UPAYA DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBERDAYAAAN PENGUSAHA ALAS KAKI DI KECAMATAN PRAJURIT KULON KOTA MOJOKERTO.

UPAYA DINAS KOPERASI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
DALAM PEMBERDAYAAN PENGUSAHA ALAS KAKI
DI KECAMATAN PRAJ URIT KULON KOTA MOJ OKERTO

SKRIPSI

Oleh :
CAHAYA WULAN AGUSTINA
NPM : 0841010029

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SURABAYA
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
berkat, dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“UPAYA DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
DALAM

PEMBERDAYAAAN

PENGUSAHA

UKM

ALAS

KAKI

DI

KECAMATAN PRAJ URIT KULON KOTA MOJ OKERTO”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan kurikulum Program

Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada

Bapak Drs. Pudjo Adi, Msi selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Dan
penulis juga banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril,
spiritual maupun materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak DR. Lukman Arif, M.Si, Kepala Program Studi Ilmu Administrasi Negara,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


3. Ibu Dra. Susi Hardjati, MAP. selaku sekertaris Program Studi Ilmu Administrasi
Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dra. Susi Hardjati, MAP, Ibu Dra. Ertien Rining N, M.Si, dan Bapak drs.
Hartono Hidayat, M.Si selaku tim penguji proposal yang telah menyempurnakan
dalam penelitian ini.
5. Bapak Djoni Julianto selaku Sekertaris Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan Kota Mojokerto.
6. Bapak Emru Suhadak selaku Ketua Pengurusan KOMPAK Kota Mojokerto.
7. Orang tua saya yang memberikan doa dan kasih sayang selalu.
8. Teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
9. Pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan. Akhir kata
semoga dengan skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan khususnya bagi
penulis dan bagi fakultas pada umumnya serta para pembaca.

Surabaya, Mei 2012

Penulis


v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN J UDUL…………………………………………………………..... i
HALAMAN PERSETUJ UAN............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ……………………………….....……………………... iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………..……….. vi
DAFTAR TABEL………………...………………………......………............... ix
DAFTAR GAMBAR ……………………………..…………………..…........... x
ABSTRAKSI........................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………...…….. 1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………….... 1
1.2. Perumusan Masalah……………………………………………...... 12
1.3. Tujuan Penelitian………………..……………………………........ 12

1.4. Manfaat Penelitian…………..…………………………………….. 13
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ………………………………...………….... 14
2.1. Penelitian Terdahulu……………………………………………..... 14
2.2. Landasan Teori.....................………………………………............. 17
2.2.1. Pengertian Pemberdayaan.....…………………...……….…... 17
2.2.2. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah....................... 33
2.2.3. Pengertian Pelatihan ................................................................ 41
2.2.4. Sumber Daya Manusia.............................................................. 46
2.2.5. Pemasaran................................................................................. 48
2.2.6. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah................. 50
2.3. Kerangka Berpikir ........................................................................... 57
BAB III METODE PENELITIAN ..........……..……………………...…....... 58
3.1. Jenis Penelitian….……………………………………..…....……... 58
3.2. Fokus Penelitian……………………………………..….........…..... 59

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


3.3. Lokasi Penelitian............................................................................... 61
3.4. Sumber Data.........................………………………….…………… 62
3.5. Pengumpulan Data………………………….….......................…… 64
3.6. Analisis Data……………………………………..…………..…..... 66
3.7. Keabsahan Data......………………………..…..……………........... 68
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 71
4.1. Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Mojokerto...... 71
4.1.1. Sejarah Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota
Mojokerto ............................................................................... 71
4.1.2 Visi Misi dan Tujuan ................................................................ 73
4.1.2.1. Visi................................................................................ 73
4.1.2.2. Misi.................................................................... 73
4.1.2.3. Tujuan............................................................... 73
4.1.3. Struktur Organisasi Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan Kota Mojokerto................................................ 74
4.1.4. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan Kota Mojokerto................................................. 76
4.1.5. Karakteristik Jumlah Pegawai Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan Kota Mojokerto................................................. 89
4.1.6. Sarana dan Prasarana Dinas Koperasi Perindustrian dan

Perdagangan Kota Mojokerto................................................. 90
4.1.7. Gambaran Umum KOMPAK.................................................. 91
4.1.7.1. Perkembangan Sentra UKM Alas Kaki................................ 93
4.2. Hasil Penelitian................................................................................ 96
1. Produksi dan Pengolahan............................................................ 98
2. Pemasaran................................................................................... 116
3. Sumber Daya Manusia................................................................ 132
4. Permodalan.................................................................................. 143
A. Pembahasan....................................................................................... 152

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 174
A. Kesimpulan....................................................................................... 174
B. Saran................................................................................................. 178

