Bcberapa mikmorganism tertentu memiliki kemampuau meogmai senyaw8 giukoda siaaageaik tersebut, pitu

DtTOK$IF&SI DAN PENTNGKATAN KADAR PROTEIN
SMGKONG PAELIT
ow:SurpraoAvpwis4sbur;E&i@orrdi;
AbaqvhddanRossiRAprjMnto

S

-- -

hgkoq pahit didah jenis sirmgkaag yang nmgambg senyawa sianida dalm
kadar yang ctilrategorikan dapat
bagi yang
(I), yaitu di atas 5 mg per 100 g (2). Karma itu, jenis singkong ini
sering disebut singlmg beranm.
scnyawa sianida tidak hanya jxtda &@mg pabit, sbgkoug biasa
yang dikonsumsi dan tanaman lain jug8 #
a
senyawa ini, tetapi kadarnya
lebih rendah daripaha yang t c h d m g daIam singkoag pahit Senyawa ini dafam
tamman sacan! slami sebagian besar t e r n dengan senyawa salcarida, baik bcrupa
momb mauprn polidmrida dengan bentuk glukosida s h m g e d (1,2).

Bcberapa mikmorganism tertentu memiliki kemampuau meogmai senyaw8
giukoda siaaageaik tersebut, pitu
yang snq&&an
cnzim fL-

P u r a d s a Slrtyana;
~
dkk

'

glukosidase, nitril hidratase dan amidase di dalam sistim me'tabolismenya (3),
diantaranya adalah kapang rhizopus (4). Kapang ini selain mampu mengurai senyawa
sianogenik, juga menghasilkan enzim glukoamiiase (5). Dengan demikian hasil
fermentasinya terhadap singkong pahit mentab dapat menurunkan kadar sianida aerta
meningkat kandungan protein. '
Makalah ini menyajikan hasil penelitian detoksifikasi 'danpeningkatan protein
singkong pahit menggunakan starin kapang rhizopns lokai.
Penelitian' ini dilakukan mengingat pemdaatan singkong pahit sebagai baban
pangan, selama ini hanya digunakan sebagai bahan pembuatan tapioka (6). Padahal

jenis singkong ini memiliki umbi yang besar (gemuk), umbinya tersusun rapat, tidak
bertangka dan mengandung pati yang lebih banyak daripa& singkong biasa yang tidak
pahlt (7). Cara men@langkan zat racun dalam singkong @ut atau dalam bahan
makanan lain yang biasa dilakukan masyarakat adalah melalui perendaman dan
perebusan yang berulang. Menurut hasil penelitian Nijholt (6) melaporkan bahwa
senayawa sianida dalam singkong yang diolah seperti'itu hanya dapat hilang 'sebesar
50%. Di samping itu, cara ini memunglunkan akan terjadinya kehilangan zat gizi yang
terkandung dalarn singkong.,
Sebagai bahan mabRnan singkong merupakan sumber kalori terbesar 'ke-2 ktelah
beras (8). Selain itu singkong merupalcan salahsatu tanaman yang mudah tumbuh,
walaupun ditanarn di tanah yang taadus, masih dapat memberikan basil, tetapi
kandungan proteimya rendah (9).
Produksi singkong di Indonesia setiap tahunnya tidak banyak berubah, yaitu 15.8
juta ton di tahun 1990, 15.9 juta ton di tahun 1991 dan 16.5 juta tan-di tahun 1992
(10). Dalam permuran dunia, produksi singkong di Indonesia mduduki peringkat
ke-3 setelah Brazil clan Thailand (8).

Pada pmelitian ini digunakan 4 jenis singkmg pahit yrmg dipemIeh dari kebun
percoban Balitbio (Balai Penelitian Bioteknoiogi) Tanaman Pangan Departemen
Pertanian, Muara, Bogor. Ke-4 jenis singkong t e d t disebut Adira lT, Adira IV,

46.8, clan 39-1-1.
Proses yang digunakan untuk detoksifikasi d m peningkatan protein dalam
penelitian ini adalah dengan proses fermentasi padat dari substrat tepung singkong
mentah, dalam cawan petti. Mikroorganisme yaag digmdsm adalah kapang rhizopus
yang tersedia di laboratorium miktobiologi Puslitbang Gizi Bogor, yaitu rbmpm
oryzae EN.

