PEMBATALAN SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH KAR (1)

PEMBATALAN SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH KARENA CACAT ADMINISTRATIF SERTA IMPLIKASINYA APABILA HAK ATAS TANAH SEDANG DIJAMINKAN

Fani Martiawan Kumara Putra

Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya e-mail: fanimartiawan@gmail.com

ABSTRAK

Kepemilikan hak atas tanah, dapat dibuktikan dengan didaftarkan dan dikeluarkannya sertipikat hak atas tanah yang mana merupakan kewenangan Badan Pertanahan Nasional. Hak atas tanah yang telah didaftarkan tersebut dapat mengandung cacat administratif, sehingga dapat diajukan pembatalan sertipikat tersebut. Prosedur penyelesaian gugatan pembatalan hak atas tanah ini perlu dibahas lebih lanjut, apakah melalui Badan Pertanahan Nasional, atau melalui lembaga pengadilan. Sertipikat hak atas tanah yang telah dibatalkan tersebut dapat juga sedang dibebani dengan jaminan Hak Tanggungan, tentu saja dengan dibatalkannya sertipikat hak atas tanah tersebut akan menimbulkan implikasi lebih lanjut kepada proses penjaminan Hak Tanggungan yang melekat. Kata Kunci: pembatalan, sertipikat hak atas tanah, hak tanggungan.

ABSTRACT

The ownership of land rights, may be prooved by the registration status and the outcome of the certificate which become the authority of Badan Pertanahan Nasional. The registered land rights might consist of administrative flaw, so that it might be proposed for the cancellation. The procedure of the cancellation lawsuit must be discussed further, is the lawsuit through Badan Pertanahan Nasional, or must be through court process. The land rights certificate that is cancelled is probably becoming the security object, in this case, Hak Tanggungan object. This condition will definetely brought further implication to the Hak Tanggungan process that based on security law. Keywords: cancellation, land rights, hak tanggungan.

PENDAHULUAN

Dalam perkembangannya di antara masalah- kebutuhan masyarakat pada zaman yang telah masalah penting yang dihadapai oleh negara-negara berubah. yang sedang berkembang seperti Indonesia, di

Hukum sebagai suatu sistem, 1 menghendaki samping pembangunan ekonomi dan sosial adalah komponen yang menjadi bagian didalamnya itu juga pembangunan di bidang hukum. Persoalan agar selalu menjadi harmonis, tidak diinginkan akan psikologis-politis untuk melepaskan diri dari ikatan terjadinya kontroversi antara aturan perundangan masa lampau yang berbau kolonial, juga persoalan yang satu dengan yang lainnya. Konsistensi wajib bahwa seringkali banyak hukum dari masa lampau dijaga dengan sebaik-baiknya, agar kepastian hukum sudah tidak cocok lagi dengan kebutuhan-kebutuhan yang dicita-citakan masyarakat dapat terlaksana, masyarakat yang telah banyak mengalami perubahan- demikan juga masalah keadilan akan selalu terjamin. perubahan, dengan berpegang pada pandangan bahwa Apabila semuanya itu terwujud, sudah barang tentu hukum adalah refleksi dari keadaan masyarakat

1 pada suatu masa tertentu, maka akan sulitlah untuk Sudikno Mertokusumo menyatakan hukum merupakan

sistem, berarti bahwa hukum itu merupakan tatanan, merupakan

mempertahankan hukum yang lama dalam suasana satu kesatuan yang utuh yang terdiri dari bagian-bagian atau kehidupan baru, oleh karena itu hukum baru harus unsur-unsur yang saling berkaitan erat satu sama lain. Periksa dapat memberikan tanggapan yang tepat kepada Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar),

Edisi Kelima, Cet. Keempat, Liberty, Yogyakarta, 2008, h. 122.

P Volume XX No. 2 Tahun 2015 Edisi Mei ERSPEKTIF

akan melahirkan tertib hukum yang bagus, dan perangkat hukum yang demokratis, aspiratif, adanya masyarakat menjadi aman, damai dan tanpa banyak struktur birokrasi kelembagaan hukum yang efisien terjadi konflik. Apabila aturan hukum di suatu Negara dan efektif serta transparan dan akuntabel, adanya menjadi satu kesatuan utuh, dan antar komponen- aparat hukum dan profesi hukum yang profesional, komponen di dalamnya harmonis, maka kekuatan dan memiliki integritas moral yang tinggi, adanya ekonomi nasional yang selalu dilegalisasi oleh budaya menghormati, taat dan menjunjung tinggi hukum, baik yang berskala kecil, menengah, ataupun nilai-nilai hukum dan HAM (menegakkan supremasi yang besar akan mampu bersinergi dalam rangka hukum atau rule of law). 4 menstabilkan pembangunan yang berkelanjutan.

Dalam rangka memelihara keseimbangan Pembangunan di bidang hukum ini menjadi dan kesinambungan pembangunan ekonomi dan bertambah mendesak seiring dengan pembangunan perdagangan di negara manapun khususnya di nasional yang dilancarkan di berbagai sektor Indonesia, diperlukan keseimbangan dan keserasian kehidupan bangsa dan terus bertambah sejalan di antara orang-perorangan dengan pemerintah. Salah dengan permintaan reformasi yang akhir-akhir ini satu bentuk interaksi yang erat mengait perseorangan sedang bergulir, dari aspek pembangunan ekonomi dengan pemerintah yaitu dalam bentuk izin dan juga nasional di Negara-Negara yang sedang berkembang dalam hal pertanahan. Tanah dan sertipikat merupakan pada umumnya berarti merombak pola-pola ekonomi dua hal yang tidak bisa dipisahkan dan saling tradisional ke arah perekonomian modern, sehingga melengkapi satu sama lain. Sertipikat merupakan dalam menyelenggarakan program pembangunan alat bukti yang sah dan kuat yang dimiliki seseorang ekonomi nasional diperlukan adanya penyesuaian- mengenai hak atas tanah. Sertipikat adalah sebagai penyesuaian di bidang hukum, oleh karena hukum penanda atau bukti bahwa orang yang tercantum yang diciptakan di dalam kondisi perekonomian namanya dalam sertipikat tersebut adalah sebagai tradisional atau susunan ekonomi kolonial tidak serasi pemilik yang sah karena tanah merupakan benda lagi dengan kebutuhan-kebutuhan pengembangan tidak bergerak. Hal ini adalah suatu pengakuan dan ekonomi modern.

penegasan dari negara terhadap penguasaan tanah Muchammad Zaidun mengemukakan bahwa secara perorangan atau bersama atau badan hukum pada negara-negara yang sedang dalam masa yang namanya tertulis di dalam sertipikat tersebut dan transisi menuju demokrasi dan menuju ke negara sekaligus menjelaskan lokasi, gambar situasi, ukuran

yang menganut prinsip Rule of Law, 2 hukum dan batas-batas bidang tanah tersebut. Agar hal ini yang berlaku belum sepenuhnya mencerminkan dapat dinikmati pemegang hak atas tanah, maka rasa keadilan masyarakat. Karena hukum-hukum dibutuhkan pendaftaran atas obyek tanah tersebut. tersebut belum aspiratif (belum sepenuhnya dapat