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
CAHAYA WULAN AGUSTINA, UPAYA DINAS KOPERASI,
PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBERDAYAAAN
PENGUSAHA ALAS KAKI DI KECAMATAN PRAJ URIT KULON KOTA
MOJ OKERTO.
Penelitian ini didasarkan pada fenomena yang terjadi yaitu keberadaan
UKM alas kaki di Kota Mojokerto yang menjadi produk unggulan Kota
Mojokerto dan penyumbang dana PDRB terbesar di Kota Mojokerto maka perlu
dilestarikan dan dikembangkan. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana
upaya Dinas Koperasi, Perindustrian Dan Perdagangan Kota Mojokerto dalam
memberdayakan pengusaha UKM alas kaki di Kecamatan Prajurit Kulon Kota
Mojokerto untuk meningkatkan keberdayaan usaha agar lebih berkembang dan
mensejahterakan masyarakatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

upaya yang dilakukan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota
Mojokerto dalam pemberdayaan Pengusaha Alas Kaki di Kecamatan Prajurit
Kulon Kota Mojokerto dan untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Mojokerto dalam upaya
memberdayakan pengusaha alas kaki di Kecamatan Prajurit Kulon Kota
Mojokerto.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
dengan fokus penelitian: produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya
manusia, dan permodalan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara dengan key person dan informan serta dokumentasi dari
arsip Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Mojokerto.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta menggunakan teknik
analisis data model interaktif terhadap obyek penelitian yaitu Upaya Dinas
Koperasi, Perindustrian Dan Perdagangan Dalam Pemberdayaaan Pengusaha Alas
Kaki Di Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto dalam meningkatkan
keberdayaan usaha terhadap pengusaha UKM alas kaki, dapat disimpulkan bahwa
(1) Produksi dan Pengolahan, kegiatan yang dilakukan adalah dengan
mengadakan pelatihan produksi, pelatihan desain, pelatihan pemasaran dan
pelatihan manajemen keuangan dan memberi mesin pemotong sehingga
menghasilkan peningkatan keberdayaan bidang ekonomi dan pendidikan (2)

Pemasaran, kegiatan yang dilakukan adalah membuat buku profil UKM Kota
Mojokerto, mengadakan pameran di dalam kota dan mengikuti pameran di luar
kota, memberi bantuan etalase dan menyediakan gerai Klinik KUMKM sehingga
menghasilkan peningkatan keberdayaan bidang ekonomi dan bidang sosial bagi
pengusaha UKM alas kaki. (3) Sumber daya Manusia, kegiatan yang dilakukan
adalah mengadakan pelatihan kewirausahaan dan membentuk paguyuban
KOMPAK sehingga menghasilkan peningkatan keberdayaan bidang ekonomi,
bidang sosial dan bidang pendidikan bagi pengusaha UKM alas kaki. (4)
Permodalan, kegiatan yang dilakukan adalah memberi bantuan pinjaman modal
tanpa bunga dan menjalin kerjasama dengan PT. Telkom untuk memberi bantuan
modal dengan bunga ringan sehingga menghasilkan peningkatan keberdayaan
bidang soaial dan bidang ekonomi bagi pengusaha UKM alas kaki.
xi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi Kota Mojokerto merupakan bagian integral
dari upaya pembangunan nasional yang harus dilaksanakan dan diselaraskan
secara terpadu antara sektor yang satu dengan sektor lain. Pembangunan
ekonomi Kota Mojokerto mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 2010, diantaranya
dengan menempatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada
posisi yang strategis untuk mempercepat perubahan struktural dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, serta sebagai wadah kegiatan usaha
bersama bagi produsen maupun konsumen.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan salah satu hal yang
telah dikembangkan oleh pemerintah sebagai penunjang pembangunan
ekonomi nasional, didukung oleh dunia usaha untuk meningkatkan kekuatan
ekonomi bangsa dan negara yang mengalami krisis ekonomi sampai saat ini.
Kini, tantangan ekonomi nasional semakin berat dengan datangnya
globalisasi ekonomi yang menuntut kebebasan pasar dalam setiap produk
negara maju pada pasar-pasar negara berkembang (developing countries).
Kedatangan pasar bebas tidak dapat terhindarkan lagi bagi pengusaha untuk
bersaing secara jujur di pasar nasional. Padahal, pasar nasional turut dipenuhi
oleh produk lokal dari usaha-usaha kecil yang masih perlu dilindungi dan
ditingkatkan kualitasnya pasca amandemen UUD 1945.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Pada Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 7 Tahun 2009 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dijelaskan bahwa :
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan
tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi
kriteria memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah).
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

atau hasil penjualan tahunan yakni dengan kriteria memiliki kekayaan
bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima
puluh milyar rupiah).
Menurut Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 7 Tahun 2009
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bertujuan untuk menumbuhkan dan
mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional
berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. UMKM diberdayakan
dengan tujuan mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,
berkembang

dan

berkeadilan,

menumbuhkan

dan

mengembangkan

kemampuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menjadi usaha yang tangguh
dan mandiri, serta meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan
pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
Maka dengan adanya peraturan daerah ini telah jelas bahwa UMKM diatur
dalam peraturan pemerintah untuk ditumbuh kembangkan serta diberdayakan
agar turut meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat
Indonesia.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan basis
kerakyatan atau sumber kehidupan ekonomi di Indonesia. Pertumbuhan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