Ubi singkong bnpa W i t diiris tipis, kemudian dikeringkan di atas nampan bambu
di bawah sinar matahari di udara terbuka s l a m beberapa hari hingga kadar air
singkong
100h/oSetelah kering, singkong ditumbuk menjadi tequng dan
&gunakm sebagai bahan baku pembuatan substrat ferrnemasi.

Kapang rhizopasorprae EN yang tersedia di laboratorium mikmbiologi Puslitbang
Gizi, terlebih dahulu dimudakan dengan cara membiakkan pada media pada PDA
(Potato Dektrose Agar). Kerninkubasi pada suhu 28" C selama sekitar 8 hari
untuk menghasdkan spam
Spora yang dihasilkan cberwama him) kerndipenen dengan menkawat Ose, dimasukkan ke dalam larutan d i n yang mengandung 0.01% larutan
Tween 80. Suspensi spora kemudian dikocok.


Tepong singkong pahit kemudian dipemiapkan se;bagai mbstmt fennentasi dengau
mencampurlcan air ke &lam tepung singkong tadi dalarn perbandingan 100 g tepung
didengan 100 ml air sehingga bedxntuk pasta. Kemudian diinokulasi dengan
suspensi spora dengau perbandingan 1 ml suspensi untuk 10 g substrat. Campuran
kemudian dihomogenkan dan ditimbang secukupnya di dalarn cawan petri. Cawan petri
di inkubasi pada suhu 28" C hingga tumbuh miselium dari kapang 30 jam).

Analisis kimia yang d~lakukanadalah pemtagm.kadar air, siaaida dan protein
terhadap jenis-jenis singkong yang digunakan dalam penelitian, &lum dan sesudah
proses p r e p m i substrat dan produk singkong hasil fermentasi.
Kadar air ditentukan menurut AOAC (1l), secara pengeringan di dalam oven
pada suhu 105' C hingga diperoleh bobot tetap. Kadar sianida dengan cara destilasi uap
&ngan penampungan dalam larutan AgNO, berlebih, sisa AGNO, kemudian dititar
dengan larutan KCNS. Pnnsip analisa sianida adalah prinsip argentometri menurut
met& Volhard (12), atas dasar pengikatim ion sianida (CN)oleh ion peral (Ag+)
berlebih dalam bentuk AgNO,
menjadi senyawa AgCN. Ion Ag+ ditmKelebihan ion Ag+ dititar dengan larutan kaliumthiosianat (KCNS) membentuk
senyawa AgCNS yang k a r n a merah bata.
Penetapan kadar protein dilakukan dengan menggunakan metoda Biuret (13),
karema met& ini d i m pada ikatan peptida, bukan Ritrogen total. Karena apabila

menggunakan nitrogen total (metoda Kjeldahl), maka nitrogen yang ditetapkan tidak
hanya dari protein tetapi juga nitrogen dan senyawa sianida (CN). Contoh yang sudah
ditumbuk 3 g) ditarnbah aquadest hingga volume menjadi 50 ml secara kuantitaM.
Kemudian ditambah 1 ml larutan CuSO4.5Hz05% dan dikocok. Wama biru yang
terbentuk dibaca absorbansinya pada spekuofotometer panjang gelombang 555 mm.

Tabel 1 rnenyajikan hasil analisis kandungau air, sianida dan protein dari jenis
singkong pahit yang diperoleh dari kebun percobaan Balitbio Departernen P m a n ,
Muara, Bogor, untuk diguoakan dalam penelitian.

Purawisastre, S m y w dkk

Tabel 1. Kadar air, sianida dan protein dalam 4 jenis singkong pabit segar

NO
1.
2.
3.
4.


Jenis singkong pabit

Jenis Adira I1
Jenis Adira IV
Jenis39.1.1
Jenis 46.8

(yo)

Air

Simida
(mpj100 g)

Protein
(g/lOo g)

52.58
56.55
59.14

58.60

15.57
5.61
10.02
24.67

0.99
0.91
0.72
0.85

Terlihat pi& Taki 1, bahwa kandungan sianida dari ke-4 jenis singkong pahit
yang akan digunakan dalam penelitian ini diatas 5 mg per 100 g, yaitu batas minimal
kadar yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (2).

Ke-4 jenis singkong yang akan diddan ditingkatkan kadar proteinnya,
terlebih dahulu dikeringkan hingga tercapai kadar air sekitar 1 W . Setelah kering
kemudian dianalisis kembali kandungan air, sianida dan proteinnya Hasil analisis
disijikan pada Tabel 2.

Preparasi substrat dengan cara pengeringan sinar matahari temyab dapat
menurunkan kadar sianida dan protein singkong. Tampaknya, proses pemanasan
dengan sinar matahari dapt merusak struktur kimia protein dan sianida, sehingga
kadar sianida dan protein singkong yang dikeringkan mengalanu penurunan.
Tabd 2. Kadar air, sianida dae pratein dalam 4 jenh singkong pahit rang
tetah dikeringkan

NO
1.
2.
3.
4.

Jenis siegkong pahit
Jenis Adira I1
Jenis Adira IV
Jenis 39.1.1
Jenis46.8

Air


Sianida

Protein

(Oh)

(mg/100 g)

Wloo p)

12.24
10.70
22.28
33.05

0.69
0.72
0.62
0.72


9.67
8.84
6.01
10.28

Be6amya penwunan kandungaa sianida dan prolein yang terjadi pada slngkong
yang telah dikeringkm disajikan dengan membandingkan kadar yang dibitung tanpa
air (dry basis), seperti yang terlihat pada gambar 1 dan 2.
Pentumm sianida (gambar I), antara 3-59'??. Penurunan texkqak terjadi pada
jemis singkong Adira II (59%). kemudian jenis singkong 46.8% (38%), jenis singkong
Adira IV (9%) dan yang paling sedikit adalah penumnan sianida pada jenis singkong
39.1.1 (3%). !3edangkan penurunan protein untuk setiap jenis singkong tidak banyak
berbeda yaitu 6-64%.

Jenis sin.gkong pahit

1= singkong segor

5= singkong kering

;ambar 1. Penurunan kadar sianida singkong pahit segar
setelah dikeringkan.

I

Jenis singkong pohit

0= singkong segor
= singkong kering

-

Gambar 2 . Penurunan kadar protein singkong pahit segar
setelah dikeringkan.

Gambar 2. Pemnu~M
kadar protein singlum pahit sqpr setelah
dikerin-

Tabel 3 menyajikan basif &s
hasit fenmatasi singlroog pahit

NO

Jcabsi.gkoagplhit

kadar air, &nib dan pmteh d a i 4 je& tepwg

Air
{Oh)

1.
2.
3.
4.

