this file 4299 8253 1 SM

UPI Kampus Tasikmalaya

ANALYSIS OF CRITICAL THINKING SKILLS CLASS X SMK
PATRONAGE STATE NORTH SUMATRA PROVINCE ACADEMIC YEAR
2015/2016
by: Syarifah Hanum Hasibuan dan Edy Surya (Unimed)

[email protected]
ABSTRACT
The purpose of this study to determine the level of critical thinking skills of
students of SMK Negeri Patronage of North Sumatra province, the study population
is all students of class X SMK Patronage of North Sumatra Province (165 students)
and samples were students of class X RPL SMK Patronage of North Sumatra
Province (35 students), the instrument used is the provision of preliminary tests,
based on the initial test results are obtained 65.6% or as many as 23 students have
the ability to think critically on the low category and 34, 3% or as many as 12
students have the ability to think critically at very low category

Key words: critical, thinking

ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMK NEGERI

BINAAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN AJARAN 2015/2016
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kemampuan berfikir kritis siswa SMK Negeri Binaan
Provinsi Sumatera Utara, populasi penelitian ini seluruh siswa kelas X SMK Negeri Binaan Provinsi
Sumatera Utara (165 siswa) dan sampel penelitian ini adalah siswa kelas X RPL SMK Negeri Binaan
Provinsi Sumatera Utara (35 siswa), instrumen yang digunakan adalah pemberian tes awal, berdasarkan
hasil tes awal tersebut diperoleh 65,6 % atau sebanyak 23 siswa memiliki kemampuan berfikir kritis
pada kategori rendah dan 34,3% atau sebanyak 12 siswa memiliki kemampuan berfikir kritis pada
kategori sangat rendah.
Kata kunci: berfikir, kritis

A. Pendahuluan
Berkaitan dengan bagaimana cara
mengenalkan matematika kepada anak,
hendaknya perlu diperhatikan teori
tahap perkembangan berpikir dari
Piaget (dalam Ratna Wilis Dahar :
136-141) menyatakan bahwa perkembangan manusia melalui empat tahap.
Tahap sensorimotorik 0-2 tahun
dengan kemampuan menunjuk pada

konsep permanensi objek, yaitu kecakapan psikis untuk mengerti bahwa
suatu objek masih tetap ada.
Tahap pra operasional 2-7 tahun
dengan perkembangan kemampuan
menggunakan simbol-simbol yang
menggambarkan objek yang ada di
sekitarnya dan berpikir masih egosentris dan berpusat.

Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No.2 April (2016)

Tahap operasional 7-11 tahun,
dalam tahap ini anak mampu berpikir
logis dan konkret memperhatikan lebih
dari satu dimensi sekaligus dan juga
dapat menghubungkan dimensi ini satu
sama lain. Kurang egosentris belum
bisa berpikir abstrak.
Tahap operasional formal 11 tahun
sampai dewasa. Pada tahap ini anak
mampu berpikir abstrak dan dapat

menganalisis masalah secara ilmiah
dan kemudian menyelesaikan masalah.
Kemampuan berfikir kritis merupakan dasar untuk menganalisis
argumen dan dapat mengembangkan
pola fikir secara logis.

175

Syarifah Hanum Hasibuan & Edy Surya
.

Menurut E. Aisikovitsh-Udi dan
Diana Cheng (2015 : 455-456) berpikir
kritis (CT) adalah kemampuan penting
untuk
kehidupan
kontemporer,
selanjutnya, manfaat dari berpikir kritis
adalah seumur hidup.
Tabel 1.1. Rubrik penilaian tes awal kemampuan

berfikir kritis

menghadapi banyak tantangan yang
akan muncul dalam hidup mereka,
karir dan pada tingkat kewajiban dan
tanggung jawab pribadi mereka (Tsui,
1999 dalam Vieira, Tenreiro-Vieira,
Martins: 2011).
Berdasarkan pendapat para ahli
di atas maka berfikir kritis sangat perlu

Aspek Berpikir Kritis
No
1.

Tahap
1. Klarifikasi dasar
(elementary
clarification)
2. Memberikan

alasan untuk
suatu keputusan
(the basis for the
decison)
3. Menyimpulkan
(inference)

4. Klarifikasi lebih
lanjut
(advanced
clarification)

5. Dugaan dan
keterpaduan
(supposition and
integration)

Kriteria
Memfokuskan
pertanyaan


Subkriteria

 Mengidentifikasi
atau
memformulasikan
pertanyaan

Menulis yang
diketahui dan
ditanyakan dari
soal.

Mempertimbangka  Menggunakan
Penggunaan
n kredibilitas suatu
prosedur yang ada rumus
sumber

Membuat induksi

dan
mempertimbangka
n hasil induksi

Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangka
n definisi

 Membuat
kesimpulan
bentuk
persamaan dan
pertidaksamaan

 Mempertimbangk
an
definisipersamaa
n dan
pertidaksamaan

linier untuk
mengerjakan
soal.

