Report SMRU Consolidated 31 Maret 2016 FINAL

PT. SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Laporan Keuangan Konsolidasian
Pada tangal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode
tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2016 dan 2015

^'^RU
PT SMR litama Tbk

D, RECTORS' STATEMENT OF
RESPONSIBILITY OVER THE

SURAT PER"YATAA" DIREKSl

TENTA"G
TANGGU"G JAWAB ATAS
LAPORA" KEUANGA" KONSOLID

CONSOLIDA TED FINANCIAL

STATEMENTS


3, MARET 20.6

MARCH 31,2016

PT S"R UTA"A TBK
DAN ENTITAS ANAK"YA

AND ITS SUBSIDIARIES

Kami yang

PT S, ,R UTA"A TBK

tangan of bareh ini:

Nama
A1amat Kantor

Rinatrl Prehastiwi


Nanre
0,700 Address

Mena, a Citicon Lt. 9,

Jl. Le^en S. Painan Kav. 72, Jakarta 1,410
A1amat Do misili

Domicile Address

Komp. Joglo Baru BIOk I
Jakarta Barat

Nomor Telepon

021 - 2930 8800

Jabatan

Direktur I Director


Phone Number
POSit, bn

Menyatakan balm, a:

09dare as

I . Kami hananggung jawab atas penyusunan dan
penyajian lapoian keuangan konsolidasian PT SMR

I. We are responsible for the preparation
and presentation of the consolidated financial
statements PT SMR Urnma ink and its

Utama Tbk dan Entitos Ariaknya ("Grup");

subsidia, ies fG, oup'?;

2. Laporan keuangan konsolidasian Grup telah disusun


2, The Group's consolidated financial statenents

dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi

have been prepared and presented in accordance

Keuangan of Indonesia;

with the Indonesia F, hancial Accounting
Standa, ds;
3.

3. a. Semua informasi dalam laporan keuangan
konsolidasian Grup telah dimuat secara Iengkap

financial statements has been disclosed in a

dan benar;


complete and correct. ;

b. Laporan keuangan konsolidasian Grup tidak
mengandung informasi atau fok^ material yang

b. The Group!s consoffdatod jinandal statornents
material
do not contain any i
information or foots, and not omit material
infoma"on or facts; and

tidak benar, dan lidak menghilangkan informasi
atau fukia material; dan

4. Kami be nanggung jawab atas sistem pengendalian

4. We are responsible for the internal control of the

Groups's internal controlsystom.


internal Grup.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan
benamya.

a. All infomation in the Group's consolidated

The statement letter is made truth^fly.

ar-

Jakarta 26

in 20.6 I Aprt126,2076

AA Tbk
Rinat ' Prehastiwi
Direk r I Director

He'd Once

Menara Citicon 9th Floor

Jl. Letjen S. Parman tov. 72
Jakarta a. 14.0

Tel. (622.1 2930 8835

Fax. (6221) 29308896
WWW. sinrutama. coin

Daftar Isi
Halaman
1. Laporan posisi keuangan konsolidasian

1 -2

2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian

3


3. Laporan perubahan ekuitas konsolidasian

4

4. Laporan arus kas konsolidasian

5

5. Catatan atas laporan keuangan konsolidasian

6 - 42

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

Catatan


2016
(31 Maret)

2015
(31 Desember)

ASET
ASET LANCAR
Kas dan bank
Investasi jangka pendek
Piutang usaha - pihak ketiga - neto
Piutang lain-lain
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Persediaan - bersih
Pajak dibayar di muka
Biaya dibayar di muka
Uang muka

2d,2f,2g,5

2f,2g,6
2d,2f,2g,7

2.826.722
1.528.412
16.347.137

1.679.988
1.470.910
19.448.787

2f,2g,8
2f,2e,2g,8
2h,2n,9
2t,19a
2i,11
2e,10,30

57.956
18.726.637

2.623.121
7.199.680
823.253
8.124.408

13.918
18.022.098
2.628.137
6.475.709
978.819
7.319.471

58.257.326

58.037.837

2d,2f,2g,12
2t,19e

36.425

2.756.063
35.055

2j,2n,13
2c,2k,2n,14
2c,2n,2o,15
2f
2g

61.722.574
34.320.447
29.644.344
56.509
239.467

66.012.497
35.425.602
29.520.483
54.383
304.118

Jumlah Aset Tidak Lancar

126.019.766

134.108.201

JUMLAH ASET

184.277.092

192.146.038

Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR
Kas yang dibatasi penggunaanya
Aset pajak tangguhan
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan
sebesar US$ 95.558.117 dan US$ 91.071.906
pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015
Aset tak berwujud
Aset eksplorasi dan evaluasi
Uang jaminan
Aset tidak lancar lainnya

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
1

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN - LANJUTAN
INTERIM
31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

Catatan

2016
(31 Maret)

2015
(31 Desember)

LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Hutang bank jangka pendek
Hutang usaha - pihak ketiga
Hutang lain-lain
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Hutang pajak
Beban masih harus dibayar
Bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
Hutang bank jangka panjang
Hutang sewa pembiayaan

2d,2f,2g,16
2d,2f,2g,17
2g

7.496.127
9.429.233

7.225.239
7.902.380

255.218
344.747
56.695
489.211

307.972
233.793
61.000
3.155.983

981.199
12.434.510

54.600.000
12.552.751

31.486.940

86.039.118

2t,19e

9.723.520

10.398.134

2d,2f,2g,20
2d,2f,2g,21
2p,22

52.567.799
3.426.722
1.210.908

4.928.818
1.227.333

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang

66.928.949

16.554.285

JUMLAH LIABILITAS

98.415.889

102.593.403

110.469.517
25.074.870
(9.260.036)
(40.418.493)

