I I. PEMBAHASAN - PEMBAHASAN

3

II. PEMBAHASAN

A. Henri Louis le Chatelier
Henri Louis le Chatelier (1850-1936) ialah seorang ahli kimia yang berasal dari
Perancis. Henri Louis le Chatelier lahir pada 8 Oktober 1850 di Paris dan merupakan
anak dari seorang insinyur Perancis Louis Le Chatelier dan Louise Durand. Ayahnya
adalah seorang tokoh berpengaruh yang memainkan peran penting dalam lahirnya
industri aluminium Perancis, pengenalan proses Martin-Siemens ke industri besi dan
baja, dan munculnya transportasi kereta api. Ayah Le Chatelier yang sangat
mempengaruhi masa depan anaknya. Le Chatelier adalah anak pertama dari enam
bersaudara. Datang dari keluarga borjuis Katolik Roma. Le Chatelier memiliki satu
saudara perempuan (Marie) dan empat saudara (Louis, Alfred, George dan André).
Le Chatelier menghadiri College Rollin di Paris. Pada usia 19, setelah hanya satu
tahun pengajaran di bidang teknik khusus, ia mengikuti jejak ayahnya dengan
mendaftar di École polytechnique pada tanggal 25 Oktober 1869. Seperti semua
murid la polytechnique, di September 1870, Le Châtelier bernama letnan dua dan
kemudian mengambil bagian dalam Pengepungan Paris. Setelah keberhasilan
cemerlang dalam pendidikan teknis, dia masuk ke École des Mines di Paris pada
1871.

Le Châtelier menikahi Geneviève Nicolas. Mereka memiliki tujuh anak, empat
perempuan dan tiga anak laki-laki, lima di antaranya memasuki bidang ilmiah, dua
hilang sebelum kematian Le Châtelier.
Meskipun pelatihan sebagai seorang insinyur, dan bahkan dengan kepentingan dalam
masalah industri, Le Châtelier memilih untuk mengajar kimia daripada mengejar karir
di industri. Pada tahun 1887, ia diangkat sebagai kepala kimia umum untuk kursus
persiapan dari École des Mines di Paris.
Ia gagal untuk mencoba mendapatkan posisi sebagai pengajar kimia di École
polytechnique pada tahun 1884 dan pada tahun 1897 di College de France, Le
Châtelier berhasil sebagai ketua kimia anorganik. Kemudian ia mengajar di universitas
Sorbonne, di sana ia menggantikan Henri Moissan.
Di College de France, Le Châtelier mengajarkan: •Fenomena pembakaran (1898);
•Teori saldo kimia, pengukuran tinggi suhu dan fenomena disosiasi (1898-1899);
•Sifat campuran logam (1899-1900); •Paduan besi (1900-1901); •Metode umum kimia
analitik (1901-1902); •Hukum-hukum umum dari kimia analitik (1901-1902);
•Hukum-hukum umum mekanika kimia (1903); •Silica dan senyawanya (1905-1906);
•Beberapa aplikasi praktis dari prinsip-prinsip dasar kimia (1906-1907); •Sifat logam
dan beberapa paduan (1907).

4


Setelah empat kampanye gagal (1884, 1897, 1898 dan 1900), Le Châtelier terpilih
untuk Académie des (Academy of Science) pada tahun 1907. Ia juga terpilih untuk
Royal Swedish Academy of Sciences pada tahun 1907.
Pada 1888 ia menerbitkan buku yang berjudul Recherches sur les Equilibre
Chimiques (Penelitian Mengenai Kesetimbangan Kimia). Dalam bukunya, ia berhasil
merumuskan hubungan antara reaksi yang terjadi pada sistem kesetimbangan
kimia dengan aksi atau pengaruh yang diberikan dari luar. Hubungan yang lebih
dikenal dengan asas yang diberi nama dengan namanya itulah yang lebih
memopulerkan namanya. Asas itu berbunyi bahwa "apabila pada sistem
kesetimbangan yang sedang berlangsung dilakukan suatu aksi, timbul reaksi dari
system sehingga pengaruh aksi tersebut dapat diperkecil".
B. Cato Maximilian Guldberg
Cato Maximilian Guldberg (lahir 11 Agustus 1836 di Christiania [sekarang Oslo],
Norwegia - meninggal 14 Januari 1902 di Christiania pada umur 65 tahun) adalah
seorang fisikawan dan kimiawan Norwegia
yang
merumuskan Hukum
Aksi
Massabersama Peter Waage, yang menjelaskan tentang efek konsentrasi,