Kegiatan pendaftaran tanah dilakukan oleh menyuarakan dan mencerminkan nilai-nilai yang pemerintah dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional hidup di masyarakat), bahkan sering dituding sebagai berdasarkan Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor suatu hukum yang mencerminkan kehendak dan

5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok kepentingan penguasa yang tidak jarang mengabaikan Agraria (selanjutnya disebut UUPA), 5 meliputi: rasa keadilan masyarakat. 3 Lebih jauh Muchammad Pengukuran perpetaan dan pembukuan tanah, dan Zaidun mengatakan bahwa untuk mencapai suatu Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak- suasana kehidupan masyarakat hukum yang mampu menegakkan kepastian hukum dan sekaligus

4 Ibid, h. 120.

mencerminkan rasa keadilan masyarakat maka

5 Kehadiran UUPA pada tanggal 24 September 1960 ini

diperlukan beberapa faktor, yaitu: adanya suatu merupakan peristiwa penting di bidang agraria dan pertanahan

di Indonesia. Dengan lahirnya UUPA tersebut maka kebijakan

pertanahan di era kolonial mulai ditinggalkan. UUPA ini Henry Chambell Black, Bryan A. Garner, Black’s Law

menggantikan Agrarische Wet 1870 yang mana terkenal dengan Dictionary, 9 Edition, 2010, h. 1448. (selanjutnya disebut

prinsip domein verklaringnya, yaitu prinsip bahwa semua tanah Black’s Law Dictionary). Diterjemahkan bahwa Rule of Law

th

jajahan yang tidak dapat dibuktikan kepemilikannya berdasarkan is the doctrine that every person is subject to the ordinary law

sistem pembuktian hukum barat, maka tanah tersebut dinyatakan within the jurisdiction.

sebagai tanah milik negara atau tanah milik penjajah Belanda. 3 Muchammad Zaidun, Tantangan dan Kendala Kepastian

Lahirnya UUPA ini sudah cukup lama menjadi cita-cita Indonesia Hukum di Indonesia, Kapita Selekta Penegakan Hukum di

untuk dapat merombak seluruh sistem dan filosofi Agraria di Indonesia, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2006, h. 119-120.

Indonesia.

Putra, Pembatalan Sertipikat Hak atas Tanah ....

hak tersebut, serta Pemberian surat-surat tanda bukti sertipikat itu tidak mengajukan keberatan secara hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. tertulis kepada pemegang sertipikat dan Kepala

Ketentuan dalam Pasal 19 ayat (2) huruf (c) ini Kantor Pertanahan yang bersangkutan ataupun dituangkan pula dalam Pasal 23 ayat (2), Pasal 32 tidak mengajukan gugatan ke pengadilan mengenai ayat (2), dan Pasal 38 ayat (2) UUPA, selain itu dalam penguasaan tanah atau penerbitan sertipikat tersebut. Pasal 32 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun

Dapat diteliti bahwa dari ketentuan di atas itu 1997 tentang Pendaftaran Tanah (selanjutnya disebut unsur-unsurnya adalah: 1. Sertipikat diterbitkan PP Pendaftaran Tanah) juga menegaskan bahwa secara sah atas nama orang atau badan hukum; pendaftaran tanah menghasilkan surat tanda bukti

2. Tanah diperoleh dengan itikad baik; 3. Tanah yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.

dikuasai secara nyata; 4. Dalam kurun waktu 5 Berdasarkan Pasal 32 ayat (1) PP Pendaftaran (lima) tahun sejak diterbitkannya sertipikat itu tidak Tanah, maka sistem publikasi pendaftaran tanah ada yang mengajukan keberatan secara tertulis yang dianut merupakan sistem publikasi negatif, kepada pemegang sertipikat dan Kepala Kantor yaitu sertipikat hanya merupakan surat tanda bukti Pertanahan Kabupaten atau Kota setempat atau pun hak yang bersifat kuat dan bukan merupakan surat ke Pengadilan, mengenai penguasaan tanah atau

tanda bukti hak yang bersifat mutlak. 6 Hal ini berarti penerbitan sertipikat. 7

bahwa data fisik dan data yuridis yang tercantum Apabila terjadi sengketa pertanahan di Indonesia, dalam sertipikat mempunyai kekuatan hukum dan terutama sengketa secara vertikal yaitu antara harus diterima oleh hakim sebagai keterangan yang masyarakat dengan pemerintah maka kebijakan atau benar selama dan sepanjang tidak ada bukti lain peraturan yang dibuat oleh pemerintah merupakan yang membuktikan sebaliknya. Dengan demikian, faktor yang terpenting di dalam upaya penyelesaian pengadilanlah yang berwenang memutuskan alat sengketa tersebut yang seringkali mengatasnamakan bukti mana yang benar dan juga apabila terbukti masyarakat atau kepentingan umum yang mana justru sertipikat itu tidak benar, maka diadakan perubahan mengabaikan hak-hak pribadi dari masyarakat itu dan pembetulan sebagaimana mestinya.

sendiri. Problema lain adalah kompetensi pengadilan Bilamana dicermati, ketentuan Pasal 32 ayat (1) yang bertugas menyelesaikan gugatan pembatalan PP Pendaftaran Tanah tersebut ada kelemahannya, hak atas tanah tersebut, apakah menjadi kompetensi yaitu negara tidak menjamin kebenaran data fisik Pengadilan Negeri, ataukah Pengadilan Tata Usaha dan data yuridis yang disajikan dan tidak adanya Negara (selanjutnya disebut PTUN). jaminan bagi pemilik sertipikat dikarenakan sewaktu-

Kegiatan sengketa hak atas tanah yang berujung waktu akan mendapatkan gugatan dari pihak lain kepada pembatalan atau pencabutan hak atas tanah yang merasa dirugikan atas terbitnya sertipikat. ini ternyata juga membawa implikasi pada salah satu Namun dari awal nampaknya para pembentuknya aspek hukum yang cukup marak juga diminati, yaitu sudah menyadarinya, dan akhirnya dilengkapi dengan lembaga jaminan. Sebagaimana diketahui lembaga Pasal 32 ayat (2) yang menegaskan bahwa: Dalam hal jaminan yang berkaitan dengan obyek tanah, dikuasai atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertipikat oleh lembaga jaminan Hak Tanggungan. Dalam secara sah atas nama orang atau badan hukum yang peraturan perundang-undangan, telah diberikan memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan

secara nyata menguasainya, maka pihak lain yang 7 Keempat unsur ini haruslah kumulatif dipenuhi. Jadi

bilamana di kemudian hari terdapat pihak yang menggugat karena

merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat lagi merasa berhak dan keberatan atas tanah tersebut, maka pihak menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam tersebut dalam mengajukan gugatan harus dapat membuktikan kurun waktu 5 (lima) tahun sejak diterbitkannya bahwa keempat unsur itu ada dalam pihak dan obyek yang

mau digugat. Setelah dapat dibuktikan, maka sertipikat itu bersifat publikasi negatif dan tentu saja dapat dibatalkan. Hal

6 Di dalam sistem publikasi negatif negara tidak menjamin ini dikarenakan aturan tersebut bersifat dwingend recht. Herlien kebenaran data yang disajikan. Tetapi walaupun demikian tidaklah

Budiono menganjurkan jika ingin mendalami arti perbedaan antara dimaksudkan untuk menggunakan sistem publikasi negatif secara

aanvullend recht dengan dwingend recht, pertama, perlu diketahui murni. Hal tersebut tampak dari pernyataan dalam Pasal 19 ayat

hakikat dari peraturan yang bersifat mengatur dan yang bersifat (2) huruf c UUPA, bahwa surat tanda bukti hak yang diterbitkan

memaksa, dan kedua, perlu mengetahui apa yang mendasari berlaku sebagai alat bukti yang kuat dan dalam Pasal 23, 32,

prinsip atau merupakan asasnya. Periksa Herlien Budiono, dan 38 UUPA bahwa pendaftaran berbagai peristiwa hukum

Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan, merupakan alat pembuktian yang kuat.

