PENGARUH PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV SDN 27 PONTIANAK TENGGARA

  PENGARUH PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SD ARTIKEL PENELITIAN Oleh MEISTY DAWANI NIM F370120175 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2018

  PENGARUH PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 27 PONTIANAK TENGGARA ARTIKEL PENELITIAN Meisty Dawani NIM F37012075 Disetujui, Pembimbing I Dra. K. Y. Margiati, M.Si. NIP. 195312161980032001 Pembimbing II Dr. H. Tahmid Sabri, M.Pd NIP 195704211983031004 Mengetahui, Dekan FKIP Dr. H. Martono, M.Pd NIP 196803161994031014 Ketua Jurusan Pendidikan Dasar Dr. H. Tahmid Sabri, M.Pd NIP 195704211983031004

  

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF

TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP

HASIL BELAJAR MATEMATIKA SD

Meisty Dawani, KY. Margiyati, Tahmid Sabri

  

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN, Pontianak

Email

Abstract

  

This study aimed to analyze how high the influence of using cooperative models two

stay two stray type towards students' learning outcome on Math Subject at the fourth

grade students of SDN 27 Southeast Pontianak. The research method used in this

study was an experimental method in the form of quasiexperiment with Nonequivalent

Control Group Design experimental design. The population in this study was fourth

grade students of Public Elementary Schools 27 Southeast Pontianak in Academic

Year 2016/2017 which consists of 2 classes namely IVA and IVB with 56 students in

total. The tool of data collection of this research was the test of students' learning

outcomes in the form of essays with 5 questions in total. Based on statistical

computation, the students' mean score of post test in experimental class was 85.36

and the students' mean score of pre test in control class was 73.81. The result of

Hypothesis testing using t-

then t_table was 1.6749, which means t_count (2.862)> t_tabel (1.6749), it can be

conclude that Ha was accepted.

  

Keywords; Influence, Cooperative, Model, Type Two Stay Two Stray, Learning

outcome, Mathematics PENDAHULUAN

  Pendidikan merupakan upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan pembangunan. Peningkatan kualitas pendidikan harus dipenuhi melalui peningkatan kualitas dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya.

  Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas menuntut seorang guru untuk mampu menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif, kondusif dan bahkan harus menyenangkan siswa. Agar terciptanya pembelajaran yang aktif dan menyenangkan demi terciptanya tujuan pembelajaran guru harus bisa memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan konsep materi pelajaran untuk mempermudah guru mengajar dan mempermudah siswa menerima materi pelajaran guna mencapai hasil belajar yang diinginkan.

  Matematika sering dianggap sulit oleh siswa dikarenakan pemahaman yang kurang akan materi yang disampaikan oleh guru sehingga hasil belajar cenderung menurun di mata pelajaran matematika. Penyampaian yang kurang menarik juga bisa menjadi salah satu faktor menurunnya hasil belajar siswa. Terlalu dominannya peran guru di depan kelas juga menjadi faktor penentu keberhasilan belajar siswa. Dari pengelaman belajar seperti inilah penulis memilih suatu model untuk diterapkan di dalam pembelajaran matematika di kelas.

  Berdasarkan hasil wawancara pada hari senin, 18 Januari 2016 dengan Ibu Mariani, selaku guru bidang studi Matematika di kelas IV SDN 27 Pontianak Tenggara diperoleh data hasil belajar ulangan semester Matematika dari 56 siswa, sebanyak 32 siswa dinyatakan belum tuntas dalam pembelajaran Matematika. Siswa dinyatakan belum tuntas jika nilai Matematika tidak mencapai Kriteria Kelulusan Maksimal (KKM) yaitu

  70.Pada kenyataannya yang terjadi menunjukkan bahwa pembelajaran Matematika di sekolah belum dapat diterapkan secara optimal.Diperoleh informasi bahwa pembelajaran Matematika yang diterapkan di kelas masih menggunakan model yang berpusat pada guru yaitu model ceramah.Banyak kekurangan yang dialami guru pada saat pembelajaran diantaranya, guru tidak selalu menggunakan media, guru hanya menggunakan media yang mudah diperoleh ataupun dibuat seperti kertas manila, kertas origami ataupun kardus bekas. Kemudian guru menugaskan siswa untuk membaca materi dan guru menjelaskan materi serta guru memberikan tugas kemudian apabila jam pelajaran sudah habis, siswa yang belum selesai mengerjakan tugas tersebut maka dijadikan pekerjaan rumah. Hal ini mengakibatkan siswa kurang memahami materi yang diajarkan, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa itu sendiri.

  Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, terdapat kesenjangan yang sangat signifikan antara harapan dengan kenyataan, sehingga akan menimbulkan bencana besar jika tidak segera diatasi. Maka diperlukan suatu solusi untuk memecahkan permasalahan yang terjadi SD Negeri 27 Pontianak Tenggara yang berhubungan dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru pada mata pelajaran Matematika di kelas

  IV.Oleh karena itu, penting bagi seorang guru untuk terampil dalam merencanakan pembelajaran sehingga lebih berpusat kepada siswa. Guru harus memiliki pengetahuan mengenai model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran. Dari berbagai jenis model pembelajaran, penulis tertarik pada model kooperatif tipe two stay two stray untuk digunakan di SDN 27 Pontianak Tenggara. Model Kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan sebuah model yang dapat memberikan kesempatan pada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Model ini juga dapat digunakan di semua jenjang/kelas. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Penggunaan Model Kooperatif tipe Two Stay Two Stray terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV SDN 27 Pontianak Tenggara”.

  METODE

  Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan peneliti secara ilmiah dalam melaksanakan penelitiannya. Sugiyono (2013: 2) menyatakan “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

  ”. Setiap penelitian memiliki tujuan dan kegunaan tertentu, maka peneliti harus dapat memahami metode penelitian yang akan dipilihnya. Ketepatan dalam memilih metode penelitian, akan sangat berpengaruh terhadap data yang dikumpulkan. Hadari Nawawi (2012: 66-88) membagi penelitian menjadi empat jenis yaitu: 1) Metode Filosofis 2) Metode Deskriptif 3) Metode Historis 4) Metode Eksperimen.

  Berdasarkan pendapat diatas, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Menurut Hadari Nawawi (2012: 88) metode eksperimen adalah

  “Prosedur penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih, dengan mengendalikan pengaruh variabel lain”.

  Menurut Sugiyono (2014: 108) “ada empat bentuk penelitian yang dapat digunakan berdasarkan metode

  Design (nondesign); (2) True Experimental Design; (3) Factorial Design; (4) Quasi Experimental Design.

  dapat digambarkan sebagai berikut:

  Sampel murid dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV A dan siswa kelas

  Berdasarkan pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa sampel adalah sebagian populasi yang menjadi sumber dalam suatu penelitian.Pengambilan sampel disesuaikan dengan waktu dan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian.Suharsimi Arikunto (2006: 134) mengatakan, “Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.Tetapi, jika subjeknya besar dapat diambil 10- 15% atau 20- 25% atau lebih”.

  Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi penelitian, yang dapat diambil datanya dalam pelaksanaan penelitian.Sugiyono (2013: 81) mengata kan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010: 174) menyebutkan bahwa “Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”.

  Maka populasi dalam penelitian ini adalah Siswa kelas IV A dan kelas IV B di Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Tenggara yang berjumlah 50 orang.

  Menurut Sugiyono (2014: 117) berpendapat bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”Hal ini diperkuat oleh pendapat Punaji Setyosari (2013:197) menyatakan, “Populasi merupakan keseluruhan dari objek, orang, per\istiwa, atau sejenisnya yang menjadi perhatian dan kajian dalam penelitian” Berdasarkan kedua pendapat ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa, populasi adalah objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah yang dapat dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian.

  E T 1 X 1 T 2 K T 1 X 2 T 2 Keterangan: E : Kelas Eksperimen K : Kelas Kontrol T 1 : Tes awal (pre-test) T 2 : Tes Akhir (post-test) X 1 : Perlakuan Kelas eksperimen X 2 : Perlakuan Kelas Kontrol (Sugiyono, 2013 : 116)

  test

  Perlakuan Post

  test

  Grup Pre

  Tabel 1 Nonequivalent Control Group Design

  nonequivalent control group design

  Dari keempat bentuk eksperimen yang dikemukakan di atas, maka bentuk penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini adalah Quasi experimen

  kelas sebagai subjek penelitian. Kelas yang pertama akan diberikan pre-test (T 1 ), tidak diberikan treatment (X 2 ) dan diberikan post-test (T 2 ). Kelas yang kedua akan diberikan pre-test (T 1 ), diberi suatu treatment (X 1 ) dan diberi post-test (T 2 ) Rancangan

  control grup design ini digunakan dua

  Dalam rancangan Nonequivalent

  nonequivalent control group design .

  penelitian quasi experimen design yang akan peneliti gunakan yaitu dengan jenis

  time-series design dan nonequivalent control group design . Maka bentuk

  Bentuk quasi experimen design terbagi menjadi dua bentuk design, yaitu

  kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel- variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen”.

