SILABUS EKONOMI MIKRO ISLAM

EKONOMI MIKRO ISLAM

SILABUS EKONOMI MIKRO ISLAM
1.

Rancang bangun ekonomi mikro islam

2.

Konsep kebutuhan dalam islam

3.

Teori konsumsi islam

4.

Teori permintaan islam

5.


Teori produksi islam

6.

Teori biaya islam

7.

Teori penawaran islam

8.

Maksimalisasi laba

9.

Efisiensi alokasi dan distribusi pendapatan

10.


Struktur pasar dalam islam

11.

Mekanisme pasar dalam islam

POKOK BAHASAN
1.

Sejarah pemikiran ekonomi islam

2.

Landasan ekonomi islam

3.

Konsep dasar ekonomi islam

4.


Sistem ekonomi islam

5.

Teori Konsumsi islam

6.

Teori Permintaan dan penawaran islam

7.

Produksi dan distribusi islam

8.

Anatomi sistem ekonomi islam

PEMIKIRAN

EKONOMI ISLAM

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam


Great gap selama 500-an tahun dalam sejarah pemikiran ekonomi pada
dark age di barat (sebagaimana disinyalir oleh schumpeter). Disisi lain
dunia Islam justru mencapai kegemilangan.



Terjadi Transformasi pemikiran ekonomi (demikian pula ilmu
pengetahuan secara umum) dari Islam ke barat pada abad pertengahan.
Banyaknya kesamaan/kemiripan antara pemikiran sarjana muslim &
barat, memunculkan beberapa dugaan :
a. terjadi dua kebetulan yg sama antara pemikiran sarjana
muslim dan barat.
b. sarjana barat dipengaruhi oleh pemikiran sarjana muslim.
c. sarjana barat melakukan plagiasi atas karya para sarjana
muslim


Komparasi Sejarah Pemikiran Ekonomi Dunia Islam & Barat
Plato, Aristoteles, Xenophon dll :
Mengecam pembungaan uang
Ekonomi rumah tangga

Bibel :
Etika & moralitas, bisnis, riba dll

g
r
e
a
t

Abad 2-4 SM
Awal Masehi

Abad 10


g
a
p

Abad 7-11M (fase dasar)
-Abu Yusuf (798)
Keuangan negara, perpajakan, mekanisme harga
Peranan negara, peranan pasar.
-Muh. Bin Hasan (750)
Pentingnya perdagangan, pertanian, parteneship,
Mudharabah, teori konsumsi .
-Abu Ubayd
Keuangan publik, kompesium ekonomi Rasulullah
-Ibnu Maskawih
Peranan pertukaran uang, stabilitas emasb& moneter
-Mawardi.
Mekanisme pasar, peranan pengawas pasar, tanah

Abad 11-15 fase kedua
-Al Gazali (1111)

Perilaku ekonomi, mekanisme pasar, stabilitas uang dan
Emas, elastisitas prmintaan, spesialisasi, perdagangan dll
-Ibnu Taimiyah (1328)
Mekanisme & konsep harga, mekanisme pasar bebas
Peranan pemerintah, beban pajak & uang dll
-Ibnu Khaldun (1404)
Pembagian keraj, uang & harga, produksi & distribusi
Perdagangan internasional, pertumbuhan & pemerataan
-Nasirudin Tusi (1442)
Political economy, peranan tabungan, perilaku konsumsi

Abad 13 scholastik
St. Thomas (1274): mengutuk bunga (dosa)

Abad ke 16-18 Markantilisme
Jean Bodiin :hubungan uang, barang & monopoli
Thomas Mun : manfaat dagang menjual>mengkonsumsi
David Hume : hubungan uang-harga

Abad 17-18 Psiokrasi

Laissez faire laisszes passer
Quesney : perekonomian sistim yang analog
dg kehidupan biologis manusia

Abad 18-19 Klasik
Adam Smith 1776 : Tonggak ekonomi modern,
kemakmurantergantung proDuktifitas, manusia self
interest, mekanisme pasar bebas, teori nilai, pembagian
tenaga kerja dll.
Robert Malthus 1798: Disekuilibrium pertumbuhan
penduduk & pangan, kontrol populasi.
David Ricardo 1817: distribusi kekayaan, keunggulan
komparatif, analisis marjinal.
JB Say 1832 : keseimbangan demand supply.
J Stuart Mill 1873 : elastisitas permintaan

Abad ke 7 M:
Quran & Hadist
Sumber hukum tertinggi, pedoman hidup lengkap


Abad ke 16-19 fase ketiga
Shah Waliullah 1762
Relasi ekonomi-sosial, larangan judi spekulasi, riba.
Distribusi SDA, perpajakan, teori perilaku konsumsi.
Muhammad Iqbal (1873-1938)
Kritik kapitalisme sosial, tugas negara, zakat

Abad 19

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam


Ekonomi Islam muncul pertama kali bersamaan dengan lahirnya ajaran Islam
(pada abad ke 7 M)karena ajaran Islam tidak hanya memberikan panduan ritual,
namun juga dalam kehidupan bermasyarakat.



Sejarah perekonomian Islam pada dasarnya bersumber dari ide dan praktek
ekonomi yang dilakukan oleh Muhammad saw dan para sahabatnya serta

pengikutnya sepanjang zaman.



Deversifikasi praktek ekonomi dilakukan masyarakat muslim setelah masa nabi
Muhammad saw, bisa dianggap sebagai acuan sejarah ekonomi Islam selama tidak
bertentangan dengan ajaran ekonomi Islam.



Periodeisasi sejarah pemikiran ekonomi Islam dikategorikan menjadi :
1. Periode pertama (Masa awal Islam 450 H/1058M).
2. Periode kedua (450-850H/1058-1446M).
3. Periode ketiga (850-1350H/1446-1932M).
4. Periode kontemporer (1350H – sekarang/ 1932M – sekarang)

Sejaraha Ekonomi Islam.
(pada masa Rasulullah SAW)




Ekonomi Islam diterapkan Rasulullah SAW
setelah hijrah dari Mekah ke Yathrib (Madinah).



Setelah menata bidang politik dan
pemerintahan (konstitusional, tahap
selanjutnya Rasulullah menata bidang ekonomi
& sosial.

Sejaraha Ekonomi Islam
(pada masa Raulullah SAW)


Prinsip-prinsip kebijakan ekonomi Islam (pada masa Rasulullah SAW) adalah :
1. Kekuasaan tertinggi adalah Allah dan Allah adalah pemilik absolut atas semua
yang ada.
2.

Manusia merupakan kalifah Allah di bumi tapi bukan pemilik yg

sebenarnya.

3. Semua yg dimiliki & didapat manusia adalah karena seizin Allah, oleh karena
itu saudara2nya yg kurang beruntung memiliki hak atas sebagian kekayaannya.
4.

Kekayaan tidak boleh ditumpuk atau ditimbun.

5.

Kekayaan harus berputar

6.

Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuk harus dihilangkan.

7. Menghilangkan jurang perbedaan antar individu dalam perekonomian, hal
tersebut dapat menghapus konflik antar golongan.
8. Menetapkan kewajiban yg sifatnya wajib dan sukarela bagi semua individu
termasuk masyarakat miskin

Sejaraha Ekonomi Islam
(pada masa Raulullah SAW)
Sistim pencatatan penerimaan negara tersebut diawal pemerintahan
Rasulullah SAW tidak dilakukan, namun demikian bukti penerimaan
dan distribusi dilakukan dengan rapi, karena :
a. Jumlah orang Islam yg bisa membaca & menulis masih sedikit.
b. Sebagian besar bukti pembayaran dibuat sederhana baik
distribusi maupun penerimaan.
c. Sebagian dari zakat didistribusikan secara lokal.
d. Bukti penerimaan dari berbagai daerah berbeda-beda & tidak
umum digunakan.
e. Ghanimah umumnya dibagikan setelah terjadi peperangan.

