Pengaruh Struktur Kepemilikan, Faktor Fundamental Dan Teknikal Terhadap Struktur Modal Dan Nilai Perusahaan Jasa Perbankan

Modal Dan Nilai Perusahaan Jasa Perbankan

Oleh :

M. Syarief Maricar

Dosen STIM Nitro Makassar

Abstract

The result shows that: (1) ownership structure, fundamental factor, and technical factor are positively and significantly influencing toward capital structure banking companies (2) ownership structure, fundamental structure and technical structure are positively and significantly influencing toward banking companies values (3) capital structure is negatively and significantly influencing towards banking companies values. The result supports the Theory of the Firm that explains about agent cost and ownership. The result also supports Agency Theory because at the banking companies separate between management and their owner. Financing banking companies in Indonesia is supporting Pecking Order Theory meanwhile that banking companies values based on Trade-off Theory .

Key words: Ownership structure, fundamental factor, technical factor, capital

structure, and banking values

PENDAHULUAN

Bank merupakan suatu lembaga yang berfungsi sebagai lembaga intermediary antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit). Dari fungsi yang ada ini dapat dikatakan bahwa dasar beroperasinya suatu bank adalah kepercayaan masyarakat terhadap perbankan.Oleh sebab itu untuk tetap menjaga kepercayaan tersebut maka manajemen perlu meningkatkan kinerjanya.

Pemilik suatu bank tentu saja menginginkan manajemen dapat mengoptimalkan sumberdaya yang ada pada bank tersebut sehingga manajemen mampu menghasilkan keuntungan. Kinerja suatu bank sangat erat hubungannya dengan peran dan fungsi manajemen dari bank itu. Keberhasilan suatu bank untuk menghasilkan keuntungan, merupakan prestasi manajemen dalam mengelola banknya secara baik dan benar (Hadad dkk.2003) Oleh karena itu dalam hubungan antara pemilik bank dengan manajemen selalu ada “performance contract” dimana pemilik bank mempersyaratkan manajemen yang dipilihnya untuk dapat memaksimalkan keuntungan bagi kepentingan pemilik bank tersebut. Melihat pentingnya hubungan antara pemilik dengan manajemen suatu bank maka perlu diamati lebih dalam bagaimana hubungan tersebut karena pemilik bank beragam jenis dan latar belakang. Dengan kepemilikan yang beragam ini tentu saja Pemilik suatu bank tentu saja menginginkan manajemen dapat mengoptimalkan sumberdaya yang ada pada bank tersebut sehingga manajemen mampu menghasilkan keuntungan. Kinerja suatu bank sangat erat hubungannya dengan peran dan fungsi manajemen dari bank itu. Keberhasilan suatu bank untuk menghasilkan keuntungan, merupakan prestasi manajemen dalam mengelola banknya secara baik dan benar (Hadad dkk.2003) Oleh karena itu dalam hubungan antara pemilik bank dengan manajemen selalu ada “performance contract” dimana pemilik bank mempersyaratkan manajemen yang dipilihnya untuk dapat memaksimalkan keuntungan bagi kepentingan pemilik bank tersebut. Melihat pentingnya hubungan antara pemilik dengan manajemen suatu bank maka perlu diamati lebih dalam bagaimana hubungan tersebut karena pemilik bank beragam jenis dan latar belakang. Dengan kepemilikan yang beragam ini tentu saja

Pemisahan “Kepemilikan dari “Manajemen“ telah melahirkan gagasan yang disebut Agency Problem (Jensen dan Meckling, 1976). Dengan adanya pemisahan itu biasanya akan terjadi konflik kepentingan para pemilik dengan manajemen. Konflik itu diharapkan menjadi daya kreatif, karena dapat merupakan mekanisme perimbangan kekuasaan.Dari sisi pemilik, masalah agency berisi perihal bagaimana menjamin agar manajemen selalu bertindak menurut kepentingan para pemilik. Konflik keagenan yang terjadi antara pemegang saham dengan manajemen menimbulkan biaya keagenan ekuitas (equity agency cost).

Struktur kepemilikan perusahaan berbeda diantara negara yang satu dengan Negara yang lainnya. La Porta dkk, (1999) menemukan bukti bahwa kepemilikan yang menyebar hanya terjadi pada negara yang perlindungan legal yang sangat baik terhadap pemilik. Pada negara yang mempunyai perlindungan hukum yang buruk, kepemilikan hanya sedikit menyebar, bahkan kepemilikan perusahaan banyak dikendalikan oleh keluarga atau negara.

Peran struktur kepemilikan yang demikian penting dalam menentukan penggunaan sumber dana merupakan faktor yang harus dipertimbangkan selain faktor keuangan fundamental (interen) perusahaan dan faktor teknikal (eksteren), sehingga kebijakan perusahaan untuk mengelola struktur modal yang dapat meningkatkan nilai perusahaan, yang tercermin pada harga saham tidak terlepas dari persepsi investor terhadap saham perusahaan, Teori struktur modal, pecking order theory mempertimbangkan persepsi investor dalam menentukan sumber dana yang digunakan perusahaan. Kebijaksanaan perusahaan untuk melakukan keputusan pendanaan yang menyangkut bagaimana memperoleh dana untuk membiayai investasi dan bagaimana menentukan komposisi sumber dana yang optimal bagi perusahaan serta apakah perusahaan sebaiknya menggunakan modal sendiri atau modal asing dalam mencapai optimalisasi komposisi modal. Penelitian yang dilakukan oleh Modigliani dan Miller (1958) menyatakan, bahwa pada asumsi pasar modal yang sempurna, struktur modal tidak mempengaruhi nilai saham suatu perusahaan. Penelitian tersebut dilanjutkan oleh Modigliani dan Miller (1963) dalam Brigham dan Daves,( 2004) dengan memasukkan unsur pajak dalam perhitungannya. Hasilnya menunjukkan bahwa pemanfaatan utang lebih menguntungkan karena biaya utang lebih kecil dari biaya saham dan terdapat manfaat pajak dari penggunaan utang, tetapi perusahaan harus memperhatikan bahwa pendanaan perusahaan yang didanai dari utang dalam jumlah yang besar akan mendorong ketidak mampuan arus kas untuk menutupi kewajiban perusahaan tersebut. Ini juga dikenal sebagai Trade-off Theory yang menyatakan bahwa pemanfaatan utang akan menghasilkan pemanfaatan pajak, namun disisi lain akan menimbulkan kesulitan keuangan (financial distress).