massa dan suhupada laju reaksi kimia.
Guldberg adalah anak sulung dari sembilan bersaudara dari pasangan Carl Agustus
Guldberg dan Hanna Sophie Theresia BullGuldberg. Ayahnya adalah
seorangpendeta dan pemilik sebuah toko buku dan percetakan. Guldberg menempuh
pendidikannya di Universitas Christiania. Ia juga sempat berlatih di beberapa sekolah
militer kerajaan sebelum menjabat sebagai guru besar matematika di Universitas
Christiania pada tahun 1869. Studinya tentang termodinamika kimiadilakukan setelah
ia selesai menemukan formulasinya pada tahun 1890 yaitu Hukum Guldberg. Hukum
tersebut menyatakan bahwa pada skala mutlak titik zat mendidihadalah dua pertiga
temperatur kritis (maksimum di mana gas dapat dicairkan dengan tekanan
saja). Guldberg dan Waage mengumumkan hukum aksi massa mereka pada
tahun 1864 dan hanya menarik sedikit perhatian hingga ditemukan kembali
oleh William Esson dan Vernon Harcourt di Universitas Oxford di abad ke-20
C. Peter Waage
Setelah lulus pada tahun 1859, Waage mendapat beasiswa kimia, yang membuatnya
memapu melakukan kunjungan penelitian selama setahun di Perancis dan Jerman (di
mana sebagian besar hidupnya dihabiskan dengan Robert Wilhelm Bunsen di
Heidelberg) pada musim semi berikutnya. Ia pun ditunjuk menjadi Dosen Kimia di
Universitas Christinia pada tahun 1861 dan pada tahun 1866 ia dipromosikan menjadi
Profesor satu-satunya di bagian Kimia pada Universitas tersebut.

Nama Waage terkait erat dengan sahabatnya Guldberg, khususnya untuk penemuan
bersamanya pada hukum aksi massa. Hukum kimia dasar ini, yang sekarang dikenal
oleh setiap pelajar pemula kimia, telah memiliki beberapa pelopor, tapi usaha bersama

5

ahli ampiris Waage dan ahli teori Guldberg dibutuhkan untuk menghasilkan formulasi
matematis yang umum dan mendasar pada peranan pereaksi dalam suatu sistem
kesetimbangan kimia.
D. TETAPAN KESETIMBANGAN KIMIA (K)
Kesetimbangan suatu reaksi kimia dapat terjadi apabila reaksi berlangsung dua arah
(reversibel) dan di dalam ruang tertutup, keadaan dimana laju reaksi maju dan laju reaksi
balik sama besar dan dimana konsentrasi reaktan dan produk tetap tidak berubah seiring
berjalannya waktu. Keadaan kesetimbangan dinamik ini ditandai dari adanya reaksi bolakbalik yaitu bergeser ke kanan dan bergeser ke kiri. Pada tahun 1864, Cato Maximilian
Guldberg dan Peter Waage ilmuan dari Norwegia merumuskan hubungan antara konsentrasi
zat-zat yang berada dalam kesetimbangan. Hubungan ini dikenal dengan Hukum
Kesetimbangan Kimia sebagai berikut.
“Dalam keadaan setimbang pada suhu tertentu, hasil kali konsentrasi hasil reaksi dibagi
hasil kali konsentrasi pereaksi yang ada dalam sistem kesetimbangan yang masing-masing
dipangkatkan dengan koefisiennya mempunyai harga tetap.”

Hasil bagi tersebut dinamakan tetapan kesetimbangan dilambangkan dengan K.Bergantung
pada jenis spesi yang bereaksi, tetapan kesetimbangan dapat dinyatakan dalam molaritas (Kc)
dan tekanan parsial (Kp).
1.

