peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 82 TAHUN 2001
TENTANG
PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
a. bahwa air merupakan salah sat u sumber daya alam yang memiliki f ungsi
sangat pent ing bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, sert a unt uk
memaj ukan kesej aht eraan umum, sehingga merupakan modal dasar dan
f akt or ut ama pembangunan;
b. bahwa air merupakan komponen lingkungan hidup yang pent ing bagi
kelangsungan hidup dan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;
c. bahwa unt uk melest arikan f ungsi air perlu dilakukan pengelolaan
kualit as air dan pengendalian pencemaran air secara bij aksana dengan
memperhat ikan kepent ingan generasi sekarang dan mendat ang sert a
keseimbangan ekologis;
d. bahwa berdasarkan pert imbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, dan huruf c sert a unt uk melaksanakan ket ent uan Pasal 14 ayat
(2) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 t ent ang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, perlu menet apkan Perat uran Pemerint ah t ent ang
Pengelolaan Kualit as Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

Mengingat
:
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana t elah diubah
dengan Perubahan Ket iga Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 t ent ang Pengairan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3046);
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 t ent ang Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);
4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 t ent ang Pemerint ahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3839);
MEMUTUSKAN :
Menet apkan :
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan :

-2-

1.

Air adalah semua air yang t erdapat di at as dan di bawah permukaan
t anah, kecuali air laut dan air f osil;
Sumber air adalah wadah air yang t erdapat di at as dan di bawah
permukaan t anah, t ermasuk dalam pengert ian ini akuif er, mat a air,
sungai, rawa, danau, sit u, waduk, dan muara;
Pengelolaan kualit as air adalah upaya pemeliharaan air sehingga
t ercapai kualit as air yang diinginkan sesuai perunt ukannya unt uk
menj amin agar kualit as air t et ap dalam kondisi alamiahnya;
Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan
penanggulangan pencemaran air sert a pemulihan kualit as air unt uk
menj amin kualit as air agar sesuai dengan baku mut u air;
Mut u air adalah kondisi kualit as air yang diukur dan at au diuj i
berdasarkan paramet er-paramet er t ert ent u dan met oda t ert ent u
berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku;

Kelas air adalah peringkat kualit as air yang dinilai masih layak unt uk
dimanf aat kan bagi perunt ukan t ert ent u;
Krit eria mut u air adalah t olok ukur mut u air unt uk set iap kelas air;
Rencana pendayagunaan air adalah rencana yang memuat pot ensi
pemanf aat an at au penggunaan air, pencadangan air berdasarkan
ket ersediaannya, baik kualit as maupun kuant it as-nya, dan at au f ungsi
ekologis;
Baku mut u air adalah ukuran bat as at au kadar makhluk hidup, zat ,
energi, at au komponen yang ada at au harus ada dan at au unsur
pencemar yang dit enggang keberadaannya di dalam air;
St at us mut u air adalah t ingkat kondisi mut u air yang menunj ukkan
kondisi cemar at au kondisi baik pada suat u sumber air dalam wakt u
t ert ent u dengan membandingkan dengan baku mut u air yang
dit et apkan;
Pencemaran air adalah masuknya at au dimasukkannya makhluk hidup,
zat , energi dan at au komponen lain ke dalam air oleh kegiat an
manusia, sehingga kualit as air t urun sampai ke t ingkat t ert ent u yang
menyebabkan air t idak dapat berf ungsi sesuai dengan perunt ukannya;
Beban pencemaran adalah j umlah suat u unsur pencemar yang
t erkandung dalam air at au air limbah;

Daya t ampung beban pencemaran adalah kemampuan air pada suat u
sumber air, unt uk menerima masukan beban pencemaran t anpa
mengakibat kan air t ersebut menj adi cemar;
Air limbah adalah sisa dari suat u hasil usaha dan at au kegiat an yang
berwuj ud cair;
Baku mut u air limbah adalah ukuran bat as at au kadar unsur pencemar
dan at au j umlah unsur pencemar yang dit enggang keberadaannya
dalam air limbah yang akan dibuang at au dilepas ke dalam sumber air
dari suat u usaha dan at au kegiat an;
Pemerint ah adalah Presiden besert a para ment eri dan Ket ua/ Kepala
Lembaga Pemerint ah Nondepart emen;
Orang adalah orang perseorangan, dan at au kelompok orang, dan at au
badan hukum;
Ment eri adalah ment eri yang dit ugasi unt uk mengelola lingkungan

2.

3.

4.


5.

6.
7.
8.

9.

10.

11.

12.
13.

14.
15.

16.

17.
18.

©

Legal Agency

-3-

hidup dan pengendalian dampak lingkungan.
Pasal 2
Pengelolaan kualit as air dan pengendalian pencemaran air
diselenggarakan secara t erpadu dengan pendekat an ekosist em.
Ket erpaduan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan pada
t ahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.

(1)
(2)

Pasal 3

Penyelenggaraan pengelolaan kualit as air dan pengendalian pencemaran air
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dapat dilaksanakan oleh pihak ket iga
berdasarkan perat uran perundang-undangan.
Pasal 4
Pengelolaan kualit as air dilakukan unt uk menj amin kualit as air yang
diinginkan sesuai perunt ukannya agar t et ap dalam kondisi
alamiahnya.
Pengendalian pencemaran air dilakukan unt uk menj amin kualit as air
agar sesuai dengan baku mut u air melalui upaya pencegahan dan
penanggulangan pencemaran air sert a pemulihan kualit as air.
Upaya pengelolaan kualit as air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan pada :
a. sumber air yang t erdapat di dalam hut an lindung;
b. mat a air yang t erdapat di luar hut an lindung; dan
c. akuif er air t anah dalam.
Upaya pengendalian pencemaran air sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) dilakukan di luar ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3).
Ket ent uan mengenai pemeliharaan kualit as air sebagaimana dimaksud
dalam

ayat
(3)
huruf
c
dit et apkan
dengan
perat uran
perundang-undangan.

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

BAB II

PENGELOLAAN KUALITAS AIR
Bagian Pert ama
Wewenang
Pasal 5
Pemerint ah melakukan pengelolaan kualit as air lint as propinsi dan
at au lint as bat as negara.
Pemerint ah Propinsi mengkoordinasikan pengelolaan kualit as air lint as
Kabupat en/ Kot a.
Pemerint ah Kabupat en/ Kot a melakukan pengelolaan kualit as air di
Kabupat en/ Kot a.

(1)
(2)
(3)

Pemerint ah

©

dalam


melakukan

Legal Agency

Pasal 6
pengelolaan

kualit as

air

sebagaimana

-4-

dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dapat menugaskan Pemerint ah Propinsi
at au Pemerint ah Kabupat en/ Kot a yang bersangkut an.
Bagian Kedua
Pendayagunaan Air

Pasal 7
Pemerint ah dan Pemerint ah Propinsi, Pemerint ah Kabupat en/ Kot a
menyusun rencana pendayagunaan air.
Dalam merencanakan pendayagunaan air sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) waj ib memperhat ikan f ungsi ekonomis dan f ungsi
ekologis, nilai-nilai agama sert a adat ist iadat yang hidup dalam
masyarakat set empat .
Rencana pendayagunaan air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
meliput i pot ensi pemanf aat an at au penggunaan air, pencadangan air
berdasarkan ket ersediaannya, baik kualit as maupun kuant it as dan
at au f ungsi ekologis.

