Paranita-Jurnal UG.pdf (5,305Kb)

  

SUSUNAN REDAKSI

Penasehat/ Pembina

Prof. Dr. E. S. Margianti, SE. MM.

Prof. Suryadi Harmanto, S.Si. MMSI

Drs. Agus Sumin, MMSI

  

Penanggung Jawab

Prof. Dr. Yuhara Sukra, MSc.

  

Editor

Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, M. Sc. (Manajemen Pemasaran)

Dr. Eri Prasetyo SSi. MMSi. (Teknologi Informasi)

  

Dr. Ing. Mohamad Yamin (Teknik Mesin)

Prof. Dr. Busono Soewirdjo (Teknik Elektro)

Dr. rer. Pol. Sudaryanto (Tek. Industri)

Dr. Imam Subaweh, Ak. MM. (Akuntansi)

  

Dr. Ir Budi Hermana, MM (Tekno Sosial)

Dr. Rita Sutjiati (Sastra Inggris)

Dr. Iman Murtono Soenhadji (Manajemen)

Dr. Yuhilza Hanum, S. Si. M. Sc. (Sistem Informasi)

  

Dr. M.M. Nilam Widyarini, M. Si. (Psikologi)

Dr. Raziq Hasan, S.T., MT. (Arsitektur)

Dr. Haryono Putro (Sipil)

  

Sekretaris Redaksi

Dr. Tri Wahyu Retno Ningsih

Ida Ayu Ari Angreni, ST. MMT

  

Keuangan

Anacostia Kowanda, S. Kom. MMSI

  

Distribusi

Rino Rinaldo, SE. MM

Muhammad Daniel Rivai

  

Alamat Redaksi

Research Center Universitas Gunadarma

Jl. Margonda Raya 100, Depok 16424, Gedung 2 Lantai 3

  

Telp. (021) 78881112-pswt, 455

Email : [email protected]

  

UG

JURNAL

UG JURNAL

  VOL. 11 NO. 09 EDISI 02 TAHUN 2017 BIOMASSA DAN SERAPAN KARBON PADA POHON Acacia mangium dan Pinus merkusii DI BOGOR

  Paranita Asnur, Bambang Hero Saharjo, Cecep Kusmana

  1 CAUSAL AND INFLUENCE ANALYSIS OF FDI FLOW TO CHINA USING

FUZZY COGNITIVE MAPS

  Pandam Rukmi Wulandari

  13 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM

INFORMASI AKUNTANSI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KEUANGAN USAHA KECIL MENENGAH DI DEPOK

  Mufid Suryani

  21 BRAND EQUITY : DETERMINAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS

NASABAH DENGAN KEPUASAN DAN

  Indah Jauhari

  30 RANCANG BANGUN PENJADWALAN KURSUS LEMBAGA PENGEMBANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY OPTIMIZATION

  Guntur Eka Saputr, Lulu Chaerani Munggaran

  39 PENGENALAN EKSPRESI WAJAH ANAK-ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

  NIMBLE

  Fitria Handayani Siburian

  50 ANALISIS PENGARUH CAR, LDR, BOPO, NPL, BI RATE, DAN INFLASI

  TERHADAP ROA PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT (STUDI KASUS BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA)

  Mario Zefanya

  58 PENGUKURAN KUALITAS LAYANAN STASIUN KARET DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL

  Mei Raharja

  69

  BIOMASSA DAN SERAPAN KARBON PADA POHON Acacia mangium dan Pinus merkusii DI BOGOR

  Paranita Asnur, Bambang Hero Saharjo, Cecep Kusmana Laboratorium Agrotek Lanjut, Fakultas Teknik Industri, Universitas Gunadarma [email protected]

