PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE ANALISIS GLASS BAGI SISWA BERKESULITAN MEMBACA (READING DIFFICULTIES) :Studi Kasus terhadap Siswa Kelas III SDN Cineumbeuy - Kuningan Tahun Akademik 2012/2013.

(1)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE ANALISIS GLASS BAGI SISWA BERKESULITAN MEMBACA

(READING DIFFICULTIES)

(Studi Kasus pada Siswa Kelas III SDN 1 Cineumbeuy - Kuningan Tahun Akademik 2012/2013 )

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Bahasa Indonesia

oleh Ifah Hanifah

1103426

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE ANALISIS GLASS BAGI SISWA BERKESULITAN MEMBACA

(READING DIFFICULTIES)

(Studi Kasus pada Siswa Kelas III SDN 1 Cineumbeuy - Kuningan Tahun Akademik 2012/2013 )

Oleh Ifah Hanifah S.Pd UPI Bandung, 2006

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia

© Ifah Hanifah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

disetujui dan disahkan

Pembimbing I

Dr. H. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd. NIP 196109101986031004

Pembimbing II

Dr. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd. NIP 196008091986012001

diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana


(4)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dr. Sumiyadi, M. Hum. NIP 196603201991031004

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus terhadap Siswa Kelas III SDN Cineumbeuy, Kuningan Tahun Akademik 2012/2013)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya sastra ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2013

Yang membuat pernyataan,


(5)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties)

(Studi Kasus terhadap Siswa Kelas III SDN Cineumbeuy - Kuningan Tahun Akademik 2012/2013)”

Tesis ini berkenaan dengan penelitian terhadap siswa kelas III SDN 1 Cineumbeuy Tahun Akademik 2012/2013 yang berkesulitan membaca. Tujuan tesis ini adalah untuk mengetahui profil kemampuan membaca siswa berkesulitan membaca tersebut, faktor-faktor yang menjadi penyebab siswa berkesulitan membaca tersebut, rancangan pembelajaran membaca permulaan dengan Metode Analisis Glass bagi siswa berkesulitan membaca tersebut, pelaksanaan pembelajaran dengan Metode Analisis Glass bagi siswa berkesulitan membaca tersebut, dan hasil pembelajaran dengan Metode Analisis Glass bagi siswa berkesulitan membaca tersebut.

Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah Metode Studi Kasus. Adapun instrumen penelitian yang digunakan berupa instrumen tes, observasi, dan wawancara.

Berdasarkan hasil penelitian dalam tesis ini, diperoleh data bahwa di kelas III SDN 1 Cineumbeuy Kuningan, tahun akademik 2012/2013 terdapat lima orang siswa yang berkesulitan membaca. Lima orang tersebut kemudian dibagi menjadi dua kelompok, yakni siswa berkesulitan membaca berat dan siswa berkesulitan membaca sedang. Setelah dilakukan diagnosis diketahui bahwa penyebab siswa berkesulitan membaca tersebut terdiri atas faktor internal yang meliputi: kesadaran fonetik, fonemik, minat dan motivasi belajar yang rendah serta faktor eksternal berupa penggunaan metode pembelajaran yang kurang efektif dan kondisi ekonomi keluarga yang rendah, juga tingkat pendidikan dan keterampilan orangtua yang rendah pula.

Setelah dilakukan tindakan berupa pembelajaran membaca permulaan dengan Metode Analisis Glass, kemampuan membaca siswa tersebut mengalami peningkatan. Hal itu terbukti dari adanya peningkatan kesadaran fonetik dan fonemik kelima siswa berkesulitan membaca tersebut. Dari kelima siswa berkesulitan membaca itu, OR dan RF masih berada pada level frustrasi namun kemampuan membaca mereka sudah meningkat. Sementara itu, H sudah mencapai level instruksional. Adapun N dan Rk, mereka sudah mencapai level independen. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Metode Analisis Glass mampu meningkatkan kemampuan membaca siswa. Namun, pada siswa berkesulitan membaca berat Metode Analisis Glass ini belum mampu meningkatkan level membacanya.

Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis menyarankan peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang penanganan terhadap faktor keluarga yang ternyata juga berpengaruh terhadap siswa berkesulitan membaca. Selain itu, mengingat Metode Analisis Glass ini masih memiliki kelemahan yaitu kurang menarik bagi siswa, penulis juga menyarankan untuk meneliti metode lain yang menuntut siswa untuk menganalisis seperti halnya Metode Analisis Glass namun lebih menarik bagi siswa.


(6)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Beginning Reading Learning Through Glass Analysis Method for Students with Reading Difficulties

(Case Study on Third Grade in Elementary School of Cineumbeuy – Kuningan Academic Year 2012/2013)

This thesis with respect to research on third-grade students at SDN 1 Cineumbeuy Academic Year 2012/2013 with reading difficulties. The purpose of this thesis was to determine the reading ability profile of the students with reading difficulties, the factors that cause that problem, reading lesson planning with Glass Analysis Method for students with reading difficulties, implementation of learning with Glass Analysis Method for students reading difficulties and learning outcomes with Glass Analysis Method for students with reading difficulties.

The method used in this thesis is the case study method. The research instruments used in the thesis consist of tests instrument, observations, and interviews.

Based on the results of the research in this thesis, data showed that in the third grade at SDN 1 Cineumbeuy – Kuningan , academic year 2012/2013 there were five students with reading difficulties. Five student were then divided into two groups, that’s is students with severe reading difficulties and students with middle reading difficulties. After the diagnosis is known that the cause of this problems consists of internal factors which include: phonetic awareness, phonemic, interest and motivation are low as well as external factors such as the use of learning methods that are less effective and low family economic conditions, as well as the level of education and skills parents are low anyway.

After the action is taken through Glass Analysis Method, the students' reading ability has increased. OR and RF is still at the level of frustration but their reading skills have improved. Meanwhile, H has reached the instructional level. The N and Rk, they have reached an independent level. Thus, it can be said that the Glass Analysis Method can improve students' reading ability. However, for the students with severe reading difficulties, Glass Analysis Method has not been able to increase the level of reading.

Based on the exposure, the authors recommend further research to conduct research on the handling of family factors were also influential on students with reading difficulties. In addition, given the Glass Analysis Method still has the disadvantage of less interest to students, the authors also suggest to examine other methods that require students to analyze as well as the Glass Analysis Method, but more interesting for students.


(7)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pernyataan... iii

Kata Pengantar ... iv

Ucapan Terima Kasih ... v

Abstrak ... vi

Daftar Isi... vii

Daftar Tabel ... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

1. Tujuan Umum ... 7

2. Tujuan Khusus ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

1. Bagi Siswa ... 8

2. Bagi Guru ... 8

3. Bagi Peneliti ... 8

4. Bagi Orangtua Siswa ... 8

5. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 8

F. Anggapan Dasar ... 8


(8)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB II IHWAL MEMBACA PERMULAAN, METODE ANALISIS GLASS, DAN SISWA BERKESULITAN MEMBACA (READING

DIFFICULTIES)

A. Ihwal Membaca Permulaan ... 11

1. Pengertian Membaca Permulaan ... 11

2. Klasifikasi Membaca ... 12

3. Komponen Membaca ... 13

4. Keterampilan Prasyarat dalam Membaca Permulaan ... 18

5. Tahapan dalam Perkembangan Membaca ... 20

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Permulaan ... 22

B. Ihwal Metode Analisis Glass ... 24

1. Pengertian Metode Analisis Glass ... 24

2. Konsep Dasar Metode Analisis Glass ... 26

3. Alasan Menggunakan Metode Analisis Glass ... 28

4. Langkah-langkah Metode Analisis Glass ... 29

C. Ihwal Siswa Berkesulitan Membaca ... 30

1. Pengertian Siswa Berkesulitan Membaca ... 30

2. Perbedaan Kesulitan Membaca dalam Ranah Learning Difficulties dan Kesulitan Membaca dalam Ranah Learning Disability ... 31

3. Jenis-jenis Kesulitan Membaca ... 33

4. Hal-hal yang Menyebabkan Siswa Mengalami Kesulitan Membaca ... 35

5. Penanganan Siswa Berkesulitan Membaca ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Peneitian ... 38

B. Prosedur Penelitian ... 40


(9)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian ... 41

1. Jenis Instrumen Penelitian ... 41

2. Pengujian Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian ... 50

E. Teknik Analisis Data ... 51

F. Data dan Sumber Data ... 52

1. Tempat Penelitian ... 52

2. Sumber Data ... 53

BAB IV PELAKSANAAN, DATA, DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN SERTA PEMBAHASAN A. Pelaksanaan dan Data Penelitian ... 54

1. Tahap Identifikasi Kasus ... 55

2. Tahap Identifikasi Masalah ... 56

3. Tahap Diagnosis ... 57

a. Diagnosis Hasil Tes ... 58

b. Diagnosis Hasil Wawancara ... 60

c. Diagnosis Hasil Observasi ... 65

4. Tahap Prognosis ... 68

5. Tahap Remedial ... 68

6. Tahap Evaluasi ... 69

B. Analisis Data ... 69

1. Profil Kemampuan Membaca Siswa Berkesulitan Membaca ... 69

2. Faktor-faktor yang Diduga Menjadi Penyebab Siswa Berkesulitan Membaca ... 78

C. Simpulan Hasil Analisis Data ... 84

D. Pembahasan ... 85


(10)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Faktor-faktor Penyebab Siswa Berkesulitan Membaca ... 87 a. Faktor Internal ... 87 b. Faktor Eksternal ... 88


(11)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V RANCANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL

PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE ANALISIS GLASS BAGI SISWA BERKESULITAN MEMBACA

A. Rancangan Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui

Metode Analisis Glass bagi Siswa Berkesulitan Membaca ... 91

1. Bahan Ajar Pembelajaran Membaca Permulaan dengan Metode Analisis Glass ... 92

2. Langkah-langkah Pembelajaran Membaca Permulaan dengan Metode Analisis Glass ... 94

B. Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass bagi Siswa Berkesulitan Membaca ... 100

1. Tindakan bagi Siswa Berkesulitan Membaca Berat ... 100

2. Tindakan bagi Siswa Bereksulitan Membaca Sedang ... 116

C. Hasil Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass bagi Siswa Berkesulitan Membaca ... 129

D. Pembahasan ... 134

1. Rencana Pebelajaran ... 134

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 136

3. Hasil Pembelajaran ... 137

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 140

B. Saran ... 142


(12)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang penting dimiliki oleh manusia. Dengan membaca, manusia akan banyak mendapatkan ilmu tentang kehidupan. Bahkan, ketika Nabi Muhammad saw. akan diangkat menjadi seorang Rasul, perintah pertama yang ia terima adalah membaca. Dalam kitab-Nya Allah swt. berfirman,yang artinya, “Bacalah dengan Nama Tuhanmu” (T.Q.SAl-„Alaq:1). Hal itu menunjukkan betapa petingnya membaca. Seorang Nabi Muhammad yang konon adalah seorang ummi (tidak dapat membaca dan menulis) ketika ia akan diamanahi untuk menjadi pemimpin umat Islam dan perantara Allah dalam menyampaikan perintah-Nya diperintahkan untuk membaca.

Selain itu, budaya baca suatu bangsa sangat berpengaruh terhadap kemajuannya. Namun, berdasarkan hasil survei lembaga internasional yang bergerak dalam bidang pendidikan, United Nations Education Society and Cultural Organization (UNESCO), minat baca penduduk Indonesia jauh di bawah negara-negara Asia. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Aditama (www bit.lipi.go.id: 2008) yang menyatakan bahwa dua tahun sebelumnya , atau tahun 2006, UNESCO menempatkan posisi minat baca masyarakat Inonesia paling rendah di kawasan Asia. Sementara itu, International Educational Achievement (dalam Aditama, 2008) mencatat kemampuan membaca siswa Indonesia paling rendah di kawasan ASEAN. Kesimpulan di atas diambil dari penelitian yang mendudukkan Indonesia di peringkat ke-38 dari 39 negara. Hal itu antara lain menyebabkan United Nations Development Program (UNDP) menempatkan Indonesia pada posisi rendah dalam hal pembangunan sumber daya manusia. Laporan UNDP tentang Human


(13)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Development Index (HDI) tahun 2006 (dalam Roza, 2007: 303-304), meyatakan bahwa HDI negara Indonesia berada pada peringkat ke 111 dari 177, dan berada jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara seperti Singapura yang berada pada peringkat 25, Brunai Darussalam peringkat 34, Malaysia peringkat 61, dan Filipina yang berada pada peringkat 84. Hal ini menunjukkan bahwa standar hidup dan kualitas hidup bangsa Indonesia masih rendah.

Telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu yang menyebabkan hal demikian adalah budaya baca masyarakat Indonesia yang masih rendah. Hal itulah yang kemudian menjadikan keterampilan membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga di perguruan tinggi. Lebih dari itu, sekarang keterampilan membaca mulai diajarkan di tingkat pendidikan anak usia dini. Banyak pula orang tua yang mulai membiasakan dan mengajarkan keterampilan membaca pada anaknya semenjak balita. Penelitian serta buku-buku tentang membaca untuk anak usia dini pun banyak dilakukan dan ditulis.

Untuk tingkat sekolah dasar, pembelajaran membaca dibagi menjadi dua, yakni pembelajaran membaca permulaan dan pembelajaran membaca lanjutan. Dalam pembelajaran membaca permulaan, membaca diarahkan untuk melafalkan huruf sehingga dikatakan bahwa tujuan pembelajaran membaca permulaan adalah untuk melek huruf. Menurut Mulyati (www.file.upi.edu) yang dimaksud dengan melek huruf adalah anak-anak dapat mengubah dan melafalkan lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi bermakna. Pada tahap ini sangat dimungkinkan anak-anak dapat melafalkan lambang-lambang huruf yang dibacanya tanpa diikuti oleh pemahaman terhadap lambang bunyi-bunyi lambang tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran membaca permulaan ditujukan untuk siswa di kelas-kelas awal.

Sementara itu, pembelajaran membaca lanjutan diberikan untuk anak kelas-kelas lanjutan. Dalam pembelajaran membaca lanjutan ini, siswa diarahkan untuk


(14)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memaknai bunyi huruf yang dapat ia lafalkan sehingga tujuan pembelajaran membaca lanjutan adalah untuk memahami isi bacaan atau yang kemudian disebut dengan melek wacana. Menurut Mulyati (www.file.upi.edu) yang dimaksud melek wacana adalah kemampuan membaca yang sesungguhnya, yakni kemampuan mengubah lambang-lambang tulis menjadi bunyi-bunyi bermakna disertai pemahaman akan lambang-lambang tersebut. Dengan kemampuan melek wacana inilah kemudian anak-anak akan diberikan berbagai macam informasi yang dapat memperluas pengetahuan mereka atau knowledge of world mereka.

Hal itu senada dengan yang diungkapkan oleh Rahim (2007:2) bahwa ada tiga istilah yang sering digunakan untuk memberikan komponen dasar dari proses membaca. Ketiga proses itu adalah recording, decoding, dan meaning. Recording adalah proses mengasosiasi kata dan kalimat dengan bunyi-bunyi yang sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan. Sementara itu, decoding adalah proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata. Proses recording dan decoding ini biasanya berlangsung pada kelas-kelas awal, yaitu SD kelas I, II, dan III, yang kemudian dikenal dengan istilah membaca permulaan.

Adapun meaning adalah keterampilan memahami maka. Kemampuan memahami makna inilah yang disebut membaca lanjutan. Kemampuan memahami ini berlangsung dengan berbagai tingkatan, mulai dari tingkat pemahaman literal, sampai pada pemahaman interpretatif, kreatif, dan evaluatif (Rahim, 2007: 2). Proses meaning ini berlangsung pada kelas-kelas lanjut, yaitu SD kelas IV dan seterusnya.

Namun, pada beberapa kasus masih terdapat siswa sekolah dasar pada kelas lanjut yang belum mampu membaca, dalam hal ini belum melek huruf. Misalnya, di Kabupaten Kuningan, khususnya di SDN 1 Cineumbeuy, Kecamatan Lebakwangi, masih terdapat siswa kelas lanjut yang belum melek huruf. Di antara mereka ada yang sama sekali belum biasa membaca (baru mengenal huruf, namun tidak bisa merangkaikan) ada pula yang sudah bisa namun belum lancar atau masih terbata-bata.


(15)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk selanjutnya, penulis mengelompokkan siswa-siswa tersebut ke dalam kelompok berkesulitan membaca.

Ketika penulis mewawancarai seorang guru kelas tentang upaya penanganan anak dengan kesulitan membaca itu, beliau mengatakan bahwa sudah dilakukan upaya untuk menangani anak tersebut. Adapun upaya yang dilakukan adalah meminta teman sebayanya membimbing siswa dengan kesulitan membaca itu. Namun, usaha tersebut belum berhasil. Ketika ditanya tentang upaya yang dilakukan oleh guru secara langsung, beliau menjawab bahwa belum ada upaya yang ia lakukan. Menurut beliau, seharusnya tugas itu adalah tugas guru kelas I dan II. Selanjutnya, penulis bertanya tentang guru kelas I yang dulu mengajarkan membaca permulaan pada siswa yang berkesulitan tersebut. Ternyata, guru tersebut sudah tiada.

Pertanyaan selanjutnya yang penulis ajukan adalah tentang penyebab kesulitan membaca pada siswa tersebut. Beliau tidak dapat menjelaskan secara pasti

tentang penyebab itu. Beliau hanya menjawab, “Mungkin karena malas”. Dari sana,

penulis melihat bahwa belum adanya upaya dari guru dan sekolah untuk mengetahui penyebab sekaligus mengatasi masalah siswa yang berkesulitan belajar tersebut.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis berpendapat bahwa kondisi tersebut memerlukan penanganan atau penyelesaian segera. Jika ini dibiarkan, bagaimana nasib anak dengan kesulitan membaca ini selanjutnya. Tentu saja anak ini akan mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran yang lainnya. Akhirnya, tidak menutup kemungkinan anak tersebut akan menjadi anak yang terbelakang dalam hal akademik.

Untuk itu, penulis tergerak dan tertarik untuk mengadakan penelitian studi kasus terhadap siswa berkesulitan membaca tersebut. Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti profil kemampuan membaca siswa dan menelusuri faktor penyebab kesulitan membaca yang dialami siswa. Selanjutnya, penulis akan mencoba


(16)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan Metode Analisis Glass sebagai upaya penanganan untuk meningkatkan kemampuan membaca mereka.

Alasan penggunaan metode Analisis Glass adalah karena menurut penulis metode ini cocok untuk mereka yang akan belajar membaca permulaan. Dalam metode ini, untuk pertama kali siswa akan diajarkan untuk membaca rangkaian huruf (decoding), dimulai dari kata-kata pendek dan mudah sampai pada kata-kata yang panjang dan sulit.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis akan mengadakan

penelitian dengan judul “Pembelajaran Membaca Permulaan melalui Metode Analisis Glass bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties)

Penelitian serupa yang berkaitan dengan siswa berkesulitan membaca pernah dilakukan oleh Juhanaini (2012) dalam Disertasinya yang berjudul “Model Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Peserta Didik Berkesulitan Belajar (Learning Difficulties) di Sekolah Dasar Reguler”. Dalam penelitian itu, Juhanaini menggunakan Model Pembelajaran Berdiferensiasi untuk menangani siswa yang berkesulitan belajar membaca. Hasilnya, model pembelajaran tersebut ternyata dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa berkesulitan dan sekaligus meningkatkan keaktifan semua siswa di dalam pembelajaran.

Selain itu, adapula penelitian lain yang dilakukan oleh Penney (2002) yang berjudul “Teaching Decoding Skill to Poor Readers in High School”. Dalam penelitian itu, Penney pun menggunakan metode Analisis Glass. Berdasarkan penelitian tersebut metode Analisis Glass berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca. Namun, penelitian ini digunakan kepada siswa tingkat sekolah menengah yang menurut hemat penulis tingkat perkembangan kognitifnya berbeda dengan siswa sekolah dasar (walaupun sama-sama terkategori siswa berkesulitan membaca).


(17)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sementara itu, penelitian ini merupakan studi kasus terhadap siswa berkesulitan membaca untuk mengetahui profil kesulitan membaca dan faktor yang diduga menjadi penyebabnya. Selanjutnya, penulis menggunakan metode Analisis Glass untuk menangani kesulitan membaca yang dialami siswa yang bersangkutan. Dalam menggunakan metode ini, penulis betul-betul membebaskan setiap kata yang dilatihkan dari konteks, yaitu tidak memberikan latihan kata dalam bentuk kalimat dan tidak disertai gambar apapun. Hal ini sesuai dengan prinsip Metode Analisis Glass yang ditulis oleh Gerald Glass, yaitu Glass Analysis for Decoding Only.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan studi pendahuluan yang sudah dilakukan di SDN 1 Cineumbeuy, Kuningan, penulis menemukan ada kasus siswa yang diduga mengalami kesulitan membaca. Mereka adalah siswa kelas III semester akhir. Mereka merupakan siswa yang masih berada pada level pembaca pemula tingkat akhir yang akan memasuki level pembaca lanjutan. Artinya, mereka seharusnya sudah tidak memiliki kendala lagi dalam hal membaca teknis.

Ketika penulis bertanya kepada guru kelasnya, guru yang bersangkutan masih belum bisa memastikan kondisi dan penyebab siswa berkesulitan membaca tersebut. Selain itu, belum ada alternatif pembelajaran yang dilakukan guru untuk menangani masalah tersebut. Dengan demikian, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Terdapat siswa berkesulitan membaca di kelas III SDN Cineumbuy- Kuningan Tahun Akademik2012/2013

2. Kesulitan membaca yang dialami siswa tersebut belum diketahui faktor penyebabnya


(18)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kesulitan membaca yang dialami siswa tersebut belum ditangani secara khusus oleh pihak sekolah dan oleh karena itu penulis akan mencoba melakukan tindakan atau penanganan melalui metode Analisis Glass

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana profil kemampuan membaca siswa berkesulitan membaca di SDN 1 Cineumbeuy-Kuningan?

2. Faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan membaca pada siswa di SDN 1 Cineumbeuy- Kuningan?

3. Bagaimana rancangan pembelajaran membaca permulaan melalui Metode Analisis Glass pada siswa berkesulitan membaca di SDN 1 Cineumbeuy- Kuningan?

4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan melalui Metode Analisis Glass pada siswa berkesulitan membaca di SDN 1 Cineumbeuy- Kuningan?

5. Bagaimana hasil pembelajaran membaca permulaan melalui Metode Analisis Glass pada siswa berkesulitan membaca di SDN 1 Cineumbeuy- Kuningan?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini terdiri dari dua, yakni tujuan secara umum dan tujuan secara khusus. Berikut adalah tujuan peneitian ini.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk membantu siswa kelas III SDN 1 Cineumbeuy Kuningan Tahun Akademik 2012/2013 yang diduga mengalami


(19)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesulitan membaca. Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan ada sebuah solusi untuk menangani masalah tersebut.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

a. kondisi kemampuan membaca pada siswa berkesulitan membaca di SDN 1 Cineumbeuy-Kuningan

b. faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan membaca pada siswa di SDN 1 Cineumbeuy – Kuningan

c. rancangan pembelajaran membaca permulaan melalui metode Analisis Glass pada siswa berkesulitan membaca di SDN 1 Cineumbeuy- Kuningan

d. pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan melalui metode Analisis Glass pada siswa berkesulitan membaca di SDN 1 Cineumbeuy- Kuningan

e. hasil pembelajaran membaca permulaan melalui metode Analisis Glass pada siswa berkesulitan membaca di SDN 1 Cineumbeuy- Kuningan


(20)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi Siswa yang Bersangkutan

Bagi siswa berkesulitan membaca yang menjadi subjek, penelitian ini dapat membantu mereka dalam mengatasi kesulitan yang mereka alami

2. Bagi Guru

Manfaat penelitian ini bagi guru adalah dapat menjadi refernsi dalam menangani siswa yang berkesulitan membaca jika di kemudian hari menemukan kasus yang serupa.

3. Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti adalah dapat menjadi upaya untuk meningkatkan kualitas dalam melakukan penelitian. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi sebuah pengalaman dan ilmu baru karena masalah ini belum dipelajari secara mendalam sebelumnya.

4. Bagi Orangtua Siswa

Penelitian ini dapat membantu orangtua dalam menangani anak mereka yang berkesulitan membaca.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pijakan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dalam hal yang serupa.

F. Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya (Arikunto, 1998:19). Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


(21)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Kemampuan membaca permulaan/ kemampuan membaca teknis merupakan sebuah kemampuan yang sangat penting bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran-pembelajaran berikutnya.

2. Metode Analisis Glass merupakan sebuah metode yang menuntut siswa untuk menganalisis urutan pola huruf yang membentuk sebuah kata. Dengan belajar menganalisis, siswa dapat menemukan sendiri pola huruf-pola huruf yang ada dan membentuk sebuah kata (Inquiry)

3. Pembelajaran dengan proses penemuan sendiri (inquiri) dapat membentuk dan mengembangkan self concept pada diri siswa sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik. Dengan demikian, dapat membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru. Begitu pula dalam belajar membaca. Ketika siswa sudah mampu menganalisis pola urutan huruf yang membentuk sebuah kata, ia akan menemukan sendiri konsep tentang hal itu. Dengan demikian, dalam dirinya akan terbentuk self concept tentang cara membunyikan/membaca rangkaian huruf sehingga ketika diberikan kata yang baru siswa akan mampu membaca/membunyikannya.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran membaca permulaan adalah sebuah pembelajaran membaca yang diarahkan pada kemampuan siswa dalammengenali dan membunyikan lambang huruf dan gabungan huruf (melek huruf)

2. Metode Analisis Glass adalah sebuah metode dalam pembelajaran membaca yang khusus untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca huruf atau kata (decoding). Adapun teknis pelaksanaannya adalah dengan cara membantu siswa dalam menganalisis kata untuk kemudian disegmentasi menjadi huruf atau suku


(22)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kata. Selanjutnya, siswa dibantu untuk menganalisis rangkaian huruf untuk digabung menjadi suku kata dan kata.

3. Kesulitan membaca yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesulitan membaca dalam membunyikan huruf atau kata (decoding). Artinya, dalam penelitian ini tidak memperhatikan masalah pemahaman (comprehension) Selain itu, kesulitan membaca yang diteliti dalam penelitian ini adalah kesulitan yang bersifat umum. Kesulitan membaca yang dimaksud tidak merujuk pada konsep kesulitan membaca yang ada pada ranah learning disability (LD). Dalam penelitian ini, konsep kesulitan membaca lebih mengarah pada learning difficulties, yaitu kesulitan membaca yang tidak dikhususkan pada kesulitan akibat faktor neurologis saja.

4. Kemampuan membaca permulaan adalah kemampuan siswa dalam membunyikan lambang huruf dan membunyikan rangkaian huruf (kata). Biasanya, kemampuan ini disebut dengan melek huruf.


(23)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan tipe studi kasus.Menurut Sugiyono (2008: 9) penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dengan peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan datanya dilakukan secara triangulasi, analisis datanya bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Sementara itu, menurut Bogdan dan Biklen (dalam Syamsudin, 2009:175) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu. Sementara itu, Surachman (dalam Syamsudin, 2009: 175) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada satu kasus secara intensif dan rinci. Adapula pakar lain, Yin (2011:19) yang memberikan definisi yang lebih teknis. Menurutnya, studi kasus adalah suatu inquiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas, dan dimana multisumber bukti dapat dimanfaatkan.

Alasan menggunakan metode ini adalah karena penelitian ini akan meneliti secara mendalam siswa yang mengalami kesulitan membaca. Dalam penelitian ini, penulis akan menelusuri faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan membaca pada siswa yang dijadikan objek penelitian. Setelah itu, penulis akan menggunakan metode Analisis Glass sebagai alternatif pembelajarannya.


(24)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengenai desain penelitian studi kasus, Yin (2011:29) mengatakan bahwa desain penelitian adalah suatu rencana tindakan untuk berangkat dari sini ke sana. “Di sini” diartikan sebagai rangkaian pertanyaan awal yang harus dijawab, dan “disana” merupakan serangkaian konklusi atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Sementara itu, menurut Stenhouse (dalam Nunan 1992: 78) salah satu tipe dalam penelitian studi kasus adalah tipe action. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan studi kasus yang berkaitan dengan penelitia tindakan yang dilakukan guru di dalam kelas untuk menangani masalah tertentu yang dihadapi siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka desain penelitian ini akan menggunakan desain pada proses layanan bimbingan yang diungkapkan Makmun (2009:292) berikut ini.

Bagan 3.1

Desain Penelitian Studi Kasus

Inputs Steps Feedback

(masukan data) (tahapan kegiatan) (umpan balik)

Studi pendauhuluan

Identifikasi kasus (1)

Informasi data yang dicari

Identifikasi masalah (2)

Informasi data

yang dicari Diagnosis (3)

Informasi data yang dicari

Prognosis (4)

Evaluasi (6) Tindakan / Remedial (5)


(25)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Prosedur Penelitian

Berdasarkan bagan atau desain penelitian di atas, maka prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Identifikasi Kasus. Dalam tahap ini, penulis melakukan survey pendahuluan untuk menandai siswa yang diduga mengalami kesulitan membaca. Hal ini diperoleh melalui wawancara dengan guru serta informas data prestasi siswa. 2. Identifikasi Masalah. Dalam tahap ini, penulis melakukan asessmen atau tes

untuk menandai siswa yang mengalami kesulitan membaca. Dari survey pendahuluan, diperoleh informasi bahwa di kelas III SDN Cineumbeuy terdapat siswa yang diduga mengalami kesulitan membaca. Berdasarkan informasi itulah, penulis kemudian akan mengadakan tes membaca di kelas tersebut untuk mengetahui siswa mana saja yang mengalami kesulitan membaca.

3. Diagnosis. Dalam tahap ini, penulis menandai jenis dan karakteristik kesulitan membaca yang terjadi pada siswa serta faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya

4. Prognosis. Dalam tahap ini, penulis menentukan tindakan yang akan diberikan kemudian merancang perencanaan tindakan untuk menangani masalah kesulitan membaca yang dialami siswa tersebut.

5. Tindakan/ Remedial. Dalam tahap ini penulis melakukan tindakan atau remedial berdasar rancangan yang telah ditentukan dalam proses sebelumnya.


(26)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Evaluasi. Dalam tahap ini, penulis melakukan evaluasi untuk mengetahui efek tindakan terhadap kemampuan membaca siswa yang berkesulitan. Jika masih ditemukan kekurangan, maka penulis akan menganalisis hal-hal yang mempengaruhinya, untuk kemudian memcari solusi atau pemecahannya. Begitu seterusnya, sampai diperoleh hasil yang memadai.


(27)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Tes. Teknik ini digunakan untuk mengetahui kondisi kemampuan membaca pada siswa berkesulitan membaca.

2. Wawancara. Teknik ini digunakan untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa dan metode pembelajaran membaca yang selama ini dilakukan oleh guru. Wawancara akan ditujukan untuk orang tua, guru, dan teman sebaya.

3. Observasi. Teknik ini digunakan untuk mengetahui kondisi siswa yang berkesulitan membaca dan untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran yang selama ini digunakan. Selain itu, observasi digunakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pembelajaran membaca dengan metode Analisis Glass pada siswa berkesulitan membaca.

D. Instrumen Penelitian

1. Jenis Instrumen yang Digunakan

Metode studi kasus merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono, (2008:223) instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Selanjutnya, setelah fokus penelitian jelas, maka dapat dikembangkan istrumen penelitian sederhana. Instrumen itu bisa berupa tes, pedoman wawancara, pedoman angket, atau pedoman observasi. Karena dalam penelitian ini telah terdapat fokus yang jelas, maka instrumen penelitian yang akan digunakan adalah :

a) Instrumen tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes untuk mendiagnosis kasus kesulitan membaca pada siswa yang menjadi subjek penelitian. Tes ini terdiri dari dua, yaitu tes untuk identifikasi kasus dan tes untuk identifikasi masalah. Tes untuk


(28)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

idenifikasi kasus merupakan tes yang diberikan kepada seluruh siswa kelas III SDN Cineumbeuy TA 2012/2013 untuk menandai siswa mana saja yang diduga mengalami kesulitan membaca. Adapun tes identifikasi masalah adalah tes untuk mendiagnosis kemungkinan penyebab kesulitan membaca tersebut.

Untuk instrumen, penulis mengacu pada Ekwall/Shanker Reading Inventory. Menurut Shanker dan Cockrum (2009: 3) Ekwall/ Shanker Reading Inventory merupakan seperangkat tes yang didesain untuk menganalisis kemampuan membaca siswa, yang kemudian menjustifikasi apakah siswa termasuk level independent, instructional, atau frustration. Shanker dan Cockrum (1993: 5) menyatakan bahwa salah satu item tes yang utama dalam Ekwall/Shanker Reading Inventory adalah Graded Word List Test atau disebut juga San Diego Quick Asessment . Graded Word List Test atau disebut juga San Diego Quick Assesment merupakan seperangkat tes yang terdiri dari beberapa tingkatan daftar kata, atau disebut juga kata bergradasi. Tingkatan ini didasarkan pada tingkat kesulitan dan kepopuleran kata. Tes yang dimaksud terdapat dalam lampiran. Karena tes ini merupakan hasil adaptasi, penulis menyusun pedoman tes untuk menetukan siswa berkesulitan membaca sebagai berikut.

Tabel 3.1

Pedoman Pembuatan Instrumen Tes Untuk Menentukan Siswa Berkesulitan Membaca/Tidak

No Aspek Keterangan

1 Gradasi Kemudahan Pelafalan Instrumen dimulai dengan kata-kata yang mengandung huruf yang paling mudah dilafalkan berupa huruf vokal serta konsonan bilabial dan dental

2 Gradasi jumlah huruf dalam kata Instrumen dimulai dengan kata yang memiliki kata dengan jumlah kata


(29)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu paling sedikit 3 Gradasi Jumlah suku kata dalam

kata

Istrumen dimulai dengan kata yang memiliki jumlah suku kata paling sedikit

4 Gradasi variasi suku kata dalam kata

Instrumen dimulai dengan kata yang memiliki dua suku kata dan 3 huruf serta diakhiri huruf vokal. Lalu kata dua suku kata dengan 4 huruf yang suku katanya diulang misalnya <mama>, <papa>. Selanjutnya diteruskan dengan kata yang suku katanya lebih bervariasi.

5 Gradasi popularitas kata Instrumen dimulai dari kata-kata yang populer. Patokan populer dan tidak didasarkan pada buku teks yang biasa digunakan guru. Artinya, teks yang sering dilihat oleh siswa. Hal itu karena siswa sendiri memang sangat terbatas dalam menggunakan bahasa Indonesia sehingga dapat dikatakan hampir semua kata bagi mereka adalah asing.

Selain membuat pedoman tersebut, penulis juga menyusun pedoman untuk menentukan jenis kesulitan membaca yang dialami siswa. Jenis kesulitan tersebut mengacu pada pendapat Jordan (2005:3) tentang komponen membaca yang diantaranya adalah kesadaran fonik dan fonemik. Selain itu, hal tersebut juga didasarkan pada keterangan pada San Diego Quick Assessment bahwa tindak lanjut dari tes ini adalah Core Phonics Surveys yang akan mengetes pengenalan huruf dan kata (kesadaran fonik) dan Core Phoneme Segmentation yang akan mengetes kemampuan kesadaran fonemis. Berikut adalah pedoman dalam menentukan jenis kesulitan berupa rendahnya fonik dan fonemik.

Tabel 3.2


(30)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aspek Keterangan

Kesadaran fonik Rendah/kurang

Siswa dikatakan mengalami kesadaran fonik yang rendah jika:

- berada pada level perlu bimbingan (dengan jumlah huruf yang benar dibaca antara 60-77) atau pada level perlu penanganan (dengan jumlah huruf yang benar dibaca antara 0-59) untuk tes kemampuan membunyikan huruf alfabet

- berada pada level perlu bimbingan (dengan jumlah benar 10-13 kata dari 15 kata yang diteskan) atauperlu penanganan (dengan skor 0-9 kata dari 15 kata yang diteskan) untuk tes membaca kata dengan satu suku kata

- berada pada level perlu bimbingan (dengan jumlah benar 10-13 kata dari 15 kata yang diteskan) atauperlu penanganan (dengan skor 0-9 kata dari 15 kata yang diteskan) untuk tes membaca kata dengan satu suku kata dan berhuruf “r”

- berada pada level perlu bimbingan (dengan jumlah benar 10-13 kata dari 15 kata yang diteskan) atauperlu penanganan (dengan skor 0-9 kata dari 15 kata yang diteskan) untuk tes membaca kata dengan satu suku kata dan berkluster

- berada pada level perlu bimbingan (dengan jumlah benar 15-20 kata dari 24 kata yang diteskan) atauperlu penanganan (dengan skor 1-14 kata dari 24 kata yang diteskan) untuk tes membaca kata bersuku kata jamak.

Kesadaran fonemik yang rendah/kurang

Siswa dapat dikatakan memiliki kesadaran fonemik yang rendah jika siswa berada pada level perlu bimbingan (dengan skor 11-13 kata dari 15 kata yang diteskan) pada tes segmentasi bunyi kata ke dalam fonem.

Selain itu, penulis juga menyusun pedoman untuk menentukan level kesulitan membaca yang dialami siswa, yakni sebagai beerikut.


(31)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penentuan Kriteria Level Kesulitan Membaca Siswa

No Aspek Keterangan

1 Level Kesulitan Membaca Berat

Siswa terkategori sulit membaca berat jika memiliki 4-6 dari keriteria berikut.

1. Berada pada level perlu penanganan dalam tes kemampuan membunyikan huruf alfabet

2. Berada pada level perlu penanganan untuk tes membaca kata dengan satu suku kata

3. Berada pada level penanganan untuk tes membaca kata dengan satu suku kata dan berhuruf “r”

4. Berada pada level penanganan untuk tes membaca kata dengan satu suku kata dan berkluster

5. Berada pada level penanganan untuk tes membaca kata dengan suku kata jamak

6. Berada pada level penanganan untuk tes kemampuan segmentasi bunyi ke dalam fonem

2 Level Kesulitan Membaca Sedang

Siswa terkategori sulit membaca sedang jika memiliki 2-3 dari kriteria berikut.

1. Berada pada level perlu penanganan dalam tes kemampuan membunyikan huruf alfabet

2. Berada pada level perlu penanganan untuk tes membaca kata dengan satu suku kata

3. Berada pada level penanganan untuk tes membaca kata dengan satu suku kata dan berhuruf “r”

4. Berada pada level penanganan untuk tes membaca kata dengan satu suku kata dan berkluster

5. Berada pada level penanganan untuk tes membaca kata dengan suku kata jamak

6. Berada pada level penanganan untuk tes kemampuan segmentasi bunyi ke dalam fonem

3 Level Kesulitan Membaca Ringan

Siswa terkategori sulit membaca sedang jika memiliki 1 dari kriteria berikut.

1. Berada pada level perlu penanganan dalam tes kemampuan membunyikan huruf alfabet

2. Berada pada level perlu penanganan untuk tes membaca kata dengan satu suku kata

3. Berada pada level penanganan untuk tes membaca kata dengan satu suku kata dan berhuruf “r”


(32)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Berada pada level penanganan untuk tes membaca kata dengan satu suku kata dan berkluster

5. Berada pada level penanganan untuk tes membaca kata dengan suku kata jamak

6. Berada pada level penanganan untuk tes kemampuan segmentasi bunyi ke dalam fonem

Selanjutnya, untuk mengetahui keabsahan isntrumen yang telah disusun, penulis meminta penilaian pakar (judgment expert). Adapun pakar yang diminta menilai atau menimbang instrument dalam penelitian ini ada tiga, yaitu:

1) Dr. Isah Cahyani, M.Pd. Beliau adalah dosen pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Beliau juga pernah menjadi tim penilai instrumen untuk assessment membaca.

2) Een Ratnengsih, M.Pd. Beliau adalah laboran pada Laboratorium Pendidikan Luar Biasa Universitas Pendidikan Indonesia. Beliau sering menangani anak berkebutuhan khusus salah satunya anak yang berkesulitan membaca. Beliau pun banyak terlibat dalah penyususnan instrumen untuk berbagai jenis assessment untuk anak berkebutuhan khusus. Selain itu, beliau juga diamanahi untuk mengampu Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling pada FPBS UPI.

3) Yunus Abidin, M.Pd. Beliau adalah dosen PGSD pada Universitas Pendidikan Indonesia kampus Daerah (Cibiru). Beliau telah menulis beberapa buku, salah satunya adalah buku yang berkaitan dengan membaca yang berjudul “Strategi Membaca: Teori dan Pembelajarannya.”.

b) Pedoman Wawancara

Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi mengenai profil siswa, kondisi keluarga, proses pembelajaran, dan kebiasaan belajar siswa. Wawancara ini dilakukan kepada siswa yang bersangkutan, guru kelas, teman sebaya siswa, dan


(33)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang tua siswa. Berikut kisi-kisi instrumen wawancara yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Wawancara

No Narasum ber

Aspek yang ingin digali Instrumen

1 Guru 1. Profil siswa a. Kemampuan

akademik siswa b. Kemampuan

membaca siswa c. Kesulitan-kesulitan

membaca yang dialami siswa 2. Proses pembelajaran

membaca a. Metode

pembelajaran yang digunakan

b. Bahan ajar yang digunakan

c. Media

pembelajaran yang digunakan

3. Penanganan bagi siswa berkesulitan membaca yang dialkukan guru 4. Kondisi sekolah

a. Jumlah siswa rata-rata tiap kelas b. Latar belakang

sosial, ekonomi, dsb rata-rata siswa

1. Pertanyaan tentang profil siswa

a. Bagaimana kemampuan siswa dalam setiap mata pelajaran, apakah berada di atas rata-rata, pas rata-rata atau di bawah rata-rata?

b. Bagaimana kemampuan membaca siswa, apakah mengalami kesulitan? c. Kesulitan membaca apa saja yang

ditunjukkan oleh siswa?

2. Pertanyaan tentang proses pembelajaran membaca

a. Metode pembelajaran apa yang selama ini digunakan?

b. Bahan ajar apa yang selama ini digunakan?

c. Media pembelajaran apa yang selama ini digunaka?

3. Apakah selama ini telah dilakukan upaya penanganan bagi siswa berkesulitan membaca? Jika ada, upaya apa yang telah dilakukan dan bagaimana?

4. Pertanyaan tentang kondisi sekolah a. Berapa jumlah rata-rata siswa tiap

kelas?

b. Secara rata-rata, bagaimana latar belakang sosial, ekonomi siswa di sekolah ini?

2 Orangtua 1. Profil siswa a. Identitas siswa

1. Pertanyaan tentang profil siswa a. Identitas siswa


(34)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Riwayat siswa

(misalnya riwayat lahir, penyakit, dll) c. Jumlah saudara

kandung

2. Identitas keluarga a. Nama dan

pekerjaan ayah b. Nama dan

pekerjaan ibu c. Latar belakang

pendidikan ayah dan ibu

3. Kondisi keluarga a. Kondisi ekonomi

keluarga b. Kondisi sosial

keluarga

4. Pola pengasuhan orang tua

a. Bahasa yang digunakan dalam keluarga b. Kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkan dalam keluarga

5. Hubungan orangtua dan anak

a. Kedekatan orang tua dan anak b. Pengetahuan orang

tua tentang kondisi anak

c. Penaganan orang tua terhadap kesulitan anak

- Siapa nama anak Anda? - Kapan anak Anda lahir? b. Riwayat siswa

- Apakah kelahiran anak Anda mengalami masalah?

- Apakah anak Anda pernah mengalami sakit parah?

- Pada usia berapa anak Anda mulai bisa bicara?

- Apakah anak Anda pernah mengalami musibah, misalnya jatuh? - Apakah anak Anda pernah

mengalami kekerasan fisik?

- Apakah anak Anda mendapat asupan gizi yang cukup?

c. Berapa jumlah anak Anda seluruhnya?

2. Pertanyaan tentang identitas keluarga? a. Siapa nama suami dan apa

pekerjaannya?

b. Siapa nama istri dan apa pekerjaannya?

c. Apa pendidikan terakhir suami dan istri?

3. Pertanyaan tentang kondisi keluarga? a. Menurut Anda bagaimana kondisi

ekonomi keluarga Anda?

b. Menurut Anda apakah keluarga Anda merupakan keluarga yang harmonis?

4. Pertanyaan tentang pola pengasuhan orang tua?

a. Bahasa apa yang Anda gunakan kepada Anak Anda? Bahasa daerah atau bahasa Indonesia?

b. Apakah Anda sering menyuruh Anak Anda untuk belajar di rumah?

c. Apakah Anda memantau perkembangan prestasi anak Anda?


(35)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Pertanyaan tentang hubungan orang tua?

a. Apakah Anda dekat dengan anak-anak Anda?

b. Apakah Anda tahu bahwa anak Anda mengalami kesulitan membaca? c. Jika tahu, apakah Anda pernah

melakukan penanganan?

3 Teman Sebaya

1. Profil siswa 2. Kemampuan

membaca siswa 3. Kebiasaan belajar

siswa

4. Kemampuan sosialisasi siswa

1. Apakah kamu kenal dekat dengan ...?

2. Menurutmu, apakah ... bisa membaca?Coba ungkapkan pendapatmu!

3. Bagaimana ...di kelas, aktif ataukah tidak?

4. Menurutmu, apakah ...rajin belajar? Coba ceritakan!

5. Apakah ...suka bergaul dengan teman-teman di kelas?

c) Pedoman observasi

Observasi digunakan untuk mengetahui profil siswa, kebiasaan siswa membaca, keadaan sekolah dan pembelajaran, serta kondisi keluarga siswa. Di antara hala-hal tersebut mungkin ada salah satu yang menjadi faktor penyebab kesulitan membaca yang dialami siswa. Berikut adalah kisi-kisi instrumen observasi.

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrumen Observasi

No Aspek Objek Instrumen Keterangan Deskripsi

Ya Tidak

1 Kebiasaan membaca siswa

Siswa 1. Menunjuk tiap kata yang sedang dibaca

2. Menggerakkan kepala ketika membaca, bukan mata


(36)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Menempatkan buku dengan

cara yang aneh

4. Menempatkan buku terlalu dekat dengan mata

5. Sering melihat pada gambar, jika ada

6. Membaca terlalu cepat 7. Membaca tanpa ekspresi 8. Adanya nada suara yang aneh

atau tegang yang menandakan keputusasaan

2 Kondisi keluarga

Keluarg a

1. Status sosial-ekonomi rendah 2. Keterbatasan dalam berbahasa

Indonesia

3. Tidak memiliki naungan yang layak

4. Orang tua kurang

berkomunikasi dengan anak 5. Terdapat kekerasan dalam

rumah tangga

6. Rendahnya keterampilan orang tua

7. Rendahnya tingkat pendidikan orang tua

8. Jumlah anak yang banyak 3 Kondisi

siswa dan sekolah

Siswa dan sekolah

1. Kemampuan dan keterampilan akademik rendah

2. Tinggal kelas

3. Gagal dalam pelajaran 4. Kehadiran yang rendah 5. Kelas yang besar

6. Banyak siswa yang berasal dari keluarga miskin

7. Pembelajaran yang kurang tepat

8. Berusia dua tahun atau lebih tua dari teman-temannya 9. Sikap memberontak


(37)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pengujian Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian

Pengujian keabsahan data dalam penelitian berarti menguji validitas dan realibilitas. Namun validitas dan reliabilitas yang dimaksud tidak sama dengan makna validitas dan reliabilitas yang terdapat dalam penelitian kuantitatif.

a. Validitas.

Validitas yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah triangulasi. Triangulasi adalah validitas yang dilakukan pada sumber-sumber data yang berbeda, yaitu dengan memeriksa bukti-bukti yang berasal dari sumber-sumber tersebut dan menggunakannya untuk membangun justifikasi secara koheren. Jadi dalam penelitian ini, hasil dari observasi, wawancara, dan dokumentasi ditriangulasi.

b. Reliabilitas

Reliabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini tentu tidak sama dengan realibilitas dalam penelitian kuantitatif. Reliabilitas yang dilakukan mengacu pada yang diungkapkan oleh Gibs (dalam Creswell, 2009: 285), yaitu:

1) mengecek hasil transkrip untuk memastikan tidak adanya kesalahan yang dibuat selama proses transkripsi

pembelaja ran di sekolah

pembelajaran yang tepat dan bervariatif

2. Guru menggunakan media yang tepat dan bervariatif 3. Guru menggunakan bahan ajar

yang tepat dan bervariatif

4. Guru memberikan

pendampingan

khusus/pengayaan bagi siswa berkesulitan


(38)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) memastikan tidak ada definisi dan makna yang mengambang mengenai kode-kode selama proses coding.

3) melakukan cross-check dan membandingkan kode-kode yang dibuat oleh peneliti lain dengan yang dibuat oleh penulis.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Model Miles and Huberman .Miles dan Huberman (dalam Sugiyono,2008: 246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam menganalisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data adalah data reduction, data display, dan conclusion drawing atau verification. Dengan demikian, analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan langkah berikut.

1. Reduksi data. Dalam proses ini, penulis merangkum, memilih hal-hal yang pokok atau penting untuk kemudian menemukan tema dan polanya

2. Penyajian data. Setelah data dipilih, data disajikan dalam bentuk narasi atau uraian singkat, bagan, dan hubungan antarkategori dan pedoman penilaian yang telah ditentukan

3. Analisis Data, yaitu mengkaji data berdasarkan teori

4. Penarikan kesimpulan. Setelah data disajikan dan dianalisis baru kemudian diambil sebuah kesimpulan

Untuk lebih jelas, berikut adalah format analisis data yang digunakan. Tabel 3. 6

Format Analisis Data

Kegiatan Deskripsi Kegiatan


(39)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesalahan –kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam membunyikan huruf atau kata, contoh :huruf /d/ dibaca [be] atau sebaliknya; atau kata kata<pantai> dibaca <panti>, atau siswa tidak dapat membaca kata (diam)

Analisis Berisi kajian terhadap data tersebut ditinjau dari teori yang ada bab II dan pedoman penilaian yang telah ditentukan Penarikan Simpulan Berisi simpulan dari data yang telah dianalisis berdasar teori

yang digunakan

F. Data dan Sumber Data 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SDN 1 Cineumbeuy, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Kuningan. Sekolah ini berada di Jalan Raya Cineumbeuy No. 155, Kecamatan Cimeumbeuy, Kabupaten Kuningan. Rata-rata siswa yang bersekolah di SD ini berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal itu terbukti dari data yang menunjukkan bahwa dari 191 siswa yang bersekolah di sana, 98 orang terkategori sebagai siswa dari keluarga miskin.

Selain itu, orangtua siswa rata-rata lulusan sekolah dasar. Hal itu menyebabkan tingkat keterampilan yang rendah dan pola pemikiran yang sedikit kolot. Misalnya, ketika penulis melakukan observasi ke rumah siswa, ada beberapa orangtua yang menolak. Hal itu karena mereka tidak mau menjadi bahan gunjingan tetangga. Bagi masyarakat di sekitar sekolah itu, ketika ada guru yang melakukan kunjungan ke rumah, berarti anak mereka memiliki masalah berat di sekolah dan hal itu merupakan aib serta sering menjadi pergunjingan di antara mereka.

Selain hal yang telah disebutkan di atas, letak sekolah yang menghadap ke jalan raya sangat tidak kondusif untuk belajar. Setiap hari banyak kendaraan yang melintas dengan frekuensi yang cukup padat. Sering juga kendaraan besar seperti bus melintas ke jalan tersebut. Dengan demikian, suasana pembelajaran banyak terganggu oleh bisingnya suara kendaraan tersebut.


(40)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sarana pendukung pembelajaran di sekolah ini pun kurang memadai. Misalnya, sekolah ini tidak memiliki perpustakaan. Padahal, perpustakaan merupakan sarana belajar yang cukup penting bagi siswa. Selain tidak memiliki perpustakaan, sekolah ini juga belum memiliki laboratorium.

2. Sumber Data

Menurut Sugiyono (2009:291-292) sampel sumber data dalam penelitian kualitatif dapat dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling. Penentuan sampel dalam proposal, masih bersifat sementara dan akan berkembang kemudian setelah peneliti berada di lapangan. Pada tahap awal, dipilih sampel yang memiliki otoritas dan power pada suatu situasi sosial atau objek yang diteliti, sehingga diharapkan mampu “membuka pintu” kemana saja peneliti akan melakukan pengumpulan data.

Dalam penelitian ini, awalnya penulis mendapat informasi bahwa di SDN 1 Cineumbeuy terdapat siswa kelas III yang sama sekali tidak bisa membaca. Oleh sebab itu, peneliti menjadikan guru kelas III dan tentunya siswa yang bersangkutan sebagai sumber data. Setelah itu, guru wali kelas tersebut menghubungi kepala sekolah tentang rencana penelitian ini, dan kepala sekolah mengizinkan. Dalam proses selanjutnya (berdasarkan karakteristik teknik snowball sampling) tidak menutup kemungkinan akan bermunculan sumber data yang lain. Sumber data ini akan secara pasti diketahui setelah dilakukan assessment dengan menggunakan alat ukur yang representatif.


(41)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

RANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE ANALISIS GLASS BAGI SISWA BERKESULITAN MEMBACA

A. Rancangan Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass bagi Siswa Berkesulitan Membaca

Setelah diperoleh hasil diagnosis terhadap siswa berkesulitan membaca, selanjutnya penulis menentukan tindakan untuk menangani siswa itu. Hal yang menjadi fokus perhatian dalam melakukan tindakan tersebut adalah bagaimana meningkatkan kemampuan atau kesadaran fonetik siswa dalam membaca dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar membaca. Utuk itu, penulis menerapkan model pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan metode Analisis Glass.

Penggunaan Metode Analisis Glass diterapkan karena menurut hemat penulis metode ini cocok untuk menangani kesulitan membaca pada kasus yang penulis teliti. Kesulitan membaca yang dialami oleh siswa yang penulis teliti adalah kesulitan membaca teknis. Mereka mengalami kesulitan membaca karena kesadaran foniknya dan fonemiknya yang rendah. Metode Analisis Glass yang menekankan pada proses audio dan visual diharapkan dapat meningkatkan kesadaran fonik dan fonemik siswa tersebut.

Selain itu, dengan cara menganalisis pola urutan huruf dalam membentuk kata, diharapkan siswa menemukan sendiri konsep tentang cara membunyikan kata. Dengan proses penemuan sendiri (inquiry) siswa akan lebih mudah ketika belajar membaca


(42)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya, penulis menyusun sebuah rancangan pembelajaran untuk melaksanakan tindakan tersebut. Rencana pembelajaran yang disusun terdiri dari lima rancangan. Rancangan kedua sampai ke lima merupakan hasil dari evaluasi pada pelaksanaan pembelajaran sebelumnya. Selain itu, rancangan pembelajaran dibagi menjadi dua, yakni rancangan pembelajaran bagi siswa berkesulitan membaca berat dan siswa berkesulitan membaca sedang. Produk RPP yang dimaksud dapat dilihat pada bagian lampiran.

Berikut hanya akan disajikan materi/ bahan ajar yang akan digunakan untuk melaksanakan proses pembelajaran tersebut.Seperti telah disebutkan di atas bahwa RPP dibuat untuk siswa berkategori sulit membaca berat dan siswa berkategori sulit membaca sedang, maka bahan ajar dan langkah-langkahnya pun dibagi menjadi dua.

1. Bahan Ajar Pembelajaran Membaca Permulaan dengan Metode Analisis Glass Bahan ajar yang diberikan berupa daftar kata yang akan dilatihkan kepada siswa ketika melaksanakan pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan Metode Analisis Glass. Sesuai dengan prinsip Analisis Glass yang telah dibahas pada bab II, kata-kata yang diberikan adalah daftar kata yang memiliki rima atau bunyi akhir yang senada. Selain itu, kata-kata ini disusun dari yang sederhana ke yang kompleks. Berikut ini adalah contoh daftar kata yang akan diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran membaca dengan mengacu pada metode Analisis Glass.

a. Daftar Kata dengan dua suku kata

1) Daftar Kata 1

ima – oma abi – ebi ibu – abu apa – opa ani – ini asa – esa ina – ana

2) Daftar Kata 2


(43)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mama – nama pita – sita

nani – mani tahu – bahu babi – bibi reka - peka laba – coba meja – puja bola – pola sapa – pipa

3) Daftar Kata 3

empat – sempat kasur - busur batuk – patuk kucur - cucur lebur – kabur gamis - kamis lembur – gempur

b. Daftar kata dengan tiga suku kata dan atau berimbuhan

menawan – menahan serdadu – mengadu menatap – menetap dilema – selama berlalu – selalu menanti – simpati petaka – aneka rematik – dipetik remaja – seroja senapan – resapan

c. Daftar kata berdiftong

pantai – petai tembakau – terpukau semai -ramai seringai – senarai amboi – sepoi kuitansi - kuintal sengau – kerbau kualitas - kuantitas sungai – ngarai kuartet – kuardan

d. Daftar kata dengan huruf ‘ng’ dan ‘ny’

bunga – singa bunyi – sunyi senang – renang nyanyi – ngopi pengap – senyap siang - tiang

penggal – sinyal pengaruh - mengaduh kalung – palung senyawa – bernyawa nyanyi – ngopi

nyiur - ngawur

e. Daftar Kata berkluster

kontrol – kontrak klasifikasi - klarifikasi syarat – syahdu promosi - produksi


(1)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) kondisi sosial ekonomi keluarga yang rendah serta tingkat pendidikan dan keterampilan orangtua yang rendah.

3. Untuk menangani siswa berkesulitan membaca, penulis akan memberikan tindakan melalui Metode Analisis Glass. Sebelum dilakukan tindakan, penulis menyusun RPP terlebih dahulu. RPP ini pun dibuat dua, yaitu untuk siswa berkesulitan membaca sedang dan siswa berkesulitan membaca berat. RPP ini menekankan pada pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan prinsip dan langkah-langkah Metode Analisis Glass. RPP ini dibuat sebanyak lima RPP dan RPP ke-2 sampai ke-5 merupakan hasil dari refleksi tindakan sebelumnya.

4. Pelaksanaan tindakan atau treatment terhadap siswa berkesulitan membaca melaui Metode Analisis Glass pun dibagi dua, yaitu untuk siswa berkesulitan membaca sedang dan siswa bekesulitan membaca berat. Selain itu, tindakan ini dilakukan selama lima kali, sampai mencapai target minimal yang ditentukan. Setiap kali melakukan tindakan, penulis melakukan evaluasi dan dari hasil evaluasi itulah kemudian dibuat perencanaan tindakan selanjutnya.

5. Setelah dilakukan lima kali tindakan dapat dikatakan bahwa Metode Analisis Glass yang digunakan, berhasil dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa yang dibuktikan dengan meningkatnya kesadaran fonetik dan fonemik siswa yang sebelumnya rendah. Namun, pada siswa berkesulitan membaca berat, metode ini belum mampu meningkatkan level membacanya. Hal itu dibuktikan dengan hal-hal berikut.

a. Setelah dilakukan tindakan, OR dan RF, yang awalnya tidak dapat membaca sama sekali sudah mampu membaca kata. Walaupun masih berada pada level frustrasi, OR dan RF sudah mampu membaca kata yang terdiri dari 2-3 suku


(2)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kata,serta beberapa kata berhuruf /ng/ dan /ny/ seperti <bunga>, <punya>, <singa>, dan semisalnya.

b. Setelah dilakukan tindakan, kemampuan membaca N, H, dan Rk pun mengalami peningkatan. Rk sudah mampu mencapai level independen tanpa melakukan kesalahan satu kata pun. Begitu juga dengan N. Ia sudah mencapai level independen walaupun masih melakukan kesalahan sebanyak satu kata dari semua kata yang diteskan. Sementara itu, H baru mencapai level instruksional karena ia melakukan kesalahan sebanyak dua kata dari kata yang diteskan.

B. Saran

Telah disebutkan sebelumnya, bahwa upaya tindakan yang dilakukan penulis dengan menggunakan Metode Analisis Glass cukup berhasil dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa. Hal tersebut karena kesulitan membaca yang dialami siswa salah satunya disebabkan oleh kesadaran fonetik dan fonemik yang rendah. Namun, kesulitan membaca yang dialami siswa tidak hanya disebabkan oleh hal tersebut. Hal-hal lain di luar siswa ternyata banyak berpengaruh terhadap kesulitan yang dialami mereka. Salah satunya adalah faktor lingkungan keluarga. Oleh sebab itu, penulis menyarankan peneliti selanjutnya yang akan meneliti hal yang serupa untuk melakukan penelitian tentang penanganan terhadap faktor lingkungan keluarga yang berpengaruh bagi siswa yang berkesulitan membaca.

Selain itu, seperti halnya metode yang lain, Metode Analisis Glass bukan merupakan metode yang sempurna. Misalnya, metode ini menekankan pada proses decoding dan membedakan antara membaca dan decoding. Oleh karena itu, metode tidak mengajarkan membaca kata disertai dengan konteks sehingga tidak memperkenankan menggunakan gambar atau menggunakan kata dalam konteks


(3)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kalimat. Siswa hanya diperlihatkan kata-kata tersendiri. Hal itu membuat metode ini kurang menarik bagi siswa sehingga sangat memungkinkan siswa menjadi jenuh. Dengan demikian, perlu diadakan penelitian lanjut untuk menangani siswa berkesulitan membaca dengan menggunakan metode yang menuntut analisis seperti halnya dalam metode Analisis Glass namun lebih menarik bagi siswa.


(4)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Abidin, Yunus. (2010). Strategi Membaca: Teori dan Pembelajarannya. Bandung :Penerbit Rizqi Press.

Abdurrahman, Mulyono. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Kerjasama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan Penerbit Rineka Cipta.

Aditama, Toeti. (2008). Makna Membangkitkan Minat Baca. [Online]. Tersedia: http://www.bit.lipi.go.id/masyarakat-literasi/index.php/minat baca?start=16. [16 Juni 2013]

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Bagaskorawati, Riana. (2010). Anak Berisiko: Identifikasi, Asesmen, dan Intevensi Dini. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Balajhty Ernest & Sally Lipa Wade. (2003). Struggling Readers: Assessment dan Instruction in Grades K-6. New York: The Guilford Press.

Creswell, Jhon W. (2009). Research Design: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Mixed. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Departemen Agama RI. (2008). Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung: Penerbit Dionegoro.

Jordan, Rosalie. (2005). Early Reading and Early Reading Diagnostic Assessment: Soecond Edition. London: Pearson Education Inc.

Juhanaini. (2010). Model Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Peserta Didik Berkesulitan Belajar (Learning Difficulties) di Sekolah Dasar Reguler. Disertasi pada Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan

Lyon, G. Reid. (tanpa tahun). Why Some Children Have Difficulties Learning to Read. [Online]. Tersedia: http://www.readingrocket.org. [10 Maret 2013]


(5)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Makmun, Abin Syamsudin. (2009). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Manzo, Anthony & Ula Manzo. (1990). Content Area Reading: A Heuristic Approach. Ohio: Merrill Publishing Company.

Mulyati, Yeti. (Tanpa tahun). Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan.

Online].Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR_PEN._BHS._ DAN_SASTRA_INDONESIA. [30 Oktober 2012]

Nunan, David. (1992). Research Methods In Language Learning. New York: University of Cambridge.

O’Connor, Rollanda E,. (2007). Teaching Word Recognition :

EffectiveStrategies for StudentswithLearningDifficulties. New York: The Guilford Press.

Pacific Resources for Education and Learning. (2012). Staged of Reading Development. [Online]. Tersedia: www.readingrocket.org. [23 Maret 2013]

Penney, Catherine G. (2002). “Teaching Decoding Skill to Poor Readers In High School”. Journal of Literacy Research, 34, (1), 99-108.

Rahim, Farida. (2007). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Reid, Robert & Torri Ortiz Lienemann. (2006). Strategy Instruction for Students with Learning Disabilities. New York: The Guilford Press. Roza, Prima. (2007). “Pendidikan dan Mutu Manusia”.Jurnal Sosioteknologi.

12 (6).303-08.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Shanker, James L dan Ward A. Cockrum. (2009). Ekwall/Shanker Reading Inventory. California: Pearson Education.

Syamsudin, AR. &Vismaia S. Damayanti. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.. Bandung:Kerjasama SPS UPI dengan PT Remaja Rosdakarya


(6)

Ifah Hanifah, 2013

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tarigan, Henry Guntur. (1979). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wahyuni, Sri. (2010). Cepat Bisa Baca. Jakarta: PT Gramedia.

WGBH Educational Foundation. (2002). Difficulties with Reading. [Online]. Tersedia: www.pbs.org/wgbh/misunderstoodminds/readingdiffs.html. [10 Maret 2013].

Yin, Robet K. (2011). Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Yusuf, Munawir. (2003). Pendidikan bagi Anak dengan Problema Belajar. Solo: Tiga Serangkai.