Masalah struktur modal berkaitan dengan keputusan pendanaan yang Fundamentals of financial management, Forth edition, USA. South Western-Thomson Learning dilakukan perusahaan. Beberapa konsep struktur modal yang dikemukakan oleh para ahli adalah antara lain pendekatan tradisional, pendekatan laba operasi, teori trade-off, agency theory dan pecking order theory. Manajemen yang lebih percaya pada Masalah struktur modal berkaitan dengan keputusan pendanaan yang Fundamentals of financial management, Forth edition, USA. South Western-Thomson Learning dilakukan perusahaan. Beberapa konsep struktur modal yang dikemukakan oleh para ahli adalah antara lain pendekatan tradisional, pendekatan laba operasi, teori trade-off, agency theory dan pecking order theory. Manajemen yang lebih percaya pada

Struktur modal perusahaan juga diprediksi dipengaruhi oleh faktor fundamental dan faktor teknikal perusahaan. Variabel-variabel ini telah digunakan oleh Mukerjee (1997) untuk mengukur pengaruhnya terhadap stock return. Manajemen akan semakin berhati-hati dalam melakukan peminjaman, sebab jumlah utang yang terlalu tinggi akan menimbulkan risiko financial distress sehingga nilai perusahaan akan menurun. Jumlah utang yang melewati titik optimalnya akan membuat penghematan pajak dari penggunaan utang lebih rendah dari pada nilai sekarang dari financial distress dan agency cost (model trade off) .

Ebru Caglayan dan Nazan Sak (2010) meneliti tentang faktor penentu stuktur modal yang berhubungan dengan bank-bank di Turki, dengan tujuan penelitian mereka adalah untuk mempelajari hubungan antara leverage dan faktor penentu struktur modal dan mengeksplorasi apakah teori utama pembiayaan bank (trade-off theory, pecking order theory dan agency theory) dapat menjelaskan struktur modal pada bank di Turki dari tahun 2002 hingga tahun 2007.. Dari data Indonesia Capital Market Directory 2010 dapat diketahui bahwa rata-rata total debt to total assets pada 16 bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah 89 %, ini menunjukkan bahwa struktur utang di bank jauh lebih besar dibandingkan dengan struktur utang di perusahaan non keuangan dan nampak bahwa utang jangka pendek lebih besar dari utang jangka panjang yaitu sebesar 90 % dari total debt. Modal sendiri (equity) perusahaan dibanding total assets hanya sebesar 11 %. Hal ini pula dapat memberikan gambaran pada kita bahwa betapa besar resiko yang diemban oleh lembaga perbankan didalam menjalankan usahanya, dimana usaha utamanya adalah menyalurkan kredit pada nasabah yang membutuhkan.

Industri perbankan dianggap sebagai suatu industri yang memerlukan perhatian khusus karena sifatnya yang mudah dipengaruhi faktor-faktor diluar dari perbankan dan merupakan bagian integral dari suatu system pembayaran. Oleh karena itu dalam menjalankan kegiatannya indusri perbankan sangat diproteksi oleh sejumlah undang- undang dan peraturan yang dikeluarkan oleh otoritas moneter.

Pengaruh struktur kepemilikan terhadap struktur modal beserta variabel-variabel yang menjadi determinannya juga memberi dampak pada nilai perusahaan. Chen (2002) menemukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari struktur modal terhadap nilai perusahaan.Akan tetapi penelitian dari Fernandes (2001), Chatchoth (2002) dan Antoniou (2002) menemukan sebaliknya yaitu bahwa struktur modal optimal berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Pada penelitian di pasar modal juga memberikan hasil yang sama.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah struktur kepemilikan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan jasa perbankan?

2. Apakah faktor fundamental berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan jasa perbankan?

3. Apakah faktor teknikal berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan jasa perbankan?

4. Apakah struktur kepemilikan yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan jasa perbankan?

5. Apakah faktor fundamental berpengaruh terhadap nilai perusahaan jasa perbankan?

6. Apakah faktor teknikal berpengaruh terhadap nilai perusahaan jasa perbankan?

7. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan jasa perbankan? Tujuan Penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas adalah;

1. Menguji pengaruh struktur kepemilikan terhadap struktur modal perusahaan jasa perbankan

2. Menguji pengaruh faktor fundamental terhadap struktur modal perusahaan jasa perbankan

3. Menguji faktor teknikal terhadap struktur modal perusahaan jasa perbankan.

4. Menguji pengaruh struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan jasa perbankan

5. Menguji pengaruh faktor fundamental yang terhadap nilai perusahaan jasa perbankan.

6. Menguji pengaruh faktor teknikal terhadap nilai perusahaan jasa perbankan.

7. Menguji pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan jasa perbankan.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan telah menjadi topik utama dari teori perusahaan modern sejak pertama kali dipresentasikan oleh Barle & Means (1932), dan kemudiandikembangkan lebih lanjut oleh Jensen & Meckling (1976).Menurut Ismail (2007) konsep struktur kepemilikan digunakan untuk menunjukkan bahwa variable- variabel yang penting didalam struktur modal tidak hanya ditentukan oleh jumlah utang dan ekuiti tetapi juga oleh struktur kepemilikan. (Jensen & Meckling,1976). Kepemilikan institusional dapat mempengaruhi struktur modal dalam pemenuhan kebutuhan dana, baik yang berasal dari penggunaan utang atau ekuiti. Jika pendanaan diperoleh melalui utang, maka berarti rasio utang terhadap ekuiti (debt to equity ratio) akan meningkat sehingga pada akhirnya akan meningkatkan resiko perusahaan.

