KajianEkonomiRegionalProvinsiJambitriwulanII2008.

(1)

Tr iw ulan I I - 2008

Kantor Bank Indonesia

KAJI AN EKON OM I REGI ON AL


(2)

(3)

K A T A P E N G A N T A R

Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Jambi untuk triwulan II tahun 2008 dapat diselesaikan dengan baik. KER merupakan salah satu terbitan periodik sebagai sarana bagi Kantor Bank Indonesia Jambi dalam membangun komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun

stakeholers eksternal sehingga para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha,

perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) dapat memperoleh masukan untuk mengambil keputusan dan kebijakan yang sesuai dengan perkembangan yang ada.

KER mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, perkembangan inflasi daerah, perkembangan perbankan, perkembangan keuangan daerah, perkembangan sistem pembayaran, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan serta perkiraan ekonomi dan inflasi daerah. Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, pada triwulan II tahun 2008 akselerasi pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi masih terus berlanjut. Namun demikian, perkembangan harga-harga secara umum menunjukkan tren peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya sebagai dampak dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Pertumbuhan perbankan terutama dari sisi kredit dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh positif ditunjang dengan perbaikan fungsi intermediasi sebagaimana tercermin dari peningkatan Loan to Deposit Ratio (LDR) serta penurunan Non Performing Loans (NPL). Pembenahan sektor riil secara langsung diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan yang akan datang sangat tergantung pada peningkatan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah melalui percepatan realisasi APBD. Di sisi lain, potensi kenaikan harga-harga secara umum perlu mendapatkan perhatian khusus.

Dalam penyusunan KER triwulan II tahun 2008, kami banyak memperoleh support

dari berbagai pihak seperti dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak. Kami mengharapkan kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam meningkatkan kualitas KER ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk kemakmuran masyarakat Jambi.

Jambi, Juli 2008


(4)

(5)

D

AFTAR

I

SI

Daftar Isi ... i

Daftar Tabel ... ii

Daftar Grafik ... iv

Ringkasan Eksekutif ... 1

BAB I. Perkembangan Ekonomi Makro Regional ... 5

A. Umum ... 5

B. PDRB Sisi Produksi... 7

C. PDRB Sisi Pengeluaran... 21

Boks 1: Evaluasi Pelaksanaan Program Peningkatan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi (Periode semester I Tahun 2008) Boks 2: Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi (Menggunakan Tahun Dasar 2007) BAB II. Perkembangan Harga-Harga... 31

A. Kajian Umum ... 31

B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang ... 34

Boks 3: Dinamika Inflasi Jambi dan Kenaikan Harga BBM BAB III. Perkembangan Perbankan Daerah ... 43

A. Perkembangan Kelembagaan ... 43

B. Bank Umum ... 44

C. Bank Perkreditan Rakyat ... 58

BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah ... 61

A. Umum ... 61

B. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah ... 61

C. Keuangan Pemerintah Daerah ... 64

BAB V Perkembangan Sistem Pembayaran ... 67

A. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai ... 67

B. Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai ... 69

BAB VI Keternagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan ... 71

A. Keternagakerjaan Daerah... 71

B. Kesejahteraan ... 75

C. Kemiskinan ... 77

BAB VII Perkiraan Ekonomi dan Harga Daerah... 81

A. Pertumbuhan Ekonomi... 81

B. Proyeksi Inflasi ... 85 Lampiran


(6)

D

AFTAR

T

ABEL

1.1 Laju Triwulanan (q-t-q) Pertumbuhan Provinsi Jambi Sisi Produksi dan Sisi

Penggunaan 6 2.1 Perkembangan dan Inflasi Tahun Kalender Kota Jambi Periode Tahun

2003 s.d Juni 2008 32

2.2 Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) serta Tahun Kalender (y-t-d) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa 34

3.1 Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi 45

3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik 46 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek 47

3.4 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 48

3.5 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi 50

3.6 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan

Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi 51

3.7 Tabel Persetujuan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan di Provinsi Jambi 51 3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum Provinsi

Jambi 54 4.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 61

4.2 Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 63 4.3 Perkembangan Realisasi Transfer Dana Bagi Hasil (DBH) Pemerintah Pusat

di Provinsi Jambi 64

5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 67

5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 70

6.1 Pertambahan Jumlah Pencari Kerja per Jenjang Pendidikan di Provinsi

Jambi 72

6.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan 74


(7)

Pekerjaan Utama Februari 2006-Februari 2008 74 6.4 Penduduk Usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan

Utama Februari 2006-Februari 2008 75

6.5 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Sumatera dan Indonesia 77

6.6 Garis Kemiskinan Provinsi Jambi 78

6.7 Garis Kemiskinan Menurut Komponen 78

6.8 Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan 79


(8)

D

AFTAR

G

RAFIK

1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q) 5

1.2 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) 6 1.3 Kontribusi PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi

Jambi (q-t-q) 7

1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Triwulan II Tahun 2008 8

1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Triwulan II Tahun 2008 8

1.5 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi 8

1.6 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan I Tahun 2008 9

1.7 Luas Tanam Sektor Tabama Trwulan II Tahun 2008 9

1.8 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan I Tahun 2008 9

1.9 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan II Tahun 2008 9

1.10 Indikator Produksi Sub Sektor Tanaman Perkebunan tahun 2008 10 1.11 Indikator Produksi Sub Sektor Hortikultura, Sub Sektor Peternakan

dan Sub Sektor Perikanan tahun 2008 10

1.12 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi 10

1.13 Indeks terima dan Indeks Bayar Petani 10

1.14 Distribusi Jenis Pupuk 11

1.15 Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk 11

1.16 Perkembangan Indikator produksi Bulanan Sektor PHR 12

1.17 Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis 12

1.18 PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi 14

1.19 Pertumbuhan Lifting Gas Alam 14

1.20 PDRB Industri Pengolahan dan Volume Penjualan Solar 15 1.21 Perkembangan Total Pemakaian Listrik Sektor Industri 15 1.22 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik Sektor Industri 15 1.23 Indeks Produksi Industri CPO, Karet, Kopra dan Kerajinan Batik 16 1.24 Indeks Produksi Industri Barang dari Kayu, Barang dari Semen,

Batu bata, Makanan dan Minuman 16

1.25 Perkembangan Total Pemakaian Listrik 17

1.26 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik 17

1.27 Perkembangan PDRB Sektor Bangunan dan Konsumsi Semen 17

1.28 Perkembangan Kredit KPR 18

1.29 Perkembangan Kredit Ruko/Rukan 18

1.30 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Kapal 19

1.31 Perkembangan Arus Barang 19

1.32 PDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Volume Penjualan Avtur 20 1.33 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang 20


(9)

1.34 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Pesawat 20 1.35 Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran Terhadap Pertumbuhan (q-t-q) 21 1.36 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran

Triwulan II tahun 2008 22

1.37 Indeks Kondisi Ekonomi 23

1.38 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 23

1.39 Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Baru 24

1.40 Perkembangan Penjualan Premium dan Solar 24

1.41 Perkembangan Penjualan Minyak Tanah 24

1.42 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Provinsi Jambi 24

1.43 Pertumbuhan Pendaftaran Sedan, Jeep, Minibus Baru 24

1.44 Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru 24

1.45 Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru 26

1.46 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 26

1.47 Konsumsi Semen di Provinsi Jambi 26

1.48 Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi 27

1.49 Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi 28

1.50 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 28

2.1 Perkembangan Inflasi ota Jambi 31

2.2 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Kota Jambi Periode Tahun 2003

s.d Juni 2008 32

2.3 Perkembangan Laju Inflasi Kota Jambi (y-o-y) Kota 33

2.4 Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan Kota Sekitarnya 33

2.5 Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 35

2.6 Perkembangan Harga Tepung Terigu 36

2.7 Perkembangan Harga Cabe Merah dan Bawang 37

2.8 Perkembangan Harga Jagung 38

2.9 Perkembangan Harga Daging 38

2.10 Perkembangan Harga Beras 38

2.11 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 40

2.12 Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional 41

3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi 44

3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi 46 3.3 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi 52

3.4 Loan to Deposit Ratio (LDR) Berdasarkan Lokasi Proyek per

kabupaten/kota di Provinsi Jambi 53

3.5 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 55

3.6 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi 56

3.7 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito

Bank Umum Provinsi Jambi 57

3.8 Perkembangan Laba Rugi Triwulanan 58

4.1 Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat Provinsi Jambi 62 4.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi 62 4.3 Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 63


(10)

4.4 Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi 64 5.1 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi

Jambi 68

5.2 Perkembangan Nominal 69

5.3 Perkembangan Volume Kliring 69

6.1 Grafik Nilai Saldo Ekspektasi Penganngguran dan Kondisi Pengangguran 73 6.2 Perkembangan Harga Rata-rata Bulanan Beberapa Bahan Kebutuhan

Pokok 75

7.1 Perkembangan Ekspektasi Ekonomi, Ekspektasi Pengangguran dan

Ekspektasi Penhasilan 82

7.2 Rencana Konsumsi dalam 6-12 Bulan yang akan datang 82


(11)

a. Inflasi dan PDRB

TAHUN

2006 Tw.I Tw.II Tw.III Tw. IV TRW.I Trw.II MAKRO

Indeks Harga Konsumen Kota Jambi1) 153.14 158.00 156.08 160.09 164.5 168.06 112.91 Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi 10.66 12.62 9.92 10.96 7.42 6.37 13.99 PDRB - Harga Konstan (Juta Rp)2) 13,351,743 3,451,827 3,518,664 3,597,085 3,655,202 3,687,719 3,767,184 - Pertanian 4,029,325 1,029,809 1,049,727 1,066,642 1,078,179 1,128,087 1,150,869 - Pertambangan dan Penggalian 1,636,087 1,029,809 1,049,727 451,346 447,940 395,477 384,917 - Industri Pengolahan 1,845,220 480,569 488,810 504,581 523,844 514,125 541,669 - Listrik, Gas, dan Air Bersih 102,701 26,655 26,927 27,271 27,883 30,089 30,672 - Bangunan 578,938 145,863 147,266 150,651 152,341 176,847 182,753 - Perdagangan Hotel dan Restoran 2,340,199 613,624 626,997 646,549 662,254 641,483 657,827 - Pengangkutan dan Komunikasi 1,084,954 282,568 288,749 296,701 303,470 298,889 303,909 - Keuangan, Persewaan dan Jasa 516,521 129,914 132,295 133,932 135,798 173,095 177,826 - Jasa 1,217,797 309,280 315,783 319,412 323,494 329,626 336,742 Nilai Ekspor Non Migas (USD ribu) 3) 659,744 180,887 203,462 192,696 193,798 241,506 163,970 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 674,284 238,963 207,393 246,509 297,847 311,024 233,324 Nilai Impor Nonmigas (USD Ribu) 4) 163,942 31,655 55,774 42,298 46,448 34,269 23,829 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 121,448 49,153 39,278 30,708 32,360 80,358 11,719

