DESAIN DAN IMPLEMENTASI KONFIGURASI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) DENGAN MENGGUNAKAN MIKROTIK UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN KOMPUTER GEDUNG TF UPN JATIM.

DESAIN DAN IMPLEMENTASI KONFIGURASI MULTI
PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) DENGAN
MENGGUNAKAN MIKROTIK UNTUK MENINGKATKAN
PERFORMA J ARINGAN KOMPUTER GEDUNG TF UPN J ATIM

SKRIPSI

Oleh:

RIZKI OCTADIAN SYAH
0834010246
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayahNYA yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir yang berjudul “Desain Dan Implementasi Konfigurasi Multi Protocol
Label

Switching

(MPLS)

Dengan

Menggunakan

Mikrotik

Untuk

Meningkatkan Perfor ma J aringan Komputer Gedung TF UPN J atim”,
sebagai prasyarat menyelesaikan program Strata Satu (S1) Teknik Informatika.

Tugas akhir ini berkaitan dengan pembuatan konfigurasi MPLS dengan
menggunakan Mikrotik pada Gedung TF UPN Jatim untuk meningkatkan
performa jaringan komputer, dalam hal ini berkaitan dengan kecepatan transfer
data. Diharapkan tugas akhir ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang MPLS dengan menggunakan Mikrotik.
Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan tugas akhir ini, yang
penulis sadari bahwa masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan tugas akhir ini.

Surabaya, 03 Juni 2012

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

i


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………………………………………………….… i
UCAPAN TERIMA KASIH ……………………………………………… ii
ABSTRAK .……………………………………………………...……....... iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………..……….. v
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………..……….. vii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………. ix
BAB I:

PENDAHULUAN ………………………………………… 1
1.1

Latar Belakang …………………………………………...... 1

1.2

Rumusan Masalah …….…………………………………… 2

1.3.


Batasan Masalah ………………………………………....... 2

1.4

Tujuan ……………………………..……............................. 3

1.5

Manfaat ………………………………….………………… 4

1.6

Metode Penelitian …....…………………………………..... 4

1.7

Sistematika Penulisan .......………………………………… 5

BAB II:


TINJAUAN PUSTAKA …………………………………... 7

2.1

Gedung Teknik Informatika UPN “Veteran” Jatim .……… 7

2.2

Jaringan Komputer ………………………………………... 7
2.2.1

Perangkat Keras: Klasifikasi Jaringan Komputer …. 9

2.2.2

Perangkat Lunak: Susunan Protokol Jaringan
Komputer ………………………………………….. 13

2.2.3

2.3

2.4

Aplikasi Jaringan Komputer ……….……………… 18

Multi Protocol Label Switching (MPLS) ………………..... 18
2.3.1

Komponen MPLS …………………………………. 22

2.3.2

Arsitektur MPLS …………………………………. 24

Mikrotik …………………………………………………… 25
2.4.1

Sejarah Mikrotik …………………………………... 26


2.4.2

Jenis-Jenis Mikrotik ……………………………….. 26

2.4.3

Fitur-Fitur Mikrotik ……………………………….. 27

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

v

BAB III:

ANALISIS DAN PERANCANGAN ……………………... 28

3.1


Analisis Masalah .………………..……………………….... 28

3.2

Usulan Pemecahan Masalah ……………………................. 28

3.3

Perancangan Sistem ……………………………………….. 31

BAB IV:
4.1

3.3.1

Spesifikasi Hardware ……………………………... 33

3.3.2

Spesifikasi Software ………………………………. 34


3.3.3

Langkah-Langkah Konfigurasi MPLS ……………. 35

IMPLEMENTASI DAN UJI COBA ……………………….38
Implementasi Konfigurasi Multi Protocol Label Switching
(MPLS) Dengan Menggunakan Mikrotik .…………..…….. 38

4.2

Konfigurasi Router Mikrotik ….……………….…………. 40
4.2.1

Konfigurasi Router 1 …….………..………………. 41

4.2.2

Konfigurasi Router 2 ……………………………… 49


4.2.3

Konfigurasi Router 3 ……………………………… 57

4.3

Cek Table Routing ………………………………………... 66

4.4

Cek Dan Tes Konfigurasi MPLS …………………………. 68

4.5

Uji Coba Transfer Data ………………………………….... 71

BAB V:

PENUTUP ………………………………………………… 78


5.1

Kesimpulan ……………………………………………….. 78

5.2

Saran ……………………………………………………… 79

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 80

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vi

: Desain Dan Implementasi Konfigurasi Multi Protocol Label
Switching (MPLS) Dengan Menggunakan Mikrotik Untuk
Meningkatkan Performa Jaringan Komputer Gedung TF UPN
Jatim
Pembimbing : Hudan Studiawan, S.Kom, M.Kom
Penyusun
: Rizki Octadiansyah
Judul

ABSTRAK

Seiring berkembangnya teknologi komputer di masa sekarang ini,
banyak institusi ataupun perusahaan menggunakan jaringan komputer di
tempatnya. Fungsi atau tujuan dari jaringan komputer di institusi ataupun
perusahaan sangat beragam, diantaranya adalah resource sharing atau berbagi
sumber daya yang memudahkan setiap orang yang ada di jaringan untuk
menggunakan seluruh program, peralatan, dan data tanpa dipengaruhi lokasi
sumber daya dan pemakai. Dalam jaringan komputer, kecepatan transfer data
merupakan masalah yang sering dialami. Lambatnya proses transfer dan
membutuhkannya waktu yang lama untuk mendapatkan data sering membuat user
kecewa.
Oleh karena itu dalam tugas akhir ini dilakukan penelitian jaringan
komputer di Gedung Teknik Informatika atau Giri Santika UPN “Veteran” Jawa
Timur (TF UPN JATIM) dengan merancang dan mengimplementasikan sebuah
jaringan komputer yang memanfaatkan konfigurasi teknologi berbasis Multi
Protocol Label Switching (MPLS) dengan menggunakan Mikrotik untuk
meningkatkan performa jaringan komputer. Tujuan dari tugas akhir ini adalah
mampu merancang dan membuat jaringan komputer berbasis MPLS dengan
menggunakan Mikrotik serta Memahami perbandingan jaringan komputer
berbasis MPLS dengan menggunakan Mikrotik dan jaringan komputer tanpa
menggunakan MPLS. Metode yang digunakan untuk membandingkan jaringan
komputer berbasis MPLS dengan menggunakan Mikrotik dan jaringan komputer
tanpa menggunakan MPLS adalah dengan cara transfer data atau copy paste
pada server dan client.
Dari hasil uji coba penelitian yang dilakukan antara jaringan komputer
yang menggunakan MPLS dengan Mikrotik dan jaringan komputer yang tanpa
menggunakan MPLS, transfer data dari server ke client lebih cepat pada jaringan
komputer yang menggunakan MPLS dengan Mikrotik daripada jaringan
komputer yang tanpa menggunakan MPLS.

Kata Kunci: MPLS, Mikrotik, Jaringan Komputer, Transfer Data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Seiring berkembangnya teknologi komputer di masa sekarang ini,

banyak institusi ataupun perusahaan menggunakan jaringan komputer di
tempatnya. Fungsi atau tujuan dari jaringan komputer di institusi ataupun
perusahaan sangat beragam, diantaranya adalah resource sharing atau berbagi
sumber daya yang memudahkan setiap orang yang ada di jaringan untuk
menggunakan seluruh program, peralatan, dan data tanpa dipengaruhi lokasi
sumber daya dan pemakai. Kemudian high reliability atau kehandalan tinggi yaitu
banyaknya sumber alternatif yang tersedia kapanpun diperlukan, dan masih
banyak yang lainnya (Proboyekti, 2009).
Dalam jaringan komputer, kecepatan transfer data merupakan masalah
yang sering dialami. Lambatnya proses transfer dan membutuhkannya waktu yang
lama untuk mendapatkan data sering membuat user kecewa. Oleh karena itu,
dibuatlah sebuah jaringan komputer dengan memanfaatkan teknologi berbasis
Multi Protocol Label Switching (MPLS). MPLS merupakan sistem yang
membantu mempercepat koneksi pada jaringan komputer. Pada jaringan MPLS
ini memanfaatkan layer 2 (switching) dan layer 3 (routing). Untuk mendapatkan
performa yang baik, dalam hal ini Quality of Service (QoS) sangat diperhatikan.
Secara teoritis, jaringan berbasis MPLS dapat meningkatkan kelancaran transfer

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

2

data lebih cepat dengan memanfaatkan pengaturan QoS yang telah terdistribusi
pada paket MPLS yang telah terinstal (Bachtiar, 2009).
Oleh karena itu dalam tugas akhir ini dilakukan penelitian jaringan
komputer di Gedung Teknik Informatika atau Giri Santika UPN “Veteran” Jawa
Timur (TF UPN JATIM) dengan merancang dan mengimplementasikan sebuah
jaringan komputer yang memanfaatkan konfigurasi teknologi berbasis MPLS
dengan menggunakan Mikrotik untuk meningkatkan performa jaringan komputer.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu

masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana cara merancang konfigurasi MPLS dengan menggunakan Mikrotik

untuk meningkatkan performa jaringan komputer Gedung TF UPN Jatim
b. Bagaimana cara mengimplementasikan dan mengujicobakan konfigurasi

MPLS dengan menggunakan Mikrotik untuk meningkatkan performa jaringan
komputer Gedung TF UPN Jatim.

1.3

Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan batasan

masalah sebagai berikut:
a. Perancangan

dan

pengimplementasian

konfigurasi

MPLS

dengan

menggunakan Mikrotik untuk meningkatkan performa jaringan komputer

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

b. Open Shortest Path First (OSPF) sebagai dynamic routing yang terdapat pada

perancangan konfigurasi MPLS dengan menggunakan Mikrotik tidak dibahas
secara luas, detil dan mendalam
c. Pengujian performa jaringan komputer sebelum dan setelah menggunakan

konfigurasi MPLS dengan Mikrotik untuk mendapatkan hasil analisis
perbandingan. Untuk pengambilan data dilakukan dengan cara transfer data
secara Local Area Network (LAN)
d. Pada pengujian kecepatan transfer data antara jaringan komputer yang

menggunakan MPLS dengan Mikrotik dan jaringan komputer yang tanpa
menggunakan MPLS hanya dicari pembuktian bahwa jaringan komputer yang
menggunakan MPLS dengan Mikrotik lebih cepat daripada jaringan komputer
yang tanpa menggunakan MPLS
e. Pengimplementasian dan pengujian tidak dilaksanakan secara langsung dan

nyata terhadap jaringan komputer Gedung TF UPN Jatim melainkan
dilaksanakan terhadap jaringan komputer yang dibuat sendiri dengan
rancangan kebutuhan minimal dari MPLS.

1.4

Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan tugas akhir ini adalah:

1. Mampu untuk merancang dan membuat jaringan komputer berbasis MPLS
dengan menggunakan Mikrotik
2. Memahami perbandingan jaringan komputer berbasis MPLS dengan
menggunakan Mikrotik dan jaringan komputer tanpa menggunakan MPLS.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

1.5

Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari tugas akhir ini adalah:

1. Meningkatkan performa jaringan komputer pada jaringan komputer Gedung
TF UPN Jatim
2. Mendapatkan hasil analisis perbandingan dari jaringan komputer yang
berbasis MPLS dengan menggunakan Mikrotik dan jaringan komputer tanpa
menggunakan MPLS.

1.6

Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan penelusuran dan pembelajaran terhadap berbagai
macam literatur seperti buku, jurnal, skripsi, tugas akhir, tesis, referensireferensi baik melalui perpustakaan maupun internet dan lain sebagainya yang
terkait dengan judul penelitian ini.
2. Analisis Kebutuhan
Menganalisis kebutuhan dengan cara seperti pengumpulan data, analisis data,
serta analisis kebutuhan hardware dan software. Tahapan ini sangat penting
untuk menunjang pada tahapan perancangan dan pembuatan.
3. Perancangan Dan Pembuatan
Pada tahap ini dilakukan pengerjaan konfigurasi, mulai dari perancangan
sampai pembuatan konfigurasi MPLS dengan menggunakan Mikrotik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

4. Uji Coba
Pada tahap ini akan dilakukan pengujian konfigurasi MPLS dengan
menggunakan Mikrotik pada jaringan komputer untuk mendapatkan hasil
sesuai yang diharapkan.
5. Dokumentasi
Pada tahap ini dilakukan pembuatan laporan tugas akhir untuk dijadikan
sebagai dokumentasi hasil penelitian.

1.7

Sistematika Penulisan
Dalam laporan tugas akhir ini, pembahasan akan disajikan dalam

beberapa bab dengan sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan, manfaat, metode penelitian dan sistematika
penulisan yang digunakan dalam laporan tugas akhir ini.

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang teori-teori dan penjelasan yang
berkaitan dengan permasalahan dan penyelesaian masalah dari
laporan tugas akhir.

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN
Pada bab ini berisi tentang analisis dan perancangan konfigurasi
MPLS dengan menggunakan Mikrotik pada jaringan komputer
Gedung TF UPN Jatim.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN UJ I COBA
Pada bab ini berisi tentang implementasi konfigurasi MPLS dengan
menggunakan Mikrotik pada jaringan komputer Gedung TF UPN
Jatim. Serta hasil uji coba konfigurasi MPLS dengan menggunakan
Mikrotik pada jaringan komputer Gedung TF UPN Jatim.

BAB V

PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari
keseluruhan isi laporan tugas akhir, dan saran yang diharapkan
dapat bermanfaat untuk pengembangan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini dipaparkan tentang sumber-sumber literatur yang
digunakan dalam pembutan laporan tugas akhir ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Gedung Teknik Infor matika UPN “Veter an” J atim
Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri UPN

“Veteran” Jawa Timur didirikan pada tahun akademik 2002/2003. Tujuan
pendidikan Teknik Informatika adalah untuk menghasilkan Sarjana yang unggul
dan mempunyai pengetahuan dasar dan keahlian yang luas dalam bidang
Teknologi Informatika. Gedung Teknik Informatika UPN “Veteran” Jawa Timur
(TF UPN Jatim) atau yang disebut Gedung Giri Reka merupakan tempat
dilaksanakannya perkuliahan Program Studi Teknik Informatika dan Sistem
Informasi (UPN "Veteran" Jawa Timur, 2008).

2.2

J ar ingan Komputer
Jaringan komputer adalah sekumpulan komputer yang berjumlah

banyak, terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan
tugasnya. Dua buah komputer misalnya dikatakan terkoneksi bila keduanya dapat
saling bertukar informasi. Bentuk koneksi dapat melalui: kawat tembaga, serat
optik, gelombang mikro, satelit komunikasi. Jaringan komputer menjadi penting
bagi manusia dan organisasinya karena jaringan komputer mempunyai tujuan
yang menguntungkan bagi mereka (Proboyekti, 2009). Tujuan jaringan komputer
adalah untuk:
1. Resource sharing: seluruh program, peralatan dan data yang dapat digunakan
oleh setiap orang yang ada dijaringan tanpa dipengaruhi lokasi sumber daya

7

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

dan pemakai. Misalnya: Staf BIRO Akademik mengirimkan daftar mahasiswa
baru ke perpustakaan dalam bentuk print out dengan langsung mencetaknya di
printer perpustakaan dari komputer di BIRO akademik. Atau sebaliknya staf
perpustakaan mendapatkan langsung file daftar mahasiswa baru yang
disimpan di komputer staf BIRO akademik.
2. High reliability: tersedianya sumber-sumber alternatif kapanpun diperlukan.
Misalnya pada aplikasi perbankan atau militer. Jika salah satu mesin tidak
bekerja, kinerja organisasi tidak terganggu karena mesin lain mempunyai
sumber yang sama.
3. Menghemat uang: membangun jaringan dengan komputer-komputer kecil
lebih murah dibandingkan dengan menggunakan mainframe. Data disimpan di
sebuah komputer yang bertindak sebagai server dan komputer lain yang
menggunakan data tersebut bertindak sebagai client. Bentuk ini disebut clientserver.
4. Scalability: meningkatkan kinerja dengan menambahkan komputer server atau
client dengan mudah tanpa mengganggu kinerja komputer server atau
komputer client yang sudah ada lebih dulu.
5. Media komunikasi: memungkinkan kerjasama antar orang-orang yang saling
berjauhan melalui jaringan komputer baik untuk bertukar data maupun
berkomunikasi.
6. Akses informasi luas: dapat mengakses dan mendapatkan informasi dari jarak
jauh.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

7. Komunikasi orang-ke-orang: digunakan untuk berkomunikasi dari satu orang
ke orang yang lain.
8. Hiburan interaktif.
Dalam pengenalan jaringan komputer, pembahasan dilihat dari dua
aspek: perangkat keras dan perangkat lunak. Dalam perangkat keras pengenalan
meliputi jenis transmisi, dan bentuk-bentuk jaringan komputer atau topologi.
Sedangkan dalam pembahasan perangkat lunaknya akan meliputi susunan
protokol dan perjalanan data dari satu komputer ke komputer lain dalam suatu
jaringan.

2.2.1

Per angkat Keras: Klasifikasi J ar ingan Komputer
Terdapat dua klasifikasi jaringan komputer yang dibedakan yaitu

berdasarkan teknologi transmisi dan jarak.
1. Teknologi Transmisi
Secara garis besar ada dua jenis teknologi transmisi:
a. Jaringan Broadcast
Memiliki saluran komunikasi tunggal yang dipakai bersama-sama oleh
semua mesin yang ada pada jaringan. Pesan-pesan berukuran kecil, disebut
paket dan dikirimkan oleh suatu mesin kemudian diterima oleh mesinmesin yang lainnya. Bagian alamat pada paket berisi keterangan tentang
kepada siapa paket ditujukan. Saat menerima sebuat paket, mesin akan cek
bagian alamat, jika paket tersebut untuk mesin itu, maka mesin akan
proses paket itu. Jika bukan maka mesin mengabaikannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

b. Jaringan Point-To-Point
Terdiri dari beberapa koneksi pasangan individu dari mesin-mesin. Untuk
pergi dari satu sumber ke tempat tujuan, sebuah paket pada jaringan jenis
ini mungkin harus melalui satu atau lebih mesin-mesin perantara.
Seringkali harus melalui banyak rute (route) yang mungkin berbeda
jaraknya. Karena itu algoritma routing memegang peranan penting pada
jaringan point-to-point.
Sebagai pegangan umum (walaupun banyak pengecualian), jaringan yang lebih
kecil dan terlokalisasi secara geografis cenderung memakai broadcasting,
sedangkan jaringan yang lebih besar umumnya mengunakan point-to-point.
2. Jarak
Jarak adalah hal yang penting sebagai ukuran klasifikasi karena diperlukan teknikteknik yang berbeda untuk jarak yang berbeda. Tabel berikut menggambarkan
hubungan antar jarak dan prosesor yang ditempatkan pada tempat yang sama.
Tabel 2.1 Hubungan Antar Jarak dan Prosessor (Proboyekti, 2009)
Jarak antar
prosesor
0.1 m

Prosesor di tempat
yang sama
Papan rangkaian

1m

Sistem

10 m
100 m
1 km
10 km
100 km
1.000 km
10.000 km

Ruangan
Gedung
Kampus
Kota
Negara
Benua
Planet

Jenis jaringan
Data flow machine: komputer-komputer
paralel, memiliki beberapa unit fungsi yang
semuanya bekerja untuk program yang sama
Multicomputer, sistem yang berkomunikasi
dengan cara mengirim pesan-pesannya
melalui bus* pendek dan sangat cepat
Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN)
Metropolitan Area Network (MAN)
Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN)
Internet

Sumber: Proboyekti, Umi, 2009, Pengantar Teknologi Infor masi, Jaringan Komputer ,
http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/Jaringan_Komputer.pdf

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Disini secara terbatas dan sederhana dijelaskan secara singkat Local Area Network
(LAN), Metropolitan Area Network (MAN), Wide Area Network (WAN), dan
Internet.
a. LAN
Menghubungkan komputer-komputer pribadi dalam kantor perpusahaan,
pabrik atau kampus. LAN dapat dibedakan dari jenis jaringan lainnya
berdasarkan 3 karakteristik: ukuran, teknologi transmisi dan topologi jaringan.

Gambar 2.1 Jenis-Jenis Topologi Jaringan (Proboyekti, 2009)
b. MAN
Merupakan versi LAN ukuran lebih besar dan biasanya memakai teknologi
yang sama dengan LAN. MAN mampu menunjang data dan suara, dan bahkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel. MAN hanya memiliki
sebuah atau dua buah kabel dan tidak mempunyai elemen switching, yang
berfungsi untuk mengatur paket melalui beberapa kabel output.

Gambar 2.2 Contoh MAN (Proboyekti, 2009)
c. WAN
Mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup Negara atau
benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin yang bertujuan untuk menjalankan
program-program (aplikasi) pemakai. Mesin ini disebut HOST. HOST
dihubungkan oleh sebuah subnet komunikasi atau cukup disebut SUBNET.
Tugas subnet adalah membawa pesan dari satu host ke host lainnya. Pada
sebagian besar WAN subnet terdiri dari 2 komponen: kabel transmisi dan
elemen switching.

Gambar 2.3 Hubungan antara host-host dengan subnet (Proboyekti, 2009)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

d. Internet
Terdapat banyak jaringan di dunia ini, seringkali dengan perangkat keras dan
perangkat lunak yang berbeda-beda. Orang yang terhubung ke jaringan sering
berharap untuk dapat komunikasi dengan orang lain yang terhubung ke
jaringan lainnya. Keinginan seperti ini memerlukan hubungan antar jaringan
yang seringkali tidak kompatibel dan berbeda. Kadang menggunakan mesin
yang disebut GATEWAY sebagai penerjemah antar jaringan yang tidak
kompatibel. Kumpulan jaringan yang terkoneksi disebut INTERNETWORK
atau INTERNET. Bentuk INTERNET yang umum adalah kumpulan dari LAN
yang dihubungkan oleh WAN.

2.2.2

Per angkat Lunak: Susunan Protokol J ar ingan Komputer
Jaringan diorganisasikan sebagai suatu tumpukan lapisan (layer). Tujuan

tiap lapisan yaitu memberikan layanan kepada lapisan yang berada di atasnya.
Misal lapisan 1 memberi layanan terhadap lapisan 2. Masing-masing lapisan
memiliki protokol. Protokol adalah aturan suatu "percakapan" yang dapat
dilakukan. Protokol mendefinisikan format, urutan pesan yang dikirim dan
diterima antar sistem pada jaringan dan melakukan operasi pengiriman dan
penerimaan pesan. Protokol lapisan n pada satu mesin akan berbicara dengan
protokol lapisan n pula pada mesin lainnya. Dengan kata lain, komunikasi antar
pasangan lapisan N, harus menggunakan protokol yang sama. Misal, protocol
lapisan 3 adalah IP, maka akan ada pertukaran data secara virtual dengan protokol
lapisan 3, yaitu IP, pada stasiun lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Gambar 2.4 Susunan Lapisan (Layer) (Proboyekti, 2009)
Pada kenyataannya protokol lapisan n+1 pada satu mesin tidak dapat
secara langsung berbicara dengan protokol lapisan n+1 di mesin lain, melainkan
harus melewatkan data dan kontrol informasi ke lapisan yang berada di bawahnya
(lapisan n), hingga ke lapisan paling bawah. Antar lapisan yang "berkomunikasi",
misal lapisan n dengan lapisan n+1, harus menggunakan suatu interface
(antarmuka) yang mendefinisikan layanan-layanannya. Himpunan lapisan dan
protokol disebut arsitektur protokol. Urutan protocol yang digunakan oleh suatu
sistem, dengan satu protokol per lapisan, disebut stack protokol. Agar suatu paket
data dapat saling dipertukarkan antar lapisan, maka paket data tersebut harus
ditambahkan suatu header yang menunjukkan karakteristik dari protokol pada
lapisan tersebut. Satu stasiun dapat berhubungan dengan stasiun lain dengan cara
mendefinisikan spesifikasi dan standarisasi untuk segala hal tentang media fisik
komunikasi dan juga segala sesuatu menyangkut metode komunikasi datanya. Hal
ini dilakukan pada lapisan 1.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Gambar 2.5 Pemberian Header pada Lapisan-lapisan (Proboyekti, 2009)
Karena begitu kompleknya tugas-tugas yang harus disediakan dan
dilakukan oleh suatu jaringan komputer, maka tidak cukup dengan hanya satu
standard protokol saja. Tugas yang komplek tersebut harus dibagi menjadi bagianbagian yang lebih dapat di atur dan diorganisasikan sebagai suatu arsitektur
komunikasi.

Menanggapi

hal

tersebut,

suatu

organisasi

standard

ISO

(International Standard Organization) pada tahun 1977 membentuk suatu komite
untuk mengembangkan suatu arsitektur jaringan. Hasil dari komite tersebut adalah
Model Referensi OSI (Open Systems Interconnection). Model Referensi OSI
adalah System Network Architecture (SNA) atau dalam bahasa Indonesianya
Arsitektur Jaringan Sistem. Hasilnya seperti pada Gambar OSI Layer dan Header
yang menjelaskan ada 7 lapisan (layer) dengan nama masing-masing.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Gambar 2.6 OSI Layer dan Header (Proboyekti, 2009)
Gambar OSI Layer dan Header juga menggambarkan header-header
yang diberikan pada setiap lapisan kepada data yang dikirimkan dari lapisan ke
lapisan.

Gambar 2.7 OSI Model: Gambaran Tiap Layer (Proboyekti, 2009)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Setiap lapisan memiliki tugas yang berbeda satu sama lain. Berikut
masing-masing tugas dari tiap lapisan:


7) Application Layer: menyediakan layanan untuk aplikasi misalnya transfer
file, email, akses suatu komputer atau layanan.



6) Presentation Layer: bertanggung jawab untuk menyandikan informasi.
Lapisan ini membuat dua host dapat berkomunikasi.



5) Session Layer: membuat sesi untuk proses dan mengakhiri sesi tersebut.
Contohnya jika ada login secara interaktif maka sesi dimulai dan kemudian
jika ada permintaan log off maka sesi berakhir. Lapisan ini juga
menghubungkan lagi jika sesi login terganggu sehingga terputus.



4) Transport Layer: lapisan ini mengatur pengiriman pesan dari host-host di
jaringan. Pertama data dibagi-bagi menjadi paket-paket sebelum pengiriman
dan kemudian penerima akan menggabungkan paket-paket tersebut menjadi
data utuh kembali. Lapisan ini juga memastikan bahwa pengiriman data bebas
kesalahan dan kehilangan paket data.



3) Network Layer: lapisan bertanggung jawab untuk menerjemahkan alamat
logis jaringan ke alamat fisik jaringan. Lapisan ini juga memberi identitas
alamat, jalur perjalanan pengiriman data, dan mengatur masalah jaringan
misalnya pengiriman paket-paket data.



2) Data Link Layer: lapisan data link mengendalikan kesalahan antara dua
komputer yang berkomunikasi lewat lapisan physical. Data link biasanya
digunakan oleh hub dan switch.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18



1) Physical Layer: lapisan physical mengatur pengiriman data berupa bit lewat
kabel. Lapisan ini berkaitan langsung dengan perangkat keras seperti kabel,
dan kartu jaringan (LAN CARD).

2.2.3

Aplikasi J ar ingan Komputer
Jaringan komputer pada saat ini diterapkan hampir dalam semua tempat

seperti: bank, perkantoran, universitas, rumah sakit, bidang pariwisata, hotel, dan
bahkan rumah. Semua ini diawali dengan komputerisasi. Komputerisasi
memberikan kemudahan dalam penyelesaian banyak tugas dan meningkatkan
kebutuhan untuk saling berbagi informasi antar bagian terkait, dan kebutuhan
untuk pengamanan dan penyimpanan data. Kebutuhan tersebut kemudian dijawab
oleh teknologi jaringan komputer.

2.3

Multi Protocol Label Switching (MPLS)
Multi Protocol Label Switching (MPLS) adalah sebuah teknik yang

menggabungkan kemampuan manajemen switching yang ada dalam teknologi
Asynchronous Transfer Mode (ATM) dengan fleksibilitas network layer yang
dimiliki teknologi IP (Hadi, 2011).
Fungsi label pada MPLS yaitu sebagai proses penyambungan dan
pencarian jalur dalam jaringan komputer. MPLS menggabungkan teknologi
switching di layer 2 dan teknologi routing di layer 3 sehingga menjadi solusi
jaringan terbaik dalam menyelesaikan masalah kecepatan, scalability, QOS
(Quality of Service), dan rekayasa trafik. Tidak seperti ATM yang memecah
paket-paket IP, MPLS hanya melakukan enkapsulasi paket IP, dengan memasang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

header MPLS. Header MPLS terdiri atas 32 bit data, termasuk 20 bit label, 2 bit
eksperimen, dan 1 bit identifikasi stack, serta 8 bit time-to-live field (TTL). Label
adalah bagian dari header, memiliki panjang yang bersifat tetap, dan merupakan
satu-satunya tanda identifikasi paket. Label digunakan untuk proses forwarding,
termasuk proses traffic engineering. Header MPLS dapat dilihat pada Gambar
2.8.

Gambar 2.8 Header MPLS (Hadi, 2011)
Gambar 2.8 merupakan gambar format MPLS header paket dengan
rincian sebagai berikut (Dwicaksono, Darmayadi, Andrianto, 2011):
1. Label Value (LABEL)
Merupakan field yang terdiri dari dari 20 bit yang merupakan nilai dari label
tersebut.
2. Experimental Use (EXP)
Secara teknis field ini digunakan untuk keperluan eksperimen. Field ini dapat
digunakan untuk menangani indikator QoS atau dapat juga merupakan hasil
salinan dari bit-bit IP Presedence pada paket IP.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

3. Bottom of Stack (STACK)
Pada sebuah paket terdapat kemungkinan untuk menggunakan lebih dari satu
label. Field ini digunakan untuk mengetahui label stack yang paling bawah.
Label yang paling bawah dalam stack memiliki nilai bit 1 sedangkan yang lain
diberi nilai bit 0. hal ini sangat diperlukan pada proses label stacking.
4. Time to Live (TTL)
Field ini biasanya merupakan hasil salinan dari IP TTL header. Nilai bit TTL
akan berkurang 1 setiap paket melewati hop untuk menghindari terjadinya
packet storms. Dalam pembuatan proses label ada beberapa metode yang
dapat digunakan yaitu:


Metode berdasarkan topologi jaringan, yaitu dengan menggunakan
protokol IP-routing seperti Open Short Path First (OSPF)



Metode berdasarkan resource suatu paket data, yaitu dengan menggunakan
protokol yang dapat mengontrol trafik suatu jaringan seperti Resource
Reservation Protocol (RSVP)



Metode berdasarkan besar trafik pada suatu jaringan, yaitu dengan
menggunakan metode penerimaan paket dalam menentukan tugas dan
distribusi suatu label. Setiap LSR memiliki tabel yang disebut labelswitching table. Tabel itu berisi pemetaan label masuk, label keluar, dan
link ke LSR berikutnya. Saat LSR menerima paket, label paket akan
dibaca, kemudian diganti dengan label keluar, lalu paket dikirimkan ke
LSR berikutnya. Selain paket IP, paket MPLS juga bisa dienkapsulasikan
kembali dalam paket MPLS. Maka sebuah paket bisa memiliki beberapa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

header, dan bit stack pada header menunjukkan apakah suatu header
sudah terletak di dasar tumpukan header MPLS itu.
Dengan informasi label switching yang didapat dari routing network
layer, setiap paket hanya dianalisis sekali di dalam router di mana paket tersebut
masuk ke dalam jaringan untuk pertama kali. Router tersebut berada di tepi dan
dalam jaringan MPLS yang biasa disebut dengan Label Switching Router (LSR).
Ide dasar teknik MPLS ini adalah mengurangi teknik pencarian rute dalam setiap
router yang dilewati setiap paket, sehingga sebuah jaringan dapat dioperasikan
dengan efisien dan jalannya pengiriman paket menjadi lebih cepat. Jadi MPLS
akan menghasilkan high-speed routing dari data yang melewati suatu jaringan
yang berbasis parameter quality of service (QoS). Berikut ini perbandingan dari
label switching dan routing pada IP konvensional.
Tabel 2.2 Perbandingan Antara Label Switching dan Konvensional IP Routing
(Hadi, 2011)

Analisis Header IP

Konvensional Routing

Label Switching

Dilakukan pada tiap-

Dilakukan hanya sekali

tiap hop lintasan paket

pada saat paket

dari suatu jaringan

memasuki lintasan dari
suatu jaringan

Support Unicast dan

Memerlukan algoritma

Memerlukan hanya

Multicast Data

forwarding dan routing

sebuah algoritma

multicast yang khusus

forwarding

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Penentuan Routing

Berdasarkan pada

Berdasarkan pada

alamat tujuan yang

jumlah parameter, juga

terdapat pada header IP

termasuk alamat tujuan
pada header IP, seperti
quality of service
(QoS), tipe data (suara,
gambar) dan lain-lain.

Sumber: Hadi, M. Zen Samsono, 2011, Modul 10 Multi Pr otocol Label Switching (MPLS),
http://lecturer.eepis-its.edu/~zenhadi/kuliah/Jarkom2/Prakt10%20MPLS.pdf

2.3.1

Komponen MPLS
MPLS terdiri atas sirkuit yang disebut label-switched path (LSP) yang

menghubungkan node-node yang disebut label-switched router (LSR). LSR
pertama yang merupakan awal tempat masuknya paket disebut dengan ingress dan
LSR terakhir tempat keluar paket dari MPLS disebut egress. Setiap LSP dikaitkan
dengan sebuah forwarding equivalence class (FEC), yang merupakan kumpulan
paket yang menerima perlakukan forwarding yang sama di sebuah LSR. FEC
diidentifikasikan dengan pemasangan label (Dwicaksono, Darmayadi, Andrianto,
2011). Berikut detail komponen yang ada dalam MPLS (Hadi, 2011):
1. Label Switched Path (LSP): Merupakan jalur yang melalui satu atau
serangkaian LSR dimana paket diteruskan oleh label swapping dari satu
MPLS node ke MPLS node yang lain.
2. Label Switching Router (LSR): sebuah router dalam jaringan MPLS yang
berperan dalam menetapkan LSP dengan menggunakan teknik label swapping

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

dengan kecepatan yang telah ditetapkan. Dalam fungsi pengaturan trafik, LSR
dapat dibagi dua, yaitu:
a. Ingress LSR
Berfungsi mengatur trafik saat paket memasuki jaringan MPLS.
b. Egress LSR
Berfungsi untuk mengatur trafik saat paket meninggalkan jaringan MPLS
menuju ke LER. Sedangkan, LER (Label Edge Router) adalah suatu router
yang menghubungkan jaringan MPLS dengan jaringan lainnya seperti
frame relay, ATM dan ethernet.
3. Forward Equivalence Class (FEC): representasi dari beberapa paket data yang
diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan resource yang sama di dalam proses
pertukaran data.
4. Label: deretan bit informasi yang ditambahkan pada header suatu paket data
dalam jaringan MPLS. Label MPLS atau yang disebut juga MPLS header ini
terletak diantara header layer 2 dan header layer 3. Dalam proses pembuatan
label ada beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu:
a. Metode berdasarkan topologi jaringan, yaitu dengan menggunakan
protokol IP-routing seperti OSPF dan Border Gateway Protocol (BGP)
b. Metode berdasarkan kebutuhan resource suatu paket data, yaitu dengan
menggunakan protokol yang dapat mengontrol trafik suatu jaringan seperti
RSVP (Resource Reservation Protocol)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

c. Metode berdasarkan besar trafik pada suatu jaringan, yaitu dengan
menggunakan metode penerimaan paket dalam menentukan tugas dan
distribusi sebuah label.
5. Label Distribution Protocol (LDP): protokol baru yang berfungsi untuk
mendistribusikan informasi yang adalah pada label ke setiap LSR pada
jaringan MPLS. Protokol ini digunakan untuk memetakan FEC ke dalam
label, untuk selanjutnya akan dipakai untuk menentukan LSP. LDP message
dapat dikelompokkan menjadi:
a. Discovery Messages, yaitu pesan yang memberitahukan dan memelihara
hubungan dengan LSR yang baru tersambung ke jaringan MPLS
b. Session Messages, yaitu pesan untuk membangun, memelihara dan
mengakhiri sesi antara titik LDP
c. Advertisement Messages, yaitu pesan untuk membuat, mengubah dan
menghapus pemetaan label pada jaringan MPLS
d. Notification Messages, yaitu pesan yang menyediakan informasi bantuan
dan sinyal informasi jika terjadi error.

2.3.2

Ar sitektur MPLS
Guna memenuhi karakteristik-karakteristik yang diharuskan dalam

sebuah jaringan kelas carrier (pembawa) berskala besar maka dirancanglah
arsitektur MPLS. Internet Engineering Task Force (IETF) membentuk kelompok
kerja MPLS pada tahun 1997 guna mengembangkan metode umum yang
distandarkan. Tujuan dari kelompok kerja MPLS ini adalah untuk menstandarkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

protokol-protokol yang menggunakan teknik pengiriman label swapping
(pertukaran label).
Penggunaan label swapping ini memiliki banyak keuntungan. Teknik ini
bisa memisahkan masalah routing dari masukan forwarding. Routing merupakan
masalah jaringan global yang membutuhkan kerjasama dari semua router sebagai
partisipan. Sedangkan forwarding (pengiriman) merupakan masalah setempat.
Router switch mengambil keputusannya sendiri tentang jalur mana yang akan
diambil. MPLS juga memiliki kelebihan yang mampu memperkenalkan kembali
connection stack ke dalam dataflow IP (Dwicaksono, Darmayadi, Andrianto,
2011).

2.4

Mikrotik
Mikrotik RouterOS™ adalah sistem operasi Linux base yang

diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan kemudahan
bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows Application
(WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada standard komputer PC
(Personal Computer). PC yang akan dijadikan router Mikrotik pun tidak
memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya
hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang besar (network yang
kompleks, routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan
resource PC yang memadai (Handriyanto, 2009).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

2.4.1

Sejarah Mikrotik
Mikrotik merupakan perusahaan Latvia yang didirikan pada tahun 1995

untuk mengembangkan sistem Internet Service Provider (ISP) dengan wireless.
Mikrotik sekarang menyediakan hardware dan software untuk konektivitas
Internet di sebagian besar negara-negara di seluruh dunia (Mikrotik, 2012).
Pengalaman dalam menggunakan perangkat keras PC standar industri
dan sistem routing yang lengkap memungkinkan Mikrotik pada tahun 1997 untuk
membuat sistem perangkat lunak RouterOS yang menyediakan stabilitas yang
luas, kontrol, dan fleksibilitas untuk semua jenis data interfaces dan routing.
Tahun 2002 Mikrotik memutuskan untuk membuat perangkat keras
sendiri dan lahirlah merek RouterBOARD. Mikrotik mempunyai penjual di
banyak tempat di seluruh dunia, dan mungkin juga pembeli yang ada di setiap
negara di seluruh dunia. Perusahaan Mikrotik berlokasi di Riga, ibu kota Latvia
dan memiliki 80 karyawan.

2.4.2

J enis-J enis Mikrotik
Mikrotik mempunyai dua jenis, diantaranya yaitu (Handriyanto, 2009):

1. Mikrotik RouterOS yang berbentuk software yang dapat diunduh di
www.mikrotik.com. Dapat diinstal pada komputer rumahan (PC)
2. BUILT-IN Hardware Mikrotik dalam bentuk perangkat keras yang khusus
dikemas dalam board router yang didalamnya sudah terinstal Mikrotik
RouterOS.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

2.4.3

Fitur -Fitur Mikrotik
Di dalam Mikrotik terdapat berbagai fitur, tetapi hanya akan dibahas

yang ada relevansinya dengan Tugas Akhir diantaranya adalah (Handriyanto,
2009):
1. Address List: Pengelompokan IP Address berdasarkan nama
2. Bridge: Mendukung fungsi bridge spinning tree, multiple bridge interface,
bridging firewalling
3. Firewall dan NAT: Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer, source
NAT dan destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP address,
range port, protokol IP, pemilihan opsi protokol seperti ICMP, TCP Flags dan
MSS
4. Routing: Routing statik dan dinamik; RIP v1/v2, OSPF v2, BGP v4
5. Tool: Ping, Traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH; packet sniffer;
Dinamik DNS update
6. WinBox: Aplikasi mode GUI untuk meremote dan mengkonfigurasi Mikrotik
RouterOS.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN

3.1

Analisis Masalah
Dalam suatu jaringan komputer, efisiensi pengiriman paket atau data

sangatlah penting. Transfer data dapat dilakukan dengan cepat menggunakan
teknik Multi Protocol Label Switching (MPLS) daripada IP konvensional. Di
Gedung Teknik Informatika UPN “Veteran” Jawa Timur (TF UPN Jatim) jaringan
komputernya belum menggunakan teknik MPLS dengan Mikrotik. Untuk itulah
dibuat sebuah perancangan jaringan komputer yang menggunakan teknik MPLS
dengan Mikrotik.

3.2

Usulan Pemecahan Masalah
Setelah mengetahui masalah tentang jaringan komputer di Gedung TF

UPN Jatim maka dapat ditentukan solusi untuk menyelesaikannya. Melihat
topologi jaringan komputer yang berada di Gedung TF UPN Jatim seperti pada
Gambar 3.1, kemungkinan untuk menerapkan atau mengimplementasikan teknik
MPLS dengan menggunakan Mikrotik dirasa cukup sulit. Sulit karena dalam
teknik MPLS dengan menggunakan Mikrotik dibutuhkan minimal tiga buah
router Mikrotik, dua router sebagai Label Edge Router (LER) dan satu sebagai
Label Switching Router (LSR). Sedangkan jaringan komputer di Gedung TF UPN
Jatim tidak menggunakan Mikrotik sebagai router maupun OS (operating system)
routernya. Selain itu uji coba tidak bisa dilaksanakan secara langsung di jaringan

28

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

komputer Gedung TF UPN Jatim, karena akan mengganggu kinerja jaringan
komputer yang sudah ada.

Gambar 3.1 Topologi Gedung TF UPN Jatim
Dari Gambar 3.1 dapat dijelaskan sebagai berikut:


Jaringan komputer Gedung TF UPN Jatim merupakan cabang dari jaringan
komputer pusat UPN Jatim yang terletak di Gedung Puskom



Dari Gedung Puskom ke Gedung TF menggunakan media transmisi fiber
optik yang masuk ke dalam Switch Core TF



Dari Switch Core TF turun ke Server Lab, Server SI (Sistem Informasi),
Switch ke Komputer Dosen-Dosen, Proxy Server, Web Server, Mirror, Master,
dan Hibah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kHak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

30



Switch yang turun ke Dosen-Dosen masuk ke komputer dosen-dosen dan
seterusnya.
Untuk melaksanakan uji coba atau implementasi konfigurasi MPLS

dengan menggunakan Mikrotik penulis melakukan praktek langsung dengan
membuat jaringan komputer skala kecil yang merupakan kebutuhan paling
minimal dari MPLS dan tentunya nanti juga bisa diimplementasikan pada jaringan
komputer Gedung TF UPN Jatim secara langsung pada suatu saat nanti. Topologi
jaringan komputer yang akan dibuat seperti pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Topologi MPLS Dengan Menggunakan Mikrotik
Dari Gambar 3.2 dapat dije