  ABSTRAK Estimasi potensi biomassa dan simpanan karbon sangat penting untuk mengetahui kelestarian hutan. Pendugaan dilakukan dengan cara destruktif atau persamaan alometrik. Pendugaan dengan cara destruktif memerlukan waktu, biaya dan tenaga yang besar, sedangkan pendugaan dengan persamaan alometrik terpaku pada jenis tanaman tertentu saja. Untuk itu diperlukan persamaan alometrik terbaik yang bisa diaplikasikan pada jenis tanaman, sistem silvikultur, topografi, dan curah hujan yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk menduga potensi biomassa dan simpanan karbon dengan menggunakan persamaan alometrik. Persamaan alometrik terbaik untuk pendugaan potensi biomassa dan simpanan karbon pada tegakan A. mangium dan P. merkusii dengan menggunakan metode Resampling Bootstrap. Nilai relatif bias yang paling mendekati persamaan alometrik Heryanto dan Siregar (2007) dinyatakan sebagai persamaan alometrik terbaik. Berdasarkan hasil analisis diperoleh persamaan a alometrik Ketterings et al. (2000) merupakan persamaan alometrik terbaik untuk pendugaan potensi biomassa dan simpanan karbon pada tegakan A. mangium sedangkan untuk P. merkusii adalah persamaan alometrik Hendra (2002). Kata kunci : Tusam, Hutan Tanaman, Simpanan Karbon, KPH Bogor, Biodiversitas

  ABSTRACT Estimation of biomass and carbon storage potential is very important for forests sustainaibility. In generally estimation used destructive method or allometric equations method. Estimation destructive manner requires time, cost and human resources, while estimating the allometric equation fixated on certain types of plants. It is necessary to obtain the best allometric equation which can be applied to various forest standing tree, silvyculture system, topography, and rainfall. This study aims to estimate the potential of biomass and carbon stocks using allometric equations. Selected the best allometric equations for estimate biomass and carbon storage potential to A. mangium and P. merkusii using analysis with Bootstrap simulation. The relative value of the bias that approached to Heryanto and Siregar (2007) allometric equations will be declared as the best allometric equation. Based on the analysis results obtained allometric a equations Ketterings et al. (2000) is a best allometric equations to estimate biomass and carbon storage potential in stand A. mangium while for P. merkusii is allometric equation Hendra (2002).

  Keyword : Pine, Plantation Forest, Carbon Storage, KPH Bogor, Biodiversity

UG JURNAL VOL.11 NO.09 EDISI 02

  1

  PENDAHULUAN

  METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

  Bonita 2 KU II, III dan IV secara acak proporsional. Penentuan jumlah plot ukur untuk mewakili populasi tegakan ditentukan dengan rumus Slovin dalam Umar (1996).

  mangium sebanyak 75 plot dan P.merkusii sebanyak 55 plot pada

  Pengambilan data dilakukan dengan cara mengukur dimensi pohon (tinggi dan diameter) pada plot berbentuk bujur sangkar berukuran 50 m x 50 m. Plot yang dipilih mewakili populasi A.

  Analisis Data

  Bahan penelitian ini adalah tegakan A. mangium dan P.merkusii pada KU II, III dan IV Bonita 2. Plot dibuat sebanyak 130 plot, berbentuk bujur sangkar berukuran 50 m x 50 m yang ditentukan secara acak.

  Bahan Penelitian

  dilakukan pada bulan Februari-Mei 2013.

  mangium 2.530,92 ha dan Pinus merkusii 599,79 ha. Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Parung Panjang dan BKPH Bogor, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor. Luas kawasan tanaman Acacia

  pada topografi, tipe tanah dan curah hujan yang ada di KPH Bogor.

  Peranan hutan sangat disorot setelah terjadinya peningkatan suhu di permukaan bumi. Indonesia yang memiliki hutan terluas ketiga di dunia dituntut untuk memberikan kontribusi dengan cara meningkatkan produktifitas hutan dalam penyerapan karbon. Kemenhut melalui program-program yang digalakkan berupaya untuk mengendalikan kelestarian hutan. Kementrian Lingkungan Hidup juga memberikan kontribusi nyata melalui ruang terbuka hijau di perkotaan dan di sepanjang jalur jalan.

  Acacia mangium dan Pinus merkusii

  ruang terbuka hijau (RTH) telah banyak dilakukan, demikian pula penelitian- penelitian dengan menggunakan berbagai metode destruktif telah dilakukan untuk merumuskan persamaan alometrik. Beberapa persamaan alometrik hanya berlaku pada jenis-jenis tertentu dengan topografi, jenis tanah dan curah hujan tertentu pula. Belum ada penelitian yang mengarah pada perbandingan alometrik yang tepat digunakan pada topografi, curah hujan, jenis tanaman dan sistem pengelolaan yang diterapkan di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, oleh sebab itu perlu dilakukan kajian mengenai persamaan alometrik yang tepat digunakan untuk jenis

  all, 1986), hutan tanaman (Heriansyah et all, 2007; Purwanto et all, 2003) dan

  Penelitian-penelitian mengenai pendugaan biomassa dan karbon dihutan alam (Basuki et all, 2009; Maulana dan Pandu, 2011; Yamakura et

  efek peningkatan suhu permukaan bumi dipengaruhi oleh kemampuannya dalam mengabsorbsi panjang gelombang tertentu dan juga kestabilannya di atmosfer (Murdiyarso dan Husin 1994).