Berkenaan dengan struktur kepemilikan ada dua aspek struktur kepemilikan perusahaan, yaitu aspek komposisi dan aspek penyebaran.Aspek komposisi (identitas) menjelaskan siapa saja yang menjadi pemegang saham, baik sebagai individu maupun institusi. Aspek penyebaran menjelaskan pola distribusi saham diantara para pemegang saham.. Dalam suatu perusahaan apakah itu perusahaan jasa perbankan maupun perusahaan non-bank memiliki perbedaan karakteristik kepemilikan dalam perusahaannya yang dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Kepemilikan menyebar (dispersed ownership)

Menurut Gilberg dan Idson (1995) perusahaan dengan kepemilikan yang lebih menyebar memberikan imbalan yang lebih besar kepada pihak manajemen dari pada Menurut Gilberg dan Idson (1995) perusahaan dengan kepemilikan yang lebih menyebar memberikan imbalan yang lebih besar kepada pihak manajemen dari pada

b. Kepemilikan terkonsentrasi (concentrated ownership)

Saham perusahaan dimiliki oleh sebagian kecil individu atau kelompok, sehingga pemegang saham tersebut memiliki jumlah saham yang relative dominan dibandingkan dengan lainnya, Dalam type kepemilikan seperti ini timbul dua kelompok pemegang saham yaitu controlling interest dan minority interest (shareholder).Struktur kepemilikan oleh beberapa peneliti dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan.

2. Faktor Fundamental dan Faktor Teknikal

Faktor fundamental (interen) merupakan sekumpulan variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan (Sujoko 2007).Variabel-struktur aktiva dan lain-lain variabelyang dapat dikendalikan.Faktor teknikal (eksteren) merupakan pengelompokan dari variabel-variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan (Sujoko: 2007). Beberapa variabelyang termasuk dalam faktor eksteren ini seperti tingkat suku bunga, inflasi, pertunbuhan pasar dan lain-lain.

3.Teori Struktur Modal

Struktur modal menurut Weston dan Copeland (1986) adalah sumber pembiayaan perusahaan yang bersifat permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan ekuitas pemegang saham.Sedangkan ekuitas pemegang saham meliputi nilai buku saham biasa, agio-disagio saham biasa dan akumulasi laba ditahan.Masing- masing sumber pembiayaan tersebut telah menawarkan berbagai kelebihan dan kekurangan sehubungan dengan fleksibilitas penggunaannya bagi pembiayaan investasi.Sedangkan struktur modal menurut Megginson (1997) adalah bauran relative dari sekuritas utang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang suatu perusahaan. Menurut Homaifar (1994), struktur modal adalah pendanaan perusahaan dari utang, saham preferen, saham biasa dan laba ditahan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan pada akhir tahun.

Menurut Brigham & Houston (2004) struktur modal merupakan kombinasi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan. Ada tiga ukuran leverage sebagai proxy dari struktur modal yaitu rasio total debt to total asset, rasio long- term debt to total asset dan short-term debt to total asset.

Teori-teori yang berubungan dengan struktur modal adalah trade-off theory, pecking order theory, agency theory, asymmetric information theory.

4.Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Menurut Brigham dan Ehrhardt (2005) menjelaskan bahwa untuk dapat membuat keputusan tentang struktur modal maka pihak manajemen perlu mempertimbangkan baberapa faktor yaitu a. sales stability, b. assets structure, c. operating leverage d. growth rate,

e. profitability, f. taxes, g. control, h. management attitudes, I. Lender and rating agency attitudes, j. Market condition, k . the firm’s internal, l. financial flexibility, m. market value . Selain itu beberapa ahli lainnya mengemukakan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal seperti ukuran perusahaan, pembayaran bunga, likuiditas, efisiensi, risiko kredit, keadaan nilaai tukar, pasar modal, inflasi dan lain-lain.

5. Nilai Perusahaan (Firm Value)

Tujuan utama perusahaan dalam pespektif manajemen keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan (pemegang saham) yang ditunjukkan oleh meningkatnya nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan (Husnan & Pudjiastuti, 1996).Harga saham suatu perusahaan juga merupakan refleksi keberhasilan dari keputusan-keputusan strategis keuangan (keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen) yang dibuat oleh manajemen perusahaan. Keberhasilan dari keputusan-keputusan keuangan yang dibuat oleh manajemen perusahaan dinilai berdasarkan dampak yang ditimbulkannya terhadap harga saham. Nilai perusahaan selain dapat diukur dengan menggunakan harga saham juga dapat menggunakan rasio-rasio yang meliputi rasio harga pasar per lembar saham dengan laba per lembar saham (price earning ratio), rasio harga per lembar saham dengan nilai buku (price to book value ratio) dan rasio pertumbuhan harga saham (Stock Price).

Kerangka Konseptual Dan Hipotesis

Secara teoritis, pembiayaan perusahaan dihadapkan oleh berbagai macam pertimbangan. Salah satu teori yang mendasari keputusan pendanaan perusahaan adalah pecking order theory, Myers (1984) yang mengemukakan adanya kecenderungan perusahaan untuk menentukan pemilihan sumber pendanaan atas dasar hirarki risiko (pecking order theory). Pecking order theory adalah salah satu teori yang mendasarkan pada asimetri informasi. Asimetri informasi akan mempengaruhi struktur modal perusahaan dengan cara membatasi akses pada sumber pendanaan dari luar. Myers dan Majluf (1984) menunjukkan bahwa dengan adanya asimetri informasi, investor biasanya akan menginterpretasikan sebagai berita buruk apabila perusahaan mendanai investasinya berdasarkan suatu urutan resiko. Bayless dan Diltz (1994) mengemukakan bahwa pecking order cenderung akan memilih internal fund, riskless debt, risky debt dan equity. Myers dan Majluf (1984), dan Myers (1984) mengacu terhadap masalah ini sebagai pecking order hypotesis yang menyatakan bahwa perusahaan cenderung mempergunakan internal equity terlebih dahulu dan apabila memerlukan external finance, maka perusahaan akan mengeluarkan debt sebelum menggunakan external equity.

