KONSEP NEGARA MENURUT ALI ABD AL-RAZIQ

  

KONSEP NEGARA

MENURUT ALI ABD AL-RAZIQ

SKRIPSI

  Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam pada Jurusan Siyasah

  Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

  Oleh :

  

Ade Juarsih

  203 309 776

  

Bandung

2008 M/ 1429 H

  

ABTRAK

  ADE JUARSIH : konsep Negara menurut Ali Abd al Raziq Pada tahun 1888 ditimur tengah telah muncul pergolakan politik yang diwarnai masuknya faham nasionalisme yang cenderung sekuler kedunia Islam. Faham ini membuka lebar perdebatan panjang dikalangan para pemikir politik Islam. Pemikiran mengenai hubungan agama dan negara atau agama dan politik Ali Abd al Raziq berbeda dengan para pemikir politik dan ahli ketatanegaraan lainnya. Ia memisahkan agama dan negra sehingga banyak para pemikir politik dan cendikiawan yang menentang pemikiran beliau. Pemikiran Ali Abd al Raziq yang tertuang dalam bukunya membahas seputar agama dan negara sehingga ia di asingkan dan di pecat dari jabatanya sebagai Hakim Mahkammah di negara Mesir.

  Tujuan penelitian ini untuk lebih mengetahui tentang(1) unsur negara menurut Ali Abd al Raziq(2) hakekat negara(3) negara yang ideal menurut Ali Abd al Raziq. Kerangka pemikiran yang di gunakan adalah perkembangan di kalangan para pemikir politik islam dan di pengaruhi peradaban barat. Karena pada waktu itu terjadi perang dunia satu di wilayah muslim. Disamping itu hubungan perbedaan agama dan negara dipengaruhi oleh pemikiran yang berbeda-beda di kalangan para pemikir politik islam.

  Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis yaitu suatu metode yang dipaki untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi. Dalam penelitian ini pula dipakai teknik book survey mengingat penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Adapun data yang di teliti di kelompokkan pada data primer dan sekunder. Data perimernya ialah mengenai khilafah dan pemerintahan dalam islam karangan Ali Abd al Raziq sedangaka data sekundernya ialah bagian-bagian tertentu dari buku-buku lain yang dapat menunjang dalam penelitian ini, ditambah laporan-laporan serta artikel-artikal yang ada hubunganya dengan penulisan skripsi ini. Pengelolaan data di lakukan dengan cara membaca, menelaah, memisahkan, mengelompokan, lalu menganalisanya sesuai dengan pendekatan di atas.

  Hasil penelitian ini menunjukan bahwa(1) negara merupakan suatu tatanan kehidupan untuk bermasyarakat dan berorganisasi maka dari itu dalam suatu pemerintahan atau bernegara di perlukan unsur-unsur negara (2) pada hakekatnya negara merupakan sebuah organisasi yang terorganisir dengan baik(3) negara yang ideal adalah negara yang berasaskan humanisme universal dimana neghara itu memperjuangkan kedaulatan rakyat yaitu demokrasi dan keadilan sosial.

  DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ..........................................................

  1 B. Rumusan masalah ....................................................................

  4 C. Tujuan Penelitian ....................................................................

  4 D. Kerangka Pemikiran ................................................................

  4 E. Metode penelitian ....................................................................

  12 BAB II SEKILAS PROFIL ALI ABD AL RAZIQ ............................... 14 A. Riwayat Hidup Ali Abd al Raziq .............................................

  14 B. Latar Belakang dan Setting Sosial Ali Abd al Raziq ...............

  17 C. Pengaruh Pemikiran Ali Abd al Raziq .....................................

  24 D. Karya-karya Monumental Ali Abd al Raziq ............................

  25 BAB III ALI ABD AL RAZIQ DAN KONSEP NEGARA ..................

  31 A. Pengertian Negara Menurut Ali Abd al Raziq ........................

  31 B. Unsur-Unsur Negara Menurut Ali Abd al Raziq .....................

  34 C. Hakekat Negara Menurut Ali Abd al Raziq .............................

  64 D. Negara yang Ideal Menurut Ali Abd al Raziq .........................

  65 .........................................................................

  68 BAB 1V KESIMPULAN .............................................................................

  70 DAFTAR PUSTAKA

  dasar hukum pertama dalam mengemukakan pendapat-pendapatnya tentang konsep-konsep politiknya yang mereka kemukakan. Itu terjadi karena al-Qur’an adalah landasan pokok hukum Islam yang bersifat global, yang mencakup seluruh aspek dan lapangan kehidupan, baik segi akidah, ibadah dan muamalah. Al-qur’an dan al-sunah merupakan sumber pokok yang telah di sepakati oleh para ulama, sedangkan sumber hukum lain seperti ijma, qiyas, istisan, marslah mursalah dan yang lainnya masih di pertentangkan dalam penggunaannya. (A. Djazuli, 1991:58).

  Perkembangan pemahaman untuk menerapkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam setiap aspek semakin berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pegetahuan ,teknologi dan perubahan social yang terjadi. Hal ini tidak terlepas dari situasi dan kondisi yang berlangsung. Nilai-nilai yang di terapkan tersebut merupakan suatu kekuatan yang dinamis dan kreatif. Karena sesuai dengan sosio kultur dan sosio politik yang sedang terjadi saat itu (Taufik Adnan Amal, 1989 : 33)

  Salah satu perkembangan pemahaman yang sampai saat ini terjadi topik hangat adalah penegasan dari sebuah konsepsi mengenai sistem politik Islam, yang dalam ini adalah pencarian tentang konsep negara. Masalah ini kian makin

  Konsep tentang negara telah menjadi perhatian para pemikir politik dan filosof muslim sejak klasik sampai modern dalam pencarian mereka tentang konsep Negara yang ideal bagi masyarakat tak terkecuali pemikir Islam. Pemikir dan pencarian konsep tentang negara adalah ijtihad politik dalam rangka menemukan nilai-nilai Islam dalam konsep sistem politik yang sedang berlangsung. Hal ini di maksudkan untuk : (1) menemukan identitas Islam tentang negara (aspek teoritis dan formal) ini berdasarkan asumsi bahwa Islam memiliki konsep tertentu tentang negara (2) melakukan idealisasi dari persepsi Islam tentang negara dan menawarkan prinsif-prinsif dasar tentang etika dan moralitas.