Tutorial 2

Perkembangan pemikiran Ekonomi Islam
Topik Pembahasan:
1. Masa Rasulullah
2. Masa Khulafaur Rasyidin
3. Pemikiran ekonomi Islam Klasik
4. Pemikiran ekonomi Islam kontemporer

Perkembangan Pemikiran Ekonomi
Islam
Ekonomi
Islam
Masa
Rasulullah

Masa
Khulafaur
Rayidin

Masa Islam
klasik

Masa Islam
Kontemporer

Abu Bakar
Siddiq

Abu Yusuf

Baqir As-Sadr

Umar bin
Khatab

Abu Ubaid

M. Nejatullah
Siddiqi

Utsman bin
Afan

Al-Ghazali

Monzer Kahf

Ali bin Abi
Thalib

Ibnu Taimiyah

Masa Rasulullah
SAW
Prinsip pokok kebijakan ekonomi masa
Muhammad SAW adalah sebagai berikut :

kenabian

Nabi

1. Allah SWT adalah penguasa tertinggi sekaligus pemilik absolut seluruh
alam semesta.
2. Manusia adalah khalifah Allah di muka bumi, bukan pemilik yang
sebenarnya.
3. Semua yang dimiliki dan didapatkan manusia adalah atas rahmat Allah.
4. Kekayaan harus berputar dan tidak boleh ditimbun.
5. Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuknya harus dihilangkan.
6. Menerapkan sistem warisan sebagai media redistribusi kekayaan yang
dapat mengeliminasi konflik individu
7. Menetapkan berbagai bentuk sedekah, baik yang bersifat wajib maupun
sukarela

Sumber penerimaan
negara
Sumber penerimaan negara pada masa
Rasulullah
:
Dari Kaum Muslim
Dari kaum Non
Umum
muslim
1. Zakat
1. Jizyah
1. Ghanimah
2. Zakat fitrah
2. Kharaj
2. Fay
3. Ushr (5-10%)
3. Ushr (5%)
3. Uang tebusan
4. Ushr (2,5%)
4. Pinjaman dari kaum
5. Wakaf
muslim atau nonmuslim
6. Amwal fadhla
5. Hadiah dari pemimpin
7. Nawaib
negara lain
8. Shadaqah yang
lain
9. Khumus

Sumber penerimaan Negara dari kaum
mslimin

Zakat adalah kewajiban seorang muslim apabila hartanya
telah memenuhi nisab (batas minimal), haul (waktu satu
tahun), dan kepemilikan mutlak.
Zakat ftrah adalah kewajiban seorang muslim yang
dikeluarkan pada bulan Ramadhan.
Ushr, yaitu bea masuk bagi perdagangan
Wakaf, yaitu harta yang dikeluarkan oleh kaum muslim di
mana pokok hartanya tidak boleh berkurang.
Amwal fadhla, yaitu harta waris dari seorang muslim yang
tidak memiliki ahli waris.
Nawaib,yaitu pajak tambahan dikenakan kepada individu
muslim yang kaya.
Sedekah, yaitu harta yang dikeluarkan oleh kaum muslim dan
bersifat sukarela.
Khumus, yaitu pajak proporsional yang diterapkan kepada
barang temuan dan barang tambang

Sumber dari kaum non Muslimin dan
umum

Sumber penerimaan dari kaum non muslimin
Jizyah, yaitu pajak yang harus dibayarkan oleh individu nonmuslim
sebagai kewajiban seorang warga negara pada pemerintahan Islam.
Kharaj, yaitu pajak terhadap tanah yang dikelola oleh nonmuslim
Ushr, yaitu bea masuk bagi perdagangan.
 
Sumber penerimaan negara bersifat umum
Ghanimah, yaitu harta rampasan perang yang diperoleh dengan jalan
berperang
Fay, yaitu harta rampasan perang yang diperoleh dengan jalan damai
Uang tebusan, yaitu uang yang dibayarkan pihak lawan untuk menebus
tentaranya yang disandera.
Pinjaman dari kaum muslim atau nonmuslim.
Hadiah dari pemimpin atau pemerintah negara lain

Kebijakan ekonomi Abu Bakar
Siddiq
1. Keakuratan perhitungan zakat, hal ini agar tidak terjadi
kelebihan atau kekurangan dalam pembayarannya.
2. Pembangunan baitulmaal. Seluruh penerimaan negara
disimpan dalam baitulmaal untuk langsung didistribusikan
kepada masyarakat.
3. Menerapkan konsep balance budget, di mana seluruh
pendapatan langsung didistribusikan tanpa ada cadangan
4. Melakukan penegakan hukum terhadap pihak yang tidak mau
membayar zakat dan pajak kepada pemerintah.
5. Melaksanakan kebijakan pembagian tanah hasil taklukan,
sebagian kepada kaum muslimin dan sebagian tetap jadi
tanggungan negara

Kebijakan ekonomi Umar bin
Khattab
1. Reorganisasi baitulmaal, yaitu dengan menjadikan
baitulmaal sebagai lembaga negara resmi yang dikenal
dengan al-diwan (kantor untuk membayar tunjangantunjangan angkatan perang dan pensiun serta tunjangantunjangan lain)
2. Diberlakukannya sistem cadangan darurat
3. Pemerintah bertanggung jawab terhadap pemenuhan
kebutuhan minimum warga negara.
4. Diversifikasi terhadap objek zakat
5. Pengembangan ushr (pajak) pertanian.
6. Undang-undang perubahan pemilikan tanah (land reform)

Kebijakan ekonomi Ustman bin
Afan
1. Pembangunan irigasi pengairan.
2. Pembentukan organisasi kepolisian untuk menjaga keamanan
negara
3. Pembangunan gedung pengadilan, guna penegakan hukum.
4. Kebijakan pembagian lahan luas milik raja Persia kepada
individu
5. Meningkatkan anggaran pertahanan dan kelautan serta
meningkatkan dana pensiun serta dana pembangunan di
wilayah taklukan baru.
6. Membuat beberapa perubahan administrasi dan meningkatkan
kharaj dan jizyah dari Mesir

Kebijakan ekonomi Ali bin Abi Thalib
1. Pendistribusian seluruh pendapatan yang ada pada
baitulmaal sama dengan kebijakan yang dilakukan pada
masa Rasulullah dan Abu Bakar Siddiq
2. Pengeluaran angkatan laut dihilangkan, karena daerah
pesisir pantai di bawah penguasaan Muawiyah
3. Adanya kebijakan pengetatan anggaran negara

Abu Yusuf (113-182 H/731-798 M)
Nama lengkap: Ya’qub bin Ibrahim bin Habib bin Khunais bin
Sa’ad Al-Anshari Al-Jalbi Al Kufi-Al-Baghdadi
karya tulis: adalah al-Jawami’, ar-Radd’ala Siyar al-Auza’l,
Ikhtilaf Abi Hanifah wa Ibn Abi-Laila, Adab al-Qadhi, dan alKharaj
Kekuatan utama pemikiran Abu Yusuf adalah dalam masalah
keuangan publik
Pemikiran ekonomi Abu Yusuf:
1. Menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan rakyat
2. Menurut Abu Yusuf, dapat saja harga-harga tetap mahal ketika persediaan
barang melimpah, sementara harga akan murah walaupun persediaan barang
berkurang
3. Merekomendasikan sistem muqasamah (proportional tax) daripada sistem
misahah (fixed tax).
4. Merekomendasikan agar pemerintah segera menghentikan praktik sistem
qabalah
5. Menentang penetapan harga yang dilakukan oleh penguas a

Abu Ubaid (150 – 224 H)
Nama lengkap Al-Qasim bin Sallam bin Miskin bin Zaid AlHarawi Al-Azadi Al-Baghdadi
Buku yang ditulis: Al Amwal
Pemikiran ekonomi Abu Ubaid adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan negara utama yaitu fai, khums dan shadaqah
2. Mengutamakan kepentingan publik
3. Pendistribusian yang berbeda atas kelompok Badui dan
urban
4. Menentang pendapat yang menyatakan bahwa pembagian
harta zakat harus dilakukan secara merata di antara
delapan kelompok
5. Fungsi uang yang hanya sebagai sarana pertukaran (medium
of exchange) dan sarana penyimpan nilai (store of value).
6. Konsep timbangan dan ukuran dalam transaksi ekonomi