  design ini mempunyai kelompok

  menyatakan bahwa, “Quasi Experimen

  design. Menurut Sugiyono (2014: 114)

  IV B SDN 27 Pontianak Tenggara yang masing-masing berjumlah 27 orang dan 29 orang sehingga jumlah sampel adalah 56 orang. Selanjutnya untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas control peneliti menggunakan teknik random yaitu dengan membuat dua buah gulungan kertas yang masing-masing berisikan kelas eksperimen dan kelas control. Peneliti menuliskan nama-nama kelas kemudian menggulungnya.Gulungan kertas tersebut dicampurkan, sehingga peneliti tidak mengenali nama-nama kelas yang dituliskan di dalam kertas.

  Gulungan kertas diambil secara acak oleh peneliti. Pada penelitian ini, jumlah sampel yang ditetapkan berjumlah dua kelas maka pengambilan gulungan kertas pun akan dilakukan sebanyak dua kali. Dua kelas yang terpilih diberikan tes pendahuluan. Setelah hasil analisis data dari kedua kelas homogen, dilakukan pemilihan lagiuntuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol, dengan cara gulungan kertas yang pertama terambil akan dijadikan kelas eksperimen sedangkan gulungan kertas yang terambil keduadijadikan kelas kontrol.Setelah dilakukan pengambilan sampel, maka terpilihlah kelas IVA sebagai kelas eksperimen dan kelas IVB sebagai kelas kontrol.

  Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini ada tiga tahap yaitu, 1) tahap persiapan; 2) tahap pelaksanaan; 3) tahap analisis data

  Tahap persiapan

  Langkah langkah yang dilakukan pada tahap persiapan antara lain: 1. Melakukan tanya jawab dengan wali kelas sekaligus guru mata pelajaran 2. Melakukan diskusi mengenai pelaksanaan penelitian. .3 Menyusun jadwal penelitian.4. Menyiapkan perangkat penelitian yaitu soal pre-test,

  post-test , dan rancangan pelaksanaan

  pembelajaran (RPP). 5. Melakukan validitas instrument penelitian.6.

  7.Menganalisis data hasil uji coba soal tes (reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran).

  Tahap pelaksanaan

  Lanngkah langkah yang dilakukan pda trahap pelaksannaan meliputi : 1. Memberikan pre-test pada siswa kelas ekperimen dan kelas kontrol.

  2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen denngan menggunakan model pembalajaran mind mapping dan pada kelas kontrol dengan menerapkan metode ekspositori.3.Memberikan post-

  test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

  Tahap analisis data

  Langkah langkah yang dilakukan pada tahap analisis data meliputi : 1. Memberikan skor pada hasil pre-test dan memberikan skor hasil post-test. 2. Mengolah data pre-test dan post-test. 3. Membuat kesimpulan. 4. Menyusun laporan.

  Data yang akan dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini, sesuai dengan sub masalah sebagai berikut. 1) Data berupa nilai pencapaian yang diperoleh siswa dengan bentuk bilangan skala 10-100, dari hasil tes pendahuluan siswa tentang materi Operasi Perkalian dan Pembagian di kelas IV A dan kelas

  IV B di SDN 27 Pontianak Tenggara. 2) Data berupa nilai pencapaian yang diperoleh siswa dengan bentuk bilangan skala 10-100, dari hasil tes akhir siswa yang diajarkan dengan menerapkan strategi ekspositori pada materi operasi hitung campuran, di kelas IV B (kontrol) SDN 27 Pontianak Tenggara. 3) Data berupa berupa nilai pencapaian yang diperoleh siswa dengan bentuk bilangan skala 10-100, dari hasil tes akhir siswa yang diajarkan dengan menerapkan model kooperatif tipe two stay two stray kelas IV A (eksperimen) SDN 27 Pontianak Tenggara.

  Teknik pengumpul data penelitian adalah teknik pengukuran. Alat IVA dan 29siswa dI kelas IVB.

  operasi hitung campuran di kelas IV SDN 27 Pontianak Tenggara. Untuk memperoleh data penelitian, ada 56 siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, yaitu 27siswa di kelas

  (n1−n2)s1 2+(n2−1)s2 2 n1+n2−2 [

  Stay Two Stray pada pembelajaran

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi pengaruh penggunaan Model kooperatif tipe Two

  HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

  >0,7digolongkan tinggi Sutrisno/document/28025523/Effect- Size)

  =simpangan baku kelompok pembanding Kriteria : ES < 0,3digolongkan rendah 0,3< ES > 0,7 digolongkan sedang ES

