatur dan menyelenggarakan terpenuhinya sarana dan prasarana yang dibutuhkan baik menyangkut jenis, jumlah, kualitas, tempat, dan waktu. Yang dikehendaki. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan seharusnya di rencanakan dengan hati-hati sehingga semua pengadaan sarana dan prasarana pendidikan itu selalu sesuai dengan pemenuhan kebutuhan di sekolah.

D. Prinsip-prinsip Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pengadaan sarana dan prasarana dilakukan berdasarkan prinsip- prinsip pengadaan dengan menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan keterbukaan, bersaing, adil/tidak diskriminatif, dan akuntable.

Prinsip-prinsip tersebut dijelaskan sebagai berikut: 8

a. Efisien, pengadaan diusahakan menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimum.

7 Ibid, h.47 8 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 7 Ibid, h.47 8 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

c. Transparan, semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas.

d. Terbuka, pengadaan dapat diikuti oleh semua penyedia sarana dan prasarana yang memenuhi persyaratan/kriteria tertentu berdasarkan ketentuaan dan prosedur yang jelas.

e. Bersaing, pengadaan harus dilakukan melalui persaingan yang sehat sehingga dapat diperoleh sarana dan prasarana yang ditawarkan secara kompetitif dan tidak ada intervensi yang dapat mengganggu terciptanya mekanisme pasar dalam pengadaan sarana dan prasarana.

f. Adil/tidak diskriminatif, memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia sarana dan prasarana dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu.

g. Akuntable, harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait dengan pengadaan sarana dan prasarana sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

E. Cara Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan sarana dan prasarana pendidikan, yaitu dengan cara pembelian, pembuatan sendiri, penerimaan hibah atau bantuan, penyewaan, peminjaman dan pendaurulangan. Berikut akan dijelaskan mengenai tata cara pengadaan sarana dan prasarana

pendidikan. 9

a. Pembelian Pembelian adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan dengan jalan sekolah membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual atau supplier untuk mendapatkan

9 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, Jakarta : Multi Karya Mulia, 2007, h.48 9 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, Jakarta : Multi Karya Mulia, 2007, h.48

b. Pembuatan Sendiri Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan dengan jalan membuat sendiri yang biasanya dilakukan oleh guru, siswa, atau pegawai. Pemilihan cara ini harus mempertimbangkan tingkat efektifitas dan efesiensinya apabila dibandingkan dengan cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang lain. Pembuatan sendiri biasanya aktivitas membuat alat peraga yang dibuat oleh guru ataupun murid untuk digunakan di sekolah yang bersangkutan.

c. Penerimaan Hibah atau Bantuan Penerimaan hibah atau bantuan merupakan pemberian secara cuma- cuma dari pihak lain, hibah dan bantuan didapat dari perorangan maupun organisasi, badan-badan atau lembaga. Penerimaan hibah atau bantuan harus dilakukan dengan membuat berita acara.

d. Penyewaan Merupakan pemanfaatan sementara barang milik pihak lain dengan dengan membayar untuk kepentingan pendidikan berdasarkan perjanjian sewa-menyewa. Pemenuhan kebutuhan sarana dan d. Penyewaan Merupakan pemanfaatan sementara barang milik pihak lain dengan dengan membayar untuk kepentingan pendidikan berdasarkan perjanjian sewa-menyewa. Pemenuhan kebutuhan sarana dan

e. Pinjaman Pinjaman merupakan barang yang digunakan secara cuma-cuma untuk sementara waktu dari pihak lain untuk kepentingan pendidikan berdasarkan perjanjian pinjam meminjam. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan sarana dan prasarana bersifat sementara dan temporer dan harus mempertimbangkan citra baik sekolah yang bersangkutan.

f. Pendaur-ulangan Pendaur–ulangan merupakan pengadaan barang dengan cara memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang berguna untuk kepentingan pendidikan.

F. Prosedur Pengadaan Barang untuk Keperluan Sekolah

Prosedur pengadaan barang dan jasa harus mengacu kepada Kepres No. 80 tahun 2003 yang telah disempurnakan dengan Permen No. 24 tahun 2007. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah umumnya melalui prosedur sebagai berikut.

1) Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana.

2) Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

3) Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujuakan kepada pemerintah bagi sekolah negeri dan pihak yayasan bagi sekolah swasta.

4) Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk mendapat persetujuan dari pihak yang dituju.

5) Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasarana akan dikirim ke sekolah yang mengajukan permohonan pengadaan sarana

dan prasarana tersebut. 10 Contoh Implmentasinya :

kebutuhan, kemudian mengklasifikasikan dan membuat proposal yang ditujukan ke Pemerintah melalui Dinas Tingkat II. Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk mendapat persetujuan dari pihak yang dituju. Apabila sudah disetujui biasanya dinas mengirim barang tersebut dengan sendirinya (dikirim dari Dinas Pendidikan Tk. II). Biasanya Dinas Pendidikan Tk. II mengirim barang tersebut sesuai dengan laporan bulanan/berkala yang dibuat oleh sekolah untuk KASI, namun untuk saat ini kadang sekolah mendapat blangko daftar isian. Pengadaan daftar isian pengadaan barang yang dibutuhkan sekolah terutama barang atau sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar mengajar seperti buku pedoman, buku pelajaran.

Setelah itu blangko dikirim kembali ke Dinas Pendidikan Tk. II kemudian jika barang ada maka dengan cepat dikirim ke sekolah begitu juga dengan alat peraga. Sedangkan sarana dan prasarana seperti perabot (meja, kursi, lemari, dan bangku) dikirim langsung dari Pemerintah Pusat untuk beberapa tahun sekali. Biasanya ada seorang guru yang ditunjuk khusus oleh Kepala Sekolah atau Dinas Tk. II melalui pelatihan atau lokakarya. Selain bamtuan dari Pemerintah sekolahpun kadang-kadang mengadakan dana swadaya dari masyarakat atau komite sekolah atau ada lembaga yang menyerahkan bantuan berupa buku tulis atau seragam siswa.