Struktur kepemilikan secara teoritis mempunyai hubungan dengan struktur modal (leverage).Ada beberapa penelitian mengenai hubungan kepemilikan dengan struktur modal, Bathala et.al.(1994) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional mempunyai pengaruh yang signifikan dan hubungan negatif dengan kebijakan utang (struktur modal). Moh’d et.al. (1998) menemukan bahwa struktur pemilikan oleh institusional dan kepemilikan publik mempunyai pengaruh yang signifikan dan hubungan negative dengan kebijakan utang (struktur modal). Semakin terkonsentrasi kepemilikan maka pengawasan yang dilakukan pemilik terhadap manajemen akan semakin berhati-hati dalam memperoleh pinjaman, sebab jumlah utang yang semakin meningkat akan menimbulkan financial distress. Terjadinya financial distressakan mengakibatkan nilai perusahaan akan mengalami penurunan sehingga mengurangi kemakmuran pemilik. Berdasarkan teori struktur modal model trade off, peningkatan jumlah utang melewati titik 0ptimal akan menurunkan nilai perusahaan karena nilai Struktur kepemilikan secara teoritis mempunyai hubungan dengan struktur modal (leverage).Ada beberapa penelitian mengenai hubungan kepemilikan dengan struktur modal, Bathala et.al.(1994) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional mempunyai pengaruh yang signifikan dan hubungan negatif dengan kebijakan utang (struktur modal). Moh’d et.al. (1998) menemukan bahwa struktur pemilikan oleh institusional dan kepemilikan publik mempunyai pengaruh yang signifikan dan hubungan negative dengan kebijakan utang (struktur modal). Semakin terkonsentrasi kepemilikan maka pengawasan yang dilakukan pemilik terhadap manajemen akan semakin berhati-hati dalam memperoleh pinjaman, sebab jumlah utang yang semakin meningkat akan menimbulkan financial distress. Terjadinya financial distressakan mengakibatkan nilai perusahaan akan mengalami penurunan sehingga mengurangi kemakmuran pemilik. Berdasarkan teori struktur modal model trade off, peningkatan jumlah utang melewati titik 0ptimal akan menurunkan nilai perusahaan karena nilai

Variabel faktor fundamental sebagai determinan penentu struktur modal dan nilai perusahan terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, pembayaran pajak, likuiditas, resiko kredit, efisiensi dan pertumbuhan laba bersih. Profitabilitas perusahaan akan meningkat apabila kegiatan usaha ditingkatkan dan tentu membutuhkan tambahan modal. Modal perusahaan jasa bank yang terbesar adalah utang, sehingga dengan peningkatan utang diharapkan profitabilitas akan meningkat dan ini berhubungan dengan Trade-of ftheory. Sedangkan variabel faktor teknikal yang mempengaruhi struktur modal dan nilai perusahaan adalah tingkat suku bunga sertifikat bank Indonesia, fluktuasi nilai tukar mata uang, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan keadaan pasar modal. Tingkat suku bunga SBI yang tinggi mempunyai kecenderungan untuk bank memberikan tingkat bunga yang tinggi pada deposit hingga DPK dapat meningkat, begitu pula bunga pinjaman akan meningkat sehingga selisih berupa spread akan diperoleh perusahaan jasa perbankan dan hal ini berhubungan dengan Trade-off theory

Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Struktur Kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal.

2. Faktor Fundamental berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal.

3. Faktor Teknikal berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal.

4. Struktur Kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

5. Faktor Fundamental berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

6. Faktor Teknikal berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

7. Struktur Modal berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bermaksud memberikan penjelasan dan menguraikan hubungan kausalitas antar variabel melalui pengujian hipotesis.

Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian yang digunakan adalah selama tiga bulan yaitu dari bulan Mei hingga bulan Juli 2011, dengan lokasi penelitian di Kota Makassar dan akses data melalui Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) cabang Makassar dan melalui Website Bank Indonesia.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang telah diolah sedemikian rupa melalui Pusat Informasi Pasar Modal dan telah tersedia dalam buku Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2004 - 2010. Sumber data tentu saja berasal Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang telah diolah sedemikian rupa melalui Pusat Informasi Pasar Modal dan telah tersedia dalam buku Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2004 - 2010. Sumber data tentu saja berasal

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai:

1. Laporan keuangan dari 16 Bank Komersial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Harga saham.

3. Nilai tukar US dolar terhadap rupiah.

4. Tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia.

5. Produk Domestik Bruto.

6. Inflasi

7. Indeks Harga Saham Gabungan.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah perusahaan jasa perbankan yang go public dan terdaftar pada BEI sesuai dengan ICMD 2004-2010. Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu 16 perusahaan jasa perbankan dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan untuk mendapatkan sampel tersebut yaitu:

1. Perusahaan jasa perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum tahun 2003 hingga tahun 2009 dan selama periode penelitian tidak merugi.