Catatan 1)

Telah menggunakan tahun dasar 2007 2)

Angka sementara

2008 TAHUN 2007

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

4)

Pengklasifikasian komoditi dalam statistik impor menggunakan SITC 2 digit yang berlaku data s.d Bulan Mei 2008

INDIKATOR

3)

Pengklasifikasian komoditi menggunakan 21 kelompok barang berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku data s.d Bulan Mei 2008


(12)

b. Perbankan

Tw.I Tw.II Tw.III Tw. IV Tw.I-08 Tw.II-081)

PERBANKAN A. Bank Umum :

a. Bank Umum Konvensional:

Total Aset (Rp Juta) 9,428,956 9,413,252 10,083,592 10,576,180 10,858,876 11,399,544

DPK(Rp Juta) 7,597,139 8,065,441 8,601,267 9,177,789 9,336,038 9,936,092

- Tabungan 2,204,240 2,411,518 3,617,731 4,310,157 4,378,165 4,510,075

- Giro 3,007,589 2,294,901 2,626,409 2,840,627 2,559,966 2,826,571

- Deposito 2,385,310 3,359,022 2,357,127 2,027,005 2,397,907 2,599,446

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek 6,517,633 7,179,554 7,638,734 7,532,294 8,145,685 9,212,386

- Modal Kerja 2,723,266 3,003,634 3,018,863 3,136,745 3,044,217 3,503,130

- Konsumsi 2,024,795 2,259,769 2,582,007 2,343,552 3,111,679 3,330,606

- Investasi 1,769,572 1,916,151 2,037,864 2,051,997 1,989,789 2,378,650

- Dana 7,603,483 8,038,672 8,613,144 9,167,530 9,579,712 10,068,299

- LDR 85.72 89.31 88.69 82.16 85.03 91.50

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang 4,374,058 4,733,545 5,099,981 5,485,581 5,849,490 6,423,706

- Modal Kerja 1,949,177 2,079,992 2,111,673 2,253,644 2,276,632 2,614,836

- Konsumsi 1,694,214 1,909,516 2,136,652 2,243,694 2,426,131 1,200,510

- Investasi 730,667 744,037 851,656 988,243 1,146,727 2,608,360

- LDR (%) 57.58 58.69 59.29 59.77 62.65 64.65

Kredit UMKM (Rp Juta)

Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 1,866,908 1,890,283 2,064,789 2,096,674 2,169,860 2,388,076

- Kredit Modal Kerja 317,099 252,369 275,830 311701 324,480 405,469

- Kredit Investasi 143,437 140,517 187,368 201832 213,936 230,892

- Kredit Konsumsi 1,406,372 1,497,397 1,601,591 1583141 1,631,444 1,751,715

Kredit Kecil (Rp 50 < x ≤ Rp500 juta) (Rp Juta) 789,041 1,040,725 1,191,908 1,352,253 2,169,860 1,644,428

- Kredit Modal Kerja 454942 575,767 603,578 632,431 324,480 767,870

- Kredit Investasi 89566 97,161 111,092 122,314 213,936 98,686

- Kredit Konsumsi 244533 367,797 477,238 597,508 1,631,444 777,872

Kredit Menengah (Rp500 juta < x ≤ Rp5 miliar) ((Rp Juta) 763,359 830,028 952,253 1,038,498 1,147,411 1,205,201

- Kredit Modal Kerja 545524 594,976 663,514 701,934 692,347 782,440

- Kredit Investasi 174526 190,730 230,916 273,519 317,169 343,988

- Kredit Konsumsi 43309 44,322 57,823 63,045 137,895 78,773

Total Kredit MKM (Rp Juta) 3,419,308 3,761,036 4,208,950 4,487,425 5,487,131 5,237,705

NPL MKM gross (%) 4.13 4.19 3.75 5.75 2.55 2.70

- NPL MKM Gross Nominal 141,059 157,702 157,714 258,164 139,918 141,331

- PPAP 81,139 82,829 89,512 128,826 69,378 79,095

NPL MKM net (%) 1.75 1.99 1.62 2.88 1.29 1.19

b. Bank Umum Syariah:

Total Aset (Rp Juta) 150,334 164,219 173,390 194,781 230,467 237,975

DPK(Rp Juta) 105,603 114,179 125,935 143,501 159,250 165,401

- Tabungan 30,304 39,492 55,201 71,552 77,112 51,657

- Giro 44,174 25,566 44,884 44,779 52,201 29,468

- Deposito 31,125 49,121 25,850 27,170 29,937 84,276

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang 107,358 111,250 122,763 144,856 176,132 188,556

- Modal Kerja 65,492 67,286 73,387 81793 99624 91702

- Konsumsi 31,441 35,020 40,534 15485 57073 36697

- Investasi 10,425 8,944 8,842 47578 19435 60157

- LDR 101.66 97.43 97.48 100.94 110.60 114.00

Kredit UMKM (Rp Juta)

Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 20,148 14,321 16,357 25,141 32,358 33,090

- Kredit Modal Kerja 1,265 1,245 1,560 1,715 6,564 2,271

- Kredit Investasi 6,130 564 531 2877 475 6118

- Kredit Konsumsi 12,753 12,512 14,266 20549 25319 24701

Kredit Kecil (Rp 50 < x ≤ Rp500 juta) (Rp Juta) 41,731 46,322 56,324 68,359 79,110 89,378

- Kredit Modal Kerja 22,789 24,163 29,740 34042 38647 36093

- Kredit Investasi 3,339 3,490 3,922 8698 12898 22756

- Kredit Konsumsi 15,603 18,669 22,662 25619 27565 30529

Kredit Menengah (Rp500 juta < x ≤ Rp5 miliar) (Rp Juta) 44,251 45,171 45,021 54,715 55,314 57,044

- Kredit Modal Kerja 35,710 36,442 37,026 44908 45063 44294

- Kredit Investasi 5,456 4,890 4,389 6310 6062 7823

- Kredit Konsumsi 3,085 3,839 3,606 3497 4189 4927

Total Kredit MKM (Rp Juta) 106,130 105,814 117,702 148,215 166,782 179,512

NPL MKM gross (%) 1.58 0.74 1.36 0.96 1.71 1.43

- NPL MKM Gross Nominal 1,674 787 1,596 1427 2848 2574

- PPAP 68 5 495 101 532 793

INDIKATOR TAHUN 2007


(13)

Tw.I Tw.II Tw.III Tw. IV Tw.I-08 Tw.II-081)

INDIKATOR TAHUN 2007

B. BPR :

Total Aset (Rp Juta) 153,657 179,973 202,352 227,974 221,537 214,645

DPK (Rp Juta) 116,328 129,841 147,779 160,831 168,149 46,229

- Tabungan (Rp Juta) 23,435 25,054 26,311 29,229 29,638 6,616

- Deposito (Rp Juta) 92,893 104,787 121,468 131,602 138,511 39,613

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek 111,619 132,330 143,816 144,441 150,637 159,478

- Modal Kerja 26,969 33,630 47,359 41,964 43,180 45,598

- Konsumsi 71,676 85,436 78,793 83,399 85,787 89,975

- Investasi 12,974 13,264 17,664 19,078 21,670 23,905

Kredit UMKM (Rp Juta) 111,619 132,330 143,816 144,441 150,637 159,478

Rasio NPL Gross (%) 2.00 3.23 7.33 1,710 1,710 1,710

- NPL Gross (Nominal) 2,237 5,901 7,277 8,296 10,169 10,722

- PPAP 1,589 1,373 1,543 2,666 2,996 2,985

Rasio NPL Net (%) 0.58 3.42 3.99 3.90 4.76 4.85

LDR (%) 95.95 101.92 97.32 89.81 89.59 344.98

Catatan : 1)

Data s.d Bulan Mei 2008

Keterangan

a. Sumber data kredit lokasi proyek SEKDA, Tabel II.16, merupakan data perbankan (Data BU + BPR) b. Dana untuk data LDR berdasarkan lokasi proyek bersumber dari sekda tabel II.2


(14)

(15)

R

INGKASAN

E

KSEKUTIF

I. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan II tahun 2008 yang dicerminkan oleh PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000

menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,15% (q-t-q), relatif lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan triwulan I tahun 2008 sebesar 1,68% (q-t-q).

Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi sebesar 6,37% (y-o-y), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 4,93%

(y-o-y). Secara triwulanan (q-t-q), pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi

masih didukung oleh tumbuhnya 3 (tiga) sektor yang termasuk penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi, yaitu sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan; sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor industri pengolahan.

Perekonomian Provinsi Jambi triwulan II tahun 2008 ditandai

tumbuhnya laju pertumbuhan ekonomi sebesar 2,15% (q-t-q)...

Di sisi pengeluaran, pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi pada triwulan laporan didorong oleh masih positifnya laju pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah serta net ekspor.

