11. SISTEM LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

  SISTEM LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

Hancurnya Perbankan Nasional

  • • pemberian kredit kepada sektor-sektor yang beresiko tinggi

    dan lebih berpihak kepada konglomerat ketimbang usaha

    kecil, sehinga tidak memperhatikan prinsip kehati-hatian

    dalam penyaluran kredit (prinsip 5C)
  • • pemberian kredit yang berlebihan dan terkonsentrasi pada

    pihak-pihak terkait dan kelompok usaha tertentu, sehingga melanggar Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
  • lemahnya manajemen bank dan intervensi pemilik yang berlebihan terhadap operasional bank yang mengarah pada kecenderungan untuk melakukan berbagai penyimpangan dan pelanggaran (moral hazard)
  • lemahnya pengawasan bank

Restrukturisasi Perbankan

  • dilakukan langkah pengembalian kepercayaan masyarakat terhadap perbankan melalui pelaksanaan program penjaminan pemerintah baik untuk bank umum maupun bank perkreditan rakyat

    (Keputusan Menteri Keuangan No. 179/KMK.017/2000, tentang

    Syarat, Tatacara dan Ketentuan Pelaksanaan Jaminan Pemerintah Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum)
  • dilakukan langkah perbaikan struktur permodalan bank, langkah kebijakan dilakukan melalui program rekapitalisasi bank umum.

  Secara spesifik, program rekapitalisasi ini dilakukan untuk meningkatkan permodalan bank sehingga memenuhi ketentuan Capital Adequacy Ratio (CAR) sekurang-kurangnya 4%.

  Dalam program rekapitalisasi tersebut, pemerintah

melakukan penyertaan modal pada bank-bank melalui

penerbitan obligasi sehingga sebagian besar kepemilikan bank-bank tersebut berada di tangan pemerintah.

Mega Skandal Restrukturisasi Perbankan

  • • program rekapitalisasi perbankan, pemerintah

    telah mengucurkan dana sedikitnya Rp. 320

    trilyun yang disebut Bantuan Likuiditas Bank

    Indonesia (BLBI)
  • terdiri dari:  Rp. 144,4 trilyun yang diterima 48 bank umum swasta nasional  Rp. 175 trilyun yang diterima bank BUMN

Penyimpangan Dana BLBI

  • Dari Rp 144,5 trilyun dana BLBI yang disalurkan ke 48 bank ditemukan penyimpangan penggunaan dana BLBI senilai Rp 84,5 trilyun. Penyimpangan yang dilakukan adalah dana BLBI tersebut bukan

    digunakan untuk mengatsi rush, tetapi digunakan untuk transaksi valas

    dan disalurkan kepada perusahaan dalam satiap kelompok usaha.
  • • Hasil audit investigatif BPK terbaru (diserahkan ke DPR pertengahan 2001)

    juga menemukan bahwa jaminan yang diserahkan bank-bank penerima

    BLBI ternyata hanya bernilai Rp. 12,53 trilyun atau kurang dari 10% jika

    dibandingkan dengan dana BLBI sebesar Rp. 144,5 trilyun
  • Yang lebih mencengangkan, sebesar Rp. 22,5 trilyun di antara BLBI yang menyimpang itu digunakan untuk membiayai kontrak derivatif alias spekulasi valas. Pembelian dollar AS besar-besaran tahun 1998 yang menghancurkan nilai rupiah hingga level Rp. 16.000 per dollar AS, antara lain dipicu oleh tindak spekulasi ini.