(1)
(2)

(3)

Bagian Ket iga
Klasif ikasi dan Krit eria Mut u Air
Pasal 8
Klasif ikasi mut u air dit et apkan menj adi 4 (empat ) kelas :
a. Kelas sat u, air yang perunt ukannya dapat digunakan unt uk air
baku air minum, dan at au perunt ukan lain yang memper-syarat kan
mut u air yang sama dengan kegunaan t ersebut ;
b. Kelas dua, air yang perunt ukannya dapat digunakan unt uk
prasarana/ sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air t awar,
pet ernakan, air unt uk mengairi pert anaman, dan at au perunt ukan
lain yang mempersyarat kan mut u air yang sama dengan kegunaan
t ersebut ;
c. Kelas t iga, air yang perunt ukannya dapat digunakan unt uk
pembudidayaan ikan air t awar, pet ernakan, air unt uk mengairi
pert anaman, dan at au perunt ukan lain yang mempersyarat kan
mut u air yang sama dengan kegunaan t ersebut ;
d. Kelas empat , air yang perunt ukannya dapat digunakan unt uk
mengairi
pert anaman
dan
at au
perunt ukan
lain
yang
mempersyarat kan mut u air yang sama dengan kegunaan t ersebut .
Krit eria mut u air dari set iap kelas air sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) t ercant um dalam Lampiran Perat uran Pemerint ah ini.

(1)

(2)

Pasal 9
Penet apan kelas air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 pada :
a. sumber air yang berada dalam dua at au lebih wilayah Propinsi dan
at au merupakan lint as bat as wilayah negara dit et apkan dengan
Keput usan Presiden.
b. sumber air yang berada dalam dua at au lebih wilayah
Kabupat en/ Kot a dapat diat ur dengan Perat uran Daerah Propinsi.

(1)

©

Legal Agency

-5-

c. sumber air yang berada dalam wilayah Kabupat en/ Kot a dit et apkan
dengan Perat uran Daerah Kabupat en/ Kot a .
Penet apan kelas air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diaj ukan
berdasarkan pada hasil pengkaj ian yang dilakukan oleh Pemerint ah,
Pemerint ah Propinsi, dan at au Pemerint ah Kabupat en/ Kot a
berdasarkan
wewenangnya
sesuai
dengan
perat uran
perundang-undangan yang berlaku.
Pemerint ah
dapat
menugaskan
Pemerint ah
Propinsi
yang
bersangkut an unt uk melakukan pengkaj ian sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) huruf a.
Pedoman pengkaj ian unt uk menet apkan kelas air sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dit et apkan oleh Ment eri.

(2)

(3)

(4)

Bagian Keempat
Baku Mut u Air, Pemant auan Kualit as Air, Dan St at us Mut u Air
Pasal 10
Baku mut u air dit et apkan berdasarkan hasil pengkaj ian kelas air dan krit eria
mut u air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 9.

Pasal 11
Pemerint ah dapat menet apkan baku mut u air yang lebih ket at dan
at au penambahan paramet er pada air yang lint as Propinsi dan at au
lint as bat as negara, sert a sumber air yang pengelolaannya di bawah
kewenangan Pemerint ah.
Baku mut u air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan
dengan Keput usan Ment eri dengan memperhat ikan saran masukan dari
inst ansi t erkait .

(1)

(2)

Pasal 12
Pemerint ah Propinsi dapat menet apkan :
a. baku mut u air lebih ket at dari krit eria mut u air unt uk kelas yang
dit et apkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1); dan
at au
b. t ambahan paramet er dari yang ada dalam krit eria mut u air
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2).
Baku mut u air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan
dengan Perat uran Daerah Propinsi.
Pedoman penet apan baku mut u air dan penambahan paramet er baku
mut u air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan dengan
Keput usan Ment eri.

(1)

(2)
(3)

Pasal 13
Pemant auan kualit as air pada :
a. sumber air yang berada dalam wilayah Kabupat en/ Kot a
dilaksanakan oleh Pemerint ah Kabupat en/ Kot a;
b. sumber air yang berada dalam dua at au lebih daerah

(1)

©

Legal Agency

-6-

Kabupat en/ Kot a dalam sat u propinsi dikoordinasikan oleh
Pemerint ah Propinsi dan dilaksanakan oleh masing-masing
Pemerint ah Kabupat en/ Kot a;
a. sumber air yang berada dalam dua at au lebih daerah propinsi dan
at au sumber air yang merupakan lint as bat as negara kewenangan
pemant auannya berada pada Pemerint ah.
Pemerint ah
dapat
menugaskan
Pemerint ah
Propinsi
yang
bersangkut an unt uk melakukan pemant auan kualit as air pada sumber
air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c.
Pemant auan kualit as air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali.
Hasil pemant auan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan
huruf b, disampaikan kepada Ment eri.
Mekanisme dan prosedur pemant auan kualit as air dit et apkan lebih
lanj ut dengan Keput usan Ment eri.

(2)

(3)
(4)
(5)

Pasal 14
St at us mut u air dit et apkan unt uk menyat akan :
a. kondisi cemar, apabila mut u air t idak memenuhi baku mut u air;
b. kondisi baik, apabila mut u air memenuhi baku mut u air.
Ket ent uan mengenai t ingkat an cemar dan t ingkat an baik st at us mut u
air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan pedoman penent uan
st at us mut u air dit et apkan lebih lanj ut dengan Keput usan Ment eri.

(1)

(2)

Pasal 15
Dalam hal st at us mut u air menunj ukkan kondisi cemar, maka
Pemerint ah dan Pemerint ah Propinsi, Pemerint ah Kabupat en/ Kot a
sesuai dengan kewenangan masing-masing melakukan upaya
penanggulangan pencemaran dan pemulihan kualit as air dengan
menet apkan mut u air sasaran.
Dalam hal st at us mut u air menunj ukkan kondisi baik, maka
Pemerint ah dan Pemerint ah Propinsi, Pemerint ah Kabupat en/ Kot a
sesuai dengan kewenangan masing-masing mempert ahan-kan dan at au
meningkat kan kualit as air.

(1)

(2)

Pasal 16
Gubernur menunj uk laborat orium lingkungan yang t elah diakredit asi
unt uk melakukan analisis mut u air dan mut u air limbah dalam rangka
pengendalian pencemaran air.
Dalam hal Gubernur belum menunj uk laborat orium sebagai-mana
dimaksud dalam ayat (1), maka analisis mut u air dan mut u air limbah
dilakukan oleh laborat orium yang dit unj uk Ment eri.