  ̅ = nilai rata-rata kelompok percobaan ̅ = nilai rata-rata kelompokpembanding

  Keterangan : ES = effect size

  ̅̅̅− ̅

  . ....(1) Adapun kriteria pengujian taraf signifikannya yaitu :1) Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. 2) Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. f) Untuk mengetahui besarnya pengaruh dari pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe bermain jawaban terhadap hasil belajar siswa, maka digunakan rumus effect size yaitu: ES =

  ]

  1 n1

  2 √

  pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes.Hadari Nawawi (2012: 134) menyatakan, “Dua jenis tes yang sering digunakan dalam sebagai alat pengukuran adalah tes lisan dan tes tertulis. Tes tertulis ini dibedakan dalam dua bentuk yaitu tes essay dan tes obyektif”. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan para ahli, jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis tes tertulis dalam bentuk essay. Peneliti menggunakan bentuk tes tertulis berupa tes essay dalam penelitian ini, karena bentuk tes ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir dan menghubungkan pengetahuan-pengetahuan yang telah dimiliki siswa.

  1 −x̅

  x̅

  • 1 n2

  . e)Menguji hipotesis dengan menggunakan t-test, t =

  .d) Jika ternyata kedua databerdistribusi normal maka dilanjutkan dengan pengujian homogenitas variansinya, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:F =

  2

  ( − )

  = ∑

  2

  . Melakukan uji normalitas data dengan menggunakan chi kuadrat ke sampel dengan prosedur sebagai berikut:

  ∑ ( − ̅) −1

  Adapun teknik analisis data yang dilakukan adalah : Untuk mengetahui apakah terdapat. Pengaruh Penggunaan Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV SDN 27 Pontianak Tenggara, maka dilakukan hal-hal sebagai berikut: a) Menghitung skor hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan eksperimen. b) Menghitung rata-rata hasil tes awaldan tes akhirpada kelas kontrol dan eksperimen. c) Menghitung Standar Deviasi (SD) hasilpretest dan posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, maka digunakan rumus sebagai berikut:S = √

  

Tabel 2

Hasil Nilai Tes Akhir Siswa

Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

  Rata-rata ( ̅ ) 85,36 73,81 Standar Deviasi (SD) 13,32 16,97 Uji Normalitas (X

  2

  ) 4,5071 3,429 Uji Homogenitas (F)

  1,64 Uji Hipotesis (t)

  2,862 Rata-rata hasil tes akhirsiswa kelas kontrol adalah 73,81. Rata-rata hasil tes akhir siswa kelas eksperimen adalah 85,36. Dengan demikian, rata-rata hasil belajar siswa pada materi operasi hitung campuran menggunakan Model kooperatif tipe two stay two stray lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa pada hasil belajar siswa pada materi operasi hitung campuran yang menggunakan strategi ekspositori.

  • 27
    • – 2 = 54) sebesar 2,006. Karena t_hitung(0,527) < t_tabel (2,006), dengan demikian maka Ho diterima. (terdapat pada lampiran). Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil tes awal siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sehingga, antara kelas kontrol dan kelas eksperimen mempunyai kemampuan yang relatif sama. Karena tidak terdapat perbedan kemampuan awal siswa pada kedua kelas tersebut, maka diberikan berbeda. Pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran dengan strategi ekspositori dan pada kelas eksperimen dilakukan pembelajaran dengan model kooperatif tipe two stay two stray. Di akhir perlakuan, masing-masing kelas diberi tes akhir untuk melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa akibat perlakuan tersebut.

  PEMBAHASAN Analisis Kemampuan Awal Siswa

  Untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi operasi hitung campuran, maka data hasil rata-rata dan standar deviasi tes awal kedua kelas dapat dianalisis dengan menggunakan statistik parametris, yang mana data setiap variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal. Uji normalitas skor tes awal kelas kontrol diperoleh X_hitung^2 sebesar 6,216 sedangkan uji normalitas skor tes awal kelas eksperimen diperoleh X_hitung^2 5% dan dk = 6-3 = 3) sebesar 7,815 (terdapat pada lampiran). Karena X_hitung^2 < X_tabel^2 , maka data hasil tes awal kedua kelas terdistribusi normal dan dilanjutkan dengan menentukan homogenitas pre-test. Dari uji homogenitas data tes awal diperoleh

  5%) sebesar 1,90 (terdapat pada lampiran). Karena F_hitung (1,03) < dari F_tabel (1,89), maka data tes awal kedua kelompok dinyatakan homogen (tidak berbeda secara signifikan). Karena data tes awal tersebut homogen maka varians, diperoleh t_hitung sebesar 0,527 dan t_

