232 menteri esdm tutup lokakarya industri penunjang migas

Menteri ESDM Tutup Lokakarya Industri Penunjang Migas
Oleh
Selasa, 03 April 2007 07:00 - Update Terakhir Kamis, 05 April 2007 16:00

Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Selasa (3/4), menutup secara resmi Lokakarya Temu
Usaha Industri Penunjang Bidang Migas Nasional di Batam. Hadir dalam acara tersebut
sejumlah anggota Komisi VII DPR, jajaran Ditjen Migas Departemen ESDM, staf khusus
Menteri ESDM, direksi PT Pertamina dan BP Migas.  Dalam sambutannya, Menteri ESDM
mendorong para pengusaha yang bergerak di bidang industri penunjang migas agar lebih jeli
melihat kesempatan yang ada, mengingat hingga saat ini dan mendatang, sektor migas masih
akan mendominasi penerimaan negara.
Dominasi sektor migas masih besar. Ini merupakan kesempatan besar bagi industri penunjang
migas, katanya.
Pemerintah, lanjut Purnomo, siap mendukung pengembangan potensi nasional dengan cara
memberikan peluang yang adil pada pelaku usaha, melakukan pengembangan infrastruktur
dalam rangka memenuhi industri migas di seluruh pelosok tanah air, melakukan manajemen
pengembangan infrastruktur migas yang mampu menarik investor serta mengembangkan
peranan operator dan industri penunjang migas dalam penyediaan jasa kegiatan hulu dan hilir
migas.
  Selain itu, di tingkat internasional, Indonesia juga telah mengajukan usulan klasifikasi jasa
energi Indonesia ke sidang WTO dengan maksud agar jasa energi nasional dapat

berkompetisi, kata Purnomo.
Lokakarya yang diikuti sekitar 200 peserta ini, menghasilkan Deklarasi Batam yang merupakan
kesepakatan untuk meningkatkan kapasitas nasional yang meliputi permodalan, pemuatan
teknologi, kompetensi SDM dan kemampuan pengelolaan dengan langkah-langkah, yaitu
penyelesaian Blueprint Peningkatan Kapasitaa Nasional, merumuskan kebijakan dan regulasi
usaha penunjang migas beserta keberpihankannya serta merumuskan kebiijakan dan regulasi
pengadaan barang dan jasa sub sektor migas.
Selain itu, melakukan pemetaan kemampuan usaha penunjang migas dan kebutuhan operasi
perminyakan dan koordinasi antar-instansi terkait dalam implementasi pemberdayaan barang
dan jasa dalam negeri.

1/1