  2 yang dapat memberikan

  Rumah Kaca (GRK) yang banyak dihasilkan pada proses deforestasi. Kontribusi CO

  2 merupakan penyusun Gas

  Studi tentang pendugaan kandungan karbon hutan semakin intensif dilakukan pada berbagai tutupan lahan. Hal ini dapat dipahami, karena CO

  Setelah dilakukan inventarisasi tegakan A. mangium dan P.merkusii, data dianalisis menggunakan persamaan alometrik (Tabel 1).

  2,0501 P. merkusii

  Heriyanto dan Siregar (2007)

  2.84 P.merkusi

  Darussalam (2011) Da W = 0,0229 x D

  A. mangium

  2.580

  Wicaksono (2004) Wi W = 0.070 x D

  2.31 A. mangium

  Purwitasari (2011) Pu W = 0,141 x D

  A. mangium

  1.444

  Djumakking (2003) Dj W = 0,824 x D

  Keterangan : W : Biomassa Pohon (Kg/Pohon) D : Diameter pohon (cm) H : Tinggi Total Pohon (m) Bj : Berat Jenis kayu (g cm

  HS W = 0,177 x D

  A. mangium

  2.273 P. merkusii

  2.148

  (2007) HS W = 0,199 x D

  BSN W = V x Bj x BEF - Heriyanto dan Siregar

  x h Hutan alam Badan Standar Nasional 2011

  2

  Chave et al. 2005 Ch W = 0.0509 x Bj x D

  2,62

  Kb W = 0.11 x Bj x D

  Hutan sekunder Sepunggur, Jambi

  2,59

  Ketterings et al. 2000 Ka W = 0.066 x D

  2.53 Hutan alam

  simpanan karbon Sumber Kode Alometrik Jenis hutan/tegakan Brown 1997 Br W = 0.118 x D

  Hendra (2002) He logW = -0,686 + 2,26 logD P. merkusii Ahmad (2012) Ah W = 0,19 x D

  • 3

  3 Tabel 1. Persamaan alometrik yang digunakan untuk menduga potensi biomassa dan

  ) V : Volume pohon (m

  3

  ) BEF : Biomass Expansion Factor Data potensi biomassa dan simpanan karbon yang telah didapatkan berdasarkan persamaan alometrik kemudian dianalisis menggunakan Uji T. Persamaan alometrik yang tidak berpengaruh nyata kemudian disimulasikan menggunakan Resampling Bootstrap untuk menghitung nilai relatif bias dengan acuan persamaan alometrik Heriyanto dan Siregar (2007) untuk mendapatkan persamaan alometrik terbaik. Adapun Rumus Relatif Bias : RB = [ ] x 100 % Keterangan : RB : Relatif Bias Ɵ

  : Nilai resampling

UG JURNAL VOL.11 NO.09 EDISI 02

  B: Banyaknya resampling (untuk penelitian ini digunakan 500 kali resampling)

  9,23 (1 – 15)* 699 35,68 64,30 0,02

  22 (18 – 28)* 1008 0,99 99,01

  27 (15,29–31,85)*

  KU IV 1991 5,8

  14,78 (10 – 20)* 320 100

  KU III 1999 16,21 16,70 (12,74-19,75)*

  11,06 (5 – 20)* 312 29,94 69,28 0,79

  577,78 12,14 (3,18-20,38)*

  KU II 2000, 2003, 2006

  Pinus

  Rata-rata 9,78 7,15 698 56,53 43,42 0,05

  9,24 (2 – 13)* 652 39,21 60,69 0,10

  KU IV 2009 444,91 12,38 (1,91– 21,34)*

  KU III 2010 417,87 10,76 (1,27– 26,11)*

  HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Tegakan

  2,97 (0,5 – 7,40)* 743 94,71 5,27 0,02

  KU II 2011 534,89 6,20 (1,59– 29,62)*

  Akasia

  (Pole) Pohon (Tree)

  Tahapan hidup (%) Pancang Tiang

  (m) Kerapatan (ind/ha)

  (cm) Tinggi total

  (ha) Diameter/Dbh

  Tahun Tanam Luas

  Tabel 2 Komposisi Tegakan A. mangium dan P. merkusii di lokasi penelitian Jenis

  III, sementara pada tegakan berumur 22 tahun didominasi oleh pohon.

