BIOMASSA DAN KARBON POHON DI SEKITAR DANAU TAMBING PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU DESA SEDOA KECAMATAN LORE UTARA KABUPATEN POSO | Marjan | Jurnal Warta Rimba 7283 24276 1 PB

WARTA RIMBA
Volume 4, Nomor 1
Juni 2016

ISSN: 2406-8373
Hal: 82-88

BIOMASSA DAN KARBON POHON DI SEKITAR DANAU TAMBING PADA
KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU DESA SEDOA KECAMATAN
LORE UTARA KABUPATEN POSO
Marjan1, Wardah 2, Abdul Hapid2
Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako
Jl. Soekarno-Hatta Km. 9 Palu, Sulawesi Tengah 94118
1
Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako
Korespondensi: [email protected]
2
Staf Pengajar Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako
Abstract
Forest is an absorber of carbon that began to be a spotlight when the earth facing greenhouse effect.
The greenhouse effect can be an increase of air temperature or commonly named global warming.

The global warming is caused by the concentration improvement of the greenhouse in atmosphere
where the improvement affects the change of radiation balanced so that the earth temperature
increase. This research aims at identifying the number of biomass and tree carbon around Tambing
Lake in Lore Lindu National Park. This research was conducted in Tambing Lake area in Lore
Lindu National Park Sedoa Village, Lore Utara Sub-district Poso Regency for three months started
from February to April 2014. The estimation of tree biomass is using indirect method or allometric
equation built in TNLL area. The result of this research revealed that the total of biomass on tree
diameter ≥ 30 cm on the lake buffer is 653 ton/ha and 72 ton/ha for diameter tree ≤ 5 cm, for
diameter tree ≥ 30 cm outside lake buffer is 793 ton/ha and 120 ton/ha to diameter ≤ 5 cm. While
the total content of carbon inside lake buffer to diameter tree ≥ 30 cm is 286 ton/ha and to diameter
tree ≤ 5 cm is 32 ton/ha. The total content of carbon outside the lake buffer to diameter tree ≥ 30 cm
is 356 ton/ha and to diameter tree ≤ 5 cm is 54 ton/ha. The total average of tree biomass around
Tambing Lake is 810 ton/ha and the average of tree carbon is 364,5 ton/ha.
Key words: Biomass, Carbon, Tree, Tambing Lake
disebarkan ke seluruh tubuh tanaman dan
akhirnya ditimbun dalam tubuh tanaman berupa
daun, batang, ranting, bunga dan buah.
(Asmoro, 2011).
Peranan hutan sebagai penyimpan dan
penyerap karbon sangat penting dalam rangka

mengatasi masalah efek gas rumah kaca (GRK)
yang mengakibatkan pemanasan global. Salah
satu penyumbang emisi GRK adalah
karbondioksida (CO2), yang berkontribusi
sebesar 55% dari keseluruhan peningkatan
pemanasan global. Dengan demikian, maka
emisi dan penyerapan CO di atmosfer harus
mendapat perhatian yang lebih besar
(Yuniawati dkk, 2011).
Perubahan iklim global diyakini memiliki
dampak yang luas pada berbagai aspek
kehidupan manusia di dunia. Perubahan iklim
dipicu oleh peningkatan konsentrasi gas rumah

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan sebagai sumber daya alam yang
dapat diperbaharui (renewable resources)
walaupun membutuhkan waktu yang sangat
panjang untuk mengembalikan hutan pada

keadaan semula. Oleh karena itu perlu dijaga
dan dikelola dengan arif dan bijaksana. Pada
mulanya pemanfaatan sumber daya hutan hanya
dilihat dari segi hasil kayunya saja. Seiring
dengan perkembangan zaman sekarang ini
hutan bukan hanya berfungsi sebagai penghasil
kayu, tetapi juga sebagai penghasil jasa
lingkungan. (Lukito dan Rohmatiah, 2013).
Hutan merupakan penyimpan karbon (C)
tertinggi
dibandingkan
dengan
sistem
penggunaan lahan lainnya. Melalui proses
fotosintesis, CO2 di udara diserap oleh tanaman
dan diubah menjadi karbohidrat, kemudian