(1)

(2)

Pasal 17
Dalam hal t erj adi perbedaan hasil analisis mut u air at au mut u air
limbah dari dua at au lebih laborat orium maka dilakukan verif ikasi
ilmiah t erhadap analisis yang dilakukan.
Verif ikasi ilmiah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh

(1)

(2)

©

Legal Agency

-7-

Ment eri dengan menggunakan laborat orium ruj ukan nasional.

BAB III
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
Bagian Pert ama
Wewenang
Pasal 18
Pemerint ah melakukan pengendalian pencemaran air pada sumber air
yang lint as Propinsi dan at au lint as bat as negara.
Pemerint ah Propinsi melakukan pengendalian pencemaan air pada
sumber air yang lint as Kabupat en/ Kot a.
Pemerint ah Kabupat en/ Kot a melakukan pengendalian pence-maran
air pada sumber air yang berada pada Kabupat en/ Kot a.

(1)
(2)
(3)

Pasal 19
Pemerint ah dalam melakukan pengendalian pencemaran air sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) dapat menugaskan Pemerint ah Propinsi
at au Pemerint ah Kabupat en/ Kot a yang bersangkut an.
Pasal 20
Pemerint ah dan Pemerint ah Propinsi, Pemerint ah Kabupat en/ Kot a sesuai
dengan kewenangan masing-masing dalam rangka pengendalian pencemaran
air pada sumber air berwenang :
a. menet apkan daya t ampung beban pencemaran;
b. melakukan invent arisasi dan ident if ikasi sumber pencemar;
c. menet apkan persyarat an air limbah unt uk aplikasi pada t anah;
d. menet apkan persyarat an pembuangan air limbah ke air at au sumber air;
e. memant au kualit as air pada sumber air; dan
f . memant au f akt or lain yang menyebabkan perubahan mut u air.
Pasal 21
Baku mut u air limbah nasional dit et apkan dengan Keput usan Ment eri
dengan memperhat ikan saran masukan dari inst ansi t erkait .
Baku mut u air limbah daerah dit et apkan dengan Perat uran Daerah
Propinsi dengan ket ent uan sama at au lebih ket at dari baku mut u air
limbah nasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Hasil invent arisasi dan ident if ikasi sumber pencemar sebagai-mana
dimaksud dalam Pasal 20 huruf b, yang dilakukan oleh Pemerint ah
Propinsi, Pemerint ah Kabupat en/ Kot a disampaikan kepada Ment eri
secara berkala sekurang-kurangnya 1 (sat u) t ahun sekali.
Pedoman invent arisasi dit et apkan dengan Keput usan Ment eri.

(1)
(2)

(3)

(4)

Pasal 22

©

Legal Agency

-8-

Berdasarkan hasil invent arisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat
(3), Ment eri menet apkan kebij akan nasional pengendalian pencemaran air.
Pasal 23
Dalam rangka upaya pengendalian pencemaran air dit et apkan daya
t ampung beban pencemaran air pada sumber air.
Penet apan daya t ampung beban pencemaran sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan secara berkala sekurang-kurangnya 5 (lima)
t ahun sekali.
Daya t ampung beban pencemaran sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dipergunakan unt uk :
a. pemberian izin lokasi;
b. pengelolaan air dan sumber air;
c. penet apan rencana t at a ruang;
d. pemberian izin pembuangan air limbah;
e. penet apan mut u air sasaran dan program kerj a pengendalian
pencemaran air.
Pedoman penet apan daya t ampung beban pencemaran sebagai-mana
dimaksud dalam ayat (2) dit et apkan dengan Keput usan Ment eri.

(1)
(2)

(3)

(4)

Bagian Kedua
Ret ribusi Pembuangan Air Limbah
Pasal 24
Set iap orang yang membuang air limbah ke prasarana dan at au sarana
pengelolaan air
limbah yang disediakan oleh Pemerint ah
Kabupat en/ Kot a dikenakan ret ribusi.
Ret ribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan dengan
Perat uran Daerah Kabupat en/ Kot a.

(1)

(2)

Bagian Ket iga
Penanggulangan Darurat
Pasal 25
Set iap usaha dan at au kegiat an waj ib membuat rencana penang-gulangan
pencemaran air pada keadaan darurat dan at au keadaan yang t idak t erduga
lainnya.
Pasal 26
Dalam hal t erj adi keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25,
maka penanggung j awab usaha dan at au kegiat an waj ib melakukan
penanggulangan dan pemulihan.
BAB IV
PELAPORAN
Pasal 27
Set iap orang yang menduga at au menget ahui t erj adinya pencemaran

(1)

©

Legal Agency

-9-

air, waj ib melaporkan kepada Pej abat yang berwenang.
Pej abat yang berwenang yang menerima laporan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) waj ib mencat at :
a. t anggal pelaporan;
b. wakt u dan t empat ;
c. perist iwa yang t erj adi;
d. sumber penyebab;
e. perkiraan dampak.
Pej abat yang berwenang yang menerima laporan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dalam j angka wakt u selambat -lambat nya 3
(t iga) hari t erhit ung sej ak t anggal dit erimanya laporan, waj ib
meneruskannya kepada Bupat i/ Walikot a/ Ment eri.
Bupat i/ Walikot a/ Ment eri sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) waj ib
segera melakukan verif ikasi unt uk menget ahui t ent ang kebenaran
t erj adinya pelanggaran t erhadap pengelolaan kualit as air dan at au
t erj adinya pencemaran air
Apabila hasil verif ikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (4)
menunj ukkan
t elah
t erj adinya
pelanggaran,
maka
Bupat i/
Walikot a/ Ment eri waj ib memerint ahkan penanggung j awab usaha dan
at au kegiat an unt uk menanggulangi pelanggaran dan at au
pencemaran air sert a dampaknya.

(2)

(3)

(4)

(5)

Pasal 28
Dalam hal penanggung j awab usaha dan at au kegiat an t idak melakukan
t indakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 dan Pasal 27 ayat (5)
Bupat i/ Walikot a/ Ment eri dapat melaksanakan at au menugaskan pihak ket iga
unt uk melaksanakannya at as beban biaya penanggung j awab usaha dan at au
kegiat an yang bersangkut an.
Pasal 29
Set iap penanggung j awab usaha dan at au kegiat an at au pihak ket iga yang
dit unj uk unt uk melakukan penanggulangan pencemaran air dan pemulihan
kualit as air, waj ib menyampaikan laporannya kepada Bupat i/ Walikot a/
Ment eri.
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Pert ama
Hak
Pasal 30
Set iap orang mempunyai hak yang sama at as kualit as air yang baik.
Set iap orang mempunyai hak yang sama unt uk mendapat kan inf ormasi
mengenai st at us mut u air dan pengelolaan kualit as air sert a
pengendalian pencemaran air.
Set iap orang mempunyai hak unt uk berperan sert a dalam rangka
pengelolaan kualit as air dan pengendalian pencemaran air sesuai

(1)
(2)

(3)

