T1 232008198 Full Text

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam audit laporan keuangan, auditor bertugas untuk memeriksa laporan keuangan, apakah sudah sesuai dengan Standar Audit. Auditor juga harus mengumpulkan bukti-bukti yang terkait dengan transaksi perusahaan. Dalam melakukan tugasnya, auditor harus independen dan tidak boleh diintervensi oleh pihak manapun. Hal ini nantinya akan berdampak pada kualitas audit yang dihasilkan auditor.

Seorang auditor bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memberikan jasa audit laporan keuangan, namun sebuah KAP tidak selalu hanya memberikan jasa audit laporan keuangan. KAP bisa memberikan jasa pemeriksaan khusus, jasa review, jasa kompilasi, jasa perpajakan dan lainnya tergantung dari KAP masing-masing. Setiap Kantor Akuntan Publik memiliki struktur organisasi yang dapat memisahkan para anggotanya sesuai dengan tugas masing-masing. Posisi tertinggi pada Kantor akuntan Publik diduduki oleh seorang Partner, yang secara garis besar bertugas untuk memimpin dan menjadi penanggung jawab atas segala kegiatan Kantor Akuntan Publik. Seorang Partner memiliki supervisor yang bertugas untuk mengawasi dan membantu menyelesaikan program audit. Posisi terakhir yang ada pada Kantor Akuntan Publik adalah posisi auditor. Auditor inilah yang nantinya bertugas menyelesaikan


(2)

2

pekerjaan lapangan dari proses audit dan kemudian melaporkan hasilnya kepada supervisor.

Kantor Akuntan Publik memiliki tugas akhir yang disebut Laporan Auditor Independen. Laporan Auditor Independen ini berisi opini auditor atas hasil pemeriksaan yang dilakukan pada perusahaan klien. Opini dari auditor inilah yang dapat memberikan informasi kepada pihak ketiga untuk mengambil suatu keputusan. Opini yang dikeluarkan ini beragam tergantung dari hasil pemeriksaaan selama proses audit berlangsung. Opini-opini tersebut adalah wajar tanpa pengecualian, wajar dengan paragraf penjelas, wajar dengan pengecualian, tidak berpendapat, dan tidak wajar.

Kantor Akuntan Publik akan memeriksa beberapa siklus transaksi untuk menyelesaikan proses audit pada perusahaan klien. Namun, dalam laporan ini penulis hanya akan membahas audit pada siklus penjualan dan penagihan piutang usaha. Pada siklus penjualan dan penagihan piutang usaha banyak kelas transaksi yang terkait, maka akan sangat riskan jika penjualan dan piutang dicatat dengan tidak benar. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha sangat penting bagi kewajaran pelaporan keuangan secara keseluruhan pada perusahaan manufaktur.

Pada laporan ini penulis melakukan kegiatan magang pada salah satu Kantor Akuntan Publik yang berada di Kota Semarang. Kantor Akuntan Publik tersebut bernama KAP BAYUDI WATU & REKAN. Selama kegiatan magang, penulis mengikuti kegiatan audit pada tiga perusahaan manufaktur. Ketiga perusahaan tersebut bergerak pada bidang (1) pembuatan buku-buku pendidikan


(3)

3

(2) minuman sirup dan (3) produksi oli rem. Kegiatan audit yang diikuti pemagang yaitu mengaudit siklus penjualan dan piutang usaha pada ketiga perusahaan tersebut. Pemagang bertugas untuk membantu Kantor Akuntan Publik BAYUDI WATU & REKAN menyelesaikan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, saldo serta penyajian dan pengungkapan.

1.2 Masalah Penelitian

Dengan melihat latar belakang masalah diatas, maka penulis ingin mengetahui audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha oleh KAP “BAYUDI WATU & REKAN” pada perusahaan manufaktur.

1.3 Persoalan Penelitian

Bagaimana audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha yang dilakukan oleh “KAP BAYUDI WATU & REKAN” pada perusahaan manufaktur?

1.4 Tujuan Penelitian

Memahami bagaimana melaksanakan audit siklus penjualan dan penagihan piutang usaha pada perusahaan manufaktur.

1.5 Manfaat Penelitian

Melalui program magang ini terdapat manfaat yang diperoleh pemagang dari “KAP BAYUDI & WATU”,


(4)

4  Manfaat Bagi Pemagang

Banyak manfaat yang diperoleh pemagang, karena dapat terlibat langsung dalam proses audit, sehingga memperoleh kesempatan mengaplikasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan dalam praktek kerja di “KAP BAYUDI WATU & REKAN”

 Manfaat Bagi KAP

Kantor Akuntan Publik dapat memperoleh bantuan dari tenaga mahasiswa yang cukup terdidik. KAP BAYUDI WATU & REKAN juga dapat melakukan proses seleksi secara tidak langsung kepada pemagang yang berniat bekerja pada Kantor Akuntan Tersebut.


(5)

5 BAB II LANDASAN TEORI

2.1 AUDIT

Audit adalah proses sistematis untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan kepada pihak yang berkaitan mengenai kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria tertentu (Arens,2008 : 4). Kriteria tertentu yang dimaksud adalah Generrally Accepted Accounting Principles (GAAP).