82

WARTA RIMBA

Volume 4, Nomor 1
Juni 2016

ISSN: 2406-8373
Hal: 82-88

Tambing di dalam Kawasan Hutan Taman
Nasional Lore Lindu Desa Sedoa kecamatan
Lore Utara Kabupaten Poso. Kegunaan
penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran dan informasi bagi mahasiswa
ataupun instansi terkait mengenai perencanaan
pengelolaan hutan dalam mengurangi gas
rumah kaca melalui peningkatan penyerapan
karbon.

kaca (GRK) di atmosfer bumi, sehingga
mengganggu kemampuan planet untuk
mempertahankan
suhu

yang
stabil.
Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca
terutama
disebabkan
oleh
akumulasi
pembakaran bahan bakar fosil dan emisi gas
rumah kaca dari perubahan tata guna lahan
(Ekawati dkk, 2012).
Salah satu cara untuk mengurangi dampak
tersebut adalah dengan mengendalikan
konsentrasi karbon melalui pengembangan sink
program, dimana karbon organik sebagai hasil
fotosintesa akan disimpan dalam biomassa
tegakan hutan atau pohon berkayu. Dalam
rangka pengembangan program ini diperlukan
data-data pengestimasian kandungan karbon,
sehingga tersedianya model yang memudahkan
dalam pengestimasian kandungan karbon

sangat diperlukan (Adinugroho dkk, 2006).
Biomassa adalah jumlah total bahan
organik hidup yang terdapat dalam tegakan
yang dinyatakan dalam berat kering oven dalam
ton per unit area. Jumlah biomassa dalam
hutan merupakan selisih antara produksi
melalui fotosintesis dan konsumsi melalui
respirasi.
Data dan informasi mengenai
biomassa suatu ekosistem dapat menunjukkan
tingkat produktivitas ekosistem tersebut. Dari
segi ekologi, data dan biomassa hutan berguna
untuk mempelajari aspek fungsional dari suatu
ekosistem hutan, seperti produksi primer, siklus
hara dan aliran energi (Dewi, 2011).
Rumusan masalah
Meningkatnya kegiatan manusia dan
kerusakan alam yang berupa perubahan tata
guna lahan, deforestasi, limbah industri, dan
kebakaran hutan telah menyebabkan tingginya

tingkat emisi karbon di atmosfer dan memicu
terjadinya proses pemanasan global,mengingat
fungsi hutan sebagai penyerap karbon dioksida
(CO2), informasi mengenai jumlah karbon yang
disimpan oleh suatu kawasan hutan (stok
karbon) menjadi penting. Masalah dalam
penelitian ini, berapa kemampuan hutan di
sekitar danau tambing dalam menyimpan
biomassa dan karbon
Tujuan Dan Kegunaan
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
biomassa dankarbon pohon di sekitar danau

MATERI DAN METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga
bulan, dari bulan Februari sampai dengan April
2014. Dilaksanakan di Sekitar Danau Tambing
Pada kawasan hutan Taman Nasional Lore
Lindu, Desa Sedoa Kecamatan Lore Utara

Kabupaten Poso.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pita meter, kompas,
hagameter, GPS, parang, kamera, meteran, alat
tulis, tali rafia, kertas label, tally sheet, spritus,
dan koran.
Metode Penelitian
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini terbagi dua, yaitu data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan
secara langsung di lapangan, yaitu meliputi data
dimensi pohon. Sedangkan data sekunder yang
merupakan data penunjang yang diperoleh dari
beberapa literatur dan lembaga atau instansi
yang terkait.
1. Peta lokasi penelitian,
2. Keadaan lapangan yang meliputi topografi,
tanah, geologi dan iklim,

3. Keadaan hutan yang meliputi tipe hutan dan
potensi hutan.
Pengamatan di Lapangan
Pengambilan data dilakukan dengan
pembuatan petak ukur seluas 0,2 ha kemudian
dibuat petak contoh berbentuk empat persegi
panjang dengan ukuran 20 m x 100 m (0,2 ha)
untuk pengukuran dimensi pohon (dbh > 30
cm), 5 m x 40 m (0,02 ha) untuk pohon (5 cm<
dbh < 30 cm).