  Luas tegakan P. merkusii di lokasi penelitian adalah 599.79 ha yang ditanam dengan jarak tanam 3 x 3 m. Bila dilihat dari sebaran diameternya didominasi oleh tiang pada KU II dan

  Tegakan A. mangium di lokasi penelitian luasnya sekitar 2.530,92 ha yang ditanam dengan jarak tanam 3 x 3 m. Tegakan A. mangium yang menjadi objek penelitian adalah KU II, KU III, dan KU IV yang ditanam pada tahun 2011, 2010 dan 2009. Hasil perhitungan kerapatan tegakan A. mangium berturut- turut adalah 743 ind/ha, 699 ind/ha, dan 652 ind/ha. Tegakan A. mangium didominasi oleh tingkat pancang bila dilihat dari sebaran diameternya (Tabel 2).

  Rata-rata (Average) 18,61 15,94 547 9,98 56,76 33,26 Keterangan : *= Merupakan kisaran nilai data terendah dan tertinggi

  5 Tahap hidup A. mangium di lokasi

  penelitian didominasi oleh tingkat pancang dan tiang dengan diameter rata-rata berturut-turut KU II, KU III, dan KU IV adalah 6,2 cm;10,76 cm;12,38 cm dan tinggi rata-rata adalah 2,97 m; 9,23 m; dan 9,64 m, Pada areal pertanaman KU II, ditanam tanaman tumpangsari, Hal ini baik, karena akan saling menguntungkan antara masyarakat sekitar hutan dengan pihak Perhutani, Tahapan pertumbuhan pada tegakan P. merkusii pada KU II dan III didominasi oleh tiang dengan diameter dan tinggi rata-rata 12,14 cm; 11,06 m dan 16,70; 14,78 m, sedangkan pada KU IV 99,01 % adalah pohon dengan diameter dan tinggi rata-rata 27 cm; 22 m,

  Komposisi vegetasi di lokasi penelitian memperlihatkan bahwa A. mangium berada pada tahapan pertumbuhan pancang dan tiang karena masih berumur dua,tiga dan empat tahun dengan daur tanam delapan tahun, Tegakan A. mangium ditanam dengan jarak tanam 3 x 3 m, berselang empat jalur ditanam jenis lain sebagai tanaman pengisi yaitu Mindi (Melia azedarach) dan tidak pernah mendapatkan perlakuan apapun, Tanaman pengisi ditanam bersamaan dengan tanaman A.

  mangium , namun berdasarkan

  pengamatan visual di lapangan terlihat bahwa pertumbuhan Mindi tidak baik dan banyak yang mati (Gambar 2),

  Gambar 2, (a) Tanaman pengisi mindi (Melia azedarach) pada tegakan A. mangium (b) dan tanaman pengisi pada tegakan P. merkusii Komposisi tegakan P. merkusii pada KU II dan III memperlihatkan produktivitas jumlah individu tiap hektar lebih sedikit dibandingkan dengan KU IV, Diantara tanaman pinus, ditanam pohon Jeunjeuing/Sengon (Paraserianthes

  falcataria ), Suren (Toona surenii), atau

  Akasia (Acacia mangium), Jarak tanam pohon pengisi tidak teratur, ditanam dengan jarak yang sangat rapat (Gambar 2), Hal ini menyebabkan pertumbuhan pohon P. merkusii pada KU II menjadi terganggu, Pertumbuhan dimensi A,mangium pada KU IV lebih kecil dibandingkan pada KU III, Kondisi tersebut terjadi karena pada tanaman tahun 2009 diserang hama ulat penggulung daun (Adoxophyes privatana), Larva pada ulat ini membentuk gulungan pada daun-daun tanaman, sehingga menggangu proses fotosintesis (Gambar 3), Tegakan pada KU IV yang ditanam pada tahun 1991 memiliki jumlah 1008 pohon per hektar, Hal ini karena telah dilakukan penanaman kembali pada pohon sela yang telah dipanen, Selain itu, sistem yang diterapkan pada tegakan ini adalah sistem pertanaman yang ditujukan sebagai kawasan lindung,

