Penerapan Teknik Permainan Bahasa Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Di Kelas V SD Inpres Minakarya | Darwati | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3754 11850 1 PB
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN 2354-614X
214
Penerapan Teknik Permainanbahasauntuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Puisi Di Kelas V SD Inpres Minakarya
Yeni Darwati
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research) berdasarkan pendekatan naturalistik kualitatif, dengan pandangan bahwa penerapan penelitian tindakan di dalam kelas diharapkan akan mampu mendorong guru memiliki kesadaran diri melakukan refleksi, dan kritik diri terhadap aktivitas/praktek pembelajaran yang diselenggarakan (Hopkins, 1985:93) Metode merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa Metode adalah cara yang teratur dan terarah baik-baik untuk mencapai tujuan. Metode merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk mnciptakan situasi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran Proses Belajar Mengajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. Selanjutnya Surakhmad mengatakan, “Metode adalah suatu cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan” (1985: 31). Oleh karena itu, metode yang relevan dengan suatu kegiatan akan menunjang keberhasilan suatu penelitian. Metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari data secara merata dari peserta didik secara komprehensif tentang pembelajaran menulis puisi. Rancangan penelitian yang digunakan mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu model Spiral.
I. PENDAHULUAN
Pengajaran Bahasa Indonesia mempunyai ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pada hakekatnya pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka dapat meningkatkan minat baca terhadap karya sastra, karena dengan mempelajari sastra siswa diharapkan dapat menarik berbagai manfaat dari kehidupannya. Maka dari itu seorang guru harus dapat mengarahkan siswa memiliki karya sastra yang sesuai dengan minat dan kematangan jiwa mereka. Berbagai upaya dapat dilakukan salah satunya dengan memberikan tugas untuk membuat karya sastra yaitu menulis puisi. Keterampilan menulis puisi perlu ditanamkan kepada siswa di sekolah dasar, sehingga mereka mempunyai kemampuan untuk mengapresiasikan puisi dengan baik.
(2)
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN 2354-614X
215 Mengapresiasikan sebuah puisi bukan hanya ditujukan untuk penghayatan dan pemahaman puisi, melainkan berpengaruh mempertajam terhadap kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan anak terhadap masalahkemanusiaan. Kemampuan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor penting dalam proses pembelajaran menulis puisi. Selain penerapan model, metode dan strategi yang tepat, juga yang sangat menentukan adalah peranan guru dalam proses pembelajaran terhadap siswa.
Dalam pembelajaran menulis puisi di Sekolah Dasar masih ditemukan berbagai kendala dan hambatan, hal ini yang berkaitan dengan ketepatan penggunaan model atau teknik dalam pembelajaran sastra dalam hal menulis puisi. Demikian pula dengan permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran menulis puisi di kelas V Sekolah Dasar Inpres Minakarya, selama ini kurang menggembirakan. Penulis menemukan beberapa permasalahan yang timbul dari guru maupun murid. Hal ini diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan dan wawancara dengan guru kelas V dan siswa dalam pembelajaran menulis puisi.