110.469.517
25.074.870
(10.116.139)
(35.866.677)

85.865.858

89.561.571

2t,19b
2f,2s,18

2d,2f,2g,20
2d,2f,2g,2m,21

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas pajak tangguhan - bersih
Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Hutang bank jangka panjang
Hutang sewa pembiayaan
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang

EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Modal saham - nilai nominal Rp. 100 per saham
Modal dasar 48.000.000.000 saham
pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015,
Modal ditempatkan dan disetor penuh masing-masing
12.499.385.782 dan 12.000.000.000 saham
pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015
Tambahan modal disetor - bersih
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan
Defisit

23
1b,2r,24
2d

Ekuitas neto yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali

2b

JUMLAH EKUITAS
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

(4.655)

(8.936)

85.861.203

89.552.635

184.277.092

192.146.038

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.

2

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

Catatan

2016
(Tiga bulan)

2015
(Tiga bulan)

PENDAPATAN

2s,25

7.744.353

9.192.171

BEBAN POKOK PENJUALAN

2s,26

(11.445.940)

(9.133.950)

LABA (RUGI) BRUTO
Beban umum dan administrasi
Pendapatan (beban) usaha lainnya - neto

(3.701.587)
2s,27
2s,28

RUGI USAHA
Beban keuangan

2s

RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
MANFAAT PAJAK PENGHASILAN

2t,19c

RUGI BERSIH PERIODE BERJALAN

(2.268.689)
853.412

(2.410.273)
(271.727)

(5.116.864)

(2.623.780)

(105.359)

(667.364)

(5.222.223)

(3.291.144)

674.612
(4.547.612)

PENDAPATAN (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN

856.179

JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF
PERIODE BERJALAN

58.221

637.868
(2.653.277)
(1.103.847)

(3.691.432)

(3.757.124)

(4.551.815)
4.204

(2.653.250)
27

JUMLAH

(4.547.612)

(2.653.222)

Rugi komprehensih periode yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali

(3.695.714)
4.281

(3.757.202)
78

JUMLAH

(3.691.432)

(3.757.124)

(0,0004)

(0,0005)

Rugi yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali

Rugi per saham dasar yang dapat diatribusikan
kepada pemilik Entitas Induk

2b

2u,29

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.

3

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
INTERIM
Tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Entitas Induk
Modal saham
ditempatkan
dan disetor
penuh
Saldo tanggal 31 Desember 2014

Tambahan
modal disetorneto

Selisih
Penjabaran
Laporan
Keuangan

Jumlah

Penambahan modal yang berasal dari
excercise waran

3.849.882

1.924.941

Pendapatan (rugi) komprehensif lain
periode berjalan

-

-

Total rugi komprehensif periode berjalan

-

-

Saldo tanggal 31 Maret 2015

110.401.691

25.040.957

(8.897.802)

(19.148.081)

107.396.765

(2.946)

107.393.819

Saldo tanggal 31 Desember 2015

110.469.517

25.074.870

(10.116.138)

(35.866.678)

89.561.571

(8.936)

89.552.635

Pendapatan komprehensif lain
periode berjalan

-

-

856.102

Total rugi komprehensif periode berjalan

-

-

-

110.469.517

25.074.870

(1.103.952)
-

(9.260.036)

105.379.144

Total
ekuitas Bersih

23.116.016

-

(16.494.831)

Kepentingan
Non
Pengendali

106.551.809

Saldo tanggal 31 Maret 2016

(7.793.850)

Defisit

5.774.823

-

(1.103.952)

106

(1.103.847)

(2.653.250)

(27)

(2.653.277)

(2.653.250)

-

856.102

-

105.376.120

-

77

5.774.823

856.179

(4.551.815)

(4.551.815)

4.204

(4.547.612)

(40.418.493)

85.865.858

(4.655)

85.861.203

1

(1)

(0)
0
(76)
76
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

4

(3.024)

(1)

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
INTERIM
Tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

Catatan

2016
(Tiga bulan)

2015
(Tiga bulan)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kas kepada pemasok
Pembayaran kas kepada karyawan
Pengembalian uang muka mangan
Pembayaran beban operasional lainnya

10.846.004
(3.909.028)
(2.010.494)
3.235.779

Kas diperoleh dari operasi
Pembayaran pajak
Kas bersih diperoleh dari
aktivitas operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Aset tetap
Penerimaan hasil penjualan
Perolehan
Investasi jangka pendek
Uang muka investasi
Uang jaminan
Aset tidak lancar lainnya
Penambahan aset eksplorasi dan evaluasi
Piutang dari pihak berelasi

8.162.261
-

(300.216)
390.963

8.162.261

90.748

2j,2n,13

2f,2g,6
2e,10,30

2c,2n,2o,15

Kas bersih digunakan untuk
aktivitas investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pembayaran bunga
Pembayaran utang sewa pembiayaan
Pembayaran hutang bank jangka panjang
Penerimaan hutang bank
Penambahan modal dari penebusan waran
Penambahan modal disetor lainnya dari penebusan waran
Kas yang dibatas penggunaannya
Hutang ke pihak berelasi

12.191.411
(8.028.880)
217.042
(4.679.789)

2d,2f,21

23
1b,2r,24

34.788
(714.656)
(283.391)
28.639
(704.539)
(1.639.159)

8.842.631

(3.086.871)
(1.620.337)
(1.051.002)
270.888
-

(667.364)
(923.052)
3.076.692
3.849.882
1.924.941
1.643.937
(19.705.353)

110.954

Kas bersih diperoleh dari
aktivitas pendanaan

26.802
(3.249.605)
80.284
11.671.081
67.966
81.564
164.538
-

(5.376.368)

(10.800.316)

Kenaikan (penurunan) bersih kas dan bank

1.146.734

(1.866.939)

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE

1.679.988

2.946.546

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE

2.826.722

1.079.607

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
5

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode tiga bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

1.