Buku Kedua, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2010, h. 125.

Volume XX No. 2 Tahun 2015 Edisi Mei P ERSPEKTIF

pengaman kepada kreditor dalam menyalurkan PEMBAHASAN kredit kepada pihak debitor, yakni dengan adanya Pendaftaran Hak atas Tanah

jaminan umum menurut yang mana diatur dalam Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan Pasal 1131 jo. 1132 Burgerlijk Wetboek (selanjutnya yang dilakukan oleh pemerintah secara terus-me- disebut BW), yang menentukan bahwa semua harta nerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi peng- kekayaan (kebendaan) debitor baik bergerak maupun umpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian tidak bergerak, yang sudah ada maupun yang akan ada serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam menjadi jaminan atas seluruh perikatannya dengan bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah kreditor. Apabila terjadi wanprestasi maka seluruh dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian harta benda debitor dijual lelang dan dibagi-bagi surat tanda bukti hak-nya bagi bidang-bidang tanah rata menurut besar kecilnya piutang masing-masing yang sudah ada hak-nya dan hak milik atas satuan ru- kreditor.

mah susun serta hak-hak tertentu yang membebanin- Bilamana tanah akan dijadikan obyek jaminan, ya. 8 Dengan ini maka pendaftaran tanah merupakan maka tergolong dalam jaminan yang bertumpu pada tugas negara yang dilaksanakan oleh pemerintah, Pasal 1132 BW. Penjaminan atas obyek tanah atur- dalam hal ini adalah Badan Pertanahan Nasional annya bertumpu pada UUPA yang mana kemudian (selanjutnya disebut BPN) bagi kepentingan rakyat, atas amanah dari UUPA tersebut lahirlah Undang-Un- dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum dang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas di bidang pertanahan. Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan

Berdasarkan Pasal 2 PP Pendaftaran Tanah, Tanah (selanjutnya disebut UUHT), Hak Tanggungan pendaftaran tanah dapat dilakukan berdasarkan asas inilah yang kini dijadikan lembaga jaminan untuk sederhana, aman, terjangkau, mutakhir dan terbuka. 9 tanah, Hak Tanggungan sebagai lembaga jaminan Obyek pendaftaran tanah diatur dalam Pasal 9 PP untuk tanah ini juga dijabarkan dalam Pasal 1 ayat Pendaftaran Tanah, yang menyebutkan bahwa: (1) UUHT, yang mana mengatakan bahwa: Hak Tang-

Obyek pendaftaran tanah meliputi: Bidang- gungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam UUPA, guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai; Tanah berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang mer- hak pengelolaan; Tanah wakaf; Hak milik atas satuan upakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelu- rumah susun; Hak Tanggungan dan Tanah Negara. nasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan Dalam hal Tanah Negara sebagai obyek pendaftaran yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (f), kreditor-kreditor yang lain.

pendaftarannya dilakukan dengan cara membukukan Berdasarkan ketentuan di atas, maka lembaga jaminan untuk obyek tanah, adalah Hak Tanggungan,

8 Kata kunci pendaftran tanah disini adalah suatu rangkaian

dan obyek yang dapat diletakkan Hak Tanggungan kegiatan, terus-menerus, dan teratur. Vide Pasal 1 angka (1) PP adalah hak atas tanah. Hak atas tanah inilah yang Pendaftaran Tanah.

9 Asas sederhana dalam pendaftaran tanah dimaksudkan

berdasarkan penjabaran sebelumnya itu termasuk agar ketentuan-ketentuan pokoknya maupun prosedurnya dengan KTUN dan merupakan kewenangan dari Peradilan mudah dapat dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan, Tata Usaha Negara bilamana terjadi sengketa yang terutama para pemegang hak atas tanah. Sedangkan asas aman berujung pencabutan atau pembatalan hak tersebut. itu dimaksudkan untuk menunjukkan, bahwa pendaftran tanah perlu diselenggarakan secara teliti dan cermat sehingga hasilnya Bilamana hak atas tanah itu dicabut atau dibatalkan, dapat memberikan jaminan kepastian hukum sesuai tujuan maka tentu saja membawa implikasi pada lembaga pendaftaran tanah itu sendiri. Asas terjangkau dimaksudkan jaminan hak tanggungan tersebut.

untuk keterjangkauan pihak-pihak yang memerlukan, khususnya

Berdasarkan apa yang telah diuraikan secara dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan golongan

ekonomi lemah. Asas mutakhir adalah kelengkapan yang memadai

singkat tersebut di atas, maka permasalahan yang pelaksanaannya dan kesinambungan dalam pemeliharaan datanya, dikaji dalam penulisan ini adalah Penyelesaian yang mana untuk itu perlu diikuti kewajiban mendaftar dan

gugatan pembatalan sertipikat hak atas tanah karena pencatatan akan perubahan-perubahan di kemudian hari. Asas

terbuka ditujukan agar pelayanan yang diberikan dalam rangka

cacat administratif serta implikasinya apabila hak penyelenggaraan pendaftaran tanah harus bisa terjangkau oleh atas tanah sedang dijaminkan.

pihak yang memerlukan, dan masyarakat dapat memperoleh keterangan mengenai data yang benar setiap saat. Vide Penjelasan Pasal 2 PP Pendaftaran Tanah.