II. Perkembangan Harga-Harga

Inflasi Kota Jambi pada triwulan II tahun 2008 sebesar 13,99% (y-o-y),

meningkat signifikan dibandingkan triwulan I tahun 2008 yang masih

sebesar 6,37% (y-o-y). Sementara itu, inflasi tahun kalender triwulan II

tahun 2008 melonjak sekitar 769 bps menjadi sebesar 9,85% (y-t-d).

Selama periode 5 (lima) tahun terakhir, inflasi tahunan (y-t-d) pada bulan Juni 2008 adalah yang tertinggi. Sedangkan pergerakan inflasi bulanan yang tercatat di bulan April, Mei dan Juni 2008 masing-masing sebesar

0,57%(m-t-m), 2,53%(m-t-m) dan 4,19%(m-t-m).

Pada triwulan II tahun 2008, Kota jambi mengalami inflasi

sebesar 13,99% (y-o-y) ...

Inflasi yang terjadi pada triwulan laporan terutama berasal dari meningkatnya angka inflasi dari kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi serta kelompok transportasi. Meningkatnya angka inflasi terutama disebabkan oleh kenaikan harga BBM bersubsidi sehingga berpengaruh terhadap kenaikan biaya input produksi serta biaya distribusi.


(16)

RINGKASAN EKSEKUTIF

III. Perkembangan Perbankan Daerah

Kinerja perbankan pada triwulan II tahun 2008 masih menunjukkan pertumbuhan yang positif dari sisi aset, dana pihak ketiga (DPK) serta kredit yang diberikan. Fungsi intermediasi perbankan yang tercermin dari

Loan to deposits ratio (LDR) juga meningkat sebesar 267 bps

dibandingkan triwulan sebelumnya sehingga menjadi 65,46%.

Kinerja perbankan masih tumbuh positif....

Sejalan dengan peningkatan LDR, kualitas kredit yang diberikan membaik

yang tercermin dari menurunnya ratio Non-Performing Loan (NPL) gross.

Namun demikian, profitabilitas perbankan mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Outstanding kredit bank umum tumbuh sebesar 9,74%, yakni dari

Rp6.025,62 miliar menjadi Rp6.612,26 miliar pada triwulan II tahun 2008. Sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga meningkat sebesar sebesar 5,25% atau lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (2,96%), yaitu dari Rp9.597,49 miliar menjadi Rp10.101,49 miliar pada triwulan laporan. Namun demikian, jumlah penghimpunan dana BPR di Provinsi Jambi sebesar Rp162,56 miliar atau turun sebesar 3,32% dibanding triwulan sebelumnya. Di sisi lain, jumlah kredit yang disalurkan oleh BPR menunjukkan peningkatan, yaitu sebesar 5,87% sehingga menjadi

Rp159,48 miliar sehingga Loan to Deposit Ratio (LDR) BPR meningkat

menjadi 98,10%.

IV. Perkembangan Keuangan Daerah

Realisasi penerimaan pajak pusat di wilayah Jambi meningkat sebesar 61,78% atau mencapai Rp757,45 miliar. Sedangkan realisasi belanja pada triwulan laporan sebesar Rp578,83 miliar atau meningkat 73,97%. Dengan kondisi tersebut, selisih antara pendapatan yang diterima dengan kegiatan belanja sebesar Rp178,62 miliar atau meningkat 31,93% dibandingkan triwulan sebelumnya.

Realisasi penerimaan Pajak serta realisasi belanja pemerintah pusat di Jambi meningkat...

Transfer dana bagi hasil pada triwulan laporan sebesar Rp272,67 miliar, meningkat signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya mencapai Rp7,21 miliar. Sedangkan perkembangan simpanan pemerintah daerah di bank umum Provinsi Jambi menunjukkan tren yang meningkat selama tahun 2008


(17)

RINGKASAN EKSEKUTIF

V. Perkembangan Sistem Pembayaran

Pada periode triwulan laporan, aktivitas transaksi baik tunai (kecuali aliran uang masuk/inflows) maupun non-tunai terjadi peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut antara lain disebabkan oleh kebutuhan masyarakat terhadap alat pembayaran tunai serta peningkatan nominal transaksi melalui kliring ataupun RTGS sehubungan dengan datangnya musim liburan.

Di bidang sistem pembayaran, aktivitas pembayaran tunai (kecuali inflows) dan non tunai mengalami peningkatan....

Sebagai dampak dari kondisi musiman (libur sekolah), aliran kas keluar

bersih (net cash outflow) meningkat signifikan sebesar 140,63% yang

ditandai dengan peningkatan aliran kas keluar bersih (net cash outflow)

yaitu dari Rp462,30 miliar menjadi Rp1.112,46 miliar. Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan sebesar Rp1.931,68 miliar atau meningkat sebesar 15,61%. Transaksi melalui

Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) di Kantor Bank

Indonesia Jambi secara total (keluar dan masuk/dari dan ke) meningkat sebesar 7,30% sehingga menjadi sebesar Rp23,23 triliun.

VI. Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Pada periode triwulan laporan, jumlah pencari kerja berdasarkan jenjang pendidikan meningkat 335,94% jika dibandingkan dengan triwulan I

tahun 2008. Secara tahunan (year on year/y-o-y), jumlah penduduk usia

kerja pada Februari 2008 meningkat sebesar 4,04% (75 ribu orang), sedangkan jumlah penduduk yang bekerja meningkat sebesar 11 ribu orang (0,94%). Hal ini berdampak pada turunnya presentasi tingkat pengangguran terbuka dari sebesar 6,74% menjadi 5,91% pada Februari 2008. Sementara itu, rasio Upah Minimum Provinsi (UMP) terhadap kebutuhan hidup minimum (KHM)/kebutuhan hidup layak (KHL) pada triwulan II tahun 2008 menurun sebesar 154 bps jika dibandingkan triwulan I tahun 2008.

Jumlah pencari kerja pada triwulan laporan meningkat. Persentase jumlah penduduk miskin mengalami penurunan...

Di sisi lain, berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) bulan Maret tahun 2008, penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan) di Provinsi Jambi masih dibawah rata-rata penduduk miskin secara nasional. Persentase jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2008 dibandingkan bulan Maret 2007 juga mengalami penurunan.

VII. Perkiraan Ekonomi dan Harga Daerah Laju pertumbuhan PDRB

triwulan II tahun 2008 diperkirakan masih tumbuh positif...

Laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi pada triwulan III tahun 2008 diperkirakan masih tumbuh positif. Pengeluaran konsumsi pemerintah serta pengeluaran konsumsi rumah tangga diperkirakan menjadi kontributor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada

3


(18)

RINGKASAN EKSEKUTIF

triwulan mendatang, diikuti dengan ekspor dan investasi. Dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih disumbangkan oleh sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pertambangan dan penggalian serta sektor industri pengolahan.

Proyeksi Bank Indonesia Jambi, pertumbuhan ekonomi tahunan (y-o-y)

Provinsi Jambi pada triwulan III tahun 2008 diperkirakan pada kisaran 5,70%-5,99% (skenario pesimis) atau sebesar 6,00%-6,30% (skenario optimis). Beberapa prasyarat agar pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi bisa tumbuh lebih baik, antara lain melalui: 1) Percepatan realisasi APBD terutama proyek-proyek fisik yang berorientasi memacu perekonomian, 2) Realisasi Pelayanan Satu Atap, dan 3) Strategi percepatan pengembangan

pangan, 4) Pertumbuhan kredit perbankan pada kisaran 20-23% (y-o-y).

Perkembangan harga-harga pada triwulan mendatang diperkirakan masih terjadi inflasi dengan besaran yang relatif lebih tinggi dibanding triwulan laporan. Namun demikian, keberlanjutan naiknya harga minyak mentah dunia dan pergerakan harga-harga komoditas bahan-bahan pangan

(kedelai, jagung, gandum), crude palm oil (CPO) di pasar internasional

serta datangnya bulan Ramadhan 1429 H berpotensi memicu angka inflasi Kota Jambi triwulan III tahun 2008 lebih tinggi dari triwulan laporan. Berdasarkan data-data serta informasi diatas, inflasi Kota Jambi

pada September 2008 diperkirakan berkisar 13,50%-14,50%/y-o-y

(skenario optimis) atau sebesar 14,51%-15,50%/y-o-y (skenario pesimis).

Pada triwulan II tahun 2008 diperkirakan akan

terjadi inflasi tahuan (y-o-y) yang lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya...

Beberapa faktor-faktor lain yang masih berpotensi akan memberikan tekanan inflasi serta berpotensi menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1) Tren peningkatan harga minyak mentah dunia yang terus membumbung tinggi akan berdampak pada naiknya harga-harga komoditas lainnya, 2) Masih terkendalanya kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) akan meningkatkan biaya distribusi barang, 3) Kondisi kelistrikan yang menurun (defisit daya) akan berdampak pada terganggunya aktivitas dunia usaha sehingga menimbulkan dampak yang negatif bagi perekonomian terutama terhadap pembentukan harga.


(19)

B

AB

I

P

ERKEMBANGAN

E

KONOMI

M

AKRO

R

EGIONAL

A. Umum

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan II tahun 2008 yang dicerminkan oleh PDRB atas dasar harga konstan tahun 20001

menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,15% (q-t-q), relatif lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I tahun 2008 sebesar 1,68% (q-t-q).

Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q)

1.64 1.45 0.96 1.90 2.15 1.68 0.96 1.43 0.77 3.16 0.92 1.36 2.46 1.05 1.37 0.51 1.91 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 Trw II-04

Trw III -04

Trw IV-0

4 Trw

I-05 Trw. II

-05 Trw.III

-05 Trw

.IV-0 5

Trw .I-06

Trw .II-06

Trw.III -06

Trw .IV-0

6 Trw

.I-07 Trw

.II-07 Trw.III

-07 Trw

.IV-0 7

Trw .I-08 Trw .II-08 Rp miliar -0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 Persen

Nominal (aksis kiri) Pertumbuhan (aksis kanan)

Pada periode triwulan laporan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi sebesar 6,37% (y-o-y), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 4,93% (y-o-y). Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi diperkirakan masih lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang pada triwulan II tahun 2008 diperkirakan mencapai 6,28% (y-o-y).2

1

Angka PDRB Provinsi Jambi triwulan II tahun 2008 adalah angka sementara proyeksi Bank Indonesia Jambi.

2

Dari hasil Survei Persepsi Pasar yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada triwulan I tahun 2008, responden memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahunan pada triwulan II-2008 relatif sama dengan triwulan II-2007 (6,28%/y-o-y) atau berkisar 6,1%-6,5% (y-o-y).


(20)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y)

% 4.97 6.28* 6.28 6.25 6.51 6.41 6.09 6.08 5.90 5.13 4.90 5.63 5.63 6.25 6.37 4.93 6.46 5.87 5.77 5.73 5.74 5.06 5.65 8.15 6.69 6.13 5.89 6.41 2.00 4.00 6.00 8.00

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

2005 2006 2007* 2008**

Sumber: BPS (diolah)

*): Perkiraan berdasarkan Survei Persepsi Pasar triwulan I-2008 oleh Bank Indonesia

Indonesia Jambi

Secara triwulanan (q-t-q), pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi masih didukung oleh tumbuhnya 3 (tiga) sektor yang termasuk penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi, yaitu sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan; sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor industri pengolahan. Di sisi pengeluaran, pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi pada triwulan

Tabel 1.1. Laju Triwulanan (q-t-q) Pertumbuhan Provinsi Jambi Sisi Produksi dan Sisi Penggunaan

I II III IV I II

1.42

1.40 1.01 (0.37) 1.11 2.02 Pertambangan dan Penggalian 17.78 (7.78) 0.25 (1.84) 1.35 (2.67) Industri Pengolahan 2.06 1.41 0.15 2.65 3.07 5.36 Listrik, Air dan Gas (1.24) 7.07 3.71 0.02 5.95 1.94

(0.23)

8.59 4.99 2.60 1.58 3.34 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.42 (0.28) 2.54 1.32 1.89 2.55 Pengangkutan dan Komunikasi 1.45 1.96 1.19 0.99 1.27 1.68 Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan (8.28) 9.52 3.54 9.20 2.50 2.73

0.80

2.24 1.071.43 1.11 2.16

2.68

0.77 1.43 0.96 1.68 2.15

I II III IV I II

Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 1.30 0.82 1.42 2.65 1.63 0.58 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (8.06) 9.02 1.96 5.83 1.14 3.46 Lembaga Swasta Nirlaba 0.45 1.23 0.74 3.29 0.16 2.76 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1.67 0.64 1.48 5.39 0.34 0.64

Perubahan Stok 0.89 0.85 0.83 8.59 0.78 6.24

0.65

14.22 9.17 20.01 -16.97 13.92 (4.80)

15.09 22.198.17 -14.64 10.29

2.68

0.77 1.43 0.96 1.68 2.15

2008** 2008** 2007* 2007* JENIS PENGELUARAN LAPANGAN USAHA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Pertanian

Bangunan

Jasa-Jasa

Ekspor Impor


(21)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL laporan didorong oleh masih positifnya laju pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah serta net ekspor.

B. PDRB Sisi Produksi

Perkembangan PDRB Provinsi Jambi menunjukkan bahwa sektor-sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan laporan berasal dari sektor industri pengolahan, sektor pertanian serta sektor perdagangan, hotel dan restoran (lihat grafik 1.3). Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi sebesar 0,75% (q-t-q) pada periode triwulan laporan, diikuti oleh sektor pertanian (0,62%/q-t-q) serta sektor perdagangan, hotel dan restoran (0,44%/ q-t-q).

Grafik 1.3. Kontribusi PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (q-t-q)

0.62 (0.29)

0.75 0.02

0.16

0.44 0.14

0.13 0.19

0.34 0.15

0.42 0.05

0.08

0.33 0.10

0.12 0.10

(0.40) (0.20) - 0.20 0.40 0.60 0.80

Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Air dan Gas bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persew aan dan Jasa Keuangan Jasa-Jasa

TW I-08 TW II-08

Dari sisi distribusinya (share), pada periode triwulan laporan menunjukkan bahwa sektor primer menyumbang sebesar 42,84% dari jumlah PDRB Provinsi Jambi, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) sebesar 38,01% dan sektor sekunder sebesar 19,15%. Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp9,17 triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 25,52%, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 17,32%, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 15,16%. Dengan demikian, struktur ekonomi regional dalam jangka pendek tidak mengalami perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.4).


(22)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.4. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan II Tahun 2008

Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan & Perikanan

25.52%

Pertambangan dan Penggalian

17.32% Industri Pengolahan

13.40% Listrik dan Air bersih

0.91% Bangunan

4.84% Perdagangan, Hotel

dan restauran 15.16% Pengangkutan dan

Komunikasi 7.11%

Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 4.75%

Jasa-jasa 10.99%

1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Secara triwulanan, sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan tumbuh sebesar 2,02% (q-t-q), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 1,11% (q-t-q). Peningkatan laju pertumbuhan sektor ini didorong oleh meningkatnya laju pertumbuhan sebagian besar sub sektor pertanian kecuali sub sektor kehutanan.

Grafik 1.5. Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi

Harga (Rp)

8,730.7 8,148.4

5,005.5 4,391.5

1,913.3 1,761.4

-1,000.00 2,000.00 3,000.00 4,000.00 5,000.00 6,000.00 7,000.00 8,000.00 9,000.00 10,000.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2006 2007 2008

Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi

CPO INTI TBS 10 thn

Masih berlangsungnya musim panen padi di beberapa daerah Provinsi Jambi memberikan dorongan terhadap pertumbuhan sub sektor tabama. Hal ini


(23)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL juga didukung oleh masih membaiknya hasil panenan tanaman bahan makanan (tabama) lainnya pada periode triwulan laporan. Bahkan untuk beberapa tabama (kedelai, kacang tanah dan ubi jalar) luas panennya lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya(lihat grafik 1.8-1.9).

Grafik 1.6 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan I tahun 2008 Grafik 1.7 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan II tahun 2008

Luas Tanam (dalam Ha)

738

25965

757 116

622 818 1801

2131

Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar

Grafik 1.6

Luas Tanam (dalam Ha)

5141 4015

2109 615 264 1065 39522

1414

Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar

Grafik 1.7

Grafik 1.8 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan I tahun 2008 Grafik 1.9 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan II tahun 2008

Luas Panen (dalam Ha)

676 34674

768 104

413 400 1716

16469

Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar

Grafik 1.8

Luas Panen (dalam Ha)

3525 1606

444 561 104 708

31663

927

Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar

Grafik 1.9

Sumber: BPS Provinsi Jambi,2008.

Nilai Tukar Petani (NTP) juga mengalami tren peningkatan selama tahun 2008.3

Pada periode triwulan II (s.d. bulan April 2008) NTP mengalami peningkatan sebesar 2,65% dari sebesar 123,93 pada Maret 2008 menjadi 127,21. Hal ini dikarenakan indeks bayar yang diterima petani tumbuh lebih rendah (0,67%) dibandingkan indeks yang diterima sebesar 3,33% (lihat grafik 1.12 dan 1.13). Sementara itu, luas tanam seluruh sub sektor tabama (kecuali kacang tanah) meningkat pada triwulan laporan (lihat grafik 1.6-1.7).

3

Data NTP s.d. bulan April 2008. NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Sehingga NTP merupakan cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani.


(24)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Sementara itu, sub sektor perkebunan yang mempunyai share sebesar 11,89% dari PDRB mengalami pertumbuhan sebesar 1,66% (q-t-q), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,22% (q-t-q). Masih relatif baiknya harga CPO di pasar internasional turut memicu naiknya harga TBS jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Harga rata-rata CPO di Jambi bergerak dari Rp8.148,4/kg menjadi Rp8.730,7/kg. Harga TBS usia 10 tahun juga bergerak dari Rp1.761,4/kg menjadi Rp1.913,3/kg. Membaiknya harga-harga komoditas perkebunan tersebut memberikan dorongan terhadap tumbuhnya PDRB sub sektor perkebunan.

Grafik 1.10 Indikator Produksi Sub Sektor Tanaman Perkebunan tahun 2008 Grafik 1.11 Indikator Produksi Sub Sektor Hortikultura, Sub Sektor Peternakan

dan Sub Sektor Perikanan tahun 2008 indeks bulanan -20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 180.00 200.00

1 2 3 4 5 6

2008

Produksi Karet Produksi Kelapa Sawit Produksi Kelapa Produksi Pinang

Grafik 1.10 indeks bulanan -20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00

1 2 3 4 5 6

2008

Produksi Hortikultura Produksi Daging Produksi Telur Produksi Perikanan

Grafik 1.11

Grafik 1.12 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi

Grafik 1.13 Indeks terima dan Indeks Bayar Petani

NTP 100 105 110 115 120 125 130 135

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

sumber: BPS Provinsi Jambi,2008

2005 2006 2007 2008 Grafik 1.12 Indeks -100 200 300 400 500 600 700 800 900

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4

2006 2007 2008

Sumber: BPS Provinsi Jambi

(8.00) (6.00) (4.00) (2.00) -2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 %

indeks terima indeks bayar % g.indeks diterima % g.indeks bayar

Grafik 1.13


(25)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Disamping itu, prompt indikator sub sektor perkebunan selama periode triwulan laporan juga masih menunjukkan perkembangan yang membaik. Hal ini terlihat dari indikator produksi untuk karet, kelapa, dan pinang yang menunjukkan tren peningkatan indeks selama triwulan laporan (lihat grafik 1.10)

Realisasi penyaluran pupuk dalam menunjang proses produksi sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor tanaman perkebunan pada triwulan laporan menunjukkan penurunan dibanding triwulan sebelumnya.4

Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi, penyaluran pupuk bersubsidi sebesar 14.562 ton atau menurun sebesar 8,43% dibandingkan triwulan sebelumnya. Penggunaan pupuk bersubsidi sebagian besar didominasi oleh pupuk Urea (69,40%), diikuti oleh pupuk SP-36 (10,45%), NPK Phonska (15,45%) dan ZA (4,70%).