UG JURNAL VOL.11 NO.09 EDISI 02

  Potensi biomassa dan simpanan

  A. mangium paling besar dibandingkan karbon terikat di atas permkaan dengan persamaan alometrik yang lain tanah dan rumus BSN (2011) (Tabel 4),

  Persamaan alometrik Brown (1997), menduga potensi biomassa dan karbon Gambar 3. Serangan hama ulat penggulung daun pada A. mangium tahun tanam 2009

  Tabel 4, Potensi biomassa (ton/ha) dan simpanan karbon (ton C/ha) terikat diatas permukaan tanah pada tegakan A. mangium KU II KU III KU IV

  Persamaan Alometrik Biomass

  Karbon Biomassa Karbon Biomassa Karbon a Brown (1997) 11,52 5,76 39,58 19,79 37,68 18,84 Ketterings et al, (2001)a 7,29 3,65 25,77 12,88 24,52 12,26 Ketterings et al, (2001)B 6,08 3,04 21,78 10,89 20,72 10,36 Chave et al, (2005) 2,52 1,26 21,82 10,91 17,89 8,95 BSN (2011) 5,18 2,59 44,76 22,38 36,70 18,35 Heriyanto dan Siregar

  8,90 4,45 25,49 12,74 24,34 12,17 (2007) Purwitasari (2011) 8,76 4,38 27,14 13,57 28,08 14,04 Djumakking (2003) 9,19 4,59 18,30 9,15 18,67 9,33 Wicaksono (2004) 7,58 3,79 26,65 13,32 27,71 13,86 Pendugaan potensi bomassa dan diameter untuk menghitung potensi simpanan karbon pada tegakan P. bomasssa (Tabel 5),

  merkusii dengan menggunakan rumus

  BSN (2011) lebih besar dibandingkan dengan menggunakan persamaan alometrik yang lain, Rumus BSN (2011) memasukkan variabel tinggi dan

  Tabel 5, Potensi biomassa (ton/ha) dan simpanan karbon (ton C/ha) terikat diatas permukaan tanah pada tegakan P. merkusii KU II KU III KU IV

  Persamaan Alometrik Karbo

  Biomassa Karbon Biomassa Biomassa Karbon n Brown (1997) 25,01 12,51 48,26 24,13 513,51 256,76 Ketterings et al, (2001)a 16,43 8,21 32,00 16,00 350,53 175,27 Ketterings et al, (2001)b 13,94 6,97 27,29 13,65 303,34 151,67 Chave et al, (2005) 15,23 7,62 32,29 16,14 393,12 196,56 BSN (2011) 36,02 18,01 76,33 38,17 929,43 464,71 Heriyanto dan Siregar (2007 10,48 5,24 18,60 9,30 156,69 78,35 Hendra (2002) 2,38 1,19 4,39 2,20 40,99 20,50 Darussalam (2003) 11,15 5,57 22,56 11,28 279,00 139,50 Ahmad (2012) 20,31 10,15 37,52 18,76 352,34 176,17 Sebaran potensi biomassa dan simpanan Purwitasari (2011), Ketterings et al,

  a

  karbon pada pohon A. mangium dan P. (2000) dan Wicaksono (2004)

  merkusii pada kelas umur dan jarak disimulasikan untuk mendapatkan nilai

  tanam yang sama menunjukkan bahwa relatif bias (Tabe1 6) yang terkecil, semakin besar dimensi pohon, maka Sedangkan pada tegakan P. merkusii akan semakin besar potensi biomassa hanya persamaan alometrik Hendra dan kemampuannya menyimpan (2002) yang tidak berbeda nyata, Oleh karbon (Gambar 4), sebab itu, tidak diperlukan lagi simulasi untuk menghitung nilai relatif bias. Berdasarkan uji T pada tegakan A.

  mangium , persamaan alometrik

  Gambar 3. (a) Potesi biomassa dan simpanan karbon pada tegakan A. mangium dan (b)

  P.merkusii

UG JURNAL VOL.11 NO.09 EDISI 02

  7 Tabel 6, Rekapitulasi hasil Simulasi Resampling Bootstrap persamaan alometrik potensi biomassa dan simpanan karbon A. mangium Jenis

