06 103 121 PROCEEDING Bangka EDITok

Buku 2 : Bidang Mineral

PENELITIAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN
PADA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN BANGKA SELATAN,
PROVINSI BANGKA BELITUNG
Suhandi
Kelompok Program Penelitian Konservasi

SARI
Daerah kegiatan penelitian secara administratif termasuk kedalam wilayah Kabupaten
Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung. Secara geografis terletak antara koordinat 114°
30' 20" - 115° 35' 37" BT dan 2° 49' 55" - 3° 43' 28" LS, dengan luas daerah 3.607,08 Km².

Di Kabupaten Bangka Selatan secara umum wilayah pertambangan di daerah ini terdapat 3
(tiga) kategori endapan placer timah di wilayah ini yaitu konsentrasi residual eluvial pada
lereng-lereng sungai dan lembah (kulit), placer para-alochton (kaksa) yang langsung
menutupi batuan induk termineralisasi dan alluvial alochton (mincan) yang membentuk
lapisan dalam sedimen pengisi lembah-lembah.

Hasil analisis mineralogi butir terhadap 36 conto pada endapan aluvial dan tailing mempunyai
kandungan/kadar kasiterit pada konsentrat dulang bervariasi antara 364,950-2.876,993gr/m³.

Pada daerah tailing yang sudah di reklamasi di desa Malih kandungan/kadar kasiterit cukup
tinggi sebesar 553,888 gr/m3. Sumber daya tereka di daerah penelitian sebesar 4.891 ton.
Selain kasiterit hasil analisis mineralogi butir terdapat pula mineral ikutan seperti : magnetit,
ilmenit, hematit, rutil, zirkon, Monazit, xenotim.

Penambangan yang dilakukan oleh masyarakat setempat pada umumnya di lokasi bekas
tambang PT. Timah dan PT. Koba, dengan sistem tambang semprot. Penambangan TI yang
dilakukan tidak sistematis sehingga menyebabkan banyak potensi bahan galian kasiterit yang
tertinggal/tidak tertambang dan merusak kondisi lingkungan yang ada karena pada umumnya
tidak dilakukan reklamasi pada bekas galian tambang tersebut.

Hasil analisis mineralogi butir terhadap 36 conto pada endapan aluvial dan tailing mempunyai
kandungan/kadar kasiterit pada konsentrat dulang bervariasi antara 364,950-2.876,993gr/m³.
Pada daerah tailing yang sudah di reklamasi di desa Malih kandungan/kadar kasiterit cukup
tinggi sebesar 553,888 gr/m3. Sumber daya tereka di daerah penelitian sebesar 4.891 ton.
Selain kasiterit hasil analisis mineralogi butir terdapat pula mineral ikutan seperti : magnetit,
ilmenit, hematit, rutil, zirkon, Monazit, xenotim.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009


103

Buku 2 : Bidang Mineral

Penambangan yang dilakukan oleh masyarakat setempat pada umumnya di lokasi bekas
tambang PT. Timah dan PT. Koba, dengan sistem tambang semprot. Penambangan TI yang
dilakukan tidak sistematis sehingga menyebabkan banyak potensi bahan galian kasiterit yang
tertinggal/tidak tertambang dan merusak kondisi lingkungan yang ada karena pada umumnya
tidak dilakukan reklamasi pada bekas galian tambang tersebut.

104

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan bahan

PENDAHULUAN


galian

dalam

rangka

mewujudkan

Latar Belakang

penerapan aspek konservasi bahan galian

Pengusahaan timah di Pulau Bangka telah

maka perlu dilakukan kegiatan penelitian

berlangsung sekitar 200 tahun, yaitu masa

bahan galian lain dan mineral ikutan pada


pendudukan

Belanda,

wilayah

kemerdekaan

pengusahaan

oleh

PT.

Timah

dan

dan PT.


setelah
dilanjutkan

pertambangan

di

Kabupaten

Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung.

Koba Tin,

penambangan dilakukan baik di darat

Maksud kegiatan penelitian ini untuk

maupun lepas pantai. Penambangan juga

mendapatkan data dan informasi tentang


dilakukan

yang

bahan galian, mineral ikutan pada wilayah

dikenal dengan Tambang Inkonvensional

penambangan yang sedang dan telah

(TI).

selesai

oleh

rakyat

setempat


ditambang,

dalam

rangka

mendorong penerapan konservasi bahan
Kegiatan penambangan yang dilakukan

galian.

pelaku usaha pertambangan sebagian ada
yang dihentikan karena bukan semata

Tujuan kegiatan ini untuk mengetahui

jumlah potensi sumber daya dan cadangan

potensi bahan galian timah, bahan galian


bahan

tidak

lain dan mineral ikutan pada wilayah

sesuai dengan yang diharapkan, tetapi hal

penambangan yang ada di daerah ini

tersebut

galian

yang

dapat

pertambangan


diketemukan

terjadi
bahan

karena

usaha

agar dapat dikelola dan dimanfaatkan

galian

selain

secara lebih optimal.

tergantung kepada kuantitas, kualitas dan
harga, juga sangat dipengaruhi oleh kondisi


LOKASI PENELITIAN

hukum, ekonomi dan sosial budaya.
Daerah kegiatan ini secara administratif
Mineral yang terkandung di dalam bijih

termasuk dalam wilayah Kabupaten Bangka

timah pada umumnya mineral utama yaitu

Selatan,

kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zirkon,

Secara

ilmenit, plumbum, bismut, arsenik, stibnite,

Bangka Selatan terletak antara koordinat


kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monasit

114° 30' 20" - 115° 35' 37" BT dan 2° 49'

merupakan mineral ikutan.

55" - 3° 43' 28" LS, dengan luas daerah

Provinsi
geografis

Bangka-Belitung.
daerah

Kabupaten

3.607,08 Km². Untuk mencapai daerah
pertambangan

kegiatan dapat menggunakan penerbangan

umumnya hanya terkonsentrasi bagaimana

Jakarta – Pangkal Pinang, (Gambar 1),

memanfaatkan bahan galian utama,

dilanjutkan

Dapat

mineral

dikatakan

ikutan

dimanfaatkan

dan

usaha

berharga
terbuang

dan
tidak

bersama

selama

dengan

perjalanan

darat

± 3 jam dari Pangkalpinang –

Toboali – Lokasi kegiatan.

tailing.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

105

Buku 2 : Bidang Mineral

sebaran bahan galian, serta potensi sumber

METODOLOGI

daya

dan

cadangan.

Data

kegiatan

Kegiatan Penelitian Bahan Galian Lain dan

penambangan yang pernah atau sedang

Mineral

Wilayah

dilakukan meliputi, sistem penambangan,

Pertambangan Kabupaten Bangka Selatan,

sistem pengolahan, data produksi, serta

Provinsi Bangka Belitung dilakukan melalui

proses penanganan tailing.

Ikutan

Pada

tahap pengumpulan data sekunder dengan
menentukan lokasi pengambilan contoh

Pengumpulan

batuan, tailing serta pengeplotan lokasi,

Pemercontoan

pengambilan

Tahap

conto

pada

kegiatan

Data

penelitian

Primer

dan

dan

pendataan

di

penambangan. Tahap pengumpulan data

lapangan ini meliputi pengumpulan data

primer

dan

dilakukan

pengambilan

conto,

informasi

di

kantor

Dinas

pengamatan geologi dan tahap analisis

Pertambangan Provinsi Bangka-Belitung

conto dan pelaporan.

dan

Dinas

Bangka

Pertambangan

Selatan,

Kabupaten

dilanjutkan

dengan

Kegiatan penelitian dan pendataan bahan

penelitian dan pendataan bahan galian dan

galian pada wilayah tambang difokuskan

mineral ikutan yang ada di wilayah tambang

pada masalah yang berkaitan dengan

PT. Timah Tbk dn PT. Koba Tin di

potensi bahan galian dan mineral ikutan

Kabupaten Bangka Selatan.

serta konservasi bahan galian dengan
metoda berikut ini :

Data dan informasi di wilayah tambang

Pengumpulan Data Sekunder

dilaksanakan dengan cara pemantauan

Pengumpulan

data

meliputi

langsung kondisi geologi dan lingkungan

pengumpulan data dan informasi yang

tambang dan di wilayah ini dilakukan

berkaitan

dan

secara langsung terhadap penambangan

keterdapatan pada wilayah tambang dan

timah yang sedang aktif maupun tailing

Tambang

yang dilakukan bekas penambangan.

tentang

sekunder

bahan

galian

Inkonvensional

(TI)

di

Kabupaten Bagka Selatan.
Pengambilan

sebanyak

Pemercontoan

Pengumpulan data sekunder dilaksanakan

terkumpul 57 conto terdiri dari : 49 conto

dengan

cara

mempelajari

laporan

kosentrat, 2 conto batuan, 5 conto lempung

dan pengawasan

kegiatan

dan pasir. Pengukuran posisi geografis

usaha pertambangan yang telah dilakukan

lokasi wilayah tambang dan lokasi TI

oleh Dinas Pertambangan Provinsi Bangka-

dilakukan dengan menggunakan alat ukur

Belitung

Pertambangan

GPS (Garmin 12 CX) dan peta topografi

Kabupaten Bangka Selatan. Data sekunder

skala 1 : 50.000. Sedangkan pengamatan

yang dianalisis meliputi keadaan umum

geologi regional didasarkan pada referensi

daerah

(geografi,

Peta Geologi Lembar Bangka Selatan

kependudukan, iklim, tataguna lahan),

sekala 1 : 250000. (U. Margono, RJB.

keadaan geologi, mineralisasi, jenis dan

Supandjono & E. Partoyo, 1995, PPPG).

inventarisasi

106

dan

Bangka

Dinas

Selatan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

pengangkatan,

GEOLOGI DAN BAHAN GALIAN

pendataran

dan

pengendapan aluvium di sungai, rawa dan
pantai berlangsung pada Holosen.

Geologi
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bangka
Selatan (PPPG, 1995), U. Margono, RJB.

Aluvium terdiri dari lumpur, pasir, kerikil dan

Supandjono

kerakal sebagai endapan sungai, rawa dan

dan

E.

Partoyo,

1995.

(Gambar 2).

pantai (Qa), berumur Holosen.

Batuan penyusun daerah kegiatan secara

Struktur

umum terdiri dari Batuan Komplek Malihan

Selatan terdiri dari kelurusan, lipatan dan

Pemali terdiri dari filit, sekis dan kuarsit,

sesar. Kelurusan terutama pada granit

struktur

Umur

dengan arah beragam. Lipatan berada

satuan ini diduga Perem atau Karbon

pada satuan batupasir dan batulempung.

(Cissar dan Baum dalam Osberger, 1965),

Formasi

tetapi kedudukannya tidak selaras oleh

Ranggam dengan kemiringan antara 18º –

Formasi

27º.

mendaun,

Tanjung

terkekarkan.

Genteng

terdiri

dari

perselingan batupasir dan batulempung,
setempat

dijumpai

lensa

yang

berkembang

Tanjunggenteng

Sumbu

lipatan

di

Bangka

dan

Formasi

diduga

berarah

Timurlaut-Baratdaya.

batugamping

setebal 1,5 m, batuan ini berumur Trias.

Dua jenis sesar yang berkembang adalah
sesar mendatar dan sesar normal. Sesar

Granit Klabat terdiri dari granit biotit,

mendatar

granodiorit

dan

sedangkan sesar normal berarah Baratlaut-

Berdasarkan

pemberian

granit

genesan.

tersebut

berarah

Timurlaut-Baratdaya,

umur

Tenggara. Kegiatan tektonik ditafsirkan

satuan granit ini adalah Trias Akhir-Jura

berlangsung sejak Perem yang ditandai

Awal dan menerobos Formasi Tanjung

dengan terbentuknya Komplek Malihan

Genteng dan Komplek Malihan Pemali,

Pemali (CPp). Pada Trias Awal terjadi

nama satuan ini berasal dari lokasi tipenya

penurunan

di Teluk Klabat, berumur Jura.

Tanjunggenteng

dan

pengendapan
dalam

Formasi

lingkungan

laut

dalam. Kemudian pada Trias Akhir-Jura
Formasi Ranggam terdiri dari perselingan

Akhir, terjadi pengangkatan dan diikuti

batupasir, batulempung dan konglomerat,

penerobosan Granit Klabat.

setempat ditemukan lensa-lensa batubara
dengan tebal 0,5 m dan mengandung pasir

Secara umum wilayah pertambangan di

timah sekunder yang tercampur dengan

daerah

batupasir kuarsa, berumur Pliosen.

kategori

kegiatan

terdapat

endapan

placer

3

(tiga)

timah

di

wilayah ini yaitu konsentrasi residual
Mulai Miosen Tengah – Pliosen Awal

eluvial pada lereng-lereng sungai dan

pengendapan

lembah

terbentuknya
lingkungan

berlangsung
Formasi
fluvial.

dengan

Ranggam

(kulit),

placer

para-alochton

di

(kaksa) yang langsung menutupi batuan

Selanjutnya

induk termineralisasi dan alluvial alochton

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

107

Buku 2 : Bidang Mineral

(mincan) yang membentuk lapisan dalam

Logam

sedimen pengisi lembah-lembah.

dengan kekerasan yang rendah, berat jenis
7,3

Endapan

pertama

g/cm³,

putih

serta

keperakan

mempunyai

ini,

sifat

kedua

konduktivitas panas dan listrik yang tinggi.

belum

Dalam keadaan normal (1300º – 1600ºC),

tertransportasi dari batuan induk granit

logam ini bersifat mengkilap dan mudah

yang

dibentuk.

berhubungan

langsung

mengandung

primer;

dan

berwarna

serta

mineralisasi

timah

kategori

ketiga

sementara

merupakan hasil rombakan dari batuan

Mineral Ikutan

induk dan mineralisasi primer.

Mineral yang terkandung di dalam bijih
timah pada umumnya mineral utama yaitu

beratkan

kepada

kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zirkon,

sebagai

tempat

ilmenit, plumbum, bismut, arsenik, stibnite,

kedudukan bahan galian kasiterit, sebaran

kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monazit

endapan

merupakan mineral ikutan.

Penelitian

ini

endapan

aluvial,

yang

dititik

cukup

luas

umumnya

terdapat pada daerah aliran sungai (DAS)
Kepuh dan Air Gegas. Endapan aluvial

Mineral yang terkandung di dalam bijih

tersebut merupakan hasil rombakan yang

timah pada umumnya mineral utama yaitu

lebih tua terutama dari Formasi Ranggam.

kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zirkon,

Hasil pengamatan dari beberapa bukaan pit

ilmenit, plumbum, bismut, arsenik, stibnite,

tambang

kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monazit

ketebalan

endapan

aluvial

berkisar antara 4 – 12 m tergantung pada

merupakan mineral ikutan.

tempat dan proses pengendapan aliran
Zirkon dan Monasit di Kabupaten Bangka

sungai.

Selatan diperkirakan terdapat bersamaan
dengan endapan timah sekunder. Zirkon

BAHAN GALIAN

terbentuk sebagai mineral ikutan pada
Bahan Galian Timah

batuan yang terutama mengandung Na-

Timah adalah sebuah unsur kimia dalam

feldspar, seperti batuan beku asam (granit

tabel periodik yang memiliki simbol Sn

dan syenit) dan batuan metamorf (gneis

(bahasa Latin: stannum) dan nomor atom

dan sekis). Secara ekonomis, zirkon dan

50. Unsur ini merupakan “logam miskin”

monasit dijumpai baik yang terdapat pada

keperakan, dapat ditempa (malleable), tidak

sedimen sungai maupun sedimen pantai

mudah teroksidasi dalam udara sehingga

dalam bentuk butiran yang halus dan warna

tahan karat, ditemukan dalam banyak aloy,

yang bening, terutama zirkon agak sulit

dan

logam

dibedakan dari butiran kuarsa yang banyak

lainnya untuk mencegah karat. Timah

dijumpai di seluruh wilayah Kabupaten

diperoleh terutama dari mineral cassiterite

Bangka Selatan.

digunakan

untuk

melapisi

yang terbentuk sebagai oksida.

108

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

Bahan Galian Lain

Inkonvensional (TI) timah di Pulau Bangka

Pasir kuarsa

akhir-akhir

Mineral ikutan yang cukup banyak terdapat

Seiring dengan itu pembangunan smelter

di lokasi pertambangan timah yaitu pasir

(pabrik pengolahan menjadi timah balok)

kuarsa.

banyak

juga mengalami peningkatan sangat tajam,

melimpah terutama berupa tailing sisa

sehingga smelter menjadi ancaman besar

pengolahan. Kualitas tailing pasirkuarsa

terjadinya pencemaran lingkungan.

Pasir

kuarsa

cukup

ini

makin

memprihatinkan.

tersebut sangat baik, mengingat pasir
kuarsa telah mengalami pencucian dalam

Tailing

sluice box, sehingga telah terpisah dari

pertambangan dalam jumlah yang sangat

lumpur, humus dan mineral berat lainnya.

besar. Sekitar 97 persen dari bijih timah

dihasilkan

dari

kegiatan

yang diolah oleh pabrik pengolahan akan
menghasilkan tailing.

Lempung
Pada beberapa conto lempung di daerah
penelitian di antaranya di desa Rindik.

Aktivitas pertambangan yang dilakukan

Secara megaskopis lempung ini berwarna

secara sporadis dan massal itu juga

putih keabuan, berbutir halus, lunak, dan

mengakibatkan kerusakan lingkungan yang

lengket apabila basah, sebagian bersifat

parah.

pasiran, hasil analisis menunjukan bahwa

menggunakan peralatan besar sehingga

lempung tersebut adalah kaolin.

dengan

Sebagian

mudah

besar

penambang

membuka

permukaan

tanah. Sisa pembuangan tanah dari TI
Granit

menyebabkan

pendangkalan

Sebaran granit di wilayah ini sebagian

Kerusakan yang ditimbulkan TI tidak hanya

besar terdapat di bagian utara, tengah dan

terjadi di lokasi penambangan wilayah

selatan dari Kabupaten Bangka Selatan,

daratan bahkan terjadi hingga ke pantai

seperti di bagian utara sepanjang Bukit

(masyarakat

Terubukmanawar berada di Kecamatan

Apung),

Bangka

sungai.

menyebutnya

TI

Airgegas. Granit di Bukit Terubukmanawar
belum

dimanfatkan

secara

maksimal,

Sistem Penambangan

diperuntukan untuk pembuatan jalan dan

Sistem tambang semprot adalah suatu cara

fondasi rumah.

untuk penambangan endapan timah yang
mempergunakan alat penyemprot air yang
disebut “monitor” atau “giant”. Secara garis

PERTAMBANGAN

besar terdapat tiga aktivitas utama dalam
Dampak

Penambangan

Tambang

sekunder

Inkonvensional (TI ) Timah
Istilah

TI

sebagai

kepanjangan

operasi penambangan timah jenis endapan

dari

atau

tambang

Tambang Inkonvensional sudah sangat

penggalian,

dikenal di kalangan rakyat Kepulauan

pengolahan.

aluvial

semprot

dengan
yaitu

pengangkutan

sistem
aktivitas
dan

Bangka Belitung. Kegiatan Tambangan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

109

Buku 2 : Bidang Mineral

Sistem Pengolahan
Pengolahan

Hasil Analisis Laboratorium
oleh

Hasil analisis mineralogi butir terhadap 36

PT.Tambang Timah Tbk dan PT. Koba Tin

conto mempunyai nilai presentase kasiterit

dilalui dalam dua tahap, yaitu pengolahan

pada konsentrat dulang bervariasi antara

di tambang dengan menggunakan sluice

364,950-2.876,993gr/m³ dan conto tailing

box

nilai presentase kasiterit pada konsentrat

dan

yang

jig,

dilakukan

selanjutnya

pengolahan

dilakukan di pusat pencucian bijih timah

dulang

dengan

secara

Selain kasiterit hasil analisis mineralogi

ilmenit,

butir terdapat pula mineral ikutan seperti :

pemisahan

gravitasi,menghasilkan

kasiterit,

monazit, xenotim dan zirkon.

antara

178,400-553,888

gr/m³.

magnetit, ilmenit, hematit, rutil, zirkon,
Monazit, xenotim.

PEMBAHASAN
Terdapatnya
Hasil

Penelitian

Aspek

Konservasi

kandungan

kasiterit

yang

cukup tinggi dari nilai conto dengan kode

Bahan Galian

conto BS.03 dengan nilai 3806,610gr/m3,

Kondisi wilayah tambang hampir 90%

hal ini dimungkinkan karena lokasi tersebut

berupa endapan tailing sisa penambangan

berada di daerah aliran sungai, dimana

PT. Timah dan PT Koba Tin, dan sekitar

tempat akumulasi daripada lapukan batuan

10% endapan aluvial yang masih utuh

asal (granit) yang banyak mengandung

terletak di Kabupaten Bangka Selatan.

kasiterit, dan conto tersebut diconto dari

Ketebalan

lokasi

endapan

aluvial

yang

tambang

bukaan

baru

PT.

mengandung kasiterit bervariasi antara 3-5

Kesejahteraan Makmur pada wilayah KP

m, dengan rata-rata ketebalan 4 m. Selain

PT. Timah Tbk.

bahan galian utama timah terdapat pula
bahan galian lain seperti , zirkon, monasit,

Dari

pengamatan

xenotim, magnetit, ilmenit rutil, hematit

singkapan diantara singkapan batupasir

maupun yang terkandung dalam tailing dan

dan

untuk bahan galian industri yaitu granit,

batupasir terhadap conto batuan (BS.35/R)

pasir kuarsa dan lempung.

diperoleh kandungan Au 34 ppb, Cu 6 ppm,

urat

kuarsa.

lapangan

Hasil

ditemukan

analisis

pada

Pb 29 ppm, Zn 17 ppm, As 1500 ppm, Sn
Untuk mengetahui kualitas dan sumber