Analisis Estimasi Biaya Pembuatan Perangkat Lunak Menggunakan Metode COCOMO II di Inagata Technosmith (Studi Kasus : Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Penerimaan Beasiswa Santri Berprestasi UIN Malang)

  

Vol. 1, No. 10, Oktober 2017, hlm. 1220-1229 http://j-ptiik.ub.ac.id

Analisis Estimasi Biaya Pembuatan Perangkat Lunak Menggunakan

  COCOMO II di Inagata Technosmith Metode

  

(Studi Kasus : Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Penerimaan

Beasiswa Santri Berprestasi UIN Malang)

1 2 3 Della Eko Damayanti , Suprapto , Andi Reza Perdanakusuma

  Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 3 Email: 135150401111152@mail.ub.ac.i andireza@ub.ac.id

  

Abstrak

  Dalam mengerjakan suatu proyek perangkat lunak, keberhasilan proyek harus dimulai dengan perencanaan yang benar. Jika perencanaannya buruk maka akan menyebabkan kegagalan proyek. Kegagalan proyek dapat berupa pembengkakan waktu proyek atau proyek tidak selesai sesuai waktu yang telah ditentukan di awal perencanaan. Pembengkakan waktu bisa mengakibatkan pembengkakan biaya proyek. Untuk mengurangi resiko pembengkakan biaya proyek dibutuhkan estimasi biaya yang tepat. Estimasi biaya proyek merupakan perkiraan waktu, biaya serta jumlah pegawai yang mengerjakan proyek. Estimasi biaya pada penelitian ini menggunakan metode COCOMO II. Metode COCOMO II menyediakan sebuah teknik estimasi biaya yang bertujuan untuk mengetahui berapa lamanya proses pengembangan perangkat lunak serta berapa jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek perangkat lunak tersebut. Untuk menggambarkan karakteristik proyek, metode COCOMO II menggunakan kuesioner Scale Driver dan Effort Multipliers yang di bagikan kepada seluruh tim proyek. Untuk menggambarkan kompleksitas sistem yang akan dikerjakan, menggunakan nilai Unadjusted

  

Function Point setiap proses Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Penerimaan Beasiswa Santri

  Berprestasi UIN Malang yang didapatkan dari analisis Data Flow Diagram. Hasil dari penelitian ini adalah estimasi biaya (waktu, biaya, jumlah pegawai) untuk menyelesaikan proyek Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Penerimaan Beasiswa Santri Berprestasi UIN Malang.

  

Kata Kunci: estimasi biaya, COCOMO II, Data Flow Diagram, scale driver, effort multipliers, Unadjusted

Function Point

  

Abstract

In conducting a software project, the success of the project should begin with a proper planning. If the

planning is considered as bad, it will cause the failure of the project. One of the example of failure

projects takes place on the time swelling of the Time swelling can lead to the swelling of the project

cost. One of the project planning phase is the project cost estimation. Project cost estimation constitutes

time, cost and number estimation of employees working on the project. The cost estimation of this

research uses COCOMO II method. COCOMO II method provide a cost estimation technique which

aims to determine how long is the process of software development and the number of employees needed

to finish the software project. To describe the characteristics of the project, COCOMO II method uses

Scale Driver and Effort Multipliers questionnaires which are distributed to the entire project team. To

illustrate the complexity of the system that will be done, the value of Unadjusted Function Point is used

in each process of Monitoring Information System and Evaluation of Achieved-Student Scholarship

Enrollment of UIN Malang which are obtained from Data Flow Diagram analysis. The research result

is the cost estimation (time, cost, number of employees) to finish the Monitoring Information System

project and Evaluation of Achieved-Student Scholarship Enrollment of UIN Malang.

  

Keywords: cost estimation, COCOMO II, Data Flow Diagram, scale driver, effort multipliers, Unadjusted

Function Point Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

  

1220

1. PENDAHULUAN

  Dalam mengerjakan suatu proyek sistem informasi, keberhasilan suatu proyek harus dimulai dengan perencanaan dan penyusunan tahap yang benar (Noerlina, 2008). Karena jika dengan perencanaan yang buruk, maka akan menyebabkan terjadinya kegagalan suatu proyek. Salah satu aktifitas dari perencanaan proyek perangkat lunak yaitu estimasi sumber daya, biaya serta jadwal proyek (Bertalya, 2009).