UMUM
a.

Pendirian Perusahaan
PT SMR Utama Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Dwi Satria Jaya berdasarkan Akta Notaris F. Eka Sumarningsih, S.H., M.H.,
No. 31 tanggal 11 November 2003. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-28091HT.01.01.TH.2003 tanggal 21 November 2003 serta telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 43, Tambahan No. 5091 tanggal 28 Mei 2004. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa
kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta Pernyatan Keputusan Rapat No. 15 tanggal 14 Juli 2015 oleh Notaris Rini Yulianti, S.H, Notaris
di Jakarta, tentang perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi. Akta tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-3539869.AH.01.11.TH 2015 tanggal 10 Agustus 2015.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara lain bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, industri,
pengangkutan, perbengkelan dan pembangunan. Saat ini, selain menjalankan fungsi sebagai perusahaan induk (holding company ),
Perusahaan tidak aktif terlibat dalam bisnis apapun. Perusahaan berkedudukan di Menara Citicon Lantai 9 Jl. Letjen S. Parman kav. 72,
Jakarta, Indonesia.
Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, PT Lautan Rizki Abadi (LRA) dan PT Alam Abadi Resources (AAR) masing-masing
adalah entitas induk dan entitas induk terakhir dari Perusahaan.

b.

Penawaran Umum Saham Perusahaan
Pada tanggal 30 September 2011, Perusahaan telah memperoleh Surat Pernyataan Efektif No. S-107/0/BL/2011 dari Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) untuk melakukan penawaran umum perdana saham sejumlah
500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham tersebut
ditawarkan pada harga sebesar Rp 600 per saham.
Tindakan Perusahaan (corporate action ) yang mempengaruhi efek yang diterbitkan sejak penawaran umum perdana sampai dengan
laporan akhir tahun terbaru adalah Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Pada tanggal 26 Juni 2014, Perusahaan telah memperoleh Surat Pernyataan Efektif No. S307/D.04/2014 dari Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan PUT I sejumlah 10.500.000.000 saham dengan nilai nominal
Rp 100 per saham dan sebanyak 500.000.000 Waran Seri I (WS I). Sebagai insentif kepada para pemegang saham, melekat satu WS I pada
setiap 21 saham baru hasil HMETD. Masing-masing WS I berhak untuk membeli saham baru Perusahaan dengan harga pelaksanaan Rp
150 per saham, dengan jumlah nilai pelaksanaan WS I adalah sebanyak-banyaknya Rp 75.000.000.000. Periode pelaksanaan WS I adalah
14 Januari hingga 13 Juli 2015.
Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, saham Perusahaan yang telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia berjumlah
12.499.385.782 saham

c.

Entitas Anak
Entitas Anak yang dikonsolidasikan dan persentase kepemilikan Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 adalah
sebagai berikut:
Jumlah Aset Sebelum Konsolidasi
Entitas Anak

Domisili

Jenis
usaha

Persentase
Kepemilikan

Mulai
Beroperasi

2016
31 Maret

2015
31 Desember

PT. Adikarsa Alam
Resources (AKAR)

Jakarta

Perdagangan

99,99%

*)

27.213.989

25.281.361

PT. Ricobana
(RB)

Jakarta

Pertambangan

99,99%

*)

78.837.236

75.872.484

PT. Synergi Metal
Raya (SMR)

Jakarta

Perdagangan

99,60%

*)

20.337

18.123

PT. Ricobana
Abadi (RBA)
- (melalui RB)

Jakarta

Kontraktor
Batubara

99,99%

1981

167.389.985

174.880.386

PT. Troposfir
Pancar Sejati
(TPS) - (melalui RBA)

Jakarta

Investasi

98,31%

*)

3.071.381

2.955.858

6

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode tiga bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

1.

UMUM - LANJUTAN
c. Entitas Anak - lanjutan
Jumlah Aset Sebelum Konsolidasi
Entitas Anak

Domisili

Jenis
usaha

Persentase
Kepemilikan

Mulai
Beroperasi

2016
31 Maret

2015
31 Desember

PT. Troposfir
Mega Raya (TMR)
- (melalui TPS)

Jakarta

Investasi

98,14%

*)

2.652.747

2.533.013

PT. Delta
Samudra (DS)
- (melalui TMR)

Jakarta

Pertambangan

97,35%

*)

3.385.818

3.259.212

Pendirian Entitas Anak
SMR didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 7 tanggal 4 Maret 2015 oleh Harra Mieltuani Lubis, S.H. Akta pendirian tersebut telah
mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-0027233.AH.01.11.TH 2015 tanggal
6 Maret 2015.
Akuisisi Entitas Anak
Pada bulan Agustus 2014, Perusahaan telah mengakuisisi atas 99,99% saham PT Ricobana (RB) dengan nilai pembelian total sebesar
$AS 87.801.639 (atau setara Rp 1.017.708.800.000). Atas transaksi ini Perusahan mengakui goodwill sebesar $AS 20.283.060 (Lihat
Catatan No. 14).
d.

Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2016 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris Independen

: Wijaya Mulia
: Supandi Widi Siswanto

Dewan Direksi
Direktur Utama (tidak terafiliasi)
Direktur

: Jokky Wahyoedi Hidayat
: Rinatri Prahastiwi

Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2016 adalah sebagai berikut:
Komite Audit
Ketua
Anggota
Anggota

: Supandi W.S
: Chandy Williem
: Agnes Lew Darmawan

Sekretaris Perusahaan

: Ricky Kosasih

Personil manajemen kunci Perusahaan memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan
aktivitas Perusahaan. Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi (selain Komisaris Independen) merupakan manajemen kunci
Perusahaan.
e.

Area eksplorasi dan eksploitasi/ pengembangan
DS, Entitas Anak memiliki wilayah eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) No.
545/K.835/2009 tanggal 16 Oktober 2009 atas nama DS, yang berlaku selama 22 tahun. Luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)
adalah sebesar 9.384 hektar di mana 7.489 hektar yang berada dalam kawasan Hutan Produksi (HP) dan hutan Produksi Terbatas (HPT).
Berdasarkan rencana kerja tambang, pertimbangan teknis Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Timur dan rekomendasi
yang diberikan oleh Gubernur Kalimantan Timur yang dapat digunakan untuk pinjam pakai adalah 7.377,7 hektar. Sampai dengan tanggal
penyelesaian laporan keuangan konsolidasian interim, DS sedang dalam proses permohonan IPPKH di daerah Kalimantan. Area tersebut
terletak di Desa Lingau, Kecamatan Nyuatan, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.
Berdasarkan Laporan Eksekutif Review dan Verifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara oleh ahli yang independen dan kompeten
melalui nomor laporan 001/DE_PTDS/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014, estimasi jumlah cadangan terbukti dan terkira yang dimiliki DS
adalah sebesar 43.473.546 ton.

7

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode tiga bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a.

Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Laporan keuangan konsolidasian interim atas Perusahaan dan entitas anaknya (bersama-sama sebagai “Kelompok Usaha”) telah disusun
dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK), yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Indonesia dari Ikatan Akuntan Indonesia
(DSAK -IAI) dan peraturan terkait yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), khususnya Peraturan No. VIII.G.7, Lampiran
Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep 347/BL/2012 tentang "Pedoman Pelaporan dan Pengungkapan Laporan Keuangan untuk
Perusahaan Publik ".

b.

Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Interim
Laporan keuangan konsolidasian interim disusun sesuai PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”. Dasar pengukuran
yang digunakan adalah berdasarkan biaya historis, kecuali untuk akun tertentu yang diukur berdasarkan pengukuran lain sebagaimana
diuraikan dalam kebijakan akuntansi terkait.
Laporan keuangan konsolidasian interim, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian interim, disusun dengan dasar akrual. Laporan arus
kas konsolidasian interim disusun berdasarkan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas atas dasar aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan.
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat
pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban
yang dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik dan pertimbangan atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil
yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi. Hal-hal yang melibatkan pertimbangan atau kompleksitas yang lebih tinggi
atau hal-hal di mana asumsi dan estimasi adalah signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian interim diungkapkan dalam Catatan 3
atas laporan keuangan konsolidasian interim.
Penerapan PSAK dan ISAK Baru dan Revisi

Kelompok Usaha telah menerapkan pertama kali atas PSAK dan ISAK, baik baru ataupun revisi, yang berlaku efektif 1 Januari 2015.
Perubahan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha telah dibuat seperti yang disyaratkan sesuai dengan ketentuan transisi dalam standar dan
interpretasi masing-masing.
Perusahaan telah menerapkan perubahan PSAK No. 1 (Revisi 2013), "Penyajian Laporan Keuangan". PSAK No. 1 (Revisi 2013)
memperkenalkan pengelompokan item yang disajikan dalam penghasilan komprehensif lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi
di masa depan harus disajikan secara terpisah dari item yang tidak akan direklasifikasi. Perubahan-perubahan ini hanya mempengaruhi
penyajian dan tidak memiliki dampak pada posisi keuangan atau kinerja Kelompok Usaha.
Di antaranya PSAK baru dan revisi dan ISAK, PSAK No. 24 (Revisi 2013), "Imbalan Kerja" memiliki dampak yang signifikan terhadap
laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha terkait dengan pengakuan, pengukuran,penyajian dan pengungkapan imbalan pasca
kerja. Perubahan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)

Semua keuntungan dan kerugian aktuaria segera diakui langsung melalui penghasilan komprehensif lain, maka mengeliminasi
pendekatan koridor yang diizinkan versi PSAK No. 24 sebelumnya.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laba rugi.
Biaya bunga dan pengembalian yang diharapkan dari aset program diganti dengan jumlah bunga neto yang dihitung dengan
menggunakan tarif diskon pada liabilitas/aset imbalan pasti.