Al-Ghazali (450-505 H/1058M) Abu Hamid Muhammad bin Muhammad AlNama lengkap:1111
Hujjatul Islam
Tusi Al-Ghazali
Karya yang terkenal adalahkitab Ihya ‘Ulum al-Din
Kesejahteraan (maslahah) suatu masyarakat tergantung kepada
pemeliharaan lima elemen dasar, yakni agama (al-dien), jiwa (nafs),
keturunan (nasl), harta (maal), dan akal (aql)
Pemikiran Al-Ghazali mengenai ekonomi adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Aktivitas ekonomi harus dilakukan secara efisien
Perlunya “mutualitas” dalam pertukaran ekonomi
Proses timbulnya pasar berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran
Perlunya mengendalikan pertumbuhan penduduk dalam suatu negara.
Menolak sistem riba
Sangat mengecam perilaku pemalsuan uang.
Perlunya lembaga al-Hisbah sebagai badan pengawas aktivitas ekonomi di
pasar
8. Negara menghimpun pendapatan dari seluruh penduduk berdasarkan
hukum Islam

Ibnu Taimiyah (661-728 H/12631328 M)

Nama lengkap: Taqiyuddin Ahmad bin Abdul Halim
Tentang harga, Ibnu Taimiyah menggunakan dua istilah, yakni
kompensasi yang setara (‘iwadh al-mitsl) dan harga yang setara
(tsaman al-mitsl)
Pemikiran ekonomi Ibnu Taimiyah adalah sebagai berikut:
1. Perlunya penetapan harga, upah dan laba yang adil
2. Perubahan harga yang terjadi di pasar akibat kezaliman pedagang
tidak selalu benar, tetapi ditentukan oleh kekuatan permintaan dan
persediaan.
3. Penetapan harga oleh pemerintah hanya dapat dilakukan apabila
terjadi ketidaksempurnaan atau distorsi di pasar.
4. Fungsi uang hanyalah sebagai penyimpan nilai dan media pertukaran
5. Pemerintah tidak melakukan bisnis dari pencetakan uang serta
mencetak uang fulus yang terlalu banyak, sebab dapat menimbulkan
ketidakstabilan harga dalam perekonomian

Ibn Khaldun (732-808 H/1332-1406
M)

Nama lengkap: Abdurrahman Abu Zaid Waliuddin Ibn Khaldun
Karya tulis terkenal Al-Ibar (sejarah dunia), yang terdiri dari tiga buku,
yaitu Muqadimmah, Al-Ibar, dan Al-Ta’rif bi Ibn Khaldun
Pemikiran ekonomi Ibnu Khaldun ialah sebagai berikut:
1. Produksi diorganisasikan secara sosial dan internasional.
2. Organisasi tenaga kerja ini harus dilakukan melalui spesialisasi
3. Pembagian internasional dan sosial yang berakibat pada suatu proses
kumulatif yang menjadikan negeri-negeri yang kaya semakin kaya
dan menjadikan yang miskin lebih miskin lagi.
4. Kekayaan bangsa-bangsa tidak ditentukan oleh jumlah uang yang
dimiliki,tetapi ditentukan oleh produksi barang dan jasa serta neraca
pembayaran yang sehat.
5. Mendukung penggunaan emas dan perak sebagai standar moneter.
6. Variabel penentu bagi produksi adalah populasi, pendapatan, belanja
negara, dan keuangan publik

Baqir As-Sadr
Buku yang ditulis: Falsafatuna (Filsafat Kita) dan kemudian
Iqtishaduna
Pemikiran ekonomi Sadr ialah sebagai berikut.
1. Ekonomi Islam adalah sebuah doktrin karena ia membicarakan
“semua aturan dasar dalam kehidupan
2. Agama menjadi sandaran untuk menyeimbangkan kesejahteraan
individu dan publik
3. Individu adaah Islamic man, di mana orientasinya tidak hanya
kehidupan duniawi tetapi juga diisi dengan kehidupan spiritual.
4. Negara yang diwakili oleh wali-e amr memiliki tanggung jawab yang
lebih besar untuk menegakkan keadilan.
5. Zakat bersama instrumen fiskal lainnya dipergunakan untuk
mengentaskan kemiskinan dan menciptakan keseimbangan sosial.
6. Distribusi terbagi atas distribusi sebelum produksi (pre-production
distribution) dan sesudah produksi (post-production distribution)

M. Nejatullah Siddiqi
Karyanya:Some Aspect of the Islamic Economy (1970) dan The
Economic Enterprise in Islam (1972)
Pemikiran ekonomi M Nejatullah Siddiqi adalah
1. Meskipun kepemilikan mutlak adalah milik Allah SWT, namun dalam
Islam diperkenankan suatu kepemilikan pribadi
2. Kebebasan untuk berusaha dan berkreasi sangat dihargai
3. Usaha gabungan (joint enterprise) haruslah menjadi landasan
utama dalam bekerja sama
4. Konsultasi dan musyawarah haruslah menjadi landasan utama
dalam pengambilan keputusan publik
5. Negara bertanggung jawab dan mempunyai kekuasaan untuk
mengatur individu dalam setiap keputusan dalam rangka mencapai
tujuan Islam

M. A. Mannan
Buku utamanya: Islamic Economics: Theory and Practice
Pemikiran ekonomi M.A Mannan adalah:
1. Tidak boleh ada aset yang menganggur. Setiap aset haruslah
dimanfaatkan secara terus-menerus.
2. Pembayaran zakat diwajibkan apabila telah memenuhi syarat.
3. Penggunaan yang menguntungkan atau penggunaan untuk kegiatan
yang menguntungkan.
4. Penggunaan aset tidak boleh untuk hal-hal yang dapat membahayakan baik bagi dirinya maupun orang lain.
5. Kepemilikan kekayaan secara sah.
6. Penggunaan yang seimbang.
7. Keuntungan dari penggunaan yang benar serta tidak diperkenankan
konsentrasi kekayaan kepada sekelompok masyarakat.
8. Penerapan hukum Islam tentang warisan

Monzer Kahf
Buku :“The Islamic Economy: Analytical Study of the Functioning of The Islamic Economic System
Pemikiran ekonomi Monzer Kahf
1. Hak memiliki didasarkan pada dan mencakup kesempatan
untuk memanfaatkannya
2. Pentingnya penggunaan hak milik secara tepat
3. Hak memiliki dibatasi oleh umur pemiliknya
4. Barang-barang tertentu, seperti sumber daya alam, tidak
dapat dimiliki secara pribadi, dan menjadi milik
masyarakat secara keseluruhan

Terima Kasih

LANDASAN
EKONOMI ISLAM



‫بسبب ظروف‬- ‫ان القتصاد السلمي جزء من نظام السلم الشامل اذا كان القتصاد الوضعي‬
‫ قد انفصل تماما عن الدين فان أهم ما يميز القتصاد السلمي هو ارتباطه التام بدين‬-‫نشأته‬
‫السلم عقيدة و شريعة‬

Sesungguhnya ekonomi Islam adalah bagian
integral dari sistem Islam yang sempurna.
Apabila ekonomi konvensional –dengan sebab
situasi kelahirannya- terpisah secara sempurna
dari agama. Maka keistimewaan terpenting
ekonomi Islam adalah keterkaitannya secara
sempurna dengan Islam itu sendiri, yaitu aqidah
dan syariah. (Prof. Dr. Ahmad Muhammad ‘Assal &



Prof.Dr. Fathi Ahmad Abdul Karim, An-Nizham al-Iqtishadi fl
Islam, Cairo, 1977, hlm.17-18)

 ‫يمكن‬

‫واذا كان جزءا من السلم الشامل فانه ل‬
‫فصله عن بقية النظمة السلمية من عقيدة‬
‫وعبادة و أأخلقا‬



Apabila ekonomi Islam menjadi bagian dari Islam yang sempurna,
maka tidak mungkin memisahkannya dari sistem aturan Islam yang
lain ; dari aqidah, ibadah dan akhlak (Mabahits fil Iqtishad al-