2. Perusahaan jasa perbankan yang mempunyai laporan keuangan tahunan yang berakhir pada 31 Desember setiap tahunnya.

Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan struktural atau Structural Equation Modelling untuk mengetahui Pengruh kausal antar variabel laten yang terdapat pada persamaan struktural. Alat analisis yang digunakan adalah dengan bantuan program AMOS ver. 18.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Pengaruh Fungsional Struktur Kepemilikan, Faktor Fundamental, Faktor Teknikal, Struktur Modal dan Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil analisis structural equation modelling yang sudah memenuhi kriteria goodness of fit, kemudian dilakukan uji signifikansi hubungan fungsional antar variabel sebagaimana pada lampiran. Untuk memudahkan dalam menganalisis hubungan fungsional antar variabel kemudian nilai koefisien disusun dalam bentuk tabel sebagaimana di tampilkan pada tabel 1 di bawah ini :

Tabel 1. Pengaruh Antar Variabel

Variabel Bebas

Variabel terikat

Simbol

Estimate

T value Prob

1 Struktur Modal (Y1)

24.598 0.000 Struktur Kepemilikan (X1)

2 Nilai Perusahaan (Y2)

1 Struktur Modal (Y1)

312.2 0.000 Faktor Fundamental (X2)

2 Nilai Perusahaan (Y2)

1 Struktur Modal (Y1)

569.811 0.000 Faktor Teknikal (X3)

2 Nilai Perusahaan (Y2)

20.141 0.000 Struktur Modal (Y1)

1 Nilai Perusahaan (Y2)

0.000 Sumber : Output Lampiran

a. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Struktur Modal

Koefisien pengaruh variabel struktur kepemilikan (X1) terhadap struktur modal (Y1) sebesar 0.113 dengan nilai t sebesar 24.598 pada taraf signifikansi 0.00.Koefisien tersebut menunjukkan bahwa variabel struktur kepemilikan (X1) berpengaruh positif terhadap struktur modal (Y1). Ini berarti bahwa peningkatan struktur kepemilikan saham (X1), akan diikuti dengan peningkatan struktur modal (Y1) dengan asumsi faktor- faktor lain yang mempengaruhi besar kecilnya struktur modal (Y1) dianggap konstan.

b. Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Stuktur Modal

Koefisien pengaruh variabel faktor fundamental (X 2 ) terhadap struktur modal (Y1) sebesar 1.573 dengan nilai t sebesar 312.2 pada taraf signifikansi 0.00. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa variabel faktor fundamental (X 2 ) berpengaruh positif terhadap struktur modal (Y1). Ini berarti bahwa perbaikan faktor fundamental (X 2 ) perusahaan, akan diikuti dengan peningkatan struktur modal (Y1) dengan asumsi faktor- faktor lain yang mempengaruhi besar kecilnya struktur modal (Y1) dianggap konstan.

c. Pengaruh Faktor Teknikal terhadap Stuktur Modal

Koefisien pengaruh variabel faktor teknikal (X 3 ) terhadapstruktur modal (Y1) sebesar 2.116 dengan nilai t sebesar 569.811 pada taraf signifikansi 0.00. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa variabel faktor teknikal (X 3 ) berpengaruh positif terhadap struktur modal (Y1). Ini berarti bahwa perbaikan faktor teknikal (X 3 ) perusahaan, akan diikuti dengan peningkatan struktur modal (Y1) dengan asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi besar kecilnya struktur modal (Y1) dianggap konstan.

d. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan

Koefisien pengaruh variabel struktur kepemilikan (X1) terhadap nilai perusahaan (Y2) sebesar 0.077 dengan nilai t sebesar 12.536 pada taraf signifikansi 0.00 atau di bawah 0.05. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa variabel struktur Koefisien pengaruh variabel struktur kepemilikan (X1) terhadap nilai perusahaan (Y2) sebesar 0.077 dengan nilai t sebesar 12.536 pada taraf signifikansi 0.00 atau di bawah 0.05. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa variabel struktur

e. Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Nilai Perusahaan

Koefisien pengaruh variabel faktor fundamental (X 2 )terhadap nilai perusahaan (Y2) sebesar 0.263 dengan nilai t sebesar 2.747 pada taraf signifikansi 0.06. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa variabel faktor fundamental (X 2 ) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Y 1 ). Ini berarti bahwa perbaikan faktor fundamental (X 2 ) perusahaan, akan diikuti dengan peningkatan nilai perusahaan (Y2) dengan asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi besar kecilnya nilai perusahaan (Y2) dianggap konstan.

f. Pengaruh Faktor Teknikal terhadap Nilai Perusahaan

Koefisien pengaruh variabel faktor teknikal (X 3 ) terhadap nilai perusahaan (Y 2 ) sebesar 1.571 dengan nilai t sebesar 20.141 pada taraf signifikansi 0.00.Koefisien tersebut menunjukkan bahwa variabel faktor teknikal (X 3 ) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Y1). Ini berarti bahwa perbaikan faktor teknikal (X 3 ) perusahaan, akan diikuti dengan peningkatan nilai perusahaan (Y 2 ) dengan asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi besar kecilnya nilai perusahaan (Y 2 ) dianggap konstan.

g. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

Koefisien pengaruh variabel struktur modal (Y 1 ) terhadap nilai perusahaan (Y 2 ) sebesar -0.233 dengan nilai t sebesar -6.321 pada taraf signifikansi 0.00.Koefisien tersebut menunjukkan bahwa variabel struktur modal (Y 1 ) berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan (Y 1 ). Ini berarti bahwa saat terjadi peningkatan struktur modal (Y 1 ) perusahaan, akan diikuti dengan penurunan nilai perusahaan (Y 2 ) dengan asumsi faktor- faktor lain yang mempengaruhi besar kecilnya nilai perusahaan (Y 2 ) dianggap konstan.

2. Hubungan simultan antara Struktur kepemilikan, Faktor Fundamental dan Faktor Teknikal Terhadap Struktur Modal serta Nilai Perusahaan

Pengaruh langsung (direct effect) merupakan pengaruh dari satu variabel bebas ke satu variabel tidak bebas, atau dalam model path digambarkan dengan satu anak panah. Sedangkan jalur tidak langsung melalui satu variabel interverning atau variabel antara. Variabel interverning atau dalam terminology disebut variabel control yaitu variabel yang memiliki kemampuan untuk merubah arah, koefisien maupun tingkat signifikan dari suatu pengaruh atau hubungan ketika ada satu atau lebih variabel yang dimasukkan dalam model.

Untuk mengetahui suatu hubungan secara langsung adalah berpengaruh signifikan, dapat dilihat pada nilai t value ataupun pada nilai probabilita alfanya sebagaimana ditampilkan Tabel 1 di atas.