Dalam pembelajaran menulis puisi ini guru hanya membacakan salah satu puisi dalam buku paket dan menyuruh siswa untuk menuliskan puisi tersebut lalu guru menyuruhnya untuk membacakannya di depan kelas. siswa tidak diberi kesempatan untuk menulis puisi dengan bahasa atau kata-katanya sendiri dan kemampuannya sendiri. Pastinya pembelajaran tersebut sangat kurang tepat, di sini terkesan tidak adanya aktivitas dan kreatifitas siswa dalam menulis puisi. Ketika penulis memberikan tugas pada siswa untuk menulis puisi dengan kata-kata atau bahasanya sendiri, siswa terlihat kesulitan dalam menyusun kata-kata-kata-kata dengan bahasanya sendiri, hal itu disebabkan karena selama pembelajaran Bahasa Indonesia dengan guru kelas V mereka tidak pernah diberi kesempatan untuk menuliskan puisi dengan kata-kata atau bahasanya sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut Wellek dan Waren menyatakan: Dalam menulis puisi, anak harus diperhatikan bahasa yang sesuai dengan unsur-unsur yang ada dalam puisi: (2004: 13-15). Melihat dari kondisi tersebut, akhirnya penulis mempunyai ide untuk memperbaiki pembelajaran tersebut dengan menerapkan teknik Permainan Bahasa
(3)
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN 2354-614X
216 dalam pembelajaran menulis puisi di kelas V, karena bernain bagi anak-anak tak ubahnya seperti beerja bagi orang dewasa. Bermain merupakan kegiatan 3 yang menimbulkan kenikmatan yang akan menjadi rangsang bagi perilaku lainnya. Waktu untuk anak-anak bermain tidak jauh berbeda dengan waktu untuk bekerjanya orang dewasa. Usia siswa SD merupakan usia yang paling kreatif dalam hidup manusia. Anak-anak merupakan makhluk yang unik sehingga dalam pembelajaran mereka tidak harus merasa terpenjara. Bermain merupakan pemicu kreativitas. Anak yang banyak bermain akan meningkat kreativitasnya (Charlotte Buhler, dalam Sugianto, 1997), bermain merupakan sarana untuk mengubah potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Maka dari itu penulis mengambil Teknik Permainan Bahasa dalam pembelajaran menulis puisi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research) berdasarkan pendekatan naturalistik kualitatif, dengan pandangan bahwa penerapan penelitian tindakan di dalam kelas diharapkan akan mampu mendorong guru memiliki kesadaran diri melakukan refleksi, dan kritik diri terhadap aktivitas/praktek pembelajaran yang diselenggarakan (Hopkins, 1985:93)
Metode merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa Metode adalah cara yang teratur dan terarah baik-baik untuk mencapai tujuan. Metode merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk mnciptakan situasi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran Proses Belajar Mengajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. Selanjutnya Surakhmad mengatakan, “Metode adalah suatu cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan” (1985: 31). Oleh karena itu, metode yang relevan dengan suatu kegiatan akan menunjang keberhasilan suatu penelitian. Metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari data secara merata dari peserta didik secara komprehensif tentang pembelajaran menulis puisi.
Rancangan penelitian yang digunakan mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu model Spiral.
(4)
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN 2354-614X
217 Alur penelitian tindakan kelas:
Pada tahap pelaksanaan dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru kelas V SD Inp.Minakarya. Guru kelas V bersama peneliti. Melaksanakan pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan teknik bermain kata. Apabila tujuan pembelajaran belum tercapai pada tahap atau siklus pertama maka dilanjutkan pada tahap atau siklus berikutnya. Analisis dan Refleksi Dalam tahap ini penulis akan menganalisa dan menginterpretasikan data dari hasil observasi, apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai target yang telah ditentukan atau belum, sehingga dapat ditentukan rencana pembelajaran berikutnya.
A. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan yang dilakukan dengan teliti dan sistematis untuk tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi terhadap kemampuan siswa menulis puisi dengan mengunakan teknik permainan bahasa.
2) Wawancara
Wawancara marupakan teknik pengeumpulan informasi melalui komunikasi secara langsung dengan responden. Teknik wawancara dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh data tentang pendapat siswa mengenai proses belajar yang dialami oleh mereka. Selama ini siswa selalu belajar dengan mendengarkan langsung puisi yang dibacakan ooleh guru, kemudian siswa mencatat dan membacakannya kembali didepan kelas. Dengan teknik permainan bahasa ini siswa merespon dengan baik.
3) Tes
Tes adalah sebuah alat atau prosedur sistematik bagi pengukuran sebuah contoh perilaku. Untuk mengetahui hasil tes kegiatan pembelajaran menggunakan table sebagai berukut di bawah ini.