  Dalam konsep pemikiran politik ada tiga hubungan negara dan Agama : yaitu terdapat.

  1. Agama dan negara tidak bisa di pisahkan (menekankan paradigma integralistik):

  2. Agama dan negara berhubungan secara simbiotik :

  3. Sekuralistik (agama dan negara di tempatkan secara terpisah): Ketiga paradigma tersebut yang muncul dari pendekatan dan pemahaman yang berbeda, menampilkan pola pemikiran yang berbeda pula. Namun kendati dalam pemahaman dan pendekatan berbeda ketiganya mempunyai tujuan yang sama, yaitu menemukan rekonsiliasi antara idealitas agama dan realitas politik.

  Rekonsiliasi antara cita-cita agama dan realitas politik menjadi tugas utama para pemikir politik Islam. Hal ini merupakan tuntunan karena hubungan pada dua sebab yaitu : terdapat perbedaan konsepsi antara agama dan politik yang menimbulkan kesukaran pemaduan dalam praktek-praktek dan terdapat penyimpangan praktek politik dari etika dan moralitas agama.

  Dalam usaha dan penerapan etika dan moralitas agama terhadap politik sangatlah beragam. Para pemikir politik Islam berupaya dengan berbagai pendekatan. Sedangkan menurut Ali Abdul Raziq tentang konsep negara ialah sekuler yaitu : kejayaan dan kemakmuran dunia islam dapat terwujud bukan dengan kembali keajaran Islam yang lama dan bukan dengan mengadakan reformasi atau pembaharuan ajaran Islam tetapi dengan perubahan total yang bernapaskan sekuleristik, bahwa negara yang diperlukan oleh umat manusia bukanlah negara agama melainkan negara duniawi. Dengan kata lain negara yang di perlukan oleh umat Islam bukan negara agama melainkan negara duniawi atau negara sekuler jadi Ali Abdul Raziq memisahkan agama dan negara atau politik karena itu konsep negara menurut dia lebih cenderung pada sekuler atau leberalisme yang lebih mementingkan agama :negara sekulerlistik yang mengurusi agama jadi dia lebih pada liberalisme.

  Sekularisme Ali Abdul Razik yang lebih menekankan totalitas ajarannya. Merupakan pemikiran politik yang sangat patut untuk di kaji lebih lanjut untuk mengetahui letak kekuatan dan kelemahan argumentasi yang di kemukakan oleh pemikir politik Islam tersebut.

  Untuk itulah penulis merasa perlu untuk lebih mengetahui kerangka acuan

  B. Rumusan Masalah

  1. Apa saja unsur-unsur negara menurut Ali Abdul Al-Raziq?

  2. Bagaimana hakekat negara menurut Ali Abd AL- Raziq?

  3. Bagaimana negara ideal menurut Ali Abd Al-Raziq?

  C. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai mana berikut:

  1. Untuk megetahui unsur-unsur negara menurut Ali Abd Al- Raziq?

  2. Untuk megetahui hakekat negara menurut Ali Abd Al-Raziq ?

  3. Untuk mengetahui negara yang ideal menurut Ali Abd Al - Raziq

  D. Kerangka Pemikiran

  Konsep Negara merupakan cita-cita politik yang luas dan juga integral hal ini berkaitan dengan keselamatan, tujuan utama kemaslahatan secara menyeluruh. dalam al Qur’an banyak menyuruh pedoman bagi manusia dalm hidup bermsyarakat dan bernegara di antaranya, ialah prinsip- prinsip yang di perhatikan dalam hidup bermasyarakat sepertinya toleransi, persamaan hak kebebasan beragama dan lain-lain.

  Pencarian konsep negara tersebut yang tidak terlepas dari kehidupan manusia itu sendiri serta lingkungan dimana konsep tersebut munculnya mengantarkan pada perlunya suatu lembaga tersebut di kenal dengan negara , yang mempuyai konsep dan bentuk pemerintahan tertentu. Pemahaman sederhana serta ada batas-batas wilayah tertentu (teritorial) dengan mengakui adanya pemerintahan yang tertib dan terjamin keselamatannya serta adanya seorang peminpin. (Wiryono, 1989: 2).

  Negara adalah suatu masyarakat yang di integrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung dari pada individu dari pada kelompok yang merupakan bagian dari pada masyarakat merupakan suatu kelompok manusia yang hidup bekerja sama untuk mencapai keinginan – keingian bersama atau mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup di dalam daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. (Azumardi Azra, 2000:42).

  Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik adalah organisasi pokok dari kekuasan politik. negara adalah agency (alat) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk memertibkan gejala – gejala kekuasaan dalam masyarakat. Manusia hidup dengan suasana kerja sama, sekaligus suasana antagonistic dan penuh pertentangan. negara adalah organisasi dalam suatu wilayah dapat memaksakan kekuasanya secara sah terhadap semua golongan kekuasan lainya dan yang dapat menetapkan tujuan –tujuanya dari kehidupan bersama itu. negara menetapkan cara – cara dan batas –batas sampai dimana kekuasaan dapat di gunakan dalam kehidupan bersama itu, baik dalam individu dan golongan atau asosiasi, maupun oleh negara sendiri. Dengan demikaian ia dapat mengintegrasikan dan membingbing kegiatan –kegiatan social dari kekuasaan yang social, yakni yang bertentangan satu sama lain, supaya tidak menjadi antagonisme yang membahayakan (2) mengorganisir dan mengintegrasikan manusia dan golongan –golongan kearah yang tercapai tujuan – tujuan dari masyarakat seluruhnya. negara menentukan bagaimana kegiatan asosiasi-sosiasi kemasyarakatan di sesuaikan satu sama lain dan di arahkan kepada tujuan nasional.

  Pengendalian ini di lakukan pada system hukum dan dengan perantara pemerintah beserta segala alat-alat perlengakapnya . kekuasaan negara mempunyai organisai yang paling kuat dan teratur ; maka dari itu semua golongan atau asosiasi yang memperjuangkan kekuasaan, harus dapat menempatkan diri dalam rangka ini (Miriam Budiarjo2005 :38-39).