Putra, Pembatalan Sertipikat Hak atas Tanah ....

bidang tanah yang merupakan Tanah Negara dalam memenuhi kewajiban-kewajiban yang ditetapkan daftar tanah.

dalam surat keputusan; Kelima, Membuat Tanda Tujuan untuk dilakukannya pendaftaran tanah, Batas; Keenam, Memenuhi persyaratan-persyaratan tercantum di dalam Pasal 3 PP Pendaftaran Tanah, yang ditetapkan terkait Tata Guna Tanah; Ketujuh, yaitu: Pertama, Untuk memberikan kepastian hukum Semua syarat-syarat dan kewajiban tersebut apabila dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas telah dipenuhi, maka Pemohon atau Penerima Hak tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang harus di segera mendaftarkan tanahnya tersebut terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan pada Kantor Pertanahan Kabupaten atau Kotamadya dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan; setempat untuk mendapatkan sertipikat, dengan Kedua, Untuk menyediakan informasi kepada pihak- menyerahkan bukti: Surat keputusan Pemberian Hak pihak yang berkepentingan termasuk pemerintah Milik; dan Bukti Pembayaran uang pemasukan kepada agar dengan mudah dapat memperoleh data yang negara dan sumbangan penyelesaian Landerform. diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum

Berdasarkan pendapat di atas, maka pejabat mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan yang berwenang memberikan hak atas tanah adalah rumah susun yang sudah terdaftar; Ketiga, Untuk BPN. Pasal 3 Peraturan Menteri Negara Agraria terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.

atau Kepala BPN Nomor 3 Tahun 1999 Tanggal Secara umum kegiatan pendaftaran tanah, yaitu

19 Februari 1999, mengatur bahwa Kepala Kantor meliputi: Pertama, Bidang fisik, yaitu pengukuran, Pertanahan Kabupaten atau Kotamadya memberi pemetaan dan pembukuan yang menghilangkan keputusan mengenai: 1. Pemberian Hak Milik atas peta-peta pendaftaran dan surat ukur; Kedua, Bidang Tanah Pertanian, yang luasnya tidak boleh lebih dari Yuridis, yaitu pendaftaran hak-hak atas tanah,

2 ha; 2. Pemberian Hak Milik atas Tanah Negara, peralihan hak dan pendaftaran atau pencatatan dari non pertanian yang luasnya tidak lebih 2.000 m 2 ; hak-hak lain (baik Hak atas Tanah maupun jaminan)

3. Pemberian Hak Milik, dalam rangka Program: serta beban-beban lainnya; Ketiga, Penerbitan surat Transmigrasi, Redistribusi Tanah, dan Konsolidasi tanda bukti hak (sertipikat). 10 Tanah; 4. Pendaftaran Tanah secara massal, dalam Secara lebih spesifik, Ali Achmad menjabarkan rangka pelaksanaan pendaftaran secara sistematis bahwa pendaftaran tanah meliputi kegiatan sebagai dan sporadik. 12 berikut: 11

Selain berwenang dalam memberikan Hak Pertama, Berkas permohonan hak yang diteliti Milik atas Tanah, BPN memiliki tugas pokok dan diproses oleh aparatur pertanahan di Tingkat yaitu membantu Presiden dalam mengelola dan Kabupaten atau Kotamadya (diadakan pengukuran, mengembangkan Administrasi Pertanian baik pemetaan, dan pemeriksaan tanah setempat, berdasarkan UUPA maupun peraturan perundang- yang dilakukan oleh Seksi Penatagunaan Tanah, undangan lain yang meliputi Pengaturan, Penggunaan, Pendaftaran Tanah dan Panitia); Kedua, Jika semua Penguasaan, dan Pemilikan Tanah, Pengukuran Hak- persyaratan telah lengkap, berkas permohonan Hak hak Tanah, Pengukuran dan Pendaftaran Tanah, dan Atas Tanah disampaikan kepada Kepala Kantor lain-lain yang berkaitan dengan masalah pertanahan Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi untuk berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh diterbitkan Surat Keputusan; Ketiga, Jika wewenang Presiden. Ali Achmad menambahkan bahwa untuk memberikan Keputusan Pemberian Hak Milik berkaitan dalam melaksanakan Tugas tersebut, BPN ada pada Kepada Kantor Wilayah BPN Propinsi, maka menyelenggarakan fungsi: Merumuskan Kebijakan berkas permohonan Hak dimaksud diteruskan kepada dan Perencanaan Penguasaan dan Penggunaan Kepala BPN untuk mendapatkan penyelesainnya; Tanah; Merumuskan Kebijaksanaan dan Perencanaan Keempat, Setelah menerima Surat Keputusan Kepala terhadap Pengaturan Pemilikan Tanah dengan BPN atau Kepala Kantor Wilayah BPN Propinsi sesuai prinsip-prinsip bahwa tanah mempunyai sosial dengan kewenangannya maka pihak Pemohon segera sebagaimana diatur dalam UUPA; Merencanakan

Pengukuran dan Penataan serta Pendaftaran Tanah

10 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Jilid 1 Tanah

dalam upaya memberikan kepastian hak di bidang

Nasional, Djambatan, Jakarta, 2003, h. 20.

pertanahan; Melaksanakan pengurusan hak-hak atas

Ali Achmad Chomzah, Hukum Pertanahan, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2002, h. 10-11.

12 Ibid, h. 13.

Volume XX No. 2 Tahun 2015 Edisi Mei P ERSPEKTIF

tanah dalam rangka memelihara tertib administrasi taran hak atas tanah merupakan kewenangan dari di bidang pertanahan; Melaksanakan penelitian dan Pemerintah dan dilaksanakan oleh BPN melalui pengembangan di bidang pertanahan serta pendidikan Kantor Pertanahan Kabupaten atau Kota yang sesuai dan pelatihan tenaga-tenaga yang diperlukan di dengan Pasal 5 PP Pendaftaran Tanah. BPN sebagai bidang Administrasi Pertanahan; dan Lain-lain yang pelaksana tugas pemerintahan dalam pendaftaran

ditetapkan oleh Presiden. 13 tanah ini memberikan pengertian dan keterkaitan Sebagai tanda selesainya pendaftaran hak atas antara BPN dan Pejabat TUN. tanah, maka dikeluarkan sertipikat hak atas tanah.

Berdasarkan Perpres No. 10 Tahun 2006 tentang Berdasarkan Pasal 19 ayat (2) UUPA, dinyatakan Badan Pertanahan Nasional (selanjutnya disebut bahwa akhir dari kegiatan pendaftaran tanah di Perpres BPN), Pasal 2 Perpres BPN telah menegaskan seluruh wilayah Indonesia yang diadakan oleh tentang tugas BPN yaitu bertugas membantu Presiden pemerintah, adalah pemberian surat-surat tanda bukti dalam mengelola dan mengembangkan administrasi hak, yang mana berlaku sebagai alat pembuktian pertanahan baik berdasarkan UUPA maupun berdarkan yang kuat. Pasal 1 angka (20) PP Pendaftaran Tanah peraturan perundang-undangan lainnya yang meliputi menegaskan bahwa sertipikat adalah surat tanda pengaturan penggunaan, penguasaan dan pemilik bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 tanah, pengurusan hak-hak tanah, pengukuran dan ayat (2) huruf (c) UUPA untuk hak atas tanah hak pendaftaran tanah dan lain-lain yang berkaitan dengan pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan masalah pertanahan berdasarkan kebijaksanaan yang rumah susun dan hak tanggungan yang masing- ditetapkan oleh Presiden. masing sudah dibukukan dalam buku tanah yang

Berdasarkan Undang-Undang No. 30 Tahun bersangkutan. 14 Menurut Sumardji, dinyatakan bahwa 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (selanjutnya Sertipikat adalah salinan buku tanah dan surat ukur disebut UU Administrasi Pemerintahan), Pasal 1 dan mengandung data fisik dan yuridis mengenai angka 3 menegaskan bahwa Badan dan/atau Pejabat bidang tanah tertentu yang sudah ada haknya menurut Pemerintahan adalah unsur yang melaksanakan UUPA. 15