  Model COCOMO

  Ada banyak metode untuk menghitung estimasi biaya. Namun bisa dikelompokkan menjadi 2 model yaitu model algoritmik dan non-algoritmik. Model algoritmik yaitu model matematika yang menghasilkan estimasi biaya sebagai fungsi dari komponen biaya. Sedangkan model non-algoritmik merupakan model yang menggunakan informasi estimasi biaya dari proyek sebelumnya yang memiliki kemiripan dengan proyek yang akan di analisis (Bintiri,

  Estimasi biaya perangkat lunak adalah proses yang sangat penting dalam pengembangan perangkat lunak karena estimasi biaya perangkat lunak digunakan untuk mengontrol dan mengatur efisiensi pada seluruh proses yang dilakukan dalam pengembangan perangkat lunak. Sehingga akurasi biaya perangkat lunak sangat dibutuhkan.

  2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1. Estimasi Biaya

  estimasi biaya yang digunakan oleh Inagata Technosmith.

  COCOMO II akan dibandingkan dengan

  implementasikan untuk proyek yang sedang dikerjakan oleh Inagata Technosmith agar tidak mengalami kerugian yang sama dengan proyek- proyek sebelumnya dikarenakan estimasi biaya yang salah. Proyek tersebut adalah Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Penerimaan Beasiswa Santri Berprestasi (SIMONEV PBSB) UIN Malang. Hasil estimasi biaya menggunakan

  II ini akan di

  pada proyek sampel, COCOMO II mempermudah untuk mengklarifikasi biaya, durasi serta semua sisi dasar perangkat lunak dengan ringkas dan jelas sehingga mengurangi resiko proyek (Sharma, 2011).

  Inagata Technosmith merupakan perusahaan pembuatan perangkat lunak yang berdiri sejak tahun 2014. Perusahaan tersebut masih terhitung baru sehingga sumber daya yang dimiliki oleh Inagata Technosmith masih terbatas. Dengan keterbatasan tersebut perusahaan seharusnya dapat memanfaatkannya dengan lebih efektif dan efisien sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan serta nilai-nilai perusahaan. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti dengan CEO Inagata Technosmith, perusahaan ini mengalami beberapa permasalahan dalam mengerjakan proyek pembuatan perangkat lunak yaitu proyek-proyek yang pernah dikerjakan sebelumnya mengalami pembengkakan waktu dalam menyelesaikan suatu proyek dikarenakan Inagata Technosmith menggunakan mekanisme perkiraan terhadap estimasi biaya, penjadwalan serta jumlah pegawai yang mengerjakan proyek. Sehingga seringkali hal tersebut diatasi dengan solusi penambahan personal (outsourcing) pada saat pengerjaan proyek. Selain itu gaji

  ”. Pada penelitian tersebut menunjukkan bagiamana membuat perkiraan biaya menggunakan

  Cost Estimation using COCOMO II

  Ada beberapa model estimasi biaya, pada penelitian ini menggunakan COCOMO II karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan model yang lain yaitu dapat digunakan untuk memprediksi biaya, waktu, dan jumlah pegawai yang dibutuhkan dalam menyelesaikan proyek pembuatan perangkat lunak (Boehm, 2001). Seperti penelitian yang dilakukan oleh T.N.Sha rma yang berjudul “Analysis Software

COCOMO II

  prediksi atau ramalan mengenai jumlah biaya, waktu dan jumlah anggota yang diperlukan untuk membangun perangkat lunak (Ahmed et al., 2004).

  estimation ) yaitu suatu kegiatan melakukan

  Melihat begitu besarnya kerugian yang dihasilkan akibat buruknya perencanaan proyek, maka Inagata Technosmith perlu melakukan perbaikan dalam perencanaan proyek. Cara untuk memperbaiki perencanaan proyek tersebut yaitu dengan melakukan estimasi biaya pada proyek pengembangan perangkat lunak menggunakan metode yang tepat. Definisi dari estimasi biaya perangkat lunak (software cost

  sehingga perusahaan sendiri yang harus mengatasi pembengkakan biaya tersebut dimana gaji outsourcing lebih tinggi dari gaji pegawai perusahaan. Namun untuk nominal outsourcing dan pembengkakan biaya pada proyek-proyek sebelumnya tidak bisa disebutkan dikarenakan Inagata Technosmith belum melakukan dokumentasi untuk nominal keduanya.

  outsourcing tidak termasuk dalam biaya proyek,

  Tabel 1. Komponen Function Point 2012).