  Biomassa Rataan

  Biomassa (ton/ha)

  KU II 577,78 2,38 1,19 1375,12 687,56 KU III 16,21 4,39 2,2 71,16 35,66 KU IV 5,8 40,99 20,5 237,74 118,90 Jumlah

  Karbon total (ton C)

  Biomassa total (ton)

  Karbon (ton C/ha)

  Hendra 2002 Biomassa (ton/ha)

  21.571,88 12.789,11 Pinus Luas (ha)

  KU II 534,89 6,08 3,65 3.252,13 1.952,35 KU III 417,87 21,78 12,88 9.101,21 5.382,17 KU IV 444,91 20,72 12,26 9.218,54 5.454,60 Jumlah

  Karbon total (ton C)

  Biomassa total (ton)

  Karbon (ton C/ha)

  a

  HS Relatif Bias Persamaan

  Akasia Luas (ha) Ketterings et al, 2000

  A. mangium dan P. merkusii

  potensi biomassa dan simpana karbon disajikan pada Tabel 7, Tabel 7, Total pendugaan potensi biomassa dan simpanan karbon terikat pada tegakan

  P. merkusii maka total pendugaan

  Berdasarkan persamaan alometrik terbaik untuk tegakan A. mangium dan

  Karbon 9,82 HS : Persamaan alometrik Heryanto dan Siregar (2007)

  a

  2,16 8,74 5,66 Ketterings

  Purwitasari Wicaksono Terbaik Akasia Biomassa 19,64

  a

  Karbon Ketterings

  1684,02 842,12 Potensi biomassa pohon dipengaruhi oleh dimensi pohon, karena persamaan alometrik disusun berdasarkan diameter, tinggi, dan berat jenis kayu, Kusmana et al, (1992) menyatakan bahwa besarnya biomassa

  9

  Berdasarkan uji T pada persamaan alometrik Purwitasari (2011), Ketterings et al, (2000)

  menyimpan karbon didalam vegetasi

  P. merkusii untuk menyerap dan

  , Variasi potensi biomassa dan kandungan karbon yang mampu diserap oleh tanaman akan berbeda-beda pada setiap kelas umur, Variasi ini terjadi karena jumlah individu setiap luasan areal, dan perbedaan dimensi pohon, Kemampuan tanaman A. mangium dan

  a

  dan Wicaksono (2004) tidak berbeda nyata, Pendekatan pada ketiga persamaan alometrik tersebut adalah diameter pohon, dan mengabaikan variabel yang lain, Berdasarkan uji resampling Bootstrap untuk menghitung nilai relatif bias pada tegakan jenis A. mangium didapatkan persamaan alometrik terbaik adalah persamaan Ketterings et al, (2001)

  a

  IV tegakan P. merkusii yang memiliki jumlah individu 1008 pohon per hektar, potensi biomassanya jauh lebih besar dibandingkan dengan KU II dan III,

  ditentukan oleh diameter, tinggi tanaman, berat jenis dan kesuburan tanah, Perbedaan metode dalam penyusunan persamaan alometrik yang digunakan berpengaruh pada hasil perhitungan potensi biomassa dan simpanan karbon, Persamaan yang disusun oleh Brown (1997) dan Chave

  Kemampuan hutan tanaman dalam menyimpan cadangan karbon dipengaruhi oleh jenis tanaman, kondisi tempat tumbuh dan teknik silvikultur yang diterapkan, Jarak tanam mempengaruhi jumlah individu pohon dalam satuan luas, Semakin banyak individu dalam luasan tertentu, maka cadangan karbon yang dapat disimpan dalam hutan tersebut akan semakin banyak, Hal ini ditunjukkan pada KU