Ada 4 fase proses audit laporan keuangan (Arens et al. 2008 : 208) : 1. Merencanakan dan merancang pendekatan audit

2. Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi

3. Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rinci saldo 4. Menyelesaikan dan menerbitkan laporan audit

2.2 PROGRAM AUDIT

Daftar prosedur audit untuk suatu area audit atau keseluruhan audit. Program audit selalu meliputi prosedur audit dan dapat juga mencakup ukuran sampel, item yang dipilih, dan penetapan waktu pengujian. (Arens et al. 2008 : 253).

2.3 PROSEDUR AUDIT

Prosedur audit sendiri adalah instruksi terinci untuk pegumpulan jenis bukti audit .(Arens et al. 2008 : 253 ). Prosedur audit ini bermanfaat untuk memenuhi tujuan audit pada transaksi penjualan dan penagihan, guna memeriksa


(6)

6

keterjadian, kelengkapan, keakuratan, posting dan ikhtisar, klasifikasi, serta waktu pencatatan yang benar.

Dalam mengembangkan suatu rencana audit secara keseluruhan, auditor menggunakan lima jenis pengujian untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Auditor menggunakan prosedur penilaian risiko untuk menilai risiko salah saji yang material, yang merupakan gabungan dari risiko inheren dan risiko pengendalian (Arens et al. 2008 : 513 ).

Selanjutnya, keempat pengujian berikutnya adalah pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis, dan pengujian atas rincian saldo (Arens et al. 2008 : 513 ).

1 Pengujian pengendalian

Prosedur audit untuk menguji keefektifan pengendalian dalam mendukung pengurangan resiko pengendalian.

2 Pengujian substantif atas transaksi

Prosedur audit untuk menguji salah saji moneter guna menentukan apakah enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi telah dipenuhi untuk setiap kelas transaksi.

3 Prosedur analitis

Penggunaan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun atau data lainnya terlihat wajar.


(7)

7

Prosedur audit untuk menguji salah saji moneter guna menentukan apakah delapan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi telah dipenuhi untuk setiap kelas transaksi.

2.2 PENJUALAN

Penjualan adalah jumlah yang dibebankan kepada pelanggan utuk barang dagang yang dijual baik secara tunai maupun kredit.(Warren et al. 2006 : 300). Penjualan dibagi menjadi 2 yaitu penjualan kredit dan penjualan tunai. Jika penjualan kredit, konsumen yang menerima barang langsung membayar barang dengan lunas. Sedangkan kredit, konsumen membayarnya dengan beberapa kali tahap. Penjualan secara kredit inilah yang nantinya menimbulkan piutang usaha.

Pada siklus penjualan ada beberapa kelas transaksi yang terkait, sehingga jika terjadi kesalahan perhitungan, akan berakibat pada salah saji yang material. Beberapa kelas transaksi yang terkait adalah :

1. Penjualan (penjualan tunai dan kredit) 2. Penerimaan kas

3. Retur dan pengurangan penjualan

Menurut Arens et al, ada 6 tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi penjualan, yaitu :

 Apakah penjualan yang dicatat adalah yang benar-benar dikirim kepada pelanggan nonfiktif (keterjadian)


(8)

8

 Apakah penjualan yang dicatat adalah sebesar jumlah barang yang dikirimkan dan ditagih serta dicatat dengan benar (keakuratan)  Apakah transaksi penjualan dimasukkan dengan benar ke dalam

file induk piutang usaha dan diikhtisarkan dengan benar (posting dan ikhtisar)

 Apakah transaksi penjualan diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi)

 Apakah penjualan dicatat pada tanggal yang benar (waktu).

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan auditor ketika melakukan audit pada siklus penjualan, karena terdapat kemungkinan salah saji. Salah saji yang mungkin terjadi adalah :

1. Pencatatan penjualan, namun pengiriman tidak pernah dilakukan 2. Penjualan yang dicatat lebih dari 1 (satu) kali

3. Penjualan dilakukan kepada pelanggan fiktif.

Jika terdapat salah saji atas pencatatan tersebut, dapat mengakibatkan lebih saji atas laba yang dihasilkan perusahaan.

2.3PIUTANG USAHA

Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagang tau jasa secara kredit ( Munawir. 2005: 58). Penghapusan piutang tak tertagih dan estimasi beban piutang tak tertagih adalah contoh kelas transakasi yang terkait dalam siklus siklus ini.


(9)

9

Terdapat delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha (Arens et al. 2008 : 102-104). Kedelapan tujuan tersebut adalah :

1. Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum. (Detail tie-in)

2. Piutang usaha yang dicatat ada. (Keberadaan)

3. Piutang usaha yang ada telah dicantumkan.(Kelengkapan) 4. Piutang usaha sudah akurat. (Keakuratan)

5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar.(Klasifikasi) 6. Pisah batas piutang usaha sudah benar.(Pisah batas)

7. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi.(Nilai realisasi) 8. Klien memiliki hak atas piutang usaha.(Hak)


(10)

10 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan kegiatan magang, serta melakukan wawancara dengan auditor senior yang ada pada “KAP BAYUDI WATU & REKAN”. Pengumpulan data juga dilakukan dengan observasi ke pihak klien yang telah menjalin kerjasama dengan pihak “KAP BAYUDI WATU & REKAN”.