UMKM semakin tinggi dikarenakan banyak karyawan dari perusahaan besar
yang menutup usahanya ketika badai krisis terjadi, mulai mengambil langkah
untuk berwirausaha serta terjadi transformasi status dari pegawai menjadi
wirausahawan UMKM. Hal ini membuktikan bahwa UMKM memiliki
kemampuan bertahan dengan usahanya ditengah krisis ekonomi yang terjadi
dibandingkan dengan perusahaan berskala besar. Dengan kata lain, peran
keberadaan

usaha

mikro,

kecil,

dan

menengah

(UMKM)

dalam

perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari : (1) kedudukannya
sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, (2)
penyedia lapangan kerja yang terbesar, (3) pemain penting dalam
pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat, (4)
pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta (5) sumbangannya dalam
menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.
Menurut

Deputi

Bidang

Statistik

Produksi

BPS

Subagio

Dwijosumono, kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional telah
melebihi separuh dari PDRB. Data BPS menunjukkan pada 2009, komposisi
PDRB nasional tersusun dari UKM sebesar 53,32%, kemudian usaha besar
41,00%, dan sektor pemerintah 5,68%. Sebagai perbandingan, survei oleh
Citibank mendapatkan angka kontribusi sektor UMKM terhadap PDRB 2009
mencapai 55,56%. Riset Citibank selama periode 2005-2009 juga
menunjukkan jumlah unit UMKM mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar
8,16% per tahun. Estimasi pertumbuhan pelaku usaha tersebut mencerminkan
bahwa setiap pertumbuhan 1% PDRB akan menciptakan 42.797 pelaku usaha
baru

di

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Indonesia.

5

(http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=
487:bps-tambah-surveiukm-mulai-2011&catid=50:bind-berita&Itemid=97).
Melihat peran sektor usaha kecil dan menengah (UKM) menjadi
sektor terbesar dalam PDRB Kota Mojokerto, maka kontribusi UKM yang
merupakan usaha industri kecil sangat besar untuk peningkatan perekonomian
Kota Mojokerto sendiri. Beragam jenis produk UKM yang dimiliki oleh Kota
Mojokerto, begitu pula dengan pelaku usahanya yang terbesar di beberapa
wilayah. Berikut daftar UKM yang tersebar di beberapa wilayah di Kota
Mojokerto :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Tabel. 1
Daftar UMKM Kota Mojokerto 2011
WILAYAH
Kecamatan
Mager sar i

UNIT

USAHA

USAHA

Kel. Gedongan

Bordir

2

Kel. Balongsari

Jok Mobil

4

Kel. Kedundung

Kompor

5

Kel. Gunung Gedangan

Batik

6

Kel. Wates

Kecamatan
Pr ajurit
Kulon

J ENIS

-

Meubel

3

-

Alas Kaki

7

Ke. Sentanan

Kue

Kel. Mentikan

-

Konveksi

4

-

Alas Kaki

3

-

Tape

31

-

Alas Kaki

4

- Miniatur Kapal

4

- Alas Kaki

4

-

Tempe

15

-

Alas Kaki

1

-

Cor Kuningan

29

-

Konveksi

2

-

Tempe

15

-

Alas Kaki

1

Kel. Blooto

Kel. Prajurit Kulon
Kel. Kranggan

Kel. Pulorejo

Kel. Miji
Kel. Surodinawan

3

Alas Kaki

44

-

Sablon

5

-

Batik Tulis

10

-

Alas Kaki

5

Jumlah UKM Alas Kaki Kecamatan Prajurit Kulon

62

Sumber : Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Mojokerto Tahun
2011.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Berdasar data pada tabel di atas, dengan melihat berbagai jenis usaha
di dua kecamatan yaitu, Kecamatan Magersari dan Kecamatan Prajurit Kulon
di Kota Mojokerto, jenis usaha yang paling dominan adalah usaha alas kaki
yakni sebanyak 69 pengusaha alas kaki yang berada di delapan kelurahan
yaitu Kelurahan Wates, Mentikan, Blooto, Prajurit Kulon, Kranggan,
Pulorejo, Miji, dan Surodinawan. Namun di Kecamatan Magersari hanya
terdapat satu kelurahan yang terdapat usaha alas kaki yaitu Kelurahan Wates
dengan sebanyak 7 pengusaha alas kaki. Dan ada satu kecamatan yang paling
dominan dengan usaha alas kaki adalah di Kecamatan Prajurit Kulon. Dari ke
tujuh kelurahan di Kecamatan Prajurit Kulon tercatat bahwa setiap kelurahan
mempunyai usaha alas kaki yakni sebesar 62 pengusaha alas kaki yang
terdapat di Kecamatan Prajurit Kulon.
Dengan melihat keberadaan UMKM di Kota Mojokerto terutama pada
pengusaha alas kaki di Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto ini dalam
kancah perekonomian nasional peranannya cukup dominan dan strategis,
mengingat dari pengusaha alas kaki ini telah banyak menyerap tenaga kerja
dan telah memberikan andil bagi Kota Mojokerto terhadap pertumbuhan
ekonominya. Namun demikian bukan berarti bahwa pengusaha alas kaki
sudah tidak perlu lagi mendapatkan perhatian, mengingat UMKM alas kaki
adalah