Menggabungkan
 Menggabungkan
kemampuankonsep-konsep
kemampuan lain
persamaan dan
dan disposisipertidaksamaan
disposisi dalam
linier
membuat dan
mempertahankan
sebuah
keputusan.
Skor maksimal 10

Berpikir kritis penting bagi masa
depan siswa, mengingat bahwa itu

mempersiapkan
siswa
untuk
176
Pendidikan Matematika

Keterangan

Skor
Maksim
al
1

1

Membuat
kesimpulan
tentang bentuk
persamaan dan
pertidak samaan


1

Memberikan
penjelasan tentang
kesimpulan
tentang bentuk
persamaan dan
pertidaksamaan .

1

Mempertimbangka
n definisi
persamaan linier.

1

Mempertimbangka
n definisi

pertidaksaaman
linier.

1

Menggunakan
rumus mencari
persamaan linier

2

Menggunakan
rumus
pertidaksamaan
linier

2

untuk siswa, maka dari itu makalah ini
saya susun.
Tabel 1.2. analisis kemampuan berfikir kritis

UPI Kampus Tasikmalaya

No
urut
siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Indikator

No
soal

A

B

C

D

E

F

1
5
3
2
1
4
1
3
1
3
4
5
1
2
3
4
1
4
2
3
1
3
1
4
1
2
4
5
3
5
1
2
1
3
1
5
1
4
2
5
1
4
1
4
2
3
2
4
3
4
3
4
3
4
2
5
2
3
4
5
1

1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1

1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0

1
2
2
2
2
0
1
1
2
2
2
0
0
2
2
2
1
1
1
0
2
2
2
2
2
1
2
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
2
2
2
2
0
1
1
2
0
0
2
2
0
2
0
2
2
1
1
1
2

1
2
2
2
2
0
1
1
2
2
2
0
2
2
2
2
0
1
1
1
0
0
2
2
2
1
0
1
1
1
1
1
0
2
2
0
1
0
1
1
2
2
2
2
0
2
2
1
0
0
1
2
0
0
0
2
2
1
2
2
2

2
1
1
4
4
1
2
2
1
1
2
2
2
3
4
4
1
1
2
3
4
2
2
1
2
2
3
1
1
4
3
2
4
4
2
1
3
4
2
1
2
2
2
2
0
1
1
2
0
0
2
2
0
2
0
2
2
1
1
1
2

6
5
7
10
10
2
6
5
5
6
8
4
4
8
10
10
4
4
5
5
8
6
8
7
8
5
7
4
5
8
7
5
5
8
6
4
7
6
5
2
7
8
8
8
2
5
4
7
2
1
6
7
2
6
2
8
6
4
6
5
7

Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No.2 April (2016)

32
33
34
35

3
1
4
1
5
1
4
2
5

1
1
1
0
1
1
0
0
1

1
1
0
1
0
1
0
1
1

2
2
2
2
2
1
0
1
1

2
1
1
2
2
0
0
0
1

2
2
2
2
2
1
0
0
1

8
7
6
7
7
4
0
2
5

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Jenis penelitian ini adalah
penelitian
deskriptif
kualitatif
(descriptive research). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas X TIK SMK Negeri Binaan
Provinsi Sumatera Utara sebanyak 5
kelas, jumlah siswa 165 orang, sampel
terdiri dari 35 orang siswa kelas X
RPL sebagai kelas uji coba.
Penelitian ini dilaksanakan di
SMK
Negeri
Binaan
Provinsi
Sumatera Utara pada kelas X yang
pelaksanaannya berlangsung 1 jam
pelajaran (60 menit) pada tanggal 27
Oktober 2015. Instrumen penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pemberian soal tes awal
sebanyak 5 soal, dari 5 soal tersebut
siswa memilih 2 soal untuk
diselesaikan. Penelitian ini untuk
mengetahui
tingkat
kemampuan
berfikir kritis siswa SMK Negeri
Binaan Provinsi Sumatera Utara
Indikator Kemampuan Berfikir Kritis
Ennis (1985 dalam Costa ed.,
1985:54-57) mengungkapkan kemampuan berpikir kritis yang dikelompokkan ke dalam lima indikator
kemampuan, yaitu:
a. Klarifikasi dasar (elementary clarification).
b. Memberikan alasan untuk suatu
keputusan (the basis for the
decison).
c. Menyimpulkan (inference)
d. Klarifikasi lebih lanjut (advanced
clarification).
e. Dugaan dan keterpaduan (supposition and integration).
177

Syarifah Hanum Hasibuan & Edy Surya
.

Indikator yang diteliti dari
kemampuan berfikr kritis dari skor
seluruh siswa yang mengikuti tes
dijumlah dan ditentukan persentase
skornya.