  Komponen Keterangan 2.2.

   Metode COCOMO II Fungsi yang memindahkan data

  External Input COCOMO (Constructive Cost Model) II dari luar ke dalam aplikasi tanpa (EI)

  merupakan model Algoritmik yang membantu menyajikan manipulasi data. seseorang maupun kelompok dalam melakukan

  Fungsi yang memindahkan data

  estimasi biaya, usaha dan penjadwalan proyek External dari dalam ke pengguna dan

  Output (EO) menyajikan beberapa data yang

  pada saat merencanakan aktivitas telah dimanipulasi. pengembangan perencanaan perangkat lunak.

  Fungsi yang memindahkan data COCOMO

  II merupakan metode yang External dari dalam ke pengguna dan

  menyempurnakan metode sebelumnya yaitu

  Inquiry (EQ) menyajikan beberapa data yang COCOMO 81 yang dikeluarkan pada tahun tanpa dimanipulasi.

  1981. Model estimasi COCOMO telah

  Internal Logika dalam bentuk data tetap,

  digunakan oleh ribuan manajer proyek suatu

  Logical File yang dikelola oleh aplikasi

  proyek perangkat lunak, dan berdasar pada

  (ILF) melalui penggunaan masukan pengalaman dari ratusan proyek sebelumnya. dari luar.

  Model ini menggunakan rumus regresi dasar,

  Logika dalam bentuk data tetap, External

  dengan parameter yang berasal dari karakteristik yang digunakan oleh aplikasi

  Interface File tetapi tidak berjalan dalam

  proyek-proyek saat ini. Model COCOMO yang

  (EIF) aplikasi tersebut.

  asli menjadi salah satu model estimasi biaya perangkat lunak yang paling banyak digunakan Setiap komponen Function Point dan dibahas dalam industri. Model ini diklasifikasikan tingkat kompleksitasnya. menghitung usaha pengembangan perangkat

  Tingkat kompleksitas menentukan kuantitas lunak sebagai fungsi ukuran program dan

  Unadjusted Function Point . Bobot kompleksitas

  serangkaian pengendali biaya yang menyangkut diklasifikasikan berdasarkan DET, RET, dan penilaian subyektif terhadap produk, perangkat

  FTR . Berikut ini merupakan penjabaran DET,

  keras, personel dan atribut proyek (Boehm, RET, dan FTR. 2001).

  1. RET (Record Element Types) 2.3.

   Tahap implementasi COCOMO II RET merupakan subgrup data yang dikenali

  oleh pengguna dalam Internal Logical File 1.

   Estimasi Usaha atau External Logical File.

  2. Dalam metode COCOMO II, usaha DET (Data Elements Types) dinyatakan dalam satuan person-month. Berikut

  DET dikenali oleh pengguna sebagai

  ini merupakan tahapan menghitung perkiraan sesuatu yang unik dan tidak berulang. usaha menggunakan Metode COCOMO II.

  Elemen data yang unik untuk membedakan komponen Functiont Point yang satu A.

  Mendapatkan nilai UFP (Unadjusted dengan komponen Functiont Point yang

  Function Point) lainnya. Berupa data input untuk EI.

  digunakan untuk mengatasi

  Function Point 3.

  kesulitan yang berhubungan dengan baris kode FTR (Files Type References) sebagai ukuran suatu perangkat lunak, serta

  FTR berupa ILF atau EIF. Setiap ILF yang

  untuk membantu dalam mengembangkan berupa EI dihitung sebagai FTR. Setiap ILF mekanisme prediksi usaha yang terkait dengan atau EIF yang direferensikan oleh EI atau pengembangan perangkat lunak. Dalam

  EO atau EQ untuk memelihara (insert,

  melakukan analisis Function Point, sistem update, delete ) dianggap sebagai FTR. dibagi menjadi lima kelas besar sistem yang

  Setelah menganilisis DET, RET, dan FTR menilai fungsional umum dari sistem. Berikut ini setiap fungsi, dinilai sesuai dengan bobot merupakan 5 komponen yang digunakan untuk kompleksitas UFP. Nilai UFP yang diperoleh, mengukur jumlah kompleksitas dan akan dikalikan dengan nilai Quantitative fungsionalitas dalam sebuah perangkat lunak.