Islamiy, hlm. 54)

‫وبناء على هذا فانه ل ينبغي لنا ان ندرس القتصاد السلمي مستقل عن عقيدة السلم و‬
‫شريعته لن النظام القتصادي السلمي جزء من الشريعة ويرتبط كذالك بالعقيدة ارتباطا‬
‫أساسيا‬

Berdasarkan ini, maka tidak boleh kita
mempelajari ekonomi Islam secara berdiri
sendiri yang terpisah dari aqidah Islam dan
syariahnya, karena sistem ekonomi Islam
bagian dari syariah Islam. Dengan demikian
ia terkait secara mendasar dengan aqidah

(Prof. Dr. Ahmad Muhammad ‘Assal & Prof.Dr. Fathi Ahmad Abdul Karim, AnNizham al-Iqtishadi fil Islam, Cairo, 1977, hlm.17)

‫قد أتفق العلماء على أن المعاملت نفسها ضرورة بشرية‬
Halaman
14

Ulama sepakat bahwa muamalat itu
sendiri adalah masalah kemanusiaan yang
maha penting (dharuriyah basyariyah)


Dalam konteks ini Allah Berfrman :


َ‫علَ فِي أَمْوَالِنَا مَا َنشَاؤُا إ ِ تنك‬
َ ْ‫عبُدُ ءَابَآؤُنَآ أَوْ أَن تنف‬
ْ ‫قَالُوا يَاشُعَ ْيبُ أَصَ َلوَا ُتكَ َتأْ ُمرُكَ أَن تن ْترُكَ مَا َي‬
ُ‫ت الْحَلِيمُ الرتشِيد‬
َ ‫لَن‬

Mereka berkata, “Hai Syu’aib, apakah
agamamu yang menyuruh kamu agar kami
meninggalkan apa yang disembah oleh nenek
moyang kami atau melarang kami
memperbuat apa yang kami kehendaki
tentang harta kami. Sesungguhnya kamu
adalah orang-orang yang penyantun lagi
berakal”


Masih kitab Al-Muamalah fl Islam

‫وهذه سنة مطردة في النبياء عليهم السلم كما قال‬
‫تعالى‬
Artinya : Muamalah ini adalah sunnah yang terusmenerus dilaksanakan para Nabi AS, sebagaimana
frman Allah (hlm.1⣀)



‫ان شقى الشريعة السلمية و هما العبادات و المعاملت يرتبطان ارتباطا عضويا و‬
‫موضوعيا ببعضهما البعض‬



Sesungguhnya dua sisi syariah Islam ialah
ibadat dan muamalat. Keduanya terkait
laksana satu tubuh dan keduanya satu
tujuan, (yaitu dalam rangka ibadah dan
ketaatan kepada Sang Khalik Allah Swt).
(Samir Abdul Hamid Ridwan, Aswaq al-Awraq al-Maliyah, IIIT, Cairo, 1996, hlm. 166)

HADITS-HADITS TENTANG EKONOMI

No Nama Kitab
Hadits

Jumlah Hadits
Ekonomi

Keterangan

1

Shahih Bukhari

199

Al-Buyu’. Al-ijarah, Salam,dll

2

Shahih Muslim

115

Kitab al-buyu’

3

Sh. Ibn Hibban

179

Buyu’dan Al-Ijarah

4

Sh.Ibn Khuzaimah

5

Sunan Abu Daud

290

Kitab al-Buyu’



Sunan at-Tirmizi

117

Kitab al-Buyu’

7

Sunan al-Nasa’iy

254

Kitab al-Buyu’

8

Sunan Ibnu Majah

170

Kitab at-Tijarah

9

Sunan al-Darimi

10

Sunan Baihaqi

1145

11

Muwatta’Malik

78

12

Musannaf Ibn Abi
Syaibah

13

Musannaf A.Razzaq

14

Mustadrak al-Hakim

300-an

94

1000-an

Al-buyu’

Kitab al-buyu;
Kitab al-buyu’dan al-ijarah
Buyu’,ijarah, musaqat
⣀39 Bab

1354

Kitab al-Buyu’

245

Kitab al-buyu’

Belum termasuk Kitab Subulus
Salam, Bulughul Maram dan
Nailul Authar serta kitab hadits
terbesar Musnad Ahmad bin
Hanbal

Kebangkitan Kembali Studi Ekonomi Islam







Kesadaran dan keinginan umat Islam untuk
menghidupkan kembali ajaran muamalah maliyah
yang bersumber Alquran & Sunnah
Terbebasnya negeri-negeri muslim dari penjajahan
Ditemukannya sumber minyak di Timur Tengah
sehingga melahirkan negara-negara kaya (petro
dolar)
Kegagalan
kapitalisme
dalam
menciptakan
kesejahteraan yang berkeadilan.

KONSEP DASAR
EKONOMI ISLAM

FALSAFAH EKONOMI ISLAM
“Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bagianmu dari
(kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan”
(al-Qashash 77)

Falsafah Ekonomi Islam
1. Kegiatan ekonomi diorientasikan bagi pencapaian
kebahagiaan hidup di akhirat
2. Ekonomi diarahkan bagi tercapainya kesejahteraan,
kemajuan material dan kebahagiaan hidup manusia
di
dunia
3. Kegiatan ekonomi harus dilakukan dalam pola
interaksi
sesama manusia secara baik
4. Harus dihindari kegiatan ekonomi yang merusak fsik
maupun tatanan kehidupan manusia

Ekonomi Islam

Inti kehidupan manusia di dunia ini
adalah mencapai falah (kemuliaan
didunia dan di akhirat).

Pengertian Ekonomi Islam



Ekonomi Islam adalah
suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang,
menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan ekonomi dengan
cara-cara Islami (cara-cara yg didasarkan atas ajaran Islam yaitu berlandaskan
Al Quran dan Sunah Nabi)

Difinisi Ekonomi Islam

adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk mengalokasikan dan
mengelola sumberdaya untuk mencapai falah berdasarkan pada prinsipprinsip & nilai-nilai Al Quran dan Sunnah

Ekonomi Islam sebagai suatu Ilmu &
Norma
Dalam mempelajari Ekonomi Islam merupakan suatu hal
yang penting dalam memahami terminologi :
1. Positive economics (membahas kenyataan yang
terjadi)
2. Normative economics (membahas apa yang
seharusnya terjadi atau apa yang seharusnya dilakukan
Alfred Marshal



Pernyataan normatif.
Kemiskinan di negara-negara berkembang tidak seharusnya semakin
memburuk.



Pernyataan positive.
Kemiskinan di negara-negara berkembang semakin buruk

Ekonomi konvensional
1.

Aspek positif dan aspek normative terpisah.

2.

Fakta ekonomi merupakan suatu independen terhadap norma.

3.

Tidak ada kausalitas antara norma dan fakta.

atau realitas ekonomi merupakan suatu yg bersifat independen, dan karena
bersifat objective dan akhirnya berlaku universal



Contoh pernyataan :

Hukum penawaran,
jika suatu barang meningkat, maka jumlah barang
yang ditawarkan meningkat.
cateris paribus adalah pernyataan positif
Hukum tersebut berlaku karena para produsen
memandang bahwa kenaikkan harga barang adalah
kenaikkan pendapatan, dan motivasi produsen adalah
mencetak pendapatan (keuntungan) setinggi tingginya
produsen mengharuskan mencari keuantungan
maksimum adalah pernyataan normative



Ekonomi Islam pada dasarnya mengedepankan pendekatan integratif antara
normative economics dan positif economics.



Islam menempatkan nilai yang tercermin dalam etika pada posisi yang lebih
tinggi, jadi etika harus menjadi kerangka awal dalam ilmu ekonomi (etika
lah yg harus menguasai ekonomi, bukan sebaiknya)

Metodologi Ekonomi Islam


Konsep Rasionalitas Islam.



Etika & Rationalitas Ekonomi Islam.



Syariah, Fiqh dan Ekonomi Islam.



Kerangka Metodologis Ekonomi Islam

Konsep Rasionalitas Islam


Asumsi dalam analisis ekonomi didasarkan pada pertimbangan
rasionalitas.