83

WARTA RIMBA
Volume 4, Nomor 1
Juni 2016

ISSN: 2406-8373
Hal: 82-88


biomassanya, dan (b) crop meter, yaitu dengan
cara mengunakan seperangkat alat elektroda
yang kedua kutubnya diletakkan di atas
permukaan tanah pada jarak tertentu.
Pendugaan Persediaan Karbon
Karbon tersimpan dalam biomassa
tumbuhan yaitu dengan menggunakan rumus:
Karbon biomassa (ton ha-1) = Biomassa total
(ton ha-1) x 0,45.
Keterangan : Diasumsi bahwa kandungan
karbon biomassa (kering oven) adalah 0,45.

Metode Pengumpulan Data Pohon sampel
Metode pengumpulan data pohon sampel,
setelah pohon sampel terpilih masing-masing
pohon sampel diukur diameter setinggi dada
(1,30 m di atas permukaan tanah) dengan
menggunakan pita meter dan tongkat setinggi
1,30 m.
Analisis Data

Diameter Pohon
Titik pengukuran diameter adalah setinggi
dada atau 1,3 m dari permukaan tanah. Prinsip
dasar pengukuran diameter adalah posisi
pengukuran harus tegak lurus dengan sumbu
batang. Alat ukur yang digunakan adalah pita
ukur yang mengukur keliling. Nilai keliling ini
kemudian dikonversikan menjadi diameter
dengan membaginya dengan nilai phi (3,14).
Pengolahan Data Biomassa Pohon
Model estimasi massa karbon pohon dalam
penelitian ini menggunakan persamaan
allometrik yang diperoleh dari
hubungan
antara massa karbon pohon dan diameternya
(Elias dan Wistara, 2009). Massa karbon
pohon merupakan variabel tidak bebas dan
diameternya sebagai variabel bebas, sehingga
dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
Yk = aDb

HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah Rata-rata Biomassa dan Karbon
Berdasarkan hasil pengukuran, maka
diperoleh keliling atau diameter seluruh pohon
sampel yang terdiri dari dua plot, yakni di
dalam dan di luar buffer danau kemudian
dikembangkan untuk mendapatkan biomassa
dan karbon pohon pada tiap plotnya. Dari hasil
perhitungan, total biomassa dan karbon pohon
dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Jumlah rata-rata biomassa dan karbon
pohon berdiameter ≥ 30 cm dalam
buffer danau.
Plot
Diameter Biomassa Karbon
Pohon
Dalam
≥ 30 cm
635
286
Buffer
≤ 5 cm
72
32
Total
707
318
Luar
≥ 30 cm
793
356
Buffer
≤ 5 cm
120
54
Danau
Total
913
410
Rata-rata
810
364

dimana:
Yk = Berat massa karbon per pohon (kg)
D = Diameter setinggi dada (cm)

Pendugaan biomassa pohon dihitung
dengan menggunakan persamaan allometrik
sebagai berikut (Wardah, 2008):
Y = 0,0439 D2,7587
Keterangan :
Y : Biomassa pohon
D : Diameter setinggi dada (cm)

Menurut Chapman (1976), diacu dalam
Onrizal (2004) dalam Rachman (2009) metode
pendugaan
biomassa
di
atas
tanah
dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu (1)
metode pemanenan yang terdiri atas (a) metode
pemanenan individu tanaman, (b) metode
pemanenan kuadrat dan (c) metode pemanenan
individu pohon yang mempunyai luas bidang
dasar rata-rata, dan (2) metode pendugaan tidak
langsung yang terdiri dari (a) metode hubungan
allometrik, yakni dengan mencari korelasi yang
paling baik antara dimensi pohon dan