Keterangan skor:
(5)
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN 2354-614X
218 3 = menggunakan kata yang mengandung nilai rasa
2 = menggunakan kata yang kurang mengadung nilai rasa
1 = menggunakan kata yang tidak mengandung nilai rasa
2.makn puisi :
3 = puisi yang digunakan memiliki kejelasan makna
2 = puisi yang digunakan kurang memliki kejelasan makna
1 = puisi yang digunakan tidak memiliki kejelasan makna
3.amanat :
3 = mengandung amanat
2 = kurang mengandung amanat
1 = tidak mengandung amanat
4.kerapian tulisan
3 = rapi sekali
2 = kurang rapi
1 = tidak rapi
Daya serap individu = skor perolehan X 100
Skor maksimal
Tabel 1. kemampuan siswa menulis puisi pada Siklus I
Aspek Yang Dinilai No Nama Pil.kata Makna
puisi
Amanat Kerapian tulisan
Skor Nilai T/TT
1 Kriswan 2 1 2 3 8 67 T
2 Muta ali 2 2 1 2 7 58 TT
3 Rian 2 3 2 1 8 67 T
4 Moh.S 2 1 2 3 8 67 T
(6)
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN 2354-614X
219 Dari data diatas dapat dilihat ternyata hasil belajar selama penelitian berlangsung menunjukkan bahwa 7 orang siswa yang tuntas dan 6 orang yang tidak tuntas, sehingga dapat disimpulkan rerata daya serap pada siklus I 61%. Sehingga belum mencapai KKM yang ditetapkan yakni 65%.
Tabel 2. Kemampuan siswa menulis puisi Pada Siklus II
Aspek Yang dinilai
No Nama Pil.kata Makna puisi
amanat Kerapian tulisan
Skor Nilai Ketuntasan
1 Kriswan 3 3 2 2 10 83 Tuntas
2 Muta ali 2 3 2 3 10 83 Tuntas
3 Rian 2 2 3 2 9 75 Tuntas
4 Moh.Saiful 3 3 2 2 10 83 Tuntas
5 Wahyu 2 1 2 3 8 67 Tuntas
6 Yoga 2 3 2 1 8 67 Tuntas
7 Irmatul 3 2 3 2 10 83 Tuntas
8 Irmawati 2 1 1 2 6 50 Tdk.Tuntas
9 Istiqomah 3 2 3 3 11 91 Tuntas
10 Astri D. 2 1 3 2 8 67 Tuntas
11 Rita U. 2 2 3 2 9 75 Tuntas
12 Fingki A. 2 3 3 3 11 91 Tuntas
13 Tomi 2 2 2 3 9 75 Tuntas
Dari data diatas dapat dilihat ternyata hasil belajar selama penelitian berlangsung menunjukkan bahwa 12 orang siswa yang tuntas dan 1 orang yang
6 Yoga 2 2 1 1 6 50 TT
7 Irmatul 2 1 3 2 8 67 T
8 Irmawati 2 1 2 2 7 58 TT
9 Istiqomah 2 2 3 1 8 67 T
10 Astri .D 2 1 3 2 8 67 T
11 Rita. U 2 2 1 2 7 58 TT
12 Fingki.A 2 1 3 2 8 67 T
(7)
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN 2354-614X
220 tidak tuntas, sehingga dapat disimpulkan rerata daya serap pada siklus II .Mencapai 84,62
Pembahasan
Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas V SD ternyata dengan Metode Penerapan Tehnik Permainan Bahasa dapat membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa lebih cepat dalam memahami materi yang diajarkan dan siswa dapat belajar lebih mudah karena isi materi yang diajarkan dalam pelajaran bahasa Indonesia, khususnya ketrampilan menulis Puisi. Selain itu dengan metode Penerapan tehnik permainan bahasa siswa mempunyai peran yang sama, dan mengetahui dimana siswa yang aktif dan tidak dalam proses belajar mengajar.
Hasil observasi dan respon siswa pada siklus I sebagai berikut:
a. Kemampuan guru mengelola pembelajaran dinilai kurang baik, 45 % dari semua komponen (semuanya 10 komponen yang dinilai baik atau sangat baik. b. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dinilai kurang baik dan tidak sesuai dengan harapan dalam Menulis puisi. Siswa kurang cukup antusias dan kurang mengambil bagian pada setiap tahapan pembelajaran, masih ada kegiatan yang dinilai kurang maksimal antara lain jumlah siswa yang bertanya masih sedikit, siswa masih merasa kesulitan dalam mengungkapkan ide atau pendapat dengan kalimatnya sendiri, gaduh pada pertemuan pertama, masih ada siswa yang bermain, dan siswa kesulitan menyusun kalimat dalam menulis puisi.