Argumentasi yg dibangun memenuhi kaidah-kaidah logika & diterima
akal serta diterima secara universal

Konsep Rasionalitas Islam


Kaidah umum dan universal, sesuai dengan universalitas islam dalam konsep
ekonomi Islam adalah setiap pelaku ekonomi harus :
a. bertujuan untuk mendapatkan mashlahah.
b. tidak melakukan kemubaziran.
c. Berusaha meminimize resiko.
d. Dihadapkan pada ketidak pastian.

Etika & Rasionalitas Enomi Islam


Aspek moral & etika dalam ekonomi konvensional
adalah batasan ilmu ekonomi (kerena perilaku etis
dipandang sebagai perilaku yg tidak rasional).



Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi pelaku
ekonomi yg rasional islami, sehingga standar moral
perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran islam
bukan didasarkan pada nilai-nilai yg dibangun oleh
kesepakatan sosial

Syariah, Fiqh & Ekonomi Islam


Sikap rasional Islam mendorong pelaku ekonomi
islami untuk mencari informasi agar dapat meraih
fallah.



Sumber informasi meliputi dua hal :
1. ayat kauniyah (fakta empiris).
2. ayat qauliyah (sumber yg berasal langsung dari
sang pencipta)

Syariah, Fiqh & Ekonomi Islam


Syariah diartikan sebagai seperangkat peraturan atau ketentuan Allah untuk
manusia yg disampaikan melalui rasulNya



Untuk memahami syariah diperlukan tiga hal mendasar :
1. keimanan.
2. moral.
3. fiqh (sumber hukum)

Syariah, Fiqh & Ekonomi Islam


Fiqh (sumber hukum) yang diakui ahli hukum Islam yang utama/pertama terdiri
dari :
a. Al Quran.
b. Sunnah.
c. Ijma (Kesepakatan bersama para ulama)
d. Qiyas (analogi masalah terhadap hukum yg terdapat dalam Al Quran & Sunnah)



Sumber hukum yang kedua yg diakui ahli hukum Islam adalah :
a.
Istihsan (pertimbangan kepentingan hukum)
b. Mashlahah mursalah (pertimbangan kepentingan umum)
c. Istishab (meneruskan hukum yg sudah berjalan sblm
muncul hukum baru
d. Urf (membiarkan tradisi yg tidak bertentangan dg syariat)

Kerangka Metodologi Ekonomi Islam


Kebenaran & kebaikan.



Metodologi ilmu alam vs Metodologi ilmu sosial.



Objek ekonomi Islam (bagan terlampir).

Kerangka Metodologis Ekonomi Islam

Quran & Sunah
Ushul Fiqh & Qawaid

Akidah

Sejarah
Islam

Syariah

Akhlak

Fiqh Muamalah
-Nilai Ekonomi Islam
-Prinsip Ekonomi Islam

Konsumsi

Metode
Deduksi

Produksi
Realitas
ekonomi

Metode
Induksi

Teori
Ekonomi

Distribusi
Makro Ekonomi

Karakteristik Ekonomi Islam


Tujuan ekonomi Islam.



Moral sebagai pilar ekonomi Islam



Nialai-nilai dasar ekonomi Islam



Prinsip ekonomi dalam Islam



Basis kebijakan ekonomi islam



Paradigma ekonomi islam

Tujuan ekonomi Islam.



Fallah (bahagia dunia – akhirat)



Hayyah thayibah (baik & terhormat)



Mashlahah al ibad (kesejahteraan hakiki)

Moral sebagai pilar ekonomi Islam


Nilai ekonomi Islam.
konsisten, jujur, adil, santun, transparan dll.



Prinsip ekonomi Islam.
memenuhi kaedah-kaedah fikih baik rukun, syarat dan
implementasinya

Nialai-nilai dasar ekonomi Islam
 Adl
1. persamaan kompensasi.
2. persamaan hukum.
3. moderat.
4. proporsional

 Khilafah

(tanggung jawab) sebagai khalifah dimuka bumi yg
meliputi tanggung jawab :
1. berperilaku ekonomi dg cara yg benar.
2. mewujudkan mashlahah maksimum
3. perbaikan kesejahteraan setiap individu

 Takaful

(penjamina masyarakat) yg meliputi jaminan :

1. pemilikan & pengelolaan sumber daya oleh individu.
2. menikmati hasil pembangunan untuk setiap individu.
3. membangun keluarga sakinah bagi setiap individu.
4. amar ma’ruf nahi munkar

Prinsip ekonomi dalam Islam













Kerja.
Kompensasi.
Efisiensi.
Profesionalisme.
Kecukupan.
Pemerataan kesempatan.
Kebasan.
Kerjasama
Persaingan.
Keseimbangan.
Solidaritas.
Informasi simetri

Basis kebijakan ekonomi islam


Penghapusan riba.



Pelembagaan zakat.



Pelarangan gharar.



Pelarangan yang haram

Paradigma ekonomi islam



Pradigma berpikir & berperilaku (behaviour
paradigm).
adalah spirit dan pedoman masyarakat dalam berperilaku , yaitu nilai-nilai
ekonomi Islam



Paradigma umum (grand patern)
adalah gambaran yang mencerminkankeadaan suatu masyarakatyg berpegang
teguh pada paradigma perilaku.
Misalnya : Paradigma yg terbentuk dari kapitalisme adalah individu
meterialisme dalam berpikir & mekanisme pasar

Karakteristik ekonomi Islam

Tujuan :
Fallah

Nilai : Adl, Khilafah, Takaful

Prinsip Ekonomi Islam

Paradigma : Adil & Harmoni

Hidup di Dunia
Mati
Lahir

Dari Mana?

Ke Mana?
Untuk Apa?

Kehidupa
Kehidupan
sebelum Kehidupan dunian setelah
Dunia
dunia

Hubungan antar tiga simpul

AL-’UQDATU AL-KUBRA
(SIMPUL BESAR)
- Simpul semua pertanyaan
- Bila terurai maka terurai pula
pertanyaan cabang

TIGA PERTANYAAN MENDASAR
MANUSIA
DARI MANA MANUSIA BERASAL?
UNTUK APA MANUSIA HIDUP?
KEMANA SETELAH MATI ?

?

Harus dijawab
Jawaban dari simpul besar,
sebagai


Aqidah



Fikrah kulliyah



Qaidah fkriyah



Al-Nadzratu f al-hayati al- dunya


Mempengaruhi gaya hidup



Menentukan kualitas hidup

ADA DUA MACAM JAWABAN
JAWABAN SEKULER
JAWABAN ISLAM


Manusia diciptakan Allah



Hidup untuk beribadah kepadaNya



Setelah mati akan hidup abadi
di alam akherat: di sorga atau
neraka



Tergantung hidupnya di dunia:
beriman atau tidak; bila
beriman, taat atau tidak
(Sumber: wahyu Allah)



Manusia diciptakan Tuhan



Hidup untuk mencari kepuasan
jasmani



Setelah mati, akan ada hidup
yang abadi di alam lain (?),
atau pasti di sorga karena
sudah diampuni



Alam nanti tidak ada hubungan
dengan sekarang (?)

(Sumber: pemikiran spekulatif)

MANA JAWABAN YANG BENAR?


Yang benar adalah yang bersumber dari alQur’an



Pemikiran spekulatif tidak berdasar. Nilainya
bisa benar bisa salah



Tapi bila terdapat sumber yang pasti benar,
maka pemikiran spekulatif tentang hakekat
hidup di dunia pasti salah adanya.

MAKA……
DARI MANA
Manusia,
alam semesta dan
kehidupan berasal?

DICIPTAKAN ALLAH

UNTUK APA MANUSIA HIDUP?


