2017 03 06 1488764133 KEBIJAKAN PEMDA TTG GENDER

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI
SUMATERA BARAT TENTANG DATA DAN
INFORMASI GENDER DAN ANAK
OLEH:
KEPALA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK PROV. SUMBAR

DEFENISI DATA
Keterangan yang benar dan nyata
Gambaran tentang suatu persoalan
Sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh
dari pengamatan suatu objek
Menurut UU No.16 Tahun 1997 tentang Statistik
data adalah informasi yang berupa angka tentang
karakteristik (ciri-ciri khusus) suatu populasi

DATA TERPILAH
Data yang dipilah menurut jenis kelamin dan kelompok umur
DATA GENDER





Ekonomi
Politik, sosial dan hukum
Perlindungan hak
perempuan
• Pembangunan
kesejahteraan dan
ketahanan keluarga

DATA ANAK
• Hak sipil dan kebebasan
• Lingkungan keluarga dan
pengasuhan alternatif
• Kesehatan dasar dan
kesejahteraan
• Pendidikan
• Perlindungan khusus

Inpres 9 tahun 2000 tentang

Pengarusutamaan Gender (PUG)
dalam Pembangunan Nasional

• Setiap Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah Provinsi/
Kabupaten/Kota melaksanakan pengarusutamaan gender guna
terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,
pemantauan,dan evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan
bidangtugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana
telah
diubah
beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015

• Urusan pemerintahan wajib yang tidak

berkaitan dengan pelayanan dasar salah
satunya adalah pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak

Peraturan Menteri Keuangan No.
119/PMK.02/2009

• Penyusunan anggaran responsif gender oleh K/L dilakukan dengan
melengkapi kerangka acuan kegiatan/TOR dengan Pernyataan
Anggaran Gender (GBS). GBS merupakan suatu dokumen yang
menginformasikan suatu kegiatan telah responsif gender dan
didahului dengan analisa gender

DASAR HUKUM

Permendagri
No. 67 Tahun 2011
tentang Perubahan Atas Permendagri
No 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Umum Pelaksanaan PUG Di Daerah


• Pemerintah daerah berkewajiban menyusun kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan responsif gender
yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah atau RPJMD, Rencana Strategis SKPD,
dan Rencana Kerja SKPD

Permendagri No 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan PP Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan,
Pengendalian,
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah

• Penyusunan rencana pembangunan daerah menggunakan
data dan informasi perencanaan pembangunan daerah,

serta rencana tata ruang

Permen PPPA No 5 Tahun 2014
tentang Pedoman Penyelenggaraan
Sistem Data Gender dan Anak

• sebagai acuan bagi kementerian/lembaga dan daerah dalam
menyediakan dan memanfaatkan data terpilah untuk
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan kebijakan/program/kegiatan pembangunan yang
responsif gender dan peduli anak

DASAR HUKUM

Kab/Kota

• Pengumpulan,
pengolahan, analisis
dan penyajian data
gender dan anak

dalam kelembagaan
data di tingkat Daerah
Kab/Kota

• Penetapan sistem data
gender dan anak dalam
kelembagaan data di
tingkat nasional
• Pengumpulan,
pengolahan, analisis dan
penyajian data gender
dan anak dalam
kelembagaan data di
tingkat nasional

• Pengumpulan,
pengolahan, analisis
dan penyajian data
gender dan anak
dalam kelembagaan

data di tingkat daerah
Provinsi

Pusat

Provinsi

Pembagian Sub Urusan Sistem Data Gender dan Anak

GAMBARAN UMUM
SUMATERA BARAT

luas daerah 42 297.30 km2
Jumlah Penduduk : 5.196.289 jiwa
Laki-laki

: 2.584.192 jiwa

Perempuan : 2.612.097 jiwa


STRUKTUR PENDUDUK SUMATERA BARAT
75+

.7

70-75

.7

65-69

1.0

60-64

1.6

55-59

2.2


50-54

2.5

45-49

2.8

40-44

3.2

35-39

3.4

30-34

3.6


25-29

4.0

20-24

4.2

15-19

4.6

10-14

4.9

5-9

5.2


0-4

5.4
6.0

4.0

2.0

.
Persentase

1. 15
. 88
1. 11
1. 68
2. 3
2. 63
2. 89
3. 21
3. 48
Perempuan
Laki-laki

3. 62
3. 85
4. 11
4. 53
4. 67

Komposisi penduduk
terbanyak adalah usia anak

4. 97
5. 18
2.

4.

6.

RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021

Misi 3
Meningkatkan SDM yang cerdas, sehat, beriman, berkarakter, dan berkualitas tinggi

Tujuan 5

Meningkatkan Derajat Kesehatan masyarakat, kualitas kependudukan dan kesetaraan gender serta
pemenuhan hak anak

Sasaran
2. Meningkatnya kualitas kependudukan,
pembangunan keluarga dan KB

5. Meningkatnya pembangunan gender dan
pemberdayaan gender serta pemenuhan hak anak

ISU-ISU STRATEGIS PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender
• Masih adanya kesenjangan dalam hal akses, partisipasi, manfaat
serta penguasaan terhadap sumberdaya antara laki-laki dan
perempuan

Akhiri Kesenjangan Ekonomi Perempuan
• Data PBB bahwa sepertiga penduduk dunia hidup di bawah garis
kemiskinan, dan sekitar 70%nya adalah perempuan

Perempuan Kepala Keluarga
• Feminisasi kemiskinan (kemiskinan yang identik dengan wajah
perempuan) menyebabkan 15% perempuan menjadi kepala
keluarga

ISU-ISU STRATEGIS PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Akhiri Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
• Pelayanan dan penangan kepada perempuan dan anak sebagai kelompok rentan
dan “korban terbesar” akibat kekerasan juga masih relatif rendah

Pemberdayaan Ekonomi Perempuan
• Menciptakan kemandirian bagi perempuan dan keluarganya dengan melakukan
program pemberdayaan ekonomi perempuan

Pemberdayaan/perlindungan perempuan dan anak, SDM,
kesehatan, keterampilan, sosbudpolhukam dan kesetaraan gender
• Agar terwujud kehidupan lebih demokratis dimana tidak terjadi lagi dominasi dan
penindasan laki-laki atas perempuan

Perkembangan IPM Sumatera Barat
IPM Metode Baru Tahun 2015:
Tren IPM Sumatera Barat 2010-2015
IPM

69,98 (Sumbar)
69,55 (N)

69.98
68.91
68.36
67.81

Angka Harapan Hidup :

PPP
Rp 9,80 jt (Sumbar)
Rp 10,15 jt (N)

69.55

68.9

68.31

67.7

67.25
67.09

68,66 tahun (Sumbar)
70,78 (N)

Rata-rata Lama Sekolah:
8,42 tahun Sumbar)
7,84 tahun (N)
Harapan lama Sekolah
13,60 tahun (Sumbar)
12,55 (N)

69.36

66.53

2010

2011

2012
Sumbar

2013

2014

2015

Indonesia



IPM Provinsi Sumatera Barat terus meningkat selama 20102015. Pada tahun 2015, IPM Provinsi Sumatera Barat telah
mencapai 69,98, dan berada pada peringkat 9.



IPM Provinsi Sumatera Barat tumbuh lebih lambat dibanding
IPM Indonesia. IPM Provinsi Sumatera Barat tumbuh rata-rata
0,81% per tahun, sementara IPM Indonesia tumbuh rata-rata
0,91% per tahun.
12

IPM Kabupaten/Kota, 2015
80.36

Kota Padang

Kota Padang menduduki Peringkat
pertama IPM di Sumatera Barat hal
ini didukung komponen Pendidikan
(rata-rata lama sekolah = 10,97 dan
harapan lama sekolah = 15,60) serta
komponen Pengeluaran sebesar
13,522 juta rupiah yang menduduki
peringkat
pertama
sementara
komponen angka harapan hidup
(73,19) menduduki peringkat ke dua

78.72

Kota Bukittinggi
Kota Payakumbuh

77.42

Kota Solok

76.83
75.98

Kota Padang Panjang

74.98

Kota Pariaman
Kota Sawahlunto

69.87

Kab. Dharmasraya

69.84

Kab. Agam

69.84

Kab. Tanah Datar

69.49

Kab. Pesisir Selatan

68.07

Kab. Padang Pariaman

68.04

Kab. Lima Puluh Kota

67.65

Kab. Solok

67.12

Sangat Tinggi

Kab. Solok Selatan

67.09

Tinggi

• 70 ≤ IPM < 80

Sedang

• 60 ≤ IPM < 70

Rendah

• IPM < 60

Klasifikasi

65.3

Kab. Sijunjung

65.26

Kab. Pasaman Barat

64.01

Kab. Pasaman

Capaian IPM
• IPM ≥ 80

57.41

Kep. Mentawai

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

13

IPM laki-laki, IPM perempuan, IPG dan Rangking IPG
di Indonesia, 2015
Provinsi
Sumatera Barat
DKI Jakarta
Sulawesi Utara
DI Yogyakarta
Kepulauan Riau

IPG

IPM
Laki-laki

IPM
Perempuan

Rangking
IPG

2014 2015 2014
94.04 94.74 72.95

2015
73.21

2014
68.60

2015
69.36

2014
4

2015
1

94.60 94.72 81.27

81.77

76.88

77.45

1

2

94.58 94.64 73.19

73.70

69.23

69.75

2

3

94.31 94.41 79.98

80.60

75.43

76.09

3

4

93.20 93.22 77.08

77.44

71.84

72.19

6

5

Provinsi dengan IPG tertinggi adalah Sumatera Barat (94,74), diikuti oleh
DKI Jakarta (94,72) dan Sulawesi Utara (94,64). Sementara IPG terendah
adalah Papua (78,52), Papua Barat (81,99), dan Kalimantan Timur (85,07).
14

