1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SDN Sidorejo Kidul 02 Tah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan memiliki peranan penting dalam perkembangan suatu bangsa. Pendidikan dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas

  (Anugraheni, 2017: 2016). Pendidikan juga dapat menjadi kekuatan untuk melakukan perubahan agar sebuah kondisi menjadi lebih baik. Proses pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: input peserta didik, bahan ajar, sarana dan prasarana pendidikan, administrasi, sumber daya manusia (pendidiknya) yang mampu mendukung terciptanya suasana yang kondusif. Proses pendidikan yang memperhatikan komponen pendidikan diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang berkualitas (Anugraheni, 2017: 247). Pendidikan yang berkualitas tentunya melibatkan siswa untuk aktif belajar dan mengarahkan terbentuknya nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan sebagaimana sudah diatur didalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Pasal 2), berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab Depdiknas, 2006: 28).

  Pembelajaran yang melibatkan keaktifan serta kreativitas siswa sesuai dengan Undang-Undang Rakyat Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sampai saat ini masih mengalami perkembangan, berbagai macam upaya pemerintah dilakukan untuk mengatasi setiap permasalahan pendidikan seperti, rendahnya kreativitas, keaktifan, dan hasil belajar siswa yang dilatarbelakangi oleh pembelajaran yang bersifat konvensional dan teacher centered.

  Kurikulum 2013 merupakan salah satu perubahan paradigma pembelajaran dari pembelajaran yang bersifat konvensional menjadi pembelajaran yang mengaktifkan siswa didalam menggunakan aneka sumber belajar yang dapat diperoleh siswa dari luar kelas. Kurikulum 2013 merupakan yang berbasis kompetensi, didalamnya dirumuskan secara terpadu mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki peserta didik (Indriasih, 2015: 128).

  Kurikulum 2013 mencakup lima aktivitas belajar, diantaranya : mengamati, bertanya, melakukan percobaan atau mencari informasi, melakukan penalaran atau asosiasi untuk mengolah berbagai informasi serta mengembangkan jaringan atau mengkomunikasikan hasil ivestigasi. Karakteristik pembelajaran Kurikulum 2013 merupakan suatu kunci untuk menciptakan siswa yang kreatif dan inovatif

  Kurikulum 2013 memiliki sistem pembelajaran yang berbeda dari kurikulum sebelumnya, kurikulum ini lebih menekankan pada pendidikan karakter, keaktifan, dan kreativitas siswa. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang digunakan didalam pelaksanaan kurikulum 2013, Pembelajaran Tematik termasuk kedalam pendekatan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan efektif, serta memadukan beberapa mata pelajaran. Pembelajaran Tematik merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik individu maupun kelompok aktif mencari, menggali, mengeksplorasi dan menemukan konsep (Mawardi, dkk, 2014: 2). pembelajaran tematik dilaksanakan dengan menggunakan prinsip belajar terpadu. Pembelajaran terpadu menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran yang dipadukan dengan beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka, untuk memberikan sebuah pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu berawal dari tema yang diembangkan atau dipilih oleh guru yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

  Kurikulum 2013 selain berisi model pembelajaran tematik, kurikulum 2013 berlangsung, yaitu pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang berkaitan erat dengan metode saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data. Berdasarkan teori Dyer (dalam Ridwan, 2014 : 53), dapat dikembangkan pendekatan saintifik (scientific

  

approach ) dalam pembelajaran yang memiliki komponen proses pembelajaran

  antara lain : 1) Mengamati; 2) Menannya; 3) Mencoba/mengumpulkan informasi; 4) Menalar/asosiasi; 5) membentuk jejaring (melakukan komunikasi). Beberapa model, metode, dan strategi pembelajaran dapat diterapkan dengan mengintegrasikan beberapa elemen-elemen pendekatan pembelajaran saintifik, antara lain : Pembelajaran berbasis inkuiri, pembelajaran penemuan (Discovery

  

Learning ), pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning), dan

  pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning), serta metode lain yang relevan.

  Penerapan kurikulum 2013 telah diterapkan dibeberapa sekolah di Indonesia, khususnya dikota Salatiga, dalam penerapannya terdapat beberapa kendala dan masalah baik dalam penerapan ataupun dalam proses pembelajaran yang berlangsung, sehingga tujuan dari kurikulum 2013 belum tercapai secara maksimal, kenyataanya salah satu kesulitan dalam penerapan kurikulum 2013 adalah kebiasaan siswa yang terbiasa belajar menggunakan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dimana siswa terbiasa belajar menggunakan pembelajaran yang bersifat konvensional, didalam implementasi kurikulum 2013 siswa diharapkan agar dapat belajar secara aktif dan kreatif namun dalam pelaksanaanya siswa belum mendapatkan pembelajaran yang dapat melatih mereka untuk belajar secara aktif dan kreatif hal ini dikarenakan sekolah belum sepenuhnya menerapkan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk berpikir kreatif sehingga implementasi dari pembelajaran kurikulum 2013 belum tercapai secara optimal.

  Berpikir kreatif merupakan suatu pemikiran yang berusaha melahirkan sesuatu yang baru, dan disandarkan kepada prinsip-prinsip kemungkinan (Al- kreatif adalah seorang yang dapat berpikir secara sintesis, artinya dapat melihat hubungan-hubungan dimana tidak ada orang lain yang mampu melihatnya, serta memiliki kemampuan untuk menganalisis idenya sendiri. Berdasarkan dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa berpikir kreatif menenuntut seorang anak untuk memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah, mempunyai kemampuan untuk memiliki variasi jawaban dari suatu persoalan, memiliki kemampuan untuk menguasai suatu konsep permasalahan sekaligus kemampuan siswa untuk menyampaikan ide atau gagasan terhadap suatu topik permasalahan,oleh sebab itu berpikir kreatif menjadi salah satu kemampuan yang dikembangkan didalam kurikulum 2013, sehingga berpikir kreatif sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dimana hasil belajar biasanya dipengaruhi pemahaman siswa terhadap suatu konsep pembelajaran serta kemampuan siswa untuk memecahkan suatu permasalahan didalam proses pembelajaran.

  Hasil penelitian yang ada beberapa kesulitan yang dialami siswa berkaitan dengan kemampuan berpikir kreatif adalah sebagai berikut : (1) Siswa kurang memahami materi, (2) Siswa kesulitan belajar secara mandiri sehingga hanya menunggu perintah guru (3) Sebagian besar siswa takut untuk mengeluarkan iden atau pendapatnya. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 14 September 2017 di SD Negeri Sidorejo Kidul 02 beberapa siswa kurang memahami pembelajaran tematik ,khususnya pada materi organ pencernaan hewan dan manusia. Kurangnya sarana media pembelajaran yang bersifat inovatif juga mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar, selain itu siswa merasa kurang mandiri disetiap proses pembelajaran dimana siswa hanya menunggu aba-aba dari guru dan perintah dari guru, kebanyakan siswa merasa takut saat harus menuangkan ide atau pendapatnya, kebanyakan siswa merasa takut apabila yang ia lakukan salah sehingga pemahaman konsep siswa terhadap materi berkurang dan mengakibatkan kemampuan berpikir kreatif siswa sulit dikembangkan, guru sudah melakukan beberapa model dan metode seperti, guru mengajak siswa untuk berdiskusi, namun pembelajaran ini masih kurang mampu membangkitkan keaktifan serta untuk berdiskusi kebanyakan siswa tidak mengembangkan ide dan pendapatnya, siswa hanya mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru namun siswa tidak mau menyampaikan pendapatnya terkait dengan tugas yang diberikan oleh guru sehingga guru harus menunjuk siswa agar ada perwakilan siswa yang menyampaikan pendapat dari hasil diskusi kelompoknya. Berdasarkan penelitian tersebut beberapa siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang ada didalam beberapa subtema, sehingga kemampuan berpikir kreaatif siswa hanya menapai skor rata-rata 13,3 dengan presentase 33,2% dari 7 kelompok. Hasil belajar siswa hanya mencapai rata-rata 60 dengan presentase ketuntasan 38,5% dan hanya ada 15 siswa yang mencapai KKM. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa juga diteliti oleh Hendra Erik R (2016) & Abdul Mumin S & Elis Sri R (2018) berdasarkan penelitian rendahnya kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar dikarenakan metode pembelajaran masih bersifat konvensional, berpusat pada guru dan belum memberikan pengalaman langsung kepada siswa.

  Berdasarkan hasil observasi dan diskusi terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh guru maka solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran Discovery learning. Discovery

  

Learning merupakan model pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk

  menemukan suatu konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh siswa melalui sebuah percobaan atau pengamatan sehingga model ini akan membuat peserta didik untuk belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri.

  Pentingnya penelitian ini agar memberikan solusi terhadap guru atau pendidikan untuk mengatasi kondisi kelas dimana kebanyakan siswa atau peserta didik mengalami kesulitan dalam berpikir kreatif yang mencakup tentang keterampilan sosial seperti beberapa siswa yang cenderung pasif disaat proses pembelajaran, serta untuk mengurangi ketakutan siswa pada saat mengaplikasikan ide dan keterampilannya pada saat proses pembelajaran seperti biasannya sehingga penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa, untuk menunjang model ini alangkah lebih Berdasarkan latar belakang yang sudah dibahas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Alat Peraga untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SDN Sidorejo Kidul 02 Tahun Ajaran 2017/2016.

1.2. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka dapat diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut :

  1. Siswa belum mampu memahami model pembelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga siswa cenderung pasif dan takut untuk berpartisipasi aktif dalam menuangkan ide dan gagasannya didalam proses pembelajaran sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa belum mengalami peningkatan.

  2. Beberapa siswa mengalami penurunan hasil belajar dalam beberapa tema khususnya pada tema yang terkait dengan mata pelajaran tertentu.

  3. Siswa kurang kreatif didalam proses pembelajaran.

1.3. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga? 2. Apakah penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses pembelajaran siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga? 3. Apakah penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran siswa kelas 5

  SD N Sidorejo Kidul 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga? 1.4.

   Tujuan Penelitian

  1. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah model pembelajaran Discovery

  Learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar pada siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.

  2. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kretif siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga melalui penerapan model pembelajaran Discovery Learning.

  3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga melalui penerapan model pembelajaran Discovery Learning.

1.5. Manfaat penelitian 1. Manfaat teoritis

  Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan sumbangan pengetahuan pada penggunaan model pembelajaran Discovery Learning. Manfaat lainnya agar para pengajar dapat mengkaji kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery learning.

2. Manfaat praktis a.

  Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model Discovery Learning sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar serta kemampuan siswa dalam kemampuan berpikir kreatif.

  b.

  Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada guru sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran.

  c.

  Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai perbaikan sistem pembelajaran sebagai bentuk inovasi pembelajaraan yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif sekaligus hasil belajar siswa.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar

0 0 8

BAB 11 KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar

0 0 36

BAB III - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar

0 0 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar

0 0 25

I. Pendahuluan - PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENGANGGARAN DAN PERAN MANAJERIAL PENGELOLA KEUANGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Pada Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Ciamis)

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar

0 0 16

I. Pendahuluan - PENGARUH BI RATE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK

0 2 16

I. Pendahuluan - PENGARUH EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KECURANGAN AKUNTANSI PADA PT. INKA MUTIARA MAS

0 5 14

I. Pendahuluan - PENGARUH BIAYA OVERHEAD PABRIK TERHADAP EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PADA PT. ASIAN NANJUNG SEJAHTERA

2 4 9

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN

0 0 67