JarisAdixalI

9.67

Senis Adira lV

8.84

Jenis39.1.1
Jenia 46.8

6.01
10.28

Sipaid.
(arg/100 g)
3.93
19.04
6.73

PlPtehr
(dl00 @

3.55
2.%
5.01
2.72

b

T d i l m pa&i Tabel 3, bahwa j& singkong pahit 39.1.1 setdah fermentasi
mqpndmg siaaida ymg mas& tin& yaitn 19.04 mg per 100 g. Demikian juga
deng8n singkong pahit 46.8, walmrpun jauh lebib rendah yaitu 6.73 mg per 100 g,
t e m p i t e r m a s u l : U y a n g d a p a t m e m b a h a y a l t a n ~ ( 2 )Sedaagkanuntukjenis
.
smgkong laumya kadar rianida 1ebil-i rendah, bahkan peda jenis singkong Adira IV
Sdehhfermcmssi tidakterdyeksi *senyawa
sianida
I ) l i g k a t ~dengan hasil pmclitian hdmaja, dkk (19%5) dan Legras,
dlrk(1990). degraQsl kadat sianida berlrisat antma 7 W A . Pada peaelitian ini
(pubam 3), pemmman M d a e l a h fcrmentasi nntuk jenis singkang Adira IV
a(ialah IOW, 87% unttdc Adira II dan nmtnk jenis sin-g
46.8 dan yang paling
rendah adnlnh pda jenis slngkong 39.1.1 yaitu hanya 18%
Besamya penunman s k i & dakm penelitian ini
tidak dipengaruhi
kadar sianida awal yang terbndung Qlam singkong phrt segar. Kadar sianida
mtix@ (24.67 mg per 100 g) pada singkong segera adalah dhndung dalam jenis
singkong 46.8 dan penwunannya meaffpai 87?!. Kemudiw jenis singkong Adira II
(15.57 mg per 100 g), pemrmnannya 87%0.
Jenissingkong Adira IV mengmiu0.g
si;ulida terenQh (5.61 mg per 100 g), dan pensetelah fwmentasi 100%.
Akan tetapl jutis singkong 39.1.1 yang -a
mcngandurtg sianida sebesar 10.02 mg
per 100 g, penunlnan siaaida yang tercapai 18%.

Sedangtranireaailranprateinyangtemnggi&feamentasiterJadipadabasil
fennentasi jenis singkoog 39.1.1 yang &pat mampai 202% (gambar 4). Kemodian
hasil fwmentasi jenis singkong Adira I1 (88'??),Adira IV (56%) dan 48% untuk jenis
singkang 46.8.

n

.u-l

70

D

SO

h

L

o

v

P
k
2
.2

%
.

b

40

30

@

73
0

50

g

20

\,

10

Y -

.O
AOlRA II ADlRA IV
39.1.1
46.8.
Tepunq singkonq pohit hosil fermentasi

1= singkong segor
= tepung singkong hasil fermentasi
I

I

;ambar 3. Penurunan kadar sianida
setelah fermentasi.

Gambar 3. k n u r a n kader sianida sin-

singkong

pahit

pabit setem fermestasi

n

.-

U)

S

0

c t,
.2 F
2
2
a

P

.o '6

5
4

3

0 0

Y

2

2

3 ,

I

ADIRA It AOlRA IV 39.1 . 1
46.8.
Jenis tepung singkong pohit hasil fermentosi

0= singkong segor

a=

tepung singkong hasil fermentosi

I

Gamber 4. Pengaruh Lementasi terhadap kenaikkan kadar

protein singkong pahit.

Gambar 4. I%agamb fenneetad tedu~drpk e n a h a War m
ptha

a aingkaag

PurauJsastra, Suyana; dkk

1. Detoksifikasi sianida dalam singkong pahit melalui fermentasi menggunakan

2.

3.
4.
5.

kapang rhizopus oligosporus EN dapat rnerxcapai 1Wh pada jenis singkong palut
Adira IV dengan kandungan sianida awal5.61 mg per 100 g.
Tingginya kadar sianida awal yang terkandung dalam singkong pahlt e a r ,
tampahya tidak menentukan persentase detokdikasi yang dicapai dalam
penelitian ini. Sebagai contoh, kadar sianida awal jenis singkong pahit 46.8 adalah
24.67 mg per 100 g dan persentase detoksifikasi yang tercapai s e b 87%. Akan
tetapi jenis singkong 39.1.1 yang mengandung sianida awal lebih rendah (10.02
mg per 100 g), persentase detoksifikasi yang tercapai lebih sedikit,yaitu 18%.
Proses detoksifikasi dalam penelitian ini, juga dapat meningkatkan protein.
Peningkatan yang tertinggi adalah pada jenis singkong yang penurunan kadar
sianidanya n m h h yaitu jenis singkong pahlt 39.1.1 sebem 202%.
Kenaikan protein tampaknya juga tidak dipengatulu oleh bemnya gersentase
sianida yang terwai, karena kenrukan protein adalah bervariasi bagi jenis singkong
pah~tlainnya yang memrliki persenme. penurunan sianida cukup banyak yaitu
88% untuk Adim 11,56% unh& Adira IV dan 48% untuk jenis singkong 46.8

1. Montogorihej. D.R Cyanogen. Dalam: Toxic constituents ofplant foodstufls. New
Yo*: Academic Press 1980 : 143-157.
2. COM E.E. Cyanogenic glukocides. Dalam: Toxicants oc-ng
naturdly in M d s .
New Yo*: Aca&mic Press 1972,80:299-3%.
3. Legras J.L.; et al. Detoxtfcation of cassava pulp using Brevlbacterium sp R312.
Applied microbiology and biotechnology 1990.33529-533.
4. Padmaja G.B; Balagopal C. Cyan& n-d
by r-us
oryzae. Canadian
5.