BERIBADAH KEPADA ALLAH



Makna ibadah adalah tha’atullah wa khudlu’u lahu wa iltizamu ma
syara’a minaddini (taat kepada Allah tunduk padanya dan
berpegang teguh pada apa yang telah disyariatkan di dalam agama
Islam)



Jadi, kehidupan dunia dengan sebelumnya terikat dengan
hubungan penciptaan, perintah dan larangan (shilatu al-khalq dan
shillatul awamir wan nawahi )



Kehidupan dunia dengan sesudahnya terikat dengan kebangkitan
dan perhitungan (shilatul ba’tsi wan nushur dan shillatul
muhasabah)

MACAM IBADAH
Makna Khusus
Aktivitas hubungan dengan Allah
(Shalat, puasa, Zakat, do’a, dll)

Makna Umum
Segala aktivitas manusia

AMAL BERNILAI IBADAH
Amal Terbaik
Ikhlas hanya untuk Allah SWT
Benar sesuai tuntunan syariat
Islam

KE MANA SETELAH MATI
Dibangkitkan kembali (Al Mukminun:15-1⣀)
Dihisab, atas keyakinan dan perbuatannya di
dunia
Tiga prototipe manusia dan balasannya

Keyakinan

Perbuatan

Balasan

1. Muslim

Taat

Kekal di Surga

2. Muslim

Ingkar

Neraka lalu Surga

3. Kafir

Kekal di Neraka

Dalil ….
Tipologi 1 (Al Bayyinah:7-8)
“Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal shaleh mereka
itu adalah sebaik-baik makhluq. Balasan mereka adalah surga adn
yang mengalir sungai-sungai di bawah. Mereka kekal di dalamnya
selamanya”
Tipologi 2  
“… Allah memerintahkan para malaikat mengentas dari neraka itu
orang-orang yang tidak pernah sekalipun melakukan perbuatan
syirik. Yaitu mereka yang berucap Laa ilaaha illallah. Orang-orang
ini dapat diketahui melalui ciri khasnya, yakni di wajahnya ada
bekas sujud….. (HR. Muslim dari Abu Hurairah RA)
Tipologi 3 (Al Bayyinah ⣀)  
“Sesungguhnya orang-orang kafr, yakni ahli kitab dan orang-orang
musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di
dalamnya. Mereka adalah seburuk-buruk makhluq”.

KEADAAN DI AKHIRAT
TIPOLOGI 1

Bahagia

TIPOLOGI 2

Menyesal kurang banyak beramal (alfajr:24)

TIPOLOGI 3

Menyesal lebih baik jadi tanah
(An naba’:40)

KESIMPULAN
Shillatul khalqi
Shillatul ba’tsi wa nushur
Kehidupan
Sebelum
Dunia
Allah

Kehidupan
Dunia
Ibadah

Kehidupan
setelah
Dunia
Akherat

Shillatul awamir wa nawahi
Shillatul muhasabah

Hubungan 3
fase kehidupan
Hubungan dengan
kehidupan dunia

Sebelum dunia

Sesudah dunia

Penciptaan

Kebangkitan

Perintah dan Larangan

Perhitungan

DUA GAYA HIDUP

GAYA HIDUP ISLAMY

GAYA HIDUP SEKULER



Hidup untuk beribadah



Hidup untuk mencari kesenangan
jasmani



Landasan iman



Landasan hawa nafsu



Tolok ukur perbuatan aturan Islam
(halal dan haram)



Tolok ukur perbuatan: manfaat



Orientasi hidup dunia semata



Hidup untuk kepentingan diri dan
keluarga sendiri



Makna kebahagiaan: tercapainya
kepuasan jasmani



Orientasi hidup akherat dan dunia



Untuk untuk kemuliaan diri,
keluarga, umat dan perjuangan
agama (dakwah)



Makna kebahagiaan: ridha Allah

AKTUALISASI IBADAH TERUJUD PADA

KETERIKATAN MUSLIM PADA ATURAN ISLAM


Dalam urusan keimanan (mantap dan murni atau tidak syirik)



Dalam urusan ibadah mahdah (taat selalu)



Dalam urusan akhlaq (mulia)



Dalam urusan makanan dan minuman (halal dan thayib selalu)



Dalam urusan pakaian (menutup aurat)



Dalam urusan keluarga (sakinah)



Dalam urusan pekerjaan (profesional)



Dalam urusan masyarakat (peduli)



Dalam urusan dakwah (aktif terlibat)

Pemikiran dan Hukum tentang
- Kepemilikan
- Pemanfaatan kepemilikan
- Distribusi kekayaan
- Politik Ekonomi
- Ekonomi privat (fqh muamalah iqtishadiyah)
- Moneter
- Kelembagaan ekonomi Islam
- Manajemen
- Sumberdaya manusia

1. Muamalah iqtishadiyah diselenggarakan secara suka rela.
2. Dilakukan dengan akhlaq karimah.
3. Tidak boleh ada yang mendzalimi dan didzalimi.
4. Hukuman buat yang melakukan pelanggaran.
5. Dalam bermuamalah harus dilakukan dengan benar.
⣀. Pembelaan terhadap yang didzalimi.
7. Amar ma’ruf nahi mungkar di tengah kegiatan ekonomi
masyarakat.
8. Muamalah iqtishadiyah secara Islami dilakukan demi kebaikan
bersama
9. Tegaknya selalu sistem ekonomi Islam dan ketaatan para
pelaku ekonomi
mutlak diperlukan
10. Individu yang melanggar syariah dalam ekonomi pasti akan
menimbulkan
kerusakan
11. Apalagi bila sistem ekonomi Islam diabaikan pasti akan timbul
kerusakan di
dunia dan siksaan pedih di akhirat

SISTEM EKONOMI ISLAM

I- Hakikat Ekonomi:
 Istilah

Ekonomi:

Eko (mengatur) dan Nomos (rumah tangga) = Greek (Yunani Kuno);
Maka, ekonomi berarti kegiatan mengatur urusan harta kekayaan, baik
yang berkaitan dengan: (1) memperbanyak jumlah, dan (2) menjaga
pengadaannya, maupun (3) tatacara pendistribusiannya kepada
masyarakat.

Bidang Ekonomi
Ilmu Ekonomi
Memperbanyak jumlah, dan
menjaga pengadaannya
(Faktor Produksi)

Sistem Ekonomi
Tatacara distribusi kekayaan di
tengah masyarakat
(Pemikiran dan Konsep Ekonomi)

• Masalah Ekonomi
Islam:
Barang
Jasa

Kebutuha
n Manusia
(human
need)

Terbatas
(limited):
Primary
needs
Tak
terbatas
(unlimited):
Scondary
needs

Mempunyai
Nilai Guna
(Utility)

Menjadi
Alat Pemuas

Perspektif Islam

Jumlahny
a
Terbatas
(Scarcity)

Cukup
Tidak
Cukup

Kemiskinan
Individu warga
negara?

Muncul

Distribusi
Barang
dan Jasa

Masalah
Ekonomi
Kemiskinan
negara?

Peningkata
n GDP dan
GNP
Negara

Perspektif Kapitalisme
dan Sosialisme

• Asas Ekonomi Islam:
Kepemilikan
(Ownership)

Asas dan
Kaidah
Sistem
Ekonomi
Islam

Distribusi
(Distribution)

Disposisi
(Tasharruf)

Kepemilikan
Individu (Private
Ownership)
Kepemilikan Umum
(Public Ownership)
Kepemilikan
Negara (State’s
Ownership)
Menjamin Kebutuhan
per Individu Warga
Negara
Pengembangan Hak
Milik

Nafkah dan Infaq

• Kebijakan Ekonomi
Islam:
Kebutuhan
per Individu

Kebutuhan Pokok
(Primary Needs)

Wajib
Dipenuhi

Kebutuhan Sekunder
(Scondary Needs)

Tidak Wajib
tapi Dibantu

Kebutuhan
Mewah (Luxury
Needs)

Human Needs
Kebutuhan
Manusia
Kebutuhan
Kelompok

Pendidikan
(Needs for
Education)
Kesehatan
(Needs for
Health)
Keamanan
(Needs for
Savety)

Khilafah
Islam

Wajib
Dipenuhi

II- Kepemilikan :


Defnisi Kepemilikan:
Izin pembuatan syariat (as-syari’) untuk memanfaatkan zat dan jasa
tertentu, yang menyebabkan pemiliknya berhak mendapatkan kegunaan
(utility)-nya, serta mendapatkan kompensasi darinya.