UMKM

yang paling dominan di Kota

Mojokerto

sangat

mempengaruhi tingkat pertumbuhan perekonomian lokal dengan berhasil
menambah PDRB Kota Mojokerto dan juga mampu menyerap tenaga kerja
serta mampu meningkatkan pendapatan masyarakatnya, oleh karena itu maka
langkah yang tepat adalah dengan melakukan pemberdayaan pada pengusaha
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

alas kaki di Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto dengan melakukan
intervensi yang dilakukan guna meningkatkan kesejahteraan sosial, individu
maupun kelompok.
Sedemikian pentingnya arti UMKM dalam pembangunan ekonomi di
Kota Mojokerto, seperti apa yang telah tertuliskan diatas sehingga UMKM
sangat perlu untuk diberdayakan oleh pemerintah. Tidak hanya pemerintah
pusat, tapi juga pada pemerintah daerah diharapkan dapat memberdayakan
UKMM. Seperti pada Pemerintah Kota Mojokerto salah satunya yakni oleh
Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan demi untuk pemberdayaan
UMKM khususnya pada UMKM alas kaki yang tergabung dalam KOMPAK
(Komite Pengusaha Alas Kaki) pada daerah yang terdiri atas tujuh kelurahan
di Kecamatan Prajurit Kulon ini berupaya mengoptimalkan pemberdayaan
sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) pada pengusaha alas kaki.
Dalam pemberdayaan pengusaha alas kaki yang dilakukan oleh
Pemerintah Kota Mojokerto harus lebih diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah. Namun, disadari
pula bahwa pengembangan usaha kecil yang terjadi pada pengusaha alas kaki
di Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto ini menghadapi beberapa
kendala seperti tingkat kemampuan, keterampilan, keahlian, manajemen
sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran dan keuangan. Secara lebih
spesifik, masalah yang dihadapi pengusaha kecil adalah: Pertama, kelemahan
dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar. Kedua,
kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh
jalur terhadap sumber-sumber permodalan. Ketiga, kelemahan dibidang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

organisasi dan manajemen sumber daya manusia. Keempat, keterbatasan
jaringan usaha

kerjasama antar pengusaha kecil (sistem informasi

pemasaran). Kelima, iklim usaha yang kurang kondusif, karena persaingan
yang saling mematikan. Keenam, pembinaan yang dilakukan masih kurang
terpadu dan kurangnya kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap
usaha kecil.
Menurut Siahaan, Rambe dan Mahidin (2006: 11), pemberdayaan
dapat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan seseorang
atau kelompok sehingga mampu melaksanakan tugas dan kewenangannya
sebagaimana tuntutan kinerja tugas tersebut. Pemberdayaan merupakan
proses yang dapat dilakukan melalui berbagai upaya, seperti pemberian
wewenang, meningkatkan partisipasi, memberikan kepercayaan sehingga
setiap orang atau kelompok dapat memahami apa yang akan dikerjakannya,
yang pada akhirnya akan berimplikasi pada peningkatan pencapaian tujuan
secara efektif dan efisien. Didalam melakukan pemberdayaan keterlibatan
pihak yang diberdayakan yang akan diberdayakan sangatlah penting sehingga
tujuan dari pemberdayaan dapat tercapai secara maksimal. Program yang
mengikutsertakan masyarakat, memiliki beberapa tujuan, yaitu agar bantuan
tersebut efektif karena sesuai dengan kehendak dan mengenali kemampuan
serta kebutuhan mereka, serta meningkatkan keberdayaan (empowering)
pihak yang diberdayakan dengan pengalaman merancang, melaksanakan, dan
mempertanggungjawabkan

upaya

peningkatan

diri

(Kartasasmita, 1996 : 249).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dan

ekonomi

10

Konsep pemberdayaan yang dilakukan adalah bertujuan pada
pemberdayaan bidang ekonomi dan bidang sosial, dengan maksud agar
kelompok sasaran dapat mengelola usahanya, kemudian memasarkan dan
membentuk siklus pemasaran yang relatif stabil dan agar kelompok sasaran
dapat menjalankan fungsi sosialnya kembali sesuai dengan peran dan tugas
sosialnya, (Rukminto, 2008:78). Pemberdayaan yang didasari dengan model
pengembangan masyarakat lokal dan melihat sumber daya manusianya yang
dilakukan dengan perubahan masyarakat dan pihak lain (diluar sistem
sosialnya) untuk meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya, dan
meningkatkan integritas masyarakat ke dalam suatu pola dan tatanan
kehidupan yang lebih baik, mengembangkan dan meningkatkan kemandirian
dan kepedulian masyarakat dalam memahami dan mengatasi masalah dalam
kehidupannya, serta mengembangkan fasilitas dan teknologi sebagai langkah
meningkatkan daya inisiatif, pelayanan masyarakat dan sebagainya.
(Rothman, 1995:27:34).
Menurut Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 7 Tahun 2009,
pemberdayaan terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang dilakukan
oleh Pemerintah Kota dapat dilakukan dalam bentuk :
a. Bantuan modal;
b. Pembinaan manajemen;
c. Bimbingan teknis;
d. Pendidikan dan pelatihan;
e. Pemasaran produk;
f. Pendaftaran usaha;
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

g. Sertifikasi penduduk;
h. Ekspor-impor;
i. Perpajakan; dan
j. Fasilitasi dan pembinaan di bidang hak atas kekayaan intelektual.
Dalam