  Analisis Kemampuan Siswa setelah diberi Perlakuan

  Untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan pada materi operasi hitung campuran, maka data hasil rata-rata dan standar deviasi tes akhir kedua kelas dapat dianalisis dengan menggunakan statistik parametric, yang mana data setiap variabel yang akan dianalisis harus terdistribusi normal. Uji normalitas skor tes akhir kelas kontrol diperoleh X_hitung^2 sebesar 3,4297 sedangkan uji normalitas skor tes akhir kelas eksperimen diperoleh X_hitung^2 5% dan dk = 6-3 = 3) sebesar 7,815 (terdapat pada lampiran). Karena X_hitung^2 < X_tabel^2 , maka data hasil tes akhir kedua kelas terdistribusi normal dan dilanjutkan dengan menentukan homogenitas tes akhir. Dari uji homogenitas data post-test diperoleh 5%) sebesar 1,89 (terdapat pada lampiran). Karena F_hitung (1,64) < dari F_tabel (1,89), maka data tes akhir kedua kelompok dinyatakan homogen (tidak berbeda secara signifikan). Karena data tes akhir tersebut homogen maka dilanjutkan dengan uji hipotesis (uji-t). Berdasarkan perhitungan uji-t menggunakan rumus polled varians, diperoleh t_hitung sebesar 2,862 dan

  • – 2 = 54) sebesar 1,6749. Karena t_hitung(2,862) < t_tabel (1,6749), dengan demikian maka Ho diterima. (terdapat pada lampiran). Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil pre-test siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sehingga, antara kelas kontrol dan kelas eksperimen mempunyai kemampuan yang relatif sama.
  • – 2 = 54) sebesar 1,6749. Karena t_hitung (2,862) > t_tabel (1,6749), dengan demikian maka Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil post-test siswa di kelas kontrol dan di kelas eksperimen.4. Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe two stay two stray memberikan pengaruh yang sedang (ES sebesar 0,68) terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran operasi hitung campuran di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Tenggara.

  Besarnya pengaruh pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe two stay two stray

  Untuk mengetahui tingginya pengaruh pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe two stay two stray terhadap hasil belajar siswa. Dihitung menggunakan rumus effect size. Diperoleh ES sebesar 0,68 yang tergolong dalam kriteria sedang (terdapat dalam lampiran).

  Berdasarkan perhitungan effect size tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe two stay two stray memberikan pengaruh yang sedang terhadap tingginya hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika kelas IV Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Tenggara.

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  Berdasarkan data hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Tenggara, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata siswa kelas IV B (kelas kontrol) pada materi operasi hitung campuran yang diajar dengan metode ekspositori adalah 78,81 dan standar deviasi 16,97. Nilai rata-rata siswa kelas IV A (kelas eksperimen) pada materi operasi hitung campuran yang diajar dengan model kooperatif tipe two stay two stray adalah 85, 36 dan standar deviasi sebesar 13,23. Berdasarkan analisis data hasil post-test siswa kelas IV pada kelas kontrol dan kelas eksperimen terdapat perbedaan skor rata-rata post-test siswa sebesar 11,55 dan berdasarkan uji hipotesis (uji- t) menggunakan rumus polled varians diperoleh t_hitung sebesar 2,862 dan

  Saran Adapun saran yang dapat disampaikan penulis berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut : Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran hendaknya mengggunakan metode yang bervariasi sehingga siswa lebih tertarik dan bersemangat mengikuti pembelajaran. Terlebih jika metode tersebut membuat siswa lebih banyak berinteraksi dengan siswa lainnya sehingga pembelajaran akan terasa meyenangkan. Bagi pembaca yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengunakan model kooperatif tipe two

  stay two stray disarankan untuk lebih

  (2006) Kurikulum Tingkat

  Bandung: Penerbit Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2013). Prosedur

  Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

  Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

  Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press. Purwanto.(2014). Evaluasi Hasil

  Hadari Nawawi. (2012). Metode Penelitian Bidang Sosial.

  Satuan Pendidikan Mata Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

  Gramedia Widiasarana Indonesia. Badan Nasional Standar Pendidikan.

  memanfaatkan waktu sebaik mungkin karena 2x35 menit akan terasa kurang ika siswa terlalu lama berdiskusi di kelompok awal maupun kelompok tamu.

  Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang- ruang Kelas. Jakarta. PT.

  Anita Lie. (2010). Cooperative

  Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta. Multi Pressindo.

  Asep Jihad, Abdul Haris. (2012).

  Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyyakarta: Pustaka Belajar.

  Agus Suprijono. (2014). Cooperative

  Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.