Grafik 1.14. Distribusi Jenis Pupuk

Grafik 1.15. Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk

(Ton)

0 5000 10000 15000 20000 25000 TW II

TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

2006

20

07

2

008

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi

SP-36 ZA NPK PHONSKA Urea

Ton

0 5000 10000 15000 20000 25000

TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II 2006 2007 2008

Persen (%)

(40.00) (30.00) (20.00) (10.00) -10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi

Realisasi Pupuk (Ton) Pertumbuhan Realisasi Pupuk

Grafik 1.14. Grafik 1.15.

Sub sektor perikanan tumbuh meningkat sebesar 3,06% (q-t-q).

Sedangkan sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya juga tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya dengan pertumbuhan sebesar 2,91% (q-t-q). Hal ini juga dikonfirmasi dengan tren meningkatnya indikator produksi bulanan sub sektor peternakan (produksi daging serta produksi telur) serta indikator produksi sub sektor perikanan selama periode triwulan laporan (lihat grafik 1.11). Perkembangan sub sektor kehutanan masih belum menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Selama 5 (lima) triwulan terakhir sub sektor kehutanan

4


(26)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

menunjukkan perlambatan pertumbuhan. Pada triwulan laporan, sub sektor kehutanan hanya tumbuh sebesar 0,12% (q-t-q).

2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh sebesar 2,55% (q-t-q); lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 1,89% ( q-t-q). Meningkatnya angka pertumbuhan tersebut disebabkan oleh naiknya pertumbuhan sub sektor perdagangan besar dan eceran serta sub sektor restoran.

Sub sektor perdagangan besar dan eceran tumbuh sebesar 2,69% (q-t-q) pada triwulan laporan, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya mencapai 1,99% (q-t-q). Sub restoran juga mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 1,68% (q-t-q) pada triwulan laporan. Namun demikian, sub sektor hotel mengalami penurunan pertumbuhan pada triwulan laporan sebesar 2,82% (q-t-q).

Datangnya musim liburan memacu aktivitas perekonomian pada periode triwulan laporan, terutama untuk volume perdagangan sub sektor perdagangan besar dan eceran. Begitu juga dengan perkembangan sub sektor restoran yang mengalami pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Sedangkan sub sektor perhotelan mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 2,82% (q-t-q).

Grafik 1.16. Perkembangan Indikator produksi Bulanan Sektor PHR Grafik 1.17. Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis indeks

80 85 90 95 100 105 110 115 120

1 2 3 4 5 6

2008

Harga Perdagangan Besar Harga Perdagangan Barang Konstruksi Tingkat Hunian Hotel

Grafik 1.16

KWH (dalam Ribuan)

5.65

(25.48)

5.61 4.43

41.97

4.88

(10.43) 22.41

1.78

-5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000

II III IV I II III IV I II

2007 2008

Sumber: PLN Jambi, 2007 (diolah)

-30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 Persen (%)

Bisnis Pertumbuhan Bisnis

Grafik 1.17

Dari prompt indicator sub sektor perdagangan terlihat bahwa jumlah konsumsi listrik untuk golongan bisnis mengalami peningkatan. Begitu juga


(27)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL dengan indikator bulanan untuk harga perdagangan besar serta harga perdagangan konstruksi yang dalam 2 (dua) bulan terakhir periode triwulan II tahun 2008 menunjukkan tren kenaikan indeks. Hal ini mendukung tumbuhnya sektor perdagangan. Namun demikian, menurunnya sub sektor hotel dikarenakan indeks tingkat hunian hotel baru terakselerasi di bulan Juni sehingga pertumbuhan sub sektor dimaksud masih terbatas.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran berdasarkan pangsanya didominasi oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai 13,97% terhadap PDRB, diikuti oleh sub sektor restoran dan sub sektor hotel masing-masing sebesar 1,04% dan 0,15%.

3. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh menurun dibandingkan triwulan sebelumnya dari sebesar 1,35% (q-t-q) menjadi sebesar minus 2,67% ( q-t-q).Penurunan sektor ini dikontribusi oleh penurunan sub sektor minyak dan gas bumi yang pada triwulan laporan menurun sebesar 3,61% (q-t-q). Sedangkan sub sektor pertambangan tanpa migas dan sub sektor penggalian pada triwulan laporan masih menunjukkan pertumbuhan yang membaik dibandingkan triwulan sebelumnya. Sub sektor penggalian pada triwulan laporan tumbuh sebesar 2,19% (q-t-q) terkait dengan kebutuhan proyek infrastruktur yang mulai terlaksana pada triwulan laporan seiring dengan mulai direalisasikannya dana APBD Provinsi Jambi.

Meningkatnya pertumbuhan sub sektor pertambangan tanpa migas (2,24%/q-t-q) antara lain berasal dari mulai menggeliatnya aktivitas penambangan batu bara dikarenakan semakin meningkatnya demand terhadap komoditas dimaksud untuk keperluan sumber energi dunia industri. Disamping itu, semakin meningkatnya harga batu bara di pasar internasional turut mengerek harga batu bara dalam negeri sehingga menjadi insentif bagi perusahaan yang bergerak di bidang penambangan batu bara untuk meningkatkan volume produksinya.


(28)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Berdasarkan angka perkiraan5

, lifting minyak bumi diperkirakan menurun

dibandingkan triwulan sebelumnya. Sedangkan lifting gas alam diperkirakan meningkat. Sementara itu, pertumbuhan sub sektor penggalian berasal dari meningkatnya produksi pasir dan bahan galian lainnya sehubungan dengan meningkatnya permintaan komoditas tersebut sebagai bahan baku proyek-proyek perumahan serta ruko/rukan pada triwulan laporan yang meningkat.

Grafik 1.18. PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi Grafik 1.19 Pertumbuhan Lifting Gas Alam

juta rupiah 280,000 290,000 300,000 310,000 320,000 330,000 340,000 350,000 360,000 370,000 380,000 390,000

I II III IV I II III IV I II III IV I* II**

2005 2006 2007 2008

Keterangan: *) angka perkiraan B ank Indo nesia Jambi untuk bulan M aret 2008 **) angka perkiraan B ank Indo nesia Jambi

Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya M ineral (ESDM ) P ro vinsi Jambi dan B P S P ro vinsi Jambi (dio lah)

ribu barrel 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500

PDRB sub sektor minyak dan gas bumi Lifting Minyak Bumi 2 per. Mov. Avg. (Lifting Minyak Bumi)

BBTU 18.32 9.10 24.45 19.88 6.18 5.46 2.40 25.42 2.51 (30.09) (3.57) (3.76) (0.05) -2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000

II III IV I II III IV I II III IV I* II**

2005 2006 2007 2008

Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi. *: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk bulan Maret 2008 **: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi

(40.00) (30.00) (20.00) (10.00) -10.00 20.00 30.00 Persen (%)

Lifting Gas Alam (BBTU), aksis kiri Pertumbuhan, aksis kanan

Grafik 1.18 Grafik 1.19

4. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 5,36% (q-t-q); lebih tinggi bila dibandingkan angka triwulan sebelumnya 3,07% (q-t-q). Membaiknya pertumbuhan pada sektor ini terutama didorong oleh pertumbuhan sub sektor industri tanpa migas yang tumbuh sebesar 5,48% (q-t-q) serta sub sektor migas yang tumbuh sebesar 3,67% (q-t-q), meningkat dibandingkan triwulan I tahun 2008 yang tumbuh sebesar 1,86% (q-t-q).

Pertumbuhan sub sektor migas terutama masih terkait dengan peningkatan pengilangan minyak bumi yang produknya meliputi LPG. Masih tumbuhnya produksi sektor industri pengolahan juga tercermin dari peningkatan volume konsumsi listrik serta pelanggan listrik pada periode triwulan laporan.

5

Agka perkiraan Bank Indonesia Jambi. Lifting minyak bumi pada triwulan laporan diperkirakan sebesar 1.450-1.500 ribu barel. Sedangkan lifting gas alam diperkirakan sebesar 10.490-10.540 BBTU.


(29)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Grafik 1.20. PDRB Industri Pengolahan dan Volume Penjualan Solar

Grafik 1.21. Perkembangan Total Pemakaian Listrik sektor industri Grafik 1.22. Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik sektor industri

-10,000,000 20,000,000 30,000,000 40,000,000 50,000,000 60,000,000 70,000,000 80,000,000 90,000,000 100,000,000

TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

2005 2006 2007 2008

Sumber: Pertamina Wira Penjualan Jambi dan BPS Provinsi Jambi (diolah)

-100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000

Volume penjualan Solar (Liter), aksis kiri PDRB industri pengolahan (juta Rp), aksis kanan

Grafik 1.20 KWH (dalam Ribuan)

16.68 (14.83) (1.48) 3.86 4.69 0.11 (10.46) (2.21) 6.88 -2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 18,000

II III IV I II III IV I II 2007 2008

Sumber: PLN Jambi, 2007 (diolah)

-20.0 -15.0 -10.0 -5.0 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 Persen (%)

Industri Pertumbuhan Industri

Pelanggan (2.25) 0.58 (2.31) (1.18) -(1.15) (4.94) (1.30) (2.99) 140 145 150 155 160 165 170 175 180

II III IV I II III IV I II 2007 2008

Sumber: PLN Jambi, 2007 (diolah)

-6.0 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 Persen (%)

Industri Pertumbuhan Pelanggan Industri

Grafik 1.21 Grafik 1.22

Di sisi lain, perkembangan industri tanpa migas (5,48%/q-t-q) yang meningkat cukup signifikan pada triwulan laporan menunjukkan industri tanpa migas mampu memberikan kontribusi yang lebih tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Jambi. Dari prompt indikator sub sektor industri tanpa migas, indeks industri karet, kerajinan dari batik, barang dari kayu, barang dari semen, batu bata, makanan dan minuman pada periode triwulan laporan masih menunjukkan perkembangan yang membaik (lihat grafik 1.23 dan 1.24)


(30)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.23. Indeks Produksi Industri CPO, Karet, Kopra dan Kerajinan Batik Grafik 1.24 Indeks Produksi Industri Barang dari Kayu, Barang dari Semen, Batu Bata,

Makanan dan Minuman

indeks bulanan

-50.00 100.00 150.00 200.00 250.00

1 2 3 4 5 6

2008

Industri CPO Industri Karet Industri Kopra Industri Kerajinan Batik

indeks bulanan

-50.00 100.00 150.00 200.00 250.00

1 2 3 4 5 6

2008

Industri Barang dari Kayu Industri Barang dari Semen Industri Batu Bata Industri Makanan Industri Minuman

Grafik 1.23 Grafik 1.24

5. Sektor-sektor Lain

Sektor listrik, gas, dan air bersih tumbuh sebesar 1,94% (q-t-q) pada triwulan laporan atau lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 5,95% (q-t-q). Menurunnya pertumbuhan sektor ini akibat turunnya angka pertumbuhan sub sektor listrik dari sebesar 5,64% (q-t-q) menjadi sebesar 2,00% (q-t-q) serta melambatnya angka pertumbuhan sub sektor air bersih dari sebesar 7,53% (q-t-q) menjadi sebesar 1,62% (q-t-q).