3.2 Jadwal Penelitian

Penelitian yang dilakukan melalui kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan, dari bulan januari 2012 hingga April 2012. Berikut nama, alamat dan periode serta kegiatan usaha dimana penulis melakukan kegiatan magang:

TEMPAT DAN WAKTU MAGANG

 Nama Instansi Tempat Magang : KAP BAYUDI WATU & REKAN  Alamat Magang : Jalan dr Wahidin No 85,Semarang,Jateng  Kegiatan Usaha :

 Audit laporan keuangan

 Pemeriksaan khusus

 Penyusunan sistem akuntansi

 Penasehat akuntansi


(11)

11

 Jasa kompilasi

 Jasa perpajakan

 Periode Waktu Magang : Januari 2012 - April 2012

3.3 Jadwal Kegiatan Magang

Jadwal kegiatan Rincian kegiatan

Minggu 1 Melakukan prosedur awal dan pengujian pengendalian pada Perusahaan X

Minggu ke-2 Melakukan pengujian substantif pada Perusahaan X

Minggu ke 3 Melakukan pengujian analitis pada perusahaan X

Minggu ke 4 Melakukan pengujian atas rinci saldo pada perusahaan X

Minggu ke 5-akhir Sama seperti di atas tetapi pada perusahaan Y dan Z


(12)

12 BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Perusahaan

Kantor Akuntan Publik BAYUDI WATU & REKAN berdiri di Jakarta pada tanggal 7 February 1978 berdasarkan Surat Ijin No.SI 00305/PK/413/1978 dari Direktorat Jendral Pengawasan Keuangan Negara. Surat perijinan tersebut telah beberapa kali deperbaharui, hingga terakhir diperbaharui pada tanggal 16 Agustus 1998 dengan surat ijin No.98.2.0008.

KAP BAYUDI WATU & REKAN dipimpin oleh Drs. Bayudi Watu, CPA., dimana dalam kegiatan operasionalnya didampingi oleh 2 orang rekan yaitu Dra.Yohana Fransisca DH, Akt., yang berdomisili di kantor pusat Jakarta dan Dr.Suzy Noviyanti,MM.,CPA, yang bedomisili di kantor Cabang Semarang

KAP “BAYUDI WATU & REKAN” merupakan salah satu anggota Ikatan Akuntan Indonesia atau biasa disebut IAI. KAP “BAYUDI WATU & REKAN” juga bergabung dalam beberapa organisasi di Indonesia. Berikut adalah beberapa kedudukan KAP “BAYUDI WATU & REKAN” :

 Anggota Summit International Associates Inc

 Anggota Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik  Anggota Akuntan Pasar Modal

 Ditunjuk Sebagai Staf Ahli Direktorat Jenderal Pajak  Ditunjuk Sebagai Anggota Akuntan Bank Indonesia  Rekan Beberapa Bank Pemerintah


(13)

13 4.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi pada KAP BAYUDI WATU & REKAN adalah sebagai berikut:

Struktur Organisasi

KAP Bayudi Watu & Rekan

Managing Partner tugas, fungsi dan tanggungjawab yaitu memonitor kinerja KAP

Partner tugas, fungsi dan tanggung jawab: Partner

Supervisor

Auditor

Partner

Auditor Supervisor Managing Partner


(14)

14

1. Memimpin dan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan tugas-tugas KAP.

2. Memimpin pelaksanaan pekerjaan audit dan konsultansi.

3. Memimpin pelaksanaan tugas lainnya yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan audit dan konsultansi.

4. Mempersiapkan kontrak kerjasama audit.

Supervisor

1. Merencanakan dan menyusun program audit.

2. Melakukan supervisi pelaksanaan program audit terhadap staff auditor. 3. Melakukan supervisi penyusunan kertas kerja oleh staff auditor.

4. Melakukan diskusi dengan staff auditor mengenai temuan-temuan audit dan alternatif prosedur.

5. Melakukan koordinasi pelaksanaan program audit dengan manager. 6. Mereview kertas kerja pemeriksaan dan konsep laporan audit.

7. Membuat laporan kepada manajer mengenai hasil pekerjaan audit dan permasalahan yang ditemukan.

Auditor tugas, fungsi dan tanggungjawab

1. Melaksanakan pekerjaan lapangan sesuai dengan program audit.

2. Mengumpulkan dan mengevaluasi kecukupan bukti audit, sesuai dengan program audit.

3. Menyusun kelengkapan kertas kerja.


(15)

15

5. Mengusulkan koreksi-koreksi atas temuan-temuan audit

4.3 Sistem Yang Sekarang Ada Di Perusahaan

Sebelum melakukan audit, terdapat kesepakatan antara klien dengan KAP Bayudi Watu & Rekan mengenai kesepakatan kerja, deadline laporan dan fee audit yang disebut SPK (Surat Perjanjian Kerja). Setelah kesepakatan disetujui oleh kedua belah pihak, maka proses audit dapat segera dilakukan.