©

Legal Agency

- 10 -

perat uran perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Kedua
Kewaj iban
Pasal 31
Set iap orang waj ib :
a. melest arikan kualit as air pada sumber air sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (3)
b. mengendalikan pencemaran air pada sumber air sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (4).
Pasal 32
Set iap orang yang melakukan usaha dan at au kegiat an berkewaj iban
memberikan inf ormasi yang benar dan akurat mengenai pelaksanaan
kewaj iban pengelolaan kualit as air dan pengendalian pencemaran air.
Pasal 33
Pemerint ah dan Pemerint ah Propinsi, Pemerint ah Kabupat en/ Kot a waj ib
memberikan inf ormasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan kualit as air
dan pengendalian pencemaran air.
Pasal 34
Set iap penanggung j awab usaha dan at au kegiat an waj ib
menyampaikan laporan t ent ang penaat an persyarat an izin aplikasi air
limbah pada t anah.
Set iap penanggung j awab usaha dan at au kegit an waj ib
menyampaikan
laporan
t ent ang penaat an
persyarat an
izin
pembuangan air limbah ke air at au sumber air.
Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) waj ib
disampaikan sekurang-kurangnya sekali dalam 3 (t iga) bulan kepada
Bupat i/ Walikot a dengan t embusan disampaikan kepada Ment eri.
Ket ent uan mengenai pedoman pelaporan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) dit et apkan lebih lanj ut dengan Keput usan Ment eri.

(1)

(2)

(3)

(4)

BAB VI
PERSYARATAN PEMANFAATAN DAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH
Bagian Pert ama
Pemanf aat an Air Limbah
Pasal 35
Set iap usaha dan at au kegiat an yang akan memanf aat kan air limbah
ke t anah unt uk aplikasi pada t anah waj ib mendapat izin t ert ulis dari
Bupat i/ Walikot a.
Permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didasar-kan
pada hasil kaj ian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan at au kaj ian
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemant auan Lingkungan

(1)

(2)

©

Legal Agency

- 11 -

(3)

Ket ent uan mengenai syarat , t at a cara perizinan dit et apkan oleh
Bupat i/ Walikot a dengan memperhat ian pedoman yang dit et ap-kan
oleh Ment eri.
Pasal 36
Pemrakarsa melakukan kaj ian mengenai pemanf aat an air limbah ke
t anah unt uk aplikasi pada t anah.
Hasil kaj ian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliput i
sekurang-kurangnya :
a. pengaruh t erhadap pembudidayaan ikan, hewan, dan t anaman;
b. pengaruh t erhadap kualit as t anah dan air t anah; dan
c. pengaruh t erhadap kesehat an masyarakat .
Berdasarkan hasil kaj ian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
pemrakarsa mengaj ukan permohonan izin kepada Bupat i/ Walikot a.
Bupat i/ Walikot a melakukan evaluasi t erhadap hasil kaj ian yang
diaj ukan oleh pemrakarsa sebagaimana dimaksud dalam ayat (3).
Apabila berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam ayat
(4) menunj ukkan bahwa pemanf aat an air limbah ke t anah unt uk
aplikasi pada t anah layak lingkungan, maka Bupat i/ Walikot a
menerbit kan izin pemanf aat an air limbah.
Penerbit an izin pemanf aat an air limbah sebagaimana dimaksud dalam
ayat (5) dit erbit kan dalam j angka wakt u selambat -lambat nya 90
(sembilan puluh) hari kerj a t erhit ung sej ak t anggal dit erimanya
permohonan izin.
Pedoman pengkaj ian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dit et apkan lebih lanj ut dengan Keput usan Ment eri.

(1)
(2)

(3)
(4)
(5)

(6)

(7)

Bagian Kedua
Pembuangan Air Limbah
Pasal 37
Set iap penanggung j awab usaha dan at au kegiat an yang membuang air
limbah ke air at au sumber air waj ib mencegah dan menang-gulangi
t erj adinya pencemaran air.
Pasal 38
Set iap penanggung j awab usaha dan at au kegiat an yang membuang
air limbah ke air at au sumber air waj ib ment aat i persyarat an yang
dit et apkan dalam izin.
Dalam persyarat an izin pembuangan air limbah sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) waj ib dicant umkan :
a. kewaj iban unt uk mengolah limbah;
b. persyarat an mut u dan kuant it as air limbah yang boleh dibuang ke
media lingkungan;
c. persyarat an cara pembuangan air limbah;
d. persyarat an
unt uk
mengadakan
sarana
dan
prosedur
penanggulangan keadaan darurat ;
e. persyarat an unt uk melakukan pemant auan mut u dan debit air

(1)

(2)

©

Legal Agency

- 12 -

limbah ;
f . persyarat an lain yang dit ent ukan oleh hasil pemeriksaan analisis
mengenai dampak lingkungan yang erat kait annya dengan
pengendalian pencemaran air bagi usaha dan at au kegiat an yang
waj ib melaksanakan analisis mengenai dampak lingkungan;
g. larangan pembuangan secara sekaligus dalam sat u saat at au
pelepasan dadakan;
h. larangan unt uk melakukan pengenceran air limbah dalam upaya
penaat an bat as kadar yang dipersyarat kan;
i. kewaj iban
melakukan
swapant au
dan
kewaj iban
unt uk
melaporkan hasil swapant au.
Dalam penet apan persyarat an sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
bagi air limbah yang mengandung radioakt if , Bupat i/ Walikot a waj ib
mendapat rekomendasi t ert ulis dari lembaga pemerint ah yang
bert anggung j awab di bidang t enaga at om.

(3)

Pasal 39
Bupat i/ Walikot a dalam menent ukan baku mut u air limbah yang
diizinkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2) didasarkan
pada daya t ampung beban pencemaran pada sumber air.
Dalam hal daya t ampung beban pencemaran sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) belum dapat dit ent ukan, maka bat as mut u air limbah
yang diizinkan dit et apkan berdasarkan baku mut u air limbah nasional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1).

(1)

(2)

Pasal 40
Set iap usaha dan at au kegiat an yang akan membuang air limbah ke air
at au sumber air waj ib mendapat izin t ert ulis dari Bupat i/ Walikot a.
Permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didasarkan
pada hasil kaj ian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan at au kaj ian
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemant auan Lingkungan.

(1)
(2)

Pasal 41
Pemrakarsa melakukan kaj ian mengenai pembuangan air limbah ke air
at au sumber air.
Hasil kaj ian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliput i
sekurang-kurangnya:
a. pengaruh t erhadap pembudidayaan ikan, hewan, dan t anaman;
b. pengaruh t erhadap kualit as t anah dan air t anah; dan
c. pengaruh t erhadap kesehat an masyarakat .
Berdasarkan hasil kaj ian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
pemrakarsa mengaj ukan permohonan izin kepada Bupat i/ Walikot a.
Bupat i/ Walikot a melakukan evaluasi t erhadap hasil kaj ian yang
diaj ukan oleh pemrakarsa sebagaimana dimaksud dalam ayat (3).
Apabila berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam ayat
(4) menunj ukkan bahwa pembuangan air limbah ke air at au sumber
air layak lingkungan, maka Bupat i/ Walikot a menerbit kan izin
pembuangan air limbah.