  Software Management untuk mendapatkan nilai Tabel 1 merupakan komponen Function Point. SLOC sesuai dengan bahasa pemrograman yang

  digunakan. Setelah itu nilai SLOC dibagi dengan 1000 untuk mendapatkan nilai KSLOC yang bisa disubstitusikan dalam persamaan usaha.

  B.

  2. Ukuran database yang digunakan. Ukuran dapat dihitung menggunakan D/P (DATA).

  1. Persentase kendala waktu eksekusi yang diharapkan dapat digunakan pada sistem perangkat lunak (TIME).

  Penilaian cost driver terkait beberapa kendala yaitu :

  PDIF (Platform Difficulty)

  Penilaian cost driver terkait tingkat upaya yang diperlukan untuk mengembangkan komponen yang dimaksudkan untuk digunakan kembali pada proyek-proyek yang sedang berjalan atau proyek di masa mendatang.

  RUSE (Developed for Reusability)

  3. Pergantian personel tiap tahun pada proyek. Semakin sedikit pergantian maka semakin tinggi skala (PCON).

  Dengan kata lain, berapa banyak proyek dimana programmer tersebut terlibat (PCAP).

  2. Kemampuan programmer dalam efisiensi penulisan kode program, ketelitian dan kemampuan untuk berkomunikasi dan bekerja sama sebagai sebuah tim.

  Kemampuan personel dalam analisis dan desain, efisiensi dan ketelitian, serta kemampuan untuk berkomunikasi dan bekerja sama. Dalam hal ini, dapat dinilai dari sertifikasi yang sudah didapatkan personel atau pengalaman kerja tim dalam suatu proyek (ACAP).

  Penilaian cost driver terkait beberapa kemampuan personel yaitu : 1.

  PERS (Personnel Capability)

  4. Kesesuaian dokumentasi proyek terhadap kebutuhan siklus hidup perangkat lunak (DOCU).

  3. Perangkat lunak dan perangkat keras dalam melakukan tugasnya seperti platform (arsitektur, sistem operasi, bahasa pemrograman dan antarmuka yang terkait), sistem manajemen database, browser yang sesuai digunakan dalam menjalankan aplikasi ini (CPLX).

  1. Sejauh mana perangkat lunak menjalankan aplikasi sesuai fungsinya selama periode waktu (RELY).

  Mendapatkan Nilai Scale Driver Untuk mendapatkan nilai Scale Driver, terdapat 5 parameter pengukuran untuk submodel Early Design. Penilaian dilakukan dengan pengisian kuesioner Scale Driver oleh tim proyek. Tabel 2 merupakan deskripsi parameter Scale Driver.

  Penilaian cost driver terkait beberapa faktor yaitu :

  (Product Reliability and Complexity)

  Tabel 3 Effort Multipliers EM DESKRIPSI RCPX

  mendapatkan nilai pada Scale Driver yaitu dengan pengisian kuesioner Effort Multiplier yang berisi 7 parameter, oleh tim proyek. Tabel 3 merupakan parameter Effort Multiplier.

  Multiplier , metode yang digunakan sama dengan

  Mendapatkan Nilai Effort Multiplier Untuk mendapatkan penilaian Effort

  C.

  PMAT Faktor skala yang menggambarkan kematangan proses pengembangan perangkat lunak dalam organisasi. Hal ini didasarkan pada Model Kematangan Kemampuan Rekayasa Perangkat Lunak atau Capability Maturity Model (CMM).

  TEAM Faktor skala yang menggambarkan kemampuan setiap anggota tim proyek dalam berkomunikasi dan bekerjasama

  RESL Faktor skala yang menggambarkan identifikasi resiko yang terkait dengan proyek

  FLEX Faktor skala yang menggambarkan kemampuan klien dalam menentukan tujuan dan menyampaikan serta mengkomunikasikan kebutuhan perangkat lunak kepada tim pengembang perangkat lunak

  Faktor skala yang menggambarkan pengalaman organisasi terhadap proyek-proyek sebelumnya yang sejenis

  Deskripsi PREC

  Tabel 2. Scale Driver Scale Factor

  2. Persentase tingkat kendala penyimpanan utama yang dikenakan pada sistem perangkat lunak (STOR).

  hardware dan software dalam kurun waktu tertentu (PVOL).

  PREX (Personnel Experience)

  Analisis Function Point Analisis Function Point memecah sistem menjadi komponen yang lebih kecil, sehingga lebih mudah dipahami. Tabel 4 merupakan

  2. Estimasi Usaha A.

  informasi untuk mahasiswa berupa data wisuda, informasi untuk admin sistem dan pengelola berupa data alumni mahasiswa.

  store wisuda. Proses ini menghasilkan output

  Proses untuk mengelola data wisuda mendapatkan input dari admin sistem berupa proses update (tambah, ubah, dan hapus) data wisuda untuk setiap mahasiswa (misal tanggal untuk wisuda) yang akan disimpan pada data

  Analisis Data Flow Diagram digunakan untuk menggambarkan kompleksitas SIMONEV PBSB UIN Malang yang diukur pada setiap fungsi. Terdapat 6 fungsi dalam SIMONEV PBSB UIN Malang yaitu Pengguna, Wisuda, Dokumen, Pengumuman, Laporan serta Tabungan. Berikut ini merupakan uraian salah satu proses SIMONEV PBSB UIN Malang, yaitu mengelola data wisuda.

  1. Analisis Data Flow Diagram

  Berikut ini adalah proses analisis estimasi biaya menggunakan metode COCOMO pada proyek SIMONEV PBSB beserta hasil analisisnya.

  Gambar 1 Metodologi Penelitian 4.

  estimasi biaya yang digunakan oleh perusahaan selama ini. Setelah dibandingkan maka didapatkan kesimpulan.

  COCOMO II dibandingkan dengan metode

3. Perubahan yang terjadi pada

  Metode penelitian yang dilakukan dimulai dari studi literatur, kemudian mengidentifikasi masalah sesuai dengan topik yang akan diteliti. Setelah masalah di identifikasi, mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk bahan analisis estimasi biaya pembuatan perangkat lunak. Bahan yang telah dikumpulkan di analisis menggunakan metode COCOMO II. Hasil analisis estimasi biaya dengan metode

  Setelah mendapatkan estimasi usaha yang dinyatakan dengan Person-Month. Dari estimasi usaha tersebut akan dimasukkan ke dalam persamaan estimasi biaya sehingga menghasilkan perkiraan waktu, orang serta biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek SIMONEV PBSB UIN Malang.

  Penilaian cost driver terkait tingkat persentase dari percepatan atau kemunduran jadwal terhadap jadwal suatu proyek yang telah ditetapkan sebelumnya.

  SCED (Required Development Schedule)

  FCIL (Facilities) Penilaian cost driver terkait penggunaan CASE tool dalam pengembangan perangkat lunak pada proyek, seperti dari mengubah kode yang sederhana menjadi terintegrasi dan bagaimana cara komunikasi yang digunakan dalam pengembangan perangkat lunak pada proyek (TOOL, SITE).

  3. pengalaman tim proyek dalam pemrograman dengan bahasa tertentu dan pemanfaatan CASE tool dalam mengembangkan perangkat lunak (LTEX).

  2. pemahaman tim proyek dalam menggunakan platform, interface database , jaringan, middleware (PLEX).

  1. pengalaman kerja tim proyek pada suatu proyek pengembangan aplikasi sistem perangkat lunak atau subsistem (APLEX).

  Penilaian cost driver terkait beberapa pengalaman yaitu :

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

  

Gambar 2 Data Flow Diagram level 1 SIMONEV PBSB UIN Malang

  analisis Function Point pada fungsi mengelola tidak ada fungsi yang memindahkan data dari data wisuda. dalam sistem ke pengguna dan menyajikan beberapa data yang tanpa dimanipulasi.

  Tabel 4. Analisis Function Point

  Bobot kompleksitas dari masing-masing

  Function Point pada setiap proses dinilai sesuai EI

  ILF EI EQ EO F

  aturan DET, RET, dan FTR. Tabel 5 merupakan

  • Wisuda Update Jadwal -

  perhitungan DET, RET, dan FTR pada fungsi

  wisuda wisuda mengelola wisuda. mahasiswa, Data alumni Tabel 5 Perhitungan DET, RET, dan FTR

  Fungsi RET DET FTR

  Hasil analisis Function Point fungsi wisuda

  ILF - Data id_wisuda,

  terdapat 1 ILF yaitu Wisuda yang berisi data

  Wisuda id_mahasiswa,

  yang perlu dipelihara melalui pengaksesan

  tgl_wisuda, insert, update, atau delete di dalam sistem no_ijasah,

  aplikasi, data tersebut adalah wisuda. Dan

  nomor_syahadah, disimpan dalam file, file tersebut adalah wisuda. tgl_wisuda_hafizh Total 1 Total 6 DET Total 0

  ILF wisuda memiliki 1 EI yaitu update (tambah,

RET FTR

  ubah dan hapus) wisuda dan 2 EO yaitu jadwal

  • EIF - wisuda mahasiswa dan data alumni.

  Total 0 Total 0 DET Total 0

  Tidak memiliki EIF karena semua data yang

RET FTR

  diperlukan oleh sistem disimpan di dalam sistem

  • EI nama, Data no_ijasah, wisuda

  dan tidak ada yang disimpan di luar sistem. Serta

  no_syahadah,

  tidak memiliki EQ karena dalam proses wisuda

  • Total 0

  1.06 RUSE L EH EH N

  VH L

  2.73 Total

  14.07 Keterangan :

  R = Responden

  VL = Very Low, L = Low, N = Normal, H = High, VH = Very High, EH = Extra High

  Setelah didapatkan nilai Scale Driver, dimasukkan kedalam persamaan Faktor Eksponen. Sehingga didapatkan E sebesar 1.05.

  C.

  Perhitungan Effort Multiplier Tabel 9 merupakan perhitungan Effort Multiplier tim proyek SIMONEV PBSB.

  Tabel 9 Tabel Penilaian Effort Multiplier CD R1 R2 R3 R4 Nilai RCPX N L L L

  0.87 PERS N N N L

  1.11 PDIF H

  VH

  VH H H

  1.41 PREX N N H

  VL

  1.05 FCIL H H H H

  0.87 SCED N N L L

  1.07 Total Penilaian Effort Multipliers

  1.06 Keterangan :

  R = Responden

  VL = Very Low, L = Low, N = Normal, H = High, VH = Very High, EH = Extra High

  Hasil Effort Multipliers sebesar 1.06.

  D.

  VH

  0.00 PMAT

  tgl_wisuda_kampus , tgl_wisuda_hafizh Total 0

  Tabel 7 Perhitungan KSLOC

  RET Total 5 DET Total 1

  FTR EQ

  RET Total 0 DET Total 0

  FTR EO - nim, nama, nama_jurusan,

  IPK, no_ijasah, no_syahadah, tgl_wisuda_kampus , tgl_wisuda_hafizh

  Wisuda Total 0 RET

  Total 8 DET Total 1 FTR

  Dari Tabel diatas, penilaian UFP fungsi Wisuda dijabarkan pada Tabel 6.

  Tabel 6 Perhitungan UFP Wisuda

  Perhitungan Total UFP seluruh fungsi SIMONEV PBSB UIN Malang dijabarkan pada Tabel dibawah ini.

  Tabel diatas merupakan penjabaran UFP seluruh fungsi, kemudian hasil UFP dikalikan dengan standar konversi Source Line Of Code sesuai dengan bahasa pemrograman yang digunakan untuk pembuatan SIMONEV PBSB UIN Malang. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah HTML, sehingga UFP setiap fungsi dikalikan dengan nilai 40. Untuk mendapatkan nilai size dalam satuan KSLOC yang bisa digunakan dalam persamaan Faktor Eksponen, SLOC harus dibagi 1000 sehingga didapatkan satuan KSLOC setiap fungsi. Hasil total KSLOC atau size SIMONEV PBSB UIN Malang sebesar 12.88.

  4.24 TEAM EH EH EH EH

  B.

  Perhitungan Faktor Eksponen Berikut ini merupakan persamaan Faktor Eksponen.

  E = B + 0.01 x SF (1)

  Keterangan : B : 0.91 (for COCOMO II.2000)

  SF : Nilai Scale Driver

  Tabel 8 merupakan perhitungan Scale Driver dari tim proyek SIMONEV PBSB.

  Tabel 8 Penilaian Scale Driver SF R1 R2 R3 R4 Nilai PREC N H H H

  2.79 FLEX L

  VL N

  VL

  4.31 RESL N N N N

  Perhitungan Usaha (Person Month) Berikut ini merupakan persamaan Person

  Month.

