LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH.ppt

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

Oleh : Oneng Nurul Bariyah

Lembaga Keuangan Syariah

Lembaga = institution (Indonesia = pranata)
Lembaga keuangan Syariah yaitu institusi
Keuangan Yang Beroperasional berlandaskan
prinsip-prinsip syariah

Arti Lembaga Perekonomian Ummat (LPU)

Lembaga Keuangan Syariah yaitu : Bank Syari’ah,
BMT, Reksadana Shari’ah , Pegadaian
Shari’ah , Pasar Modal Shari’ah , Obligasi
Shari’’ah
Bank Syari’ah yang ada saat ini di Indonesia
berdasarkan kelembagaannya ada 3 bentuk:
BUS, UUS, dan BPRS


KEGIATAN BANK UMUM
1. Pemindahan Uang
2. Menerima dan membayar kembali uang dlm
rekening koran
3. Mendiskonto surat wesel, surat order
maupun surat berharga lainnya
4. Membeli dan menjual surat-surat berharga
5. Memberi kredit
6. Memberi jaminan kredit

BANK SHARI‘AH
Pengertian Bank Shari’ah
Kata “bank” berasal dari bhs Italia yg
berarti peti/ lemari / bangku. Hal ini
isyarat bahwa peti, lemari, bangku mrpk
tempat untuk menyimpan uang. Arti bank
shari’ah yaitu lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan kredit dan
jasa-jasa lain dlm lalu-lintas pembayaran
serta peredaran uang yang beroperasi

sesuai dengan prinsip-prinsip shari’ah.

SEJARAH BANK SHARI>’AH

 Keberadaan bank syariah dimulai dengan adanya bank simpanan yang
berbasis profit sharing (pembagian laba bagi hasil) pada tahun 1963 di kota
Mit Ghamr dengan nama Bank Mit Ghamr Local Saving yang dipelopori
oleh Ahmad El Najjar. Bank tersebut menampung dana masyarakat berupa
tabungan, uang titipan dan zakat, shadaqah, dan infaq, serta memberikan
modal kepada masyarakat berpendapatan rendah, khususnya para petani.
Bank Mit Ghamr beroperasi sesuai syariat Islam dan non-ribawi. Bank
tersebut ditutup pada paruh kedua tahun 1967 atas alasan politik
kemudian diambil alih oleh Bank nasional Mesir dengan berdasarkan
bunga.
 Pada tahun 1971 di Mesir ada bank komersial tanpa bunga yaitu Nasser
Social Bank.
 Pada tahun 1963 di Malaysia didirikan Muslim Pilgrims Savings Corporation
sebagai institusi keuangan non bank yang khusus melayani muslim
Malaysia yang pergi haji yang selanjutnya dikenal dengan nama Tabung
Haji.


lanjutan
 Selanjutnya berdiri Philipine Amanah Bank (1973),
 Tahun 1974 berdiri Islamic Development Bank (IDB) oleh
negara-negara Islam yang tergabung dalam OKI.
 Pada tahun 1970-an bermunculan bank-bank shari>’ah di
beberapa negara Timur Tengah antara lain: Dubai Islamic Bank
(1975), Faisal Islamic Bank of Sudan (1977), Faisal Islamic Bank
of Egypt (1977), Kuwait Finance Bank (1979)
 Philippine Amanah Bank (PAB) didirikan oleh Presiden Marcos
untuk merespon pemberontak kaum muslim di Pilipina
Selatan. Namun, dalam operasionalnya menggunakan dua
layanan yaitu konvensional dan shari>’ah.

lanjutan
• Selanjutnya bank syari’ah berkembang di
berbagai belahan dunia seperti Pakistan,
Malaysia termasuk Indonesia. Bahkan di Asia
Pasifik hingga Eropa seperti Inggris, Swiss,
Denmark, Italia, Kanada didirikan bank

syari’ah. Sehingga saat ini tak kurang dari 50
bank syari’ah di seluruh dunia

• Regulasi Bank Syari’ah

UU No 21 Tahun 2008 Ttg Perbankan
Syari’ah

BANK SHARI’AH DI INDONESIA

• Dimulai dengan lahirnya Bank Muamalat
Indonesia pada tahun 1991, dan mulai
beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992 serta
diresmikan oleh Wakil Presiden saat itu yaitu
Sudharmono. BMI lahir atas prakarsa MUI,
pemerintah, serta dukungan dari Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) serta
beberapa pengusaha muslim.
• Saat ini bank shari’ah di Indonesia
berkembang pesat sbgm kita lht pd

tabel bi:

Perkembangan Bank Shari>’ah
Indonesia
Tabel 1.1 Perkembangan Bank Syariah Indonesia

Indikasi

1998 KP/ 2003 KP/ 2004 KP/ 2005 KP/ 2006 KP/ 2007 KP/ 2008 KP/ 2009 KP/
UUS
UUS
UUS
UUS
UUS
UUS
UUS
UUS

BUS


1

2

3

3

3

3

5

6

UUS

-


8

15

19

20

25

27

25

BPRS

76

84


88

92

105

114

131

139

Keterangan
BUS = Bank Umum Syariah
UUS = Unit Usaha Syariah
BPRS = Bank Perkreditan Rakyat Syariah
KP/UUS = Kantor Pusat/Unit Usaha Syariah
Bank Umum Shari>’ah ada 6 bank: Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah
Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank BRI Syariah, Bank Bukopin Syariah dan
Bank Panin Syariah. Ada 7 BPR Syariah baru. (Data BI oktober 2009) .Pada

tahun 2009, outlet pelayanan mengalami penambahan sebanyak 148
kantor. Sampai th 2009 bank syariah telah memiliki sekitar 3012 jaringan,
dengan rincian 6 kantor Pusat Bank Umum Syariah, 25 kantor UUS (Unit
Usaha Syariah), 1101 Kantor Cabang, 1742 office channeling (layanan bank
syariah di bank konvensional) dan 139 BPRS (Data BI oktober 2009). Ini
belum termasuk jaringan kantor POS yang menjadi channeling tabungan
syar-e Bank Muamalat Indonesia.

Perkembangan Asset Bank Syari’ah
Perkembangan asset perbankan syariah
meningkat sangat signifikan dari akhir tahun
2008 sampai dengan akhir tahun 2009 sebesar
lebih dari 33.37 persen. Penghimpunan dana
dan pembiayaan mencapai peningkatan
sebesar 41.84 dan 22.74 persen.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel (1.2)bi:
 

Tabel 1.2 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)
Indikasi


2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

Aset

7.945

15.210


20.880

28.722

36,537

49.555

66.090

DPK

5.725

11.718

15.584

20.672

28.011

36.852

52.271

Pembiaya
an

5.561

11.324

15.270

20.445

27.944

38.198

46.886

FDR

97,14%

96,64%

97,76%

98,90%

99.76%

103.65%

89.70%

NPF

2,34%

2,38%

2,82%

4,75%

4,07%

3.95%

4.01%

PANGSA PASAR BANK SHARI’AH

Pangsa perbankan syariah meningkat jika
dibandingkan dengan tahun 2008 pada bulan yang
sama, yaitu asset menjadi 2.61% meningkat sebesar
0.47% , Deposit Fund atau DPK juga mengalami
pertumbuhan menjadi 2,02%, meningkat 0,24%. hal
ini menunjukkan kinerja dan potensi perbankan
syariah mengalami perkembangan yang baik.
Berikut data pangsa pasar bank shari’ah (tabel 1.3)
 

Perbandingan Pangsa Bank Syari’ah
Thdp Total Bank
Tabel 1.3. Perbandingan Pangsa Perbankan Syariah Terhadap Total Bank
Islamic Bank(Des 08)
Nominal

Share

Total Asset

49,56

2.14%

Deposit
Fund

36,85

Credit
Financial
Extended
FDR/LDR

Total Bank

Islamic Bank(Des 09)

Total Bank

Nominal

Share

2,310.60

66,09

2.61%

2,534.10

2.10%

1,753.30

52,27

2.65%

1,973.00

38,20

-

-

46,88

-

-

103.66%

-

-

89.70%

-

-

Bank Syariah
Segi

vs Bank Konvensional :

Bank Syariah

Bank Konvensional

Sistem

Sistem Bagi Hasil:
• Penentuan dibuat dengan
kemungkinan untung dan rugi
• Rasio atas jumlah untung yang
diperoleh
• Tergantung pada kinerja
usaha
• Tidak airagukan oleh agama

Sistem Bunga:
• Penentuan bunga dibuat dengan
asumsi selalu untung
• Besarnya persentase bunga
berdasarkan modal yang
dipinjamkan
• Tidak tergantung pada kinerja
usaha
• Eksistensi bunga diragukan
semua agama

Pendanaan/
Tabungan

1. Bagi hasil atau bonus
2. Dana dianggap sebagai titipan
nasabah
3. Tidak mengenal negative
spread

1. Bunga
2. Dana dianggap sebagai
kewajiban bank pada nasabah
3. Mengenal negative spread

Pembiayaan/
Kredit

1.

1.

Berdasarkan jual beli yang
mengambil keuntungan,
penyertaan modal dengan
prinsip bagi hasil, pola
hubungan kemitraan
2. Pembiayaan bagi usaha yang
halal

Pinjaman berdasarkan imbalan
bunga, pola hubungan debitur kreditur

2. Pinjaman bebas nilai

PRODUK DAN JASA PERBANKAN SYARI’AH

PRODUK DAN JASA
PERBANKAN SYARI’AH

PENYALURAN
DANA

PENGHIMPUNAN
DANA

PEMBIAYAAN

GIRO

DEPOSITO

TABUNGAN

JASA
PINJAMAN

WAKALAH
KAFALAH

JUAL
BELI

SEWA

BAGI HASIL

HAWALAH
RAHN

WADI’AH

MUDHARABAH

MUDHARABAH

MURABAHAH
MUDHARABAH

IJARAH

MUDHARABAH

WADI’AH
SALAM
ISTISHNA’

QARDH
IJARAH
MUNTAHIYA
BITTAMLIK

MUSYARAKAH

19

PENGHIMPUNAN DANA/
PENDANAAN
1. GIRO/TABUNGAN WADI’AH
2. GIRO MUDHARABAH
3. TABUNGAN/DEPOSITO MUDHARABAH

20

1. GIRO ATAU TABUNGAN WADI’AH
 Wadi’ah adalah penitipan dana atau barang dari pemilik
dana atau barang pada penyimpan dana atau barang
dengan kewajiban pihak yang menerima titipan untuk
mengembalikan dana atau barang titipan sewaktu-waktu.
 Penghimpunan dana dalam bentuk giro atau
tabungan berdasarkan Wadi'ah, berlaku persyaratan
paling kurang sebagai berikut:

a. Bank bertindak sebagai penerima dana titipan
dan nasabah bertindak sebagai pemilik
titipan;
b. dana titipan disetor penuh kepada Bank dan
dinyatakan dalam jumlah nominal;
c. dana titipan dapat diambil setiap saat;
d. tidak diperbolehkan menjanjikan pemberian
imbalan atau bonus kepada nasabah;
e. Bank menjamin pengembalian dana titipan
nasabah.
21





2. GIRO MUDHARABAH

Mudharabah adalah penanaman dana dari pemilik dana
(shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib)
untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan
pembagian menggunakan metode bagi untung dan rugi
(profit and loss sharing) atau metode bagi pendapatan
(revenue
sharing)
antara
kedua
belah
pihak
berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya
Penghimpunan dana dalam bentuk giro berdasarkan
Mudharabah berlaku persyaratan paling kurang sbb:

a. nasabah bertindak sebagai pemilik dana
(shahibul maal) dan Bank bertindak sebagai
pengelola dana (mudharib);
b. Bank dapat melakukan berbagai macam usaha
yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah dan mengembangkannya, termasuk di
dalamnya
melakukan
Akad
Mudharabah
dengan pihak lain;
c. modal harus dalam bentuk tunai dan bukan
piutang, serta dinyatakan jumlah nominalnya;22

2. GIRO MUDHARABAH….
d.

nasabah wajib memelihara saldo giro minimum yang
ditetapkan oleh Bank dan tidak dapat ditarik oleh nasabah
kecuali dalam rangka penutupan rekening;
e. pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk
nisbah dan dituangkan dalam Akad pembukaan rekening.
f. pemberian keuntungan untuk nasabah didasarkan pada
saldo terendah setiap akhir bulan laporan.
g. Bank menutup biaya operasional *) giro dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya;
dan
h. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan
nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.
*) Yang dimaksud dengan "biaya operasional" adalah
biaya
yang
berkaitan
langsung
dengan
fasilitas
pengelolaan rekening nasabah misalnya biaya kartu ATM,
cetak buku/cek/bilyet giro, cetak laporan traksaksi dan
saldo rekening, pembukaan dan penutupan rekening
23

3. TABUNGAN ATAU DEPOSITO MUDHARABAH


Penghimpunan dana dalam bentuk tabungan atau
deposito berdasarkan Mudharabah berlaku persyaratan
paling kurang sbb:

a. Bank bertindak sebagai pengelola dana dan
nasabah bertindak sebagai pemilik dana;
b. dana disetor penuh kepada Bank dan
dinyatakan dalam jumlah nominal;
c. pembagian keuntungan dari pengelolaaan dana
investasi dinyatakan dalam bentuk nisbah;
d. pada Akad tabungan berdasarkan Mudharabah,
nasabah wajib menginvestasikan minimum
dana tertentu yang jumlahnya ditetapkan oleh
Bank dan tidak dapat ditarik oleh nasabah
kecuali dalam rangka penutupan rekening;
24

3. TABUNGAN ATAU DEPOSITO MUDHARABAH…
e. nasabah tidak diperbolehkan menarik dana
di luar kesepakatan;
f. Bank sebagai mudharib menutup biaya
operasional tabungan atau deposito dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang
menjadi haknya;
g. Bank tidak diperbolehkan mengurangi
bagian
keuntungan
nasabah
tanpa
persetujuan nasabah yang bersangkutan;
dan
h. Bank tidak menjamin dana nasabah, kecuali
diatur berbeda dalam perundang-undangan
yang berlaku.
25

PENYALURAN DANA
1. PEMBIAYAAN MUDHARABAH MUTHLAQAH
2. PEMBIAYAAN MUDHARABAH MUQAYYADAH
3. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
4. PEMBIAYAAN MURABAHAH
5. PEMBIAYAAN SALAM
6. PEMBIAYAAN SALAM PARALEL
7. PEMBIAYAAN ISTISHNA’
8. PEMBIAYAAN ISTISHNA’ PARALEL
9. PEMBIAYAAN IJARAH UTK SEWA MENYEWA
10.PEMBIAYAAN IMBT
11.PEMBIAYAAN IJARAH UTK MULTIJASA
12.PINJAMAN QARDH
26

lanjutan
• Pembiayaan murabahah dengan prinsip jualbeli yang dilakukan oleh perbankan syariah
mendominasi jauh di atas dari pembiayaan
mudharabah dan musyarokah. Pada tahun
2003 terjadi perberdaan terbesar dimana
persentase pembiayaan mudharabah dan
musyarokah hanya sebesar 14,36 dan 5,53
persen sedangkan pembiayaan murabahah
sebesar 70,81 persen

Pentahapan Pencapaian Sasaran Pengembangan
Perbankan Syariah Nasional (2002-2011)
Meletakan
Fondasi
Pertumbuhan
Phase 1
(2002 – 2004)

Memperkuat
Struktur Industri
Phase 2
(2004 – 2008)

Mememenuhi standar
keuangan dan mutu
pelayanan Internasional
Phase 3
(2008 – 2011)

– Melengkapi dan
menyempurnakan
peraturan yg sesuai dg
karakteristik BS

– Melengkapi dan
memperkuat
infrastruktur
pendukung

– Meningkatkan kinerja BS
agar minimal setara
dengan Bkonv dan Bank
syariah Internasional

– Meningkatkan
pemahaman masyarakat
ttg perbankan syariah

– Meningkatkan
kompetensi, skill dan
profesional lembaga
dan pelaku perbankan
syariah

– Meningkatkan service
excelent dan ketaatan
thdp prinsip syraiah

– Mendorong pertumbuhan
kantor keseluruh wilayah
yang potensial dan
penetrasi pasar

– Meningkatkan fungsi
intermediasi, efisiensi
dan daya saing
industri perbankan
syariah

– Mendorong peningkatan
pembiayaan PLS dg
performa baik

Cakupan Regulasi dan Standard Perbankan Syariah yang telah
dihasilkan:
•Pendirian Bank Umum Syariah

KELEMBAGAAN

•Pendirian BPR Syariah
•Konversi & Pembukuan KC Syariah oleh Bank Konvensional

KEHATI-HATIAN

•Penilaian Kualitas Asset
•Pembentukan Cadangan Penghapusan (PPAP)
•Giro Wajib Minimum

PASAR KEUANGAN
& MONETER

•Kliring
•Pasar Keuangan Antar Bank Syariah
•Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek Syariah

STANDARD

•PSAK No. 59, PAPSI & Standard Audit
•LBU & LB BPRS

Mekanisme Operasional Bank Syari’ah
1. Wadi’ah : akad simpan-menyimpan atau
penitipan barang berharga antara pihak yang
memiliki barang dan pihak yang diberi
kepercayaan. Wadi’ah ada dua yaitu wadi’ah
yad amanah dan wadi’ah yad dhamanah.
Wadi’ah yad amanah berarti akad penitipan
barang /uang dimana penerima titipan
2. dan wadi’ah yad dhamanah.
nah.

REKSADANA SYARI’AH
 Pengertian: Reksa dana berasal dari kata reksa
yang artinya “jaga” atau “pelihara” dan dana
yang artinya “uang”. Mnrt UU Pasar Modal
No.8 Th 1995 psl 1 ayat 27 reksa dana adalah
suatu wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal
untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio efek oleh manajer investasi yang
telah mendapat izin dari Bapepam.

Nama-nama lain Reksa dana
- Di Amerika disebut Mutual Fund (dana
bersama)
- Di Inggris disebut Unit Trust (Saham
Kepercayaan)
- Di Jepang disebut Investment Trust
(Pengelolaan Dana untuk investasi
berdasarkan kepercayaan)

Reksa Dana Syari’ah (Islamic Invesment
Fund /Syarikat istitsmậr amwậl
musytarikah
• Yaitu reksa dana yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsip syari’at Islam baik
dalam bentuk akad antara pemodal (shậhib al
mậl) dengan Manajer Investasi, maupun antara
Manajer Investasi dengan pengguna Investasi.
Jadi bentuk akad, pengelolaan, dan pembagian
keuntungan hrs sesuai syari’ah.

Sejarah Reksa Dana
• Pertama sbg perusahaan manajemen investasi
thn 1870 dengan nama the Scottish American
Investment Trust oleh Robert Fleming
(Skotlandia)
• Reksa dana pertama bernama Massachusetts
Investors Trust terbit tanggal 21 Maret 1924.

Reksa dana di Indonesia
• Reksa dana mulai dikenal di Ind pada thn 1995
dgn diluncurkannya PT BDNI Reksa dana yang
mirip dengan reksa dana tertutup.
• Reksa dana syari’ah di Indonesia disahkan tgl
12 Juni 1997 berbentuk KIK (Kontrak Investasi
Kolektif)

Macam-macam Reksadana Syari’ah
• 1. Dana reksa Syari’ah (reksa dana saham/
equity fund)
• 2. Dana reksa syari’ah Berimbang (Reksa dana
Campuran/ Balanced Fund)
• 3. PNM Syari’ah (Reksa dana Campuran)

Mekanisme Operasional Reksa Dana
Syari’ah
Bank

Manajer Investasi
(Pengelola Investasi

)Penyimpan Kekayaan(

Pelaku
Perantara di(
)Pasar Modal

Mekanisme Kegiatan Reksa Dana
Promotor

Pemodal

Reksa Dana Reksa
Syari’ah Berimbang

Portofolio Efek
Saham Pasar Uang
Syari’ah

KIK
Bank Kustodian

Manajer
Investasi

Dewan
pengawas
Syari’ah

Operasional Reksa Dana Syari’ah
• 1. Dewan Syari’ah bertugas memberikan
arahan kegiatan Manajer Investasi agar
senantiasa sesuai syari’ah
• 2. Hub. Investor dg perusahaan berdasar
sistem mudharabah
• 3. Investasi diarahkan pada hal-hal yang tidak
bertentangan dgn syari’at Islam

Hub. Investor dan Perusahaan
 1. Hub. Pemodal dan manajer investasi
dilakukan dgn sistem wakalah
 2. Hub. Manajer investasi dgn pengguna
investasi dilakukn dgn sistem mudharabah 1)
Keuntungan dibagi antara pemilik modal dgn
pengguna sesuai yg disepakati
 2) Pemiliki modal menanggung resiko sesuai
dana yang dimiliki
 3) Manajer inv. Tdk menanggung resiko jk rugi
sepanjang bukan kelalaian (gross
neglicence/tafrith)

Kewajiban manajer investasi
 1. Mengelola portofolio investasi sesuai
kebijakan
 2. Menyusun tata cara & memastikan semua
dana calon pemegang unit penyertaan
disampaikan kpd Bank kustodian
 3. Melakukanpengembalian dana dan unit
penyertaan
 4. Memelihara semua catatan penting yang
berkaitan dgn lap keuangan dan pengelolaan
reksa dana

Kewajiban Bank Kustodian
 1. Memberikan pelayanan penitipan kolektif kekayaan reksa
dana
 2. Menghitung NAB dan Unit penyertaan setiap hari bursa
 3. Membyr biaya yg berkiatan dgn reksadana atas perintah
mnjr investasi
 4. Menyimpan catatan yg berkaitan dgn semua perubahan
unit penyertaan serta identitas pemilik modal
 5. Mengurus penerbitan dan penebusan unit penyertaan
sesuai kontrak
 6. Memastikan bahwa unit penyertaan hanya atas penerimaan
dana dari calon pemilik modal

Jenis Usaha Emiten
• Investasi dilakukan pada efek-efek yang
diterbitkan oleh pihak emiten yg sesuai dgn
syari’ah islam yaitu emiten yg tdk bergerak
dlm perjudian, tdk memproduksi
makanandanminuman haram, dan tidak
memproduksi barang yg merusak moral.

Sifat Reksadana
• 1. Reksadana Tertutup (Closed-end Fund)
• 2. Reksa dana Terbuka (Open end-Fund)

Jenis-jenis Reksa dana
• 1. Reksa dana Pendapatan Tetap (Fixed
Income Fund)
• 2. Reksa dana Campuran (Discretionary Fund/
Mixed Fund)
• 3. Reksa dana Pasar uang
• 4. Reksa dana Saham

Perhitungan Net Asset Value (NAV) atau
NAB

Total NAV = Nilai Aktiva – Nilai Kewajiban
Nilai Aktiva Bersih per unit
 NAV per unit =
_Total Nilai Aktiva Bersih

Total unit penyertaan
(saham) yang diterbitkan
 Ket.: Total NAV = Jumlah Nilai Aktiva Bersih pada periode
tertentu

NAV per unit= Nilai Aktiva Bersih per saham atau unit
penyertaan pada periode tertentu.

Keuntungan Inv di reksa dana










1. Jml dana tdk terlalu besar
2. Akses utk beragam investasi
3. Diversifikasi Investasi
4. Kemudahan Investasi
5. Dikelola oleh Manajer Professional
6. TransparanInformasi
7. Likuiditas
8. Biaya rendah
9. Return Yg kompetitif

Resiko Inv di Reksa Dana
• 1. Berkurangnya Unit Penyerta (NUP)
• 2. Risiko Likuiditas
• 3. Risiko Wanprestasi

Strategi Pengembangan RDS
• 1.Memperbanyak RDS guna memberikan
alternatif investasi bagi masy
• 2. Membangun idealisme ttg RDS
• 3. Membeangun sinergi antar lembaga terkait

Milestone Industri Keuangan
Syariah Indonesia

COMPETITIVENESS
BANK SYARIAH INDONESIA

COMPETITIVE
NESS
BANK SYARIAH
INDONESIA

COMPETITIVE
NESS
BANK SYARIAH
INDONESIA

COMPETITIVE
NESS
BANK SYARIAH
INDONESIA

Indonesia di pasar keuangan
Syariah global

Infrastruktur keuangan syariah
Banking

Capital Market

Insurance

Pension Funds

Socia
l

Money Market

Micro Finance
(Cooperatives)

Pawn Shop

Zakah Fund
Institutions

Finance
Companies

Socia
l

Basyarnas

Infrastruktur perbankan
syariah
Regulations:
licensing &
supervision

BANK
INDONESIA

Fatwa
s

Certification
Institutions for
Microfinance
Certification
for
Professionals

BoD

Deposit
Insurance
Corporation

National
Sharia
Board

Pemerintah

A wholesale Apex
for Financing
MSMEs Projects

National
Islamic
Arbitrage
Dispute
Board

Capicity Building

Mediati
on

Indonesian
Institute of
Accountants

Statement of
Financial
Accounting
Standard

TA, advocacy &
Participation in Policy
Dialogue

Landscape & perkembangan

OPERATING ENVIRONMENT
Industry Updates – Indonesian Sharia Industry Performance as at 3Q17

 Indonesian Sharia Assets
totaling to IDR 1.076Tn
upto 3Q 17
 With
Sharia
Bank’s
contributed 38% of total
Assets

Source: OJK

OPERATING ENVIRONMENT
Industry Updates – Indonesian Sharia Banking Asset as at Dec 2017

Market Share +/- 5,57%

IDR Trillion

Nov’99
Aug’04

Nov’92
Oct’10

Beginning Operate

Jun’10
Jan’09
Apr’10 Apr’10

Sep’16

Jul’14

Dec’09

May’10

Jul’09

Source: OJK, Bank’s published reports

Indikator Utama
perbankan syariah

Source data OJK per 30
sept 2017

Komposisi pembiayaan bank
syariah

Source data OJK per 30
sept 2017

Komposisi dana pihak
ketiga

Source data OJK per 30
sept 2017

Aset Perbankan nasional :
syariah

Pembiayaan nasional :
syariah

Dana Pihak Ketiga nasional :
syariah

Sektor ekonomi pembiayaan
syariah
Sektor Pembiayaan
Untuk Pemilikan Rumah Tinggal

2014 2015 2016 2017
39,221 43,413 51,195 60,663

Untuk Pemilikan Peralatan Rumah Tangga Lainnya
(termasuk multiguna)
Perdagangan Besar dan Eceran

21,743 20,974 33,183 40,303
22,732 25,993 30,319 32,839

Konstruksi
11,669 11,193 14,435 22,198
Industri Pengolahan
13,300 17,982 19,745 21,463
Perantara Keuangan
16,828 19,184 18,948 19,583
Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan
7,643 9,365 12,797 12,326
Listrik, gas dan air
5,492 6,427 8,117 11,044
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan
4,965 7,950 8,531 10,419
Untuk Pemilikan Kendaraan Bermotor
6,942 8,971 8,607 10,122
Transportasi, pergudangan dan komunikasi
12,192 11,072 10,921 10,087
Pertambangan dan Penggalian
4,597 6,145 6,604 6,864
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan
Perorangan lainnya
Jasa Pendidikan

6,757 4,600 4,617 4,973
2,319 3,193 3,786 4,905

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
1,756 2,550 3,030 4,021
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
1,555 2,101 3,043 3,613
Untuk Pemilikan Ruko atau Rukan
1,945 2,236 3,101 3,142
Bukan Lapangan Usaha Lainnya
8,653 4,318 3,005 2,835
Untuk Pemilikan Flat atau Apartemen
1,174 1,446 1,512 1,956
Perikanan
714

1,198 1,405 1,462

Kegiatan yang belum jelas batasannya
6,944 2,147 760
Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga

538

Issue Strategis pengembangan
perbankan syariah

Potensial Market
• Dana Haji Daftar tunggu Calon Haji mencapai
sekitar 4-5 juta orang (2018 sd 2022). Potensi dana
haji sekitar Rp 147 T (50% deposito di bank, 20%
investasi langsung, 10% investasi lain, 5% emas).
• Dana pembangunan infrastruktur yang disalurkan
melalui Kementerian Pekerjaan Umum Rp 106
triliun
• Kebutuhan dana pembangunan infrastruktur untuk
Government mendukung MP3EI sd 2025 sebesar Rp 1.923 triliun
• Sektor Pertambangan 150 T

PENGEMBANGA
N PASAR


Corporate

Retail Produktif
(SMEs)

Retail
Konsumtif

Unbankable
(micro)

Pembiayaan IDB untuk swasta dalam negeri
senilai US$9,8 miliar hingga 2017.
• High net worth individual (HNWI) Indonesia
Tahun 2016 mencapai 54,4 ribu orang
(Credit Suisse Research Institute)
• Investor lokal di Indonesia (2017) sebanyak
1jt orang atau 0,2 persen dari total
penduduk Indonesia


Sektor usaha di Indonesia diidominasi
UMKM dg pangsa 99.9% (53.823.732
unit)
• Pangsa Kredit Perbankan ke sektor
UMKM 20.7% (Rp481.2 T)

Bisnis Model
 Investment Banking
 Development/
Infrastructure
Banking
 Special Purpose
Banking for Hajj
(BPKH)
 Agriculture Banking
 Infrastructure
Banking
 Corporate/Wholesale
Banking
 Investment Banking
 Commercial Banking
 Retail Business
Banking

 Middle Class meningkat GDP
 Consumer Banking
meningkat, angka kemiskinan menurun,
 Retail Banking
konsumsi masy meningkat
 Nasabah Mass Affluent dengan Layanan
24/7
 Peningkatan kelas menengah 9 juta jiwa/
tahun+baglock perumahan 13,6 juta unit
 Total kebutuhan rumah per tahun bisa
mencapai 2,6 juta rumah (REI)
 Proyeksi penjualan mobil tahun 2018
mencapai
juta unit
(GAIKINDO)
• 50% 1,2
populasi
dewasa
belum
memiliki akses finansial formal
 Micro Banking
• Total penyaluran dana KUR

Branchless
Banking
Pemerintah Maret 2018 Rp70T

Community
Banking
• Target populasi Buruh Migran
domestik & internasional dan
(for women)
masyarakat terpencil