Analisis Inferensial Melalui SEM

Secara lengkap hubungan antar variabel beserta analisis inferensial ditampilkan pada tabel 2.berikut.

Tabel 2. Pengaruh Langsung, Tak Langsung dan Total Pengaruh

Variabel Bebas

Variabel terikat

langsung

Tak langsung Total

Struktur Moda l (Y1)

Struktur Kepemilikan (X1)

Ni l a i Pe rus a ha a n (Y2)

Struktur Moda l (Y1)

Faktor Fundamental (X2)

Ni l a i Pe rus a ha a n (Y2)

Struktur Moda l (Y1)

Faktor Teknikal (X3)

Ni l a i Pe rus a ha a n (Y2)

Sumber : output lampiran

Struktur Modal (Y1)

Ni l a i Pe rus a ha a n (Y2)

Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Variabel dominan berpengaruh terhadap struktur modal adalah faktor teknikal dengan nilai koefisien sebesar 2.116.

2. Variabel dominan berpengaruh terhadap nilai perusahaan adalah teknikal dengan nilai koefisien sebesar 1.571.

3. Secara menyeluruh, dari ke tiga variabel eksogen yang memberikan dampak besar adalah pengaruh dari faktor teknikal yang dapat dilihat dari total pengaruh yang dihasilkan adalah sebesar -0.726.

Berdasarkan analisis dari hasil penelitian dan kerangka teoritis serta data empiris maka pada pembahasan ini akan diberikan penalaran mengenai makna dari analisis hasil penelitian tentang pengaruh struktur kepemilikan, faktor fundamental dan faktor teknikal terhadap struktur modal dan nilai perusahaan jasa perbankan.

a. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Struktur Modal Perusahaan Jasa Perbankan

Variabel struktur kepemilikan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil ini sesuai dengan prediksi hipotesis (H1), sehingga hipotesis diterima. Hal ini dapat memberikan gambaran bahwa variabel kepemilikan yang indikatornya merupakan komposisi kepemilikan institusi dari total saham yang beredar mempunyai kecenderungan semakin tinggi kepemilikan institusi pada perusahaan jasa perbankan akan meningkatkan jumlah rasio utang dan sebaliknya. Jadi hasil penelitian ini sesuai dengan Theory of the Firm yang dikemukakan oleh Jensen and Meckling (1976) yang menjelaskan bahwa komposisi saham institusi akan berpengaruh terhadap struktur modal.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian dari Kim & Sorenson (1986), Crutchley (1999) dan Mehran (1992) yang menjelaskan bahwa variabel kepemilikan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan utang. Temuan ini menunjukkan bahwa pada saat kepemilikan institusi meningkat maka masyarakat akan ragu untuk memiliki saham tersebut karena mereka beranggapan dengan meningkatnya saham institusi maka penguasaan atas saham perusahaan jasa perbankan tentu saja dikendalikan oleh institusi. Ini berarti kepemilikan menjadi terkonsentrsi sehingga harapan untuk memperoleh deviden menjadi kecil. Hal ini yang mendorong perusahaan jasa perbankan untuk mendapatkan alternatif tambahan pendanaan dari debt (utang), sehingga lebih digiatkan peningkatan dana melalui penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).

b. Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Struktur Modal Perusahaan Jasa Perbankan

Variabel faktor fundamental mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil ini sesuai dengan prediksi hipotesis (H2), sehingga hipotesis ini diterima.Variabel faktor fundamental yang indikatornya terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, efisiensi, pembayaran pajak, likuiditas dan risiko kredit. Dari tujuh indikator tersebut setelah melalui analisis, menunjukkan bahwa nilai estimate dari indikator variabel faktor fundamental ukuran perusahaan jasa perbankan sebesar 1,00, profitabilitas sebesar 0,287 pertumbuhan perusahaan sebesar 0.290, efisiensi sebesar 0.258, pembayaran pajak sebesar 0,481 likuiditas sebesar 0.335 dan risiko kredit sebesar 1.372, yang memberikan indikasi bahwa indikator risiko kredit yang dominan dan signifikan membentuk pengaruh pada variabel faktor fundamental.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perbaikan pada risiko kredit yang diukur melalui rasio non performing loan sehingga berada dalam aturan standar Bank Indonesia yaitu maksimal 5% maka kualitas kredit dari perusahaan jasa perbankan dianggap baik. Ini berarti pengelolaan atau manajemen kredit dari perusahaan perbankan akan lebih dipercaya oleh publik sehingga mereka tidak segan untuk meningkatkan simpanannya melalui dana pihak ketiga pada perusahaan jasa perbankan.

Temuan ini berarti semakin besar perusahaan industri jasa perbankan di Indonesia mempunyai kebijakan struktur modal dengan proporsi utang yang lebih besar. Kebijakan ini menunjukkan bahwa semakin besar kepercayaan masyarakat pada perusahaan jasa perbankan sebagai akibat dari jaminan pemerintah terhadap setiap deposit (simpanan) masyarakat.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa pola pendanaan pada perusahaan di Indonesia cenderung mengikuti pecking order theory. Teori ini berdasar pada asymmetric information yang menjelaskan bahwa kalau dibiayai dari emisi saham baru (right issue) maka akan menimbulkan reaksi negatif atau kabar buruk bagi perusahaan jasa perbankan yang akan dapat menyebabkan laba per lembar saham akan menurun karena jumlah saham yang beredar akan semakin banyak. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Sudarma (2004) yang mengemukakan bahwa pengaruh faktor intern (fundamental) perusahaan berpengaruh negative dan non signifikan terhadap struktur modal dengan menggunakan indikator risiko keuangan, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, keunikan pembayaran deviden dan penghematan pajak. Hal ini dapat terjadi karena spesifikasi perusahaan yang berbeda.

c. Pengaruh Faktor Teknikal terhadap Struktur Modal Perusahaan Jasa Perbankan

Variabel faktor teknikal berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.Hasil penelitian ini sesuai dengan prediksi hipotesis (H3). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan jasa perbankan di Indonesia dalam menentukan sumber pembiayaan dari utang dalam struktur modal mempertimbangkan pengaruh faktor teknikal perusahaan jasa perbankan.

