PENDAHULUAN Pengelolaan Unit Produksi Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) Pada SMK Negeri 1 Tengaran Kabupaten Semarang.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea 4 dinyatakan bahwa
negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan tujuan
tersebut, setiap warga negara memiliki hak untuk mendapatkan pengajaran
seperti tercantum pada Pasal 31 ayat 1 UUD 1945 (Fattah, 2004: 2). Secara
operasional, implementasinya tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan:
”Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan
yang bermutu”.
Tujuan pendidikan menurut Deweu (dalam Purwanto, 2007: 24) ialah
membentuk manusia untuk menjadi warga negara yang baik.

Untuk itu,

sekolah-sekolah diajarkan segala sesuatu kepada anak yang perlu bagi
kehidupannya dalam masyarakat, sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga
negara. Anak harus dididik untuk menjadi orang yang dapat menurut pimpinan
dan dapat memberikan pimpinan atau menjadi seorang yang ahli dalam suatu

teknik,

perindustrian,

dan

lain-lain.

Pendeknya,

pendidikan

hendaklah

mempersiapkan anak untuk hidup di dalam masyarakat.
Salah satu pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia adalah
Pendidikan

Kejuruan.


Pendidikan

kejuruan

adalah

pendidikan

yang

mempersiapkan pesertanya memasuki dunia kerja atau lebih mampu bekerja
pada bidang pekerjaan tertentu (earning a living). Dengan demikian salah satu
1

2

kata kunci dalam pendidikan kejuruan adalah relevansi, yang dapat
diterjemahkan sebagai kesesuaian bekal yang dipelajari dengan tuntutan dunia
kerja. Kesesuaian dalam kaitan itu harus dimaknai jenis maupun kualitasnya.
Artinya apa yang dipelajari siswa harus sesuai jenisnya maupun tingkatannya

dengan lapangan kerja yang akan dimasuki lulusan. SMK merupakan salah satu
jenis pendidikan kejuruan yang tentunya terikat oleh paradigma tersebut di atas
(Anonim, 2001: 6).
Sebagai konsekuensi dari paradigma tersebut, pengembangan SMK tidak
dapat dilepaskan dengan perkembangan dunia kerja. Karena secara prinsip SMK
merupakan lembaga pendidikan yang diarahkan pada penyerapan lulusan dalam
dunia usaha maupun dunia industri, dengan demikian dalam melaksanakan
pendidikan SMK harus terikat erat dengan dunia kerja, dengan menerapkan
prinsip demand driven. Adanya prinsip tersebut diharapkan pelaksanaan
pendidikan di SMK benar-benar sesuai dengan permintaan dunia kerja. Prinsip
demand driven (ketrampilan 2020) yang kini diikuti oleh SMK merupakan
konsekuensi logis pemikiran tersebut, sehingga perlu diikuti dengan langkahlangkah nyata.
Program kejuruan pada sekolah-sekolah menengah umumnya mencakup
bidang pelayanan (area service) dalam spektrum yang luas, akan tetapi programprogram sekolah kejuruan sekarang harus dapat menyediakan program yang
lebih baik daripada sekolah kejuruan maupun sekolah-sekolah khusus. Programprogram yang ada, dan yang direncanakan untuk masa depan tanpa memandang

3

jenis sekolah, harus didasarkan pada pertimbangan yang seksama secara cermat
tentang kecenderungan (trend) dalam masyarakat di masa yang akan datang.

Kenyataan yang ada pada sekolah kejuruan selama ini adalah pelaksanaan
pembelajaran masih mengacu pada sistem non blok. Dalam sistem non blok,
materi pelajaran praktik

yang belum selesai pada pertemuan pertama akan

dilanjutkan pada pertemuan berikutnya pada minggu yang berbeda. Keadaan ini
akan membuat praktik yang dilakukan siswa tidak mencapai ketuntasan yang
optimal, artinya praktik yang dilaksanakan hanya sepotong-potong sehingga
tidak mencapai kompetensi standar yang dipersyaratkan. Mengantisipasi
keadaan tersebut maka tepatlah kiranya apabila dilaksanakan sebuah sistem baru
yakni untuk kegiatan praktik

yang belum selesai pada pertemuan pertama

diselesaikan pada pertemuan hari berikutnya dalam minggu yang sama (Anonim,
2006: 32).
Proses pembelajaran melalui praktikum di laboratorium/bengkel
merupakan perwujudan dari suatu teori dalam bentuk kerja nyata, atau
melaksanakan suatu pekerjaan yang dilandasi oleh suatu teori tertentu. Di