(1)
(2)

(3)
(4)
(5)

©

Legal Agency

- 13 -

(6)

Penerbit an izin pembuangan air limbah sebagaimana dimaksud dalam
ayat (5) dit erbit kan dalam j angka wakt u selambat -lambat nya 90
(sembilan puluh) hari kerj a t erhit ung sej ak t anggal dit erimanya
permohonan izin.
Ket ent uan mengenai syarat dan t at a cara perizinan pembuangan
air limbah dit et apkan oleh Bupat i/ Walikot a dengan memper-hat ikan
pedoman yang dit et apkan Ment eri.
Pedoman kaj ian pembuangan air limbah sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dit et apkan lebih lanj ut dengan Keput usan Ment eri.

(7)

(8)

Pasal 42
Set iap orang dilarang membuang limbah padat dan at au gas ke dalam air
dan at au sumber air.
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Pert ama
Pembinaan
Pasal 43
Pemerint ah, pemerint ah Propinsi, Pemerint ah Kabupat en/ Kot a
melakukan pembinaan unt uk meningkat kan ket aat an penanggung
j awab usaha dan at au kegiat an dalam pengelolaan kualit as air dan
pengendalian pencemaran air.
Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliput i :
a. pemberian penyuluhan mengenai perat uran perundang-undangan
yang berkait an dengan pengelolaan lingkungan hidup;
b. penerapan kebij akan insent if dan at au disinsent if .
Pemerint ah, pemerint ah Propinsi, Pemerint ah Kabupat en/ Kot a
melakukan upaya pengelolaan dan at au pembinaan pengelolaan air
limbah rumah t angga.
Upaya pengelolaan air limbah rumah t angga sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) dapat dilakukan oleh pemerint ah Propinsi, pemerint ah
Kabupat en/ Kot a dengan membangun sarana dan prasarana
pengelolaan limbah rumah t angga t erpadu.
Pembangunan sarana dan prasasara sebagaimana dimaksud dalam
ayat (4) dapat dilakukan melalui kerj a sama dengan pihak ket iga
sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 44
Bupat i/ Walikot a waj ib melakukan pengawasan t erhadap penaat an
persyarat an yang t ercant um dalam izin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38 ayat (2).
Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

(1)

(2)

©

Legal Agency

- 14 -

dilakukan oleh pej abat pengawas lingkungan daerah.
Pasal 45
Dal am hal t ert ent u pej abat pengawas lingkungan melakukan pengawasan
t erhadap penaat an persyarat an yang t ercant um dalam izin melakukan usaha
dan at au kegiat an.
Pasal 46
Dalam melaksanakan t ugasnya, pej abat pengawas lingkungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) dan Pasal 45
berwenang :
a. melakukan pemant auan yang meliput i pengamat an, pemot ret an,
perekaman audio visual, dan pengukuran;
b. memint a ket erangan kepada masyarakat yang berkepent ing-an,
karyawan yang bersangkut an, konsult an, kont rakt or, dan
perangkat pemerint ahan set empat ;
c. membuat salinan dari dokumen dan at au membuat cat at an yang
diperlukan, ant aran lain dokumen perizinan, dokumen AMDAL,
UKL, UPL, dat a hasil swapant au, dokumen surat keput usan
organisasi perusahaan;
d. memasuki t empat t ert ent u;
e. mengambil cont oh dari air limbah yang dihasilkan, air limbah yang
dibuang, bahan baku, dan bahan penolong;
f . memeriksa peralat an yang digunakan dalam proses produksi,
ut ilit as, dan inst alasi pengolahan limbah;
g. memeriksa inst alasi, dan at au alat t ransport asi;
h. sert a memint a ket erangan dari pihak yang bert anggungj awab at as
usaha dan at au kegiat an;
Kewenangan membuat cat at an sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
huruf c meliput i pembuat an denah, sket sa, gambar, pet a, dan at au
deskripsi yang diperlukan dalam pelaksanaan t ugas pengawasan.

(1)

(2)

Pasal 47
Pej abat pengawas dalam melaksanakan t ugasnya waj ib memperlihat -kan
surat t ugas dan at au t anda pengenal.
BAB VIII
SANKSI
Bagian Pert ama
Sanksi Administ rasi
Pasal 48
Set iap penanggung j awab usaha dan at au kegiat an yang melanggar
ket ent uan Pasal 24 ayat (1), Pasal 25, Pasal 26, Pasal 32, Pasal 34, Pasal 35,
Pasal 37, Pasal 38, Pasal 40, dan Pasal 42, Bupat i/ Walikot a berwenang
menj at uhkan sanksi administ rasi.

©

Legal Agency

- 15 -

Pasal 49
Set iap penanggung j awab usaha dan at au kegiat an yang melanggar
ket ent uan Pasal 25, Bupat i/ Walikot a/ Ment eri berwenang menerap-kan
paksaan pemerint ahan at au uang paksa.
Bagian Kedua
Gant i Kerugian
Pasal 50
Set iap perbuat an melanggar hukum berupa pencemaran dan at au
perusakan lingkungan hidup yang menimbulkan kerugian pada orang
lain at au lingkungan hidup, mewaj ibkan penanggung j awab usaha dan
at au kegiat an unt uk membayar gant i kerugian dan at au melakukan
t indakan t ert ent u.
Selain pembebanan unt uk melakukan t indakan t ert ent u sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), hakim dapat menet apkan pembayaran uang
paksa at as set iap hari ket erlambat an penyelesaian t indakan t ert ent u
t ersebut .

(1)

(2)

Bagian Ket iga
Sanksi Pidana
Pasal 51
Barang siapa yang melanggar ket ent uan Pasal 26, Pasal 31, Pasal 32, Pasal
37, Pasal 38, Pasal 41, dan Pasal 42, yang mengakibat kan t erj adinya
pencemaran air, diancam dengan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal
41, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, Pasal 45, Pasal 46, dan Pasal 47
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 t ent ang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 52
Baku mut u air limbah unt uk j enis usaha dan at au kegiat an t ert ent u yang
t elah dit et apkan oleh daerah, t et ap berlaku sepanj ang t idak bert ent angan
dengan Perat uran Pemerint ah ini.
Pasal 53
Bagi usaha dan at au kegiat an yang menggunakan air limbah unt uk
aplikasi pada t anah, maka dalam j angka wakt u sat u t ahun set elah
diundangkannya Perat uran Pemerint ah ini waj ib memiliki izin
pemanf aat an air limbah pada t anah dari Bupat i/ Walikot a.
Bagi usaha dan at au kegiat an yang sudah beroperasi belum memiliki
izin pembuangan air limbah ke air at au sumber air, maka dalam
wakt u sat u t ahun sej ak diundangkannya Perat uran Pemerint ah ini
waj ib memperoleh izin pembuangan air limbah ke air at au sumber air
dari Bupat i/ Walikot a.