  Dalam sistem pemerintahan di atas, juga dapat di lihat dalam pemerintahan massa nabi Muhammad, lahirnya sebuah kota atau negara maka akan timbul siapa yang akan menjadi pemimpin atau yang mengelola negara yang mengurus segala masalah rakyatnya. Di mananegara madinah kita biasa lihat Rosululluoh memimpin Negara madinah dan mengatur masyarakat yang ada di Madinah supaya terdapat kemaslahatan, dalam kontek Islam, konsep pengaturan manusia dalam menjalankan kehidupanya di kenal dalam istilah khilafah atau imamah yang di dalamnya terdapat seorang iman yang memimpin atau yang mengatur tata aturan yang berasal dari wahyu dan terealisasikan dalam kontek perilaku Rosul.

  Menurut para ulama sangatlah penting dalam pemerintahan itu adanya kekuasaan yang menyeluruh untuk di taati secara sempurna, memiliki wewenang mereka mengurus Negara dengan baik atau mengatur konsitusi yang ada dan membuat pemerintahan yang peraktis, sehingga masyarakat harus mematuhi semua peraturan yang ada dan kebijakan-kebijkan peminpin negara tersebut.

  Mereka mesti taat lahir batin sebab taat pada pemimpin berarti taat pada Allah dan membagkang pada pemimpin berarti berarti tidak taat pada Allah jadi mentaati peminpin dan perintahnya adalah suatu kewajiban seorang muslim, dan seseorang tidak di sebut sempurna tampa keislamannya seseorang tidak diakui menjadi imamah. (Ali Abdul Raziq, 1985: 6-7).

  Secara luas khilafah pada prinsipnya mengurus umat sesuai dengan ketentuan prinsi-prinsip umum syariah untuk kemaslahatan dunia dan akhirat.

  Dengan demikian pihak yang saling membutuhkan merupakan satu kesatuan yang utuh yaitu:

  1. Pihak yang memegang kekuasaan atau mengurus, mengatur, membuat kebijakan-kebijakn dan mengadakan kehidupan manusia

  2. Pihak yang di atur dan dilayani yaitu masyarakat Pemikiran tentang kondisi umat manusia yang saling membutuhkan merupakan awal dari munculnya pemikiran-pemikiran yang melahirkan konsep tentang sistem pemerintahan dari para ulama klasik. al Farabi seorang tokoh filsafat besar Islam mengemukakan bahwa manusia mempunyai kecenderungan alami untuk bermasyarakat atau bernegara, karena tidak mampu memenuhi menurutnya tidak semata mata untuk memenuhi kebutuhan pokok saja, tetap juga untuk melengkapi kebutuhan bermasyarakat dan kebahagian tidak saja di dunia ini Dari kecenderungan manusia untuk bermaysarakat, lahirlah berbagai macam masyarakat yang sempurna dan tidak sempurna. Menurut pemikiran al

  Farabi yang pertama : berpendapat bahwa manusia tidak sama satu sama lain, di sebabkan oleh banyak factor, antara lain faktor iklim dan lingkungan tempat mereka hidup, di wilayah yang amat panas, dingin dan sedang dan juga Faktor makanan. Maka akan kebiasaan. Oleh karena itu tidak sebagaimana Plato, al Farabi tidak melepaskan untuk mewujudkan persamaan, kesatuan dan keseragaman di antar umat manusia .(Munawir , 1990:63).

  Konsep Ibnu Taimiyah mengenai negara di dasarkan pada akal dan hadits. Argumen pemikiran Ibnu Taimiyah terletak pada kebutuhan universal semua manusia untuk bergabung, bekerja sama untuk menikmati berbagai manfaat kepeminpinan apakah mereka menganut agama atau tidak. Argumen pemikiran itu juga di perkuat dengan landasan dari al Qur’an dan as Sunnah Nabi, ia mengajukan semua Sunah atau hadist Nabi yang menekankan harus adanya kepemimpinan dan pemerintahan Taimiyah dalam karyanya mengatakan sebagai konsitusi umum untuk negara yang berisikan tentang kenegaraan seperti halnya Plato dan Ariestoteles, ia berpendapat bahwa manusia makhluk social, namun al Mawardi memasukan agama dalam segi politik, negara itu memerlukan enam sendi utama yaitu : penguasaan yang berwibawa, kesuburan tanah yang mempunyai dua fungsi sekaligus sebagai pemimpin agama dan di lain pihak sebagai pemimpin politik.

  Dan adanya hadis yang menekankan adanya pemimpin politik yang patuh pada aturan –aturan mereka sebagai kewajiban agama. Sedangkan bentuk pemerintahan agaknya tidak banyak menyatakan perhatian Ibnu Taimiyah. dan ada bukunya yang membahas kenegaran yaitu Asiyasah Asariyah (pemerintahan menurut syariat ).buku itu tidak menyinggung tentang konstitusi negara Islam buku ini membahas tentang urgensi kekuasaan dalam menerapkan syariat dan kewajiban untuk mematuhi pada pemimpin secara ringkasnya fungsi yang paling penting adalah negara Islam adalah orang yang melaksanakan syariat baik para pemimpin politik maupun ulamanya dan mengurus undang-undang bukan pekerjaan umarah maupun ulama sebab al-Qur’an dan as-sunnah telah menjelaskan(khalid Ibrahim Jidan, 1995:65-67).

  Selain para pemikir klasik, ulama pada massa modern memberikan kontribusi pemikiran tentang khazanah pemikiran politik Islam, yang dalam hal ini antara lain al Maududi dengan paradigma intelektualnya, menyatakan bahwa agama dan negara tidak dapat di pisahkan, karena wilayah agama meliputi wilayah politik atau negara .negara. merupakan lembaga politikdan agama sekaligus. Fundamentalisme merupakan menekankan pada totalitasnya agama, yakni islam meliputi seluruh aspek kehidupan. pemisahan antara agama dan politi merupakan tatanan kemasyarakatan tidak lebih dan tidak ada yang kurang(Al-

  Dengan demikian Islam sebagai agama yang pari purna dan menyentuh seluruh aspek kehidupan. Di dalamnya termasuk kehidupan politik, dalam arti di dalam islam ada system politik. Dalam pandangan al-maududi, negara islam haruslah berdasarkan syariat dan didasarkan pada empat perinsip dasar, yaitu mengakui kedaulatan Tuhan menerima otoritas nabi Muhammad , memiliki status wakil tuhan dan menerapkan musyawarah(Al-Maududi, 1967: 165).