  Variabel tinggi mempengaruhi jumlah perhitungan potensi biomassa dan simpanan karbon hutan pada tegakan P. merkusii, Rumus BSN (2011) yang memasukkan variabel tinggi menghasilkan nilai yang paling besar jika dibandingkan dengan persamaan alometrik yang lain, Hal ini bertentangan dengan pernyataan Wicaksono (2004) yang menyatakan bahwa demi kepraktisan, persamaan alometrik yang dipilih mengabaikan variabel tinggi, Namun, persamaan alometrik Chave et al, (2005) yang juga menggunakan variabel tinggi tidak menunjukkan hasil perhitungan yang berbeda nyata,

  dibandingkan pada KU II, Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Heriansyah (2003) yang menyatakan bahwa kandungan karbon sebesar 50 % dari biomassa tanaman, artinya bahwa peningkatan kandungan karbon dipengaruhi oleh umur tanaman yang mempengaruhi dimensi pohon,

  mangium pada KU III dan IV

  Cadangan karbon untuk berbagai jenis dan umur tanaman berbeda-beda, Kemampuan pada hutan tanaman untuk menyimpan cadangan karbon lebih rendah dibandingkan dengan hutan alam, karena kecenderungan hutan tanaman yang monokultur, memiliki daur yang pendek dan berumur muda, Cadangan karbon akan semakin besar dengan meningkatnya umur tanaman, Hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan beberapa persamaan alometrik menunjukkan pertambahan cadangan karbon A.

  Perbedaan jenis hutan, topografi dan iklim pada kedua persamaan alometrik tersebut dengan kondisi lokasi penelitian berpengaruh pada jumlah potensi biomassa dan simpanan karbon, Aminudin (2008) menambahkan iklim, topografi, karakteristik lahan, umur, kerapatan vegetasi, komposisi serta kualitas tempat tumbuh sebagai faktor yang mempengaruhi biomassa pohon,

  et al , (2005) disusun pada hutan tropis,

UG JURNAL VOL.11 NO.09 EDISI 02

  ekosistem dapat dipertahankan keberadaannya, maka akan memberikan kontribusi terhadap keselamatan lingkungan dari ancaman pemanasan global sebagai efek dari emisi gas rumah kaca.

  mangium dan P. merkusii harus diperhatikan.

  Basuk, T.M., van Laake, P.E., Skidmore, A.K., dan Hussin, Y.A.

  Carbon Accounting ), Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

  Badan Standar Nasional [BSN], 2011, SNI 7225:2011, Penyusunan Persamaan Alometrik untuk Penaksiran Cadangan Karbon Hutan Berdasar Pengukuran Lapangan (Ground Bassed Forest

  Aminudin. 2008. Kajian potensi cadangan karbon pada pengsahaan hutan rakyat (Studi kasus : hutan rakyat Dengok, kecamatan Playen, kabupaten Gunung Kidul), Tesis Mayor Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor

  Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor,

  Chave, J,, Andalo, C,, Brown, S,, Cairns, M,A,, Chambers, J,Q,, Eamus, D,, Fölster, H,, Fromard,

  KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  F,, Higuchi, N,, Kira, T,, Lescure, J,-P,, Nelson, B,W,, Ogawa, H,, Puig, H,, Riéra, B, and Yamakura,T. 2005. Tree allometry and improved estimation of carbon stocks and balance in tropical forests, Oecologia 145: 87–99, winrock,org

  teknologi diharapkan agar waktu yang digunakan untuk pengambilan data lebih efisien dengan biaya yang lebih murah. Selain itu, agar serapan karbon menjadi optimal maka pemeliharaan yang intensif untuk mendukung pertumbuhan tanaman pokok A.

  Brown, S. 1997. Estimating biomass and biomass change of tropical forestm a premier, FAO Forestry Paper 134,

  mangium dan P. merkusii. Penggunaan

  Penelitian selanjutnya perlu dikembangkan teknologi untuk menduga serapan karbon pada pohon A.

  Saran

  tahunnya akan meningkat seiring dengn pertambahan riap tahunan,

  mangium dan P. merkusii setiap

  dan Hendra (2002) untuk tegakan P. merkusii, Pendugaan total potensi biomassa dan simpanan karbon berturut-turut 21,571,88 ton biomassa dan 12,789,11 ton C pada tegakan A. mangium serta pada tegakan P. merkusii berturut-turut adalah 1684,02 ton biomassa dan 842,12 ton C, Potensi karbon yang mampu diserap oleh tegakan A.

  a

  Persamaan alometrik terbaik untuk tegakan A. mangium adalah Ketterings et al, (2001)

  2009. Allometric equations for estimating the above-ground biomsaa in tropical lowland Dipterocarp forest. Forest Ecology and Management 257:1684-1694.