Seiring dengan gangguan pasokan listrik untuk interkoneksi Sumatera menyebabkan kapasitas daya listrik di Provinsi Jambi menurun sehingga PLN mengambil kebijakan pemadaman secara bergilir (bagi industri dan rumah tangga) agar defisit daya yang semakin membesar dapat teratasi. Dampak dari hal tersebut tentunya konsumsi listrik berkurang sehingga melambatkan laju pertumbuhan sektor listrik. Sedangkan melambatnya pertumbuhan sektor air bersih dikarenakan volume penjualan air dari PDAM kepada konsumennya akan berkurang karena adanya pemadaman listrik. Pemadaman bergilir yang dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) sangat berpengaruh terhadap pelayanan masyarakat di berbagai instansi termasuk PDAM karena sebagian besar instalasi produksi air PDAM tergantung dari tenaga listrik dari PLN (Sebagian besar energi andalan penggerak generator pompa PDAM adalah tenaga listrik). Akibat pemadaman listrik tersebut, beberapa pompa air PDAM juga sering mengalami penurunan voltase sehingga debit produksi air untuk beberapa tandon menurun


(31)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL yang berdampak supply terhadap ratusan pelanggan terganggu. Hal ini pada akhirnya akan berdampak pada volume penjualan air yang menurun selama periode triwulan laporan.

Grafik 1.25. Perkembangan Total Pemakaian Listrik Grafik 1.26. Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik KWH (dalam Ribuan)

8.73 1.21 (2.25) 4.68 7.05 6.77 (2.64) 6.77 5.43 -20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000 180,000 200,000

II III IV I II III IV I II 2007 2008

Sumber: PLN Jambi, 2007 (diolah)

-5.0 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 Persen (%)

Total Pemakaian Pertumbuhan Total

Pelanggan 1.01 0.37 2.14 0.75 2.82 2.93 3.41 3.60 0.76 240,000 250,000 260,000 270,000 280,000 290,000 300,000 310,000 320,000 330,000

II III IV I II III IV I II 2007 2008

Sumber: PLN Jambi, 2007 (diolah)

0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 Persen (%)

Total Pelanggan Perumbuhan Pelanggan

Grafik 1.25 Grafik 1.26

Sektor bangunan menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor bangunan tumbuh sebesar 3,34% (q-t-q) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,58% (q-t-q). Meningkatnya sektor bangunan juga sejalan dengan mulai meningkatnya beberapa proyek infrastruktur pemerintah daerah pada triwulan laporan.

Grafik 1.27. Perkembangan PDRB Sektor Bangunan dan Konsumsi Semen

-20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000 180,000 200,000

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

2005 2006 2007 2008

(30.00) (20.00) (10.00) -10.00 20.00 30.00 40.00

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia dan BPS Provinsi Jambi (diolah)

PDRB sektor Bangunan (juta Rp), aksis kiri Konsumsi Semen (ton), aksis kiri Pert. Konsumsi Semen (%), aksis kanan

Disamping itu, semakin menggeliatnya pembangunan properti residensial (perumahan) oleh developer (perusahaan pengembang) dan masyarakat umum maupun properti komersial (ruko, hotel) merupakan pemicu tumbuhnya sektor


(32)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

bangunan pada triwulan laporan. Hal ini juga dikonfirmasi dengan meningkatnya konsumsi semen selama periode triwulan laporan menjadi sebesar 105.091 ton dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 91.341 ton.

Permintaan kredit KPR dan kredit Ruko/Rukan6

juga masih menunjukkan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya. Kredit KPR tumbuh sebesar 9,12% (Rp55,56 miliar) sedangkan kredit Ruko/Rukan tumbuh sebesar 20,48% (Rp9,19 miliar). Masih tumbuhnya kredit KPR dan kredit Ruko/Rukan menunjukkan masih tingginya minat masyarakat dan pengusaha terhadap permintaan perumahan dan Ruko/Rukan apalagi terkait dengan mulai naiknya harga bahan-bahan material yang berdampak pada meningkatnya harga perumahan sederhana.

Grafik 1.28. Perkembangan Kredit KPR Grafik 1.29. Perkembangan Kredit Ruko/Rukan

-100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2004 2005 2006 2007 2008

juta Rp

-5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 Persen

KPR Pertumbuhan

-10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2004 2005 2006 2007 2008

juta Rp

(40.00) (20.00) -20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 Persen

Ruko/Rukan Pertumbuhan

Grafik 1.28. Grafik 1.29.

Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan sebesar 1,68% (q-t-q) pada triwulan laporan atau lebih tinggi bila dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,27% (q-t-q). Meningkatnya angka pertumbuhan sektor ini berasal dari sub sektor pengangkutan, yaitu angkutan laut, angkutan sungai, danau dan penyeberangan, dan jasa penunjang angkutan. Meningkatnya pertumbuhan angkutan laut antara lain disebabkan oleh meningkatnya aktivitas barang di pelabuhan pada triwulan laporan. Sedangkan meningkatnya pertumbuhan jasa angkutan laut antara lain disebabkan oleh meningkatnya

6

Yang dimaksud kredit KPR adalah kredit untuk membeli atau memperbaiki/memugar rumah atau apartemen. Sedangkan kredit Ruko/Rukan adalah kredit yang diberikan dalam rangka pemilikan rumah dan toko (Ruko) atau rumah dan kantor (Rukan)


(33)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

demand masyarakat dalam menggunakan jasa agen ekspedisi serta jasa-jasa

lainnya terkait dengan datangnya musim liburan.

Grafik 1.30. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Kapal Grafik 1.31. Perkembangan Arus Barang

unit 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800

II III IV I II III IV I II

2007 2008 -30.00 -20.00 -10.00 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00

Sumber: Pelindo Jambi

persen(%) Unit Pertumbuhan unit 0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000

II III IV I II III IV I II

2007 2008 -20.00 -15.00 -10.00 -5.00 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00

Sumber: Pelindo Jambi

persen(%)

Jumlah Total Arus Barang Pertumbuhan

Grafik 1.30. Grafik 1.31.

Jumlah unit kapal bersandar menurun sebesar 18,05% yang mencapai 1.221 unit, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1.490 unit.7 Namun demikian, jumlah arus barang berdasarkan perdagangan di Pelabuhan Tungkal dan Pelabuhan Talang Dukuh mengalami peningkatan sebesar 27,32% dibandingkan triwulan sebelumnya.8

Sub sektor angkutan udara mengalami penurunan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya dari sebesar 6,28%(q-t-q) menjadi sebesar minus 2,13%(q-t-q). Perkembangan harga tiket pesawat yang semakin mahal menyebabkan masyarakat beralih menggunakan angkutan darat (mobil pribadi) untuk perjalanan ke luar kota dalam rangka liburan sekolah. Dampak kenaikan harga BBM pada akhir bulan Mei 2008 berakibat pada tingginya biaya yang harus ditanggung masyarakat serta penyedia jasa angkutan sehingga minat masyarakat menggunakan jasa angkutan darat (bus, travel, carteran mobil dsb) belum terakselerasi dengan cepat pada musim liburan sekolah tahun 2008. Di sisi lain, tidak beroperasinya Adam Air menyebabkan kapasitas angkut dari sisi armada maupun frekuensi penerbangan menurun dibandingkan kondisi triwulan-triwulan sebelumnya.

7

Kunjungan kapal yang dimaksud adalah pelayaran luar negeri, pelayaran dalam negeri dan pelayaran rakyat.

8


(34)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.32. PDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Volume Penjualan Avtur Grafik 1.33. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang

Grafik 1.34. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Pesawat

-5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 45,000

TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

2005 2006 2007 2008

(30.00) (20.00) (10.00) -10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00

Sumber: Pertamina Wira Penjualan Jambi dan BPS Provinsi Jambi (diolah)

PDRB sub sektor Angkutan Udara (juta Rp), aksis kiri Konsumsi Avtur ( ratusan liter), aksis kiri

Pert. Konsumsi Avtur (%), aksis kanan

Grafik 1.32 orang 0 20000 40000 60000 80000 100000 120000

II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2006 2007 2008

Sumber: PT. Angkasa Pura II

(25.00) (20.00) (15.00) (10.00) (5.00) -5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 Persen (%)

Kedatangan Penumpang (aksis kiri) Keberangkatan Penumpang (aksis kiri) Datang (aksis kanan) Berangkat (aksis kanan)

pesawat 0 200 400 600 800 1000 1200

II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2006 2007 2008

Sumber: PT. Angkasa Pura II

(30.00) (25.00) (20.00) (15.00) (10.00) (5.00) -5.00 10.00 15.00 20.00 Persen (%)

Kedatangan Pesawat (aksis kiri) Keberangkatan Pesawat (aksis kiri) Datang (aksis kanan) Berangkat (aksis kanan)

Grafik 1.33. Grafik 1.34.