  Dalam argumenyan Ali abdul raziq berbeda dengan para pemikir politik lain ia berpendapat konsep negara adalah: Pertama kejayaan dan kemakmuran dunia Islam dapat terwujud kembali dengan ajaran kembali pada ajaran Islam yang lama dan bukan dengan mengadakan reformasi atau pembaharuan ajaran Islam akan tetapi mengadakan perubahan total yang bernapaskan liberal dan sekuler yang berkiblat ke Barat.

  Kedua dari awal sejarahnya Islam dan Negara selalu terpisah umat Islam sadar terhadap suatu perinsip yang sekarang ini telah di akui secara universal bahwa sistem politik dan agama itu selalu terpisah dan konstitusi (peraturan ) negara itu di dasarkan atas dasar praktis.

  Dalam hal ini Ali Abdul Raziq mengakui bahwa umat Islam pemerintah, tetapi hal ini bukan kewajiban syar’i bukan nas perintah agama dan pemerintahan itu bukan karena khalifah pemerintahan itu untuk mengatur dan mengurus masyarakat dan memelihara umat islam dan tidak di campur adukan dengan agama jadi Ali Abdul Raziq berpendapat bahwa pemerintahan berdasarkan harus di pisah maka ia tokoh islam yang controversial dan karena itu buku yang di tulis bertentangan dengan pemikir politik islam lain(Ali Abdul Raziq,1985: 1-6).

  Sedangkan menurut Al Mawardi situasi politik di dunia Islam pada massa al-Mawardi yakni menjelang abad X sampai pertengahan abad 1X M. tidak lebih baik pada massa al - Farabi, dan bahkan lebih parah semula Bagdad merupakan otak peradaban dan poros negara Islam pada massa hidupnya al-Mawardi sama dengan al-Farabi perkembangan teori politik yang serba sempurna sehingga tidak mungkin di laksanakan oleh umat manusia ayang bukan malaikat maka pada dasarnya teori politik dia berdasarkan kenyataan yang ada dan kemudian secara realistic menawarkan perbaikan atau reformasi. (Munawir, 1990:62).

  Dan pada dasarnya agama dan negara satu sejarah yang berbeda hakikatnya adalah kabar gembira dan perintah (basyran wa nadzira) dalam surat al Baqarah 119, sedangkan negara adalah kekuatan yang memaksa tapi saling mempengaruhi satu sama lain agama dan negara dapat bertemu ketika berduanya di lembagakan dalam partai, suatu gejala yang dapat di Indonesia yang berdasarkan pancasila jadi agama dan negara tidak biasa di pisahkan harus sejajar dengannya karena satu sama lain saling mempengaruhi banyak keterkaitan antara agama dan negara. (Kuntowijoyo, 1991:191-192)

  Penelitian ini di lakukan dengan mengunakan langkah –langkah sebagai berikut:

  Metode yang di gunakan dalan penelitian ini ialah metode analisis dengan mengunakan data kualitatif, yaitu metode yang di gunakan dalam penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi.

  2. Sumber Data Sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Sumber data perimer adalah Al Islam Wa Ushul Al hukmi karangan Ali Abdul Raziq , khalifah dan Pemerintahan dalam Islam dan data sekundernya adalah bagian tertentu buku-buku dan kitab-kitab ,artikel yang ada referensi dengan penelitian itu, Islam dan Tata Negara karangan Munawir, Identitas Politik Umat Islam karangan kuntowijoyo, Fiqi Siyasah karangan A dzajzuli Teori Politik Islam karangan khalid Ibrahim Sistem - Sistem Politik karangan al Maududi dan yang lainya.

  3. Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif yang berhubungan dengan masalah sebagai berikut:

  1. data –data pemikiran tentang pemikiran Ali Abdul Raziq mengenai konsep negara 2. data –data tentang dalil-dalil yang di gunakan oleh Ali Abdul Raziq dalam landasan yang mengemukan pendapatnya.

  4. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah book survey yaitu

  5. Analisis Data Data yang terkumpul oleh penulis akan di analisis dengan mengunakan pendekatan teknik analisis isi.

  Dalam pelaksanaannya, penganalisisan dilakukuan deang langkah langkah sebagai berikut:

  1. Menelaah semua data yang terkumpul dari berbagai sumber baik secara perimer maupun sekunder

  2. Mengelompokan semua data dari satuan sesuai dengan masalah yang di teliti

  3. Menghubungkan data dengan teori yang sudah di kemukakan dalam kerangkan pemikiran

  4. Menapsirkan data dan menarik kesimpulan dari data yang di analisis dengan memperhatikan rumusan masalah dan kaidah – kaidah yang berlaku dalam penelitian.

BAB II SEKILAS PROFIL ALI ADB RAZIQ A. Riwayat hidup Ali Abd al Raziq Ali Abd Al -Raziq nama lengkapmya syeikh Ali Abd al - RAziq salah

  satu seorang keluarga yang terkenal yang berdiam di as’Said yang termasuk wilayah al Mania, suatu keluarga hartawan dengan tanah – tanah pertanian yang luas atau meminjam istilah yang berlaku sekarang ini , keluarga feodal ayahnya yang bernama Hasan Pasha atau Abdul Raziq Pasha Sr, adalah seorang pembesar yang terpandang di daerah pinggiran dan Ali Abd Raziq di lahir di pedalaman propinsi Menia pada tahun 1888 ia keluarga feodal yang aktif dalam kegiatan politik. ayah yang berkicinpung dalam dunia politik bahkan ia pernah menjadi wakil ketua Partai Rakyat ( Hizbu al- Ummah ) pada tahun 1907. setelah revolusi tahun 1919, al Asharar al- Dusturiyah partai ini adalah partai kelanjutan Hizbu al Ashrar al Ummah yang mempunyai dukungan yang rapat dengan Inggris. Pendiri partai ini antara lain ialah Hassan (Hasan kecil pasha) Ali Abd al Raziq saudara Ali Syaikh Abd al Raziq. Hasan saudara Ali ini menjadi pejabat pada Kantor Dewan sultan Hasan Husein yang merupakan agen Inggris pada massa perang dunia I . hassan terbunuh ketikaia keluar dari Rapat Dewan Kantor di partai surat kabar pada partai tersebut pada bulan oktober tahun 1922 Ali mempunyai seorang kakak yang bernama Mustofa.