PSAK No. 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian” menggantikan PSAK No.4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian
danLaporan Keuangan Tersendiri” dan ISAK No. 7, “Konsolidasian Entitas Bertujuan Khusus”. PSAK No. 65 merubah definisi
pengendalian tersebut sehingga investor memiliki kontrol atas investee, (a) kekuasaan atas investee, (b) eksposur atau hak atas imbal hasil
variabel dari keterlibatannya dengan investee, dan (c) kemampuan untuk menggunakan kekuasannya atas investee untuk mempengaruhi
jumlah imbal hasil investor. Panduan tambahan telah dimasukkan dalam PSAK No. 65 menjelaskan ketika seorang investor memiliki
kontrol atas investee. Perubahan tersebut mempengaruhi kebijakan akuntansi Kelompok Usaha dalam kaitannya dengan definisi kontrol
dan tidak memiliki dampak pada posisi keuangan konsolidasian Kelompok Usaha atau kinerja.
Selain itu, penerapan standar dan interpretasi baru dan revisi berikut tidak menimbulkan perubahan yang mendasar terhadap kebijakan
akuntansi Kelompok Usaha dan tidak memiliki efek material terhadap jumlah yang dilaporkan untuk keuangan tahun berjalan atau
sebelumnya.

8

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode tiga bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN
b.

Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Interim (lanjutan)
Penerapan PSAK dan ISAK Baru dan Revisi (lanjutan)

c.

Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
Pajak Penghasilan
Penurunan Nilai Aset
Instrumen Keuangan : Penyajian
Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran
Instrumen Keuangan : Pengungkapan
Pengaturan Bersama
Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain
Pengukuran Nilai Wajar
Pengukuran Kembali : Derivatif Melekat

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

PSAK No. 15 (Revisi 2013)
PSAK No. 46 (Revisi 2014)
PSAK No. 48 (Revisi 2014)
PSAK No. 50 (Revisi 2014)
PSAK No. 55 (Revisi 2014)
PSAK No. 60 (Revisi 2014)
PSAK No. 66
PSAK No. 67
PSAK No. 68
ISAK 26

Dasar Konsolidasian

Entitas anak adalah seluruh entitas (termasuk entitas bertujuan khusus) di mana Kelompok Usaha memiliki kekuasaan untuk mengatur
kebijakan keuangan dan operasional atasnya, biasanya melalui kepemilikan lebih dari setengah hak suara. Keberadaan dan dampak dari hak
suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, dipertimbangkan ketika menilai apakah Kelompok Usaha mengendalikan
entitas lain. Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal di mana pengendalian dialihkan kepada Perusahaan. Entitas anak
tidak dikonsolidasikan lagi sejak tanggal Entitas Induk kehilangan pengendalian.
Laba rugi dan setiap komponen dari penghasilan komprehensif lain diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk dan kepentingan
nonpengendali, meskipun hal tersebut kepentingan nonpengendali memiliki saldo mengakibatkan defisit. Jika diperlukan, dilakukan
penyesuaian atas laporan keuangan entitas anak guna memastikan keseragaman dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha.
Perubahan dalam bagian kepemilikan atas entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian pada entitas anak dicatat sebagai
transaksi ekuitas. Setiap perbedaan antara jumlah tercatat kepentingan nonpengendali yang disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang
dibayar atau diterima diakui secara langsung di ekuitas dan mengatribusikannya kepada pemilik Entitas Induk.
Jika Kelompok usaha kehilangan pengendalian atas Entitas Anak, keuntungan atau kerugian diakui dalam laba rugi dan dihitung sebagai
selisih antara (i) jumlah nilai wajar pembayaran yang diterima dan nilai wajar sisa investasi dan (ii) Jumlah tercatat aset, termasuk goodwill,
dan liabilitas Entitas Anak dan setiap kepentingan nonpengendali sebelumnya. Seluruh jumlah yang sebelumnya diakui dalam penghasilan
komprehensif lain terkait dengan Entitas Anak tersebut dicatat dengan dasar yang sama yang disyaratkan jika Entitas Induk telah
melepaskan secara langsung aset dan liabilitas terkait. Ini berarti bahwa jumlah yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif
lain akan direklasifikasi ke laba rugi atau dialihkan ke kategori lain di ekuitas sebagaimana dipersyaratkan oleh standar terkait.

Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki sepenuhnya diatribusikan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika itu mengakibatkan saldo
defisit.
Kelompok Usaha memperlakukan transaksi dengan kepentingan nonpengendali sebagai transaksi dengan pemilik ekuitas Kelompok Usaha.
Untuk pembelian dari kepentingan nonpengendali, selisih antara nilai wajar imbalan yang dibayar dan bagian yang diakuisisi atas jumlah
tercatat aset neto Entitas Anak dicatat pada ekuitas. Keuntungan atau kerugian pelepasan kepentingan nonpengendali juga dicatat pada
ekuitas.
Ketika Kelompok Usaha tidak lagi memiliki pengendalian atau pengaruh signifikan, kepentingan yang masih tersisa atas entitas diukur
kembali berdasarkan nilai wajarnya, dan perubahan jumlah tercatat diakui dalam laba rugi. Jumlah tercatat awal adalah sebesar nilai wajar
untuk kepentingan pengukuran kembali kepentingan yang tersisa sebagai entitas asosiasi, ventura bersama atau aset keuangan.
Di samping itu, jumlah yang sebelumnya diakui pada pendapatan komprehensif lain sehubungan dengan entitas tersebut dicatat seolah-olah
Kelompok Usaha telah melepas aset atau liabilitas terkait. Hal ini dapat berarti bahwa jumlah yang sebelumnya diakui pada pendapatan
komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi.