Pournal Microbiology 1985,31:663469.
Socool C.R,Marin B and Raimbault M Brceding and growth of rhiwpws in raw
cassava by solid-state fennentation. Applied microbiology and biotedumlogy
1994,41:330-336.

6. Darjanto. Chm.at, raqun dun masakun keteh pohon.

7.
8.

9.

10.
11.
12.
13.

Djakarta : Pusat Djawatan
Pertanian Fbkjat, 1959.
Lingga P. Bertanam umbi-umbian. Jakarta : hmbit Swadaya, 1993.
Suharno P. Tepung singkong bahm pangun masa depan. Pangan 1990,(1):63-67.
Ehdbury J.H. and HoUoway W.D. Chemishy of fropicid root crops: significance
to nuhitian and agricultural in the Pacific. Australian Centre for International
Agricultural Research Canberra 1988:101-104.
Biro Pusat Statistik. Statistik Indonesia. Jakarta:BPS, 1994.
HorwitL E.; et al. Oficial method of cmalysis of the association of oflcial
analytical chemist, 12 nd ed. Washington D.C.AOAC, 1975:13.
Busser H Penunfnn d i s ajtrmhh. Bogor: Balai Penelitian Kimia 1960:18.
Mitchell D.A; et al. Protein measurement in solid-state fermentation.
Biotechnology Techniques 1991,5(6):437-441.

Dokumen yang terkait

I. PENDAHULUAN OTA Banjarmasin memiliki wilayah seluas 98,6 km2 - Perencanaan Drainase Daerah Aliran Sungai Guring, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan

0 0 6

STATISTIKA : Kegiatan untuk : mengumpulkan data menyajikan data menganalisis data dengan metode tertentu menginterpretasikan hasil analisis

1 1 36

ABSTRAK Pendahuluan: Kompleks ventrikular prematur (KVP) memiliki kemampuan untuk

0 0 8

Anita memiliki pita sepanjang 151 m. kemudian ia Anita menggunakan pita miliknya sepanjang 91m

0 29 10

2. Berikan tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih. 3. Jika ingin mengubah pilihan, maka anda dapat memberi 2 garis datar (=) pada jawaban tersebut, dan anda dapat memilih jawaban lain yang anda anggap benar sesuai dengan kondisi yang anda alami. 4.

0 2 48

2. Dari hasil SKD tersebut, total peserta yang mengikuti SKD sebanyak - Hasil SKD Seleksi CPNS Pemerintah Kota Magelang Tahun 2018

0 17 304

1. Penampilan busana Soimah Pancawati di program Show_Imah menerapkan kebudayaan Indonesia ( SENSASI ) 2. Tarian Soimah Pancawati di program Show_Imah sangat menarik ( SENSASI ) 3. Soimah Pancawati memiliki sifat yang humoris dalam acara Show_Imah (SENSAS

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pondok pesantren merupakan salah satu sistem pendidikan yang memiliki - UEU Undergraduate 10762 BAB I.Image.Marked

0 2 15

1. Pada struktur Kekule, benzena digambarkan memiliki 3 ikatan rangkap yang seharusnya mudah mengalami adisi tetapi pada kenyataanya Benzena sukar diadisi dan lebih mudah disubstitusi. - MATERI STRUKTUR benzena

0 0 13

ULKUS PADA PENDERITA KUSTA DI RUMAH SAKIT KUSTA SUMBER GLAGAH KABUPATEN MOJOKERTO MIFTAKHUL KHASANAH NIM 1212010026 Subject:Ulkus Kusta, penderita kusta yang memiliki ulkus DESCRIPTION:

0 0 7