Membaiknya pendidikan perempuan yang cukup signifikan di
Sumatera Barat merupakan faktor pendorong pencapaian
pembangunan gendernya. Dampaknya provinsi ini berhasil masuk
sebagai provinsi dengan angka IPG tertinggi di tahun 2015 dan
berhasil menggeser DKI Jakarta. Sebelumnya pada tahun 2014,
Sumatera Barat hanya berada di posisi keempat. Kenaikan rata-rata
lama sekolah perempuan sebesar 2,74 persen menjadi salah satu
faktor penyebab perubahan yang signifikan pada pencapaian IPM
perempuan Sumatera Barat. Sebagai perbandingan, rata-rata lama
sekolah perempuan DKI Jakarta hanya tumbuh sebesar 1,05 persen.
Faktor inilah yang menyebabkan Sumatera Barat menduduki posisi
pertama dalam pencapaian IPG dan sekaligus mengubah posisi DKI
Jakarta.
(PEMBANGUNAN MANUSIA
BERBASIS GENDER 2016)

IPG Menurut Kab/Kota, 2015
Kota Pariaman

98.72

Kota Payakumbuh

98.52

Kota Bukittinggi

99.75

Kota Padang Panjang

98.56

Kota Sawahlunto

95.52

Kota Solok

96.62

Kota Padang

93.77

Pasaman Barat

88.44

Dharmasraya

88.29

Solok Selatan

95.33

Pasaman

92.95

Limapuluh Kota

95.5

Agam

97.04

Padang Pariaman

93.15

Tanah Datar

98.44

Sijunjung

92.34

Solok

95.73

Pesisir Selatan

95.23

Kepulauan Mentawai

89.31
82

84

86

Keterangan:
Tertinggi : Kota Bukittinggi 99,75
Terendah : Dharmasraya 88,29

88

90

92

94

96

98

100

102

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
menggambarkan partisipasi aktif perempuan
dalam politik, ekonomi dan pengambilan
keputusan serta penguasaan sumber daya
ekonomi, meskipun trennya terus naik tetapi
dari indikator kompositnya nilainya stagnan.

IDG Menurut Provinsi, 2015

IDG Menurut Kab/Kota, 2015
Kota Pariaman

52.89

Kota Payakumbuh

61.7

Kota Bukittinggi

60.83

Kota Padang Panjang

73.3

Kota Sawahlunto

64.59

Kota Solok

57.6

Kota Padang

68.31

Pasaman Barat

53.57

Dharmasraya

47.47

Solok Selatan

49.59

Pasaman

59.7

Limapuluh Kota

51.68

Agam

54.35

Padang Pariaman

53.26

Tanah Datar

58.95

Sijunjung

56.21

Solok

61.54

Pesisir Selatan

54.92

Kepulauan Mentawai

46.47
0

10

20

Keterangan:
Tertinggi : Kota Padang Panjang
Terendah : Kepulauan Mentawai

30

73,30
46,47

40

50

60

70

80

BAGAIMANA PERAN DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK PROVINSI SUMATERA BARAT
DALAM PELAKSANAAN SISTEM DATA GENDER DAN ANAK???

TUGAS POKOK DAN FUNGSI
TUGAS POKOK
Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak

FUNGSI
Perumusan kebijakan
teknis

Pelayanan penunjang
penyelenggaraan
pemerintahan provinsi

Pemberian dukungan
atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah

Pelaksanaan tugas lain
yang diberikan
pimpinan

VISI

• Terwujudnya kesetaraan dan
keadilan gender, perlindungan
perempuan dan anak

MISI

• Meningkatkan kualitas hidup perempuan
• Meningkatkan perlindungan perempuan
• Meningkatkan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera
• Meningkatkan pemenuhan hak anak
• Meningkatkan sistem data gender dan anak
• Meningkatkan perlindungan khusus anak

TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI MENINGKATKAN SISTEM DATA GENDER DAN ANAK

5.
Meningkatnya
Mewujudkan
sistem data
pemanfaatan data
gender dan terpilah
anak

1. Menyusun,
mereview,
mengkoordinasikan,
dan
mengharmoniskan berbagai kebijakan
pelaksanaan data gender dan anak
sebagai
acuan
bagi
Pemerintah
Prov/Kab/Kota dan Organisasi
2. Melakukan pendampingan teknis dalam
penyusunan program, kegiatan dan
anggaran data gender dan anak
3. Meningkatkan
penguatan
jejaring
kelembagaan
penggiat
utk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan data gender dan anak
4. Melakukan evaluasi dan pemantauan
untuk
memastikan
pelaksanaan
program, anggaran dan kegiatan data
gender dan anak
5. Meningkatkan advokasi, sosialisasi,
edukasi, informasi, komunikasi dan
singkronisasi kegiatan bidang data
gender dan anak
6. Melakukan pelaksanaan system data
gender dan anak

TERIMA KASIH
Materi ini dapat diunduh pada website Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Barat bppkb.sumbarprov.go.id