Temuan ini menjelaskan bahwa dengan adanya perbaikan pada faktor teknikal perusahaan jasa perbankan yang diukur dengan indikator Tingkat Suku Bunga SBI, akan Temuan ini menjelaskan bahwa dengan adanya perbaikan pada faktor teknikal perusahaan jasa perbankan yang diukur dengan indikator Tingkat Suku Bunga SBI, akan

d. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Nilai perusahaan Jasa Perbankan

Pengaruh struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan jasa perbankan adalah positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan jasa perbankan.Ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan nilai perusahaan jasa perbankan maka dibutuhkan peningkatan jumlah struktur kepemilikan.Struktur kepemilikan yang meningkat menunjukkan pada publik bahwa modal perusahaan jasa perbankan menjadi lebih besar. Dengan demikian kemampuan perusahaan jasa perbankan akan lebih meningkat, dengan satu harapan bahwa kepemilikan publik bisa lebih meningkat. Dengan meningkatnya komposisi kepemilikan publik akan berpengaruh pada naiknya nilai perusahaan karena kepemilikan akan lebih menyebar yang dapat membawa dampak bagi investor untuk memiliki saham perusahaan jasa perbankan tersebut sehingga kepemilikan publik akan meningkat dan membawa dampak pada kenaikan harga saham atau naiknya nilai perusahaan jasa perbankan. Hal ini memberikan indikasi bahwa perusahaan publik di Indonesia perlu memperbesar komposisi kepemilikan publik agar struktur kepemilikan lebih menyebar, sehingga perusahaan jasa perbankan di Indonesia tidak dikendalikan oleh keluarga atau kelompok tertentu saja.

Hasil penelitian ini searah dengan penelitian yang telah dilakukan oleh La Porta dkk (1999) yang mengemukakan bahwa struktur kepemilikan perusahaan berbeda antara setiap dap nilai perusahaan.kepemilikan yang menyebar hanya terjadi pada Negara yang perlindungan hukumnya sangat baik terhadap pemilik. Pada Negara yang mempunyai perlindungan hukum yang buruk, kepemilikan hanya sedikit menyebar, bahkan kepemilikan perusahaan banyak dikendalikan oleh keluarga atau Negara. Hasil penelitian dari Sudarma (2004) juga sejalan dengan temuan ini walaupun dengan arah yang berbeda dimana ia mengatakan bahwa variabel faktor kepemilikan berpengaruh negative dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sehingga semakin berkurang komposisi kepemilikan institusi serta semakin meningkat komposisi kepemilikan publik akan berpengaruh pada naiknya nilai perusahaan. Temuan yang berbeda datang dari Ferrein dan Matos (2008) dalam Ebru Caglayan dan Nazan Sak (2010) yang meneliti tentang pengaruh saham institusi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Hasil penelitian ini searah dengan penelitian yang telah dilakukan oleh La Porta dkk (1999) yang mengemukakan bahwa struktur kepemilikan perusahaan berbeda antara setiap dap nilai perusahaan.kepemilikan yang menyebar hanya terjadi pada Negara yang perlindungan hukumnya sangat baik terhadap pemilik. Pada Negara yang mempunyai perlindungan hukum yang buruk, kepemilikan hanya sedikit menyebar, bahkan kepemilikan perusahaan banyak dikendalikan oleh keluarga atau Negara. Hasil penelitian dari Sudarma (2004) juga sejalan dengan temuan ini walaupun dengan arah yang berbeda dimana ia mengatakan bahwa variabel faktor kepemilikan berpengaruh negative dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sehingga semakin berkurang komposisi kepemilikan institusi serta semakin meningkat komposisi kepemilikan publik akan berpengaruh pada naiknya nilai perusahaan. Temuan yang berbeda datang dari Ferrein dan Matos (2008) dalam Ebru Caglayan dan Nazan Sak (2010) yang meneliti tentang pengaruh saham institusi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

e. Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Nilai Perusahaan Jasa Perbankan

Variabel faktor fundamental berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.Hal ini menunjukkan bahwa variabel faktor fundamental berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan jasa perbankan. Ini berarti bahwa apabila terjadi perbaikan pada faktor fundamental perusahaan jasa perbankan maka akan diikuti dengan peningkatan pada nilai perusahaan. Selanjutnya hasil analisis ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan nilai perusahaan jasa perbankan maka dibutuhkan perbaikan pada faktor- faktor fundamental kearah yang lebih baik.

Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Sudarma (2004) yang mengemukakan bahwa faktor intern berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.Hasil ini menunjukkan bahwa varabel faktor intern perusahaan menjadi penentu nilai perusahaan.Temuan ini mendukung asymmetry information dan signaling theory.

f. Pengaruh Faktor Teknikal terhadap Nilai Perusahaan jasa perbankan

Variabel faktor teknikal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan jasa perbankan.Hal ini menunjukkan bahwa variabel faktor teknikal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan jasa perbankan. Ini berarti bahwa perbaikan pada faktor teknikal perusahaan jasa perbankan akan diikuti dengan peningkatan nilai perusahaan dengan asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi besar kecilnya nilai perusahaan jasa perbankan dianggap konstan.

Dengan demikian implikasi dari hasil analisis tersebut adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan jasa perbankan maka dibutuhkan perbaikan pada faktor teknikal kearah yang lebih baik. Variabel faktor teknikal merupakan faktor yang tidak bisa dikendalikan oleh manajemen perusahaan jasa perbankan, akan tetapi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan jasa perbankan. Temuan penelitian ini dapat memberikan penjelasan bahwa faktor teknikal dapat menjadi pertimbangan investor publik dalam membeli saham perusahaan perbankan di Indonesia yang dapat mengakibatkan nilai perusahaan akan meningkat.. Jadi hasil penelitian ii mendukung Balancing theory/trade-off

g. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan Jasa Perbankan

Variabel struktur modal berpengaruh negative dan signifikan terhadap nilai perusahaan jasa perbankan. Hasil penelitian dengan arah koefisien path yang negatif menunjukkan apabila struktur modal (leverage) perusahaan jasa perbankan meningkat, akan menyebabkan kekhawatiran investor untuk memiliki saham perusahaan jasa perbankan sehingga harga saham akan merosot dan dapat menyebabkan nilai saham menurun. Dalam perusahaan jasa perbankan mengikuti pecking order theory, karena apabila membutuhkan tambahan dana untuk kegiatan operasionalnya maka dana yang digunakan yang berasal dari hasil usahanya sendiri dan apabila tidak mencukupi maka pemenuhannya dari utang(debt).Temuan ini juga mencerminkan bahwa komposisi utang dalam struktur modal perusahaan jasa perbankan di Indonesia sudah terlalu besar, sehingga tambahan utang akan mengakibatkan financial distress dimana debt lebih besar dibandingkan dengan penghematan pajak dari beban bunga utang dan akan Variabel struktur modal berpengaruh negative dan signifikan terhadap nilai perusahaan jasa perbankan. Hasil penelitian dengan arah koefisien path yang negatif menunjukkan apabila struktur modal (leverage) perusahaan jasa perbankan meningkat, akan menyebabkan kekhawatiran investor untuk memiliki saham perusahaan jasa perbankan sehingga harga saham akan merosot dan dapat menyebabkan nilai saham menurun. Dalam perusahaan jasa perbankan mengikuti pecking order theory, karena apabila membutuhkan tambahan dana untuk kegiatan operasionalnya maka dana yang digunakan yang berasal dari hasil usahanya sendiri dan apabila tidak mencukupi maka pemenuhannya dari utang(debt).Temuan ini juga mencerminkan bahwa komposisi utang dalam struktur modal perusahaan jasa perbankan di Indonesia sudah terlalu besar, sehingga tambahan utang akan mengakibatkan financial distress dimana debt lebih besar dibandingkan dengan penghematan pajak dari beban bunga utang dan akan

Temuan ini sesuai dengan hasil dari penelitian Iturriaga & Santz (2001) dalam Ismail (2007),akan tetapi dengan koefisien arah yang berbeda menunjukkan bukti bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Makna dari temuannya adalah peningkatan pada penggunaan utang dalam struktur modal akan meningkatkan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Indonesia, karena dapat memberikan manfaat berupa penghematan pajak dari pembayaran bunga.

Dalam penelitian ini pula nampak bahwa dengan pendanaan dari utang (debt) yang optimal ini berdampak pada profitabilitas yang diukur dengan rasio Net Interest Margin (NIM) dengan capaian yang masih dibawah rata-rata.Hal ini juga terkait dengan risiko kredit yang diukur dengan Non Performing Loan (NPL) masih di atas rasio rata- rata yang lebih tinggi dari standar yang ditentukan oleh Bank Indonesia, walaupun dalam dua tahun terakhir ini sudah sesuai dengan persyaratan Bank Indonesia.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Variabel struktur kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komposisi struktur kepemilikan sebagai variabel penentu kebijakan pendanaan dalam struktur modal perusahaan jasa

perbankan. Hasil uji untuk kepemilikan menunjukkan bahwa kepemilikan berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan jasa perbankan.

2. Variabel faktor fundamental berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel faktor fundamental sebagai penentu kebijakan pendanaan dalam struktur modal perusahaan jasa perbankan. Hasil uji untuk variabel faktor fundamental ini menunjukkan bahwa faktor fundamental berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan jasa perbankan di Indonesia.

3. Variabel faktor teknikal berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor teknikal sebagai penentu kebijakan

pendanaan dalam struktur modal perusahaan jasa perbankan. Hasil uji untuk variabel faktor teknikal berpengaruh positif terhadap struktur modal.

4. Variabel struktur kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan jasa perbankan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan investor dalam

membeli saham mempertimbangkan faktor kepemilikan. Hasil uji untuk variabel struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap perusahaan jasa perbankan

5. Variabel faktor fundamental berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan jasa perbankan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan investor untuk membeli saham mempertimbangkan faktor fundamental. Hasil pengujian untuk 5. Variabel faktor fundamental berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan jasa perbankan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan investor untuk membeli saham mempertimbangkan faktor fundamental. Hasil pengujian untuk

6. Variabel faktor teknikal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan jasa perbankan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan investor untuk

membeli saham dipengaruhi oleh faktor fundamental Dengan demikian hasil pengujian untuk variabel faktor teknikal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan jasa perbankan.

7. Variabel struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan jasa perbankan. Hasil penelitian ini mencerminkan bahwa komposisi utang dalam

struktur modal menjadi pertimbangan investor untuk membeli saham. Hal ini menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan jasa perbankan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel struktur modal berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan jasa perbankan.

Saran

1. Rendahnya kepemilikan publik pada struktur kepemilikan di perusahaan jasa perbankan karena masih terkonsentrasinya kepemilikan oleh kalangan keluarga

Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Persahaan : studi empiris pada perusahaan GO publik di Bursa Efek Indonesia

0 5 151

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas Dan Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Go Public D

0 3 18

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, STRUKTUR BIAYA DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Struktur Biaya Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan.

0 4 19

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, STRUKTUR BIAYA DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Struktur Biaya Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan.

0 2 16

PENDAHULUAN Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Struktur Biaya Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan.

0 3 9

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, FAKTOR EKSTERN, FAKTOR INTERN TERHADAP KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL DAN NILAI PERUSAHAAN (RESUME)

0 0 26

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

0 0 14

Pengaruh Variabel Fundamental dan Makroekonomi pada Struktur Modal dan Nilai Perusahaan

0 2 19

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

0 3 17

STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN DAN NILAI PERUSAHAAN

0 0 10