Fungsi Pemerintahan, baik di lingkungan pemerintah Dengan adanya sertipikat hak atas tanah, maka maupun penyelenggara negara lainnya. Sedangkan sebagaimana dijabarkan di atas, pemilik sertipikat Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan akan mempunyai kekuatan pembuktian akan bidang Tata Usaha Negara sebagaimana dirubah dengan tanah yang telah dibebani hak secara sah olehnya. Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang Pembebanan hak secara sah tersebut membawa Perubahan Kedua Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 keuntungan bagi pemilik hak, yaitu antara lain hak (selanjutnya disebut UU PTUN Kedua). Berdasarkan atas tanah itu dapat digunakan sebagai jaminan dalam Pasal 1 angka (8) UU PTUN Kedua menegaskan pelunasan hutang.

bahwa yang dimaksud dengan Badan atau Pejabat TUN adalah badan yang melaksanakan urusan

BPN Sebagai Pejabat Tata Usaha Negara

pemerintahan berdasarkan peraturan perundang- Sesuai dengan Pasal 1 PP Pendaftaran Tanah, undangan yang berlaku. ditegaskan bahwa pendaftaran tanah merupakan

Dalam penjelasan pasal tersebut dijelaskan bahwa kegiatan Pemerintah. Hal ini berarti proses pendaf- yang dimaksud dengan urusan pemerintahan adalah kegiatan yang bersifat eksekutif. Dalam hal kegiatan

13 Ibid, h. 9.

yang bersifat eksekutif ini Ridwan H.R. mengutip

14 Berdasarkan Pasal 19 ayat (2) UUPA, dinyatakan bahwa

pendapat A. D. Belfiante yaitu: Het word bestuur

akhir dari kegiatan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Indonesia yang diadakan oleh pemerintah, adalah pemberian surat-surat

pleggt te worden gelijgesteld met uitvorende macht.

tanda bukti hak, yang mana berlaku sebagai alat pembuktian

Het betekent dan het gedeelte van de overheisorganen

yang kuat. Menurut Pasal 1 angka (20) PP Pendaftaran Tanah,

en van overheidsfuncties, die niet zijn wetgevende

sertipikat adalah surat tanda bukti hak sebagaimana dimaksud en recht organen en functies. dalam Pasal 19 ayat (2) huruf (c) UUPA untuk hak atas tanah hak 16 Kata pemerintahan pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun dan

diartikan sama dengan kekuasaan eksekutif. Artinya

hak tanggungan yang masing-masing sudah dibukukan dalam

pemerintahan merupakan bagian dari organ dan

buku tanah yang bersangkutan. 15 Sumardji, Sertipikat sebagai Alat Bukti Hak atas Tanah,

16 A.D. Belifante dalam Ridwan H.R., Hukum Administrasi Yuridika, Vol. 16, No. 1, Januari-Februari 2001, h. 90.

Negara, UII Press, Yogyakarta, 2003, h. 115.

Putra, Pembatalan Sertipikat Hak atas Tanah ....

fungsi pemerintahan, selain organ dan fungsi pembuat bidang urusan Pemerintahan. Dengan demikian, undang-undang dan peradilan. 17 siapa saja dan apa saja yang melaksanakan fungsi Selanjutnya Ridwan H.R mengutip pendapat pemerintahan, baik di lingkungan pemerintah C.J.N. Versteden 18 yaitu: Onder (openbaar) bestuur (Eksekutif) atau dalam lingkungan Legislatif atau verstaan wij alle activiteiten van de overhead die niet lingkungan Yudikatif ataupun seorang swasta atau als wuetgiving en rechtspraak zjin aan te merken. 19 badan hukum perdata swasta, Badan Usaha Milik Pemerintahan umum diartikan semua aktivitas Negara (BUMN), Perjan, Persero, Perum, Universitas pemerintah, yang tidak termasuk sebagai pembuatan Swasta dan Yayasan, bilamana berdasarkan peraturan undang-undang dan peradilan.

perundang-undangan yang berlaku itu melaksanakan Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat fungsi pemerintahan, maka semuanya adalah Pejabat disimpulkan bahwa beragamnya lembaga atau TUN. Diana Halim Koentjoro menambahkan bahwa organ pemerintahan dan yang dipersamakan dengan dapat disimpulkan, Badan atau Pejabat TUN menurut organ pemerintahan menunjukkan bahwa pengertian UU PTUN Kedua adalah: 22 Badan atau Pejabat TUN memiliki cakupan yang

Pertama, Instansi resmi pemerintah yang berada sangat luas, berarti luas pula pihak-pihak yang dapat di bawah presiden sebagai kepala eksekutif; Kedua, diberikan wewenang pemerintahan untuk membuat Instansi dalam lingkungan kekuasaan negara di luar dan mengeluarkan keputusan. Dengan kata lain setiap kekuasaan eksekutif yang berdasarkan peraturan badan, organisasi atau perorangan yang mendapat perundang-undangan melaksanakan suatu urusan limpahan wewenang untuk menyelenggarakan pemerintahan; Ketiga, Badan hukum perdata yang urusan pemerintahan itu dapat digugat di PTUN atas didirikan oleh pemerintah dengan maksud untuk keputusan-keputusannya.

melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, seperti: Menurut Indroharto, pengertian Badan atau BUMN, PAM, PLN, PT KAI; Keempat, Instansi yang Pejabat TUN itu termasuk BUMN, Telkom, PLN, merupakan kerjasama antara para pihak pemerintah POS, PAM dan sebagainya dapat digugat di PTUN. dengan pihak swasta yang melaksanakan tugas Dengan demikian yang penting bukan penyebutan pemerintahan seperti: PT PAM Jaya, Trikora Lloyd unsur Badan atau Pejabat TUN tersebut, melainkan (bidang perdata), PT Caltex (bidang publik); Kelima, unsur menjalankan urusan pemerintahan berdasarkan Lembaga Hukum swasta yang melaksanakan tugas

peraturan perundang-undangan. 20 Menurut Diana pemerintahan, seperti Perguruan Tinggi Swasta, Halim Koentjoro, untuk dapat disebut sebagai badan Rumah Sakit Swasta, Rumah Jompo, Rumah Yatim atau Pejabat Tata Usaha Negara (selanjutnya disebut Piatu, dan lain sebagainya. Pejabat TUN) haruslah memenuhi beberapa unsur,

Berdasarkan uraian di atas, maka BPN dapat yaitu: Badan atau pejabat; Melaksanakan urusan diklasifikasikan sebagai Pejabat TUN, yang mana pemerintahan; Berdasarkan peraturan perundang- berwenang untuk melaksanakan tugas Pemerintahan undangan; Peraturan perundang-undangan yang dengan mendaftarakan tanah dan menerbitkan

berlaku. 21 sertipikat hak atas tanah. Dengan ini dapat di kaji Berdasarkan pendapat di atas, maka Badan atau Pemerintah memberikan kewenangan kepada BPN, Pejabat TUN adalah apa saja (Badan) dan siapa saja berkaitan dengan kewenangan ini, menurut H.D. Stoud (Orang) yang berdasarkan peraturan perundang- kewenangan adalah: Bevoegheid wet kan worden undangan yang berlaku itu melaksanakan suatu omscrevenals het geheel van bestuurechttelijke

bevoegdheden door publiekrechtelijke rechtssubjecten

Periksa juga A.D. Belifante dan Soetan Batoeah Borhanoedin, Pokok-Pokok Hukum Tata Usaha Negara, Bina

in het bestuurechttelijke rechtsverkeer. (Wewenang

Cipta, Jakarta, 1983, h. 98.

dapat dijelaskan sebagai keseluruhan aturan-aturan

18 Ridwan H.R, Op.Cit., h. 116.

yang berkenaan dengan perolehan dan penggunaan

19 Periksa juga C.J.N Versteden, Inleiding Algemeen

wewenang pemerintah oleh subjek hukum publik

Bestuurecht, Samson H.D. Tjeenk Willing, Alphen aan den Rijn, 1984, h. 71. 23 dalam hukum publik).

20 Indroharto, Usaha Memahami Undang-Undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Buku II, Cet. Kesembilan, Pustaka

22 Ibid, h. 27.

Sinar Harapan, Jakarta, 2005, h. 106-107. 23 Stout HD, De Betekenissen Van De Wet, (dalam Irfan 21 Diana Halim Koentjoro, Hukum Administrasi Negara,

Fachruddin, Pengawasan Peradilan Administrasi terhadap Ghalia Indonesia, Bogor, 2004, h. 25.

Tindakan Pemerintah, Bandung, Alumni, 2004, h. 4.)

Volume XX No. 2 Tahun 2015 Edisi Mei P ERSPEKTIF

Diana Halim Koentjoro menambahkan, bahwa yang lain dimana yang melimpahkan itu mereka yang terdapat macam-macam kewenangan atau kompetensi mendapatkan kewenangan atribusi dari konstitusi. administrasi Negara atau Pejabat TUN adalah sebagai Pada mandat pelimpahannya diberikan oleh yang berikut: Atribusi, merupakan pemberian kewenangan menerima kewenangan delegasi, dalam hal mandat ini yang baru kepada Pejabat TUN berdasarkan suatu tidak terjadi pelimpahan apapun dalam arti pemberian perundang-undangan formal; Delegasi, merupakan wewenang, akan tetapi, yang diberi mandat bertindak pemindahan atau pengalihan kewenangan yang atas nama pemberi mandat, dalam pemberian mandat, ada berdasarkan perundang-undangan formal; pejabat yang diberi mandat menunjuk pejabat lain dan Mandat, orang yang mendapat bukan karena untuk bertindak atas nama mandator (pemberi pengalihan kewenangan, namun karena yang mandat).

berkompeten berhalangan. 24 Berdasarkan penjabaran di atas, maka penerbitan Dalam kaitan dengan konsep atribusi, delegasi, sertipikat hak atas tanah oleh BPN melalui Kantor ataupun mandat, J.G. Brouwer dan A.E. Schilder, Pertanahan Kabupaten atau Kota, awal mulanya mengatakan: 25 Pertama, With atribution, power merupakan tugas pemerintah yang kewenangannya is granted to an administrative authority by an diberikan dengan cara delegasi dari pemerintah independent legislative body. The power is initial kepada BPN. Berdasarkan Pasal 19 ayat (2) huruf (originair), which is to say that is not derived from a (c), Pasal 23, Pasal 32, dan Pasal 38 UUPA jo. previously existing power. The legislative body creates Pasal 5 PP Pendaftaran Tanah jo. Pasal 70 ayat (1) independent and previously non existent powers and Peraturan Menteri Negara Agraria atau Kepala BPN assigns them to an authority. Kedua, Delegation is No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan

a transfer of an acquired atribution of power from PP Pendaftaran Tanah, maka dalam hal ini Kepala one administrative authority to another, so that the Kantor Pertanahan Kabupaten atau Kota dan Ketua delegate (the body that the acquired the power) Panitia Adjudikasi itu memenuhi unsur-unsur Badan can exercise power in its own name. Ketiga, With atau Pejabat TUN yang ketentuannya terdapat dalam mandate, there is not transfer, but the mandate giver Pasal 1 angka (8) UU PTUN Kedua dan Pasal 1 angka (mandans) assigns power to the body (mandataris)

2 UU Administrasi Pemerintahan. to make decision or take action in its name. 26

Kewenangan harus dilandasi oleh ketentuan Sertipikat Hak atas Tanah merupakan Keputusan hukum yang ada (konstitusi) agar kewenangan Tata Usaha Negara

tersebut merupakan kewenangan yang sah. Mendasar BPN merupakan badan yang kewenangannya pada pendapat di atas, atribusi menunjuk pada yang dilimpahkan secara delegasi oleh pemerintah kewenangan yang asli atas dasar konstitusi (UUD), dan merupakan Pejabat TUN yang berwenang lalu kewenangan delegasi harus ditegaskan suatu mengeluarkan sertipikat hak atas tanah melalui pelimpahan wewenang kepada organ pemerintahan Kantor Pertanahan Kabupaten atau Kota. Dalam

hal sebagai Pejabat TUN maka menurut Soehino

24 Diana Halim, Op.Cit., h. 28.

perbuatan sebagai Pejabat TUN dapat dikelompokkan

25 J.G. Brouwer and Schilder, A Survey of Dutch menjadi 3 (tiga) macam perbuatan-perbuatan TUN,

Administrative Law, Nijmegen, Ars Aeguilibri, 1998, h. 16-17.

yaitu: Mengeluarkan atau menetapkan keputusan,

J.G. Brouwer berpendapat bahwa atribusi merupakan kewenangan yang diberikan kepada suatu organ (institusi)

yang disebut ketetapan administrasi atau beschikking;

pemerintahan atau lembaga negara oleh suatu badan legislatif yang

Mengeluarkan peraturan atau regeling; Melakukan

independen. Kewenangan ini adalah asli, yang tidak diambil dari

perbuatan materiil atau materiele daad, atau perbuatan

kewenangan yang ada sebelumnya. Badan legislatif menciptakan

wajar. 27

kewenangan mandiri dan bukan perluasan kewenangan sebelumnya dan memberikan kepada organ yang berkompeten.

Berdasarkan Pasal 1 angka 7 UU Administrasi

Sedangkan delegasi adalah kewenangan yang dialihkan dari

Pemerintahan, yang menegaskan bahwa Keputusan

kewenangan atribusi dari suatu organ (institusi) pemerintahan

Administrasi Pemerintahan yang disebut dengan

kepada organ lainnya sehingga delegator (organ yang telah memberi kewenangan) dapat menguji kewenangan tersebut

Keputusan TUN atau Keputusan Administrasi Negara

atas namanya. Sedangkan pada mandat, tidak terdapat suatu

yang selanjutnya disebut Keputusan adalah ketetapan

pemindahan kewenangan tetapi pemberi mandat (mandator) memberikan kewenangan kepada organ lain (mandataris) untuk

27 Soehino, Asas-Asas Hukum Tata Usaha Negara, Liberty, membuat keputusan atau mengambil suatu tindakan atas namanya.

Yogyakarta, 1998, h. 54.