sekolah, praktikum dapat juga diartikan sebagai suatu kegiatan yang
memberikan latihan kerja bagi subjek didik. Melalui praktikum, subjek
didik akan memperoleh pengalaman dalam bekerja serta dapat melihat
hubungan antara teori dan empirik (Salim, 2003: 1).
Kegiatan praktik juga akan memberikan pengalaman yang tidak diperoleh
dalam teori. Secara umum aspek-aspek yang diperhatikan dalam kegiatan praktik
adalah: tahapan persiapan/pemahaman tujuan praktik, metode praktik, analisis
temuan-temuan praktik serta evaluasi hasil praktik. Tahapan-tahapan tersebut
menjadi acuan siswa dalam melakukan praktikum pada suatu proses

4

pembelajaran. Oleh karena itu dilaksanakan sistem blok dalam pembelajaran di
Sekolah Menengah Kejuruan.
Guna mempersiapkan lulusan yang siap kerja, SMK Negeri 1 Tengaran
Kabupaten Semarang, memiliki berbagai unit produksi, salah satunya adalah
rekayasa perangkat lunak (RPL). Rekayasa perangkat lunak merupakan suatu
disiplin ilmu yang membahas semua aspek produksi perangkat lunak, mulai dari
tahap awal requirement capturing (analisa kebutuhan pengguna), specification
(menentukan spesifikasi dari kebutuhan pengguna), desain, coding, testing

sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan. Selain itu rekayasa perangkat
lunak juga dapat diartikan sebagai teknik pengembangan perangkat lunak yang
telah ada untuk kemudian dihasilkan sebuah perangkat lunak yang lebih efektif,
efisien, dan memudahkan penggunaannya.
Dari pengamatan sementara yang dilakukan di SMK Negeri 1 Tengaran,
khususnya pada kejuruan Teknologi Informatika, sejak kelas X, telah
diperkenalkan dengan perancangan perangkat lunak, sehingga pada kelas XII,
siswa telah memiliki kemampuan untuk membuat program aplikasi, yang
merupakan tugas akhir bagi setiap siswa. Dengan adanya tugas akhir tersebut
setiap siswa mempunyai motivasi untuk memiliki kemampuan membuat
program aplikasi.
Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini akan mengkaji
pengelolaan unit produksi rekayasa perangkat lunak (RPL) pada SMK Negeri 1
Tengaran Kabupaten Semarang.

5

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas, yang menjadi fokus
dalam penelitian ini adalah, bagaimana pengelolaan unit produksi rekayasa

perangkat lunak (RPL) di SMK Negeri 1 Tengaran, Kabupaten Semarang, yang
terbagi dalam 3 sub fokus yaitu:
1. Bagaimana karakteristik perencanaan unit produksi rekayasa perangkat lunak
(RPL)?
2. Bagaimana karakteristik pelaksanaan unit produksi rekayasa perangkat lunak
(RPL)?
3. Bagaimana karakteristik hasil unit produksi rekayasa perangkat lunak (RPL)?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan karakteristik perencanaan unit produksi rekayasa
perangkat lunak (RPL).
2. Untuk mendeskripsikan karakteristik pelaksanaan unit produksi rekayasa
perangkat lunak (RPL).
3. Untuk mendeskripsikan karakteristik hasil unit produksi rekayasa perangkat
lunak (RPL).
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah dan Guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi pelaksanaan
pembelajaran bagi SMK khususnya yang melaksanakan program
teknologi informatika.


6

b. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan bagi
siswa dalam merancang perangkat lunak.
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan literatur pada kejuruan
teknologi informatika di SMK.

E. Daftar Istilah
1. Pengelolaan

adalah

sebagai

proses

perencanaan,


pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Unit produksi adalah suatu usaha atau aktivitas yang berkesinambungan
dalam mengelola sumber daya sekolah untuk menghasilkan barang atau jasa
yang akan di jual untuk mendapatkan keuntungan secara optimal.
3. Rekayasa perangkat lunak adalah suatu disiplin ilmu yang membahas semua
aspek produksi perangkat lunak, mulai dari tahap awal yaitu analisa
kebutuhan pengguna, menentukan spesifikasi dari kebutuhan pengguna,
disain,

pengkodean,

digunakan.

pengujian

sampai


pemeliharaan

sistem

setelah