  1905 Ali baru berusia tujuh belas tahun kemudian dia belajar di Al- Azhar pada umur masih amat muda sepuluh tahun ia mempelajari hukum pada Seyikh Ahmmad Abu Thatwah, sahabat Abduh, Khatwah sebagai Iman Abduh adalah murid Jamal al Din al –Afgani, Ali selama satu tahun atau dua tahun mengikuti perkuliahan di al janni ‘ah al- Mishiyyah (kini menjadi Jami’ah al Qahriyah di antara dosen asing di universitas itulah Prof Santillana yang memberikan perkuliahan sejarah filsafat setelah Ali Abd al Raziq memperoleh izasah Aumyyah dari Al Azhar tahun 1911 ia mulai mengajar di universitas tapi itu tak lama pada bagian kedua tahun 1912 ia berangkat ke Inggris untuk belajar di unversitas Oxford, disitu ia banyak mempelajari ilmu ekonomi dan politik juga banyak membaca dan mempelajari ide- ide Barat sehingga pikiran dia banyak terpengaruh oleh pikiran Barat.

  Guru –guru yang Ali Abd al Raziq ia terpengaruh oleh pandangan Abduh bahwa dalam Islam tidak ada kekuasaan agama dan bahwa semua rakyat Mesir mempunyai tanggung jawab yang sama dan mempunyai ha-hak yang sama baik dalam bidang politik, ekonomi dan di muka hukum tampa mempertimbangkan perbedaan agama dankeyakinan seperti yang tertera dalam Partai nasionalime Mesir yang di rumuskan dan sifatnya yang reseptif dan akomodatif terhadap peradaban barat. Maka dari kalangan sementara sahabat murid dan pengikut Abduh berkembang lah kecenderungan ke arah nasionalisme Ali Abd al Raziq pun sama dengan Abduh atau faham sekularisme yang memang telah ia tidak pernah belajar banyak karena pada tahun 1905 Abduh wafat dan ali masih kecil pada waktu itu tapi ia mempelajari karya –karya Abduh dan kemudian ia berguru pada teman abduh yaitu pada Syeikh Ahmmad Abu Khatwah dan guru lainnya ialah Prof Santillana.

  Pengalaman Ali Abd al Raziq Pada tahun 1915 ia mau kembali dari Inggris ke Mesir setelah ia kembali kemudian ia di angkat menjadi hakim mahkammah sar’iyyah dalam kedudukan ia sebagai hak kemudian ia mengadakan penelitian dan hasilnya bukunya yang berjudul al Islam wa Ushul al Hukm karena buku itu ia dikutuk dan di kucil kan oleh majlis uulama Al-Azhar kemudian ia di berhentikan dari jabatanya sebagai hakim dan di larang nenduduki jabatan dalam pemerintahan.

  Abdul Raziq kakak Ali Abd al Raziq yang pernah menjabat menteri wakaf dan setelah itu menerima gelar Pasya. Akan tetapi ia lebih menyuakai ilmu kelembagaan ketimbang politik dan memperoleh setatus sosial yang terhormat di mata bangsa mesir dan di akhir hayatnya diangkat atau di tunjuk sebagai Syeikh al Azhar sementara itu Syeik Ali Abd al Raziq di tunjuk pula sebagi menteri wakaf untuk menggantikan kakak itu dan di beri gelar Pasya juga. kemudian dia di pilih menjadi anggota lembaga bahasa (Majma al-Lugawi)serta pada jabatan lain dan pada tahun 1966 bulan september ia meninggal dunia.

  Peristiwa yang paling penting yang terjadi dalam kehidupnya, yang menjadikan namanya demikian termasyuhur adalah penerbitan bukunya itu yang pada bulan april 1925. dengan demikan buku itu terbit pda pertengahan bulan itu pula dan pada. Sampulnya tertera judul yang berbunyi al Islam wa Ushul al Hukmu lalu di bawah judul itu kita dapat baca sub judul yang berbunyi Raths Fi al Khilafah wal Al- Hukummah al – Islam dan baru sesudah itu di ikuti oleh kalimat yag berbunyi Ali Abd al Raziq ulama Al Azhar universitay dan hakim mahkammah syar’ah

  Pada massa itu pertumbuhan dan pemikiran Ali Abd al Raziq terpengaruh oleh anggota keluarganya yang rapat dengan orang inggris dan pokok pemikiran yang ada fakta keadaan pada waktu itu dan situasi politik Ali Abd al Raziq bahwa pada waktu itu kondisi politik saat itu sangat genting terjadinya perang dunia kesatu I yang di kumandangkan pada bulan juli 1914 yang kemudian yang di ikuti oleh mahklimat Turki yang saat itu merupakan negara kehalifahan yang menyatakan perang kenegara Inggris akhir oktober tahun 1914 dan tampa alasan yang di benarkan oleh undang-undang inggris lalu menduduki Mesir dan pada saat itu mesir sesuai dengan undang-undang internasional merupakan bagian kekhalifahan Turki Usmani yakni negara kekhalifahan Islam. Dan merupakan ikatan keagamaan yang historis bangsa Mesir mengakui kekuasaan politik dan sepiritual khalifah Turky yang mengakui kekuatan khalifa yaitu kekuasaan umat Islam yang berpusat di Istambul dan ketika perang Turki dan Inggris pecah maka tidak mau mengakui kekuasaannya sedangkan pada saat yang sama hubungan mesir dengan Turki sesama muslimnya di segenap penjara ikut terpengaruh pula.