Putra, Pembatalan Sertipikat Hak atas Tanah ....

tertulis yang dikeluarkan oleh Badan dan/atau Pejabat dari keputusan tersebut. Persyaratan tertulis ini Pemerintahan dalam penyelenggaraan pemerintahan. dimaksudkan untuk mempermudah dalam pembuktian Berdasakan Pasal 1 angka (3) UU PTUN Kedua apabila terjadi sengketa antara pemerintah dengan yang menegaskan bahwa keputusan atau penetapan rakyatnya sebagai akibat dikeluarkannya suatu (beschikking), adalah suatu penetapan tertulis yang keputusan. dikeluarkan oleh badan atau pejabat TUN yang berisi

Kedua, Dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat tindakan hukum TUN yang berdasarkan peraturan TUN. Badan atau Pejabat TUN adalah badan atau perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat pejabat di pusat dan daerah yang melaksanakan konkrit, individual dan final yang menimbulkan akibat kegiatan yang bersifat eksekutif seperti yang hukum bagi seseorang dan badan hukum perdata. dimaksud dalam UU PTUN. Istilah beschikking sudah sangat tua dan dari segi

Ketiga, Berisi Tindakan Hukum TUN. Tindakan keabsahan digunakan dalam beberapa arti, meskipun hukum TUN adalah perbuatan hukum Badan atau demikian istilah beschikking dalam bahasan ini hanya Pejabat TUN yang bersumber pada suatau ketentuan

dibatasi dalam arti yuridis. 28 Menurut P. De Haan 29 hukum TUN yang dapat menimbulkan hak dan mengenai beschikking yaitu: De administratieve kewajiban kepada orang lain. beschikking is de meest voorkomende en ook meest

Keempat, Berdasarkan Peraturan perundang- bestudeerde bestuurshandeling. 30 undangan yang berlaku. Artinya bahwa keputusan Berdasarkan Pasal 1.3 Algemene Wet itu harus didasarkan pada kewenangan dari pejabat Bestuursrecht (AWB) ditentukan sebagai berikut: tersebut, bersumber pada peraturan perundang- Een schriftelijke beslissing van bestuurorgaan, undangan yang berlaku atau dengan kata lain bahwa inhoudende een publiekrexhtelijke rechtshandeling. keputusan itu berfungsi untuk melaksanakan peraturan

Terhadap rumusan Pasal 1.3 AWB di atas, Ten yang bersifat umum, jadi harus ada peraturan yang Berge mengungkapkan bahwa terdapat tiga unsur menjadi dasarnya. penting dari besluit, yaitu schriftelijke beslissing

Kelima, Bersifat Konkrit, Individual dan Final. van een rechtshandeling (tindakan hukum dalm Konkrit artinya ditujukan kepada hal tertentu, obyek bentuk keputusan pemerintahan tertulis); wilsuiting/ yang diputuskan dalam KTUN tidak abstrak, tetapi wilsvorming (pembentukan kehendak atau pernyataan berwujud tertentu atau dapat ditentukan. Individual kehendak); dan publiekrechtelijk (tindakan hukum artinya tidak ditujukan untuk umum, tetapi tertentu publik). 31

baik alamat maupun yang dituju, jika lebih dari Berdasarkan Pasal 1 angka (9) UU PTUN seseorang harus disebutkan satu persatu dalam Kedua, suatu keputusan dapat dikategorikan menjadi keputusan. Final artinya keputusan tersebut sudah Keputusan Tata Usaha Negara (selanjutnya disebut definitif dan karenanya menimbulkan akibat hukum. KTUN) dengan memenuhi unsur-unsur sebagai

Keenam, Menimbulkan Akibat Hukum Bagi berikut: 32

Seseorang atau Badan Hukum Perdata. Akibat hukum Pertama, Penetapan Tertulis. Syarat tertulis dalam hal ini adalah menimbulkan hak dan kewajiban dari suatu penetapan tidak ditujukan pada bentuk kepada seseorang atau badan hukum perdata yang formalnya, tetapi ditunjukkan pada isi atau substansi terkena keputusan tersebut.

Soehiono menambahkan, ketetapan administrasi

Ketetapan merupakanm keputusan pemerintahan untuk hal yang bersifat konkrit dan individual (tidak ditujukan untuk umum)

itu berbentuk khusus, yaitu: Ijin; Dispensasi; dan dan sejak dulu telah dijadikan instrument yuridis pemerintahan 33 Konsesi.

yang utama. Periksa D. Van Wijk/Willemkinijnenbelt, Hoofdstuk-

Pada hakikatnya dispensasi itu adalah suatu

ken van Administratief Recht, Zasde Druk, Vuga, 1968, h. 202.

koreksi alat-alat perlengkapan administrasi negara

P. De Haan, et.al., Bestuursrecht In De Sociale Rechtstaat,

terhadap suatu undang-undang. Ijin dan konsesi, pada

Deel 1, Ontwikkeling, Organisatie, Instrumentarium, Kuwer- Deventer, 1986, h. 17.

hakikatnya hanyalah merupakan pelaksanaan saja

30 Ketetapan administrasi merupakan bagian dari tindakan

suatu aturan hukum, dalam hal-hal konkrit. Perbedaan

pemerintahan yang paling banyak muncul dan paling banyak

ijin dan konsesi hanya bersifat relatif saja, ijin pada

dipelajari. (terjemahan penulis).

umumnya diberikan dalam usaha-usaha kecil dan

Ten Berge, Bescherming Tegen de Overheid, Derde Druk, W.e.J. Tjenk Willink, Zwolle, Nederlands, 1995, h. 138.

hanya menyangkut perorangan, sedangkan konsesi

32 Soehino, Op.Cit., h. 56.

33 Ibid, h. 61.

P Volume XX No. 2 Tahun 2015 Edisi Mei ERSPEKTIF

diberikan dalam usaha-usaha besar dan berkaitan gugatan ke Pengadilan mengenai penguasaan tanah dengan kepentingan banyak orang.

atau penerbitan sertipikat tersebut. 35 Dengan demikian maka hanya ada dua macam

Dalam Peraturan Menteri Agraria/Kepala BPN lembaga hukum saja sebagai jenis khusus ketetapan No. 3 Tahun 1999, Pasal 1 angka (12) menegaskan administrasi, yaitu ijin dan konsesi, karena dispensasi mengenai rumusan pembatalan hak atas tanah, yaitu pada asasnya merupakan perbuatan alat perlengkapan Pembatalan keputusan mengenai suatu hak atas tanah administrasi negara yang memuat suatu koreksi atas karena keputusan tersebut mengandung cacat hukum suatu undang-undang.

dalam penerbitannya atau melaksanakan putusan

Berdasarkan uraian singkat di atas, maka dapat pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. diambil pengertian bahwa BPN sebagai Pejabat

Sedangkan dalam Pasal 1 angka (14) Peraturan TUN mengeluarkan sertipikat hak atas tanah Menteri Agraria/Kepala BPN No. 9 Tahun 1999, yang mana sertipikat tersebut tergolong (karena pengertian dari pembatalan hak atas tanah yaitu memenuhi syarat) sebagai KTUN yang merupakan Pembatalan keputusan pemberian hak atas tanah

penetapan tertulis, berbentuk ijin, 34 bersifat konkrit, atau sertipikat hak atas tanah karena keputusan individual dan final, dan timbulnya sertipikat ini tersebut mengandung cacat hukum administrasi menimbulkan hak dan kewajiban bagi pemegang dalam penerbitan nya, atau melaksanakan putusan hak maupun kepada orang lain secara tidak langsung, pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum dan dikeluarkan berdasarkan peraturan perundang- tetap. undangan yang berlaku.