(1)

(2)

©

Legal Agency

- 16 -

BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 54
Penet apan daya t ampung beban pencemaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38 ayat (3) waj ib dit et apkan selambat -lambat nya 3 (t iga) t ahun sej ak
diundangkannya Perat uran Pemerint ah ini.
Pasal 55
Dalam hal baku mut u air pada sumber air sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 dan Pasal 12 ayat (1) belum at au t idak dit et apkan, berlaku krit eria
mut u air unt uk Kelas II sebagaimana t ercant um dalam Lampiran Perat uran
Pemerint ah ini sebagai baku mut u air.
Pasal 56
Dalam j angka wakt u selambat -lambat nya 3 (t iga) t ahun sej ak
diundangkannya Perat uran Pemerint ah ini, baku mut u air yang t elah
dit et apkan sebelumnya waj ib disesuaikan dengan ket ent uan dalam
Perat uran Pemerint ah ini.
Dalam hal baku mut u air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) lebih
ket at dari baku mut u air dalam Perat uran Pemerint ah ini, maka baku
mut u air sebelumnya t et ap berlaku.

(1)

(2)

Pasal 57
Dalam hal j enis usaha dan at au kegiat an belum dit ent ukan baku mut u
air limbahnya, maka baku mut u air limbah yang berlaku di daerah
t ersebut dapat dit et apkan set elah mendapat rekomendasi dari
Ment eri.
Ket ent uan mengenai baku mut u air limbah sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Daerah Propinsi.

(1)

(2)

Pasal 58
Pada saat berlakunya Perat uran Pemerint ah ini semua perat uran
perundang-undangan yang berkait an dengan pengelolaan kualit as air dan
pengendalian pencemaran air yang t elah ada, t et ap berlaku sepanj ang t idak
bert ent angan dengan dan belum digant i berdasarkan Perat uran Pemerint ah
ini.
Pasal 59
Dengan berlakunya Perat uran Pemerint ah ini, maka Perat uran Pemerint ah
Nomor 20 Tahun 1990 t ent ang Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran
Negara Tahun 1990 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3409)
dinyat akan t idak berlaku.
Pasal 60
Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku sej ak t anggal diundangkan.

©

Legal Agency

- 17 -

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Perat uran
Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 14 Desember 2001
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
t t d.
MEGAWATI SOEKARNOPUTRI

Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 14 Desember 2001
SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
t t d.
BAMBANG KESOWO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2001 NOMOR 153

©

Legal Agency

- 18 -

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 82 TAHUN 2001
TENTANG
PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
UMUM
Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi haj at hidup orang banyak
sehingga perlu dilindungi agar dapat t et ap bermanf aat bagi hidup dan
kehidupan manusia sert a makhluk hidup lainnya.
Unt uk menj aga at au mencapai kualit as air sehingga dapat dimanf aat kan
secara berkelanj ut an sesuai dengan t ingkat mut u air yang diinginkan, maka
perlu upaya pelest arian dan at au pengendalian. Pelest arian kualit as air
merupakan upaya unt uk memelihara f ungsi air agar kualit asnya t et ap pada
kondisi alamiahnya.
Pelest arian kualit as air dilakukan pada sumber air yang t erdapat di hut an
lindung. Sedangkan pengelolaan kualit as air pada sumber air di luar hut an
lindung dilakukan dengan upaya pengendalian pencemaran air, yait u upaya
memelihara f ungsi air sehingga kualit as air memenuhi baku mut u air.
Air sebagai komponen lingkungan hidup akan mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh komponen lainnya. Air yang kualit asnya buruk akan mengakibat kan
kondisi lingkungan hidup menj adi buruk sehingga akan mempengaruhi
kondisi kesehat an dan keselamat an manusia sert a kehidupan makhluk hidup
lainnya. Penurunan kualit as air akan menurunkan dayaguna, hasil guna,
produkt ivit as, daya dukung dan daya t ampung dari sumber daya air yang
pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumber daya alam (nat ural
resources deplet ion).
Air sebagai komponen sumber daya alam yang sangat pent ing maka harus
dipergunakan unt uk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat . Hal ini
berart i bahwa penggunaan air unt uk berbagai manf aat dan kepent ingan
harus dilakukan secara bij aksana dengan memperhit ungkan kepent ingan
generasi masa kini dan masa depan. Unt uk it u air perlu dikelola agar
t ersedia dalam j umlah yang aman, baik kuant it as maupun kualit asnya, dan
bermanf aat bagi kehidupan dan perikehidupan manusia sert a makhluk hidup
lainnya agar t et ap berf ungsi secara ekologis, guna menunj ang pembangunan
yang berkelanj ut an. Di sat u pihak, usaha dan at au kegiat an manusia
memerlukan air yang berdaya guna, t et api di lain pihak berpot ensi
menimbulkan dampak negat if , ant ara lain berupa pencemaran yang dapat
mengancam ket ersediaan air, daya guna, daya dukung, daya t ampung, dan
produkt ivit asnya. Agar air dapat bermanf aat secara lest ari dan
pembangunan dapat berkelanj ut an, maka dalam pelaksanaan pembangunan
perlu dilakukan pengelolaan kualit as air dan pengendalian pencemaran air.

©

Legal Agency

- 19 -

Dampak negat if pencemaran air mempunyai nilai (biaya) ekonomik, di
samping nilai ekologik, dan sosial budaya. Upaya pemulihan kondisi air yang
cemar, bagaimanapun akan memerlukan biaya yang mungkin lebih besar bila
dibandingkan dengan nilai kemanf aat an f inansial dari kegiat an yang
menyebabkan pencemarannya. Demikian pula bila kondisi air yang cemar
dibiarkan (t anpa upaya pemulihan) j uga mengandung ongkos, mengingat air
yang cemar akan menimbulkan biaya unt uk menanggulangi akibat dan at au
dampak negat if yang dit imbulkan oleh air yang cemar.
Berdasarkan def inisinya, Pencemaran air yang diindikasikan dengan t urunnya
kualit as air sampai ke t ingkat t ert ent u yang menyebabkan air t idak dapat
berf ungsi sesuai dengan perunt ukannya. Yang dimaksud dengan t ingkat
t ert ent u t ersebut di at as adalah baku mut u air yang dit et apkan dan
berf ungsi sebagai t olok ukur unt uk menent ukan t elah t erj adinya pencemaran
air, j uga merupakan arahan t ent ang t ingkat kualit as air yang akan dicapai
at au dipert ahankan oleh set iap program kerj a pengendalian pencemaran air.
Penet apan baku mut u air selain didasarkan pada perunt ukan (designat ed
benef icial wat er uses), j uga didasarkan pada kondisi nyat a kualit as air yang
mungkin berada ant ara sat u daerah dengan daerah lainnya. Oleh karena it u,
penet apan baku mut u air dengan pendekat an golongan perunt ukkan perlu
disesuaikan dengan menerapkan pendekat an klasif ikasi kualit as air (kelas
air). Penet apan baku mut u air yang didasarkan pada perunt ukan semat a
akan menghadapai kesulit an sert a t idak realist is dan sulit dicapai pada air
yang kondisi nyat a kualit asnya t idak layak unt uk semua golongan
perunt ukan.
Dengan dit et apkannya baku mut u air pada sumber air dan memperhat ikan
kondisi airnya, akan dapat dihit ung berapa beban zat pencemar yang dapat
dit enggang adanya oleh air penerima sehingga air dapat t et ap berf ungsi
sesuai dengan perunt ukannya. Beban pencemaran ini merupakan daya
t ampung beban pencemaran bagi air penerima yang t elah dit et apkan
perunt ukannya.
Perat uran Pemerint ah Nomor 20 Tahun 1990 t ent ang Pengendalian
Pencemaran Air dianggap t idak memadai lagi, karena secara subst ansial
t idak sesuai dengan prinsip ot onomi daerah sebagaimana dikandung dalam
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 t ent ang Pemerint ahan Daerah.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup j elas
Pasal 2
Ayat (1)
Mengingat sif at air yang dinamis dan pada umumnya berada
dan at au mengalir melint asi bat as wilayah administ rasi pemerint ahan,

©

Legal Agency

- 20 -

maka pengelolaan kualit as air dan pengendalian pencemaran air t idak
hanya dapat
dilakukan sendiri-sendiri (part ial) oleh sat u pemerint ah daerah.
Dengan demikian harus dilakukan secara t erpadu ant ar wilayah
administ rasi dan didasarkan pada karakt er ekosist emnya sehingga
dapat t ercapai pengelolaan yang ef isien dan ef ekt if .
Ket erpaduan pengelolaan kualit as air dan pengendalian
pencemaran air ini dilakukan melalui upaya koordinasi ant ar
pemerint ah daerah yang berada dalam sat u kesat uan ekosist em air
dan at au sat u kesat uan pengelolaan sumber daya air ant ara lain
daerah aliran sungai (DAS) dan daerah pengaliran sungai (DPS). Kerj a
sama ant ar daerah dapat dilakukan melalui badan kerj a sama ant ar
daerah. Dalam koordinasi dan kerj a sama t ersebut t ermasuk dengan
inst ansi t erkait , baik menyangkut rencana pemanf aat an air,
pemant auan kualit as air, penet apan baku mut u air, penet apan daya
t ampung, penet apan mekanisme perizinan pembuangan air limbah,
pembinaan dan pengawasan penaat an.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 3
Cukup j elas
Pasal 4
Ayat (1)
Pengelolaan kualit as air dimaksudkan unt uk memelihara
kualit as air unt uk t uj uan melest arikan f ungsi air, dengan melest arikan
(conservat ion) at au mengendalikan (cont rol). Pelest arian kualit as air
dimaksudkan unt uk memelihara kondisi kualit as air sebagaimana
kondisi alamiahnya.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Kondisi alamiah air pada sumber air dalam hut an lindung, mat a
air dan akuif er air t anah dalam secara umum kualit asnya sangat baik.
Air pada sumber_sumber air t ersebut j uga akan sulit dipulihkan
kualit asnya apabila t ercemar, dan perlu wakt u bert ahun-t ahun unt uk
pemulihannya. Oleh karena it u harus dipelihara kualit asnya
sebagaimana kondisi alamiahnya. Mat a air kualit as airnya perlu
dilest arikan sebagaimana kondisi alamiahnya, baik mat a air di dalam
maupun di luar hut an lindung. Air di bawah permukaan t anah berada
di wadah at au t empat yang disebut akuif er.
Air t anah dalam adalah air pada akuif er yang berada di ant ara
dua lapisan bat uan geologis t ert ent u, yang menerima resapan air dari
bagian hulunya.
Hut an lindung adalah kawasan hut an yang mempunyai f ungsi
pokok sebagai perlindungan sist em penyangga kehidupan unt uk
mengat ur t at a air, mencegah banj ir, mengendalikan erosi, mencegah

©

Legal Agency

- 21 -

int rusi air laut , dan memelihara kesuburan t anah.
Ayat (4)
Upaya pengendalian pencemaran air ant ara lain dilakukan
dengan membat asi beban pencemaran yang dit enggang masuknya ke
dalam air sebat as t idak akan menyebabkan air menj adi cemar
(sebat as masih memenuhi baku mut u air).
Ayat (5)
Cukup j elas
Pasal 5
Cukup j elas
Pasal 6
Cukup j elas
Pasal 7
Ayat (1)
Rencana pendayagunaan air meliput i penggunaan unt uk
pemanf aat an sekarang dan masa yang akan dat ang. Rencana
pendayagunaan air diperlukan dalam rangka menet apkan baku mut u
air dan mut u air sasaran, sehingga dapat diket ahui arah program
pengelolaan kualit as air.
Ayat (2)
Air pada lingkungan masyarakat set empat dapat mempunyai
f ungsi dan nilai yang t inggi dari aspek sosial budaya. Misalnya air
unt uk keperluan rit ual dan kult ural.
Ayat (3)
Pendayagunaan air adalah pemanf aat an air yang digunakan
sekarang ini (exist ing uses) dan pot ensi air sebagai cadangan unt uk
pemanf aat an di masa mendat ang (f ut ure uses).
Pasal 8
Ayat (1)
Pembagian kelas ini didasarkan pada peringkat (gradasi)
t ingkat an baiknya mut u air, dan kemungkinan kegunaannya.
Tingkat an mut u air Kelas Sat u merupakan t ingkat an yang t erbaik.
Secara relat if , t ingkat an mut u air Kelas Sat u lebih baik dari Kelas
Dua, dan selanj ut nya.
Tingkat an mut u air dari set iap kelas disusun berdasarkan
kemungkinan kegunaannya bagi suat u perunt ukan air (designat ed
benef icial wat er uses).
Air baku air minum adalah air yang dapat diolah menj adi air
yang layak sebagai air minum dengan pengolahan secara sederhana
dengan cara dif ilt rasi, disinf eksi, dan dididihkan.
Klasif ikasi mut u air merupakan pendekat an unt uk menet apkan
krit eria mut u air dari t iap kelas, yang akan menj adi dasar unt uk
penet apan baku mut u air. Set iap kelas air mempersyarat kan mut u air

©

Legal Agency

- 22 -

yang dinilai masih layak unt uk dimanf aat kan bagi perunt ukkan
t ert ent u.
Perunt ukan lain yang dimaksud misalnya kegunaan air unt uk
proses indust ri, kegiat an penambangan dan
pembangkit
t enaga
list rik, asalkan kegunaan t ersebut dapat menggunakan air dengan
mut u air sebagaimana krit eria mut u air dari kelas air dimaksud.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Pengkaj ian yang dimaksud adalah kegiat an unt uk menget ahui
inf ormasi mengenai keadaan mut u air saat ini (exist ing qualit y),
rencana pendayagunaan air sesuai dengan krit eria kelas yang
diinginkan, dan t ingkat mut u air yang akan dicapai (obj ect ive
qualit y).
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Pedoman pengkaj ian yang dimaksud meliput i pedoman unt uk
menent ukan keadaan mut u air, penyusunan rencana penggunaan air,
dan penent uan t ingkat mut u air yang ingin dicapai. Pedoman
pengkaj ian mencakup ant ara laiket at alaksanaan pada sumber air yang
bersif at lint as daerah (Kabupat en/ Kot a dan Propinsi).
Pasal 10
Cukup j elas
Pasal 11
Cukup j elas
Pasal 12
Ayat (1)
Penget at an dan at au penambahan paramet er t ersebut
didasarkan pada kondisi spesif ik, ant ara lain at as pert imbangan
karena di daerah t ersebut t erdapat biot a dan at au spesies sensit if
yang perlu dilindungi.
Yang dimaksud dengan yang lebih ket at adalah yang t ingkat
kualit as airnya lebih baik.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 13
Ayat (1)

©

Legal Agency

- 23 -

Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Ayat (5)
Mekanisme dan prosedur pemant auan kualit as air meliput i,
ant ara lain, rencana pemant auan, pengharmonisasian operasi
pemant auan kualit as air, pelaporan dan pengelolaan dat a hasil
pemant auan.
Pasal 14
Ayat (1)
St at us mut u air merupakan inf ormasi mengenai t ingkat an mut u
air pada sumber air dalam wakt u t ert ent u.
Dalam rangka pengelolaan kualit as air dan at au pengendalian
pencemaran air, perlu diket ahui st at us mut u air (t he st at e of t he
wat er qualit y). Unt uk it u maka dilakukan pemant auan kualit as air
guna menget ahui mut u air, dengan membandingkan mut u air.
Tidak memenuhi baku mut u air adalah apabila dari hasil
pemant auan kualit as air t ingkat kualit as airnya lebih buruk dari baku
mut u air.
Memenuhi baku mut u air adalah apabila dari hasil pemant auan
kualit as air t ingkat kualit as airnya sama at au lebih baik dari baku
mut u air.
Dalam hal met oda baku penilaian st at us mut u air belum
dit et apkan dalam perat uran perundang-undangan, dapat digunakan
kaidah ilmiah.
Cont oh paramet er yang belum t ercant um dalam krit eria mut u
air sebagaimana t ercant um dalam Lampiran Perat uran Pemerint ah ini
ant ara lain, paramet er-paramet er bio-indikat or dan t oksisit as.
Ayat (2)
Kondisi cemar dapat dibagi menj adi beberapa t ingkat an,
sepert i t ingkat an cemar berat , cemar sedang, dan cemar ringan.
Demikian pula kondisi baik dapat dibagi menj adi sangat baik dan
cukup baik. Tingkat an t ersebut dapat dinyat akan ant ara lain dengan
menggunakan suat u indeks.
Pasal 15
Ayat (1)
Penanggulangan pencemaran air dan pemulihan kualit as air
yang dilakukan oleh Pemerint ah dan Pemerint ah Propinsi, Pemerint ah
Kabupat en/ Kot a, meliput i pula program kerj a pengendalian
pencemaran air dan pemulihan kualit as air secara berkesinambungan.
Mut u air sasaran (wat er qualit y obj ect ive) adalah mut u air yang

©

Legal Agency

- 24 -

direncanakan unt uk dapat diwuj udkan dalam j angka wakt u t ert ent u
melalui penyelenggaraan program kerj a dalam rangka pengedalian
pencemaran air dan pemulihan kualit as air.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 16
Ayat (1)
Akredit asi
dilakukan
oleh
lembaga
yang
berwenang
melaksanakan akredit asi laborat orium di bidang pengelolaan
lingkungan hidup.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 17
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Penunj ukan laborat orium oleh Ment eri sebagai laborat orium
ruj ukan dimaksudkan ant ara lain unt uk menguj i kebenaran t eknik,
prosedur, met ode pengambilan dan met ode analisis sampel.
Kesimpulan yang dit et apkan t ersebut menj adi alat bukt i t ent ang
mut u air dan mut u air limbah.
Pasal 18
Cukup j elas
Pasal 19
Cukup j elas
Pasal 20
Huruf a
Cukup j elas
Huruf b
Invent arisasi adalah pengumpulan dat a dan inf ormasi yang
diperlukan unt uk menget ahui sebab dan f akt or yang menyebabkan
penurunanan kualit as air.
Huruf c
Cukup j elas
Huruf d
Cukup j elas
Huruf e
Cukup j elas
Huruf f
Fakt or lain yang dimaksud ant ara lain f akt or f lukt uasi debit .

©

Legal Agency

- 25 -

Pasal 21
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Hasil invent arisasi sumber pencemaran air diperlukan ant ara
lain unt uk penet apan program kerj a pengendalian pencemaran air.
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 22
Cukup j elas
Pasal 23
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Daya t ampung beban pencemaran pada suat u sumber air dapat
berubah dari wakt u ke wakt u mengingat ant ara lain karena f lukt uasi
debit at au kuant it as air dan perubahan kualit as air.
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 24
Ayat (1)
Pengenaan ret ribusi t ersebut sebagai
penyediaan sarana pengolahan (pengelolaan)
disediakan oleh Kabupat en/ Kot a.
Ayat (2)
Cukup j elas

konsekuensi dari
air limbah yang

Pasal 25
Pencemaran air akibat keadaan darurat dapat disebabkan ant ara lain
kebocoran at au t umpahan bahan kimia dari t angki penyimpanannya
akibat kegagalan desain, ket idak-t epat an operasi, kecelakaan dan
at au bencana alam.

Pasal 26
Cukup j elas
Pasal 27
Ayat (1)
Pej abat yang berwenang yang dimaksud, ant ara lain, adalah
Kepala Desa/ Lurah, Camat , dan Polisi.

©

Legal Agency

- 26 -

Ayat (2)
Cukup
Ayat (3)
Cukup
Ayat (4)
Cukup
Ayat (5)
Cukup

j elas
j elas
j elas
j elas

Pasal 28
Usaha yang dimaksud ant ara lain indust ri, pert ambangan, dan
perhot elan. Kegiat an yang dimaksud ant ara lain laborat orium
kegiat an penelit ian dan pendidikan, f asilit as umum rumah sakit ,
pemot ongan hewan dan kegiat an pemat angan t anah (land clearing),
proyek prasarana j alan raya, sert a t empat pembuangan akhir sampah
(TPA).
Pasal 29
Cukup j elas
Pasal 30
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Inf ormasi mengenai pengelolaan kualit as air dan pengendalian
pencemaran air yang dimaksud dapat berupa dat a, ket erangan, at au
inf ormasi lain yang berkenaan dengan pengelolaan kualit as air dan
at au pengendalian pencemaran air yang menurut sif at dan t uj uannya
memang