DAFTAR PUSTAKA

  Tapanuli pada sebaran alaminya di Sumatera Utara, Disertasi Mayor Silvkultur Tropika, Fakultas

  Ahmad, A.G. 2012. Analisis perubahan tutupan lahan, struktur genetik, dan kandungan biomassa karbon Pinus

  Darussalam, D. 2011. Pendugaan potensi serapan karbon pada tegakan Pinus di KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten, Skripsi Departemen Manajemen Hutan,

  merkusii Jungh, et de Vriese strain

  11 Fakultas Kehutanan, Institut

  Bogor, Jawa Barat, Info Hutan 4 (1)) : 65 – 73 Heriyanto, N.M,. dan Siregar, C.A.

  Departemen Manajemen Hutan,

  mangium mangium (Acacia mangium Willd), Skripsi

  Purwitasari, H. 2011. Model persamaan alometrik biomassa dan massa karbon pada tanaman A.

  2003. Estimation f net primay productivity of young teak plantations under the intensive Tumpangsari system in Madiun, East Jawava. Tropics 13 (1);9-16.

  Purwanto,R.H., Simon,H., dan Ohata,S.

  Greenhouse Gas Emissions dalam Murdiyarso, D, Hairiyah, K, and Noordwijk, M,V, 1994, Modelling and Measuring Soil Organik Matter Dynamics and Greenhouse Gas Emissions After Forest Conversion, ASB-Indonesian Report Number 1 (Report of Workshop/Training Course on 8-15 August 1994, Bogor/Muara Tebo Indonesia) ASB-Indonesia Report, Bogor.

  H, Watanabe. 1992. An Estimation of Above Ground Tree Biomass Of mangrove Forest in east Sumatra, Tropics I (4) : 143 – 257, Murdiyarso, D dan Husin, Y.A. 1994.

  , 146:199-209, Kusmana, C., S, Sabiham, K, Abe dan

  J Forest Ecology and Management

  2000. Reducing uncertainty in the use of allometric biomass equations for predicting above-ground biomass in mixed secondary forest,

  Ketterings, Q.M., Richard, C., Meine, V, N., Yakub, A., dan Cheryl, A.P.

  2007. Biomassa dan kandungan karbon pada hutan tanaman tusam (Pinus merkusii Jung et de Vriese) umur lima tahun di Cianten, Bogor, Jawa Barat, Jurnal Penelitian Hutan dan koservasi Alam Hutan 4 (1) : 75 – 81

  mangium Willd, di Parungpanjang,

  Pertanian Bogor, Bogor, Djumakking W.2003. Pootensi Acacia

  2007. Biomassa dan kandungan karbon pada hutan tanaman Acacia

  Heriyanto, N.M., dan Siregar, C.A.

  Growth characteristics and biomass accumulations of Acacia mangium under different management practices in Indonesia. Journal of Tropical Forest Science 19:226- 235.

  different silviculture treantments : case study in West Java, Indonesia, Paper presented at the International Seminar : Research on Forest Plantation Management, opportunities and Challenges, Bogor, 5-6 November 2009. Heriansyah, I., Miyakuni,K., Kato,T., Kiyono,Y. Dan Kanazawa,Y. 2007.

  leprosula from stem cuttings in

  2009. Growth performance, production potential and biomass accumulation of 12 year old Shorea

  Heriyansyah, I, , Hamid, H, A,, Subiakto, A,, and Shamsuddin.

  kesatuan pemangkuan Hutan Cianjur, PT, Perhutani Unit III Jawa Barat, Skripsi Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor,

  merkusii Jungh et, de Friese) di

  Hendra, S. 2002. Model pendugaan biomassa pohon pinus (Pinus

  (Studi Kasus di RPH Maribaya, BKPH Parung Panjang Jawa Barat Skripsi Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor,

  mangium dalam mengikat karbon

UG JURNAL VOL.11 NO.09 EDISI 02

  Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor,

  Umar, H. 1996. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Raja Grafindo Persada, Jakarta,

  Wicaksono, D. 2004. Penaksiran potensi biomasa pada hutan tanaman mangium (Acacia

  mangium Willd,) (Kasus hutan

  tanaman PT, Musi Hutan Persada, Sumatera Selatan), Skripsi Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

  Yamakura,T., Hagihara, A., Sukardjo, S., dan Ogawa, H. 1986. Tree size in a mature dipterocarp forest stand in Sebulu, East Kalimantan, Indonesia.

  Sountheast Asian Studies 23 (4) : 452-478 .