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 5
di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah
rata-rata biomassa dan karbon pada pohon yang
terletak di dalam dan di luar buffer danau
sebesar 810 ton/ha dan karbon total 364 ton/ha.
Berdasarkan hasil pengukuran di lokasi, maka
diperoleh keliling atau diameter seluruh pohon
sampel yang terdiri dari dua plot, yakni plot
ukuran ≥ 30 cm dan ≤ 5 cm luar buffer danau,
kemudian dikembangkan untuk mendapatkan

84

WARTA RIMBA
Volume 4, Nomor 1
Juni 2016

ISSN: 2406-8373
Hal: 82-88

Termasuk bagian dari kantong karbon di
permukaan tanah ini adalah pada batang,
tunggul, cabang, kulit kayu, biji, dan daun dari
vegetasi baik dari strata pohon maupun dari
strata tumbuhan bawah di lantai hutan.
b. Biomassa bawah permukaan tanah adalah
semua biomassa dari akar tumbuhan yang
hidup. Pengertian akar ini berlaku hingga
ukuran diameter tertentu yang ditetapkan. Hal
ini dilakukan sebab akar tumbuhan dengan
diameter yang lebih kecil dari ketentuan
cenderung sulit untuk dibedakan dengan bahan
organik tanah dan serasah.
c. Bahan organik mati meliputi kayu mati dan
serasah. Serasah dinyatakan sebagai semua
bahan organik mati dengan berbagai tingkat
dekomposisi yang terletak di permukaan tanah.
Kayu mati, akar mati, dan tunggul dengan
diameter lebih besar dari diameter yang telah
ditetapkan adalah semua bahan organik mati
yang tidak tercakup dalam serasah baik yang
masih tegak maupun yang roboh di tanah.
d. Karbon organik tanah mencakup karbon pada
tanah mineral dan tanah organik termasuk
gambut.
Biomassa dan Karbon pada Plot dalam
Buffer Danau
Berdasarkan hasil pengukuran pohon
sampel di temukan kandungan biomasa dan
karbon. Salah satu faktor yang menyebabkan
banyaknya ditemukan kandungan biomassa dan
karbon karena banyaknya vegetasi. Hal ini
akan berpengaruh pada besarnya cadangan
karbon pada biomasa pohon dengan kata lain
kualitas tempat tumbuh berpengaruh terhadap
pertumbuhan
pohon.
Vegetasi
akan
memproduksi biomassa dan sisa biomassa
menjadi sumber bahan organik yang dapat
dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas
tanah. Setiap vegetasi akan menghasilkan
kualitas biomassa yang berbeda.
Kualitas
bahan organik tanah berupa susunan senyawa
penyusun bahan organik akan menentukan
kecepatan pelapukan bahan organik mengalami
pelapukan. Unsur hara yang tersedia akan
diimmobilisasi oleh
mikroorganisme, dan
hanya unsur hara yang tidak terimmobilisasi
yang dapat diambil oleh tanaman
untuk
pertumbuhannya (Windusari dkk, 2012).