pengembangan

Usaha

Mikro,

Kecil

dan

Menengah,

Pemerintah Kota juga memfasilitasi dalam bidang produksi dan pengolahan,
pemasaran, sumber daya manusia, dan desain dan teknologi.
Berbicara mengenai upaya pemerintah dalam pemberdayaan UMKM
dijelaskan bahwa sesuai dengan Surat Keputusan Pengguna Anggaran Nomor
188.4/46/417.305/2011 yang terkait dengan program pemberdayaan UMKM
yakni Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Mojokerto.
Sehingga dalam penelitian ini diperlukan adanya model sinergitas/koordinasi
antar lembaga maupun instansi pembina UMKM agar pemberdayaan lebih
terarah, berkesinambungan dan terukur. Oleh karena itu dalam penelitian ini
penulis akan lebih memfokuskan pada salah satu instansi terkait yakni Dinas
Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Mojokerto yang terkait dalam
upaya Pemerintah Kota dalam memberdayakan pengusaha UKM alas kaki di
Kecamatan Prajurit Kulon lebih diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah agar terciptanya suatu
keberdayaan usaha yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
pelaku UKM alas kaki.
Dari uraian di atas,

maka penulis tertarik untuk meneliti

pemberdayaan UMKM pada pengusaha alas kaki yang tergabung dalam
KOMPAK di Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto tentunya sangat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

berpengaruh pada tingkat PDRB Kota Mojokerto dan penyerapan tenaga
kerja, serta pendapatan masyarakatnya. Mengingat usaha pembuatan alas kaki
ini adalah UMKM yang paling dominan di Kota Mojokerto, dengan demikian
diharapkan pemberdayaan dapat memperluas lapangan pekerjaan dan
meningkatkan ekonomi masyarakatnya, serta dapat meningkatkan PDRB
Kota Mojokerto. Oleh karena itu, dalam penulisan skripsi ini penulis
mengangkat

judul

Per dagangan

“Upaya

Dalam

Dinas

Koper asi

Pember dayaaan

Perindustr ian

Pengusaha

Alas

dan

Kaki

di

Kecamatan Pr ajurit Kulon Kota Mojoker to”.
1.2. Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana upaya yang dilakukan Dinas Koperasi, Perindustrian dan
Perdagangan Kota Mojokerto dalam pemberdayaan pengusaha alas kaki
di Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto?
2. Apa kendala yang dihadapi Dinas Koperasi, Perindustrian dan
Perdagangan Kota Mojokerto dalam upaya memberdayakan pengusaha
alas kaki di Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto?
1.3. Tujuan Penenelitian
Tujuan penelitian merupakan hal apa yang akan dituju dari kegiatan
penelitian yang akan dilakukan. Dan penelitian dapat bertujuan untuk
menjajaki,

menguraikan,

menerangkan,

dan

menguji

suatu

gejala.

Berdasarkan uraian diatas dan berlandaskan pada rumusan masalah maka
penelitian ini bertujuan untuk :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

1. Mendeskripsikan upaya yang dilakukan Dinas Koperasi, Perindustrian
dan Perdagangan Kota Mojokerto dalam pemberdayaan pengusaha alas
kaki di Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto?
2. Mendeskripsikan apa saja kendala yang dihadapi oleh Dinas Koperasi,
Perindustrian

dan

Perdagangan

Kota

Mojokerto

dalam

upaya

memberdayakan pengusaha alas kaki di Kecamatan Prajurit Kulon Kota
Mojokerto.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Bagi Instansi
Diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan
penerapan tanggung jawab sosial secara efektif bagi instansi-instansi di
Indonesia.
b. Bagi Univer sitas
Sebagai tambahan khasanah perpustakaan dan bahan masukan bagi
penelitian lebih lanjut dengan topik yang sama.
c. Bagi Peneliti
Penyusunan skripsi ini diharapkan dapat memperluas wawasan berfikir
serta pengetahuan penulis dalam mengembangkan ilmu dan pengetahuan
yang sudah diperoleh untuk dilaksanakan di lapangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu
Dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh pihak lain dapat
dipakai sebagai bahan pengkajian yang berkaitan dengan “Upaya Dinas
Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Dalam Pemberdayaan Pengusaha
Alas Kaki di Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto yaitu antara lain :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Soenyono dari Universitas Negeri
Surabaya (2006). Dalam penelitian Soenyono di PT. Kawasan Industri
Jababeka (Jakarta, Bandung, Bekasi, Karawang) dengan judul “Analisis
Tentang Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah” dinyatakan
bahwa pemberdayaan usaha kecil di Jababeka harus lebih diarahkan
untuk meningkatkan kemampuan (Capability Building) usaha kecil
menjadi usaha menengah. Pada umumnya usaha kecil tidak hanya
memberi manfaat dalam peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
pengusaha dan keluarganya, akan tetapi juga memberi keuntungan dan
manfaat bagi masyarakat sekitar Jababeka. Model usaha merupakan salah
satu faktor produksi yang sangat penting bagi usaha industri kecil. Untuk
lebih mengefektifkan pemberdayaan usaha kecil menjadi usaha
menengah perlu adanya bantuan modal dari pemerintah kota dan
pembinaan manajerial dalam mengembangkan usaha kecil. Namun dalam
pengembangan usaha kecil ini meghadapi berbagai kendala seperti
tingkat kemampuan, keterampilan, manajemen sumber daya manusia,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