Berikut adalah bagan Alur pekerjaan audit Penjualan dan Piutang pada KAP Bayudi Watu & Rekan


(16)

16 Vouching Keberadaan Leadsheet Cut off Usulan Adjustment Konfirmasi manajemen Selisih Selisih imaterial Selisih imaterial LAI Mulai

Analisa Laporan Keuangan Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan

transaksi

Prosedur Audit Ukuran Sampel Item yang dipilih Penetapan waktu Pemahaman Pengendalian Internal

Menilai risiko pengendalian yang direncanakan

Menentukan luas pengujian pengendalian

Leadsheet Chrosschek Breakdown Konfirmasi Keberadaan Kertas Kerja Pemeriksaaan KKP Piutang KKP Penjualan


(17)

17

Alur pekerjaan audit penjualan dan piutang dapat dijelaskan sederhana seperti bagan diatas. Terdapat Beberapa prosedur yang dimiliki KAP Bayudi Watu dan Rekan untuk melakukan audit pada pihak perusahaan yang akan melakukan kerjasama. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

1. Pemahaman pengendalian internal

Prosedur untuk memperoleh pemahaman adalah prosedur yang digunakan auditor untuk mengumpulkan bukti tentang perancangan dan pengimplementasian pengendalian khusus (Arens et al. 2008 : 412).

Pengendalian internal adalah proses yang dirancang untuk memberikan kepastian yang layak mengenai pencapaian tujuan manajemen dalam kategori reliabilitas pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, serta ketaatan pada ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku (Arens et al. 2008 : 412).

2. Penilaian resiko pengendalian

Ukuran ekspektasi auditor bahwa pengendalian internal tidak akan mencegah terjadinya salah saji yang material maupun mendeteksi dan mengoreksinya jika sudah terjadi; sementara risiko pengendalian dinilai untuk setiap tujuan audit yang berhubungan dengan transaksi dalam suatu siklus atau kelas transaksi (Arens et al. 2008 : 410).


(18)

18

3. Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Pada proses ini pihak KAP dapat membuat program audit atau rencana kerja audit yang berisi juga prosedur audit.

Daftar prosedur audit untuk suatu area audit atau keseluruhan audit. Program audit selalu meliputi prosedur audit dan dapat juga mencakup ukuran sampel, item yang dipilih, dan penetapan waktu pengujian. (Arens et al. 2008 : 253).

Secara sederhana, program audit yang ada pada KAP adalah rencana kerja yang akan dilakukan auditor ketika melakukan proses audit terhadap perusahaan klien. Program audit ini dibuat oleh partner dari KAP bersangkutan dan harus dimengerti oleh auditor sebagai pedoman auditor ketika melakukan proses audit. Rencana kerja ini berisi tanggal kegiatan audit dan jobdesk para auditor. Program audit ini dapat membantu auditor melihat apa yang harus dilakukan auditor untuk menyelesaikan proses audit dengan baik.

4. Analisa Laporan keuangan

Analisa Laporan keuangan merupakan lembar kertas kerja yang digunakan untuk menjabarkan laporan keuangan per bulan, sehingga secara komparatif menggambarkan penjualan dan biaya dalam bulan apa yang terbesar yang dinyatakan dalam presentase dan selanjutnya yang akan diambil untuk dijadikan sampel.


(19)

19

5. Pembuatan Kertas Kerja pemeriksaan:

Kertas Kerja pemeriksaan (KKP) merupakan lembar kerja auditor sebagai bukti bahwa telah melakukan pemeriksaan terinci yaitu baik pemeriksaan tingkat transaksi, saldo maupun akun. Kertas Kerja Pemeriksaan ini dibuat dan disesuaikan dengan kompleksitas akun yang dimiliki oleh klien yang disajikan dalam Laporan Keuangan.

6. Selisih

Selisih merupakan hasil temuan audit yang akan dikonfirmasi kepada pihak manajemen. Selisih terbagi menjadi dua yaitu selisih material dan tidak material. Selisih material ini yang perlu untuk diklarifikasi kepada manajemen untuk dimintakan penjelasan, sedangkan untuk selisih tidak material akan diabaikan oleh auditor.

7. Konfirmasi manajemen

Konfirmasi manajemen merupakan proses dimana auditor mencari penjelasan atas selisih dan temuan auditnya kepada pihak manajemen. Jika manajemen mampu untuk menjelaskan dengan sebenar-benarnya tentang hasil temuan audit dan pertimbangan profesional auditor dapat menerima penjelaskan tersebut maka selisih dapat diterima, akan tetapi jika penjelasan tersebut tidak benar maka dibuatkan jurnal adjustment.


(20)

20 8. Adjustment

Adjustment merupakan jurnal penyesuaian/reklasifikasi yang diusulkan oleh pihak auditor untuk membenarkan akun yang tidak benar disajikan dalam laporan keuangan.

4.4 Hasil Magang

Selama Kegiatan magang, pemagang diberi kesempatan untuk membuat kertas kerja pemeriksaan, pada aktivitas pejualan dan dan piutang pada beberapa Perusahaan. Sebelum membuat Kertas Kerja Pemeriksaan,pemagang harus mengerti terhadap bisnis klien.

