Analisis Penerapan Manajemen Risiko Kred (7)
Analisis Penerapan Manajemen Risiko Kredit dan Instrument Derivatif pada
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Anggraini, Tessa Syafitri
Universitas Trilogi
I.
Latar Belakang Masalah
Risiko merupakan potensi kerugian yang mungkin dialami oleh Bank akibat
terjadinya suatu peristiwa tertentu. Manajemen Risiko adalah serangkaian metodologi
dan prosedur yang digunakan oleh Bank untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau,
dan mengendalikan Risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha Bank.
Bank menggunakan pendekatan Manajemen Risiko dan Prinsip Kehati-hatian
dalam mengelola segala jenis risiko yang melekat pada aktivitas Bank dan Perusahaan
Anak. Adapun risiko yang dikelola adalah Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas,
Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Reputasi, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan.
Dalam rangka Manajemen Risiko secara Terintegrasi, Bank juga melakukan pengelolaan
terhadap Risiko Asuransi dan Risiko Transaksi Intra-Group.
Bank memiliki Kebijakan Manajemen Risiko yang didalamnya mengatur hal-hal
yang menjadi pedoman bagi Pegawai dan Pejabat Bank dalam menjalankan Manajemen
Risiko baik secara individual Bank maupun secara Terintegrasi dengan Perusahaan Anak.
Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri disusun mengacu kepada peraturan
Pemerintah dan peraturan Regulator yang terkait, serta Anggaran Dasar Bank.
II.
Tujuan Penulisan
Menentukan dan menganalisis instrument derivatif untuk mengatasi risiko pada
.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
III.
Pembahasan
1.
Risiko Kredit
Bank menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit dengan
menerapkan four eye principal. Proses pemberian kredit dan pengelolaan kredit
dilakukan olah Business Unit, Credit Risk Management dan Credit Operation
Unit secara terintegrasi.
Proses pemberian kredit dan pengelolaan risiko kredit didukung oleh
sistem yang terintegrasi dan dilakukan secara end-toend dari kriteria penerimaan
kredit, persetujuan dan penetapan limit kredit, penetapan suku bunga kredit,
pemantauan kualitas kredit, manajemen agunan dan penanganan kredit
bermasalah.
Risiko kredit yang timbul dari transaksi derivatif dan sekuritas dikelola
sebagai bagian dari keseluruhan limit kredit yang diberikan. Jumlah risiko kredit
yang diperhitungkan adalah nilai wajar kontrak yang positif saat ini ditambah
dengan eksposur yang mungkin timbul akibat pergerakan pasar di masa
mendatang
2. Pengukuran Risiko Kredit
a. Penghitungan CAR
CAR =
modal bank
Aktiva tertimbang menurut risiko
Sebelum terbetuknya Joint Venture
CAR triwulan III 2014 sebesar 16,47%
Sesudah terbentuknya Joint Venture
CAR triwulan III 2015 sebesar 17,81%
CAR triwulan III 2016 sebesar 22,63%
b. Rasio Non Performing Loan
Sebelum terbentuknya Joint Venture
NPL triwulan I 2015 sebesar 7,08%
Sesudah terbentuknya Joint Venture
NPL triwulan III 2015 sebesar 7,48%
NPL triwulan III 2016 sebesar 7,26%
IV. Kesimpulan
Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan, bahwa mean CAR sesudah
lebih baik daripada sebelum terbentuknya Joint Venture, sedangkan mean pada NPL,
lebih baik sebelum terbentuknya Joint Venture daripada sesudah terbentuknya Joint
Venture.
V.
Saran
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bisa mendorong laba dengan penyaluran kredit
VI.
Referensi
Kisman, Z.(2017). Model For Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study of
Indonesia with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of Internet Banking and
Commerce, December 2017, vol. 22, no.3
https://media.neliti.com/.../87679-ID-analisa-kinerja-keuangan-perb
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Anggraini, Tessa Syafitri
Universitas Trilogi
I.
Latar Belakang Masalah
Risiko merupakan potensi kerugian yang mungkin dialami oleh Bank akibat
terjadinya suatu peristiwa tertentu. Manajemen Risiko adalah serangkaian metodologi
dan prosedur yang digunakan oleh Bank untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau,
dan mengendalikan Risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha Bank.
Bank menggunakan pendekatan Manajemen Risiko dan Prinsip Kehati-hatian
dalam mengelola segala jenis risiko yang melekat pada aktivitas Bank dan Perusahaan
Anak. Adapun risiko yang dikelola adalah Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas,
Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Reputasi, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan.
Dalam rangka Manajemen Risiko secara Terintegrasi, Bank juga melakukan pengelolaan
terhadap Risiko Asuransi dan Risiko Transaksi Intra-Group.
Bank memiliki Kebijakan Manajemen Risiko yang didalamnya mengatur hal-hal
yang menjadi pedoman bagi Pegawai dan Pejabat Bank dalam menjalankan Manajemen
Risiko baik secara individual Bank maupun secara Terintegrasi dengan Perusahaan Anak.
Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri disusun mengacu kepada peraturan
Pemerintah dan peraturan Regulator yang terkait, serta Anggaran Dasar Bank.
II.
Tujuan Penulisan
Menentukan dan menganalisis instrument derivatif untuk mengatasi risiko pada
.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
III.
Pembahasan
1.
Risiko Kredit
Bank menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit dengan
menerapkan four eye principal. Proses pemberian kredit dan pengelolaan kredit
dilakukan olah Business Unit, Credit Risk Management dan Credit Operation
Unit secara terintegrasi.
Proses pemberian kredit dan pengelolaan risiko kredit didukung oleh
sistem yang terintegrasi dan dilakukan secara end-toend dari kriteria penerimaan
kredit, persetujuan dan penetapan limit kredit, penetapan suku bunga kredit,
pemantauan kualitas kredit, manajemen agunan dan penanganan kredit
bermasalah.
Risiko kredit yang timbul dari transaksi derivatif dan sekuritas dikelola
sebagai bagian dari keseluruhan limit kredit yang diberikan. Jumlah risiko kredit
yang diperhitungkan adalah nilai wajar kontrak yang positif saat ini ditambah
dengan eksposur yang mungkin timbul akibat pergerakan pasar di masa
mendatang
2. Pengukuran Risiko Kredit
a. Penghitungan CAR
CAR =
modal bank
Aktiva tertimbang menurut risiko
Sebelum terbetuknya Joint Venture
CAR triwulan III 2014 sebesar 16,47%
Sesudah terbentuknya Joint Venture
CAR triwulan III 2015 sebesar 17,81%
CAR triwulan III 2016 sebesar 22,63%
b. Rasio Non Performing Loan
Sebelum terbentuknya Joint Venture
NPL triwulan I 2015 sebesar 7,08%
Sesudah terbentuknya Joint Venture
NPL triwulan III 2015 sebesar 7,48%
NPL triwulan III 2016 sebesar 7,26%
IV. Kesimpulan
Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan, bahwa mean CAR sesudah
lebih baik daripada sebelum terbentuknya Joint Venture, sedangkan mean pada NPL,
lebih baik sebelum terbentuknya Joint Venture daripada sesudah terbentuknya Joint
Venture.
V.
Saran
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bisa mendorong laba dengan penyaluran kredit
VI.
Referensi
Kisman, Z.(2017). Model For Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study of
Indonesia with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of Internet Banking and
Commerce, December 2017, vol. 22, no.3
https://media.neliti.com/.../87679-ID-analisa-kinerja-keuangan-perb