 Bentuk Kepemilikan:
Kepemilikan
Individu (Private
Ownership)
Kepemilikan
(Ownership)

Kepemilikan
Umum (Public
Ownership)
Kepemilikan
Negara (State’s
Ownership)

Hukum syara’ yang berlaku
untuk barang dan jasa, dimana
pemiliknya
berhak
memanfaatkan dan mendapat
kompensasi
darinya
Izin
pembuat
syariat (as-syari’)
kepada suatu kelompok untuk
sama-sama
memanfaatkan
benda.
Harta yang merupakan hak
seluruh kaum Muslim, sedangkan
pengelolaannya
menjadi
wewenang Khalifah.

 Tatacara Memiliki:
Shahih
(Benar)

Manusia

Hajat ‘Adhuwiyah:
Kebutuhan Jasmani

Kaifyah
Tamalluk: Sebab
Pemilikan

Hubb at-Tamalluk:
Keinginan untuk
memiliki

Kammiyah
Tamalluk:
Pembatasan
Jumlah

Gharizah al-Baqa’:
Naluri Survival

Hurriyah
Tamalluk:
Kebebasan Hak
Mlk

Batil (Salah)

Islam

Sosialism
e
Kapitalism
e

 Sebab Kepemilikan Islam:

Sebab
Kepemilikan
(Asbab atTamalluk)

Waris

Menghidupka
n Tanah Mati

Harta yang
Diperoleh tanpa
Kompensasi

Menggali
Kandungan
Bumi
Berburu

Bekerja

Makelar

Kebutuhan Harta
Penyambung
Hidup

Mudharabah

Pemberian
Negara

Ijarah

Musaqat

Cara memperoleh harta yang sebelumnya
belum menjadi hak milik, atau memperoleh
harta yang belum dimiliki sebelumnya.

III- Disposisi (Tasharruf):
Kepemilika
n Barang
dan Jasa

Infaq
(Perbelanj
aan)

Disposisi
(Tasharruf)

Hukum Syara’
dalam
Memanfaatka
n Barang dan
Jasa

Pengemba
ngan Harta
Tanah
Harta yang Diperolah dari
Pertukaran
Yang Diperoleh dgn Mengubah
Bentuk

Faktor Hubungan:
Wasiat, Hadiah
Faktor Nafkah: Ayah
kepada anak

Pertanian (Zira’ah)
Perdagangan
(Tijarah)
Perindustrian
(Shina’ah)

 Hukum Tanah Pertanian:
Sebab
Kepemilikan

Pembelian Lahan

Tahjir: Memagari

Ekstensifkasi
Tanah Pertanian

Ihya’ al-Mawat:
Menghidupkan Tanah
Mati
Iqtha’ ad-Dawlah:
Pemberian Negara pd
Petani

Pengembang
an Tanah
Pertanian

Wajib Mengelola
Tanah Pertanian

Intensifkasi
Tanah Pertanian
Haram Menyewakan
Tanah Pertanian

Sebab
Pengembangan

 Hukum Perdagangan:
Halal
Perdagangan
Domestik

Jual-Beli
Salam

Barang dg
Barang

Istishna’
Sharf

Uang dg
Uang

Riba

Uang dg
Uang
Barang dg
Barang

Bentuk
Perdagangan

Perdaganga
n Luar
Negeri

Ghabn
Fahisy
Tadlis
Penimbunan

Haram

 Hukum Perindustrian:
:‫عهَا‬
ُ ‫صنَـ‬
ْ َ‫ي ي‬
ْ ِ‫حُكْـمُ المَصْنـَعِ يَأأخُـذُ حُكْمَ الماَدَةِ التت‬
Hukum pabrik (kilang) mengikuti hukum
barang yang diproduksinya.
Produk
Halal
(Pabrik /
Kilang yang
halal)

Hukum
Pabrik
dan Kilang

Hukum Produk
(Barang yang
Diproduksi)

Produk
Haram
(Pabrik /
Kilang yang
haram)

Milik Individu

Milik Umum

Milik Negara

 Hukum Syarikah:

Akad Syar’i:
Ijab dan
Qabul
Hukum
Syarikah
dalam Islam

Orang yang
Boleh Melakukan
Tasharruf
Obyek Akad:
Sesuatu yang Bisa
Diakadkan

Sepakat
Melakukan
Syarikah
Sepakat
Memberikan
Modal
Sepakat
Melakukan
Syarikah dalam
Urusan
Tertentu
Barang

Belum
Sah

Sah

Sah
Jasa

Syarikah adalah akad antara dua orang atau lebih,
yang keduanya sepakat untuk melakukan kerjasama
dalam bentuk kekayaan dengan tujuan untuk mencari
keuntungan.

Syarikah Amlak:
Zat Barang

Pemburan
Syarikah
Syarikah ‘Inan:
Badan-Badan(+)Harta

Bentuk Syarikah
dalam Islam

Syarikah Uqud:
Pengembangan Harta

Semua
Kerugian
Dikembalikan
kepada
Harta dan Pemiliknya,
Sementara
Keuntungan
Milik Kedua Belah Pihak.

Syarikah Abdan:
Badan-Badan(-)Harta

Gila

Mudharabah:
Badan(+)Harta

Mati

Syarikah Wujuh:
Badan-Badan(+)Harta
Orang Lain
Badan-Badan(+)Harta
Pembelian Berdua

Mufawadhah:
Gabungan Syarikah

Mahj
ur
Dibuba
rkan
Sepiha
k

 Hukum Syarikah Kapitalis:

Bentuk
Syarikah
Kapitalis

Perseroan
FIRMA:
Badan-Badan
Dagang
Perseroan
Terbatas:
Koperasi:
Asuransi:
Kerjasama
Penjaminan

Hukumnya
Haram

Bertentangan
dengan Syarat
Syarikah Islam
Bertentangan
dengan Fakta Akad
Syar’i
Bertentangan
dengan Obyek
Akad Syar’i
Tidak Dijalankan
oleh Badan tapi
Modal

 Tasharruf yang Diharamkan:
Isyraf - Tabdzir

Infaq:

Taraf (Foya-foya)
Taqtir (KikirBakhil)

Judi

Tasharruf
yang
Diharamkan

Riba

Pengembang
an Harta:

Syarikah
Kapitalis
Ghabn Fakhisy
Tadlis

Ihtikar
Mematok
Harga

IV- Kepemilikan Umum:

Fasilitas
Umum:
Hilangnya
Fasilitas Umum ini Menyebabkan
Sengketa bagi Masya-rakat

Bentuk dan
Ciri Harta Milik
Umum

Bahan Tambang yang Tidak
Terbatas: Seperti Air, Minyak,
Emas, dll.

Haram

Privatisa
si

Sumber Daya Alam: Sumber
yang
Sifat
Pembentukannya
Menghalangi
Dimiliki
Secara
Perorangan

Izin pembuat syariat (as-syari’) kepada suatu kelompok
untuk sama-sama memanfaatkan benda.

 Hima dan Pemeliharaan Fasum:


Hima adalah tempat yang dipertahankan, kebalikannya Mubah (tempat
yang dibiarkan).



Hima adalah fasilitas atau harta milik umum yang dimonopoli oleh pihak
tertentu, sehingga orang lain tidak bisa memanfaatkannya sesuai dengan
fungsi asalnya. Seperti jalan, air, udara, dll. Islam telah membatalkan
monopoli seperti ini, yang disebut hima, sehingga fasum tersebut kembali
kepada fungsi asalnya.



Larangan Hima (proteksi) tersebut berlaku untuk dua hal: (1) tanah mati,
yang bisa dihidupkan dan dipertahankan oleh setiap individu; (2) fasilitas
umum yang sama-sama dibutuhkan oleh banyak orang, seperti air, padang
dan api. Tapi, tidak bagi negara. Negara boleh memproteksi dua hal di atas.



Rasulullah saw. pernah memproteksi (hima) tanah Naqi’ yang memiliki
sumber air dan tanaman yang subur. Tanah tersebut diproteksi oleh Rasul
dari orang yang hendak menghidupkan dan memanfaatkannya, selain
untuk menggembala kuda-kuda perang mereka.