  Pusat pemerintahan Inggris di Mesir berada di ujung tanduk pada saat itu pada tahun1914 dan sampai massa- massa perang sesudahnya 1915-1917 mayoritas penduduk Mesir sangat tidak menyukai Inggris dan selalu mengharapkan kekalahan Inggris dan pada saat itun dan pada saat yang sama wajib membuktikan ketundukan terhadap kekhalifahan dan persaudaraanya terhadap sesama muslim dengan mendukung Turky dalan perang itu, dan berharap negara ini bisa mengalahkan Inggris. Sesudah memaklumkan perang Turky segera mempersiapkan pasukan besar yang ditunjukan pada mesir gumga menyerbu Inggris dan mengusir mereka dari negeri ini. Saat urt, cadive Mesir yang syah yang berada di Istanbul, dan akan kembali ke Mesir bersama pasukan besar itu guna menghancurkan tentara inggris. Sementara itu para tokoh partai nasionalis Mesir, datang pula beersama pasukan itu guna mengobarkan semangat bangsa Mesir menantang penjajah saat itu Turky merupakan sekutu Jerman yang kuat itu melawan Inggris ajadi para panglima perang Jerman ikut pula memimpin pasukan itu dengan demikian ancaman paling besar yang dihadapi Inggris waktu itu serbuan pasukan turky yang didukung oleh para pemimpin Mesir. Kekhawatiran penguasa penjajah terbukanya kesempatan bagi bangsa Mesir untuk memberontak terhadap Inggris dan bergabung dengan pasukan Turky itu. Kekhawatiran serupa ini sudah berjalan sepanjang tahun 1915-1916 dan sebagian besar tahun 1917.

  Saat itu khalifah Turky telah memaklumkan perang suci terhadap Inggris dan sekutunya, dan mengobarkan semangat seluruh umat Islam agar memberontak kepada musuh-musuh mereka yang menyerang kekhalifahan Islam. Perang dan pemberontakan terhadap kaum penjajah itu mereka nyatakan sebagai kewajiban agama atas mereka.

  Politik Inggris selama bertahun-tahun sebelum perang yaitu untuk memisahkan Mesir dari Turky dan memtuskan hubungan keduanya sehingga dengan denikian Inggris sendirilah yang menguasai Mesir dan membentuk corak pemerintahannya yang akhirnya untuk mengabungkan Mesir kedalam kekuasaannya yang dijadikan negara jajahan semasa emperium yang sangat besar akan tetapi semua ini belum dapat direalisasikan sebelum perang oleh sebab itu ketika perang pecah Inggris berpeluang dan bermaksud memenggal hubungan antara Mesir dengan Turky. Dan secara sempurna memisahkan hubungan terhadap mesir 18 Desember 1914 lalu merompak seluruh hak-hak bangsa mesir dan Turky. Namun hak kekhalifahan dan hak kekuasaan atas Mesir yang terdapat dalam diri keagamaan yang tak mungkin dilenyapkan oleh penjajah. Bahaya yang mengeram didalamnya terus ada sepanjang berkecamuknya perang Dunia 1. dan bahkan intensitasnya makin meninggi dengan kedatangan pasukan Turky yang menorobos lewat gunung sinai untuk menghancur luluhkan pasukan Inggris.

  Dan yang menjadi melatar belakangi pemikiran Syeh Abdul al Raziq dalam bukunya yaitu yang bertujuan menghancurkan kekhalifahan dan terbebas dari kekhalifahan dan kekhilafahan selamanya merupakn keburukan bagi kaum muslimin jadi tidak bisa tidak mesti dihapuskan dan tidak diketahui eksistensinya ; tidak ada khalifah dan kekhilafahan apapun tidak ada jihad dan perang itulah yang ingin ia katakan dan kemukakan dan mazhab yang di yakininya . kalau lah kondisi-kondisi pada saat itu tidak ikut mendukung terhadap pemikiran Ali Abd Al al Raziq niscaya ia telah memberikan gagasan-gagasan itu secara lisan dalam berbagai pertemuan atau ceramah-ceramah aliran politik ini sepenuhnya dengan tujuan politik ini dan keinginan penguasa Inggris.

  Dan di tengah-tengah kondisi serupa ini dan muncullah buku syeikh ali abd al raziq yang bertujuan meruntuhkan kekhilafahan dari asanya bahkan bahkan tidak di akui eksistensinya serta menghimbau agar umat Islam mencapkannya. Semua itu bertepatan dengan adanya gerakan-gerakan yang muncul secara wajar di seluruh penjuru dunia Islam yang berupaya menghidupkan kekhilapahan dalam bentuknya yang baru yang di harapkan memelihara persatuan dan perjuangan atau kepentingan bersama dengan demikian seruan Syeikh Ali Abd al Raziq dalam bukunya itu tak lain bertujuan mendukung penjaah Inggris atau politik Inggris yakni kolonialisme yang memusuh Islam yang ini merupakan pandangan – pandangan yang bertentang dengan gerakan –gerakan Islam yang muncul secara wajar dari keagamaan atau kenasonalimean yang sejalan dan berkembang pada massa penjajahan mesir dan sejarah dan massa depan bangsa Mesir. kehebohan dunia Islam. Karena sistem khilafah di anggap ajaran dasar dan oleh karena itu penghapusan bertentangan dengan Islam.

  Ali Abd Raziq pun menpunyai pendapat beda ia menjelaskan dalam bukunya (islam dan ketatanegaraan) menurut pendapatnya sistem pemerintahan tidak di singgung –singgung oleh al Qur’an dan hadist. Oleh karena itu dalam ajaran Islam tidak terdapat ketentuan tentang corak negara. Nabi Muhammad SAW. hanya mempunyai kerosulan dan dalam missi beliau tidak termasuk pemerintahan negara.

  Sistem khilafah yang timbul sebagai perkembangan yang seharusnya dari sejarah Islam. Nabi meninggal Dunia dan dengan wafatnya beliau mesti ada yang menggatikan beliau dalam mengurusi ummat. Dengan demikian abu bakar muncul sebagai khalifah akan menggatikan beliau. Abu Bakar sebenarnya tidak mempunyai keagamaan beliau kepala negara dan bukan kepala agama. Begitu juga Umar,Ustman dan Ali.

  Corak pemikiran dan bentuk negara. Bukan soal agama tetapi soal duniawi dan di serahkan kepada akal manusia untuk menentukannya. Oleh karena itu tindakan mustafa kamal dalam mnghapuskan khalifah dari sistem kerajaan Usmani bukanlah suatu tindakan yang bertentangan ajaran Islam.