Berdasarkan kedua peraturan tersebut Hasan Basri memberikan penjelasan perbandingan bahwa: 36

Pembatalan Sertipikat Hak atas Tanah

Definisi yang ada dalam Pasal 1 angka (14) Peraturan Sertipikat sebagai tanda bukti hak, bilamana Menteri Agraria/Kepala BPN No. 9 Tahun 1999 itu dikaitkan dengan sistem publikasi di Indonesia, maka definisinya lebih luas dan tegas dari rumusan yang menganut sistem publikasi negatif yang mengarah disebutkan dalam Pasal 1 angka (12) Peraturan kepada publikasi positif, dimana pemegang sertipikat Menteri Agraria/Kepala BPN No. 3 Tahun 1999. Hal dianggap sebagai pemilik hak atas tanah. Mengenai ini dikarenakan menurut Pasal 1 angka (14) Peraturan kekuatan hukum sertipikat sebagai tanda bukti hak, Menteri Agraria/Kepala BPN No. 9 Tahun 1999 itu ketentuan Pasal 32 PP Pendaftaran Tanah menyatakan pembatalan tidak saja dapat dilakukan terhadap bahwa Sertipikat merupakan surat tanda bukti hak keputusan pemberian hak atas tanah, tetapi juga yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat dapat dilakukan terhadap sertipikat hak atas tanah, mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat meskipun dengan batalnya keputusan pemberian hak didalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis atas tanah maka sertipikat hak atas tanah serta merta tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat menjadi batal juga. ukur dan buku tanah hak yang bersangkutan.

Pasal 106 Peraturan Menteri Agraria/Kepala Dalam hak atas suatu bidang tanah diterbitkan BPN No. 9 Tahun 1999 dinyatakan bahwa keputusan sertipikat secara sah atas nama seseorang atau badan pembatalan hak atas tanah karena cacat hukum hukum, maka yang memperoleh tanah tersebut administratif dalam penerbitannya, dapat dilakukan dengan itikad baik dan secara nyata menguasainya, karena permohonan yang mempunyai kepentingan maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas atau oleh pejabat yang berwenang tanpa permohonan. tanah itu tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan Permohonan pembatalan hak dapat diajukan langsung hak tersebut apabila dalam waktu 5 (lima) tahun kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk atau sejak diterbitkannya sertipikat itu tidak mengajukan melalui Kepala Kantor Pertanahan. keberatan secara tertulis kepada pemegang sertipikat dan/atau Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/

Kota yang bersangkutan atau pun tidak mengajukan 35 Hal ini berarti selama pendaftar beritikad baik dan secara

nyata menguasainya apabila penguasaan sertipikat sudah lebih dari 5 (lima) tahun, maka pihak lain yang merasa mempunyai

34 Menurut Prins, ijin adalah ketetapan yang ditujukan hak atas tanah itu tidak dapat lagi menuntut akan pelaksanaan kepada suatu obyek yang tidak dilarang dan hal yang tidak

hak tersebut.

diijinkan adalah terbatas. Periksa Diana Halim Koentjoro, Op. 36 Hasan Basri, Penyelesaian Sengketa Pertanahan, Bina Cit., h. 65-66.

Cipta, Jakarta, 1989, h. 45.

Pasal 107 Peraturan Menteri Agraria/Kepala BPN No. 9 Tahun 1999 menyatakan bahwa cacat hukum administratif adalah: Kesalahan prosedur; Kesalahan penerapan peraturan perundang-undangan; Kesalahan subjek hak; Kesalahan objek hak; Kesalahan jenis hak; Kesalahan perhitungan luas; Terdapat tumpang tindih hak atas tanah; Data yuridis atau data fisik tidak benar; serta Kesalahan lainnya yang bersifat hukum administratif.

Berdasarkan uraian singkat di atas, maka dapat diketahui bahwa meskipun telah lahir sertipikat hak atas tanah dan mempunyai kekuatan pembuktian yang kuat, bukan berarti dapat bebas dari gugatan orang lain yang berkeberatan atas penerbitan sertipikat hak atas tanah tersebut. Selain itu juga dapat terjadi cacat administratif dalam penerbitannya, maka dari itu konsekuensi yuridisnya adalah pembatalan atas sertipikat hak atas tanah tersebut tersebut.

Penyelesaian Gugatan Pembatalan Hak atas Tanah melalui BPN

Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penyelesaian selain melalui pengajuan gugatan ke Pengadilan TUN, dapat juga diselesaikan melalui BPN. Penyelesaian sengketa pertanahan melalui jalur pengadilan sering memakan waktu yang lama. Oleh karenanya penyelesaian melalui gugatan ke Pengadilan ini hanya merupakan pilihan, dan pilihan yang lain seperti amanat Pasal

32 PP Pendaftaran adalah melalui Kepala Kantor Pertanahan. Setelah diketahui bahwa BPN merupakan Pejabat TUN, dan sertipikat hak atas tanah itu merupakan KTUN, maka sengketanya termasuk sengketa TUN. Dalam penyelesaian sengketa TUN, dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu dengan upaya administratif dan kemudian melalui PTUN. Upaya administratif ini berupa keberatan yang diajukan kepada penerbit KTUN, dalam hal ini BPN. Jadi dalam Sengketa TUN, yang didahulukan penyelesaiannya adalah melalui upaya administratif, setelah itu baru ke PTUN.

Hasan Basri menjabarkan bahwa pengajuan pembatalan melalui Kantor Pertanahan, dapat diajukan pembatalan karena cacat hukum administratif melalui: 37

Pertama, Pemohonan (Pasal 108-118 PMNA/ Kepala BPN No. 9 Tahun 1999). Pengajuan pemohon

37 Hasan Basri, Op.Cit, h. 54-58.

pembatalan diajukan secara tertulis, dapat diajukan langsung kepada Kepala BPN atau melalui Kepala Kantor Pertanahan yang memuat: 1. Keterangan mengenai diri pemohon: a) Perorangan: Nama, Umur, Kewarganegaraan, tempat tinggal dan pekerjaan disertai fotocopy surat bukti identintas, surat bukti kewarganeraan; b) Badan Hukum: nama, tempat, kedudukan, akta, atau peraturan pendiriannya disertai fotocopynya. 2. Keterangan mengenai tanahnya meliputi data yuridis dan data fisik: a) Memuat nomor dan jenis hak disertai fotocopy surat keputusan dan atau sertipikat; b) Letak, batas, dan luas tanah disertai fotocopy Surat Ukur atau Gambar situasi; c) Jenis penggunaan tanah (pertanian atau perumahan). 3. Alasan permohonan pembatalan disertai keterangan lain sebagai data pendukungnya. Atas permohonan dimaksud, pejabat yang berwenang menerbitkan surat keputusan pembatalan hak atau penolakan pembatalan hak dan disampaikan kepada pemohon.