I. Pemahaman Terhadap Bisnis Klien

Ada tiga perusahaan yang diaudit oleh pemagang. Ketiganya adalah perusahaan manufaktur yang berada di wilayah kota Semarang.Berikut penjelasan mengenai ketiga perusahaan tersebut :

PT. X merupakan perusahaan manufaktur, yang terletak di semarang, perusahaan ini bergerak di bidang produksi minuman syrup. Distribusi terbesar produk ini berada di kawasan pulau jawa. Penerimaan kas berasal dari penjualan kredit dan penjualan tunai.

PT Y adalah salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak pada produksi buku-buku pendidikan.Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan terbesar yang ada di wilayah jawa tengah. Buku-buku hasil produksi PT Y dipasarkan di berbagai wilayah Indonesia. Penjualan


(21)

21

dilakukan oleh cabang-cabang perusahaan yang ada di setiap wilayah agar terjadi proses penjualan yang baik. Penjualan juga dilakukan pada sekolah-sekolah yang membutuhkan. Penjualan dapat dilakukan secara tunai maupun kredit tergantung kebijakan perusahaan.

PT Z adalah perusahaan yang mengolah buah mete menjadi oli rem. Penjualan pada PT Z ini cukup besar, bahkan penjualan juga dilakukan hingga ke luar negeri. Penjualan keluar negeri ini mengakibatkan beberapa pencatatan penjualan dan piutang usaha dilakukan dalam satuan dollar.

II. Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan pada transaksi Penjualan

i. Menentukan sample penjualan yang akan di vouching : pada perusahaan yang diaudit oleh pemagang sample ini diambil 58 % dari total populasi penjualan. Untuk penjualan bulan januari dan Desember harus diambil untuk menjadi sampel. Sisanya diambil dari bulan-bulan yang memiliki transaksi terbesar.

ii. Vouching pada KKP Penjualan

Prosedur pemeriksaan dengan cara membandingkan transaksi yang dicatat pada buku besar penjualan dengan bukti-bukti transaksi yang mendukung. Tekhnik vouching ini dapat juga untuk memeriksa apakah harga yang dicatat pada faktur penjualan telah sesuai standar harga yang ada pada perusahaan.


(22)

22

Contohnya faktur penjualan, surat jalan dan otorisasi dari pihak pihak terkait. Contohnya : Faktur penjualan harus di memiliki tanda tangan dari bagian akuntansi dan kepala gudang. Sehingga dapat meminimalisir kecurangan. Vouching pada KKP Penjualan ini hanya diambil 50 % sampel dari total populasi. Teknik vouching yang dilakukan ini diambil dari penjualan terbesar yang ada pada setiap bulannya. Pada perusahaan X sampel yang digunakan untuk dilakukan vouching sebanyak 6 bulan yang memiliki penjualan terbesar,dari 6 bulan sampel tersebut telah mewakili 50 % sampel yang dibutuhkan auditor untuk melakukan vouching.Sedangkan pada perusahaan Y dan Z hanya menggunakan 5 bulan sampel penjualan saja karena pada 5 bulan tersebut telah mewakili batas minimal pengambilan sampel.

Prosedur yang dilakukan saat melakukan vouching

iii. Cut off :

Cut off atau bisa juga disebut pisah batas adalah pengujian penyajian transaksi penjualan untuk memastikan kebenaran penyajian. Prosedur pemeriksaan yang dilakukan adalah dengan cara Menentukan sampel beberapa transaksi penjualan terakhir dari jurnal penjualan pertama tahun berikutnya dan Menelusuri masing-masing penjualan ke dokumen pengiriman, serta memeriksa tanggal pengiriman aktual serta akurasi pencatatan.


(23)

23

Contohnya adalah dengan cara mengambil sample dari 10 transaksi penjualan terakhir pada sebelum tanggal 31 desember kemudian dibandingkan dengan 10 transaksi penjualan pertama yang dicatat pada jurnal penjualan tahun berikutnya. Pembandingan ini dilakukan untuk memastikan bahwa transaksi penjualan dicatat pada waktu yang benar.

Uji pisah batas yang dilakukan auditor pada ketiga perusahaan klien semuanya sama. Dari ketiga perusahaan yaitu PT X,Y, dan Z diambil 10 penjualan terakhir sebelum tanggal neraca dan 10 penjualan pertama setelah tanggal neraca. Ketiga perusahaan ini tidak memiliki kesalahan pencatatan pada pengungkapan laporan penjualan.

iv. Test Keberadaan. Pengujian keberadaan dari penjualan ini adalah tekhnik pengujian substantif atas transaksi. Berikut adalah beberapa prosedur yang dilakukan untuk melakukan pengujian keberadaan penjualan :

1) Memilih beberapa transaksi yang tercatat dalam akun penjualan dan memeriksa apakah faktur penjualan telah diterbitkan dan penjualan telah dicatat pada akun pelanggan dalam buku besar penjualan.

2) Menelusuri sampel jurnal penjualan ke buku besar penjualan.

3) Menelusuri sampel dokumen pengiriman ke faktur penjualan dan cocokkan kuantitas yang tercantum.


(24)

24

4) Menelaah penjualan untuk jumlah yang besar dan jarang terjadi.

5) Memeriksa transaksi yang tercatat dalam akun penjualan dengan yaitu dengan melihat akurasi dari faktur dan penetapan harga dalam faktur tersebut ke daftar/katalog harga yang disetujui.

6) Menentukan apakah termin penjualan telah diterapkan secara tepat dalam hal pengakuan pendapatan.

7) Memeriksa apakah harga yang tercantum dalam nota kredit sesuai dengan faktur penjualannya.

Sampel yang diambil untuk mendukung test keberadaan minimal 50 % dari total populasi penjualan. Sampel penjualan diambil pada tiap bulan dengan transaksi penjulan terbesar hingga mencapai total sampel minimum.

Uji keberadaan pada PT X dan Y memiliki kesamaan dalam uji keberadaan penjualan. Uji keberadaan pada kedua perusahaan ini dilakukan dengan memeriksa faktur penjualan, nomor surat jalan yang telah diotorisasi serta Dasar Pengenaan Pajak dan PPN. Pada uji keberadaan ini juga dilakukan pemeriksaan kuantitas serta harga yang tercantum pada faktur penjualan apakah sesuai dengan yang ada pada rincian penjualan. Sedangkan pada PT Z memiliki perbedaan pemeriksaan karena dalam penjualannya terdapat penjualan yang dinyatakan dalam satuan dollar. Hal ini membuat auditor harus mengetahui kurs yang berlaku saat penjualan ini terjadi.


(25)

25 v. Leadsheet Penjualan

Leadsheet Penjualan merupakan saldo penjualan setelah melalui tahap pemeriksaan, dengan beberapa jurnal penyesuaian/reklasifikasi. Leadsheet penjualan ini diisi setelah prosedur prosedur yang lain diatas telah dilakukan. Leadsheet ini membandingkan saldo per audit dengan saldo yang disajikan oleh klien.

vi. Selisih

Selisih material adalah perbedaan penyajian yang dapat mempengaruhi keseluruhan penyajian laporan keuangan. Selisih ini dimungkinkan dapat ditemukan setelah dilakukan prosedur prosedur audit pada tarnsaksi penjualan. Selisih yang tidak material dapat diabaikan atau tidak dilkukan penyesuain. Namun, ketika selisih material, harus dilakukan konfirmasi kepada pihak manajemen yang kemudian dapat dilakukan adjustment.

2. Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan pada akun Piutang

i. Test Keberadaan . Pengujian keberadaan ini dilakukan untuk memastikan bahwa piutang yang disajikan memang benar keberadannya.Test keberadaan ini dapat dilakukan dengan cara vouching. Berikut adalah prosedur yang dilakukan untuk uji keberadaan :


(26)

26

1) Memilih beberapa transaksi yang tercatat dalam akun penjualan dan memeriksa apakah faktur penjualan telah diterbitkan dan penjualan telah dicatat pada akun pelanggan dalam buku besar penjualan.

2) Menelusuri sampel dokumen pengiriman ke faktur penjualan dan mencocokkan kuantitas yang tercantum.

Transaksi yang dipilih hanya sampel saja dan minimal 50 % dari total populasi. Berikut terdapat contoh lampiran yang terlampir pada lampiran 1-3.

Test keberadaan pada ketiga perusahaan klien memiliki kesamaan. Pada test keberadaan ini dilakukan pemeriksaan pada faktur penjualan, nomor surat jalan,kuantitas serta total penjualan yang dilakukan pada perusahaan klien.

ii. Breakdown

Breakdown adalah proses pemeriksaan akun piutang dengan menjabarkan mutasi dari awal tahun hingga akhir tahun periode audit. Mutasi penambahan piutang harus sesuai dengan penjualan kredit pada bulan yang bersangkutan dengan mutasi penguarangan piutang harus sesuai dengan mutasi kas masuk yang dapat dilihat dalam buku mutasi kas/bank atau rekening koran.

Pada perusahaan X dan Y memiliki kesamaan pada teknik breakdown ini. Pemeriksaan dilakukan dengan membandingkan penjualan kredit yang dilakukan pada periode audit dengan


(27)

27

rekening koran. Piutang akan bertambah jika penjualan kredit bertambah, namun jika piutang berkurang maka harus dilihat pada pelunasan piutang yang bisa dilihat pada rekening koran. Breakdown pada PT Z memiliki perbedaan dengan PT X dan Y karena piutang pada PT Z tersebut disajikan dalam satuan dollar. Sehingga auditor harus mengatahui kurs yang berlaku pada saat pelunasan dilakukan. Pelunasan yang dilakukan biasanya akan membuat perusahaan memiliki laba/rugi kurs atas penjualan yang dilakukan.

iii. Chrosschek

Prosedur crosschek pada akun piutang ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan catatan pelunasan piutang yang ada pada buku pembantu piutang dengan rekening koran.

Pada PT X,Y, dan Z dilakukan chrosschek untuk meyakinkan bahwa pelunasan telah benar dilakukan. Prosedur ini dilakukan dengan cara membandingkan catatan pelunasan piutang yang ada pada buku pembantu piutang dengan rekening koran dari bank.

iv. Konfirmasi

Konfirmasi merupakan bukti audit yang lebih dapat dipercaya karena data bersumber dari pihak ke-3 yang independen. Konfirmasi dapat dilakukan dengan mengirimkan surat konfirmasi positif atau konfirmasi negatif. Konfirmasi positif adalalah surat


(28)

28

yang ditujukan kepada debitor yang meminta penerimanya untuk menunjukkan secara langsung pada surat itu apakah saldo akun yang dinyatakan sudah benar atau tidak benar dan jika tidak benar,berapa jumlahnya.

Jika surat konfirmasi tidak kembali sesuai dengan jadwal program audit maka dilakukan prosedur alternatif. Prosedur alternatif adalah tindak lanjut terhadap konfirmasi positif yang tidak dikembalikan oleh debitor. Prosedur alternatif ini dapat dilakukan dengan mengecek bukti kas/pelunasan piutang setelah tanggal neraca.

Pada ketiga perusahaan klien semuanya melakukan prosedur konfirmasi. Konfirmasi dilakukan oleh auditor dengan mengirimkan surat konfirmasi positif kepada customer dari perusahaan klien dengan. Surat konfirmasi ini ditujukan kepada customer dari klien yang memiliki utang yang cukup besar. Terdapat sebagian surat konfirmasi yang direspon.Namun jika tidak ada respon, auditor melakukan prosedur alternatif yaitu dengan cara memeriksa catatan pelunasan piutang dan rekening koran untuk memastikan bahwa klien masih memiliki piutang.

v. Leadsheet

Lead sheet Piutang merupakan saldo piutang setelah melalui tahap pemeriksaan, dengan beberapa jurnal penyesuaian/reklasifikasi.


(29)

29

Sama seperi leadsheet penjualan,leadsheet piutang ini juga berisi pembandingan antara saldo per audit dengan saldo yang disajikan pihak klien.


(30)

30 PENUTUP

Kesimpulan

Kegiatan magang ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik BAYUDI WATU & REKAN yang berada Semarang. Penulis melakukan kegiatan magang selama 4 bulan dan dilakukan di wilayah Semarang. Kegiatan magang yang dilakukan selama 4 bulan tersebut telah sesuai dengan ketentuan program studi kami.

Berdasarkan hasil kegiatan magang di Kantor Akuntan Publik BAYUDI WATU & REKAN dapat diambil kesimpulan bahwa prosedur untuk pengujian audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik BAYUDI WATU & REKAN sudah baik karena dapat memberikan pemahaman yang baik dalam pengambilan opini dalam laporan audit. Kantor Akuntan Publik BAYUDI WATU & REKAN juga dapat memberikan saran-saran yang baik untuk perusahaan klien sehingga dapat digunakan oleh perusahaan klien untuk memperbaiki aspek-aspek bisnis klien yang kurang memadai.

Saran

Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu & Rekan sebaiknya tetap menggunakan prosedur audit yang terstruktur seperti saat ini. Auditor juga dapat diberikan pelatihan-pelatihan khusus atau mengikuti seminar yang dapat menambah wawasan auditor tentang peraturan-peraturan yang terbaru yang ditetapkan pada penyusunan laporan keuanganagar opini yang diambil dalam proses audit, menjadi gambaran hasil audit atas laporan keuangan.


(31)

31 DAFTAR PUSTAKA

Arens,Alvin A,Randall J. Elder,Mark S, Beasly,2008. Auditing dan Jasa Assurance.Edisi kedua belas, Erlangga, Jakarta.

Guy,Dan M., C. Wayne Alderman,dan Alan J. Winters,2002, Auditing,Edisi Kelima Jilid 1,Erlangga,Jakarta.

Puradiredja,Mulyadi T, 1998. Auditing, Salemba Empat,Jakarta.

Warren, Carl S, James, M.Reeve dan Philip E, Fess,2006. Akuntansi,Salemba Empat,Jakarta.


(1)

26

1) Memilih beberapa transaksi yang tercatat dalam akun penjualan dan memeriksa apakah faktur penjualan telah diterbitkan dan penjualan telah dicatat pada akun pelanggan dalam buku besar penjualan.

2) Menelusuri sampel dokumen pengiriman ke faktur penjualan dan mencocokkan kuantitas yang tercantum.

Transaksi yang dipilih hanya sampel saja dan minimal 50 % dari total populasi. Berikut terdapat contoh lampiran yang terlampir pada lampiran 1-3.

Test keberadaan pada ketiga perusahaan klien memiliki kesamaan. Pada test keberadaan ini dilakukan pemeriksaan pada faktur penjualan, nomor surat jalan,kuantitas serta total penjualan yang dilakukan pada perusahaan klien.

ii. Breakdown

Breakdown adalah proses pemeriksaan akun piutang dengan menjabarkan mutasi dari awal tahun hingga akhir tahun periode audit. Mutasi penambahan piutang harus sesuai dengan penjualan kredit pada bulan yang bersangkutan dengan mutasi penguarangan piutang harus sesuai dengan mutasi kas masuk yang dapat dilihat dalam buku mutasi kas/bank atau rekening koran.