  Dan pendapat liberal Ali Abd al Raziq mendapat kritik dan tantangan keras dari berbagai golangan umat Islam yang ada pada waktu ummat Islam yang ada pada waktu itu. Rasyid Ridha, murid yang terdekat dengan Muhammad abduh.

  Sedangkan para pemikir- pemikir politik datang sesudah al Mawardi umumnya mengikuti teori Al Mawardi di tersebut. Perbedaan kecil memang terdapat juga tetapi Ali Abd al Raziq adalah pemikir yang paling banyak menyimpang dari garis al Mawardi itu bukan hanya melakukan yang berlawanan Ali Abd al Raziq dalam buku al Islam wal Ushul al Hukmu. banyak tapi hanya ada seorang tokoh Islam yang dapat menyamai penyimpamgan Mustafa Kamal. Tokoh ulama.

  Pandangan Ali Abd al Raziq banyak yang kontroversi padanya yang amat menbinggungkan dan tidak mudah untuk menjawab. Dan semua ini terpengaruh para ulama dan kaum muslimin yang selalu berusaha memelihara ajaran Islam dan kesatuan mereka. sehingga membankitkan kemarahan mereka terhadap pengarangnya kendatipun demikian interrestasi parsial terhadap enigma ini atau menjawab sebagian dari tujuan akhir pandangan-pandangan ada dalam buku ini bertujuan menghancurkan ummat Islam atau menyerukan perluluhlantahkan, maka ia berhasil membuktikan.

  Sementara itu Ali Abd al Raziq dan keluarga besarnya yang sejalan dengan kolonialisme dan pelaksanan garis kebijaksannaanya. Dan persesuaian antara Syeikh Ali Abd al Raziq dengan politik Inggris yang sama-sama berusaha untuk menhancurkan kekhilafahan Turky. Akan tetapi Syeikh Ali Abd al Raziq menghabiskan kekhilafahan mulai dari asanya, meretas cabangnya dengan meroboh datangnya ia menyerang kekhilafahan sejak dari pertumbuhan pertama dalm Islam.

  Justru yang terbukti pandangan dan fakta sejarah, dan pandangan Syeikh kekhilafahan, demikian pula Syeikh Ali Abd al Raziq, dan itu lah tujuan esensial seluruh isi bukunya itu.

  Inggris bermaksud menghapuskan kekhilafahan menguasai Mesir mengontrol garis politik, sedangkan buku Syeikh Ali Abd al Raziq pun mengacu kesana musuh – musuh Islam propagandis –propagandis kolonial selamanya dan sejarah islam mengikis sejarah, dan buku Syeik buku Ali Abd al Raziq pun dengan ungkapan–ungkapan yang sadis menetapkan hal yang serupa. Kaum penjajah pada umumnya dan zionisme khususnya, selalu berusaha menjauhkan Islam dari politik dan memisahkan hubungan agama dengan negara .

  Penjajah selalu berusaha melenyepkan kekuatan islam, kewajiban jihad perang dan mempertahankan diri: dan semua iulah yang menjadi pokok bahasan dan tujuan buku Syeikh Ali Abd al Raziq ia mengatakan bahkan berusaha mati-matian membuktikan bahwa Islam tidak memiliki kaitan apapun dengan politik negara.

  Bahkan terdapat hubungannya dengan masalah-masalah ke duniawian. Ini jelas jangkauan yang paling jauh yang ingin di realisasikan oleh kaum penjajah dan zionalisme musuh-musuh islam itu guna mempermudah langkah-langkah menghancurkan kaum muslimin, menjarah negeri mereka dan merompok habis seluruh kekayaan. dan kaum muslimin tidak perlu jihad, berperang, mempertahankan diri dan terjun dalam medan politik sebab bukan semua itu termasuk persoalan keduniawian.

  Maka dari itu pemikiran Ali Abd al Raziq semasa hidupnya dengan

  Kecenderungan pandangan Ali Abd al Raziq dengan kecenderungan Ahmmad Lutfi Asyid seorang pemikir politk Hizbu al - Ummah terdapat kesamaan di lihat dari prinsip –prinsip dan tujuan partai hal ini pun persis sama dengan tujuan politik Inggris maka dari itu dapat di ambil kesimpulan bahwa pandangan – pandangan Ali Abd Al Raziq di pengaruhi oleh Ingris terbukti selain itu bahwa ia dari keluarganya termasuk pendukung Inggris dalam merealisaikan dari tujuan kolonialisme nya . inggris sejak awal semula bertujuan memporak porandakan persatuan ummat Islam dan memancing perhatian negara –negara Islam agar mereka tertuju pada persoalan tertentu sehingga satu dengan yang lainya mudah dapat dikuasai selain itu politik Ali Abd Al Raziq di pengaruhi oleh panatisme terhadap partai politik yaitu partai Hizbi Al Ahrar Al Dusturiyyin (liberal konstitusional ) Partai politik ini muncul sesudah perang dunia satu di Mesir mencatat bahwa partai ini merupakan kelanjutan partai Hizbu al Ummah (Partai Rakyat) partai Hizbu al- Ahrar al - Dusturiyin di bentuk atas dukungan Inggris dan perundang-undang Lord Allenby gubernur jenderal Inggris di Mesir, partai ini di bangun atas dasar perinsip- perinsip persahabtan dan kerja sama dengan Inggris serta melaksanakan garis politiknya dan seluruh keluarga Ali Abd Al Raziq keluar dari partai politik Hizbu Alummah dan masuk pada partai politik hizbu Al Ahrar Al- Dustruyyin.