Tetapan Kesetimbangan Berdasarkan Konsentrasi (Kc)
Kc dihitung berdasarkan hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil
kali konsentrasi pereaksi setelah tiap-tiap zat dipangkatkan dengan koefisiennya menurut
persamaan reaksi kesetimbangan.
Reaksi: Aa + bB

cC + dD

Catatan:spesi (zat yang terlibat di dalam reaksi) yang ada dalam persamaan ketetapan
kesetimbangan hanya spesi yang berfase gas (g) dan larutan (aq).
2.

Tetapan Kesetimbangan Berdasarkan Tekanan Parsial (Kp)
Kp dihitung berdasarkan hasil kali tekanan parsial gas-gas hasil reaksi dibagi dengan
hasil kali tekanan parsial gas-gas pereaksi setelah tiap-tiap gas dipangkatkan dengan

koefisiennya menurut persamaan reaksi kesetimbangan. Tekanan parsial adalah tekanan
bagian tiap-tiap gas.

Catatan:spesi kimia yang ada dalam persamaan tetapan kesetimbangan parsial hanya
spesi kimia yang ada dalam fase gas (g), dan jumlah tekanan parsial (P) tiap-tiap gas
merupakan tekanan total (Ptotal) suatu campuran gas.
Hubungan Kc dan Kp sebagai berikut.

6
Keterangan:
∆n = (c+d) – (a+b)
= jumlah koefisien gas kanan – jumlah koefisien gas kiri
R = Tetapan gas ideal (0,0821 L.atm.mol-1K-1)
T = Suhu (Kelvin)
Kc akan sama dengan nilai Kp jika harga ∆n = 0
Bila reaksi-reaksi yang memiliki harga K :


Dibalik, maka harga K menjadi




Dikali n, maka harga K menjadi Kn



Dibagi n, maka harga K menjadi



Dijumlah, maka harga K dikalikan

E. TETAPAN KESETIMBANGAN AIR (Kw)
H2O (l)
H+(aq) + OH-(aq)
Harga konstanta kesetimbangan K untuk reaksi kesetimbangan ionisasi air.

atau K. [H2O] = [H+] [OH-]
Harga [H2O] dianggap tidak berubah karena air murni merupakan elektrolit yang sangat
lemah. Oleh sebab itu, air murni yang terionisasi sangat kecil. Dengan demikian, K.[H 2O]

menjadi tetapan kesetimbanan ion bagi air yang dinotasikan dengan Kw.

Berdasarkan hasil eksperimen, nilai pada suhu 250 C, Kw = 1 x 10-14
Oleh karena pada ionisasi harga [H+] = [OH-], maka
Kw = [H+] [OH-] = [H+]2 = [OH-]2
= 10-14
[H+] = [OH-] =

= 10-7 M

F. TETAPAN KESETIMBANGAN ION ASAM (Ka)
Asam lemah mengalami ionisasi sebagian (

Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

IMPROVING CLASS VIII C STUDENTS’ LISTENING COMPREHENSION ACHIEVEMENT BY USING STORYTELLING AT SMPN I MLANDINGAN SITUBONDO IN THE 2010/2011 ACADEMIC YEAR

8 135 12

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

BAB IV HASIL PENELITIAN - Pengaruh Dosis Ragi Terhadap Kualitas Fisik Tempe Berbahan Dasar Biji Cempedak (Arthocarpus champeden) Melalui Uji Organoleptik - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 2 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Uji Kualitas Mikrobiologi Minuman Olahan Berdasarkan Metode Nilai MPN Coliform di Lingkungan Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelurahan Pahandut Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 2 12

The effect of personal vocabulary notes on vocabulary knowledge at the seventh grade students of SMP Muhammadiyah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 20

BAB IV HASIL PENELITIAN - Penerapan model pembelajaran inquiry training untuk meningkatkan berpikir kritis dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan gerak lurus - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 23

CHAPTER I INTRODUCTION - The effectiveness of anagram on students’ vocabulary size at the eight grade of MTs islamiyah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

SD NEGERI SUKAMUKTI I

0 0 52

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Sebelumnya - Perbedaan penerapan metode iqro’ di TKQ/TPQ Al-Hakam dan TKQ/TPQ Nurul Hikmah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 26