c. Respon siswa: Sebesar 51.25 % siswa kurang merasa senang terhadap materi, LKS, cara mengajar guru, dan suasana kelas: 60,5 % merasa berminat jika pembelajaran berikutnya dilakukan seperti ini, dan 65,5% merasa dapat mudah memahami bahasa dalam menulis puisi LKS.
d. Nilai evaluasi menunjukkan peningkatan hasil belajar dimana siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar sebanyak 7 siswa dari 13 siswa atau mencapai 53,85%.
(8)
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN 2354-614X
221 a. Kemampuan guru mengelola pembelajaran semakin baik, yaitu mencapai 85 % komponen bernilai baik atau sangat baik. Usaha mendorong siswa untuk selalu bertanya sudah berjalan baik, pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran sudah dinilai sangat baik.
b. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dinilai semakin aktif. Pada kegiatan menyelesaikan masalah, siswa menggunakan alat peraga, masing-masing kelompok sudah ada yang mewakili untuk membacakan hasil pekerjaanya.
c. Respon siswa: Sebesar 94,8% siswa merasa senang terhadap materi, cara mengajar guru, dan suasana kelas: 97,8% merasa berminat jika pembelajaran berikutnya dilakukan sepserti ini, dan 93,6% merasa dapat mudah memahami bahasa dalam menulis puisi. Hal ini cukup menunjukkan peningkatan respon siswa terhadap pembelajaran dibandingkan dengan respon siswa terhadap pembelajaran dibandingkan dengan respon saat pembelajaran pada siklus I. d. Nilai evaluasi menunjukkan peningkatan hasil belajar dimana siswa yang
mencapai ketuntasan hasil belajar sebanyak 12 siswa dari 13 siswa atau mencapai 84,62%.
Kemudian masing-masing siklus dikembangkan menjadi dua tindakan. Hasil belajar selama penelitian berlangsung menunjukkan bahwa rerata daya serap pada siklus satu 61 %, siklus dua meningkat 76,15 %, terjadi peningkatan yang signifikan. Sementara rerata hasil belajar siklus satu 6,1, meningkat 7,6 pada siklus dua, Sedangkan ketuntasan klasikal terendah pada siklus satu 53,85 %, meningkat 84,62 % pada siklus dua, mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 70 % untuk ketuntasan klasikal. Dengan demikian hasil belajar Bahasa Indonesia secara keseluruhan memperoleh peningkatan yang signifikan sekaligus menunjukan bahwa Penerapan tehnik permaianan Bahasa dalam menulis Puisi dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa
IV. PENUTUP Kesimpulan
Perencanaan tindakan yang dilakukan agar pembelajaran bahasa Indonesia khususnya tentang ketampilan menulis Puisi lebih efektif adalah dengan
(9)
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN 2354-614X
222 menerapkan strategi pembelajaran Penerapan tehnik permainan bahasa . Adapun metode-metodenya yang sesuai dengan karakter materi dan menjelaskan strategi pembelajaran dan memberi batasan-batasan tugas yang harus dikerjakan untuk mendukung suksesnya pembelajaran pada tahap membuka pelajaran. Untuk mengoptimalkan hasil tindakan yang akan dilakukan, maka peneliti akan membuat dua siklus rencana tindakan. Yaitu: 1) perencanaan (planing). 2) tindakan (actuating). 3) observasi (observing). 4) refleksi (refleksing).
Hasil penelitian dengan keempat proses diatas menunjukkan, bahwa penerapan strategi pembelajaran Penerapan tehnik permainan bahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia , mempunyai efektifitas yang cukup besar. Hal ini terbukti; tidak saja dengan pencapaian materi pembelajaran yang secara kuantitatif ditunjukkan dengan nilai tes yang bagus, atau secara kualitatif dibuktikan dengan ketertarikan anak didik kepada proses pembelajaran hingga kemudian melahirkan motivasi untuk mempelajari materi pelajaran. Hasil belajar selama penelitian berlangsung menunjukkan bahwa rerata daya serap pada siklus satu 61 %, siklus dua meningkat 76 %, terjadi peningkatan yang signifikan. Sementara rerata hasil belajar siklus satu 6,1, meningkat 7,6 pada siklus dua, Sedangkan ketuntasan klasikal terendah pada siklus satu 53,85 %, meningkat 84,65 % pada siklus dua, mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 70 % untuk ketuntasan klasikal. Lebih dari itu, pembelajaran dengan strategi Penerapan tehnik permainan bahasa ternyata memiliki peran dominan untuk membantu anak didik mengasah keberaniannya menggunakan ketrampilan menulis Puisi di depan kelas tanpa takut salah, menumbuhkan rasa percaya diri dan pandai berimajinasi karena memerankan sosok yang bukan dirinya.
Saran
Penerapan strategi pembelajaran Penerapan tehnik permainan bahasa pada dasarnya, akan lebih maksimal manakala disesuaikan dengan materi pelajaran dan kondisi serta karakter peserta didik. Selain itu model-model lain dalam strategi pembelajaran Penerapan tehnik permainan bahasa ini juga dapat dikombinasikan agar pembelajaran lebih menarik dan para siswa dapat mencapai hasil pembelajaran yang maksimal.
(10)
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN 2354-614X
223 Agar rekan-rekan guru Bahasa Indonesia khususnya guru Bahasa Indonesia di SD Inpres minakarya dapat menerapkan Model Pembelajaran Tehnik menulis puisi dalam pembelajarannya dikelas untuk meningkatkan hasil belajar anak didik kita.
DAFTAR PUSTAKA
Soparno (1988: 60) Hakikat permainan Bahasa.Bandung: UPI PRESS Sumantri, Mulyani dan Johar Permana. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Wiriatmadja, R. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Wellek dan Waren menyatakan: Dalam menulis puisi, anak harus diperhatikan
(1)
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN 2354-614X
218 3 = menggunakan kata yang mengandung nilai rasa
2 = menggunakan kata yang kurang mengadung nilai rasa 1 = menggunakan kata yang tidak mengandung nilai rasa 2.makn puisi :
3 = puisi yang digunakan memiliki kejelasan makna 2 = puisi yang digunakan kurang memliki kejelasan makna 1 = puisi yang digunakan tidak memiliki kejelasan makna 3.amanat :
3 = mengandung amanat
2 = kurang mengandung amanat 1 = tidak mengandung amanat 4.kerapian tulisan
3 = rapi sekali 2 = kurang rapi 1 = tidak rapi
Daya serap individu = skor perolehan X 100 Skor maksimal
Tabel 1. kemampuan siswa menulis puisi pada Siklus I
Aspek Yang Dinilai No Nama Pil.kata Makna
puisi
Amanat Kerapian tulisan
Skor Nilai T/TT
1 Kriswan 2 1 2 3 8 67 T
2 Muta ali 2 2 1 2 7 58 TT
3 Rian 2 3 2 1 8 67 T
4 Moh.S 2 1 2 3 8 67 T
(2)
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN 2354-614X
219 Dari data diatas dapat dilihat ternyata hasil belajar selama penelitian berlangsung menunjukkan bahwa 7 orang siswa yang tuntas dan 6 orang yang tidak tuntas, sehingga dapat disimpulkan rerata daya serap pada siklus I 61%. Sehingga belum mencapai KKM yang ditetapkan yakni 65%.
Tabel 2. Kemampuan siswa menulis puisi Pada Siklus II
Aspek Yang dinilai No Nama Pil.kata Makna
puisi
amanat Kerapian tulisan
Skor Nilai Ketuntasan
1 Kriswan 3 3 2 2 10 83 Tuntas
2 Muta ali 2 3 2 3 10 83 Tuntas
3 Rian 2 2 3 2 9 75 Tuntas
4 Moh.Saiful 3 3 2 2 10 83 Tuntas
5 Wahyu 2 1 2 3 8 67 Tuntas
6 Yoga 2 3 2 1 8 67 Tuntas
7 Irmatul 3 2 3 2 10 83 Tuntas
8 Irmawati 2 1 1 2 6 50 Tdk.Tuntas
9 Istiqomah 3 2 3 3 11 91 Tuntas
10 Astri D. 2 1 3 2 8 67 Tuntas
11 Rita U. 2 2 3 2 9 75 Tuntas
12 Fingki A. 2 3 3 3 11 91 Tuntas
13 Tomi 2 2 2 3 9 75 Tuntas
Dari data diatas dapat dilihat ternyata hasil belajar selama penelitian berlangsung menunjukkan bahwa 12 orang siswa yang tuntas dan 1 orang yang
6 Yoga 2 2 1 1 6 50 TT
7 Irmatul 2 1 3 2 8 67 T
8 Irmawati 2 1 2 2 7 58 TT
9 Istiqomah 2 2 3 1 8 67 T
10 Astri .D 2 1 3 2 8 67 T
11 Rita. U 2 2 1 2 7 58 TT
12 Fingki.A 2 1 3 2 8 67 T
(3)
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN 2354-614X
220 tidak tuntas, sehingga dapat disimpulkan rerata daya serap pada siklus II .Mencapai 84,62
Pembahasan
Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas V SD ternyata dengan Metode Penerapan Tehnik Permainan Bahasa dapat membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa lebih cepat dalam memahami materi yang diajarkan dan siswa dapat belajar lebih mudah karena isi materi yang diajarkan dalam pelajaran bahasa Indonesia, khususnya ketrampilan menulis Puisi. Selain itu dengan metode Penerapan tehnik permainan bahasa siswa mempunyai peran yang sama, dan mengetahui dimana siswa yang aktif dan tidak dalam proses belajar mengajar.
Hasil observasi dan respon siswa pada siklus I sebagai berikut:
a. Kemampuan guru mengelola pembelajaran dinilai kurang baik, 45 % dari semua komponen (semuanya 10 komponen yang dinilai baik atau sangat baik. b. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dinilai kurang baik dan tidak sesuai dengan harapan dalam Menulis puisi. Siswa kurang cukup antusias dan kurang mengambil bagian pada setiap tahapan pembelajaran, masih ada kegiatan yang dinilai kurang maksimal antara lain jumlah siswa yang bertanya masih sedikit, siswa masih merasa kesulitan dalam mengungkapkan ide atau pendapat dengan kalimatnya sendiri, gaduh pada pertemuan pertama, masih ada siswa yang bermain, dan siswa kesulitan menyusun kalimat dalam menulis puisi.
c. Respon siswa: Sebesar 51.25 % siswa kurang merasa senang terhadap materi, LKS, cara mengajar guru, dan suasana kelas: 60,5 % merasa berminat jika pembelajaran berikutnya dilakukan seperti ini, dan 65,5% merasa dapat mudah memahami bahasa dalam menulis puisi LKS.
d. Nilai evaluasi menunjukkan peningkatan hasil belajar dimana siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar sebanyak 7 siswa dari 13 siswa atau mencapai 53,85%.
(4)
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN 2354-614X
221 a. Kemampuan guru mengelola pembelajaran semakin baik, yaitu mencapai 85 % komponen bernilai baik atau sangat baik. Usaha mendorong siswa untuk selalu bertanya sudah berjalan baik, pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran sudah dinilai sangat baik.
b. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dinilai semakin aktif. Pada kegiatan menyelesaikan masalah, siswa menggunakan alat peraga, masing-masing kelompok sudah ada yang mewakili untuk membacakan hasil pekerjaanya.
c. Respon siswa: Sebesar 94,8% siswa merasa senang terhadap materi, cara mengajar guru, dan suasana kelas: 97,8% merasa berminat jika pembelajaran berikutnya dilakukan sepserti ini, dan 93,6% merasa dapat mudah memahami bahasa dalam menulis puisi. Hal ini cukup menunjukkan peningkatan respon siswa terhadap pembelajaran dibandingkan dengan respon siswa terhadap pembelajaran dibandingkan dengan respon saat pembelajaran pada siklus I. d. Nilai evaluasi menunjukkan peningkatan hasil belajar dimana siswa yang
mencapai ketuntasan hasil belajar sebanyak 12 siswa dari 13 siswa atau mencapai 84,62%.
Kemudian masing-masing siklus dikembangkan menjadi dua tindakan. Hasil belajar selama penelitian berlangsung menunjukkan bahwa rerata daya serap pada siklus satu 61 %, siklus dua meningkat 76,15 %, terjadi peningkatan yang signifikan. Sementara rerata hasil belajar siklus satu 6,1, meningkat 7,6 pada siklus dua, Sedangkan ketuntasan klasikal terendah pada siklus satu 53,85 %, meningkat 84,62 % pada siklus dua, mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 70 % untuk ketuntasan klasikal. Dengan demikian hasil belajar Bahasa Indonesia secara keseluruhan memperoleh peningkatan yang signifikan sekaligus menunjukan bahwa Penerapan tehnik permaianan Bahasa dalam menulis Puisi dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa
IV. PENUTUP Kesimpulan
Perencanaan tindakan yang dilakukan agar pembelajaran bahasa Indonesia khususnya tentang ketampilan menulis Puisi lebih efektif adalah dengan
(5)
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN 2354-614X
222 menerapkan strategi pembelajaran Penerapan tehnik permainan bahasa . Adapun metode-metodenya yang sesuai dengan karakter materi dan menjelaskan strategi pembelajaran dan memberi batasan-batasan tugas yang harus dikerjakan untuk mendukung suksesnya pembelajaran pada tahap membuka pelajaran. Untuk mengoptimalkan hasil tindakan yang akan dilakukan, maka peneliti akan membuat dua siklus rencana tindakan. Yaitu: 1) perencanaan (planing). 2) tindakan (actuating). 3) observasi (observing). 4) refleksi (refleksing).
Hasil penelitian dengan keempat proses diatas menunjukkan, bahwa penerapan strategi pembelajaran Penerapan tehnik permainan bahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia , mempunyai efektifitas yang cukup besar. Hal ini terbukti; tidak saja dengan pencapaian materi pembelajaran yang secara kuantitatif ditunjukkan dengan nilai tes yang bagus, atau secara kualitatif dibuktikan dengan ketertarikan anak didik kepada proses pembelajaran hingga kemudian melahirkan motivasi untuk mempelajari materi pelajaran. Hasil belajar selama penelitian berlangsung menunjukkan bahwa rerata daya serap pada siklus satu 61 %, siklus dua meningkat 76 %, terjadi peningkatan yang signifikan. Sementara rerata hasil belajar siklus satu 6,1, meningkat 7,6 pada siklus dua, Sedangkan ketuntasan klasikal terendah pada siklus satu 53,85 %, meningkat 84,65 % pada siklus dua, mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 70 % untuk ketuntasan klasikal. Lebih dari itu, pembelajaran dengan strategi Penerapan tehnik permainan bahasa ternyata memiliki peran dominan untuk membantu anak didik mengasah keberaniannya menggunakan ketrampilan menulis Puisi di depan kelas tanpa takut salah, menumbuhkan rasa percaya diri dan pandai berimajinasi karena memerankan sosok yang bukan dirinya.
Saran
Penerapan strategi pembelajaran Penerapan tehnik permainan bahasa pada dasarnya, akan lebih maksimal manakala disesuaikan dengan materi pelajaran dan kondisi serta karakter peserta didik. Selain itu model-model lain dalam strategi pembelajaran Penerapan tehnik permainan bahasa ini juga dapat dikombinasikan agar pembelajaran lebih menarik dan para siswa dapat mencapai hasil pembelajaran yang maksimal.
(6)
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN 2354-614X
223 Agar rekan-rekan guru Bahasa Indonesia khususnya guru Bahasa Indonesia di SD Inpres minakarya dapat menerapkan Model Pembelajaran Tehnik menulis puisi dalam pembelajarannya dikelas untuk meningkatkan hasil belajar anak didik kita.
DAFTAR PUSTAKA
Soparno (1988: 60) Hakikat permainan Bahasa.Bandung: UPI PRESS Sumantri, Mulyani dan Johar Permana. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Wiriatmadja, R. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Wellek dan Waren menyatakan: Dalam menulis puisi, anak harus diperhatikan