biomassa dan total karbon pohon pada tiap
plotnya. Jumlah biomassa pohon di dalam
hutan adalah hasil dari selisih antara produksi
melalui fotosintesis dengan konsumsi melalui
proses respirasi dan pemanenan. Tumbuhan
akan mengurangi karbon di atmosfer (CO2)
melalui proses fotosintesis dan menyimpannya
dalam jaringan tumbuhan. Sampai waktunya
karbon tersebut tersikluskan kembali ke
atmosfer, karbon tersebut akan menempati
salah satu dari sejumlah kantong karbon.
Semua komponen penyusun vegetasi baik
pohon, semak, liana dan epifit merupakan
bagian dari biomassa atas permukaan. Di
bawah permukaan tanah, akar tumbuhan juga
merupakan penyimpan karbon selain tanah itu
sendiri (Sutaryo, 2009).
Menurut Dury et al. (2002) dalam Ginoga
(2004) dalam Darussalam, (2011) dalam
tegakan hutan karbon terdapat pada:
a. Pohon dan akar (Tr), yaitu pada biomassa
hidup baik yang terdapat di atas permukaan
tanah atau di bawah permukaan dari
berbagai jenis pohon, termasuk batang,
daun, cabang, dan akar.
b. Vegetasi lain (OV), yaitu pada vegetasi
bukan pohon (semak, belukar, herba, dan
rerumputan)
c. Sampah hutan, yaitu pada biomassa mati di
atas lantai hutan, termasuk sisa pemanenan.
d. Tanah (S), yaitu pada karbon tersimpan
dalam bahan organik (humus) maupun
dalam bentuk mineral karbon.
Karbon dalam tanah mungkin mengalami
peningkatan atau penurunan tergantung pada
kondisi tempat sebelumnya dan kondisi
pengolahan. Dalam inventarisasi karbon hutan,
karbon
pool
(kantung
karbon)
yang
diperhitungkan setidaknya ada 4 kantung
karbon. Kantong karbon adalah wadah dengan
kapasitas untuk menyimpan karbon dan
melepaskannya. Keempat kantong karbon
tersebut adalah biomassa atas permukaan,
biomassa bawah permukaan, bahan organik
mati dan karbon organik tanah, sedangkan
pengertian dari masing 4 kantung karbon
adalah sebagai berikut:
a. Biomassa atas permukaan tanah adalah
semua material hidup di atas permukaan tanah.

85

WARTA RIMBA
Volume 4, Nomor 1
Juni 2016

ISSN: 2406-8373
Hal: 82-88

356 ton/ha untuk biomassa dan 793 ton/ha
kandungan karbonnya.
Berdasarkan hasil
pengamatan di lokasi penelitian, maka dapat di
ketahui jumlah pohon sampel dari dalam buffer
danau sebanyak 43 untuk plot yang berukuran
besar dan 20 pohon sampel unutuk yang
berukuran kecil. Dari hasil perhitungan pada
beberapa tabel di atas dapat dilihat bahwa total
karbon pohon yang paling banyak terdapat pada
luar buffer danau sebesar 356 ton/ha untuk plot
berukuran besar dan total biomassa yang paling
besar juga terdapat pada luar bufer danau
sebesar 793 ton/ha. Sedangkan jumlah karbon
pohon yang paling sedikit terdapat di dalam
buffer danau yaitu 286 ton/ha untuk plot
berukuran besar dan total biomassa yang paling
kecil juga terdapat di dalam buffer danau yaitu
635 ton/ha untuk plot berukuran kecil.
Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi
penelitian, maka dapat diketahui jumlah pohon
sampel mulai dari dalam sampai pada luar
buffer danau yakni dalam buffer danau
diameter ≥ 30 cm sebanyak 29, diameter ≤ 5
cm sebanyak 13, dan diluar buffer danau
diameter 30 ≥ cm sebanyak 43, diameter ≤ 5 cm
sebanyak 20. Dari hasil pengamatan lapangan
diketahui bahwa jumlah pohon sampel tiap plot
hampir memiliki jumlah yang sama banyaknya
akan tetapi yang membuat perbedaan hasil
perhitungan biomassa dan karbonnya adalah
ukuran diameter tiap pohonnya berbeda-beda.
Sebaran pohon sangat dipengaruhi oleh jenis
tanah dan juga kriteria seresah yang ada di
lokasi tersebut. Tingkat distribusi biomassa
kering pada setiap bagian pohon berbeda.
Proporsi biomassa kering pada bagian batang,
ranting dan daun relatif sama dengan
meningkatnya umur pohon, tetapi pada bagian
cabang terjadi peningkatan proporsi biomassa
kering dengan bertambahnya umur pohon
(Ratna, 2008). Tanah yang subur dan
ketersediaan airnya cukup akan membuat
pohon dapat hidup dengan subur sehingga
jumlahnya menjadi banyak. Kesuburan tanah
dan ketersediaan air ini pun berkaitan pula
dengan kondisi iklim, dimusim penghujan
ketersedian air sangat mencukupi kebutuhan
tanah dalam menyuplai air untuk tumbuhan
yang hidup di atasnya sehingga tumbuhan pun