  NO NAMA BANK JUMLAH BLBI % PENANGGUNG JAWAB

  9 Bank Modern 1) 2.557,69 1,77 Samadikun Hartono

  15 Bank PSP 3) 1.938,95 1,34 Slamet S. Gondokusumo

  14 Bank Pelita 1) 1.989,83 1,38 Hashim S. Djojohadikusumo

  13 Bank PDFCI 2) 1.995,00 1,38 -

  12 Bank Asia Pacific 3) 2.054,97 1,42 Thomas Suyatno

  11 Bank Pacific 4) 2.133,37 1,48 Hendrik Willem Teori

  10 Bank Pesona (d/h Bank Utama) 3) 2.334,89 1,62 Sigit Harjojudanto

  8 Bank Tiara Asia 2) 2.909,24 2,01 -

  1 Bank Dagang Nasional Indonesia 1) 37.039,76 25,63 Sjamsul Nursalim

  7 Bank Nusa Nasional 2) 3.020,32 2,09 -

  6 Bank Harapan Sentosa 4) 3.866,18 2,67 Hendra Rahardja

  5 Bank Indonesia Raya 3) 4.018,24 2,78 Atang Latief

  4 Bank Umum Nasional 1) 12.067,95 8,35 Mohammad Hasan, Kaharudin Ongko

  3 Bank Danamon 2) 23.188,38 15,99 Usman Atmadjaja

  2 Bank Central Asia (BCA) 2) 26.596,28 18,40 Sadono Salim

  Daftar Bank Penerima BLBI (dalam miliar Rp)

  16 Sejahtera Bank Umum 4) 1.687,35 1,17 Hasudungan Tampubolon

  26 Bank Dewa Rutji 3) 609,41 0,42 Rudolf Kasendra

  34 Bank Aken 3) 301,32 0,21 Indra Haryono SE

  33 Bank Mataram Dhanaarta 4) 336,76 0,23 Sri Sultan HB X

  32 Bank Umum Servitia 3) 361,98 0,25 Rijanto Sastroatmodjo

  31 Bank Intan 3) 401,55 0,28 Fadel Muhammad

  30 Bank Dagang Industri 3) 481,55 0,33 Prof. DR. Sukamdani SG

  29 Bank Industri 4) 511,47 0,35 Hashim S. Djojohadikusumo

  28 Bank Istimarat 1) 520,23 0,36 Hashim S. Djojohadikusumo

  27 Bank Astria Raya 4) 578,92 0,40 Henry Liem

  25 Bank Centris 1) 629,63 0,44 Hubertus Setyawan

  17 Bank Surya 1) 1.653,75 1,14

  24 Bank Sewu 3) 642,25 0,44 Dasuki Angkosubroto

  23 Bank Panaesaan 681,08 0,47 HR Rembert

  22 Bank Subentra 1) 860,85 0,60 Benny Suherman

  21 South East Asia Bank 899,40 0,62 Tidjan Ananto

  20 Bank Ficorinvest 3) 917,85 0,64 Deddy Nurjaman

  19 Bank Papan 3) 928,91 0,64 Hashim S. Djojohadikusumo

  18 Bank Central Dagang 3) 1.403,49 0,97 Sam Handojo

  H. Sudwikatmono

  Lanjutan

  36 Bank UPPINDO 3) 242,95 0,17 Miranda S Gultom

  37 Bank Lautan Berlian 3) 240,82 0,17 Ulung Bursa

  38 Bank Tata Internasional 3) 221,23 0,15 Ny. Susilawati Wijaya NG

  39 Bank Hokindo 1) 214,23 0,15 Hokianto

  40 Bank Jakarta 4) 210,99 0,15 H. Probosutedjo

  41 Bank Anrico 4) 210,08 0,15 Prof. Harun Alrasyid Zain

  42 Bank Kosagraha Semesta 4) 201,81 0,14 Setiawan Chandra

  43 Bank Citrahasta Manunggal 4) 201,80 0,14 Suyono Sukarno

  44 Bank Danahutama 3) 184,82 0,13 Sofjan Wanandri

  45 Bank Deka 1) 152,91 0,11 Dewanto Kurniawan

  46 Bank Dwipa Semesta 4) 110,11 0,08 Dr. Yoga Sugomo

  47 Bank Baja Internasional 3) 35,77 0,02 Riyanto

  48 Bank Umum Majapahit Jaya 4) 8,55 0,01 Roy E. Tirtadji

  TOTAL 144.535,98 100,00 Lanjutan

  Keterrangan : 1 : Bank Beku Operasi 2 : Bank Take Over (BTO) 3 : Bank Beku Kegiatan Usaha (BBKU) 4 : Bank Dalam Likuidasi (BDL)

  Jumlah Obligasi Laba/ rugidi Neraca Sumbangan

Nama Bank

  Bunga obligs APBN :10 % Kondisi Sesungguhnya

  1. Bank Mandiri

  2. Bank BNI

  3.BCA

  4.BRI

  5.BII

  6.Danamon

  7.BTN

  8.Bank Permata

  9.Bank Niaga

  10. Bank Lippo 155,5 54,7 53,6 28,4 23,3 20,0 14,2 11,6 6,7 5,7 2,8 2,1 2,19 1,5 0,03 0,72 0,25 ---- 0,09 0,14 15,55 5,47 5,36 2,84 2,33 2,00 1,42 1,16 0,67 0,57 RUGI RUGI RUGI RUGI RUGI RUGI RUGI RUGI RUGI RUGI BANK PENANGGUK REKAP DARI UANG RAKYAT/APBN BANK PENANGGUK REKAP DARI UANG RAKYAT/APBN (September 2002) – dlm Trilyun Rp (September 2002) – dlm Trilyun Rp

  1. Membayar Bunga SBI 17% x Rp. 500 T = 85 T (s/d 2002)

  2 Membayar Bunga Obligasi = 60,1 T DEFISIT APBN = Rp 54 T ( 2002 ), Rp 45 T (2003) Rp 35 T (2004), 26 T (2005) Solusi Negara :

  1. Menghutang ke IMF

  2. Menaikkan BBM, Listrik, Telepon, dll

  3. Jual Asset Negara Strategis Rp 145,1 Trilyun

  

“Dampak Riba / Bunga”

  

1. Menzalimi dan semakin menyengsarakan rakyat Indonesia secara

signifikan.

  

2. Memperbesar hutang Negara mencapai Rp. 2000 trilyun (Jika kita

mampu membayar Rp 2 T Setahun), maka hutang RI baru lunas 1000 Tahun

  

3. Menaikkan harga – harga barang / jasa strategis ; BBM, listrik,

Telephon dan barang – barang lainnya.

  

4. Menggadaikan Negara dengan penjualan asset strategis ke pihak

asing (BCA,Danamon, Indosat,Perkebunan, BBM, dsb.

  

ASSET SELURUH BANK DI INDONESIA = 1065 T

DANA MASYARAKAT (TABUNGAN, DEPOSITO) = 800-an T

  

LDR 44 %

2002 Seharusnya dana masyarakat disalurkan, tapi sebagian besar ditempatkan di SBI.

  

Negara wajib membayar bunganya dalam jumlah besar, puluhan trilyun

  

LDR Bank Nasional rata-rata 44 %

  

LDR Bank Swasta Raksasa = 15%

  

LDR Bank Syariah = 115%

  

BANDINGKAN !!! Bank Riba Swasta:Bank Islam

   Bagaikan siang dan malam atau langit dan Bumi

  

ASSET SELURUH BANK DI INDONESIA = 1135 T

DANA MASYARAKAT (TABUNGAN, DEPOSITO) = 800-an T

  

LDR 59 %

2004 Seharusnya dana masyarakat disalurkan, tapi sebagian besar ditempatkan di SBI.

  • Negara wajib membayar bunganya dalam jumlah besar,

  puluhan trilyun

  • LDR Bank Nasional rata-rata 59 %
  • LDR Bank Swasta Raksasa = 15%
  • LDR Bank Syariah = 103 %
  • Banyak dana Bank yang ditempatkan di SBI menjadi

  beban pemerintah dan pemicu inflasi

APBN MENJADI DEFISIT DISEBABKAN BUNGA OBLIGASI REKAP BANK KONVENSIONAL APBN MENJADI SURPLUS TANPA BEBAN BUNGA

  APBN 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Total Defisit

  • 16.13 -40.48 -57 T 36.67 -24.42 -16.90 -158.18 Bunga Obligas 31,24

  58.20

  62.26

  46.36

  41.28 38.84 278.17 i rekap Tanpa Bunga +15,11 +17,72 58,69 +9.69

  16.86 +21,94 +119,99 Obl.rkp

  

Bunga Obligasi Rekap lebih Besar dari

Pembiayaan Pembangunan

(DALAM TRILIUN RUPIAH)

  APBN 2000 2001 2002 2003 2004 Total Biaya

  8.84

  21.37

  25.60

  48.84 50.50 155.15 Pemba ngunan Bunga Obligasi

  31.24

  58.20

  62.26

  46.36 41.28 239.33 Rekap

  

Perbankan Ribawi, menikam Perbankan Indonesia Perbankan Ribawi, menikam Perbankan Indonesia karena tahun 2003, Bank Indonesia mengalami karena tahun 2003, Bank Indonesia mengalami Defisit karena Suku Bunga SBI lebih besar dari Defisit karena Suku Bunga SBI lebih besar dari Pendapatan BI Pendapatan BI