  Dan bahkan menjadi pendukung utama Inggris dan pengakuan terhadap kekuasaan inggris dalam bentk yang baru seperti itu tidak memiliki pengaruh

  Dalam karya monumental yang ini dan tulisannya di bagi dalam tiga bagian dalam uraian pertama di uraikan tentan definisi khilafah dan lenbaga- lembaga khilafah beserta ciri-ciri khsususnya kemudia dipertanyakan tentang anggapan bahwa mendirikan pemerintahan dengan pola khilafah itu merupakan keharusan (agama)dan akhirnya di kemukakan baik dari segi agama maupun dari segi rasio pola pemerintahan itu tidak perlu. Dalam bagian kedua kemudian di uraikan tentang pemerintahan dan Islam , tentang perbedaan utama dan misi kenabian dengan pemerintahan dan akhirnya di beri kesimpulan bahwa risalah kenabian itu bukan pemerintahan dan bahwa agama itu bukan negara. Dalam bagia ketiga dan terakhir di uraikan tentang khilafah atau lembaga khalifah dalam pemerintahan Islam dalam lembaran sejarah. Dalam hal ini Ali Abd al Raziq berusaha membedakan antara yang Islam dan mana yang bukan dan mana negara Arab mana yang khilafah Islamiayah dan Negara Arab , serta mana yang agama dan mana yang politik dalam usaha mencari jawaban tentang ada dan tidak adanya sistem pemerintahan dalam Islam, pembahasan tentang karya tulis Ali Abd al Raziq itu batasi pada bagian pertama dan kedua saja meskipun bagian ketiga juga cukup menarik karena pada dasarnya Ali Abd al Raziq membedakan negara dengan agama dan memisahkan antara agama dan negara.

  Alur argumentasi Ali Abd al Raziq dalam bagian pertama dalam bukunya cukup lancar dan segaris dengan logika, dan di tentangnya dalam bagian itu terbatas buku itu. Satu catatan kecil, tampaknya Ali Abd al Raziq kurang akurat dalam memahami buah pikiran politik Barat. Dia mengemukan tentang asal sumber kekuasan kepala negara terdapat dua aliran pertama: Aliran Thomas Hobbes yang menyatakan bahwa kekuasaan raja datang dari tuhan atau mandat ilahi

  Sedangkan yang kedua : Aliran Jhon Loeck yang menyatakan bahwa kekuasaan raja itu datang dari rakyat melalui konrak sosial pemahaman tersebut jelas salah, oleh karena Thomas Hobbes justru menolak bahwa kekuasaan raja itu berasal dari tuhan memang menurut Hobbes kekuasaan raja itu absolut atau mutlak dan tidak bertanggung jawab pada siapapun, tetapi haknya yang absolut itu di dapatkanya melalui kontrak sosial. Hanya saja menurut Hobbes teori kontrak sosial menurut Alin dengan versi jhon lloekc. Kontrak sosialnya Jhon Loekc itu merupakan kontrak antara raja dan rakyat dan dari kontrak tersebut timbul kewajiban pada dua pihak atas dasar timbal balik. Rakyat menyerahkan mereka termasuk kebebasan mereka kepada raja serta sumpah setianya padanya untuk mematuhinya.

  Sebagai imbalan raja janji menjanjikan bimbingan dan perlindungan serta pengelolan negara sebaik –baiknya sedangkan kontrak sosial versi Hobbes adalah suatu kontrak antara rakyat sesama rakyat sepakat untuk mengangkat seseorang menjadi raja yang kemudian kepadanya menyerahkan haknya pada raja dengan imbalan memimpim dan melindungi karena raja bukan salah satu pihak dari kontrak tersebut dia tidak terikat oleh perjanjian itu. Kekuasaannya absolut dan

  Hampir pada bagian keduan dari bukunya Ali Abd al Raziq menyimpulkan uraianya dengan menyatakan bahwa menurut dia :

  Nabi besar Muhammad Nabi Muhammad SAW adalah semata-mata utusan

Allah untuk mendakwahkan agama murni tampa mendirkan negara. Nabi tidak

mempunyai kekuasaandunia , negara atau pun pemerintahan, nabi tidak

mendirikan kerajaan atau politik atau sesuatu yang mirip dengan kerajan, dia

adalah nabi seperti hal nya para nabi sebelumnya. Dia Bukan raja, bukan pendiri

negara dan bukan pula mengajak ummat untuk mendirikan duniawi

  Kesimpulan di atas merupakan inti paham politik Ali Abd al Raziq tetapi berbeda dari uraiannya dalam bagian pertama yang lancar dan sejalan dengan logika, alur argumentasi yang kedua sebelum sampai kesimpulan tesebut mengandung cukup banyak kelemahan di antaranya :

  Yang Pertama : Ali Abd al Raziq mengakui bahwa Nabi dahulu

  melakukan :Banyak hal yang lazim di lakukan oleh raja dan kepala negara, seperti mengadili sengketa, menjatuhkan pidana , menyatakan perang mengangkat perang ekpedisi militerserta berbagai macam di wilayah-wilayah yang baru di taklukan serta hakim dan penaggung jawab pengumpulan zakat atau pungutan lain. Tetapi menurut dia penyelegaraan pemerintahan pada zaman nabi itu tidak mengikuti suatu pola tertentu atau baku dan tidak sempurna. Khusus dalan wilayah wilayah tertentu baru Nabi mengangkat pejabat-pejabat untuk jangka waktu tertentu.Lain dari pejabat secara ad hoc itu mungkin kedengaran yang aneh, Ali Abd al Raziq deselenggarakan tugas-tugas pemerntahan dengan cara yang sangat sederhana tampa mengikuti pola tertentu dan maju tidak berarti bahwa tidak berarti bahwa tidak ada pemerintahan pada waktu itu tidak ada kosistensi Ali Abd al Raziq makin kentara uraiannya pada bagian ketiga dari bukunya dimana dia menyatakan bahwa negara yang di kepalai oleh Abu Bakar sepeninggal Nabi merupakan suatu negara baru dan suatu organisai politik padahal cara-cara penelolaan negara pada zaman pemerntahan Abu Bakar belum banyak berbeda dari pada waktu Nabi yang memerintah.

  Lagi pula ucapan Ali Abd al Raziq mengutip ucapan Abu Bakar bahwa :

  

Dalam memerintah dia hanyan mengikuti saja yang (dahulu) di lakukan nabi,

dan bahwa dia tiadk menperkenalkan cara-cara yang baru .

  Perubahan yang berarti baru mulai di lakukan pada zaman khalifah Umar Bin Khatab termasuk perkembangan Baitul Mal atau pembendaharan negara dan pemberian tunjangan tentang tetap.

  Yang Kedua : Dalam kesimpulannya di atas Ali Abd al Raziq menyatakan