Cadangan karbon pada suatu sistem
penggunaan lahan dipengaruhi oleh jenis
vegetasinya. Suatu sistem penggunaan lahan
yang terdiri dari pohon dengan spesies yang
mempunyai nilai kerapatan kayu tinggi,
biomasanya akan lebih tinggi bila dibandingkan
dengan lahan yang mempunyai spesies dengan
nilai kerapatan kayu rendah (Rahayu dkk,
2005).
Simpanan biomassa terdapat pula pada
nekromasa atau kayu yang sudah mati
mengering/basah karena dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan sekitarnya (Chanan, 2011).
Dari hasil perhitungan maka telah diketahui,
total biomassa dan karbon pada pohon yang
berada di dalam buffer danau sebesar 635 ton/
ha, untuk biomassa dan 286 ton/ha kandungan
karbonnya. Jumlah biomassa total tumbuhan
bertambah karena tumbuhan menyerap CO2
dari udara dan mengubah zat tersebut menjadi
bahan organik melalui proses fotosintesis. Laju
peningkatan biomassa disebut produktivitas
primer bruto. Tingginya jumlah pohon sampel
tersebut dipengaruhi oleh besarnya diameter
pohon dan kerapatan suatu tegakan, hal ini
menunjukkan bahwa vegetasi di dalam kawasan
Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) terjadi
persaingan jenis-jenis tertentu yang lebih
berkuasa (dominan) dari jenis yang lain. Dari
hasil perhitungan tabel 4 di atas dapat dilihat
bahwa total karbon pohon yang terdapat pada
plot berukuran kecil dalam buffer danau
sebesar 32 ton/ha dan kandungan biomassanya
yaitu 72 ton/ha. Berdasarkan hasil pengamatan
di lokasi penelitian, maka dapat diketahui
jumlah pohon sampel dari dalam buffer danau
sebanyak 29 pohon untuk plot yang berukuran
besar, dan 13 pohon sampel untuk yang
berukuran kecil. Untuk lebih jelas lagi jumlah
pohon sampel dan perhitungan pendugaan
biomassa dan karbon pada pohon dapat dilihat
pada tabel hasil.
Biomassa dan Karbon Pada Plot Luar
Buffer Dana
Berdasarkan hasil pengukuran pohon
sampel ditemukan kandungan biomasa dan
karbon. Dari hasil perhitungan maka telah
diketahui, total biomassa dan karbon pada
pohon yang berada di luar buffer danau sebesar

86

WARTA RIMBA
Volume 4, Nomor 1
Juni 2016

ISSN: 2406-8373
Hal: 82-88

Penyimpanan karbon pada suatu lahan
menjadi lebih besar bila kondisi kesuburan
tanahnya baik, karena biomasa pohon
meningkat, atau dengan kata lain di atas tanah
(biomasa tanaman) ditentukan oleh besarnya di
dalam tanah (bahan organik tanah). Untuk itu
pengukuran banyaknya karbon yang disimpan
dalam setiap lahan perlu dilakukan (Hairiah,
2011).