  

Perbankan Ribawi, diselamatkan negara melalui Perbankan Ribawi, diselamatkan negara melalui program Rekapitalisasi RATUSAN TRILIUN program Rekapitalisasi RATUSAN TRILIUN

  

Dana tabungan yang dihimpun Perbankan Ribawi, Dana tabungan yang dihimpun Perbankan Ribawi, hanya disalurkan sebesar 62.79% per November hanya disalurkan sebesar 62.79% per November 2005. Sejak tahun 1998-2004 LDR Bank Ribawi 2005. Sejak tahun 1998-2004 LDR Bank Ribawi antara 30 sd 59 %. antara 30 sd 59 %

  

Perbankan Ribawi hanya mau menikmati tapi tidak Perbankan Ribawi hanya mau menikmati tapi tidak mau ikut membina Perekonomian Indonesia. mau ikut membina Perekonomian Indonesia

   Pemerintah sangat terbebani dengan program Pemerintah sangat terbebani dengan program rekapitalisasi dan BLBI, APBN terkuras rekapitalisasi dan BLBI, APBN terkuras

Fakta Indonesia

  • Utang luar Negeri • Utang dalam Negeri

    • Sumbangan APBN (dana rakyat) utk BK

  • Suku Bunga masih tinggi
  • Inflasi masih tinggi
  • Nilai Tukar yang fluktuatif
  • • Sektor riil masih terhambat (LDR 61%,)

  • Pengangguran Tinggi • Kemiskinan Masih menggurita

  Islamic Islamic Bank Bank

Bank Islam Bank Islam

  █ BANK █ BANK yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, serta tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an & As-Sunnah

  (Accounting & Auditing Organization for Islamic Financial Institution)

   MANAJER INVESTASI (mengelola investasi dana nasabah)

  Penyedia Jasa Keuangan & Lalu Lintas Pembanyaran

  INVESTOR (menginvestasikan dana yang dimilikinya mau pun dana nasabah)

FUNGSI & PERAN BANK SYARIAH

   KEGIATAN SOSIAL (mengelola zakat maupun dana sosial lainnya)

  Operation must be based on Al-Qur’an & As-Sunnah

ISLAMIC

  It is part of broader concept of Islamic Economics.

  It is the introduction of The Value System & Ethics Of Islam into the economic sphere

  

Islamic Banking

Islamic Banking

Prohibition of Prohibition of

  • Gharar / Speculation Riba / Interest or Usury Overspending & wastage
  • Maisyir / Gambling

  The Product Concept of Islamic Bank Perbedaan bunga dan Bagi Hasil

  1 Penentuan bunga dibuat tanpa berpedoman pada untung rugi

  Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat pada waktu akad dgn berpedoman pada untung rugi

  2 Besarnya persentase (bunga) ditentukan sebelumnya berdasarkan jumlah uang yang dipinjamkan

  Besarnya bagi hasil berdasarkan keuntungan, sesuai dgn rasio yang disepakati

  3 Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan meningkat Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan pendapatan

  4 Jika terjadi kerugian, ditanggung si Peminjam saja, berdasarkan pembayaran bunga tetap yang dijanjikan

  Jika terjadi kerugian ditanggung kedua belah pihak

  5 Besarnya bunga yang harus dibayar si peminjam pasti diterima bank Keberhasilan usaha menjadi perhatian bersama

  6 Umumnya Agama (terutama Islam) Mengecamnya

  Tidak ada yang Meragukan Sistem Bagi Hasil

  7 Berlawanan dgn Surah Luqman : 34 Melaksanakan Surah Luqman : 34

Titipan

  ( Prinsip & Piranti Keuangannya

  )

  

( Prinsip & Piranti Keuangannya )

Bagi Hasil

(Sirkah)

(Profit &

Loss

Sharing)

  Jual-Beli (al Bai’) Sale & Purchase Sewa (Ijarah) Lease

Bank Syariah Mekanisme Operasional

  

Pinjaman

(al-Qard)

Soft &

Benevolent

Loan

  Jasa (Ujroh) Fee-based Service

  (al Wadi’ah) Depository

Bank Syariah Mekanisme Operasional

Mekanisme Operasional Bank Islam

Mekanisme Operasional Bank Islam

Bagi Hasil Bagi Hasil

Pinjaman Pinjaman

Jual-Beli Jual-Beli

Jasa Jasa

Sewa Sewa

Titipan Titipan

Titipan Titipan

  Fee-based Fee-based

  (al Wadi’ah) (al Wadi’ah)

  Depository Depository

  1. Wadi’ah yad al-Amanah (Trustee Depository)

  1. Musyara- kah (Joint Venture Profit Sharing)

  Service Service

  (Ujroh) (Ujroh)

  Depository Depository

  Sale & Sale &

  Berdasarkan Prinsip-prinsip: Berdasarkan Prinsip-prinsip:

  (sirkah) (sirkah)

  Profit & Profit &

  Loss Loss

  Sharing Sharing

  (al Bai’) (al Bai’)

  Purchase Purchase

  Loan Loan

  (Ijarah) (Ijarah)

  Lease Lease

  (al-Qard) (al-Qard)

  Soft & Soft &

  Benevolent Benevolent

  (al Wadi’ah) (al Wadi’ah)

  • ar-Rahn
  • al-Qard al

  • Bai’ al
  • Sewa
  • al-Wakalah
  • Bai’ as
  • Sewa-Beli
  • al-Kafalah
  • al-Hawalah
  • Bai’ al
  • Ju’alah Exp.:

  Bank Reference

  (Transfer Service)

  (Guaranty)

  2. Wadi’ah yad adh- Dhamanah (Guarantee

  (Deputyship)

  (Mortgage)

  Hasan (Sebagai aqd tathawwui yaitu akad saling membantu / bukan transaksi komersial)

  (Ijarah wa Iqtina’) Financing Lease

  (al-Ijarah) Operating Lease

  Salam (In-front Payment Sale)

  Murabahah (Deferred Payment Sale)

  2. Mudhara- bah (Trustee Profit Sharing)

  Istishna’ (Purchase by Order or Manufacture)

  2(Two) Approaches of 2(Two) Approaches of

  Resources & Resources &

  Uses of Fund Uses of Fund of Islamic of Islamic

  Bank Bank

SUMBER & PENGGUNAAN DANA SUMBER & PENGGUNAAN DANA (Pool of Funds Approach) (Pool of Funds Approach)

  Wadiah Wadiah

  Mudharabah Mutlaqah Mudharabah Mutlaqah

  Musyaraqah Musyaraqah

  Mudharabah Muqayadah Mudharabah Muqayadah

  Primary Reserve Primary Reserve Secondary Reserve

  Secondary Reserve Qard

  Qard Musyarakah

  Musyarakah Murabaha

  Murabaha Salam

  Salam Istishna’

  Istishna’ Ijarah

  Ijarah Sepecial Project

  Sumber Dana Peng- gunaan Dana

Dana Pool Dana Pool Dana Pool Dana Pool

Sepecial Project

SUMBER & PENGGUNAAN DANA

Muqayyadah

Aktiva Tetap

  5

  10 1,2,3,4,5,6,7 2,4,5,6,7 4,5,6,7 2,4,5,6,7,8,9,10

  9

  8

  7

  6

  Peng- gunaan Dana Sumber

  Dana

  3

  2

  1

  Murabaha Musyarakah

  Salam Istishna’ Ijarah (Waiqtina)

  Primary Reserve Secondary Reserve Qard Murabahah

  Musyaraqah Mudharabah Mutlaqah Mudharabah

  (Assets Allocation Approach) (Assets Allocation Approach) Wadiah

  4

  Permasalahan Utama

  Permasalahan Utama 3.

  3. Pengetahuan & Pengetahuan &

  Pemahaman Masyarakat Pemahaman Masyarakat Relatif Rendah. Relatif Rendah.

  Padahal potensi pasar Padahal potensi pasar Relatif besar Relatif besar 6.

  Dominasi Pembiayaan Non-PLS.

  Sehingga belum mencerminkan hakekat Bank Syariah

   7. Perlu Mengadopsi ‘Best Practice & International Standard’.

  Agar dpt berkompetisi di era Globalisasi.

   2. Jaringan Kantor yang terbatas yang membatasi akses perbankan syariah terhadap nasabah potensial 1.

  Kerangka Pengaturan perbankan syariah yang belum lengkap & sesuai dengan keunikan karakteristik perbankan syariah

  5. Kinerja Keuangan & Kualitas Pelayanan Perlu ditingkatkan secara berkesinambungan

  4. Belum Lengkapnya Regulasi, Infrastruktur & Institusi Pendukung

  Fakta

  • Masyarakat Memerlukan Kehadiran Bank Syariah Namun Pemahaman Tentang Perbankan Syariah Masih Rendah.

TABEL HASIL SURVEY PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI BANK SYARIAH

  Bunga Paham Provinsi Bertentangan Dengan Produk & Manfaat (% Penduduk Muslim) Ajaran Agama Bank Syariah

  Jawa Barat Jawa Barat

  62 % 6 % (98%) (98%)

  Jawa Tengah & DIY 48 % 16 % (96%) Jawa Timur

  Jawa Timur 31 % 10 %

  

31 %

(97%) Source: BPS census 1990, public survey in W. Java, Central Java, Yogyakarta, E. Java, W. Sumatra, & Jambi, conducted in 2000-2001 by BI, IPB, Universitas Diponegoro, (97%)

SEJARAH BANK ISLAM DI DUNIA

  1. Philipine Amanah Bank (1973)

  2. Islamic Bank of Sudan (1975)

  3. Bank Islam Dubai ( 1975)

  4. Islamic Bank of Eqypt (1977)

  5. Kuwait Finance House (1977)

  6. Faisal Islamic Bank, Mesir (1978)

  7. Islamic Finance House Luxemburg (1978)

  8. Bahrain Islamic Bank (1979)

  9. Islamic Bank Pakistan (1979)

  10. Faisal Finance Swiss (1980)

  

11. Faisal of Islamic Bank Al-Kibris, Cyprus (1983)

  12. Bank Islam Malaysia Berhad (1983)

  13. Dar Mal al-Islami, Turki (1984)

  14. Bank Islam Iran (1984)

  15. Ar-Rajhi Bank Saudi Arabia (1985)

BANK SYARI’AH DI LUAR NEGERI

  Denmark Luxemburg Kanada Amerika Serikat United Kingdom Swtzerland Swiss Australia Rusia Bahama Caymand Island Cyprus

Afrika Selatan India Virgin Island

Srilangka Philipina Mauritania Ghuinea Nigeria Tunisia

BANK SYARI’AH DI LUAR NEGERI

  Jibouti Turki Senegal Libia Malaysia Brunei Pakistan Sudan Dubai Albania Bangladesh Yaman Abu Dahbi Lebanon Bahrain Iraq Iran Qatar

Yordania Mesir Saudi Arabia

City Bank  Bank terbesar di AS  Buka Unit-unit Syariah ABN Amro  Bank terbesar di EROPA

   Buka 54 Cabang Syariah

  

ANZ Investment Mudharaba di Australia,

dll

LARIBA BANK BANK ANTI RIBA

  

1985

  

=

LARIBA

  100.000-an Unit rumah California (Pusat) Alaska Colorado Florida Georgia Indiana Texas Michigan Virginia Oklahama Minnesota Coneccitut

Washingon State

Oregon

L os A ngeles R elieble I nvestment B ankers A ssociation

  Ohio Nevada Nebraska Iowa Kentucky Maryland Massachusetts BANK ISLAM DI AMERIKA SERIKAT

  Berdiri Bank Muamalat 1992 Berdiri 78 BPRS 1992-1997 Terjadi Krisis moneter ; 240 bank goncang, Bank Konvensional Mengalami Negative Spread. 1997 Sebagian besar Bank dilikuidasi Seluruh bank BUNGA merugi dan menghentikan kredit, kecuali Bank Syariah. Dengan BLBI, sebagian bank raksasa selamat. Tanpa bantuan dana 400 triliyun lebih, pasti bank riba binasa semuanya

Bank muamalat malah sebaliknya :

  

1. Mengucurkan kredit dalam jumlah besar, 344 M (1999)

  2. Bisa bertahan tanpa bantuan / Rekap 1998-2002 Keluar UU No. 10 Tahun 1998. Memberi peluang kepada bank konvensional, untuk menjadi syariah (buka cabang syariah) BSM, IFI, BNI, BRI, Danamon, Bukopin, BPD Jabar, BII, dll. (Pertumbuhan 74% setahun)