STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SERAT SABUT KELAPA MELALUI UJI KUAT GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST ) DI LABORATORIUM.

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN
MENGGUNAKAN SERAT SABUT KELAPA
MELALUI UJI KUAT GESER LANGSUNG ( DIRECT
SHEAR TEST ) DI LABORATORIUM

SKRIPSI

Oleh
SEBRIAN RAHMADI
07 172 077

JURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
20144
201

ABSTRAK

Stabilisasi tanah adalah suatu cara untuk memperbaiki atau
mengubah sifat dari suatu kondisi tanah dasar yang kurang

menguntungkan menjadi lebih baik dalam hal kemampuan daya dukung
tanah dasar terhadap konstruksi yang akan dibangun diatasnya.
Salah satu yang cara digunakan untuk memperbaiki kekuatan
dari tanah lempung, diantaranya dengan penambahan serat sabut
kelapa. Dalam penelitian ini tanah yang digunakan berasal dari
Kawasan Universitas Andalas, Belakang Teknik Lingkungan Fakultas
Teknik. Dan Serat Sabut Kelapa, diperoleh dari daerah Kapalo Koto,
Kec: Pauh, Padang . Pengujian utama yang dilakukan adalah pengujian
Direct Shear Test (Uji Kuat Geser Langsung) yang dilakukan di
Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Andalas.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa semakin besar kadar
serat sabut kelapa yang dicampur dengan tanah lempung maka kohesi
semakin meningkat, dan sudut geser semakin menurun. Nilai kohesi
yang tertinggi diperoleh dengan penambahan bahan stabilisasi 0,60 %
serat sabut kelapa, yaitu sebesar 0,163 dan nilai sudut sudut geser yang
terendah juga diperoleh dengan penambahan bahan stabilisasi 0,60 %
yaitu sebesar 14,93.
Hal ini menunjukkan Serat sabut kelapa dapat dijadikan sebagai
bahan stabilitator untuk meningkatkan kekuatan dan daya dukung tanah
lempung ditinjau dari peningkatan nilai kohesi tanah dan penurunan

sudut geser tanah yang dihasilkan.
Kata kunci : Kohesi, Serat Sabut Kelapa, Stabilisasi, Sudut Geser,
Tanah Lempung.

BAB I

1

PENDAHULUAN

LatarBelakang

2

Stabilisasi tanah adalah suatu cara untuk memperbaiki
atau mengubah sifat dari suatu kondisi tanah dasar yang
kurang menguntungkan dalam hal kemampuan daya dukung
tanah terhadap konstruksi yang akan dibangun diatasnya.
Kondisi tanah yang kurang menguntungkan itu seperti
indeks plastisitas dan sifat kembang susut yang tinggi yang

banyak terjadi pada tanah lempung. Tanah jenis ini bila
mengalami penyusutan kadar air maka akan mengalami
retak-retak dan apabila kadar airnya meningkat tanah akan
mengembang.
Seiring dengan perkembangan ilmu mekanika tanah
kondisi tersebut dapat diatasi dengan berbagai metode
perbaikan tanah. Tindakan yang pernah dilakukan antara
lain metode stabilisasi dengan mencampurkan tanah yang
bermasalah tersebut dengan kapur, semen portland,fiber,
dan bahan stabilisasi yang umum dipakai lainnya.
Salah satu bahan alternatif stabilisasi yang bisa
digunakan sebagai bahan stabilisator tanah adalah serat
sabut kelapa. Pemilihan serat sabut kelapa sebagai bahan

stabilisasi dikarenakan serat sabut kelapa adalah bahan yang
mudah meloloskan air (permeabilitas yang tinggi) dan juga
banyak dijumpai di seluruh pelosok Nusantara, sehingga
hasil alam berupa kelapa di Indonesia sangat melimpah.
Dari data perkebunan sumbar menunjukan areal kebun
kelapa rakyat di Sumbar tercatat seluas 92 ribu hektare

dengan produksi 74 ton per tahun, sebagian besar untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Sedangkan
sabut kelapa yang merupakan limbah saat panen buah
kelapa selama ini hanya dimanfaatkan oleh pelaku kerajinan
industri sebagai bahan pembuatan keset,

media tanam,

kasur karpet, namun sabut kelapa belum digunakan untuk
bahan stabilisasi tanah.Beberapa keistimewaan pemanfaatan
serat sabut kelapa sebagai bahan stabilisator dalam upaya
perbaikan tanah yang ramah lingkungan dan mendukung
gagasan pemanfaatan serat sabut kelapa menjadi salah satu
alternatif geotekstil untuk meningkatkan nilai daya dukung
tanah sebagai lapisan dasar (subgrade) jalan.
Menurut United Coconut Association of the Philipines
(UCAP), dari 1 buah kelapa dapat diperoleh rata-rata 0,4 kg
sabut kelapa. Sabut tersebut mengandung 30% serat dan
sabut kelapa merupakan bahan yang kaya dengan unsur
kalium. Serat sabut kelapa memiliki keunggulan diantaranya

2

tahan terhadap pelapukan apabila berada di dalam tanah,
kuat tarik yang cukup tinggi, murah, mudah didapat, tahan
terhadap lingkungan asam, maupun lingkungan kadar garam
tinggi. Kelemahan serat sabut kelapa adalah sifatnya yang
mudah terbakar oleh api.
Untuk

itu

penelitian

ini

bertujuan

untuk

membandingkan nilai- nilai sifat fisik dan mekanik tanah

asli dengan yang setelah dicampur dengan serat kelapa. Dan
penelitian ini juga berguna untuk mengetahui nilai kohesi
dan kuat geser yang berguna untuk menentukan nilai daya
dukung tanah dasar dalam perencanaan awal suatu
pembangunan konstruksi.
Tujuan dan Manfaat Penelitian

3

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah sebagai
berikut:

• Mengetahui sifat-sifat fisik dan mekanis tanah asli dengan yang
dicampur serat sabut kelapa.

• Mengetahui pengaruh penambahan serat sabut kelapa terhadap
nilai kohesi dan kuat geser tanah pada pengujian kuat geser
langsung (Direct Shear Test).

• Untuk mengurangi produk limbah lingkungan yang sulit terurai.

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

• Memberikan kontribusi bahwa serat sabut kelapa banyak
manfaatnya seperti bahan stabilisator, geotekstil.
3

• Meningkatkan daya dukung tanah dasar.

Batasan Masalah

4

• Serat sabut kelapa dalam penelitian ini berasal dari daerah
Kapalo Koto, Kecamatan Pauh, Padang. Serat sabut kelapa yang
digunakan adalah kelapa yang telah tua (berwarna coklat
kehitaman).

• Penelitian

dilakukan


di

laboratorium

dengan

cara

mencampurkanserat sabut kelapa (panjang 3 cm) dengan tanah
lempung secara acak, dengan variasi campuran serat sabut kelapa
sebanyak 0%; 0,15%; 0,30%; 0,45% dan 0,60% terhadap setiap
kilogram berat tanah.

• Menganalisa kekuatan daya dukung tanah dengan Metoda Kuat
Geser Langsung.

• Tanah yang digunakan adalah tanah lempung.

• Pengujian dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah Jurusan

Teknik Sipil.

• Pengujian menggunakan standar ASTM.

Sistematika Penulisan

5

Untuk menghasilkan penulisan yang baik dan terarah
maka penulisan tugas akhir ini dibagi dalam beberapa bab
yang membahas hal-hal berikut:
BAB I

: Pendahuluan
Meliputi latar belakang, tujuan dan manfaat penulisan,
batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB I

: Tinjauan Pustaka

4

Berisikan dasar-dasar teori dan peraturan yang berhubungan
dengan tugas akhir yang telah dilakukan selain penulis
sebelumnya.
BAB III : Metodologi Penelitian
Berisikan tata cara pelaksanaan perhitungan dan rencana
kerja pada penelitian ini.
BAB IV : Prosedur dan Hasil Kerja
Bab ini berisi prosedur perhitungan yang dilakukan dalam
penelitian dan hasil yang didapatkan.
BAB V

: Analisis dan Pembahasan
Terdiri dari analisa dari hasil penelitian dan pembahasan
dari hasil penelitian tersebut.

BAB VI : Kesimpulan dan Saran
Berisikan kesimpulan dari hasil yang didapat dan saransaran yang berkaitan dengan penyusunan tugas akhir ini.


5