pemasaran, keuangan. Lemahnya kemampuan manajerial dan sumber
daya manusia ini emngakibatkan pengusaha kecil tidak mampu
menjalankan usahanya dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui apa permasalahan dan tantangan aktual yang mereka
hadapi, dan bagaimana upaya pembinaan dan pengembangan yang telah
dilakukan oleh pemerintah kota. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi dan tanya jawab melalui wawancara terstruktur meliputi
identitas usaha kecil, jumlah produksi, biaya produksi, hasil produksi,
jumlah tenaga kerja dan tingkat pendapatan.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelian ini adalah dalam
mengatasi permasalahan dan tantangan pada pengembangan usaha kecil
untuk ditingkatkan menjadi usaha menengah adalah dengan dilakukan
upaya pemberdayaan UMKM seperti peningkatan kesempatan kerja dan
upaya penanggulangan kemiskinan, yang difokuskan pada peningkatan
produktivfitas dan peningkatan pendapatan masyarakat berpendapatan
rendah.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Soenyono dari
Universitas Negeri Surabaya dengan penelitian ini adalah pertama,
terletak pada upaya pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah
dalam meningkatkan kemampuan usaha kecil menjadi usaha menengah
dalam mengembangkan sumber daya manusia dan manajerialnya.
Persamaan yang kedua adalah bagaimana upaya-upaya yang
dilakukan dalam menghadapi kendala-kendala yang terjadi pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah dalam meningkatkan
kemampuan usaha kecil menjadi usaha menengah.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Unggul dari Universitas Brawijaya
Malang (2001). Dalam penelitian Unggul di Kelurahan Dinoyo
Kecamatan Lowok Waru Kota Malang dengan judul “Pemberdayaan
Pengusaha Industri Kecil di Perkotaan” dinyatakan bahwa pemberdayaan
usaha kecil di Kelurahan Dinoyo harus lebih diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan (Capability Building) usaha kecil menjadi
tangguh dan mandiri serta tumbuh berkembang. Usaha industri kecil
keramik Dinoyo tidak hanya memberi manfaat dalam peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan pengusaha dan keluarganya, akan tetapi
juga memberi keuntungan dan manfaat bagi masyarakat sekitar Dinoyo.
Model usaha merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting
bagi usaha industri kecil keramik. Untuk lebih mengefektifkan
pemberdayaan industri kecil keramik yang lebih besar dari administrasi
publik dari pengembangan industri kecil keramik Dinoyo, perlu
koordinasi dengan melibatkan instansi pemerintah yang terkait dan perlu
membentuk lembaga penjamin.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Uggul dari Universitas
Brawijaya Malang dengan penelitian ini adalah terletak pada usaha
pemberdayaan

dalam

meningkatkan

kemampuan

agar

dapat

meningkatkan pendapatan dan untuk mencapai taraf sejahtera.
Persamaan kedua penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh Uggul dari Universitas Brawijaya Malang menekankan pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

pemberdayaan yang diarahkan pada pengusaha industri agar dapat lebih
berkembang.
2.2. Landasan Teor i
2.2.1. Penger tian Pember dayaan
Menurut Siahaan, Rambe dan Mahidin (2006: 11), pemberdayaan dapat
diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan seseorang atau
kelompok

sehingga

mampu

melaksanakan

tugas

dan

kewenangannya

sebagaimana tuntutan kinerja tugas tersebut. Pemberdayaan merupakan proses
yang dapat dilakukan melalui berbagai upaya, seperti pemberian wewenang,
meningkatkan partisipasi, memberikan kepercayaan sehingga setiap orang atau
kelompok dapat memahami apa yang akan dikerjakannya, yang pada akhirnya
akan berimplikasi pada peningkatan pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Pemberdayaan adalah upaya memberikan kesempatan kepada kelompok
masyarakat berkemampuan lemah yang dilakukan secara sengaja dan terukur.
Upaya yang dilakukan secara sengaja dan terukur artinya terdapat strategi,
mekanisme dan tahapan yang disusun secara sistemmatis untuk memberdayakan
kelompok masyarakat berkemampuan lemah dalam jangka waktu tertentu (World
Bank,2000, dan UNDP,2003). Upaya ini harus disediakan dan dipersiapkan oleh
para pengambil keputusan baik dikalangan pemerintahan maupun di kelompok
swadaya masyarakat. (Sumodiningrat, 1999).
Pemberdayaan merupakan usaha membantu klien memperoleh daya untuk
mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan terkait
dengan diri mereka termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam
melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan & rasa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer
daya dari lingkungannya.
Pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan
atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat termasuk individu-individu
yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan maka pemberdayaan
menunjuk pada keadaan atau hasil yang dicapai oleh sebuah perubahan sosial
yaitu

masyarakat

yang berdaya,

memiliki kekuasaan atau

mempunyai

pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang
bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki percaya diri, mampu
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam
kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.
Menurut Peraturan Daerah Mojokerto No.7 Tahun 2009 Tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah, pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan
Pemerintah Kota, Dunia Usaha, dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk
penumbuhan iklim dan pengembangan usaha terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang
tangguh dan mandiri.
Menurut Ife seperti dikutip Suharto (2005:59), pemberdayaan memuat dua
pengertian kunci, yakni kekuasaan dan kelompok lemah. Kekuasaan di sini
diartikan bukan hanya menyangkut kekuasaan politik dalam arti sempit,
melainkan kekuasaan atau penguasaan klien atas :
1) Pilihan-pilihan personal dan kesempatan-kesempatan hidup kemampuan
dalam membuat keputusan-keputusan mengenai gaya hidup, tempat
tinggal, pekerja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