9

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode tiga bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN
c.

Akuntansi Untuk Kombinasi Bisnis

Kelompok Usaha menerapkan metode akuisisi untuk mencatat kombinasi bisnis. Imbalan yang dialihkan untuk akuisisi suatu entitas anak
adalah sebesar nilai wajar aset yang dialihkan, liabilitas yang diakui terhadap pemilik pihak yang diakusisi sebelumnya dan kepentingan
ekuitas yang diterbitkan oleh Kelompok Usaha. Imbalan yang dialihkan termasuk nilai wajar aset atau liabilitas yang timbul dari
kesepakatan imbalan kontinjensi. Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas serta liabilitas kontinjensi yang diambil alih dalam suatu
kombinasi bisnis diukur pada awalnya sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi.
Kelompok Usaha mengakui kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi baik sebesar nilai wajar atau sebesar bagian
proporsional kepentingan nonpengendali atas aset neto pihak yang diakuisisi. Kepentingan nonpengendali disajikan di ekuitas dalam
laporan posisi keuangan konsolidasian interim, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk.
Biaya yang terkait dengan akuisisi dibebankan pada saat terjadinya.
Selisih imbalan yang dialihkan, jumlah kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi dan nilai wajar pada tanggal akuisisi dari
kepentingan ekuitas sebelumnya pada pihak yang diakuisisi yang melebihi nilai wajar bagian Kelompok Usaha atas aset neto yang dapat
diidentifikasi yang diakuisisi dicatat sebagai goodwill . Jika jumlah ini lebih rendah dari nilai wajar aset neto entitas yang diakuisisi dalam
kasus pembelian dengan diskon, selisihnya diakui langsung dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim.
d.

Transaksi dan Saldo Mata Uang Asing

(a).

Mata Uang Fungsional dan Penyajian
Mata uang fungsional Perusahaan adalah Rupiah Indonesia. Entitas anak menentukan mata uang fungsional mereka sendiri dan akunakun yang termasuk dalam laporan keuangan masing-masing entitas anak diukur dengan menggunakan mata uang fungsional.
Mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim adalah Dolar Amerika Serikat
($AS). Pada setiap akhir periode pelaporan, aset dan liabilitas Perusahaan dan entitas anak dijabarkan ke dalam mata uang penyajian
dengan spot rate yang merupakan kurs yang berlaku pada akhir periode pelaporan dan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
interim dijabarkan dengan kurs rata-rata selama periode tersebut. Selisih yang timbul dari penjabaran laporan keuangan Perusahaan
dan entitas anak termasuk dalam pendapatan komprehensif lain dan disajikan sebagai bagian dari "Selisih Kurs atas Penjabaran
Laporan Keuangan" dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian interim.

(b). Transaksi dan Saldo
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang fungsional masing-masing Perusahaan dan entitas anak dengan
menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.
Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan
konsolidasian interim. Bagian non-moneter yang diukur dalam nilai historis dalam mata uang asing tidak ditranslasi kembali.
Selisih kurs yang timbul dari penyelesaian akun moneter dan penjabaran kembali akun moneter termasuk ke dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian interim.
Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, nilai tukar yang digunakan berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank
Indonesia adalah masing-masing Rp 13.276 dan Rp 13.795.
e.

Transaksi-Transaksi dengan Pihak yang Berelasi

Sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, Kelompok Usaha menganggap pihak yang
dianggap berelasi jika salah satu pihak memiliki kemampuan untuk mengendalikan (dengan cara kepemilikan langsung maupun tidak
langsung) atau mempunyai pengaruh signifikan (dengan cara partisipasi dalam kebijakan keuangan dan operasional) selama pihak lain
berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional.
Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan dalam Catatan 30 atas laporan keuangan konsolidasian
interim.

10

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode tiga bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN
f.

Instrumen keuangan
Aset keuangan

Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan
berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pasar yang bersangkutan.
Kelompok Usaha mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori berikut: (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual.
Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, Kelompok Usaha hanya memiliki aset keuangan diklasifikasikan sebagai pinjaman
yang diberikan dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah
ditentukan yang tidak diperoleh di pasar aktif. Hal tersebut termasuk dalam aset lancar yang jatuh tempo kurang dari dua belas bulan, jika
tidak, mereka diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar. Pinjaman yang diberikan dan piutang Kelompok Usaha terdiri dari kas dan bank,
investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, kas yang dibatasi penggunaannya dan uang jaminan di dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian interim.
Pinjaman yang diberikan dan piutang pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada
biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Aset keuangan dihentikan pengakuannya
ketika hak untuk menerima arus kas dari aset tidak lagi ada atau telah ditransfer dan Kelompok Usaha telah secara substansial mentransfer
seluruh risiko dan manfaat kepemilikan.
Liabilitas keuangan

Kelompok Usaha mengklasifikasikan liabilitas keuangannya dalam dua kategori (i) pada nilai wajar melalui laba rugi dan (ii) liabilitas
keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, Kelompok Usaha hanya memiliki liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi yang terdiri dari hutang usaha, hutang lain-lain, beban masih harus dibayar, hutang bank (jangka pendek dan jangka
panjang), hutang pihak berelasi dan hutang sewa pembiayaan. Setelah pengakuan awal yang sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi,
Kelompok Usaha mengukur liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Liabilitas
keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau telah kadaluarsa.
Saling hapus aset dan liabilitas keuangan

Aset dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian interim, jika dan hanya
jika, Kelompok Usaha 1) saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah
diakui dan 2) berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

g.