Setelah diperoleh persentase
setiap aspek kemampuan berfikir kritis,
kriteria yang digunakan peneliti adalah
sebagai berikut :
Tabel 1.3. Skala kategori kemampuan
berfikir kritis
Persentase
Kategori
89 < x ≤ 100%

Sangat tinggi

79 < x ≤ 89%

Tinggi

64 < x ≤ 79%

Sedang

54 < x ≤ 64%

Rendah

x ≤ 54 %

Sangat Rendah

* Diadopsi dari : Wayan
danSunartanahal 80
x = persentase
skor
Diperoleh rata – rata per indikator
sebagai berikut :
Tabel 1.4. Hasil Analisis Indikator
Indikator Persentase Kategori
Sangat
A
26,5%
rendah
Sangat
B
23,5%
rendah
Sangat
C
42,5%
rendah
Sangat
D
40%
rendah
E
63%
Rendah
Dari tabel 1.4, di atas diketahui
seluruh siswa kelas X RPL SMK
Negeri Binaan Provinsi Sumatera
178
Pendidikan Matematika

Utara mengalami kesulitan pada
indikator 1,2,3,4 dan 5, ini dibuktikan
dengan tingkat penguasaan sangat
rendah dan pada indikator ke 5 rendah.
Jika dilihat dari rata-rata nilai
siswa di peroleh 65,5 % atau sebanyak
23 siswa memiliki tingkat kemampuan
berfikir kritis pada kategori rendah,
dan 34,3 % atau sebanyak 12 siswa
memiliki tingkat kemampuan berfikir
kritis pada kategori sangat rendah. Dari
tabel 1.2 diatas diketahui dari 35 siswa
hanya 2 orang siswa yang bisa
menyelesaikan
soal
kemampuan
berfikir kritis dengan lengkap dan
benar.
Dapat disimpulkan bahwa tingkat
berfikir kritis siswa kelas X RPL SMK
Negeri Binaan Provinsi Sumatera
Utara masih pada kategori sangat
rendah, terutama pada indikator 1,2,3
dan 4. Dan rendah pada indikator ke 5,
hal ini mungkin disebabkan karena
keterbatasan waktu dan kurang
terbiasanya siswa berfikir kritis dan
memiliki kebiasaan berfikir praktis.
C. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa masih rendah atau
kurangnya tingkat kemampuan berfikir
kritis siswa kelas X RPL SMK Negeri
Binaan Provinsi Sumatera Utara ini di
buktikan dari hasil analisis kemampuan berfikir kritis siswa diperoleh
pada indikator 1,2,3 dan 4 mengalami
kesulitan hanya pada indikator ke 5
siswa memperoleh rata-rata 63%
dengan kategori baik.
Dari hasil penyelesaian soal siswa
di ketahui hanya 2 dari 35 siswa yang
dapat menyelesaikan soal dengan
lengkap dan benar, dari perbandingan
tersebut ada 33 siswa yang menjawab
tidak lengkap dan kurang benar.
Pada tingkat perolehan nilai siswa,
23 siswa masih dalam kategori kurang
dan 12 siswa dalam kategori sangat

UPI Kampus Tasikmalaya

rendah, artinya kemapuan berfikir
kritis siswa SMK Negeri Binaan
Provinsi Sumatera Utara masih dalam
kategori rendah.
Hal ini disebabkan kebiasaan siswa
yang berfikir praktis dan enggan
berfikir kritis dalam menyelesaikan
soal. Agar kemampuan berfikir kritis
ini dapat di tingkatkan guru harus bisa
secara perlahan mengubah kebiasaan
siswa yang berfikir praktis menjadi
kebiasaan berfikir kritis dan perlu
menjalin kerjasama antara guru dan
siswa dengan baik.
D. Daftar Rujukan
Dahar. W.Ratna. 2011. Teori-teori
belajar
dan
pembelajaran.
Erlangga. Jakarta.
Einav Aizikovitsh-Udi, Diana Cheng.
2015. Developing Critical Thinking Skills from Dispositions to
Abilities: Mathematics Education
from Early Childhood to High
School. Creative Education,
Towson University, USA, 6,
455-462.

Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No.2 April (2016)

Ennis, Robert. H. 1985. Goals for a
critical thinking curriculum.
dalam Developing minds a
resource book for teaching. A. L.
Costa (editor). Bab 10. Virginia:
ASCD 54 - 57
Vieira, R. M., Tenreiro-Vieira, C. &
Martins, I. P. (2011). Critical
Thinking: Conceptual Clarification and Its Importance in
Science
Education.
Science
Education International. 22, (1),
43-54
Wayan dan Sunartana, 1986, Evaluasi
Pendidikan, Surabaya: Usaha
Nasional

Biodata singkat:
Syarifah Hanum Hasibuan mahasiswa
Program Pasca Sarjana dan Edy Surya
Dosen Prodi Pendidikn Matematika
Universitas Negeri Medan Propinsi
Sumatera Utara

179