Sub sektor pos dan telekomunikasi serta sub sektor jasa penunjang komunikasi masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 1,81% (q-t-q) dan 1,62% (q-t-q). Walaupun mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan triwulan sebelumnya, namun demand masyarakat untuk menggunakan jasa pos dan telekomunikasi dalam menyambut musim liburan sekolah masih cukup baik pada triwulan laporan.

Sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa perusahaan tumbuh sebesar 2,73% (q-t-q) pada triwulan laporan atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,50% (q-t-q). Peningkatan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan beberapa sub sektor, yaitu sub sektor lembaga keuangan tanpa


(35)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL bank (1,35%/q-t-q), sub sektor jasa penunjang keuangan (4,32%/q-t-q), sub sektor sewa bangunan (2,51%/q-t-q), dan sub jasa perusahaan (2,50%/q-t-q).

Sektor jasa-jasa pada triwulan laporan mengalami peningkatan pertumbuhan menjadi sebesar 2,16% (q-t-q) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,11% (q-t-q). Pertumbuhan sektor ini didorong oleh pertumbuhan sub sektor pemerintahan umum serta sub sektor swasta masing-masing sebesar 2,32% (q-t-q) serta 1,37% (q-t-q). Sub sektor pemerintahan umum meningkat berasal dari mulai direalisasikannya belanja pembangunan proyek-proyek pemerintah. Sedangkan meningkatnya sub sektor swasta berasal dari naiknya jasa sosial kemasyarakatan serta jasa perorangan dan rumah tangga seiring dengan musim liburan sekolah.

C. PDRB Sisi Pengeluaran

Ditinjau dari sisi pengeluaran, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan laporan didorong oleh net ekspor, pengeluaran konsumsi pemerintah dan pengeluaran konsumsi rumah tangga. Berdasarkan kontribusi terhadap pertumbuhan, net ekspor menyumbang sebesar 0,76% terhadap

Grafik 1.35. Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (q-t-q)

0.42

0.67 0.01

0.11 0.19

0.76

1.17 0.22

0.00 0.06 0.02

0.20

- 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40

Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Pengeluaran Konsumsi

Pemerintah Lembaga Sw asta Nirlaba Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto Perubahan Stok

Net Ekspor

TW I-08 TW II-08


(36)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

pertumbuhan ekonomi Jambi, diikuti dengan pengeluaran konsumsi pemerintah yang menyumbang sebesar 0,67%, serta pengeluaran konsumsi rumah tangga yang menyumbang sebesar 0,42%.9

Dari sisi distribusinya (share), konsumsi rumah tangga mempunyai pangsa yang paling besar, yaitu mencapai 64,95% dari PDRB Jambi pada triwulan II tahun 2008 (lihat grafik 1.36). Selain itu, pengeluaran konsumsi pemerintah dan PMTDB juga memiliki pangsa yang relatif besar dengan masing-masing sebesar 16,94% dan 16,54%. Sedangkan share perubahan stok sebesar 2,54% dan lembaga swasta nirlaba sebesar 0,47%.

Grafik 1.36. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan II tahun 200810

Lembaga Swasta Nirlaba 0.47%

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

16.54%

Perubahan Stok 2.54%

Net Impor 1.44%

Pengeluaran konsumsi rumah

tangga 64.95% Pengeluaran

Konsumsi pemerintah

16.94%

1. Pengeluaran Konsumsi

Pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga konstan selama triwulan laporan tumbuh sebesar 0,58% (y-o-y), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,63% (y-o-y). Dampak kenaikan harga BBM berimbas pada konsumsi masyarakat dikarenakan jumlah pengeluaran untuk barang dan jasa meningkat seiring dengan naiknya harga BBM, namun tingkat pendapatan masyarakat relatif tidak meningkat secara signifikan untuk mengimbangi kenaikan harga barang dan jasa.

9

Yang dimaksud kontribusi ’net ekspor’ adalah nilai kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan dikurangin nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor.

10

Pangsa (share) net impor sebesar 1,44% merupakan pengurang dari total share PDRB sisi pengeluaran


(37)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Melambatnya konsumsi rumah tangga juga diindikasikan oleh menurunnya indeks keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian selama periode triwulan laporan. Namun demikian, konsumsi listrik untuk rumah tangga meningkat 6,73% pada triwulan laporan (lihat grafik 1.37 dan 1.38). Walaupun tumbuh melambat, pengeluaran konsumsi rumah tangga masih merupakan salah satu kontributor utama pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan laporan.

Grafik 1.37. Indeks Kondisi Ekonomi Grafik 1.38. Konsumsi Listrik Rumah Tangga

Indeks

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2006 2007 2008

(50.00) (40.00) (30.00) (20.00) (10.00) -10.00 20.00 30.00 40.00 (%)

Kondisi ekonomi saat ini dibandingkan 6 - 12 bln yg lalu Pertumbuhan (%)

KWH (dalam Ribuan)

0.48

3.13

(0.55) 1.75

6.73 7.87

(2.87) 6.51 6.74

-20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000

II III IV I II III IV I II 2007 2008

Sumber: PLN Jambi, 2007 (diolah)

-4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 Persen (%)

Rumah Tangga Pertumbuhan RT

Grafik 1.37. Grafik 1.38.

Tumbuhnya pengeluaran konsumsi masyarakat juga bisa terlihat dari beberapa prompt indikator. Penjualan kendaraan bermotor pada triwulan laporan meningkat sebesar 1,61%. Penjualan mobil baru (sedan, jeep, minibus) meningkat sebesar 3,62% sedangkan penjualan sepeda motor meningkat 1,05%. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat terhadap kendaraan masih cukup baik. Sejalan dengan hal tersebut, volume penjualan premium juga masih tumbuh positif pada periode triwulan laporan.

Di sisi lain, walaupun tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, penyaluran kredit konsumsi masih tumbuh sebesar 7,46%. Tumbuhnya kredit konsumsi mengindikasikan konsumsi rumah tangga masih meningkat dalam membeli barang tahan lama (durable goods) melalui fasilitas pinjaman yang disediakan oleh bank.


(38)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.39. Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Baru Grafik 1.40. Perkembangan Penjualan Premium dan Solar

Grafik 1.41. Perkembangan Penjualan Minyak Tanah

Grafik 1.42. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Provinsi Jambi Grafik 1.43. Pertumbuhan Pendaftaran Sedan, Jeep, Minibus Baru

Grafik 1.44. Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru unit 29.89 8.79 (49.37) 14.98 36.26 11.95 (19.40) 1.61 23.64 9.78 21.56 26.81 (14.21) -5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II 2005 2005 2006 2007 2008

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi *: Angka perkiraan Bank Indonesia

(60) (50) (40) (30) (20) (10) -10 20 30 40 50 Persen(%)

KENDARAAN BERMOTOR Pertumbuhan

Ribu Liter -10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2006 2007 2008

Sumber: Pertamina Wira Penjualan Jambi

(15.00) (10.00) (5.00) -5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 Persen (%)

Konsumsi Premium (aksis kiri) Konsumsi Solar (aksis kiri) Premium (aksis kanan) Solar (aksis kanan)

Grafik 1.39. Grafik 1.40. Ribu Liter -5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000

II III IV I II III IV I II III IV I II 2006 2007 2008

(%) (30.0) (20.0) (10.0) -10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0

Sumber: Pertamina Wira Penjualan Jambi

M.Tanah/Kerosine Pertumbuhan 7.03 11.96 5.24 8.38 7.46 12.68 3.33 3.60 3.80 1.87 0 2 4 6 8 10 12 14

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

2006 2007 2008

0 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000

Kredit Konsumsi (juta Rp), aksis kanan Pertumbuhan Kredit Konsumsi (%),aksis kiri

Grafik 1.41. Grafik 1.42. unit (65.01) 2.168.46 (15.88) 8.94 (5.47) 31.19 6.62 34.25 (9.42) 35.73 3.62 126.41 -100 200 300 400 500 600 700 800 900 1,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II 2005 2005 2006 2007 2008

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi *: Angka perkiraan Bank Indonesia

(100) (50) -50 100 150 Persen(%)

Sedan, Jeep, Minibus Pertumbuhan

unit 29.06 12.03 (50.50) 16.31 36.69 12.38 (19.17) 26.81 1.05 10.01 23.49 21.26 (15.19) -5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II 2005 2005 2006 2007 2008

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

(60) (50) (40) (30) (20) (10) -10 20 30 40 50 Persen(%)

SEPEDA MOTOR Pertumbuhan


(39)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pada periode triwulan laporan, pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat sebesar 3,46% (q-t-q), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 1,14% (q-t-q). Lebih tingginya pengeluaran konsumsi pemerintah pada triwulan laporan terkait dengan mulai direalisasikannya belanja modal (infrastruktur) Pemerintah Daerah pada triwulan laporan. Pengeluaran konsumsi lembaga nir laba juga tumbuh sebesar 2,76% (q-t-q) atau mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,16% (q-t-q).

2. Investasi

Pada triwulan laporan, pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) tumbuh sebesar 0,64% ( q-t-q) yang mencerminkan kondisi investasi mulai sedikit membaik dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini juga dikonfirmasi dengan meningkatnya konsumsi semen pada triwulan laporan sebesar 15,05% menjadi sebesar 105.091 ton.

Masih belum terakselerasinya pertumbuhan investasi dikarenakan masih belum efisiennya proses perizinan yang ada di Provinsi Jambi sehingga menjadi disinsentif bagi minat investor untuk berinvestasi di Provinsi Jambi. Program penyediaan jasa satu pintu pun belum terlaksana di Provinsi Jambi sehingga belum bisa menjadi insentif yang berarti dalam meningkatkan nilai investasi di daerah.

Sementara itu, dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) terlihat situasi bisnis masih cukup baik pada triwulan laporan, tercermin dari nilai saldo bersih situasi bisnis dunia usaha sebesar 22,92. Masih membaiknya situasi bisnis dunia usaha juga berdampak pada meningkatnya kredit investasi sebesar 6,09% atau sebesar Rp71,05 miliar pada triwulan laporan.

Sejalan dengan peningkatan PMTDB, perubahan stok juga mengalami pertumbuhan menjadi sebesar 6,24% (q-t-q), lebih tinggi bila dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 0,78% (q-t-q). Sementara, pangsa stok pada triwulan laporan sebesar 2,54%.


(40)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.45. Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru

Grafik 1.46. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi Grafik 1.47. Konsumsi Semen Provinsi Jambi

unit -200 400 600 800 1,000 1,200 1,400

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2005 2006 2007 2008

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

(40) (20) -20 40 60 80 Persen(%)

TRUCK/PICK UP Pertumbuhan

1.50 2.33 2.70 4.28 3.26 1.60 16.18 6.09 16.65 14.28 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

2006 2007 2008

0 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000 Kredit Investasi (juta Rp), aksis kanan

Pertumbuhan Kredit Investasi (%),aksis kiri

Grafik 1.45. Grafik 1.46.

Ton -5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 45,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2005 2006 2007 2008

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah

(60.0) (40.0) (20.0) -20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 (%) Konsumsi Semen Pertumbuhan Grafik 1.47.

3. Perdagangan Eksternal

Jumlah perdagangan eksternal ke luar Provinsi Jambi meningkat sebesar 13,92% (q-t-q) atau lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang

menurun sebesar sebesar 16,97% (q-t-q). Sejalan dengan hal tersebut,

pertumbuhan impor barang baik yang berasal dari luar provinsi maupun luar negeri mengalami peningkatan sebesar 10,29% (q-t-q).

Berdasarkan dokumen pemberitahuan ekspor barang (PEB), ekspor Provinsi Jambi sebesar USD 163,97 juta sedangkan impor sebesar USD 23,83 juta pada triwulan laporan.11 Dengan kondisi tersebut, Provinsi Jambi masih

11


(1)

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)

TRW.I TRW.II Trw III TRW IV TRW.I* TRW.II**

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 4,866,331.22 5,054,038.84 5,143,526.02 5,362,984.79 5,490,110.21 5,953,403.82

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1,178,122.83 1,287,214.26 1,317,634.96 1,401,431.72 1,433,090.35 1,552,700.32

3. Lembaga Swasta Nirlaba 34,490.24 34,972.19 35,270.51 36,840.63 37,006.41 43,313.53

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1,333,220.34 1,346,258.56 1,376,069.58 1,458,032.28 1,453,285.99 1,514,932.14

5. Perubahan Stok 188,326.68 190,713.77 193,163.69 211,999.97 218,220.36 233,252.11

6. Ekspor 2,743,266.93 3,152,800.55 3,488,996.14 4,309,260.82 3,599,171.91 4,157,719.30

7. Impor 2,669,885.22 3,272,127.05 3,434,445.33 4,291,832.77 3,430,678.34 4,289,794.73

JUMLAH 7,673,873.03 7,793,871.12 8,120,215.57 8,488,717.43 8,800,206.91 9,165,526.49

*) Angka Sementara **) Angka sangat sementara

JENIS PENGELUARAN Tahun 2007* Tahun 2008

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)

TRW.I TRW.II Trw III TRW IV TRW.I* TRW.II**

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 2,486,536.57 2,506,873.23 2,542,451.51 2,609,850.47 2,652,358.72 2,667,745.21

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 599,040.28 653,044.93 665,847.30 704,685.99 712,712.34 737,390.97

3. Lembaga Swasta Nirlaba 17,351.77 17,564.37 17,694.07 18,277.02 18,305.69 18,810.17

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 565,373.86 568,973.82 577,420.72 608,517.48 610,588.07 614,475.93

5. Perubahan Stok 99,935.64 100,782.53 101,616.12 110,345.96 111,211.14 118,153.58

6. Ekspor 1,572,840.26 1,796,464.19 1,961,121.28 2,353,570.11 1,954,097.06 2,226,141.81

7. Impor 1,826,508.44 2,102,129.05 2,273,948.58 2,778,432.08 2,371,553.86 2,615,533.67

JUMLAH 3,514,569.93 3,541,574.02 3,592,202.42 3,626,814.95 3,687,719.17 3,767,184.00

*) Angka Sementara **) Angka sangat sementara


(2)

(3)

Daftar Istilah

Ekspor adalah seluruh barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil.

Impor adalah seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil.

PDRB atas dasar harga pasar adalah penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian.

PDRB atas dasar harga konstan merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya.

Bank pemerintah adalah bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah (persero) yaitu terdiri dari Bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI.

Bank swasta adalah perbankan yang sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional sebelum dilakukannya program rekapitalisasi perbankan.

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito.

Net Interest Margin (NIM) adalah selisih bersih antara biaya bunga operasional dengan pendapatan bunga operasional.

Loan to Deposits Ratio (LDR) adalah rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun.

Non Performing Loan (NPL) adalah jumlah kredit yang termasuk dalam kategori kurang lancar, diragukan dan macet sesuai ketentuan Bank Indonesia.

Cash inflows adalah jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan dalam periode tertentu.

Cash outflows adalah jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam periode tertentu.

Net cashflows adalah selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya.

Administered prices adalah kelompok barang yang pergerakan harganya ditentukan oleh pemerintah baik secara keseluruhan maupun sebagian.


(4)

Aktiva Produktif adalah penanaman atau penempatan yang dilakukan oleh bank dengan tujuan menghasilkan penghasilan/pendapatan bagi bank, seperti penyaluran kredit, penempatan pada antar bank, penanaman pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan surat-surat berharga lainnya.

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) adalah pembobotan terhadap aktiva yang dimiliki oleh bank berdasarkan risiko dari masing-masing aktiva. Semakin kecil risiko suatu aktiva, semakin kecil bobot risikonya. Misalnya kredit yang diberikan kepada pemerintah mempunyai bobot yang lebih rendah dibandingkan dengan kredit yang diberikan kepada perorangan.

Kualitas Kredit adalah penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja debitur dan kelancaran pembayaran bunga dan pokok. Kredit digolongkan menjadi 5 kualitas yaitu Lancar, Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar, Diragukan dan Macet.

Capital Adequacy Ratio (CAR)adalah rasio antara modal (modal inti dan modal

pelengkap) terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR).

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang diterima perbankan dari masyarakat, yang berupa giro, tabungan atau deposito.

Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara pembiayaan yang

diberikan oleh bank syariah terhadap dana yang diterima. Konsep ini sama dengan konsep LDR pada bank umum konvensional.

Inflasi adalah Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus (persistent).

Inflasi Administered Price adalah Inflasi yang terjadi pergerakan harga barang-barang yang termasuk dalam kelompok barang-barang yang harganya diatur oleh pemerintah (misalnya bahan bakar).

Inflasi Inti adalah Inflasi yang terjadi karena adanya gap penawaran aggregat and permintaan agregrat dalam perekonomian, serta kenaikan harga barang impor dan ekspektasi masyarakat.

Inflasi Volatile Food adalah Inflasi yang terjadi karena pergerakan harga barang-barang yang termasuk dalam kelompok barang yang harganya bergerak sangat volatile (misalnya beras).


(5)

Kliring adalah pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.

Kliring Debet adalah kegiatan kliring untuk transfer debet antar bank yang disertai dengan penyampaian fisik warkat debet seperti cek, bilyet giro, nota debet kepada penyelenggaran kliring lokal (unit kerja di Bank Indonesia atau bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia sebagai penyelenggara kliring lokal) dan hasil perhitungan akhir kliring debet dikirim ke Sistem Sentral Kliring (unit kerja yang menangani SKNBI di KP Bank Indonesia) untuk diperhitungkan secara nasional.

Kliring Kredit adalah kegiatan kliring untuk transfer kredit antar bank yang dikirim langsung oleh bank peserta ke Sistem Sentral Kliring di KP Bank Indonesia tanpa menyampaikan fisik warkat (paperless).

Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara jumlah kredit yang disalurkan

terhadap dana yang diterima (giro, tabungan dan deposito).

Net Interest Income (NII) adalah antara pendapatan bunga dikurangi dengan

beban bunga.

Non Core Deposit (NCD) adalah dana masyarakat yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga. Dalam laporan ini, NCD diasumsikan terdiri dari 30% giro, 30% tabungan dan 10% deposito berjangka waktu 1-3 bulan.

Non Performing Loans/Financing (NLPs/Ls) adalah kredit/pembiayaan yang

termasuk dalam kualitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet

Penyisihan Pengghapusan Aktiva Produktif (PPAP) adalah suatu pencadangan untuk mengantisipasi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya kredit yang diberikan oleh bank. Besaran PPAP ditentukan dari kualitas kredit. Semakin buruk kualitas kredit, semakin besar PPAP yang dibentuk. Misalnya, PPAP untuk kredit yang tergolong Kurang Lancar adalah 15% dari jumlah kredit Kurang Lancar (setelah dikurangi agunan), sedangkan untuk kredit Macet, PPAP yang harus dibentuk adalah 100% dari total kredit macet (setelah dikurangi agunan).

Rasio Non Performing Loans/Financing (NPLs/Fs) adalah rasio


(6)

kredit/pembiayaan. Rasio ini juga sering disebut rasio NPLs/Fs gross. Semakin rendah rasio NPLs/Fs, semakin baik kondisi bank ysb.

Rasio Non Performing Loans (NPLs) – Net adalah rasio kredit yang tergolong

NPLs, setelah dikurangi pembentukan Penyisihan Pengghapusan Aktiva Produktif (PPAP), terhadap total kredit

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) adalah proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real time) dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) adalah sistem kliring Bank

Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.