G. Tanggung Jawab Kepala Sekolah dan Guru dalam Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Jenis sarana yang disesuaikan di sekolah dan cara-cara pengadministrasiannya mempunyai pengaruh besar terhadap program

10 Peraturan Menteri Nomor 24 tahun 2007 10 Peraturan Menteri Nomor 24 tahun 2007

pendistribusian. 11 Sebagian pelaksana tugas pendidikan, guru mempunyai andil dala pengadaan sarana pendidikan mengingat bahwa guru lebih

banyak berhubungan dengan sarana pengajaran. Pengadaan barang kadang memerlukan keterlibatan guru karena semua barang yang dipergunakan dalam pembelajaran harus sesuai dengan rancangan kegiatan belajar mengajar dan gurulah yang mengetahui prioritas pengadaan barang yang dibutuhkan. Pengadaan barang yang menuntut keterlibatan guru diantaranya yaitu pengadaan alat pengajaran dan media pengajaran.

H. Pengadaan Barang

1. Pengadaan Tanah

Pengadaan tanah dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, baik instansi maupun sekolah. Untuk pengadaan tanah bagi instansi pemerintah perlu mengikui tata cara yang berlaku. Hal-hal yang perlu

diperhatikan sebelum melakukan pengadaan tanah adalah: 12

1) Menyusun rencana pengadaan tanah yang lokasi dan luasnya sesuai dengan keperluan.

2) Mengadakan survei untuk menentukan lokasi tanah yang baik sesuai dengan maksud serta memperhatikan perencanaan tata bangunan.

3) Mengadakan survei terhadap adanya sarana jalan, listrik, telepon, air, dan alat pengangkutan.

4) Mengadakan survei harga tanah di lokasi yang telah ditentukan untuk bahan pengajuan rencana anggaran dari hasil survei.

5) Mengajukan rencana anggaran kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dengan melampirkan data yang telah disusun.

11 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, Jakarta : Multi Karya Mulia, 2007, h.50

12 Ibid, h.51

1.1 Tata Cara Pembelian Tanah Untuk membeli tanah bagi instansi pemerintah perlu mengikuti tata cara yang berlaku, yaitu:

1) Penyelesaian pembelian tanah yang terdiri dari beberapa kegiatan penting;

2) Menyusun panitia pembelian yang beranggotakan pejabat dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Pemda, BPN, dan Dinas PU;

3) Menetapkan tugas-tugas panitia antara lain:

a) Menetapkan kriteria/syarat (lokasi, luas, dan lain-lain)

b) Meneliti surat-surat tanah yang akan dibeli

c) Memperoleh penawaran harga

d) Memperhatikan perencanaan tata kota

e) Mendapat surat bukti pembebasan tanah

f) Menyaksikan pembayaran langsung kepada pembelinya.

4) Memperhatikan persyaratan bagi tanah yang akan dibeli:

a) Daerah bebas banjir atau malapetaka lainnya

b) Terletak pada daerah yang terjangkau

c) Tidak akan tergusur

d) Terjangkau fasilitas listrik, telepon, air

e) Harga terjangkau.

5) Mencari tanah yang akan dibeli, dengan observasi atau kunjungan langsung.

6) Melakukan pembebasan tanah yang akan dibeli dengan cara :

a) Membentuk panitia pembebasan tanah yang terdiri dari 7 instansi (BPN, Pemda, Ipeda, Ireda, Dinas PU, Camat, Kepala Desa, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

b) Adanya pemberian honorarium sesuai dengan ketentuan.

c) Melakukan penandatanganan Akta Jual Beli Tanah di depan Notaris/PPAT dan pembayaran dilakukan lewat Kantor Perbendaharaan Negara (KPN).

d) Mengurus sertifikat.

1.2 Tata Cara Penerimaan Hibah Tanah Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan hibah, yaitu:

1) Status barang yang akan dihibahkan.

2) Wewenang penghibahan

3) Spesifikasi barang dan cara menerima hibah tanah, yaitu: Tanah yang diterima secara hibah dapat berasal dari pemerintah, pihak swasta, masyarakat, atau perorangan melalui proses penyerahan berita acara penyerahan atau akta serah terima hibah yang dibuat oleh Notaris/PPAT atau Camat setempat, apabila telah selesai pembuatannya maka dapat diproses lebih lanjut menjadi sertifikat.

1.3 Tata cara Menerima Hak Pakai Penerimaan tanah dari satu pihak atas dasar hak pakai harus disertai dokumen serah terima dari pihak yang memberi hak pakai. Penerimaan hak pakai dari pemerintah harus disertai surat keputusan dari pemerintah yang bersangkutan serta berita acara serah terima dari pihak sekolah yang bersangkutan dan diketahui oleh pejabat setempat, serendah-rendahnya Camat.

1.4 Tata Cara Penukaran Tanah Penukaran tanah dapat terjadi antara satu pihak dan pihak lain yang memerlukan. Namun sebelum hal tersebut dilakukan maka harus terlebih dahulu ada izin dari Menteri Keuangan dan sesuai Keppres tentang pelaksanaan APBN Adapun langkah-langkah dan tata caranya sama dengan langkah-langkah dan tata cara dalam menukar bangunan seperti diuraiakan sebelumnya.