2) Pendefinisian kebutuhan : kemampuan menentukan kebutuhan selaras
dengan aspirasi dan keinginannya.
3) Lembaga-lembaga

:

kemampuan

menjangkau,

menggunakan

dan

mempengaruhi pranata-pranata mayarakat, seperti lembaga kesejahteraan
sosial, pendidikan, kesehatan.
4) Ide atau gagasan : kemampuan mengekspresikan dan menyumbangkan
gagasan dalam suatu forum atau diskusi secara bebas dan tanpa tekanan.
5) Sumber-sumber : kemampuan memobilisasi sumber-sumber formal,
informal dan kemasyarakatan.
6) Aktivitas

ekonomi

:

kemampuan

memanfaatkan

dan

mengelola

mekanisme produksi, distribusi dan pertukaran barang serta jasa.
7) Reproduksi : kemampuan dalam kaitannya dengan proses kelahiran,
perawatan anak, pendidikan dan sosialisasi.
Shardlow (1998:32) melihat bahwa berbagai pengertian yang ada
mengenai pemberdayaan, pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok,
ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan
mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka.
Dalam kesimpulannya, Shardlow menggambarkan bahwa pemberdayaan sebagai
suatu gagasan tidaklah jauh berbeda dengan gagasan Biestek (1961) yang dikenal
dibidang

pendidikan

Ilmu

Kesejahteraan

Sosial

dengan

nama

“Self-

Determination”. Prinsip ini pada intinya mendorong klien untuk menentukan
sendiri apa yang harus dilakukan dalam kaitannya dengan upaya mengatasi
masalah yang dihadapi sehingga klien mempunyai kesadaran dan kekuasaan
penuh dalam membentuk hari depannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.2.1.1. Penger tian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat

pada

hakekatnya

adalah kolektif dari

pemberdayaan individu yang merupakan cermin nilai- nilai normatif dan moral.
Konsep pemberdayaan sebagai suatu konsep alternatif pembangunan yang pada
intinya memberikan tekanan pada otonomi pengambilan keputusan dari suatu
kelompok masyarakat yang berlandaskan pada sumber daya pribadi, langsung
(melalui partisipasi), demokrasi dan pembelajaran sosial melalui pengalaman
langsung.
Soetarso (2003) menjelaskan bahwa pemberdayaan masyarakat pada
hakikatnya mempunyai dua pengertian yang saling berkaitan, yaitu :
1. Peningkatan kemampuan, motivasi dan peran semua unsur masyarakat
agar dapat menjadi sumber yang langgeng untuk mendukung semua
bentuk usaha kesejahteraan sosial.
2. Pemanfaatan Sumber Masyarakat yang telah ditingkatkan kemampuan,
motivasi dan perannya.
Ada dikotomi antara memberdayakan dengan pemberdayaan yang
dijelaskan oleh Sumodiningrat (1997). Memberdayakan masyarakat adalah upaya
untuk meningkatkan kemampuan dan kemandiriannya. Sedangkan pemberdayaan
adalah upaya untuk membangun daya masyarakat dengan mendorong, memberi
inovasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta
berupaya untuk mengembangkannya.
Dalam pandangan Kartasasmita (1997: 11-12) memberdayakan adalah
upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam
kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

keterbelakangan. Dengan kata lain, memberdayakan adalah memampukan dan
memandirikan masyarakat. Dalam kerangka pemikiran itu, upaya memberdayakan
masyarakat haruslah dilakukan dengan :
1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
berkembang. Di sini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap
manusia

atau

setiap

masyarakat

memiliki

potensi

yang

dapat

dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat sama sekali yang tanpa
daya. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan
memotivasi dan mengembangkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya
serta berupaya untuk mengembangkannya (memperkenalkan bahwa setiap
masyarakat mempunyai potensi (berdaya) untuk berkembang).
2. Upaya itu harus diikuti dengan memperkuat potensi atau daya yang
dimiliki masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkahlangkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim atau suasana.
Perkataan

ini

meliputi

langkah-langkah

nyata,

dan

menyangkut

penyediaan berbagai masukan (input) serta pembukaan akses kepada
berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi berdaya.
3. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota
masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai
budaya modern, seperti kerja keras, hemat keterbukaan, tanggung jawab
adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini. Demikian pula
pembaharuan lembaga-lembaga sosial dan pengintregasiannya ke dalam
kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat di dalamnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan.
Dengan dasar pandangan demikian, maka pemberdayaan masyarakat
sangat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan dan pengalaman
demokrasi.
5. Memberdayakan juga mengandung arti melindungi. Dalam proses
pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh
karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu,
perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah sangat mendasar sifatnya
dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti
mengisolasi atau menutupi dari interaksi karena hal itu justru akan
mengerdilkan yang kecil dan akan melunglaikan yang lemah. Melindungi
harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang
tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah.
2.2.1.2. Pr insip Pember dayaan
Didalam melakukan pemberdayaan keterlibatan pihak yang diberdayakan
yang akan diberdayakan sangatlah penting sehingga tujuan dari pemberdayaan
dapat tercapai secara maksimal. Program yang mengikutsertakan masyarakat,
memiliki beberapa tujuan, yaitu agar bantuan tersebut efektif karena sesuai
dengan kehendak dan mengenali kemampuan serta kebutuhan mereka, serta
meningkatkan keberdayaan (empowering) pihak yang diberdayakan dengan
pengalaman merancang, melaksanakan, dan mempertanggungjawabkan upaya
peningkatan diri dan ekonomi (Kartasasmita, 1996 : 249).
Dalam kaitannya dengan UKM sebagai pihak yang diberdayakan, untuk
itu diperlukan suatu perencanaan yang didalamnya terkandung prinsip-prinsip

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

pemberdayaan yaitu adanya pertama, pihak yang memberdayakan ( Community
Worker ) dan kedua, pihak yang diberdayakan (masyarakat). Antara kedua pihak
harus saling mendukung sehingga masyarakat sebagai pihak yang akan
diberdayakan bukan hanya dijadikan objek, tapi lebih diarahakan sebagai subjek
(pelaksanaan).
2.2.1.3. Pr oses Pember dayaan
Dalam literatur pembangunan, konsep pemberdayaan dari Pierse dan
Stiefel dalam Pranarka (1996) mempunyai perspektif yang luas karena mencakup
penghormatan terhadap kebhinekaan, kekhasan lokal, dekonsentrasi kekuatan
serta peningkatan kemandirian. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa proses
pemberdayaan mengandung kecenderungan pertama sebagai kecenderungan
primer dari pemberdayaan yang menekankan pada proses memberi dan
mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat
agar individu lebih berdaya. Kedua sebagai kecenderungan sekunder yang
menekankan pada proses menstimulasikan, mendorong atau memotivasi individu
agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang
menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog.
Agar proses pemberdayaan sesuai dengan tujuannya, Adi (2001: 32-33)
mengatakan perlu adanya intervensi sosial yang dijabarkan melalui dua intervensi
yakni intervensi makro yaitu intervensi yang dilakukan di tingkat komunitas dan
organisasi sedangkan intervensi mikro adalah suatu intervensi yang dilakukan
pada level individu, keluarga, dan kelompok.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Hogan

(2000;20)

menggambarkan

proses

pemberdayaan

yang

berkesinambungan sebagai suatu siklus yang terdiri dari lima tahapan utama,
yaitu:
1. Menghadirkan kembali pengalaman yang memberdayakandan tidak
memberdayakan.
2. Mendiskusikan

alasan

mengapa

terjadi

pemberdayaan

dan

penidakberdayaan.
3. Mengidentifikasikan suatu masalah ataupun proyek.
4. Mengidentifikasikan basis daya yang bermakna untuk melakukan
perubahan.
5. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimplementasikannya.
Sesuai uraian di atas, dapat dikatakan proses pemberdayaan sebaiknya
mampu mentransfer daya dengan upaya peningkatan kapasitas masyarakatnya
secara berkelanjutan dalam meningkatkan daya dan kemampuan yang ada baik
secara individu, organisasi dan komunitas, yang merupakan upaya peningkatan
kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat.
2.2.1.4. Konsep Pember dayaan
Konsep empowerment muncul karena adanya kegagalan dan harapan yaitu
gagalnya

model pembangunan ekonomi dalam

kemiskinandan

lingkungan

yang

berkelanjutan

menanggulangi masalah
dengan

harapan

adanya

pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi, kesetaraan gender,
persamaan antara generasi dan pertumbuhan ekonomi yang memadai (Friedman,
1992).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Konsep pemberdayaan mencakup pengertian pembangunan masyarakat
(community development) dan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat
(community based development). Community development adalah suatu proses
yang mengandung usaha :
1. Masyarakat dan pihak lain ( diluar sistem sosialnya) untuk meningkatkan
kondisi sosial, ekonomi, dan budaya.
2. Untuk meningkatkan integritas masyarakat ke dalam suatu pola dan
tatanan kehidupan yang lebih baik.
3. Mengembangkan
masyarakat

dan

dalam

meningkatkan
memahami

dan

kemandirian
mengatasi

dan

kepedulian

masalah

dalam

kehidupannya.
4. Mengembangkan fasilitas dan teknologi sebagai langkah meningkatkan
daya inisiatif, pelayanan masyarakat dsb.
Dan tahap selanjutnya muncul istilah community driven development yang
diterjemahkan sebagai pembangunan yang diarahkan masyarakat atau diistilahkan
pembangunan yang digerakkan masyarakat. Beberapa pemahaman konsep
pemberdayaan dalam pembangunan yang digerakkan masyarakat yang meliputi :
1. Kedekatan hubungan antara konsep pembangunan yang digerakkan
masyarakat dan tujuan-tujuan penanggulangan kemiskinan secara lokal
ataupun nasional;
2. Definisi model-model pemberdayaan masyarakat yang paling sesuai
dengan kondisi lokal dengan merujuk pada pembangunan yang digerakkan
masyarakat sebagai konsep besarnya (grand concept).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantum