06 103 121 PROCEEDING Bangka EDITok
Buku 2 : Bidang Mineral
PENELITIAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN
PADA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN BANGKA SELATAN,
PROVINSI BANGKA BELITUNG
Suhandi
Kelompok Program Penelitian Konservasi
SARI
Daerah kegiatan penelitian secara administratif termasuk kedalam wilayah Kabupaten
Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung. Secara geografis terletak antara koordinat 114°
30' 20" - 115° 35' 37" BT dan 2° 49' 55" - 3° 43' 28" LS, dengan luas daerah 3.607,08 Km².
Di Kabupaten Bangka Selatan secara umum wilayah pertambangan di daerah ini terdapat 3
(tiga) kategori endapan placer timah di wilayah ini yaitu konsentrasi residual eluvial pada
lereng-lereng sungai dan lembah (kulit), placer para-alochton (kaksa) yang langsung
menutupi batuan induk termineralisasi dan alluvial alochton (mincan) yang membentuk
lapisan dalam sedimen pengisi lembah-lembah.
Hasil analisis mineralogi butir terhadap 36 conto pada endapan aluvial dan tailing mempunyai
kandungan/kadar kasiterit pada konsentrat dulang bervariasi antara 364,950-2.876,993gr/m³.
Pada daerah tailing yang sudah di reklamasi di desa Malih kandungan/kadar kasiterit cukup
tinggi sebesar 553,888 gr/m3. Sumber daya tereka di daerah penelitian sebesar 4.891 ton.
Selain kasiterit hasil analisis mineralogi butir terdapat pula mineral ikutan seperti : magnetit,
ilmenit, hematit, rutil, zirkon, Monazit, xenotim.
Penambangan yang dilakukan oleh masyarakat setempat pada umumnya di lokasi bekas
tambang PT. Timah dan PT. Koba, dengan sistem tambang semprot. Penambangan TI yang
dilakukan tidak sistematis sehingga menyebabkan banyak potensi bahan galian kasiterit yang
tertinggal/tidak tertambang dan merusak kondisi lingkungan yang ada karena pada umumnya
tidak dilakukan reklamasi pada bekas galian tambang tersebut.
Hasil analisis mineralogi butir terhadap 36 conto pada endapan aluvial dan tailing mempunyai
kandungan/kadar kasiterit pada konsentrat dulang bervariasi antara 364,950-2.876,993gr/m³.
Pada daerah tailing yang sudah di reklamasi di desa Malih kandungan/kadar kasiterit cukup
tinggi sebesar 553,888 gr/m3. Sumber daya tereka di daerah penelitian sebesar 4.891 ton.
Selain kasiterit hasil analisis mineralogi butir terdapat pula mineral ikutan seperti : magnetit,
ilmenit, hematit, rutil, zirkon, Monazit, xenotim.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
103
Buku 2 : Bidang Mineral
Penambangan yang dilakukan oleh masyarakat setempat pada umumnya di lokasi bekas
tambang PT. Timah dan PT. Koba, dengan sistem tambang semprot. Penambangan TI yang
dilakukan tidak sistematis sehingga menyebabkan banyak potensi bahan galian kasiterit yang
tertinggal/tidak tertambang dan merusak kondisi lingkungan yang ada karena pada umumnya
tidak dilakukan reklamasi pada bekas galian tambang tersebut.
104
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan bahan
PENDAHULUAN
galian
dalam
rangka
mewujudkan
Latar Belakang
penerapan aspek konservasi bahan galian
Pengusahaan timah di Pulau Bangka telah
maka perlu dilakukan kegiatan penelitian
berlangsung sekitar 200 tahun, yaitu masa
bahan galian lain dan mineral ikutan pada
pendudukan
Belanda,
wilayah
kemerdekaan
pengusahaan
oleh
PT.
Timah
dan
dan PT.
setelah
dilanjutkan
pertambangan
di
Kabupaten
Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung.
Koba Tin,
penambangan dilakukan baik di darat
Maksud kegiatan penelitian ini untuk
maupun lepas pantai. Penambangan juga
mendapatkan data dan informasi tentang
dilakukan
yang
bahan galian, mineral ikutan pada wilayah
dikenal dengan Tambang Inkonvensional
penambangan yang sedang dan telah
(TI).
selesai
oleh
rakyat
setempat
ditambang,
dalam
rangka
mendorong penerapan konservasi bahan
Kegiatan penambangan yang dilakukan
galian.
pelaku usaha pertambangan sebagian ada
yang dihentikan karena bukan semata
Tujuan kegiatan ini untuk mengetahui
jumlah potensi sumber daya dan cadangan
potensi bahan galian timah, bahan galian
bahan
tidak
lain dan mineral ikutan pada wilayah
sesuai dengan yang diharapkan, tetapi hal
penambangan yang ada di daerah ini
tersebut
galian
yang
dapat
pertambangan
diketemukan
terjadi
bahan
karena
usaha
agar dapat dikelola dan dimanfaatkan
galian
selain
secara lebih optimal.
tergantung kepada kuantitas, kualitas dan
harga, juga sangat dipengaruhi oleh kondisi
LOKASI PENELITIAN
hukum, ekonomi dan sosial budaya.
Daerah kegiatan ini secara administratif
Mineral yang terkandung di dalam bijih
termasuk dalam wilayah Kabupaten Bangka
timah pada umumnya mineral utama yaitu
Selatan,
kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zirkon,
Secara
ilmenit, plumbum, bismut, arsenik, stibnite,
Bangka Selatan terletak antara koordinat
kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monasit
114° 30' 20" - 115° 35' 37" BT dan 2° 49'
merupakan mineral ikutan.
55" - 3° 43' 28" LS, dengan luas daerah
Provinsi
geografis
Bangka-Belitung.
daerah
Kabupaten
3.607,08 Km². Untuk mencapai daerah
pertambangan
kegiatan dapat menggunakan penerbangan
umumnya hanya terkonsentrasi bagaimana
Jakarta – Pangkal Pinang, (Gambar 1),
memanfaatkan bahan galian utama,
dilanjutkan
Dapat
mineral
dikatakan
ikutan
dimanfaatkan
dan
usaha
berharga
terbuang
dan
tidak
bersama
selama
dengan
perjalanan
darat
± 3 jam dari Pangkalpinang –
Toboali – Lokasi kegiatan.
tailing.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
105
Buku 2 : Bidang Mineral
sebaran bahan galian, serta potensi sumber
METODOLOGI
daya
dan
cadangan.
Data
kegiatan
Kegiatan Penelitian Bahan Galian Lain dan
penambangan yang pernah atau sedang
Mineral
Wilayah
dilakukan meliputi, sistem penambangan,
Pertambangan Kabupaten Bangka Selatan,
sistem pengolahan, data produksi, serta
Provinsi Bangka Belitung dilakukan melalui
proses penanganan tailing.
Ikutan
Pada
tahap pengumpulan data sekunder dengan
menentukan lokasi pengambilan contoh
Pengumpulan
batuan, tailing serta pengeplotan lokasi,
Pemercontoan
pengambilan
Tahap
conto
pada
kegiatan
Data
penelitian
Primer
dan
dan
pendataan
di
penambangan. Tahap pengumpulan data
lapangan ini meliputi pengumpulan data
primer
dan
dilakukan
pengambilan
conto,
informasi
di
kantor
Dinas
pengamatan geologi dan tahap analisis
Pertambangan Provinsi Bangka-Belitung
conto dan pelaporan.
dan
Dinas
Bangka
Pertambangan
Selatan,
Kabupaten
dilanjutkan
dengan
Kegiatan penelitian dan pendataan bahan
penelitian dan pendataan bahan galian dan
galian pada wilayah tambang difokuskan
mineral ikutan yang ada di wilayah tambang
pada masalah yang berkaitan dengan
PT. Timah Tbk dn PT. Koba Tin di
potensi bahan galian dan mineral ikutan
Kabupaten Bangka Selatan.
serta konservasi bahan galian dengan
metoda berikut ini :
Data dan informasi di wilayah tambang
Pengumpulan Data Sekunder
dilaksanakan dengan cara pemantauan
Pengumpulan
data
meliputi
langsung kondisi geologi dan lingkungan
pengumpulan data dan informasi yang
tambang dan di wilayah ini dilakukan
berkaitan
dan
secara langsung terhadap penambangan
keterdapatan pada wilayah tambang dan
timah yang sedang aktif maupun tailing
Tambang
yang dilakukan bekas penambangan.
tentang
sekunder
bahan
galian
Inkonvensional
(TI)
di
Kabupaten Bagka Selatan.
Pengambilan
sebanyak
Pemercontoan
Pengumpulan data sekunder dilaksanakan
terkumpul 57 conto terdiri dari : 49 conto
dengan
cara
mempelajari
laporan
kosentrat, 2 conto batuan, 5 conto lempung
dan pengawasan
kegiatan
dan pasir. Pengukuran posisi geografis
usaha pertambangan yang telah dilakukan
lokasi wilayah tambang dan lokasi TI
oleh Dinas Pertambangan Provinsi Bangka-
dilakukan dengan menggunakan alat ukur
Belitung
Pertambangan
GPS (Garmin 12 CX) dan peta topografi
Kabupaten Bangka Selatan. Data sekunder
skala 1 : 50.000. Sedangkan pengamatan
yang dianalisis meliputi keadaan umum
geologi regional didasarkan pada referensi
daerah
(geografi,
Peta Geologi Lembar Bangka Selatan
kependudukan, iklim, tataguna lahan),
sekala 1 : 250000. (U. Margono, RJB.
keadaan geologi, mineralisasi, jenis dan
Supandjono & E. Partoyo, 1995, PPPG).
inventarisasi
106
dan
Bangka
Dinas
Selatan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
pengangkatan,
GEOLOGI DAN BAHAN GALIAN
pendataran
dan
pengendapan aluvium di sungai, rawa dan
pantai berlangsung pada Holosen.
Geologi
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bangka
Selatan (PPPG, 1995), U. Margono, RJB.
Aluvium terdiri dari lumpur, pasir, kerikil dan
Supandjono
kerakal sebagai endapan sungai, rawa dan
dan
E.
Partoyo,
1995.
(Gambar 2).
pantai (Qa), berumur Holosen.
Batuan penyusun daerah kegiatan secara
Struktur
umum terdiri dari Batuan Komplek Malihan
Selatan terdiri dari kelurusan, lipatan dan
Pemali terdiri dari filit, sekis dan kuarsit,
sesar. Kelurusan terutama pada granit
struktur
Umur
dengan arah beragam. Lipatan berada
satuan ini diduga Perem atau Karbon
pada satuan batupasir dan batulempung.
(Cissar dan Baum dalam Osberger, 1965),
Formasi
tetapi kedudukannya tidak selaras oleh
Ranggam dengan kemiringan antara 18º –
Formasi
27º.
mendaun,
Tanjung
terkekarkan.
Genteng
terdiri
dari
perselingan batupasir dan batulempung,
setempat
dijumpai
lensa
yang
berkembang
Tanjunggenteng
Sumbu
lipatan
di
Bangka
dan
Formasi
diduga
berarah
Timurlaut-Baratdaya.
batugamping
setebal 1,5 m, batuan ini berumur Trias.
Dua jenis sesar yang berkembang adalah
sesar mendatar dan sesar normal. Sesar
Granit Klabat terdiri dari granit biotit,
mendatar
granodiorit
dan
sedangkan sesar normal berarah Baratlaut-
Berdasarkan
pemberian
granit
genesan.
tersebut
berarah
Timurlaut-Baratdaya,
umur
Tenggara. Kegiatan tektonik ditafsirkan
satuan granit ini adalah Trias Akhir-Jura
berlangsung sejak Perem yang ditandai
Awal dan menerobos Formasi Tanjung
dengan terbentuknya Komplek Malihan
Genteng dan Komplek Malihan Pemali,
Pemali (CPp). Pada Trias Awal terjadi
nama satuan ini berasal dari lokasi tipenya
penurunan
di Teluk Klabat, berumur Jura.
Tanjunggenteng
dan
pengendapan
dalam
Formasi
lingkungan
laut
dalam. Kemudian pada Trias Akhir-Jura
Formasi Ranggam terdiri dari perselingan
Akhir, terjadi pengangkatan dan diikuti
batupasir, batulempung dan konglomerat,
penerobosan Granit Klabat.
setempat ditemukan lensa-lensa batubara
dengan tebal 0,5 m dan mengandung pasir
Secara umum wilayah pertambangan di
timah sekunder yang tercampur dengan
daerah
batupasir kuarsa, berumur Pliosen.
kategori
kegiatan
terdapat
endapan
placer
3
(tiga)
timah
di
wilayah ini yaitu konsentrasi residual
Mulai Miosen Tengah – Pliosen Awal
eluvial pada lereng-lereng sungai dan
pengendapan
lembah
terbentuknya
lingkungan
berlangsung
Formasi
fluvial.
dengan
Ranggam
(kulit),
placer
para-alochton
di
(kaksa) yang langsung menutupi batuan
Selanjutnya
induk termineralisasi dan alluvial alochton
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
107
Buku 2 : Bidang Mineral
(mincan) yang membentuk lapisan dalam
Logam
sedimen pengisi lembah-lembah.
dengan kekerasan yang rendah, berat jenis
7,3
Endapan
pertama
g/cm³,
putih
serta
keperakan
mempunyai
ini,
sifat
kedua
konduktivitas panas dan listrik yang tinggi.
belum
Dalam keadaan normal (1300º – 1600ºC),
tertransportasi dari batuan induk granit
logam ini bersifat mengkilap dan mudah
yang
dibentuk.
berhubungan
langsung
mengandung
primer;
dan
berwarna
serta
mineralisasi
timah
kategori
ketiga
sementara
merupakan hasil rombakan dari batuan
Mineral Ikutan
induk dan mineralisasi primer.
Mineral yang terkandung di dalam bijih
timah pada umumnya mineral utama yaitu
beratkan
kepada
kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zirkon,
sebagai
tempat
ilmenit, plumbum, bismut, arsenik, stibnite,
kedudukan bahan galian kasiterit, sebaran
kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monazit
endapan
merupakan mineral ikutan.
Penelitian
ini
endapan
aluvial,
yang
dititik
cukup
luas
umumnya
terdapat pada daerah aliran sungai (DAS)
Kepuh dan Air Gegas. Endapan aluvial
Mineral yang terkandung di dalam bijih
tersebut merupakan hasil rombakan yang
timah pada umumnya mineral utama yaitu
lebih tua terutama dari Formasi Ranggam.
kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zirkon,
Hasil pengamatan dari beberapa bukaan pit
ilmenit, plumbum, bismut, arsenik, stibnite,
tambang
kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monazit
ketebalan
endapan
aluvial
berkisar antara 4 – 12 m tergantung pada
merupakan mineral ikutan.
tempat dan proses pengendapan aliran
Zirkon dan Monasit di Kabupaten Bangka
sungai.
Selatan diperkirakan terdapat bersamaan
dengan endapan timah sekunder. Zirkon
BAHAN GALIAN
terbentuk sebagai mineral ikutan pada
Bahan Galian Timah
batuan yang terutama mengandung Na-
Timah adalah sebuah unsur kimia dalam
feldspar, seperti batuan beku asam (granit
tabel periodik yang memiliki simbol Sn
dan syenit) dan batuan metamorf (gneis
(bahasa Latin: stannum) dan nomor atom
dan sekis). Secara ekonomis, zirkon dan
50. Unsur ini merupakan “logam miskin”
monasit dijumpai baik yang terdapat pada
keperakan, dapat ditempa (malleable), tidak
sedimen sungai maupun sedimen pantai
mudah teroksidasi dalam udara sehingga
dalam bentuk butiran yang halus dan warna
tahan karat, ditemukan dalam banyak aloy,
yang bening, terutama zirkon agak sulit
dan
logam
dibedakan dari butiran kuarsa yang banyak
lainnya untuk mencegah karat. Timah
dijumpai di seluruh wilayah Kabupaten
diperoleh terutama dari mineral cassiterite
Bangka Selatan.
digunakan
untuk
melapisi
yang terbentuk sebagai oksida.
108
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Bahan Galian Lain
Inkonvensional (TI) timah di Pulau Bangka
Pasir kuarsa
akhir-akhir
Mineral ikutan yang cukup banyak terdapat
Seiring dengan itu pembangunan smelter
di lokasi pertambangan timah yaitu pasir
(pabrik pengolahan menjadi timah balok)
kuarsa.
banyak
juga mengalami peningkatan sangat tajam,
melimpah terutama berupa tailing sisa
sehingga smelter menjadi ancaman besar
pengolahan. Kualitas tailing pasirkuarsa
terjadinya pencemaran lingkungan.
Pasir
kuarsa
cukup
ini
makin
memprihatinkan.
tersebut sangat baik, mengingat pasir
kuarsa telah mengalami pencucian dalam
Tailing
sluice box, sehingga telah terpisah dari
pertambangan dalam jumlah yang sangat
lumpur, humus dan mineral berat lainnya.
besar. Sekitar 97 persen dari bijih timah
dihasilkan
dari
kegiatan
yang diolah oleh pabrik pengolahan akan
menghasilkan tailing.
Lempung
Pada beberapa conto lempung di daerah
penelitian di antaranya di desa Rindik.
Aktivitas pertambangan yang dilakukan
Secara megaskopis lempung ini berwarna
secara sporadis dan massal itu juga
putih keabuan, berbutir halus, lunak, dan
mengakibatkan kerusakan lingkungan yang
lengket apabila basah, sebagian bersifat
parah.
pasiran, hasil analisis menunjukan bahwa
menggunakan peralatan besar sehingga
lempung tersebut adalah kaolin.
dengan
Sebagian
mudah
besar
penambang
membuka
permukaan
tanah. Sisa pembuangan tanah dari TI
Granit
menyebabkan
pendangkalan
Sebaran granit di wilayah ini sebagian
Kerusakan yang ditimbulkan TI tidak hanya
besar terdapat di bagian utara, tengah dan
terjadi di lokasi penambangan wilayah
selatan dari Kabupaten Bangka Selatan,
daratan bahkan terjadi hingga ke pantai
seperti di bagian utara sepanjang Bukit
(masyarakat
Terubukmanawar berada di Kecamatan
Apung),
Bangka
sungai.
menyebutnya
TI
Airgegas. Granit di Bukit Terubukmanawar
belum
dimanfatkan
secara
maksimal,
Sistem Penambangan
diperuntukan untuk pembuatan jalan dan
Sistem tambang semprot adalah suatu cara
fondasi rumah.
untuk penambangan endapan timah yang
mempergunakan alat penyemprot air yang
disebut “monitor” atau “giant”. Secara garis
PERTAMBANGAN
besar terdapat tiga aktivitas utama dalam
Dampak
Penambangan
Tambang
sekunder
Inkonvensional (TI ) Timah
Istilah
TI
sebagai
kepanjangan
operasi penambangan timah jenis endapan
dari
atau
tambang
Tambang Inkonvensional sudah sangat
penggalian,
dikenal di kalangan rakyat Kepulauan
pengolahan.
aluvial
semprot
dengan
yaitu
pengangkutan
sistem
aktivitas
dan
Bangka Belitung. Kegiatan Tambangan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
109
Buku 2 : Bidang Mineral
Sistem Pengolahan
Pengolahan
Hasil Analisis Laboratorium
oleh
Hasil analisis mineralogi butir terhadap 36
PT.Tambang Timah Tbk dan PT. Koba Tin
conto mempunyai nilai presentase kasiterit
dilalui dalam dua tahap, yaitu pengolahan
pada konsentrat dulang bervariasi antara
di tambang dengan menggunakan sluice
364,950-2.876,993gr/m³ dan conto tailing
box
nilai presentase kasiterit pada konsentrat
dan
yang
jig,
dilakukan
selanjutnya
pengolahan
dilakukan di pusat pencucian bijih timah
dulang
dengan
secara
Selain kasiterit hasil analisis mineralogi
ilmenit,
butir terdapat pula mineral ikutan seperti :
pemisahan
gravitasi,menghasilkan
kasiterit,
monazit, xenotim dan zirkon.
antara
178,400-553,888
gr/m³.
magnetit, ilmenit, hematit, rutil, zirkon,
Monazit, xenotim.
PEMBAHASAN
Terdapatnya
Hasil
Penelitian
Aspek
Konservasi
kandungan
kasiterit
yang
cukup tinggi dari nilai conto dengan kode
Bahan Galian
conto BS.03 dengan nilai 3806,610gr/m3,
Kondisi wilayah tambang hampir 90%
hal ini dimungkinkan karena lokasi tersebut
berupa endapan tailing sisa penambangan
berada di daerah aliran sungai, dimana
PT. Timah dan PT Koba Tin, dan sekitar
tempat akumulasi daripada lapukan batuan
10% endapan aluvial yang masih utuh
asal (granit) yang banyak mengandung
terletak di Kabupaten Bangka Selatan.
kasiterit, dan conto tersebut diconto dari
Ketebalan
lokasi
endapan
aluvial
yang
tambang
bukaan
baru
PT.
mengandung kasiterit bervariasi antara 3-5
Kesejahteraan Makmur pada wilayah KP
m, dengan rata-rata ketebalan 4 m. Selain
PT. Timah Tbk.
bahan galian utama timah terdapat pula
bahan galian lain seperti , zirkon, monasit,
Dari
pengamatan
xenotim, magnetit, ilmenit rutil, hematit
singkapan diantara singkapan batupasir
maupun yang terkandung dalam tailing dan
dan
untuk bahan galian industri yaitu granit,
batupasir terhadap conto batuan (BS.35/R)
pasir kuarsa dan lempung.
diperoleh kandungan Au 34 ppb, Cu 6 ppm,
urat
kuarsa.
lapangan
Hasil
ditemukan
analisis
pada
Pb 29 ppm, Zn 17 ppm, As 1500 ppm, Sn
Untuk mengetahui kualitas dan sumber
PENELITIAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN
PADA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN BANGKA SELATAN,
PROVINSI BANGKA BELITUNG
Suhandi
Kelompok Program Penelitian Konservasi
SARI
Daerah kegiatan penelitian secara administratif termasuk kedalam wilayah Kabupaten
Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung. Secara geografis terletak antara koordinat 114°
30' 20" - 115° 35' 37" BT dan 2° 49' 55" - 3° 43' 28" LS, dengan luas daerah 3.607,08 Km².
Di Kabupaten Bangka Selatan secara umum wilayah pertambangan di daerah ini terdapat 3
(tiga) kategori endapan placer timah di wilayah ini yaitu konsentrasi residual eluvial pada
lereng-lereng sungai dan lembah (kulit), placer para-alochton (kaksa) yang langsung
menutupi batuan induk termineralisasi dan alluvial alochton (mincan) yang membentuk
lapisan dalam sedimen pengisi lembah-lembah.
Hasil analisis mineralogi butir terhadap 36 conto pada endapan aluvial dan tailing mempunyai
kandungan/kadar kasiterit pada konsentrat dulang bervariasi antara 364,950-2.876,993gr/m³.
Pada daerah tailing yang sudah di reklamasi di desa Malih kandungan/kadar kasiterit cukup
tinggi sebesar 553,888 gr/m3. Sumber daya tereka di daerah penelitian sebesar 4.891 ton.
Selain kasiterit hasil analisis mineralogi butir terdapat pula mineral ikutan seperti : magnetit,
ilmenit, hematit, rutil, zirkon, Monazit, xenotim.
Penambangan yang dilakukan oleh masyarakat setempat pada umumnya di lokasi bekas
tambang PT. Timah dan PT. Koba, dengan sistem tambang semprot. Penambangan TI yang
dilakukan tidak sistematis sehingga menyebabkan banyak potensi bahan galian kasiterit yang
tertinggal/tidak tertambang dan merusak kondisi lingkungan yang ada karena pada umumnya
tidak dilakukan reklamasi pada bekas galian tambang tersebut.
Hasil analisis mineralogi butir terhadap 36 conto pada endapan aluvial dan tailing mempunyai
kandungan/kadar kasiterit pada konsentrat dulang bervariasi antara 364,950-2.876,993gr/m³.
Pada daerah tailing yang sudah di reklamasi di desa Malih kandungan/kadar kasiterit cukup
tinggi sebesar 553,888 gr/m3. Sumber daya tereka di daerah penelitian sebesar 4.891 ton.
Selain kasiterit hasil analisis mineralogi butir terdapat pula mineral ikutan seperti : magnetit,
ilmenit, hematit, rutil, zirkon, Monazit, xenotim.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
103
Buku 2 : Bidang Mineral
Penambangan yang dilakukan oleh masyarakat setempat pada umumnya di lokasi bekas
tambang PT. Timah dan PT. Koba, dengan sistem tambang semprot. Penambangan TI yang
dilakukan tidak sistematis sehingga menyebabkan banyak potensi bahan galian kasiterit yang
tertinggal/tidak tertambang dan merusak kondisi lingkungan yang ada karena pada umumnya
tidak dilakukan reklamasi pada bekas galian tambang tersebut.
104
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan bahan
PENDAHULUAN
galian
dalam
rangka
mewujudkan
Latar Belakang
penerapan aspek konservasi bahan galian
Pengusahaan timah di Pulau Bangka telah
maka perlu dilakukan kegiatan penelitian
berlangsung sekitar 200 tahun, yaitu masa
bahan galian lain dan mineral ikutan pada
pendudukan
Belanda,
wilayah
kemerdekaan
pengusahaan
oleh
PT.
Timah
dan
dan PT.
setelah
dilanjutkan
pertambangan
di
Kabupaten
Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung.
Koba Tin,
penambangan dilakukan baik di darat
Maksud kegiatan penelitian ini untuk
maupun lepas pantai. Penambangan juga
mendapatkan data dan informasi tentang
dilakukan
yang
bahan galian, mineral ikutan pada wilayah
dikenal dengan Tambang Inkonvensional
penambangan yang sedang dan telah
(TI).
selesai
oleh
rakyat
setempat
ditambang,
dalam
rangka
mendorong penerapan konservasi bahan
Kegiatan penambangan yang dilakukan
galian.
pelaku usaha pertambangan sebagian ada
yang dihentikan karena bukan semata
Tujuan kegiatan ini untuk mengetahui
jumlah potensi sumber daya dan cadangan
potensi bahan galian timah, bahan galian
bahan
tidak
lain dan mineral ikutan pada wilayah
sesuai dengan yang diharapkan, tetapi hal
penambangan yang ada di daerah ini
tersebut
galian
yang
dapat
pertambangan
diketemukan
terjadi
bahan
karena
usaha
agar dapat dikelola dan dimanfaatkan
galian
selain
secara lebih optimal.
tergantung kepada kuantitas, kualitas dan
harga, juga sangat dipengaruhi oleh kondisi
LOKASI PENELITIAN
hukum, ekonomi dan sosial budaya.
Daerah kegiatan ini secara administratif
Mineral yang terkandung di dalam bijih
termasuk dalam wilayah Kabupaten Bangka
timah pada umumnya mineral utama yaitu
Selatan,
kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zirkon,
Secara
ilmenit, plumbum, bismut, arsenik, stibnite,
Bangka Selatan terletak antara koordinat
kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monasit
114° 30' 20" - 115° 35' 37" BT dan 2° 49'
merupakan mineral ikutan.
55" - 3° 43' 28" LS, dengan luas daerah
Provinsi
geografis
Bangka-Belitung.
daerah
Kabupaten
3.607,08 Km². Untuk mencapai daerah
pertambangan
kegiatan dapat menggunakan penerbangan
umumnya hanya terkonsentrasi bagaimana
Jakarta – Pangkal Pinang, (Gambar 1),
memanfaatkan bahan galian utama,
dilanjutkan
Dapat
mineral
dikatakan
ikutan
dimanfaatkan
dan
usaha
berharga
terbuang
dan
tidak
bersama
selama
dengan
perjalanan
darat
± 3 jam dari Pangkalpinang –
Toboali – Lokasi kegiatan.
tailing.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
105
Buku 2 : Bidang Mineral
sebaran bahan galian, serta potensi sumber
METODOLOGI
daya
dan
cadangan.
Data
kegiatan
Kegiatan Penelitian Bahan Galian Lain dan
penambangan yang pernah atau sedang
Mineral
Wilayah
dilakukan meliputi, sistem penambangan,
Pertambangan Kabupaten Bangka Selatan,
sistem pengolahan, data produksi, serta
Provinsi Bangka Belitung dilakukan melalui
proses penanganan tailing.
Ikutan
Pada
tahap pengumpulan data sekunder dengan
menentukan lokasi pengambilan contoh
Pengumpulan
batuan, tailing serta pengeplotan lokasi,
Pemercontoan
pengambilan
Tahap
conto
pada
kegiatan
Data
penelitian
Primer
dan
dan
pendataan
di
penambangan. Tahap pengumpulan data
lapangan ini meliputi pengumpulan data
primer
dan
dilakukan
pengambilan
conto,
informasi
di
kantor
Dinas
pengamatan geologi dan tahap analisis
Pertambangan Provinsi Bangka-Belitung
conto dan pelaporan.
dan
Dinas
Bangka
Pertambangan
Selatan,
Kabupaten
dilanjutkan
dengan
Kegiatan penelitian dan pendataan bahan
penelitian dan pendataan bahan galian dan
galian pada wilayah tambang difokuskan
mineral ikutan yang ada di wilayah tambang
pada masalah yang berkaitan dengan
PT. Timah Tbk dn PT. Koba Tin di
potensi bahan galian dan mineral ikutan
Kabupaten Bangka Selatan.
serta konservasi bahan galian dengan
metoda berikut ini :
Data dan informasi di wilayah tambang
Pengumpulan Data Sekunder
dilaksanakan dengan cara pemantauan
Pengumpulan
data
meliputi
langsung kondisi geologi dan lingkungan
pengumpulan data dan informasi yang
tambang dan di wilayah ini dilakukan
berkaitan
dan
secara langsung terhadap penambangan
keterdapatan pada wilayah tambang dan
timah yang sedang aktif maupun tailing
Tambang
yang dilakukan bekas penambangan.
tentang
sekunder
bahan
galian
Inkonvensional
(TI)
di
Kabupaten Bagka Selatan.
Pengambilan
sebanyak
Pemercontoan
Pengumpulan data sekunder dilaksanakan
terkumpul 57 conto terdiri dari : 49 conto
dengan
cara
mempelajari
laporan
kosentrat, 2 conto batuan, 5 conto lempung
dan pengawasan
kegiatan
dan pasir. Pengukuran posisi geografis
usaha pertambangan yang telah dilakukan
lokasi wilayah tambang dan lokasi TI
oleh Dinas Pertambangan Provinsi Bangka-
dilakukan dengan menggunakan alat ukur
Belitung
Pertambangan
GPS (Garmin 12 CX) dan peta topografi
Kabupaten Bangka Selatan. Data sekunder
skala 1 : 50.000. Sedangkan pengamatan
yang dianalisis meliputi keadaan umum
geologi regional didasarkan pada referensi
daerah
(geografi,
Peta Geologi Lembar Bangka Selatan
kependudukan, iklim, tataguna lahan),
sekala 1 : 250000. (U. Margono, RJB.
keadaan geologi, mineralisasi, jenis dan
Supandjono & E. Partoyo, 1995, PPPG).
inventarisasi
106
dan
Bangka
Dinas
Selatan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
pengangkatan,
GEOLOGI DAN BAHAN GALIAN
pendataran
dan
pengendapan aluvium di sungai, rawa dan
pantai berlangsung pada Holosen.
Geologi
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bangka
Selatan (PPPG, 1995), U. Margono, RJB.
Aluvium terdiri dari lumpur, pasir, kerikil dan
Supandjono
kerakal sebagai endapan sungai, rawa dan
dan
E.
Partoyo,
1995.
(Gambar 2).
pantai (Qa), berumur Holosen.
Batuan penyusun daerah kegiatan secara
Struktur
umum terdiri dari Batuan Komplek Malihan
Selatan terdiri dari kelurusan, lipatan dan
Pemali terdiri dari filit, sekis dan kuarsit,
sesar. Kelurusan terutama pada granit
struktur
Umur
dengan arah beragam. Lipatan berada
satuan ini diduga Perem atau Karbon
pada satuan batupasir dan batulempung.
(Cissar dan Baum dalam Osberger, 1965),
Formasi
tetapi kedudukannya tidak selaras oleh
Ranggam dengan kemiringan antara 18º –
Formasi
27º.
mendaun,
Tanjung
terkekarkan.
Genteng
terdiri
dari
perselingan batupasir dan batulempung,
setempat
dijumpai
lensa
yang
berkembang
Tanjunggenteng
Sumbu
lipatan
di
Bangka
dan
Formasi
diduga
berarah
Timurlaut-Baratdaya.
batugamping
setebal 1,5 m, batuan ini berumur Trias.
Dua jenis sesar yang berkembang adalah
sesar mendatar dan sesar normal. Sesar
Granit Klabat terdiri dari granit biotit,
mendatar
granodiorit
dan
sedangkan sesar normal berarah Baratlaut-
Berdasarkan
pemberian
granit
genesan.
tersebut
berarah
Timurlaut-Baratdaya,
umur
Tenggara. Kegiatan tektonik ditafsirkan
satuan granit ini adalah Trias Akhir-Jura
berlangsung sejak Perem yang ditandai
Awal dan menerobos Formasi Tanjung
dengan terbentuknya Komplek Malihan
Genteng dan Komplek Malihan Pemali,
Pemali (CPp). Pada Trias Awal terjadi
nama satuan ini berasal dari lokasi tipenya
penurunan
di Teluk Klabat, berumur Jura.
Tanjunggenteng
dan
pengendapan
dalam
Formasi
lingkungan
laut
dalam. Kemudian pada Trias Akhir-Jura
Formasi Ranggam terdiri dari perselingan
Akhir, terjadi pengangkatan dan diikuti
batupasir, batulempung dan konglomerat,
penerobosan Granit Klabat.
setempat ditemukan lensa-lensa batubara
dengan tebal 0,5 m dan mengandung pasir
Secara umum wilayah pertambangan di
timah sekunder yang tercampur dengan
daerah
batupasir kuarsa, berumur Pliosen.
kategori
kegiatan
terdapat
endapan
placer
3
(tiga)
timah
di
wilayah ini yaitu konsentrasi residual
Mulai Miosen Tengah – Pliosen Awal
eluvial pada lereng-lereng sungai dan
pengendapan
lembah
terbentuknya
lingkungan
berlangsung
Formasi
fluvial.
dengan
Ranggam
(kulit),
placer
para-alochton
di
(kaksa) yang langsung menutupi batuan
Selanjutnya
induk termineralisasi dan alluvial alochton
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
107
Buku 2 : Bidang Mineral
(mincan) yang membentuk lapisan dalam
Logam
sedimen pengisi lembah-lembah.
dengan kekerasan yang rendah, berat jenis
7,3
Endapan
pertama
g/cm³,
putih
serta
keperakan
mempunyai
ini,
sifat
kedua
konduktivitas panas dan listrik yang tinggi.
belum
Dalam keadaan normal (1300º – 1600ºC),
tertransportasi dari batuan induk granit
logam ini bersifat mengkilap dan mudah
yang
dibentuk.
berhubungan
langsung
mengandung
primer;
dan
berwarna
serta
mineralisasi
timah
kategori
ketiga
sementara
merupakan hasil rombakan dari batuan
Mineral Ikutan
induk dan mineralisasi primer.
Mineral yang terkandung di dalam bijih
timah pada umumnya mineral utama yaitu
beratkan
kepada
kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zirkon,
sebagai
tempat
ilmenit, plumbum, bismut, arsenik, stibnite,
kedudukan bahan galian kasiterit, sebaran
kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monazit
endapan
merupakan mineral ikutan.
Penelitian
ini
endapan
aluvial,
yang
dititik
cukup
luas
umumnya
terdapat pada daerah aliran sungai (DAS)
Kepuh dan Air Gegas. Endapan aluvial
Mineral yang terkandung di dalam bijih
tersebut merupakan hasil rombakan yang
timah pada umumnya mineral utama yaitu
lebih tua terutama dari Formasi Ranggam.
kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zirkon,
Hasil pengamatan dari beberapa bukaan pit
ilmenit, plumbum, bismut, arsenik, stibnite,
tambang
kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monazit
ketebalan
endapan
aluvial
berkisar antara 4 – 12 m tergantung pada
merupakan mineral ikutan.
tempat dan proses pengendapan aliran
Zirkon dan Monasit di Kabupaten Bangka
sungai.
Selatan diperkirakan terdapat bersamaan
dengan endapan timah sekunder. Zirkon
BAHAN GALIAN
terbentuk sebagai mineral ikutan pada
Bahan Galian Timah
batuan yang terutama mengandung Na-
Timah adalah sebuah unsur kimia dalam
feldspar, seperti batuan beku asam (granit
tabel periodik yang memiliki simbol Sn
dan syenit) dan batuan metamorf (gneis
(bahasa Latin: stannum) dan nomor atom
dan sekis). Secara ekonomis, zirkon dan
50. Unsur ini merupakan “logam miskin”
monasit dijumpai baik yang terdapat pada
keperakan, dapat ditempa (malleable), tidak
sedimen sungai maupun sedimen pantai
mudah teroksidasi dalam udara sehingga
dalam bentuk butiran yang halus dan warna
tahan karat, ditemukan dalam banyak aloy,
yang bening, terutama zirkon agak sulit
dan
logam
dibedakan dari butiran kuarsa yang banyak
lainnya untuk mencegah karat. Timah
dijumpai di seluruh wilayah Kabupaten
diperoleh terutama dari mineral cassiterite
Bangka Selatan.
digunakan
untuk
melapisi
yang terbentuk sebagai oksida.
108
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Bahan Galian Lain
Inkonvensional (TI) timah di Pulau Bangka
Pasir kuarsa
akhir-akhir
Mineral ikutan yang cukup banyak terdapat
Seiring dengan itu pembangunan smelter
di lokasi pertambangan timah yaitu pasir
(pabrik pengolahan menjadi timah balok)
kuarsa.
banyak
juga mengalami peningkatan sangat tajam,
melimpah terutama berupa tailing sisa
sehingga smelter menjadi ancaman besar
pengolahan. Kualitas tailing pasirkuarsa
terjadinya pencemaran lingkungan.
Pasir
kuarsa
cukup
ini
makin
memprihatinkan.
tersebut sangat baik, mengingat pasir
kuarsa telah mengalami pencucian dalam
Tailing
sluice box, sehingga telah terpisah dari
pertambangan dalam jumlah yang sangat
lumpur, humus dan mineral berat lainnya.
besar. Sekitar 97 persen dari bijih timah
dihasilkan
dari
kegiatan
yang diolah oleh pabrik pengolahan akan
menghasilkan tailing.
Lempung
Pada beberapa conto lempung di daerah
penelitian di antaranya di desa Rindik.
Aktivitas pertambangan yang dilakukan
Secara megaskopis lempung ini berwarna
secara sporadis dan massal itu juga
putih keabuan, berbutir halus, lunak, dan
mengakibatkan kerusakan lingkungan yang
lengket apabila basah, sebagian bersifat
parah.
pasiran, hasil analisis menunjukan bahwa
menggunakan peralatan besar sehingga
lempung tersebut adalah kaolin.
dengan
Sebagian
mudah
besar
penambang
membuka
permukaan
tanah. Sisa pembuangan tanah dari TI
Granit
menyebabkan
pendangkalan
Sebaran granit di wilayah ini sebagian
Kerusakan yang ditimbulkan TI tidak hanya
besar terdapat di bagian utara, tengah dan
terjadi di lokasi penambangan wilayah
selatan dari Kabupaten Bangka Selatan,
daratan bahkan terjadi hingga ke pantai
seperti di bagian utara sepanjang Bukit
(masyarakat
Terubukmanawar berada di Kecamatan
Apung),
Bangka
sungai.
menyebutnya
TI
Airgegas. Granit di Bukit Terubukmanawar
belum
dimanfatkan
secara
maksimal,
Sistem Penambangan
diperuntukan untuk pembuatan jalan dan
Sistem tambang semprot adalah suatu cara
fondasi rumah.
untuk penambangan endapan timah yang
mempergunakan alat penyemprot air yang
disebut “monitor” atau “giant”. Secara garis
PERTAMBANGAN
besar terdapat tiga aktivitas utama dalam
Dampak
Penambangan
Tambang
sekunder
Inkonvensional (TI ) Timah
Istilah
TI
sebagai
kepanjangan
operasi penambangan timah jenis endapan
dari
atau
tambang
Tambang Inkonvensional sudah sangat
penggalian,
dikenal di kalangan rakyat Kepulauan
pengolahan.
aluvial
semprot
dengan
yaitu
pengangkutan
sistem
aktivitas
dan
Bangka Belitung. Kegiatan Tambangan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
109
Buku 2 : Bidang Mineral
Sistem Pengolahan
Pengolahan
Hasil Analisis Laboratorium
oleh
Hasil analisis mineralogi butir terhadap 36
PT.Tambang Timah Tbk dan PT. Koba Tin
conto mempunyai nilai presentase kasiterit
dilalui dalam dua tahap, yaitu pengolahan
pada konsentrat dulang bervariasi antara
di tambang dengan menggunakan sluice
364,950-2.876,993gr/m³ dan conto tailing
box
nilai presentase kasiterit pada konsentrat
dan
yang
jig,
dilakukan
selanjutnya
pengolahan
dilakukan di pusat pencucian bijih timah
dulang
dengan
secara
Selain kasiterit hasil analisis mineralogi
ilmenit,
butir terdapat pula mineral ikutan seperti :
pemisahan
gravitasi,menghasilkan
kasiterit,
monazit, xenotim dan zirkon.
antara
178,400-553,888
gr/m³.
magnetit, ilmenit, hematit, rutil, zirkon,
Monazit, xenotim.
PEMBAHASAN
Terdapatnya
Hasil
Penelitian
Aspek
Konservasi
kandungan
kasiterit
yang
cukup tinggi dari nilai conto dengan kode
Bahan Galian
conto BS.03 dengan nilai 3806,610gr/m3,
Kondisi wilayah tambang hampir 90%
hal ini dimungkinkan karena lokasi tersebut
berupa endapan tailing sisa penambangan
berada di daerah aliran sungai, dimana
PT. Timah dan PT Koba Tin, dan sekitar
tempat akumulasi daripada lapukan batuan
10% endapan aluvial yang masih utuh
asal (granit) yang banyak mengandung
terletak di Kabupaten Bangka Selatan.
kasiterit, dan conto tersebut diconto dari
Ketebalan
lokasi
endapan
aluvial
yang
tambang
bukaan
baru
PT.
mengandung kasiterit bervariasi antara 3-5
Kesejahteraan Makmur pada wilayah KP
m, dengan rata-rata ketebalan 4 m. Selain
PT. Timah Tbk.
bahan galian utama timah terdapat pula
bahan galian lain seperti , zirkon, monasit,
Dari
pengamatan
xenotim, magnetit, ilmenit rutil, hematit
singkapan diantara singkapan batupasir
maupun yang terkandung dalam tailing dan
dan
untuk bahan galian industri yaitu granit,
batupasir terhadap conto batuan (BS.35/R)
pasir kuarsa dan lempung.
diperoleh kandungan Au 34 ppb, Cu 6 ppm,
urat
kuarsa.
lapangan
Hasil
ditemukan
analisis
pada
Pb 29 ppm, Zn 17 ppm, As 1500 ppm, Sn
Untuk mengetahui kualitas dan sumber