V- Kepemilikan Negara:
Harta yang menjadi hak seluruh kaum Muslim,
sementara
pengelolaannya
menjadi
kewenangan
khalifah, dimana dia bisa mengkhususkan sesuatu
kepada sebagian kaum Muslim berdasarkan pandangan
 Fai’,
Ghanimah, Anfal: Ghanimah dan Anfal adalah harta rampasan
dan
ijtihadnya.
yang diperoleh melalui peperangan. Sementara Fai’ adalah
rampasan yang ditinggalkan musuh, tanpa melalui peperangan.

harta

 Khumus: khumus di sini adalah seperlima dari harta rampasan perang
(ghanimah).
 Kharaj: Hak kaum Muslim yang ditetapkan pada tanah yang telah
dijadikan rampasan perang dari kaum Kufar, baik melalui peperangan,
maupun perdamaian.
 Jizyah: hak yang diberikan oleh Allah dari kalangan kaum Kufar kepada
kaum Muslim karena ketundukan mereka kepada sistem Islam.
 Dharibah dan ‘Usyur (Bea Cukai): Harta yang diwajibkan oleh Allah
kepada kaum Muslim untuk dibelanjakan pada kebutuhan yang diwajibkan
kepada mereka, sementara tidak ada harta di Baitul Mal.
 Harta haram: Hasil korupsi, keuntungan dari perdagangan yang
diharamkan, seperti Narkoba, dll.
 Harta Kalalah:

 Baitul Mal:
Sumber Pemasukan
 Fai’
 Ghanimah, dan Anfal
 Khumus
 Kharaj

Pos-pos Pengeluaran


Ashnaf Delapan: Fakir,
Miskin, Gharim, Ibn Sabil,
Budak, Jihad, Amil, Muallafah
al-Qulub

 Jizyah

 Kebutuhan tetap: Fakir,
Miskin, Ibn Sabil, dan Jihad.

 Dharibah dan ‘Usyur (Bea
Cukai)

 Kompensasi: gaji PNS, TNI,
dll.

 Harta haram

 Kebutuhan
Non
Kompensasi: fasum, seperti
masjid, jalan raya, sekolah,
rumah sakit, dll.

 Harta Kalalah
 Harta Orang Murtad
 Zakat

 Kebutuhan
Non
Kompensasi Sekunder
 Dana Emergency: Bencana
alam, serangan musuh, dll..

 Penyusunan APBN:
Sistem Kapitalis

Sistem Khilafah

APBN disusun pertahun
oleh pemerintah disahkan
oleh Parlemen

APBN
tidak
disusun
pertahun oleh pemerintah,
dan tidak perlu disahkan
oleh Majlis Ummah, karena
pendapat
mereka
tidak
mengikat Khalifah.

RAPBN
diajukan
oleh
pemerintah melalui Menteri
Keuangan kepada Panitia
Anggaran Parlemen
Setelah
jadi
APBN,
dikeluarkan
peraturan
perundang-undangan untuk
mengesahkan APBN

Ketentuan APBN, sumber
dan pos-posnya telah diatur
oleh hukum syara’, dan di
sini berlaku ijtihad khalifah.
Khalifah juga tidak perlu
mengeluarkan
peraturan
baru,
karena
hukumnya
sudah tetap..

KONSEP KONSUMSI DAN
PERILAKU KONSUMSEN
DALAM ISLAM

Tujuan konsumsi islami


Sebagai sarana wajib penolong untuk beribadah



Sebagai bentuk syukur kepada Allah



Jika diniatkan ibadah, maka bisa bernilai ibadah meskipun mubah

Konsep konsumsi islami


Konsumsi secara umum didefinisikan dengan penggunaan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan manusia.



Perbedaan mendasar dalam konsumsi islam adalah jenis yang dikonsumsi,
tujuan pencapaian dan cara pencapaian tujuan harus sesuai syariah
islamiyyah.

Urgensi konsumsi islami


Konsumsi islam adalah untuk kehidupan



Konsumsi islam untuk memenuhi kebutuhan dasar dan atasi kemiskinan



Dilarang batasi konsumsi meski untuk tujuan ibadah (puasa dahr/wishol)



Darurat, boleh yang haram (Al-An’am:145)

Perilaku konsumen


Perilaku konsumen diartikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa

Perilaku konsumsi orang muslim
didasarkan atas pertimbangan:
1.

Manusia tidak kuasa mengatur secara detail permasalahan
ekonomi masyarakat atau negara. Karena ketidakmampuan
manusia mengkondisikan kebutuhan hidupnya berdasarkan
tempat dimana manusia hidup. Keyakinan umat muslim bahwa
Allah akan memenuhi kebutuhan manusia (QS. An-Nahl ayat
11).
Artinya: “Dia menurunkan air dari langit, diantaranya untuk
minuman kamu dan diantaranya untuk tumbuh-tumbuhan, di
sana kamu menggembalakan ternakmu. Dia tumbuhkan
untukmu dengan air itu tanaman, zaitun, kurma dan bermacammacam buah-buah”



Pola konsumsi didasarkan atas kebutuhan, bukan
preferensi semata, sehingga terhindar dari boros dan
pengaruh pola konsumsi yang tidak perlu



Orang muslim sadar akan kehidupan bermasyarakat,
sehingga dalam berkonsumsi dituntut untuk saling
menghargai dan menghormati sesamanya sehingga
terhindar dari kesenjangan sosial.

TEORI NILAI GUNA


Teori kepuasan dalam ekonomi dalam mengkonsumsi suatu
barang dinamakan utility / nilai guna



Nilai guna dibagi menjadi dua: nilai guna total (Total
utility) dan nilai guna tambahan (Marginal Utility)



Nilai guna total adalah jumlah seluruh kepuasan yang
diperoleh dalam mengkonsumsi sejumlah barang tertentu.



Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan
kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau
pengurangan penggunaan suatu unit barang

Tabel nilai guna
Jumlah kurma yang
dimakan

Nilai guna total

Nilai guna marginal

0

0

-

1

15

25

2

40

20

3

55

15

4

70

15

5

75

5

6

78

3

7

79

1

8

78

-3

9

75

-5

10

70

-15



Tabel di atas menunjukkan bahwa sampai konsumsi
yang ke tujuh menunjukkan nilai guna marginal positif.
Ketika makan kurma yang ke delapan nilai guna
marginal menjadi negatif. Artinya bahwa kepuasan
seseorang tidak didasarkan pada banyaknya barang yang
dikonsumsi, tetapi didasarkan atas kemampuan fisik
manusia dalam menggunakan barang yang
dikonsumsinya dalam melangsungkan hidup. Hukum ini
dikenal dengan The law diminishing return (Nilai guna
yang semakin menurun). Apabila konsumsi ditambah
terus, maka nilai guna total akan menjadi semakin
sedikit.

Pendekatan prinsip pemaksimuman nilai
guna 1. Kurva Kepuasan yang sama (Indifference Curve)
Adalah suatu kurva yang menggambarkan gabungan
dari dua barang yang akan memberikan kepuasan yang
sama besar.
Contoh umat muslim dalam mengkombinasikan
Jumlah barang
kebutuhan makanan dan pakaian. Kombinas
i

Makanan

Pakaian

A

20

1

B

16

2

C

12

4

D

10

6

E

8

8

F

5

10

Prinsip konsumsi islami


Prinsip syariah



Prinsip kuantitas



Prinsip prioritas



Prinsip sosial



Prinsip lingkungan



Prinsip larangan meniru

Prinsip syariah


Prinsip akidah


Keimanan terhadap akhirat (Muhammad:15, Al-Baqoroh:261,245)



Semua sumberdaya adalah anugerah dan amanah, mutlak milik Allah



Prinsip ilmu (akhlak konsumsi islam)



Prinsip amal (implementasi ilmu)

Prinsip kuantitas


Sederhana (qonaah dan wasathon),
cukup, tidak berlebihan (Al-A’rof:31), tidak boros, tidak mewah, tidak
mubadzir, tidak kik