dapat hidup dengan subur. Namun jika musim
kemarau, ketersediaan air cenderung terbatas
sehingga tanah pun menjadi kering dan
gersang.
Hal ini pun berakibat pada
terbatasnya ketersediaan air untuk menunjang
kebutuhan tumbuhan.
Sehingga tumbuhan
pada saat musim kemarau cenderung agak layu
dan kurang subur. Besar karbon tersimpan
sangat berkaitan dengan simpanan biomassa.
Kemampuan vegetasi dalam menyimpan
biomassa
ini
secara
langsung
dapat
menggambarkan kondisi simpanan karbon
dalam suatu kawasan hutan.
Hal ini
dikarenakan karbon merupakan pecahan dari
CO2 yang diserap oleh vegetasi hijau yang
kemudian dipecah menjadi biomassa dan
disimpan dalam bentuk karbon. Kuantitas
simpanan karbon berbanding lurus dengan
kuantitas simpanan biomassa.
Jumlah
cadangan karbon antar lahan berbeda-beda,
tergantung pada keanekaragaman dan kerapatan
tumbuhan yang ada, jenis tanahnya serta cara
pengelolaannya.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penghitungan dan
pembahasan maka dapat disimpulkan biomassa
pohon di sekitar Danau Tambing di kawasan
TNLL rata-rata sekitar 810 ton/ha, di dalam
buffer danau adalah 707 ton/ha, dan di luar
buffer danau adalah 913 ton/ha. Karbon ratarata sekitar 360 ton/ha,di dalam buffer danau
adalah 318 ton/ha, dan di luar buffer danau
adalah 410 ton/ha.

87

WARTA RIMBA
Volume 4, Nomor 1
Juni 2016

ISSN: 2406-8373
Hal: 82-88

Tingkat Lahan ke Bentang Lahan. World
Agroforestry Centre. ICRAF SEA
Regional Office.University of Brawijaya.
Malang.
Lukito M, Rohmatiah, A. 2013. Estimasi
Biomassa dan Karbon Tanaman Jati Umur
5 Tahun (Kasus Kawasan Hutan Tanaman
Jati Unggul Nusantara (Jun) Desa Krowe,
Kecamatan
Lembeyan
Kabupaten
Magetan). Agri-tek Volume 14 Nomor 1.
Rahayu, S, Lusiana B, Noordwijk MV. 2004.
Pendugaan Cadangan Karbon di Atas
Permukaan Tanah pada Berbagai Sistem
Penggunaan
Lahan
di
Kabupaten
Nunukan,
Kalimantan
Timur.
www.worldagroforestry.org/record/3417
Ratna, AT. 2008. Pendugaan Kandungan
Karbon pada Acacia crassicarpa
di
Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus di
IUPHHK-HT PT. RAPP, Kabupaten
Pelalawan).
Program
Studi
Ilmu
Lingkungan PPS Universitas Riau.
Pekanbaru.
Rachman, S. 2009. Pendugaan Potensi
Kandungan Karbon Pada Tegakan Sengon
(Paraserianthes falcataria L Nielsen) di
Hutan Rakyat (Studi Kasus Desa
Jugalajaya,
Kecamatan
Jasinga,
Kabupaten Bogor. Jawa Bar at). Skripsi.
Departemen Hasil Hutan. Fakultas
Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Sutaryo D. 2009. Penghitungan Biomassa
Sebuah Pengantar untuk Studi Karbon
dan Perdagangan Karbon. Artikel Ilmiah.
Wetlands
International
Indonesia
Programme . Bogor.
Windusari Y, Sari NAP, Yustian I, Zulkifli H.
2012.
Dugaan Cadangan Karbon
Biomassa Tumbuhan Bawah dan Serasah
di Kawasan Suksesi Alami Pada Area
Pengendapan
Tailing
Pt
Freeport
Indonesia. Biospecies, Volume 5 No. 1.
Yuniawati, Budiaman A, Elias. 2011. Estimasi
Potensi Biomassa dan Massa Karbon
Hutan Tanaman di Lahan Gambut Acacia
Crassicarpa (Studi Kasus di Areal HTI
Kayu Serat di Pelalawan, Propinsi Riau).
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 29 No.
4,

DAFTAR PUSTAKA
Adinugroho,WC., Syahbani, I., Rengku, MT.,
Arifin, Z., Mukhaidil. 2006. Teknik
Estimasi Kandungan Karbon Hutan
Sekunder Bekas Kebakaran 1997/1998 di
PT.Inhutani
Batuampar,
Kalimantan
Timur. Laporan Hasil Penelitian. PSDA
Loka Litbang Satwa Primata. Samboja.
Asmoro, JPP., 2011. Potensi Karbon Jenis
Endemik Papua: Pometia Pinnata J. R.
Forst. & G. Forst. Jurnal Penelitian Sosial
Dan Ekonomi Kehutanan Vol. 8 No. 4
Chanan. M. 2011. Potensi Karbon di Atas
Permukaan Tanah di Blok Perlindungan
Taman Wisata Alam Gunung Baung
Pasuruan–Jawa Timur. GAMMA Volume
6, Nomor 2,
Darussalam, D. 2011. Pendugaan Potensi
Serapan Karbon pada Gakan Pinus di
KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III
Jawa Barat Dan Banten. Skripsi.
Departemen Manajemen Hutan. Fakultas
Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Dewi. M. 2011. Model Persamaan Alometrik
Massa Karbon Akar dan Root To Shoot
Ratio Biomassa dan
Massa Karbon
Pohon Mangium (Acacia Mangium Wild)
(Studi Kasus di Bkph Parung Panjang,
Kph Bogor, Perum Perhutani Unit III,
Jawa Barat Dan Banten). Skripsi.
Departemen Manajemen Hutan. Fakultas
Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Ekawati S, Ginoga KI, Wibowo A, Subarudi,
Salaka F, Rochmayanto Y, Muttaqin Z,
Savitri E. 2012. Identifikasi Kegiatankegiatan yang Mengurangi Emisi Karbon
Melalui Peningkatan Serapan Karbon dan
Stabilisasi Simpanan Karbon Hutan di
Indonesia. Laporan Hasil Penelitian.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan. Bogor.
Elias., Wistara, NJ. 2009. Metode Estimasi
Massa
Karbon
Pohon
Jeunjing
(Paraserianthes falcataria L Nielsen) di
Hutan Rakyat. JMHT Vol. XV, (2).
Hairiah, K, Ekadinata A, Sari RR, Rahayu S.
2011. Pengukuran Cadangan Karbon dari

88

Dokumen yang terkait

Prospek dan Tantangan Kesepakatan Konservasi Masyakat di Taman Nasional Lore Lindu (Studi Kasus Desa Sedoa Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah)

0 2 122

ANALISIS VEGETASI HABITAT ANGGREK DI SEKITAR DANAU TAMBING KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU | Febriliani | Jurnal Warta Rimba 1958 5725 1 PB

1 5 9

STUDI VEGETASI PADA HABITAT TARSIUS (Tarsius Sp.) DI DESA KAMARORA KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU | Ekawati | Jurnal Warta Rimba 1955 5713 1 PB

0 1 7

KARAKTERISTIK FISIK HABITAT TARSIUS (Tarsius dentatus) DI KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU | Krisnatalia | Jurnal Warta Rimba 1944 5669 1 PB

1 1 10

BIOMASSA DAN KARBON TUMBUHAN BAWAH SEKITAR DANAU TAMBING PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU | Ariani | Jurnal Warta Rimba 3589 11300 1 PB

0 1 7

CADANGAN KARBON TANAH SEKITAR DANAU TAMBING DI KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU | Megawati | Jurnal Warta Rimba 3583 11276 1 PB

0 0 8

BIOMASSA DAN KARBON POHON DI ATAS PERMUKAAN TANAH DI TEPI JALAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU (Studi Kasus Desa Sedoa Kecamatan Lore Utara Kabupat | Sedjarawan | Jurnal Warta Rimba 3582 11272 1 PB

0 0 7

POLA PENYEBARAN (Nepenthes spp.) DI GUNUNG ROREKAUTIMBU KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU | Khalid | Jurnal Warta Rimba 6343 20995 1 PB

0 0 6

KARAKTERISTIK POHON INANG ANGGREK DI KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU (Studi Kasus Desa Mataue, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi) | Murtiningsih | Jurnal Warta Rimba 8348 27400 1 PB

0 3 8

BIOMASSA DAN KARBON POHON DI ATAS PERMUKAAN TANAH DI DATARAN TINGGI PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU (Studi Kasus Desa Sedoa Kecamatan Lore Utara Kabupaten Poso) | Idris | Jurnal Warta Rimba 8702 28572 1 PB

0 0 8