2. Pengadaan Bangunan

Faktor-fakor dalam pengadaan bangunan adalah :

a) Lokasi bangunan hendaknya sesuai dengan tujuan organisasi yang bersangkutan.

b) Perkembangan bangunan dimasa yang akan datang

c) Perkembangan wilayah sekitarnya dimasa ayng akan datang

d) Struktur dan tata ruang 13 Pengadaan bangunan dapat dilaksanakan dengan cara:

1.1 Membangun bangunan baru, meliputi:

a) Mendirikan, memperbaharui (rehabilitasi/renovasi), memper- luas, mengubah dengan cara membongkar seluruh atau sebagian bangunan gedung

b) Pembuatan pagar halaman, jalan, pengerasan halaman, pemasangan pompa/menara air, pengadaan listrik.

c) Kegiatan pekerjaan tanah yang meliputi; pengurugan tanah, perbaikan tanah dan penyelidikan tanah. Membangun baru terdiri dari kegiatan perencanaan, kegiatan pelaksanaan, dan kegiatan pengawasan lapangan

1.2 Membeli bangunan

a) Pada prinsipnya membeli bangunan yang sudah jadi termasuk tanahnya tidak diperbolehkan. Tetapi dalam hal-hal luar biasa, dapat diusulkan kepada Menteri Keuangan dan Ketua Bappenas dengan disertai alasan-alasan yang kuat melalui Menteri Pendidikan Nasional.

b) Setelah ada persetujuan dan dananya sudah tersedia, selanjutnya dilakukan penawaran harga dari pemiliknya melalui Panitia Pembebasan Tanah setempat yang dibentuk berdasarkan kepres 80 tahun 2003.

c) Apabila antara harga penawaran dan harga penaksiran Panitia sudah ada kecocokan, maka dapat langsung diselesaikan akte

13 Ibid, h.54 13 Ibid, h.54

1.3 Menyewa bangunan

a) Apabila diperlukan untuk keperluan gedung sekolah, gudang dan sebagainya, maka suatu instansi diperkenankan untuk menyewa bangunan, dengan syarat anggaran untuk membayar sewa itu harus sudah tersedia lebih dahulu.

b) Untuk menetapkan besarnya sewa, pemilik bangunan perlu dimintakan pengesahan/penetapan lebih dahulu kepada Panitia Sewa Menyewa atau Kantor Urusan Perumahan setempat.

c) Setelah ditetapkan sewanya, dibuat Surat Perjanjian (kontrak) antara pihak penjual dan pihak yang menyewakan, jika dianggap perlu dilakukan dengan akte notaris.

d) Gedung sekolah milik swasta (bersubsidi) dahulu pernah mendapat subsidi dari Pemerintah Departemen Pendidikan Nasional, apabila dipakai oleh sekolah negeri, berdasarkan peraturan subsidi yang sekarang masih berlaku tidak perlu dibayar sewanya, tetapi pemakai wajib memelihara bangunan tersebut sebagaimana mestinya.

1.4 Menerima hibah bangunan a)

Departemen Pendidikan Nasional dapat menerima hibah bangunan berikut tanah dari pihak lain (Pemerintah Daerah/ Swasta).

b) Agar ada dasar hukumnya, sebaiknya pelaksanaannya dilakukan dengan Akte Notaris Pejabat Pembuat Akte tanah setempat.

3. Pengadaan Perabot

Perabot ialah barang-barang yang berfungsi sebagai tempat untuk menulis, istirahat, tempat penyimpanan alat atau bahan. Contoh: meja, kursi, lemari, rak, filling kabinet dan sebagainya. Dalam pengadaan perabot sekolah, maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan

seperti segi antropometri, ergonomi. Estetika, dan segi ekonomis. 14

a. Antropometri,

perabot dengan memperhitungkan tinggi badan atau ukuran penggal-penggal tubuh pemakai (misalnya siswa dan tenaga kependidikan lainnya).

artinya

pengadaan

b. Ergonomis, maksudnya perabot yang akan diadakan tersebut memperhatikan segi kenyamanan, kesehatan, dan keamanan pemakai,

c. Estetis, yaitu perabot tersebut hendaknya menyenangkan untuk dipakai karena bentuk dan warnanya menarik.

d. Ekonomis, maksudnya perabot bukan hanya berkaitan dengan harganya tetapi merupakn transformasi wujud efisiensi dan efektifitas dalam pengadaan dan pendayagunaannya.

Adapun untuk pengadaan perabot dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Membeli Agar pembelian perabot dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan dapat dipertanggungjawabkan maka perlu adanya suatu pedoman sebagai berikut:

1) Rencana kebutuhan telah disetujui berdasarkan penelitian dan hitungan yang mendalam. Penelitian atas barang (survei) pada umumnya meliputi spesifikasi;

a) Buatan pabrik/negara mana dan tahun pembuatannya.

b) Merk dagang.

c) Kapasitas.

d) Bahan-bahan yang dipakai.

e) Penyediaan suku cadang.

14 Ibid, h.55 14 Ibid, h.55

g) Cara pembayaran dan harga.

h) Model

2) Peraturan tentang pembelian, baik pembelian langsung maupun melalui tim pembelian.

3) Perabot yang akan dibeli dapat berbentuk sudah jadi atau yang belum jadi. Perabot yang belum jadi perlu dibuat terlebih dahulu sesuai dengan kehendak pemohon.

4) Tentang pembelian perabot yang sudah jadi, Kepala sekolah/proyek perlu membuat rencana kebutuhan, sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan.

5) Untuk pengadaan perabot yang belum jadi, maka Kepala Sekolah/proyek perlu:

a) Menyusun kebutuhan

b) Penunjukan konsultan perencanaan perabot

c) Menyusun syarat-syarat teknis sesuai dengan spesifikasi dan menyediakan gambar-gambar perabot yang akan dibeli.

d) Membuat kontrak

e) Membuat berita acara serah terima perabot.