Penurunan nilai aset keuangan

Pada setiap periode pelaporan, manajemen menilai apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan
mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi,
jika dan hanya jika, terdapat bukti objektif penurunan nilai.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, kerugian diukur sebagai selisih antara jumlah tercatat aset dengan
nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Jumlah tercatat aset tersebut
dikurangi baik secara langsung maupun melalui penggunaan akun penyisihan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian interim.

11

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode tiga bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN
g.

Penurunan nilai aset keuangan - lanjutan

Manajemen awalnya menentukan apakah terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang
signifikan secara individual. Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan
yang dinilai secara individual apakah signifikan atau tidak, itu termasuk dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko
kredit yang sejenis dan menilai secara kolektif penurunan nilai.
h.

Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Biaya perolehan persediaan meliputi
seluruh biaya pembelian dan biaya lainnya yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini di mana ditentukan
dengan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi
biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan.
Ketika persediaan dijual, jumlah tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban pada tahun di mana pendapatan terkait diakui.
Penyisihan penurunan nilai persediaan karena keusangan, kerusakan, kehilangan dan lambatnya perputaran ditentukan berdasarkan hasil
penelaahan terhadap keadaan masing-masing persediaan untuk mencerminkan nilai realisasi neto pada akhir periode pelaporan. Penyisihan
penurunan nilai persediaan ke nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode penurunan nilai atau
kerugian terjadi.
Jumlah setiap pemulihan penyisihan penurunan nilai persediaan karena kenaikan nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurangan terhadap
jumlah persediaan yang diakui sebagai beban pada periode terjadinya pemulihan tersebut.
i.

Biaya dibayar di muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus.
j.

Aset tetap

Pada saat pengakuan awal, aset tetap diukur pada biaya perolehan yang meliputi harga pembelian dan biaya lainnya yang dapat
diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diperlukan. Setelah pengakuan awal, Kelompok Usaha
menggunakan model biaya di mana seluruh aset tetap diukur sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi
kerugian penurunan nilai (jika ada).
Biaya setelah perolehan awal termasuk dalam jumlah tercatat aset atau diakui sebagai aset yang terpisah, mana yang lebih tepat, ketika
terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Kelompok Usaha dan
biaya tersebut dapat diukur secara andal. Jumlah tercatat komponen yang diganti dihentikan pengakuannya pada periode di mana pada saat
penggantian tersebut terjadi. Seluruh biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
interim.
Penyusutan dihitung menggunakan metode garis lurus untuk mencatat jumlah penyusutan selama estimasi manfaat ekonomi sebagai
berikut:
Tahun
Bangunan
20
Kendaraan dan alat berat
4-8
Prasarana
4-6
Peralatan dan inventaris kantor
4-8
Masa manfaat ekonomi, nilai residu dan metode penyusutan aset tetap ditelaah setiap periode pelaporan dan pengaruh dari setiap perubahan
estimasi akuntansi tersebut berlaku prospektif.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai. Aset dalam penyelesaian akan
direklasifikasi ke aset tetap yang bersangkutan pada aset tersebut saat selesai dan siap untuk digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada
tanggal aset tersebut siap digunakan.
Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan
atau pelepasannya.
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah
tercatat dari aset tetap) diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim pada periode aset tersebut itu dihentikan
pengakuannya.

12

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode tiga bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN
k.

Aset tak berwujud

a.

Goodwill

Pengakuan awal goodwill dijabarkan pada Catatan 2c. Goodwill yang muncul atas akuisisi entitas anak disertakan dalam aset tak
berwujud.
Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai.
b.

Hubungan terkait pelanggan
Hubungan terkait pelanggan yang diperoleh secara terpisah disajikan sebesar harga perolehan. Hubungan terkait pelanggan yang
diperoleh sebagai bagian dari kombinasi bisnis diakui nilai wajar pada tanggal perolehannya. Hubungan terkait pelanggan memiliki
masa manfaat yang terbatas dan dicatat sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi.
Amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus untuk mengalokasikan harga perolehan hubungan terkait pelanggan
selama estimasi masa manfaatnya 5 tahun.

c.

Piranti lunak komputer
Biaya perolehan perangkat lunak komputer untuk penggunaan internal dikapitalisasi dan dicatat sebagai aset takberwujud jika biaya
bukan merupakan bagian integral dari piranti keras yang terkait. Akumulasi biaya tersebut diamortisasi menggunakan metode garis
lurus selama estimasi masa manfaat 4 tahun yang diharapkan ketika perangkat lunak komputer secara substantif siap untuk
digunakan.
Taksiran masa manfaat dan metode amortisasi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan pengaruh dari setiap perubahan
estimasi tersebut berlaku secara prospektif.

l.

Beban ditangguhkan

Pengeluaran signifikan yang terjadi yang dianggap memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, ditangguhkan dan diamortisasi dengan
menggunakan metode garis lurus selama periode yang diharapkan dapat memberikan manfaat dari pengeluaran tersebut.
m. Sewa
Suatu perjanjian, yang meliputi suatu transaksi atau serangkaian transaksi, merupakan perjanjian sewa atau mengandung sewa jika
Kelompok Usaha menentukan bahwa perjanjian tersebut memberikan hak untuk menggunakan suatu aset atau sekelompok aset selama
periode tertentu dengan imbalan suatu atau serangkaian pembayaran. Pertimbangan tersebut dibuat berdasarkan hasil evaluasi terhadap
substansi perjanjian terlepas dari bentuk formal dari perjanjian sewa tersebut.
a.

Sewa operasi
Sewa di mana secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan secara efektif tetap dimiliki oleh lessor diklasifikasikan
sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi (dikurangi insentif yang diterima dari lessor ) diakui sebagai beban dengan dasar
garis lurus selama periode manfaat yang diharapkan.

b.

Sewa pembiayaan
Sewa atas aset tetap di mana Kelompok Usaha, sebagai lessee , menanggung seluruh risiko, dan manfaat dari kepemilikan aset secara
substansial diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal sewa, sewa pembiayaan dicatat sebesar nilai yang terendah antara
nilai wajar aset sewaan atau nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
Sesuai kewajiban sewa, dikurangi beban keuangan, disajikan sebagai hutang jangka pendek dan jangka panjang. Setiap pembayaran
sewa dialokasikan sebagai hutang dan biaya keuangan. Biaya keuangan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian interim selama masa sewa sehingga dapat menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo
hutang setiap periode.
Aset sewa guna usaha disusutkan dengan kebijakan yang sama dengan yang diterapkan untuk aset tetap pemilikan langsung. Namun,
ketika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Kelompok Usaha akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka
aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara umur manfaat aset atau masa sewa.

13

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode tiga bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN
m. Sewa - lanjutan
c.

Transaksi jual dan sewa kembali
Transaksi jual dan sewa kembali melibatkan penjualan suatu aset dan penyewaan kembali aset yang sama. Dalam transaksi jual dan
sewa kembali yang menghasilkan sewa pembiayaan, Kelompok Usaha telah menangguhkan dan mengamortisasi selama masa sewa
keuntungan dari hasil penjualan dari jumlah tercatat aset sewaan.

n.

Penurunan nilai aset non-keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan, Kelompok Usaha menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat
indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset (yaitu goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis) diperlukan,
maka Kelompok Usaha membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas
(UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar
independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika jumlah tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut
dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan jumlah tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Kerugian
penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim sesuai dengan
kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang mengalami penurunan nilai.
Untuk tujuan pengujian penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan pada
setiap UPK dari Kelompok Usaha yang diharapkan dapat memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis tersebut, terlepas dari apakah
aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.
Peninjauan atas penurunan nilai pada goodwill dilakukan setahun sekali atau dapat lebih sering apabila terdapat peristiwa atau perubahan
keadaan yang mengindikasikan adanya potensi penurunan nilai. Nilai tercatat dari goodwill dibandingkan dengan jumlah yang terpulihkan,
yaitu jumlah yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Rugi penurunan nilai segera diakui dalam
laba rugi dan selanjutnya tidak dibalik kembali.
o.

Properti pertambangan dan aset eksplorasi dan evaluasi

Kegiatan eksplorasi dan evaluasi melibatkan pencarian mineral, penentuan kelayakan teknis dan penilaian kelayakan komersial dari sebuah
sumber daya teridentifikasi. Kegiatan tersebut meliputi:
(i).

pengumpulan data eksplorasi melalui topografi, studi geokimia dan geofisika;

(ii). pengeboran, penggalian dan sampel;
(iii). menentukan dan memeriksa volume dan kualitas sumber daya; dan
(iv). meneliti persyaratan transportasi dan infrastruktur.
Biaya administrasi yang tidak langsung dapat diatribusikan dengan suatu daerah eksplorasi khusus dibebankan pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian interim. Biaya lisensi yang dibayar sehubungan dengan hak untuk mengeksplorasi di daerah eksplorasi yang
ada dikapitalisasi dan diamortisasi selama jangka waktu lisensi atau izin.
Biaya eksplorasi dan evaluasi (termasuk amortisasi atas biaya lisensi yang dikapitalisasi) dikapitalisasi pada saat terjadinya, kecuali dalam
keadaan berikut:
(i).

sebelum memperoleh hak hukum untuk mengeksplorasi suatu wilayah tertentu;

(ii). setelah dapat dibuktikan dengan kelayakan teknis dan komersial atas penambangan sumber daya mineral atau ditemukannya cadangan
terbukti.
Kapitalisasi biaya eksplorasi dan evaluasi dicatat dalam akun "Aset Eksplorasi dan Evaluasi" dan selanjutnya diukur sebesar biaya
perolehan dikurangi penyisihan penurunan nilai. Aset tersebut tidak disusutkan karena belum tersedia untuk digunakan tetapi ditelaah
untuk indikasi penurunan nilai. Apabila suatu penurunan potensial terindikasi, penilaian dilakukan untuk setiap area of interest dalam
kaitannya dengan kelompok aset operasi terkait (yang merupakan unit penghasil kas) terhadap eksplorasi yang terkait tersebut. Sejauh biaya
eksplorasi dan evaluasi tidak diharapkan untuk dipulihkan, biaya tersebut dibebankan ke laba rugi komprehensif konsolidasian interim.
Arus kas terkait dengan kapitalisasi biaya eksplorasi dan evaluasi diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas investasi dalam laporan
arus kas konsolidasian interim, sedangkan arus kas terkait dengan biaya eksplorasi dan evaluasi yang dibiayakan diklasifikasikan sebagai
aktivititas operasi.

14

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENT