PEMETAAN KONDISI ARUS LALU LINTAS PADA RUAS JALAN BASUKI RAHMAT KECAMATAN TEGAL SARI SURABAYA MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

PEMETAAN KONDISI ARUS LALU LINTAS PADA RUAS J ALAN
BASUKI RAHMAT KECAMATAN TEGAL SARI SURABAYA
MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

TUGAS AKHIR

Diajukan oleh :
M. FAISAL DWI CAHYONO
NPM : 0553010061

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puji syukur atas kehadirat
Allah SWT atas segala rahmat, hidayah serta karunia-Nya yang telah diberikan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan
judul “Pemetaan Kondisi Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Basuki Rahmat
Kecamatan Tegalsari Surabaya“.
Adapun tugas akhir ini merupakan suatu syarat bagi mahasiswa dalam
menempuh kurikulum pendidikan Strata – 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
Segala usaha telah diupayakan semaksimal mungkin dalam penyusunan tugas
akhir ini, baik dalam penerapan ilmu yang penulis dapat di bangku perkuliahan
maupun melalui studil iteratur yang penulis dapat dari beberapa referensi yang
berhubungan dengan penyusunan tugas akhiri ni,
namunsebagaimanusiadengansegalaketerbatasannya, makatugasakhirinimasihjauh
dari sempurna. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca sangat diperlukan demi kesempurnaan tugas akhir ini.
Padakesempatanini pula saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada :
1. Ir. Naniek Ratni Jar.,M.kes, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

2. Ibnu Solichin ST.MT, selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil Universitas
Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Ir. Hendrata Wibisana, MT selaku dosen pembimbing utama Tugas Akhir yang
dengan sabar serta berkenan memberikan bimbingan dan dorongan moril selama
pengerjaan Tugas Akhir sampai selesai.
4. Ir. Siti Zainab, MT selaku dosen pembimbing pendamping Tugas Akhir yang
dengan sabar serta berkenan memberikan bimbingan dan dorongan moril selama
pengerjaan Tugas Akhir sampai selesai.
5. Dra. Anna Rumintang ST, MT, selaku dosen wali yang banyak memberikan
nasehat serta dorongan moril.
6. Segenap dosen dan staff Jurusan Teknik Sipil UPN ”Veteran” Jawa Timur.
7. Ayah, Ibu, dan kakak tercintaserta keluargayang tidak pernah berhenti
memberikan dukungan lahir, batin, materil, spiritual, serta moral dari semenjak
lahir hingga saat ini.
8. Semua kawan – kawan teknik sipil angkatan 2000 -2008 yang telah memberi
dukungan moril.

9. Semua warga FTSP (Progdi Arsitek, Progdi Lingkungan, Progdi DKV) yang
telah memberi motivasi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
Tugas Akhir ini. Kritik dan saran yang senantiasa penulis harapkan demi kemajuan
bersama. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para
pembaca pada umumnya.

Surabaya,11 Desember 2011

Penyusun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PEMETAAN KONDISI ARUS LALU LINTAS PADA RUAS
J ALAN BASUKI RAHMAT KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA
MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
M. FAISAL DWI CAHYONO
0553010061


ABSTRAK

Masalah pada transportasi darat yang dihadapi oleh masyarakat adalah
kepadatan arus lalu lintas dari tahun ke tahun yang terus meningkat. Peningkatan ini
belum sepenuhnya diimbangi dengan peningkatan kapasitas dan pengembangan
jaringan sarana transportasi, serta sarana pendukungnya. Akibatnya adalah tingkat
pelayanan pada jalan perkotaan di kecamatan Tegalsari belum memenuhi keinginan
dan harapan masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dari seringnya terjadi kemacetan di
jalan - jalan utama kecamatan Tegalsari, terutama pada jam - jam sibuk di pagi dan
sore hari.
Metode yang digunakan untuk membantu proses analisa dan pemetaan adalah
metode Urban Roads and Arterial Capacity, persamaan Davidson dengan pendekatan
linear, dan ArcView 3.3 sebagai software pembantu. Dari hasil perhitungan diperoleh
nilai Derajat Kejenuhan (DS) tertinggi jatuh pada hari Sabtu sore = 0,61, sedangkan
untuk nilai terendah pada hari Minggu pagi = 0,1 ,untuk nilai kecepatan kendaraan
pada saat arus bebas (T0) tercepat jatuh pada hari Minggu pagi = 0,039 jam = 2,34
menit, sedangkan yang terendah pada hari Jumat pagi = 0,241 jam = 14,46 menit.
Jadi bisa diambil kesimpulan arus lalu lintas tertinggi pada ruas jalan basuki
Rahmat terjadi pada hari Sabtu sore dan arus lalu lintas terendah terjadi pada hari
Minggu pagi.


Kata Kunci : Urban Roads Arterial Capacity, Persamaan Davidson, Sistem
Informasi Geografis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2.Rumusan masalah ...................................................................................... 2
1.3.Tujuan Penelitian....................................................................................... 3

1.4.Batasan Masalah ........................................................................................ 3
1.5.Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4
1.6.Lokasi Penelitian ....................................................................................... 4
BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1.Analisa Volume Lalu Lintas ...................................................................... 6
2.1.1.Parameter-Parameter Arus Lalu Lintas .............................................. 6
2.1.2.Volume Dan Lajur Arus.................................................................... 6
2.1.3.Volume Tiap Jam.............................................................................. 7
2.2.Macam-Macam jalan ................................................................................. 8
2.2.1.Penggolongan Jalan Di Indonesia ...................................................... 8
2.2.2.Kelas-Kelas Jalan .............................................................................. 8
2.3.3.Fungsi Jalan .................................................................................... 10
2.3.4.Sistem Jaringan Jalan Primer .......................................................... 10
2.3.5.Sistem Jaringan Jalan Sekunder ...................................................... 11

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


2.3.Kapasitas Jalan Perkotaan ........................................................................ 12
2.4.Indeks Tingkat Pelayanan ........................................................................ 13
2.4.1.Devinisi Tingkat Pelayanan ............................................................ 13
2.4.2.Hubungan Arus Lalu Lintas Dengan waktu tempuh ........................ 15
2.4.3.Pendekatan Linear .......................................................................... 15
2.5.Sistem Informasi Geografis (SIG)............................................................ 20
2.5.1.Umum............................................................................................ 20
2.5.2.Konsep Dasar................................................................................. 20
2.5.3.Definisi .......................................................................................... 21
2.5.4.Subsistem SIG ............................................................................... 22
2.5.5.KomponenSIG ............................................................................... 24
2.5.6.Cara Kerja SIG .............................................................................. 25
2.6.Definisi Arcview ..................................................................................... 26
2.6.1.Macam – Macam Data Pada GIS .................................................... 26
2.6.2.Project Dalam Arcview ................................................................... 27
2.6.3.Analisa Dalam Arcview .................................................................. 28
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN


3.1.JenisPenelitian ......................................................................................... 34
3.2.Objek Penelitian ...................................................................................... 34
3.3.Sumber Data ............................................................................................ 34
3.4.Analisa Data ............................................................................................ 35
3.5.Data Atribut............................................................................................. 35
3.6.Alur Penelitian ........................................................................................ 36

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV

ANALISA DATA

4.1.Data Jumlah Kendaraan Pada Ruas Jalan Basuki Rahmat ........................ 37
4.2.Pengolahan Data ...................................................................................... 37
4.2.1.Urban Roads and Arterial Capacity ................................................ 37
4.2.2.Perhitungan T0 dengan Persamaan Davidson .................................. 41
4.2.3.Hasil Dari Arcview Serta Atribut ................................................... 44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan ............................................................................................. 51
5.2.Saran ....................................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 55
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Karakteristik Tingkat Pelayanan Menurut Colin Buchnanan ......... 14
Tabel 2.2 Prosedur Perhitungan Dengan Pendekatan Linear ......................... 19
Tabel 4.1 Nilai Derajat Kejenuhan (DS) Pagi ................................................ 39
Tabel 4.2 Nilai Derajat Kejenuhan (DS) Sore ............................................... 39
Tabel 2.3 Perhitungan (T0) dan (a) ................................................................ 42
Tabel 4.4 Karakteristik Tingkat Pelayanan .................................................... 43

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Kecamatan Tegalsari Tahun 2010 ..................... 45

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.Peta Lokasi .................................................................................. 5
Gambar 2.1.Uraian Subsistem SIG ............................................................... 23
Gambar2.2.Jendela Pembuka ArcView.......................................................... 28
Gambar2.3.Desktop ArcView ........................................................................ 29
Gambar2.4.Window Add Theme ................................................................... 29
Gambar2.5.Penambahan Field ....................................................................... 30
Gambar2.6.Tabel Dengan Atributnya ........................................................... 31
Gambar2.7.Jendela Chart Properties .............................................................. 31
Gambar2.8.Grafik Data ................................................................................. 32
Gambar2.9.Jendela Layout ............................................................................ 32
Gambar2.10.Jendela Page Setup ................................................................... 33
Gambar2.11.Jendela Layout Peta.................................................................. 33
Gambar 3.1.Alur Penelitian ........................................................................... 36
Gambar4.1.Kurva Derajat Kejenuhan Pagi Hari ............................................ 40

Gambar4.2.Kurva Derajat Kejenuhan Sore Hari ............................................ 40
Gambar4.3.Peta Lokasi Kec.Tegalsari ........................................................... 45
Gambar4.4.Peta Administrasi Kec.Tegalsari................................................. 46
Gambar4.5.Peta Arus Lalu lintas Jl. Basuki Rahmat Dan Atributnya (pagi) .. 47
Gambar4.6.Peta Arus Lalu lintas Jl. Basuki Rahmat Dan Atributnya (sore) .. 48
Gambar4.7.Peta Arus Lalu lintas Jl. Basuki Rahmat Dan Atributnya (pagi) .. 49
Gambar4.8.Peta Arus Lalu lintas Jl. Basuki Rahmat Dan Atributnya (sore) .. 50

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Surabaya merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia, ini
ditunjukkan dengan meningkatnya angka jumlah penduduk serta tingginya tingkat
perekonomian dari tahun ke tahun, yang berpengaruh langsung terhadap arus
transportasi (darat, laut, dan udara). Transportasi di Surabaya secara keseluruhan
didominasi oleh transportasi darat, terutama jalan raya dengan sarana dan prasarana
yang telah terjangkau seluruh wilayah Jawa Timur khususnya kecamatan Tegalsari.
Sektor transportasi darat mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dari tahun ke
tahun.
Masalah pada transportasi darat yang dihadapi oleh masyarakat adalah
kepadatan arus lalu lintas dari tahun ke tahun yang terus meningkat. Peningkatan ini
belum sepenuhnya diimbangi dengan peningkatan kapasitas dan pengembangan
jaringan sarana transportasi, serta sarana pendukungnya. Akibatnya adalah tingkat
pelayanan pada jalan perkotaan di kecamatan Tegalsari belum memenuhi keinginan
dan harapan masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dari seringnya terjadi kemacetan di
jalan - jalan utama kecamatan Tegalsari, terutama pada jam - jam sibuk di pagi dan
sore hari.
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu teknologi baru yang pada saat
ini menjadi alat bantu (tool) yang sangat esensial dalam menyimpan, memanipulasi,
menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi-kondisi alam dengan bantuan data
atribut dan spasial. Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai salah satu disiplin ilmu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yang baru berkembang, dirasa cukup akurat untuk membantu memecahkan masalah
kepadatan kendaraan di perkotaan terutama kota besar seperti Kota Surabaya ini.
Dan SIG dipandang sebagai alat bantu yang tepat untuk diaplikasikan pada kasus ini
mengingat kelebihan-kelebihan yang dimiliki. Dalam penelitian ini akan dilakukan
kajian awal tentang peranan SIG dalam mengolah jumlah kendaraan yang melaju di
suatu ruas dalam kota besar seperti Surabaya, mengingat belum banyak penelitian
serupa yang dilakukan.

1.2. Rumusan Masalah
Kemacetan di suatu ruas jalan dapat terjadi apabila kendaraan yang lewat
pada ruas jalan tersebut jumlahnya lebih banyak dari kapasitas yang dipersyaratkan.
Dengan alasan ini dan dengan bantuan alat bantu berupa perencanaan SIG yang
diuraikan dalam beberapa pokok permasalahan yaitu:
1. Bagaimanakah Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai metode mampu
memetakan jumlah kendaraan pada ruas jalan Basuki Rahmat

kecamatan

Tegalsari.
2. Apakah Sistem Informasi Geografis sebagai metode dapat memberikan informasi
mengenai kapasitas dan derajat kejenuhan (DS) yang terjadi pada ruas jalan
Basuki Rahmat.
3. Bagaimanakah menghitung derajat waktu yang dapat ditempuh kendaraan pada
saat arus bebas (T0) serta Indeks ingkat Pelayanan (ITP) dengan menggunakan
metode Sistem Informasi Geografis (SIG).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan melakukan penelitian ini adalah:
1. Memetakan ruas jalan Jl.Basuki Rahmat kecamatan Tegalsari dengan bantuan
software pemetaan.
2. Menghitung serta membandingkan kapasitas jalan dengan metode Urban Roads
Arterial Capacity, persamaan Davidson dengan pendekatan linear selama satu
minggu.
3. Pemetaan secara parsial ruas jalan beserta atributnya, yaitu derajat kejenuhan
(DS) dan waktu yang dapat ditempuh kendaraan pada saat arus bebas (T0) di ruas
jalan Basuki Rahmat kecamatan Tegalsari dengan menggunakan SIG.

1.4. Batasan Masalah
1. Penelitian ini dibatasi untuk daerah kecamatan Tegalsari dimana jalan yang
diukur hanya jalan Basuki Rahmat kecamatan Tegalsari.
2. Volume kendaraan yang diteliti berdasarkan data primer tidak meninjau tahuntahun sebelumnya.
3. Jumlah penduduk yang diteliti berdasarkan data sekunder.
4. Waktu survey kendaraan pada jam-jam sibuk, yaitu pada pagi hari dari pukul
06.30 WIB - 08.30 WIB, dan sore hari pada pukul 16.00 WIB - 18.00 WIB,
setiap hari selama 1 minggu (tanggal 18 s/d 24 juli 2011).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan sebagai bahan masukan akan penelitian dasar
serta kajian awal Sistem Informasi Geografis pada perencanaan perhubungan darat
berkenaan dengan kondisi ruas jalan yang ada pada suatu kecamatan. Dan dapat juga
dipakai sebagai database awal kondisi ruas jalan Basuki Rahmat di kecamatan
Tegalsari.

1.6. Lokasi Penelitian
Lokasi yang ditinjau dalam penelitian ini adalah jalan Basuki Rahmat pada
kecamatan Tegalsari, yang mana meliputi berbagai kelurahan diantaranya kelurahan
Kedung Doro, kelurahan Tegalsari, kelurahan Dr.Soetomo, kelurahan Keputran, dan
kelurahan Wonorejo.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Lokasi

Gambar 1.1 Peta Lokasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1.

Analisa Volume Ar us Lalu Lintas

2.1.1. Par ameter -Parameter Ar us Lalu Lintas
Parameter-parameter arus lalu lintas dibuat dalam dua kelompok besar.
Parameter-parameter Makro menggambarkan arus lalu lintas secara keseluruhan.
Parameter-parameter Mikro menggambarkan kebiasaan kendaraan secara individu
atau beberapa kendaraan dalam arus lalu lintas.
Tiga parameter Makro yang terpenting dalam menggambarkan arus lalu lintas yaitu :
1. Volume atau laju arus
2. Kecepatan
3. Kepadatan (jumlah kendaraan per luas jalan)
Sedangkan tiga parameter Mikro adalah sebagai berikut :
1. Kecepatan masing-masing kendaraan
2. Gerak maju kendaraan
3. Jarak antara 2 kendaraan

2.1.2. Volume dan Laju Arus
Volume didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang malalui satu titik
tertentu di jalan, atau pada jalur dan arah tertentu, dalam jangka waktu tertentu.
Satuan pengukuran volume adalah kendaraan, atau sering dituliskan kendaraan per
satuan waktu. Satuan waktu yang sering digunakan adalah per hari atau per jam.
Volume harian digunakan untuk membantu trend overtime dan untuk tujuan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

perencanaan secara umum. Rancangan detail atau kontrol memerlukan pengetahuan
mengenai volume per jam untuk mendapatkan waktu puncak per harinya. Laju arus
secara umum dinyatakan dengan satuan jumlah kendaraan per jam.

2.1.3. Volume Tiap J am
Volume harian, digunakan untuk tujuan (hasil akhir) perencanaan, tetapi
untuk rancangan atau tujuan analisis operasional diperlukan faktor lain, tidak hanya
volume harian. Persediaan volume yang terjadi dalam 24 jam pada hari itu, dengan
periode maksimum arus lalu lintas yang terjadi pada pagi dan malam hari tepatnya
jam-jam sibuk. Satu jam tertentu dimana pada saat itu volume kendaraan tertinggi
maka dianggap sebagai jam puncak. Volume kendaraan dalam jam ini merupakan
perhatian terbesar bagi perancang untuk mendesain dan untuk analisis operasional.
Volume jam puncak secara umum dinyatakan sebagai directional volume.
Desain jalan raya dan kontrolnya harus dibuat sebisa mungkin mengatasi
volume lalu lintas pada jam puncak, karena volume lalu lintas saat jam puncak pada
pagi hari, maka akan terjadi arus balik pada arah yang berlawanan yang terjadi pada
malam hari. Kedua jalur harus didesain untuk memenuhi jumlah puncak kendaraan
pada jam tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.

Macam-Macam J alan

2.2.1. Sesuai dengan Undng-Undang tentang J alan Raya No. 13 Tahun 1980
dan Per aturan Pemer intah No. 26 Tahun 1985 Sistem J ar ingan J alan di
Indonesia Dibedakan atas :
1. Jalan Primer
Adalah jalan raya melayani lalu lintas yang tinggi antara kota-kota yang
penting atau antara pusat-pusat produksi dan pusat-pusat ekspor. Jalan-jalan dalam
golongan ini harus direncanakan untuk dapat melayani lalu lintas yang cepat dan
berat.
2. Jalan Sekunder
Adalah jalan raya yang melayani lalu lintas yang cukup tinggi antara kotakota penting dan kota-kota lebih kecil, serta melayani daerah-daerah seitarnya.
3. Jalan Penghubung
Adalah jalan untuk keperluan aktivitas daerah yang juga dipakai sebagai jalan
penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang sama atau yang berlainan.

2.2.2. Kelas-Kelas J alan
1. Kelas I
Adalah kelas jalan yang mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan
untuk dapat melayani lalu lintas cepat dan berat. Dalam komposisi lalu lintasnya
tidak terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor. Jalan raya dalam kelas
ini merupakan jalan-jalan raya yang berlajur banyak dengan konstruksi perkerasan
dari jenis yang terbaik dalam arti tingginya tingkatan pelayanan terhadap lalu intas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Kelas II
Adalah kelas jalan yang mencakup semua jalan-jalan sekunder. Dalam
komposisi lalu lintasnya terdapat lalu lintas lambat. Kelas jalan ini selanjutnya
berdasarkan komposisi dan sifat lalu lintasnya dibagi dalam tiga kelas yaitu IIA, IIB,
dan IIC.
3. Kelas IIA
Adalah jalan-jalan sekunder dua jalur atau lebih dengan konstruksi
permukaan jalan dari jenis aspal beton (hot mix) atau setaraf dimana dalam
komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat tetapi tanpa kendaraan tidak
bermotor.
4. Kelas IIB
Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan
jalan dari penetrasi berganda atau setaraf dimana dalam komposisi lalu lintasnya
terdapat kendaraan lambat tanpa kendaraan tidak bermotor.
5. Kelas IIC
Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan
jalan dari jenis penetrasi tunggal dimana komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan
lambat dan kendaraan tidak bermotor.
6. Kelas III
Adalah kelas jalan yang mencakup semua jalan-jalan penghubung ,
konstruksi jalan berjalur tunggal atau dua. Kontruksi permukaan jalan yang paling
tinggi adalah pelaburan dengan aspal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.3. Sesuai dengan Undng-Undang tentang J alan Raya No. 13 Tahun 1980
Ber dasarkan Fungsi J alan, J alan dapat Dibedakan :
1. Jalan Arteri
Adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak
jauh kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisiensi.
2. Jalan Kolektor
Adalah jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagian dengan
perjalanan jarak sebidang kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk
dibatasi.
3. Jalan Lokal
Adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan
jarak dekat kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

2.2.4. Sistem J ar ingan J alan Pr imer Terdir i dari :
1. Jalan Arteri Primer
Adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu yang terletak
berdampingan atau menghubungkan kota kesatu dengan kota jenjang kedua.
2. Jalan Kolektor Primer
Adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang
kedua atau kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga.
3. Jalan Lokal Primer
Adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan persil atau
menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga, kota jenjang ketiga

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dengan kota jenjang dibawahnya, kota jenjang ketiga dengan persil atau kota
dibawah jenjang ketiga sampai persil.

2.2.5. Sistem J ar ingan J alan Sekunder Ter diri dari :
1. Jalan Arteri Sekunder
Adalah jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan
sekunder kesatu atau menghubungkan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder
kesatu, atau menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder
ketiga.
2. Jalan Kolektor Sekunder
Adalah jalan yang meghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan
sekunder kedua atau menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan
sekunder ketiga.
3. Jalan Lokal Sekunder
Adalah jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan
perumahan, menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan
sekunder ketiga dan seterusnya sampai perumahan.

2.2.6. Kapasitas J alan
Kapasitas jalan adalah kendaraan maksimum yang melintasi suatu bagian
jalur tertentu dalam satu atau dua arah pada suatu periode waktu tertentu pula.
Menurut keperluan terdapat tiga jenis kapasitas yang berbeda :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Kapasitas dasar (Basic Capacity) adalah jumlah maksimum volume kendaraan
yang ada, dan terletak pada jalur dalam kondisi yang ideal untuk tiap jalannya.
2. Kapasitas mungkin (Posible Capacity) adalah jumlah volume kendaraan tiap jam
yang dapat dilayani pada kondisi lalu lintas yang sedang berlaku pada ruas jalan
yang bersangkutan.
3. Kapasitas Praktis (Practical capacity) adalah jumlah maksimum volume
kendaraan yang melewati suatu jalan pada satu titik pada tiap jamnya tanpa ada
gangguan.

2.3. Kapasitas J alan Perkotaan (Urban Roads and Arterial Capacity)
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia Tahun 1997 dari Direktorat
Jenderal Bina Marga, persamaan dasar untuk menentukan kapasitas jalan perkotaan
adalah sebagai berikut :
C = C0 x FCw x FCsp x FCsf x FCcs ........................................... (2.1)
Dimana :
C

= kapasitas (smp/jam)

CO

= kapasitas dasar untuk kondisi tertentu (ideal) (smp/jam)
= faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas
= faktor penyesuaian pemisah arah
= faktor penyesuaian hambatan samping
= faktor penyesuaian ukuran kota

Dengan metode Urban Roads and Arterial Capacity, maka akan didapat kapasitas
jalan pada daerah tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Setelah didapat nilai C maka dilanjutkan dengan mencari nilai DS dengan rumus :

DS =

Q ....................................................................................(2.2)
C

Dimana :
DS

= derajat kejenuhan

Q

= arus kendaraan
nilai Q didapat dari MC + HV + LV
yang termasuk dalam kategori :
MC = sepeda motor
LV = sedan, pick up, dan lain-lain
HV = truck dengan 2 gandar atau lebih dan bus

C

= kapasitas

Kategori nilai derajat kejenuhan (DS)
a. Tingkat kapasitas tinggi apabila didapat nilai DS di atas 0,85
b. Tingkat kapasitas sedang apabila didapat nilai DS anatara 0,7 samapai 0,85
c. Tingkat kapasitas rendah apabila nilai DS di bawah 0,7

2.4. Indeks Tingkat pelayanan (Level of Service)
2.4.1. Devinisi Tingkat Pelayanan
Terdapat dua buah definisi tentang Tingkat Pelayanan suatu ruas jalan yang
perlu dipahami.
1. Tingkat Pelayanan (tergantung arus)
Hal ini berkaitan dengan kecepatan operasi atau fasilitas jalan, yang
tergantung pada perbandingan antara arus terhadap kapasitas. Oleh karena itu,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

tingkat pelayanan pada suatu jalan tergantun pada arus lalu lintas. Definisi ini
digunakan oleh Highway Capacity Manual (Amerika), yang mempunyai 6 (enam)
buah tingkat pelayanan (level of service), yaitu :


Tingkat pelayanan A – arus bebas



Tingkat pelayanan B – arus stabil (untuk rancangan jalan antar kota)



Tingkat pelayanan C – arus stabil (untuk racangan jalan perkotaan)



Tingkat pelayanan D – arus mulai tidak stabil



Tingkat pelayanan E – arus tidak stabil (tersendat-sendat)



Tingkat pelayanan F – arus terhambat (berhenti, antrian, macet)

Tabel 2.1 karakteristik Tingkat Pelayanan menurut Colin Buchnanan
Tingkat
pelayanan

Karakteristik Tingkat Pelayanan

Batas Lingkup
V/C Ratio

- Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi
A

B

C

-

D

dan volume lalu lintas rendah.
Pengemudi dapat memilih kecepatan yang
diinginkan tanpa hambatan.
Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai
dibatasi oleh kondisi lalu lintas.
Pengemudi meiliki kebebasan yang cukup
untuk memilih kecepatan.
Arus stabil tetapi kecepatan dan gerak
kendaraan dikendalikan.
Pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan.

- Arus mendekati tidak stabil, kecepatan masih

0,00 – 0,20

0,20 – 0,44

0,45 – 0,75

0,75 – 0,84

dikendalikan, V/C masih dapat ditolerir.
E

F

- Volume lalu lintas mendekati/berada pada
kapasitas, arus tidak stabil dan kecepatan
terkadang berhenti.
- Arus yang dipaksakan atau macet, kecepatan
rendah dan volume berada diatas kapasitas.
- Antrian panjang dan terjadi hambatan yang
besar.

0,85 – 1,00

Sumber : Colin Buchnanan (Morlok, 1984)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

> 1,00

2. Tingkat pelayanan (tergantung fasilitas)
Hal ini sangat tergantung pada jenis fasilitas, bukan arus. Jalan bebas
hambatan mempunyai tingkat pelayanan tinggi, sedangkan jalan yang sempit
mempunyai tingkat pelayanan yang rendah.

2.4.2. Hubungan ar us Lalu Lintas dengan Waktu Tempuh
Besarnya waktu tempuh pada suatu ruas jalan sangat tergantung pada
besarnya arus dan kapasitas ruas jalan tersebut. Hubungan antara arus dan waktu
tempuh dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi dimana jika arus bertambah maka
waktu tempuh akan bertambah juga. Menurut Davidson (1966), hal ini sebenarnya
merupakan konsep dasar dalam teori antrian yang menyatakan bahwa tundaan yang
terjadi pada tingkat kedatangan dan tingkat pelayanan yang tersebar secara acak
dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
W =

ρ
[λ ( 1 − ρ )]

…………………………………………(2.3)

Dimana:
WQ

= tundaan per kendaraan
= tingakat kedatangan

µ

= tingkat pelayanan

ρ

λ

= nilai perbandingan arus lalu lintas (Q) dengan kapasitas (C)
berdasarkan teori antrian stokastik untuk satu tempat pelayanan dengan
sebaran pelayanan acak, besarnya waktu tunggu yang dialami oleh setiap kendaraan
dengan sebaran kedatangan acak (EW) dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
E =

ρ
[u ( 1 − ρ ) ]

……………… ……………………………(2.4)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Karena

maka sebenarnya persamaan (2.3) sama dengan persamaan (2.4).

Konsep antrian dalam waktu pelayanan merujuk pada waktu minimum yang
dibutuhkan kendaraan untuk melalui suatu ruas jalan sesuai dengan tingkatpelayanan
yang ada. Waktu pelayanan adalah waktu tempuh yang dibutuhkan ketika tidk ad
kendaraan lain pada jalan tersebut (kondisi arus bebas), sehingga tundaan antrian
dapat dipertimbangkan sebagai pertambahan waktu tempuh akibat adanya kendraan
lain yang dapar dinyatakan sebagai berikut :
Waktu tempuh = waktu pelayanan + tundaan
Nilai n isbah tundaan antrian dengan waktu pelayanan dapat diturunkan
dengan persamaan sebagai berikut :

Jika waktu pelayanan adalah waktu tempuh pada kondisi arus bebas (T0)
maka persamaan (2.6) dapat dinyatakan dengan bentuk lain seperti persamaan
berikut:

Tundaan yang terjadi disebabkan oleh suatu rangkaian antrian sehingga
variasi pada waktu tempuh tergantung pada tundaan antrian. Oleh karena itu
persamaan (2.7) harus dimodifikasi dengan memasukkan suatu faktor ‘a’ (indeks
tingkat pelayanan) yang besarnya tegantung dari karakteristik ruas jalan dan tundaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

akibat adanya kendaraan lain pada ruas jalan tersebut sehingga dihasilkan persamaan
berikut:

Selanjutnya, dengan memasukkan persamaan (2.8) keperumusan (2.9), maka
dihasilkan urutan persamaan sebagai berikut :
+
-

- -

Dengan megsumsikan

maka persamaan (2.12) dapat ditulis kembali sebagai

persamaan Davidson. Secara matematis , ciri tersebut dapat dinyatakan sebagai
berikut :
-

-

-

]…………………………………..(2.14)

Rumus diatas menjelaskan hubungan arus lalu lintas dengan waktu tempuhnya,
semakin tinggi arus lalu lintas maka semakin lama waktu yang ditempuh dan
sebaliknya.
Dimana :
TQ

= waktu tempuh pada saat arus = Q

T0

= waktu tempuh pada saat arus = 0 (kondisi arus bebas)

Q

= arus lalu lintas

C

= kapasitas
= indeks tingkat pelayanan (ITP)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

nilai ‘a’ (indeks tingkat pelayanan) untuk suatu ruas jalan dapat dihitung
dengan beberapa pendekatan, salah satunya pendekatan linear.

2.4.3. Pendekatan Linear
Penurunan Pendekatan
Persamaan (2.14) dapat dsederhanakan dengan urutan penyederhanaan seperti
berikut :

Dengan melakukan transformasi linear, dapat disederhanakan kembali sebagai

persamaan linear Yi = A+B .Xi dengan mengansumsikan
dengan mengetahui beberapa set data

dan

= Xi.

dan Qi yang biasa didapat dari survey waktu

tempuh dan volume arus lalu lintas, maka dengan menggunakan analisis regresi
linear (lihat persamaan 2.19 dan 2.20), parameter A dan B dapat dihitung dan
dihasilkan beberapa nilai berikut:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

A = T0 dan B = a.T0 sehingga nilai indeks pelayanan (ITP) adalah :

a = B/A

.................................................(2.18)

-

A=

- B.

……….....................…………………………………..(2.20)

Dimana :
N

= jumlah set data

dan Qi yang bias didapat dari surveywaktu tempuh dan

volume lalu lintas
= nilai rata – rata Yi
= nilai rata – rata Xi
Tabel 2.2 Prosedur perhitungan dengan pendekatan linear
Q

(Qi/C- Qi
(C-Qi)

(menit) (jam)=Yi

(smp/jam)

(1)

(3)

No

Xi . Yi
=Xi)

(4)=C(2)=(1)/60

(5)=(3)/(4)

(6)=(2)x(5)

(7)=(5)/(6)

(3)
1

X

X

X

X

X

X

X

2

X

X

X

X

X

X

X

3

X

X

X

X

X

X

X

4

X

X

X

X

X

X

X


rerata

Sumber : Tugas Akhir Dyah Ayu Silviana 2008.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.5. Sistem Informasi Geografis (SIG)
2.5.1. Umum
Sistem Informasi Geografis (SIG) pada dasarnya merupakan gabungan dari
tiga unsur pokok: sistem, informasi, dan geografis. Dengan melihat unsur-unsur
pokoknya, maka jelas SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur
“informasi geografis”.
Dengan memperhatikan pengertian sistem informasi, maka SIG merupakan
satu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang
berkenaan dengan objek-objek yang terdapat di permukaan bumi. Jadi SIG juga
merupakan sejenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pemasukan,
penyimpanan, manipulasi, dan keluaran informasi geografis berikut atributatributnya.

2.5.2. Konsep Dasar
Era komputerisasi telah membuka wawasan dan paradigma baru dalam proses
pengambilan keputusan dan penyebaran informasi. Data yang merepresentasikan
“dunia nyata” dapat disimpan dan diproses sedemikian rupa sehingga dapat disajikan
dalam bentuk-bentuk yang lebih sederhana dan sesuai kebutuhan.
Sejak pertengahan 1970-an, telah dikembangkan sistem-sistem yang secara
khusus dibuat untuk menangani masalah informasi yang bereferensi geografis dalam
berbagai cara dan bentuk. Masalah-masalah ini mencakup:
1. Pengorganisasian data dan informasi
2. Penempatan informasi dan lokasi tertentu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Melakukan komputerisasi, memberikan ilustrasi keterhubungan satu sama
lainnya (koneksi), beserta analisa-analisa spesial lainnya.
Sistem yang manangani masalah-masalah di atas adalah SIG (Sistem
Informasi Geografis). SIG dipandang sebagai hasil dari perkawinan anatara sistem
komputer untuk bidang kartografi (CAC) atau sistem komputer untuk bidang
perancangan (CAD) dengan teknologi basis data (database).
Pada asalnya, data geografi hanya disjikan di atas peta yang menggunakan
simbol, garis dan warna. Akibatnya, peta menjadi media yang efektif baik sebagi alat
presentasi maupun sebagai bank tempat penyimpanan data geografis. Tetapi, media
peta masih mengandung kelemahan. Sebuah peta selalu menyediakan gambar atau
simbol unsur geografi dengan bentuk yang tetap atau statik meskipun diperlukan
untuk di berbagai keperluan yang berbeda.
Bila dibandingkan dengan peta, SIG memiliki keunggulan inheren karena
penyimpanan data dan presentasinya dipisahkan. Dengan demikian data dapat
dipresentasikan dalam berbagai cara dan bentuk.

2.5.3. Definisi
Hingga saat ini belum ada kesepakatan mengenai devinisi SIG yang baku.
Sebagian besar devinisi yang diberikan di dalam berbagai pustaka masih bersifat
umum, belum lengkap, tidak presisi, dan bersifat elastik, sehingga seringkali agak
sulit untuk membedakan dengan sistem-sistem informasi yang masih “serumpun”.
Definisi SIG selalu berkembang, bertambah, dan bervariasi. Hal ini terlihat
dari banyaknya definisi SIG yang telah beredar. Berikut merupakan sebagian kecil
dari devinisi-devinisi SIG yang telah beredar di berbagai pustaka:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan (capturing),
menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan
menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di permukaan
bumi.
2. SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang
memungkinkan untuk mengelola (manage), menganalisa, memetakan informasi
spasial berikut data atributnya (data deskriptif) dengan akurasi kartigrafi.
3. SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data,
manusia

(brainware),

mengumpulkan,

organisasi

menyimpan,

dan

lembaga

menganalisa,

yang

digunakan

dan menyebarkan

untuk

informasi-

informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi.
4. SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat
lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk
memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis, dan
menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi.

2.5.4. Subsistem SIG
Jika definisi-definisi di atas diperhatikan, maka SIG dapat diuraikan menjadi
beberapa subsistem sebagai berikut:
1. Data Input : subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mampersiapkan
data spasial dan atribut dari berbagai sumber.
2. Data Output : subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh
atau sebagian basis data dalam bentuk hardcopy seperti : table, grafik, peta, dan
lain-lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Data Managemen : subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun
atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil,
di-update, dan di-edit.
4. Data Manipulation & Analisis : subsistem ini menentukan informasi-informasi
yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan
manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
Jika subsistem SIG diperjelas berdasarkan uraian jenis masukan, proses, dan
jenis keluaran yang ada di dalamnya, maka subsistem SIG juga dapat digambarkan
sebagai berikut :

DATA INPUT
Tabel

DATA MANAGEMENT
& MANIPULASI

Laporan

Storage
(database)

Data digital
lainnya
Peta (tematik,
topografi., dll)
Citra satelit

OUTPUT

Peta
Tabel

Input

Retrieval

Output

Processeing

Foto udara
Data lainnya
Gambar 2.1 Uraian Subsistem SIG

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Laporan
Informasi
Digital
(softcopy)

2.5.5. Komponen SIG
SIG merupakan sistem kompleks yang biasanya terintegrasi dengan
lingkungan sistem-sistem komputer yang lain di tingkat fungsional dan jaringan.
Sistem SIG terdiri dari beberapa komponen berikut (Gistut94) :
1. Perangkat Keras SIG
Perangkat keras SIG memiliki pengertian perangkat-perangkatfisik yang
digunakan oleh sistem komputer. Perangkat keras ini umumnya mencakup :
1) CPU (unit pemrosesan utama)
2) RAM
3) Storage
4) Input Device
5) Output Device
6) Peripheral Lainnya, perangkat pelengkap ini merupakan bagian dari
sistem komputer SIG yang belum termasuk ke dalam perangkat-perangkat
yang telah disebutkan di atas.
2. Perangkat Lunak SIG
Pada sistem komputer modern, perangkat lunak yang digunakan tidak dapat
berdiri sendiri, tetapi terdiri dari beberapa layer yang terdiri dari sistem operasi,
program-program pendukung sistem-sistem khusus (special system utilites), dan
perangkat lunak aplikasi.
Sistem operasi mengandung program-program untuk manajemen memori,
akses sistem, pengendalian komunikasi, pengolahan perintah-perintah, manajemen
data dan file, dan sebagainya. Special system utilities dan program-program
pendukungnya terdiri dari compiler bahasa pemrograman, device driver, utility untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

back up data, pustaka fungsi dan prosedur, dan perangkat lunak komunikasi khusus.
Perangkat lunak aplikasi terdiri dari word processing, sphread sheet, database,
presentation, dan aplikasi-aplikasi khusus lainnya seperti SIG.
SIG secara konseptual terdiri dari dua bagian, yaitu paket inti (core) yang
digunakan untuk pemetaan dasar dan manajemen data, dan paket-paket aplikasi yang
terintergrasi dengan paket inti untuk menjalankan pemetaan khusus dan aplikasi
analisis geografi.
3. Data dan Informasi Geografi
SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang
diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara mengimportnya dari perangkatperangkat lunak SIG yang lain maupun secara langsung dengan cara mendijitasi data
spasialnya dari peta dan memasukkan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan
dengan menggunakan keyboard.
4. Manajemen
Suatu proyek SIG akan berhasil jika di manage dengan baik dan dikerjakan
oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.

2.5.6. Cara Ker ja SIG
SIG dapat mempresentasikan real world (dunia nyata) di atas monitor
komputer sebagaimana lembaran peta dapat mempresentasikan dunia nyata di atas
kertas. Tetapi SIG memiliki kekuatan lebih dan fleksibelitas daripada lembaran peta
kertas.
SIG menyimpan semua informasi deskriptif unsur-unsurnya sebagai atributatribut di dalam basisdata. Kemudian, SIG membentuk dan menyimpannya di dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

tabel-tabel (relasional). Setelah itu, SIG menghubungkan unsur-unsur di atas dengan
tabel-tabel yang bersangkutan. Dengan demikian, atribut-atribut ini dapat diakses
malalui lokasi-lokasi unsur-unsur peta. Dan sebaliknya, unsur-unsur peta juga dapat
diakses melalui atribut-atributnya. Karena itu, unsur-unsur tersebut dapat dicari dan
ditemukan berdasarkan atribut-atributnya.
SIG menghubungkan sekumpulan unsur-unsur peta dengan atribut-atributnya
di dalam satuan-satuan yang disebut layer. Kumpulan dari layer-layer ini akan
membentuk basisdata SIG. Dengan demikian, perancangan basisdata merupakan hal
yang esensial di dalam SIG. Rancangan basisdata akan menentukan efektifitas dan
efisiensi proses-proses masukan, pengelolaan, dan keluaran SIG.

2.6.

Definisi Ar c View
Adalah suatu perangkat lunak Sistem Informasi Geografi yang dapat

digunakan untuk mengolah data spasial, perangkat ini lebih sering digunakan karena
lebih praktis.

2.6.1. Macam-Macam Data Pada SIG
a. Data Grafis
Adalah data

yang menggambarkan bentuk atau

kenmpakan objek

dipermukaan bumi. Dalam data grafis ada 3 macam :
1. Data grafis titik atau point biasanya digunakan untuk mewakili obyek
kota, sasiun curah hujan, dll.
2. Data grafis garis atau line dapat digunakan untuk menggambarkan jalan,
sungai, dll.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Data grafis ares atau polygon untuk mewakili batas lahan, kemiringan
lereng, dll.
b. Data atribut atau Tabulator
Adalah data deskriptif yang menyatakan nilai dari data grafis dan untuk
menyimpan informasi tentang nilai atau besaran dari data grafis. Untuk data atribut
tersimpan secara terpisah dalam bentuk tabel.

2.6.3. Pr oject dalam Ar cView
1. Theme
Theme merupakan kumpulan dari beberapa layer ArcView yang membentuk
suatu tematik.
2. View
Berfungsi untuk mempersiapkan data spasial dari peta yang akan dibuat atau
diolah.
3. Tabel
Tabel merupakan data atribut dari data spasial.
4. Chart
Merupakan alat penyaji data yang efektif atau membuat grafik yang bersumber
dari data.
5. Layout
Merupakan tempat mengatur tata letak dan rancangan dari peta akhir.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6. Script
Script merupakan bahasa (semi) pemrograman sederhana (makro) yang
digunakan untuk mengotomasikan kerja ArcView. ArcView menyediakan bahasa
sederhana ini dengan sebutan avenue.

2.6.3. Analisa Dalam Ar c View
Untuk memulai penggunaan program Arc View dimulai dengan memanggil
program yaitu :
a) Klik start
b) Pilih program
c) Pilih esri
d) Pilih arc view GIS
e) Kemudian akan muncul

Gambar 2.2 Jendela Pembuka Arc View

f). Kemudian muncul isi proyek art view yang terdiri dari
tabel,grafik,layout dan script yang masing – masing memiliki
fungsi dan peran yang berbeda

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Gambar 2.3 Desktop Arc View

Berikut ini fungsi dari masing – masing proyek
a) View
Berfungsi untuk mempersiapkan data spasial dari peta yang akan
dibuat atau diolah.Cara persiapan view :
a. Dari menu utama pilih view
b. Pilih add theme
c. Selanjutnya akan muncul jendela sbb :

Gambar 2.4 Window Add Theme
d. Kemudian cari yang akan dimasukkan sebagai theme baru

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

e. Setelah memilih sebuah sumber data klik ok

b). Tabel
Merupakan data atribut dari data spasial, cara pembuatan
tabel dan atributnya :
a. Pilih start editing dari menu tabel
b. Klik add field dari menu edit lalu arc view muncul
jendela sebagai berikut :

Gambar 2.5 Penambahan Field
c. Isi nama field yang di isi dengan data yang sudah ada
seperti data tanaman, Erosivitas, Erodibilitas, LS, CP
dan Kehilangan Tanah (A)
d. Tentukan type data yang bersangkutan string untuk jenis
huruf dan number untuk jenis angka sedangkan width
untuk menentukan lebar field
e. Klik ok
f. Contoh tabel beserta atributnya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Gambar 2.6 Tabel dengan Atributnya
a) Grafik
Merupakan alat penyaji data yang efektif atau membuat
grafik yang bersumber dari data, cara pembuatan grafik adalah
menentukan data apa yang telah dimasukkan dalam tabel beserta
atributnya. Kemudian dari tabel tersebut diblok seperti gambar
diatas akan muncul sebagai berikut:

Gambar 2.7 Jendela Chart Propert

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERBEDAAN PENGGUNAAN LAJUR TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS PADA RUAS JALAN SLAMET Pengaruh Perbedaan Penggunaan Lajur Terhadap Karakteristik Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Slamet Riyadi Surakarta.

0 6 13

PEMETAAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN PADA RUAS JALAN KALI ANAK – ROMOKALISARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

1 8 155

STUDI PENDAHULUAN PEMODELAN ARUS LALU LINTAS DI RUAS JALAN RUNGKUT ASRI KOTA MADYA SURABAYA dengan METODE UNDERWOOD.

0 1 9

Karakteristik Arus Lalu Lintas Jalan di Ruas Jalan Godean

0 0 8

SIMULASI NUMERIK ARUS LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN MENGGUNAKAN METODE GODUNOV

1 3 6

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI RUAS JALAN GUNUNG SARI (STA 2+100 – STA 2+820) KOTA SURABAYA DENGAN MODEL UNDERWOOD DAN MODEL GREENSHIELD TUGAS AKHIR - PERBANDINGAN KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI RUAS JALAN GUNUNG SARI (STA 2+100 – STA 2

0 0 13

PEMETAAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN PADA RUAS JALAN KALI ANAK – ROMOKALISARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

0 0 19

PEMETAAN KONDISI ARUS LALU LINTAS PADA RUAS JALAN BASUKI RAHMAT KECAMATAN TEGAL SARI SURABAYA MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

0 0 14

PEMETAAN KINERJA LALU LINTAS BUNDARAN WARU SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MKJI TUGAS AKHIR - PEMETAAN KINERJA LALU LINTAS BUNDARAN WARU SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MKJI

1 3 20

PERAMALAN ARUS LALU LINTAS JANGKA PENDEK MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR (STUDI KASUS: JALAN BASUKI RAHMAT SURABAYA) SHORT-TERM TRAFFIC FLOW FORECASTING USING K- NEAREST NEIGHBOR METHOD (CASE STUDY: BASUKI RAHMAT SURABAYA STREET)

1 3 153