6) Pembelian perabot dapat dilakukan dengan lelang, penunjukan langsung dan penawaran.

a. Membuat sendiri Pengadaan perabot dengan membuat sendiri hanya berlaku bagi sekolah dalam rangka untuk praktek, dan dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan, terutama dalam hal biaya yang tersedia, tenaga ahli yang dimiliki, peralatan yang dibutuhkan, pelaksanaan tugasyang dibebankan.

b. Menerima

Menerima bantuan dilaksanakan atas perjanjian dan persetujuan dari kedua belah pihak (pemberi dan penerima) dan bantuan itu

bantuan/hadiah.

dapat berasal dari lembaga pemerintah, swasta, maupun perorangan.

4. Pengadaan Alat Kantor/Pendidikan Alat yang dimaksud dalam hal ini terdiri atas alat-alat kantor dan alat- alat pendidikan. Adapun yang termasuk alat kantor ialah alat-alat yang biasa digunakan di kantor seperti: mesin tulis, mesin hitung,

mesin stensil, komputer, alat-alat pembersih dan sebagainya. 15 Sedangkan yang termasuk dalam alat pendidikan ialah alat-alat yang

secara fungsional digunakan dalam proses belajar mengajar seperti alat peraga, alat praktik, alat laboratorium, alat kesenian, alat olah raga dan sebagainya. Pengadaan alat kantor dan alat pendidikan dapat dilaksanakan dengan cara:

a. Membeli

b. Membuat sendiri

c. Menerima bantuan/ hibah/hadiah.

5. Pengadaan Buku Yang dimaksud dengan buku disini ialah buku pelajaran, buku bacaan, buku perpustakaan dan buku-buku lainnya. Buku yang dapat dipakai oleh sekolah meliputi buku teks utama, buku teks pelengkap, buku bacaan baik fiksi maupun non fiksi, buku sumber dan sebagainya. Tentang jenis-jenis buku harus mengacu pada standar di atas yang

antara lain meliputi: 16

a. Buku teks utama adalah buku pokok yang menjadi pegangan guru dan murid yang subtansinya mengacu pada kurikulum yang berlaku.

15 Ibid, h.63 16 Ibid, h.66 15 Ibid, h.63 16 Ibid, h.66

c. Buku bacaan non fiksi adalah buku bacaan yang ditulis berdasarkan fakta atau kenyataan. Pada umumnya buku bacaan non fiksi menunjang salah satu bidang studi. Sistematika penyusunannya tidak seperti buku teks pelengkap tetapi disajikan secara populer.

d. Buku bacaan fiksi adalah buku bacaan yang ditulis tidak berdasarkan fakta atau kenyataan, melainkan berdasarkan khayalan penulis. Isi buku bacaan fiksi biasanya berbentuk cerita yang tidak benar-benar terjadi.

Untuk pengadaan buku dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:

a. Membeli

b. Menerbitkan sendiri

c. Menerima bantuan/hadiah

d. Menukar Dalam hal ini yang biasa dilakukan oleh sekolah adalah membeli dan menerima bantuan/hibah. Sebab jika menerbitkan sendiri akan sangat membutuhkan waktu yang lama, sedangkan jika menukar tidak semua materi akan sesuai dengan materi yang diajarkan atau dengan kurikulum.

6. Pengadaan Kendaraan Pengadaan Kendaraan bermotor tergantung kepentingan lembaga yang bersangkutan. Contohnya BUS inventaris. Pengadaan tersebut untuk studi banding dan mempermudah transportasi murid dalam melakukan 6. Pengadaan Kendaraan Pengadaan Kendaraan bermotor tergantung kepentingan lembaga yang bersangkutan. Contohnya BUS inventaris. Pengadaan tersebut untuk studi banding dan mempermudah transportasi murid dalam melakukan

a. Pembelian secara lelang Pembeliaan secara lelang dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1) Pembentukan panitia lelang

2) Penyusunan dokumen lelang terdiri dari rencana kerja dan syarat-syarat

3) Pengumuman pengambilan dokumen

4) Undangan penjelasan

5) Penjelasan

6) Penentuan criteria penilaian

7) Lelang

8) Penilaian

9) Penetapan pemenang

10) Persetujuan atasan yang berwenang

11) Pengumuman pemenang

12) Surat pesanan

13) Surat perjanjian jaul beli

14) Berita acara pemeriksaan barang

15) Berita acara penerimaan barang

16) Pembayaran

b. Pembelian secara langsung Pembelian dengan cara ini dapat dilakukan dengan pengumuman penawaran dengan menyebutkan jenis barang, spesifikasi barang, cara pembayaran, waktu pengajuan dan penutupan penawaran, tempat/alamat pengajuan penawaran, waktu rapat pembukaan penawaran, jaminan bank dd yang dianggap pelu oleh tm/panitia pembelan. Pembukaan penawaran secara terbuka.

17 Ibid, h.69

BAB III DESKRIPSI HASIL OBSERVASI

A. Waktu dan Tempat Observasi

1. Hari, tanggal

: Jumat, 25 September 2015

Waktu

: 07.38 WIB

Tempat : SMK Negeri 26 Pembangunan Jakarta (Jalan Balai Pustaka Baru I RT 007/007 Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, 13220)

2. Hari, tanggal

: Selasa, 29 September 2015

Waktu

: 07.04 — 07.48 WIB

Tempat : SMK Negeri 26 Pembangunan Jakarta (Jalan Balai Pustaka Baru I RT 007/007 Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, 13220)

3. Hari, tanggal

: Kamis, 1 Oktober 2015

Waktu

: 13.03 — 15.21 WIB

Tempat : SMK Negeri 26 Pembangunan Jakarta (Jalan Balai Pustaka Baru I RT 007/007 Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, 13220)

B. Responden Data

1. Nama : Dra. Hj. Yarni Realita, M.Pd Tempat, tanggal lahir

: Singkil, 7 Januari 1964 Jabatan

: Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana

Prasarana

2. Nama

: Drs. Hari Sasono

Tempat, tanggal lahir

: Kediri, 17 April 1957

Jabatan : Guru Bimbingan dan Konseling

3. Nama : Drs. Kokok Budi Kuncoro Tempat, tanggal lahir

: Kediri, 2 Oktober 1963 Jabatan

: Ketua Program Keahlian Listrik Industri

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam observasi ini adalah menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.