Pada perusahaan X dan Y memiliki kesamaan pada teknik breakdown ini. Pemeriksaan dilakukan dengan membandingkan penjualan kredit yang dilakukan pada periode audit dengan


(2)

27

rekening koran. Piutang akan bertambah jika penjualan kredit bertambah, namun jika piutang berkurang maka harus dilihat pada pelunasan piutang yang bisa dilihat pada rekening koran. Breakdown pada PT Z memiliki perbedaan dengan PT X dan Y karena piutang pada PT Z tersebut disajikan dalam satuan dollar. Sehingga auditor harus mengatahui kurs yang berlaku pada saat pelunasan dilakukan. Pelunasan yang dilakukan biasanya akan membuat perusahaan memiliki laba/rugi kurs atas penjualan yang dilakukan.

iii. Chrosschek

Prosedur crosschek pada akun piutang ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan catatan pelunasan piutang yang ada pada buku pembantu piutang dengan rekening koran.

Pada PT X,Y, dan Z dilakukan chrosschek untuk meyakinkan bahwa pelunasan telah benar dilakukan. Prosedur ini dilakukan dengan cara membandingkan catatan pelunasan piutang yang ada pada buku pembantu piutang dengan rekening koran dari bank.

iv. Konfirmasi

Konfirmasi merupakan bukti audit yang lebih dapat dipercaya karena data bersumber dari pihak ke-3 yang independen. Konfirmasi dapat dilakukan dengan mengirimkan surat konfirmasi positif atau konfirmasi negatif. Konfirmasi positif adalalah surat


(3)

28

yang ditujukan kepada debitor yang meminta penerimanya untuk menunjukkan secara langsung pada surat itu apakah saldo akun yang dinyatakan sudah benar atau tidak benar dan jika tidak benar,berapa jumlahnya.

Jika surat konfirmasi tidak kembali sesuai dengan jadwal program audit maka dilakukan prosedur alternatif. Prosedur alternatif adalah tindak lanjut terhadap konfirmasi positif yang tidak dikembalikan oleh debitor. Prosedur alternatif ini dapat dilakukan dengan mengecek bukti kas/pelunasan piutang setelah tanggal neraca.

Pada ketiga perusahaan klien semuanya melakukan prosedur konfirmasi. Konfirmasi dilakukan oleh auditor dengan mengirimkan surat konfirmasi positif kepada customer dari perusahaan klien dengan. Surat konfirmasi ini ditujukan kepada customer dari klien yang memiliki utang yang cukup besar. Terdapat sebagian surat konfirmasi yang direspon.Namun jika tidak ada respon, auditor melakukan prosedur alternatif yaitu dengan cara memeriksa catatan pelunasan piutang dan rekening koran untuk memastikan bahwa klien masih memiliki piutang.

v. Leadsheet

Lead sheet Piutang merupakan saldo piutang setelah melalui tahap pemeriksaan, dengan beberapa jurnal penyesuaian/reklasifikasi.


(4)

29

Sama seperi leadsheet penjualan,leadsheet piutang ini juga berisi pembandingan antara saldo per audit dengan saldo yang disajikan pihak klien.


(5)

30 PENUTUP

Kesimpulan

Kegiatan magang ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik BAYUDI WATU & REKAN yang berada Semarang. Penulis melakukan kegiatan magang selama 4 bulan dan dilakukan di wilayah Semarang. Kegiatan magang yang dilakukan selama 4 bulan tersebut telah sesuai dengan ketentuan program studi kami.

Berdasarkan hasil kegiatan magang di Kantor Akuntan Publik BAYUDI WATU & REKAN dapat diambil kesimpulan bahwa prosedur untuk pengujian audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik BAYUDI WATU & REKAN sudah baik karena dapat memberikan pemahaman yang baik dalam pengambilan opini dalam laporan audit. Kantor Akuntan Publik BAYUDI WATU & REKAN juga dapat memberikan saran-saran yang baik untuk perusahaan klien sehingga dapat digunakan oleh perusahaan klien untuk memperbaiki aspek-aspek bisnis klien yang kurang memadai.

Saran

Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu & Rekan sebaiknya tetap menggunakan prosedur audit yang terstruktur seperti saat ini. Auditor juga dapat diberikan pelatihan-pelatihan khusus atau mengikuti seminar yang dapat menambah wawasan auditor tentang peraturan-peraturan yang terbaru yang ditetapkan pada penyusunan laporan keuanganagar opini yang diambil dalam proses audit, menjadi gambaran hasil audit atas laporan keuangan.


(6)

31 DAFTAR PUSTAKA

Arens,Alvin A,Randall J. Elder,Mark S, Beasly,2008. Auditing dan Jasa Assurance.Edisi kedua belas, Erlangga, Jakarta.

Guy,Dan M., C. Wayne Alderman,dan Alan J. Winters,2002, Auditing,Edisi Kelima Jilid 1,Erlangga,Jakarta.

Puradiredja,Mulyadi T, 1998. Auditing, Salemba Empat,Jakarta.

Warren, Carl S, James, M.Reeve dan Philip E, Fess,2006. Akuntansi,Salemba Empat,Jakarta.