  PM = A x

  (2) Diketahui bahwa nilai A = 2.94 (for

  COCOMO II

  .2000). Size merupakan nilai keseluruhan UFP dalam satuan KSLOC yaitu sebesar 12.88. Size dipangkatkan dengan E yang merupakan Faktor Eksponen. Nilai E sebesar

1.05. EM merupakan nilai rata-rata nilai Effort

  Multiplier sebesar 1.06. Maka didapatkan nilai PM sebesar 45.59.

  4 orang 4 orang

  Jumlah pegawai yang mengerjakan proyek

  2 bulan 12 bulan

  pengerjaan proyek

  II Waktu

  Metode Perkiraan Metode COCOMO

  Tabel 10 Perbandingan Estimasi Biaya menggunakan metode COCOMO II dan metode Perkiraan

2. Perhitungan Estimasi Biaya

  = Rp 8.396.000 3.

  8.396.000 8.396.000

  Untuk mendapatkan nilai estimasi biaya yang berisi perkiraan waktu, pegawai, dan total biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek SIMONEV PBSB, nilai PM dimasukkan kedalam persamaan berikut ini.

  II dibandingkan dengan metode Perkiraan.

  didapatkan hasil estimasi biaya yang lebih akurat menggunakan metode COCOMO

  Scale Driver dan Effort Multipliers. Sehingga

  Jadi pada Tabel tersebut dapat disimpulkan perbedaan total biaya proyek disebabkan oleh perbedaan waktu penyelesaian proyek. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh 3 faktor yang tidak dilakukan dalam metode Perkiraan yang digunakan Inagata Technosmith, yaitu penilaian kompleksitas sistem setiap fungsi melalui analisis Data Flow Diagram dan penilaian karakteristik proyek melalui kuesioner

  Setiap tim proyek memberikan penilaian yang berbeda sesuai dengan subyektif masing- masing. Ada beberapa penilaian faktor yang mempunyai selisih yang cukup jauh antara satu sama lain tim proyek yang berpengaruh terhadap selisih perkiraan waktu untuk menyelesaikan proyek ini.

  PBSB UIN Malang selama 2 bulan. Menurut analis proyek SIMONEV PBSB UIN Malang, proyek ini dapat diselesaikan dalam waktu 2 bulan dengan melihat sumber daya manusia yang ada. Tetapi dengan metode COCOMO II, proyek diperkirakan akan selesai dalam waktu 12 bulan. Terdapat selisih yang cukup jauh pada perkiraan waktu untuk menyelesaikan proyek ini, karena metode COCOMO II menilai kompleksitas sistem yang diukur pada setiap fungsi dengan menggunakan nilai UFP dari analisis DFD. Selain itu metode COCOMO II juga menilai karakteristik proyek dengan kuesioner Scale Factor dan Effort Multiplier yang di isi oleh seluruh tim proyek.

  Biaya total 16.792.000 100.752.000 Inagata Technosmith memperkirakan waktu untuk menyelesaikan proyek SIMONEV

  Jumlah biaya dalam satuan bulan

   Analisis Perbandingan Metode COCOMO II dengan Metode Perkiraan

  TDEV = [3.67 x ( . + . ( − . ))

  ] (3)

  Diketahui nilai PM sebesar 45.59. Nilai E sebesar 1.05. Maka didapatkan perkiraan waktu untuk menyelesaikan proyek SIMONEV PBSB selama 11.89 bulan atau 12 bulan. Kemudian untuk mendapatkan nilai perkiraan pegawai digunakan persamaan berikut.

  Average Staff = PM/TDEV

  (4) Diketahui nilai PM sebesar 45.59. Nilai

  TDEV sebesar 12. Maka didapatkan perkiraan jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek SIMONEV PBSB sebanyak 3.83 orang atau 4 orang. Maka total estimasi biaya pembuatan SIMONEV PBSB dalam satuan rupiah digunakan persamaan berikut ini.

  Biaya Total = Avg Staff x Avg Labor Cost (5)

  Average Labor Cost didapatkan dari standar gaji Kabupaten Malang sebesar Rp 2.099.000. Sehingga didapatkan hasil perhitungan biaya sebagai berikut. Biaya Total = 4 orang x Rp 2.099.000

  Tabel 10 merupakan perbandingan hasil estimasi biaya menggunakan metode COCOMO

  II dengan metode Perkiraan yang selama ini digunakan oleh Inagata Technosmith.

5. KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Penerimaan Beasiswa Santri Berprestasi UIN Malang menggunakan metode COCOMO II. Kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut: 1.

  2. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan menambahkan metode estimasi biaya yang lainnya sebagai pembanding dengan hasil penelitian ini.

  Estimasi biaya yang diperoleh dari hasil penelitian ini, dapat memberikan rekomendasi untuk proyek-proyek selanjutnya. Perkiraan waktu untuk menyelesaikan Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Penerimaan Beasiswa Santri Berprestasi UIN Malang ini menggunakan metode COCOMO II selama 12 bulan. Perkiraan pegawai untuk mengerjakan proyek ini sebanyak 4 orang, perkiraan biaya dalam 1 bulan sebesar Rp 8.396.000. Sehingga perkiraan biaya total proyek ini sebesar Rp 100.752.000.

DAFTAR PUSTAKA

  II juga menilai

  COCOMO II Model Definition Manual .

  2. Hasil analisis estimasi biaya menggunakan metode COCOMO II menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Penerimaan Beasiswa Santri Berprestasi UIN Malang lebih lama dibandingkan dengan metode Perkiraan yang digunakan oleh Inagata Technosmith. Menghasilkan perkiraan waktu yang lebih lama juga menyebabkan perkiraan biaya total proyek menjadi lebih banyak dibandingkan dengan metode Perkiraan. Hal ini dikarenakan metode

  Proyek Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi Online Bisnis. Piranti Warta, 11, pp.440-50.

  Model). Seminar on Cost Estimation WS 02/03 , p.8. Noerlina, 2008. Perencanaan Manajemen

  20Point%20Training%20Booklet%20New.p df [Diakses 15 Januari 2017]. Merlo, N., 2002. COCOMO (Constructive Cost

  www.SoftwareMetrics.com Longstreet Consulting Inc Tersedia di: http://www.softwaremetrics.com/Function%

  Training Course . [Online]

  Tottenham Court Road, London. Longstreet, D., n.d. Function Point Analysis

  Daniel, G., 2004. Software Quality Assurance.

  [Online] USC Available at: http://csse.usc.edu/csse/research/COCOMOI I/cocomo2000.0/CII_modelman2000.0.pdf [Diakses 6 November 2016].

  Boehm, B., 2001. Software Cost Estimation with COCOMO II . Center for Software Engineering, 2000.

  karakteristik proyek melalui kuesioner

  Perbandingan Model Algoritmik dan Non Algoritmik Untuk Estimasi Biaya Perangkat Lunak. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2012 .

  Bintiri, G.M., SN, A. & Dillak, R.Y., 2012.

  COCOMO II menghitung estimasi biaya

  Lunak . [Online]

  Bertalya, 2009. Perencanaan Proyek Perangkat

  Ahmed, M.A., Saliu, M.O. & Alghamdi, J., 2004. Adaptive Fuzzy Logic-Based Framework for Software Development Effort Prediction. Information and Software Technology , 47, pp.31-48.

  dengan terstruktur. Metode COCOMO II menggunakan analisis DFD untuk menggambarkan kompleksitas sistem yang di ukur pada setiap fungsi. Selain itu metode COCOMO

  Untuk penelitian selanjutnya, dalam melakukan estimasi biaya perangkat lunak, diharapkan untuk menggunakan submodel selain Early Design agar mendapatkan pemahaman lebih terhadap metode COCOMO II ini.

  isi oleh seluruh tim proyek sehingga menghasilkan perkiraan jumlah pegawai yang mengerjakan, waktu untuk menyelesesaikan dan total biaya yang dibutuhkan untuk Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Penerimaan Beasiswa Santri Berprestasi UIN Malang yang lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan metode Perkiraan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat diajukan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut : 1.

  Scale Factor dan Effort Multiplier yang di

  http://staffsite.gunadarma.ac.id/bertalya Available at: http://staffsite.gunadarma.ac.id/bertalya [Diakses 2 December 2016]. Sharma, T.N., 2011. Analysis of Software Cost Estimastion using COCOMO II.

  International Journal of Scientific & Engineering Research , 2.