D. Deskripsi Tempat Observasi

SMK Negeri 26 Jakarta adalah perubahan nama dari STM Negeri Pembangunan Jakarta. SMK Negeri 26 Jakarta merupakan lembaga pendidikan kejuruan yang bertugas meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai dengan kebutuhan Industri dan masyarakat. Pembangunan Indonesia yang dimulai pada tahun 1969, yang dikenal dengan dengan PELITA I, memberikan pemikiran untuk mengadakan pembaharuan pada sistem pendidikan nasional, khususnya pembaharuan pada Sekolah Teknologi Menengah dengan jenjang pendidikan 3-4 tahun mulai dirintis.

SMK Negeri 26 Jakarta berlokasi di Jalan Balai Pustaka Baru I RT 007/007 Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, 13220. Lokasinya cukup strategis, lantaran berada dekat dengan jalur arteri Matraman — Pulogadung.

E. Pembahasan Hasil Observasi

1. Sarana dan Prasarana yang Terdapat di SMK Negeri 26 Jakarta Sebagai sekolah menengah kejuruan, SMK Negeri 26 Jakarta tentunya memiliki banyak sarana dan prasarana yang diperuntukkan sebagai penunjang proses kegiatan pembelajaran. Di antara prasarana yang ada antara lain, 33 Ruang Teori, 29 Ruang Laboratorium (5 Bengkel Bangunan, 8 Bengkel Elektronika, 7 Bengkel Listrik Industri,

5 Bengkel Mesin Perkakas, 4 Bengkel Mekanik Otomotif), 4 Sarana Olah Raga (2 Lapangan Voli, 1 Lapangan Basket, 1 Lapangan Bulu Tangkis, 1 Sepak Bola Mini), 1 Ruang Perpustakaan, 1 Ruang

Kesenian, 1 Ruang Bimbingan Konseling, 1 Ruang PSG, Ruang Kepala Sekolah, 5 Ruang Wakil Kepala Sekolah, 10 Ruang Guru, 1 Ruang Multimedia, 1 Ruang Sidang, 1 Ruang Pertemuan, 1 Ruang Tata Usaha, Ruang Ibadah, Ruang ROHIS, Ruang ROHKRIS, Koperasi, Ruang OSIS, Ruang Serba Guna, Kamar Mandi/WC, UKS/PMR, Ruang Pramuka, Kantin, Rumah Jaga, Rumah Pompa, dan Pos Satpam.

Sedangkan sarana yang ada antara lain ialah 11 meja biro, 22 meja ½ biro, 54 meja rapat, 94 lemari, 268 kursi lipat, 612 meja peserta didik, 612 kursi peserta didik, 17 meja guru, 3 brankas, 9 filling cabinet, 3 set meja-kursi tamu, 1 lemari tugas, 9 meja panjang guru,

36 meja komputer, dan 64 loker guru.

2. Faktor yang Mempengaruhi Pengadaan Sarana dan Prasarana Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana di SMK Negeri 26 Jakarta dilakukan berdasdarkan pada kebutuhan dari masing-masing unit (perpustakaan, ekstrakulikuler, program keahlian, dan lain sebagainya). Jika pengadaan dinilai belum memenuhi syarat kebutuhan, maka kegiatan pengadaan terhadap sarana dan prasarana tersebut akan ditunda, dan dialihkan kepada sarana dan prasarana lain yang lebih dibutuhkan berdasarkan skala prioritas.

3. Sarana dan Prasarana yang sedang Diusahakan Pengadaannya SMK Negeri 26 Jakarta Saat ini, SMK Negeri 26 Jakarta sedang melakukan kegiatan pengadaan sarana dan prasarana, yaitu Masjid Al-Ikhlas, sebagai prasarana beribadah umat muslim. Kegiatan pengadaan tersebut telah dilakukan sejak tahun 2011. Hingga saat ini telah terkumpul dana sebesar 1,7 milyar rupiah dari total anggaran sebesar 2,3 milyar rupiah.

Sumber dana yang didapat untuk keperluan pengadaan ini murni dihimpun dari swadaya guru, siswa, orang tua siswa, dan alumni. Pengumpulan dana dilakukan secara rutin setiap seminggu sekali oleh Sumber dana yang didapat untuk keperluan pengadaan ini murni dihimpun dari swadaya guru, siswa, orang tua siswa, dan alumni. Pengumpulan dana dilakukan secara rutin setiap seminggu sekali oleh

Dalam seminggu dapat diperoleh uang sebesar 25 juta rupiah yang digunakan untuk membeli bahan bangunan. Sehingga progres pembangunan terus berjalan meski hanya bersumberdaya dua sampai tiga kuli bangunan yang bekerja saja.

Walaupun pemerintah menyediakan dana bahkan rekening tersendiri untuk pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah, namun untuk pengadaan masjid ini murni sepenuhnya dihimpun dari swadaya stakeholder sekolah, lantaran sesuai peraturan yang berlaku, dana yang disediakan dilarang keras penggunaannya untuk pengadaan, hanya boleh dicairkan untuk kegiatan perawatan, pemeliharaan, dan perbaikan.

4. Prosedur Pengadaan Sarana dan Prasaana di SMK Negeri 26 Jakarta Dalam melakukan kegiatan pengadaan sarana dan prasarana, SMK Negeri 26 Jakarta memiliki SOP tersendiri karena struktur yang berbeda lantaran merupakan sekolah kejuruan. Prosedur yang umumnya dilakukan sekolah dalam melakukan pengadaan ialah sebagai berikut.

a. Pengajuan kebutuhan sarana prasarana dari unit kerja (Ketua Program Keahlian, Penanggung jawab ekstrakulikuler, dll.) dalam bentuk proposal disertai data kebutuhan dan harga tiap satuan yang relevan.

b. Mengajukan proposal ke Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana untuk dilakuakn peninjauan.

c. Waka Sarpras melakukan analisa/peninjauan ulang kebutuhan dan harga yang diajukan dala proposal.

d. Jika disetujui, maka proposal yang sudah di-acc diajukan ke bidang tata usaha untuk dieksekusi pengadaannya sesuai dengan tingkat kebutuhannya.

5. Sumber Dana dalam Melakukan Pengadaan Sarana dan Prasarana di SMK Negeri 26 Jakarta Dana yang dihimpun untuk membiayai program kegiatan sekolah bersumber dari Biaya Operasional (BOP) yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

BOP memiliki spesifikasi rekening tersendiri di tiap kebutuhan sekolah. Ada 12 rekening yang disediakan BOP, di antaranya kurikulum, kesiswaan, dan yang paling besar nominalnya, sarana dan prasarana. Hal tersebut disebabkan oleh keperluan akan perbaikan dan perawatan sarana dan prasarana seecara terus-menerus.

Jika dana yang diberikan tidak digunakan, maka dana tersebut harus dikembalikan bersama dengan laporan pertanggungjawabannya di akhir tahun.

Di samping itu juga tidak menutup datangnya aliran dana dari partisipasi masyarakat serta bantuan-bantuan dari pihak luar yang sifatnya tidak mengikat.

6. Kendala yang Dihadapi dalam Melakukan Pengadaan di SMK Negeri

26 Jakarta Sumber dana utama yang dialirkan untuk melakukan pengadaan sarana dan prasarana terbatas hanya bersumber dari rekening yang disediakan untuk pengadaan sarana dan prasarana hanya dari BOP, sedangkan bantuan dari pihak lain tidak tetap. Jadi, untuk melakukan pengadaan sarana dan prasarana agak terhambat, disesuaikan dengan skala prioritas berdasar tingkat kebutuhan sekolah.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengadaan barang/jasa dari pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dengan APBN/ABD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa.

Pengadaan perlengkapan sarana dan prasarana di sekolah biasanya untuk memenuhi kebutuhuan sesuai dengan perkembangan sekolah, menggantikan barang-barang yang rusak, hilang, dihapus dan sebab-sebab lain yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah sebaiknya direncanakan dengan hati-hati.

Dalam suatu lembaga pendidikan apapun jenisnya diperlukan sarana dan prasarana guna penyelanggaraan atau proses belajar mengajar. Untuk pengadaan sarana tersebut diperlukan proposal untuk mendapatkan sarana dan prasarana tersebut agar keperluan yang benar-benar perlu artinya pengadaan sarana dan prasarana memang benar-benar diperlukan. Misalnya saja meja, kursi, papan tulis yang rusak perlu diganti dengan yang baru.

B. Saran

Bagi SMK Negeri 26 Pembangunan Jakarta Timur, hendaknya dalam melakukan pengadaan sarana dan prasarana dapat menentukan skala prioritas. Sejauh ini sudah amat baik, semoga dapat lebih baik lagi. Sedangkan bagi mahasiswa, dengan adanya makalah ini, semoga kita khususnya mahasiswa Manajemen Pendidikan bisa mengimplementasikan pengadaan sarana prasarana kelak ketika sudah terjun dalam dunia kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 45 Ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Peraturan Menteri Nomor 24 Tahun 2007 Arum, Wahyu Sri Ambar. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta : Multi Karya Mulia. 2007 Ary H Gunawan. Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro. Jakarta : Pustaka Cipta. 2011 Barnawi dan Muhammad Arifin. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta : Ar-ruzz Media. 2012 Khi V. Thai. International Handbook of Public Proturement. United States : Taylor Group. 2009 Soetjipto dan Raflis Kosasi. Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Citra. 2009

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Kampus Universitas Negeri Jakarta, Jalan Rawamangun Muka, Jakarta 13220 Telp/ Fax : Rektor : (021) 4893854, PR.I : 4895130, PR.II : 4893918, PR.III : 4892926 PR IV : 4893982, BAUK : 4750930, BAAK : 4759091, BAPSI : 4752180, Bag UHTP : Telp. 4890046

Bag Keuangan : 4892414, Bag Kepegawaian : 4890536, Humas : 4898486 Laman : www.unj.ac.id

Lampiran : Daftar Nama Kelompok

1. Diki Iskandar

2. Imam Muttaqin

3. Nur Aini Nilam Sari

4. Sella Br Sembiring

5. Reni Anggraini Siregar

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Kampus Universitas Negeri Jakarta, Jalan Rawamangun Muka, Jakarta 13220 Telp/ Fax : Rektor : (021) 4893854, PR.I : 4895130, PR.II : 4893918, PR.III : 4892926 PR IV : 4893982, BAUK : 4750930, BAAK : 4759091, BAPSI : 4752180, Bag UHTP : Telp. 4890046

Bag Keuangan : 4892414, Bag Kepegawaian : 4890536, Humas : 4898486 Laman : www.unj.ac.id

Lampiran : Daftar Pertanyaan

1. Apa saja sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Negeri 26 Jakarta?

2. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pengadaan sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Negeri 26 Jakarta?

3. Apakah SMK Negeri 26 Jakarta sedang melakukan pengadaan sarana dan prasarana?

a. Jika ya, sarana dan prasarana apa sajakah yang sedang diusahakan pengadaannya?

b. Apa latar belakang dilakukannya pengadaan tersebut?

c. Jika tidak, mengapa?

d. Adakah sarana dan prasarana yang pengadaannya dilakukan secara rutin?

4. Bagaimana prosedur pengadaan sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Negeri

26 Jakarta?

a. Adakah SOP dalam melakukan kegiatan pengadaan sarana dan prasarana?

b. Peraturan pemerintah apa sajakah yang digunakan sebagai pedoman dalam pengadaan sarana dan prasarana?

c. Adakah peraturan lain selain dari pemerintah yang dijadikan pedoman dalam pengadaan sarana dan prasarana?

5. Dari manakah SMK Negeri 26 Jakarta memperoleh dana yang dibutuhkan untuk melakukan pengadaan sarana dan prasarana?

a. Jika terdapat lebih dari satu sumber dana, adakah perbedaan di antaranya?

b. Siapa sajakah yang bertanggung jawab?

c. Bagaimana peran Kepala Sekolah dan Guru?

6. Apa saja kendala atau masalah yang dihadapi dalam pengadaan sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Negeri 26 Jakarta?

Profil Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 26 Jakarta

A. Sejarah

SMK Negeri 26 Jakarta adalah perubahan nama dari STM Negeri Pembangunan Jakarta. SMK Negeri 26 Jakarta merupakan lembaga pendidikan kejuruan yang bertugas meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai dengan kebutuhan Industri dan masyarakat. Pembangunan Indonesia yang dimulai pada tahun 1969/70 yang dikenal dengan dengan PELITA I, memberikan pemikiran untuk mengadakan pembaharuan pada sistem pendidikan nasional, khususnya pembaharuan pada Sekolah Teknologi Menengah dengan jenjang pendidikan 3-4 tahun mulai dirintis.

Pada tahun 1971 Menteri Pendidikan menetapkan untuk menyelesaikan

12 instalasi Pendidikan Teknik secara bertahap, dimana di Jakarta dan Semarang diselesaikan sekaligus sebagai PROYEK PERINTIS SEKOLAH TEKNOLOGI MENENGAH PEMBANGUNAN dengan lama belajar 4 tahun yang diresmikan oleh Presiden RI, Bapak Soeharto di Jakarta pada 1 Juli 1971 dan di Semarang pada 7 Juni 1971 disusul di Yogyakarta pada 29 Juli 1972.

Pada tahun 1973 selesai dibangun 5 Proyek Perintis STM Pembangunan di Surabaya, Ujung Pandang, Bandung, Pekalongan dan Temanggung. Sedangkan pada tahun 1974 selesai 4 Instalasi Pendidikan Teknik Lainnya yaitu di Jember, Boyolali, Tanggeang dan Metro, yang disebut dengan Sekolah Menengah Teknologi Pertanian dengan lama belajar 3 tahun. Dengan demikian hanya ada 8 Proyek Perintis STM Pembangunan di Indonesia yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, di antaranya Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Ujung Pandang, Bandung, Pekalongan, dan Temanggung.

Sejak berdirinya tahun 1971 sampai dengan tahun 1985, dinamakan Proyek Perintis Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan, sedangkan sejak tahun 1986 status Proyek tidak dipakai lagi dan diubah menjadi Sekolah Teknologi Menengah Negeri Pembangunan (STMN Pembangunan) Jakarta.

Berdasarkan Surat Edaran Sekjen Depdikbud Nomor 41007 / A ; AS / OI 1997 tanggal 3 April 1997, sebagai tindak lanjut dari Kepmen Depdikbud Nomor 034, 035 dan 036/O/1997 tentang perubahan NOMENKLATOR maka STM Negeri Pembangunan Jakarta berubah menjadi SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 26 (SMK NEGERI 26) Jakarta.

B. Laporan Sekolah

per tanggal 30-09-2015

Provinsi

: DKI Jakarta

Kab/Kota

: Kotamadya Jakarta Timur

C. Identitas Sekolah

Nama Sekolah

: SMK NEGERI 26 JAKARTA

Nomor Kode Sekolah

NPSN/NSS

Jenjang Pendidikan

: SMK

Status Sekolah

: Negeri

Kolompok : Teknologi dan Industri (Program 4 Tahun) Akreditasi

:A

D. Lokasi Sekolah

Alamat

: Jalan Balai Pustaka Baru I

RT/RW

Desa/Kelurahan

: Rawamangun

Kode pos

Kecamatan

: Pulo Gadung

Lintang/Bujur : -6.194374611989242/ 106.88644096255302 Ketinggian

Waktu Belajar

: Sekolah pagi

C. Data Pelengkap Sekolah

Tgl SK Pendirian

: 1 Juli 1971

Status Kepemilikan

: Pemerintah Pusat

SK Izin Operasional : Nomor 41007 / A ; AS / OI 1997 Tgl SK Izin Operasional

Luas Tanah Milik 2 : 27.296 m (Nomor 221 Tanggal 23 Nopember 1998)

a. Luas Bangunan 2 25.973 m

b. Luas Taman 2 13.322 m

c. Luas Jalan/Parkir 2 3.089 m Sumber Listrik

: Perusahaan Listrik Negara (PLN)

C. Kontak Sekolah

Nomor Telepon

Nomor Fax

Email

: smkn26jkt@gmail.com

smkn_26@yahoo.co.id

Website : http://www.smkn26jakarta.sch.id

VISI, MISI, DAN TUJUAN SMK NEGERI 26 JAKARTA VISI MENJADI YANG TERBAIK DENGAN KEUNGGULAN PRESTASI DAN BERAKHLAK MULIA MISI

1. MENERAPKAN MANAJEMEN MUTU DENGAN ISO 9001:2008;

2. MENINGKATKAN PROFESIONALISME SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

3. MENINGKATKAN MUTU PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI, BEKERJA SAMA DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI

4. MENANAMKAN KEMANDIRIAN, PROFESIONALISME, DAN KEIMANAN KEPADA SELURUH PESERTA DIDIK MELALUI PEMBINAAN YANG OPTIMAL TUJUAN

1. MEMBEKALI TAMATAN DENGAN PENGETAHUAN, KETERAMPILAN, DAN SIKAP PROFESIONAL AGAR MAMPU BERKOMPETISI DI PASAR TENAGA KERJA NASIONAL MAUPUN INTERNASIONAL

2. MENGHASILKAN KERJA SAMA DENGAN DUNIA USAHA DAN INDUSTRI YANG BERTARAF NASIONAL DAN INTERNASIONAL

3. MENGHASILKAN TAMATAN YANG MAMPU BERWIRAUSAHA DAN MELANJUTKAN KE JENJANG PENDIDIKAN YANG LEBIH TINGGI

4. SELURUH TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN MEMILIKI SERTIFIKASI PROFESI KEAHLIAN

STRUKTUR ORGANISASI

1. Kepala Sekolah Drs. Anas Rosich, M.Pd

2. Kepala Subbagian Tata Usaha Heny Sulistiawaty, S.E

3. WAKIL KELAPA SEKOLAH - Bidang Kurikulum

Drs. Acep Suhandi - Bidang Sarana

Dra. Hj. Yarni Realita, M.Pd - Bidang Hubungan Industri

Drs. Amol Manutuh, MMPd - Bidang Kepesertadidikan

Drs. Nursiswanto - Bidang Manajemen Mutu

Drs. Mart Budiono

4. Ketua Program Keahlian - Teknik Gambar Bangunan

Drs. Sumardi

- Teknik Elektronika Komunikasi dan Drs. Agus Rusmanto Informatika Komersial - Teknik Listrik Industri

Drs. Kokok Budi Kuncoro - Teknik Mesin Perkakas

Drs. M. Shaleh

- Teknik Mekanik Otomotif Drs. Bambang Priantono - Teknik Komputer Jaringan

Dra. Hj. Dede Yudhiaty

5. Ketua Program Normatif/Adaptif Hasbi Assidiqqi, S.Pd

6. Kepala Perpustakaan Drs. Muhammad Ubadi

7. Ketua BKK Drs. Pande Gultom

8. Penanggung Jawab BP/BK Dra. T. Sari Pulungan, M.M

9. Ketua Unit Produksi Drs. Bambang Asmoro Hadi, MMPd

10. Ketua Koperasi Dra. Mexi Noviyanti

11. Bendahara - Rutin

Sri Indriyani

- Komite Sekolah Dra. Hj. Mimin Rukmintarsih M.

12. Ketua Komite Sekolah

Drs. Nurman

PROGRAM KEGIATAN

Penyelenggaraan pendidikan yang bermutu diperlukan sumber daya berupa dana, tenaga, sarana dan prasarana yang memadai. Untuk efektivitas dan efisiensi penggunaan dana, diperlukan pengelolaan anggaran yang terencana dalam bentuk Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS). Pencapaian tujuan pendidikan di SMK Negeri 26 Jakarta memerlukan perencanaan pembiayaan yang jelas, sehingga kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik. Setelah dianalisis secara cermat mengenai kegiatan yang perlu diprogramkan dan sumber dana yang diharapkan, ditetapkan sebagai berikut.

A. PROGRAM KEGIATAN

1. Pengembangan Standar Kompetensi Lulusan

2. Pengembangan Standar Isi

3. Pengembangan Standar Proses

4. Pengembangan Standar Penilaian

5. Pengembangan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

6. Pengembangan Standar Sarana dan Prasarana

7. Pengembangan Standar Pengelolaan

8. Pengembangan Standar Pembiayaan

B. SUMBER DANA

Dana yang dihimpun untuk membiayai program kegiatan bersumber dari:

1. Pemerintah

1.1 APBD : Biaya Operasional Pendidikan (BOP)

1.2 APBN : Biaya Operasional Sekolah (BOS)

2. Lain-lain

2.1 Partisipasi masyarakat

2.2 Bantuan-bantuan dari pihak luar yang sifatnya tidak mengikat

DATA SARANA DAN PRASARANA

A. KEADAAN RUANGAN PENDIDIKAN

Keadaan

No Uraian

Rusak Ringan Rusak Berat

1. Ruang Teori

2. Ruang Laboratorium

a. Bengkel Bangunan

b. Bengkel Elektronika

c. Bengkel Listrik Industri

d. Bengkel Mesin Perkakas

e. Bengkel Mekanik Otomotif

3. Sarana Olah Raga

a. Lapangan Voli

b. Lapangan Basket

c. Lapangan Bulu Tangkis

d. Sepak Bola Mini

4. Ruang Perpustakaan

5. Ruang Kesenian

6. Ruang Keterampilan

7. Ruang Bimbingan

8. Ruang PSG

B. KEADAAN RUANGAN ADMINISTRASI

Keadaan

No Uraian

Rusak Ringan Rusak Berat

1. Ruang Kepala Sekolah

2. Ruang Wakil Kepala Sekolah

3. Ruang Guru

4. Ruang Multimedia

5. Ruang Sidang

6. Ruang Pertemuan

7. Ruang Tata Usaha

C. KEADAAN RUANGAN PENUNJANG

Keadaan

No Uraian

Rusak Ringan Rusak Berat

1. Ruang Ibadah